Anda di halaman 1dari 7

STEP 5

1. bagaimana cara dokter melakukan anamnesa pada pasien seperti skenario di atas ?
2. penyebab sinusitis apa saja ? ada kaitan atauu tidak
Sinusitis adalah peradangan pada dinding sinus yang merupakan rongga kecil berisi udara
dan terletak pada struktur tulang wajah. Saat terinfeksi, rongga ini akan terisi lendir dan
terjadi pembengkakan pada selaput lendir sehingga membuat sumbatan. Ada dua jenis
sinusitis, yaitu akut dan kronis. Pengelompokan sinusitis sendiri berdasarkan durasi
gejala yang muncul.
Penyebab sinusitis yang paling sering dijumpai adalah akibat bakteri dan virus. Jika
disebabkan oleh virus, sinusitis akan menjadi penyakit menular. selain itu juga dapat
disebabkan oleh parasit dan jamur. Terdapat berbagai faktor yang meningkatkan risiko
seseorang terkena sinusitis, antara lain:
Adanya kelainan struktur atau bentuk dari saluran hidung, seperti polip hidung atau
penyimpangan septum hidung.
Masalah pernapasan yang disebabkan oleh sensitivitas terhadap obat-obatan jenis
tertentu.
Pengidap asma, orang yang mengidap asma lebih rentan mengalami sinusitis kronis.
Terpapar asap rokok secara berlebihan dan jangka waktu panjang.
Gejala alergi yang muncul bagi sebagian orang.
SUMBER : Worrall, G. (2011). Acute Sinusitis. Canadian Family Physician, 57(5), pp.
565-567.
3. diagnosis kasus lain di skenario ?
4. penyebab sariawan di skenario ?
Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa

mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak

cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Sariawan dapat

disebabkan oleh luka tergigit, mengkonsumsi air dingin atau air panas, alergi, stress,

kekurangan vitamin C, vitamin B dan zat besi. Pada luka yang telah terbentuk di

mukosa mulut ini, akan terdapat jamur Candida albicans. 

SUMBER :

5. mekanisme obat metformin ?


Metformin adalah antihiperglikemia oral golongan biguanid. Mekanisme aksi utamanya
adalah menurunkan kadar glukosa guna menimbulkan penurunan glukoneogenesis hati.
Fosforilasi protein CREB menghasilkan penurunan ekspresi gen untuk glukoneogenesi
dan menurunkan asam lemak bebas hasil glukoneogenesis substrat. Dilain hal, metformin
meningkatkan insulin-mediated glukose uptake di jaringan perifer. Metformin diabsorbsi
di saluran cerna. Absorbsi metformin tidak optimal bila dikonsumsi saat makan.
Metformin dieksresikan dalam urin dan ASI tanpa diubah dan tanpa adanya produk
metabolit. abolit . Efek samping tersering dalam penggunaan metformin sebagai
monoterapi adalah gangguan saluran cerna seperti, diare, mual, muntah, dan nyeri
abdomen
SUMBER : M. Panji Bintang Gumantara 1 , Rasmi Zakiah Oktarlina Perbandingan
Monoterapi dan Kombinasi Terapi Sulfonilurea-Metformin terhadap Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 | Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017
6. pada skenario, butuh pemeriksaan penunjang apa sja ? (jika butuh)
Pada kasus ini, dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti :
Pemeriksaan penunjang awal yang sangat penting dalam mendiagnosis benjolan tiroid
adalah ultrasonografi (USG) leher dan pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid (untuk
skrining bisa diperiksa TSH, atau TSH dan T4). Untuk membedakan apakah benjolannya
ganas atau jinak, dilakukan biopsi jarum halus (biopsi kecil) yaitu mengambil sebagian
kecil nodulnya tanpa operasi oleh dokter spesialis penyakit dalam dan hasilnya dibaca
oleh seorang dokter spesialis patologi apa jenis sel di dalam benjolan tersebut dan apakah
dia jinak atau ganas.
Sampel Hidung dan Sinus
Tes laboratorium umumnya tidak diperlukan untuk mendiagnosis sinusitis akut. Namun,
ketika kondisi gagal merespons pengobatan atau memburuk, sampel jaringan (kultur) dari
hidung atau sinus mungkin membantu menemukan penyebabnya, seperti infeksi bakteri.
SUMBER : 1Gabriela Tampatty 2Vonny Tubagus 2Alfa Rondo EJOURNAL UNSTRAT
2019. PROFIL PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI PADA PASIEN STRUMA
DIBAGIAN/SMF RADIOLOGI FK UNSRAT RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO PERIODE JANUARI 2018 - JUNI 2018
7. bagaimana cara pmeriksaan kelenjar limfe pada kasus di atas ?
Cara pemeriksaan kelenjar limfe secara keseluruhan :
a. Limfonodi Submandibular: Pasien diminta duduk dengan posisi kepala sedikit
menunduk dan operator dari belakang (arah jam 11), keempat jari diletakkan di bagian
dasar mulut, medial dari margo inferior mandibularis, dengan jari tengah untuk
melakukan palpasi.
b. Limfonodi occipital, palpasi di atas batas rambut sekitar 2,5 cm.
c. Limfonodi auricular, palpasi nodul pre dan post auricular bilateral menggunakan tapak
jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.
d. Limfonodi cervical anterior dan posterior. Untuk anterior, palpasi medial nodul dari
musculus sternocleidomastoid dengan teknik palpasi bidigital (dua jari tangan kanan
saja). Untuk posterior, menggunakan teknik palpasi bimanual yaitu keempat jari dari
kedua tangan.
e. Limfonodi submental, palpasi dengan menggunakan tapak jari telunjuk, jari tengah dan
jari manis di bawah dagu area nodul submentalis.
f. Limfonodi supraclavicula, diperiksa menggunakan palpasi bimanual bertekanan ringan
dari superior ke arah klavikula.
g. Limfonodi parotis, palpasi daerah parotis dengan ketiga jari tangan kanan dan kiri
(bimanual) di bagian depan dan bawah telinga kiri dan kanan.
Dalam scenario Pasien mengatakan merasa sakit pada bagian depan telinga, dimana itu
merupakan tempat kelenjar limfe parotid. Dalam pemeriksaan EO pada skenrio diatas
juga ditemukan bahwa wajah pasien tidak simetris. Ini bisa saja dikarenakan adanya
pembengkakan pada kelenjar parotid yang menandakan terjadi infeksi selain itu, pasien
juga merasakan nyeri.
Sumber : drg. Aprilia Yuanita Anwaristi,MDSc.,Sp.Perio, dkk. MODUL SKILL LAB III
SEMESTER III TAHUN AJARAN 2021/2022. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021
8. jelaskan karakteristik penyakit DM tipe 1 dan 2 !
Jawab :
Diabetes tipe 1 : diabetes tipe ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin tidak
dapat atau kurang mampu memproduksi insulin.
Akibatnya insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Gula menjadi menumpuk
dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel.
Pasien diabetes tipe 1 bergantung pada insulin. Ia memerlukan suntikan insulin setiap
hari untuk mencukupi kebutuhan insulin dalam tubuh. Diabetes ini biasanya diderita oleh
orang yang tergolong sangat muda. Namun kadang juga ditemukan pada usia dewasa.
Diabetes tipe 1 ini adalah penyakit otoimun,ya itu penyakit yang disebabkan oleh
gangguan sistem imun atau kekebalan tubuh si pasien dan mengakibatkan rusaknya sel
pankreas. Teori lain menyebutkan bahwa kerusakan pankreas akibat pengaruh genetik
infeksi virus atau malnutrisi.
Diabetes tipe 2 : ini adalah jenis yang paling sering dijumpai. Biasanya terjadi pada usia
di atas 40 tahun tetapi juga dapat timbul di usia atas 20 tahun
pada diabetes 2 pankreas masih bisa membuat insulin tetapi kualitasnya buruk dan tidak
dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya gula darah meningkat,pasien tidak perlu suntikan
tambahan insulin dalam pengobatannya tetapi memerlukan obat untuk memperbaiki
fungsi insulin itu, menurunkan gula, dan memperbaiki pengolahan gula di hati.
Sumber : tandra, H. 2017.buku Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes.
PT Gramedia pustaka utama Jakarta
9. jelaskan manisfestasi oral DM !
Jawab : Menurut ADA (American Diabetes Assocation) diabetes melitus
(DM) merupakan penyakit metabolik yang mempunyai karakteristik
hiperglikemi dan terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. Penyakit diabetes melitus dapat menimbulkan beberapa manifestasi didalam
rongga mulut diantaranya :
1. Xerostomia (Mulut Kering) Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan
aliran saliva (air liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing,
di mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari
dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak
nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi
ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang.
2. Gingivitis dan Periodontitis. Dari seluruh komplikasi Diabetes Melitus, Periodontitis
merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit dan
Diabetes Melitus adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir
sekitar 80% pasien Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis
antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi mengkilat,
tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan
tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.
3. Stomatitis Apthosa (Sariawan) Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang,
namun penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh penderita
diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah
yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh
jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita
diabetes.
4. Rasa mulut terbakar Penderita diabetes biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau
mati rasa pada mulutnya. Biasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati rasa
pada bagian wajah
5. Oral thrush, atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh
jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada penderita Diabetes Melites
kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik
dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur
candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush.
6. Dental Caries (Karies Gigi) Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi
kenaikan terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada
diabetes aliran cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat
kariogenik. Pada penderita Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur
berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah
makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan
gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut
menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi
SUMBE R: Drg. Irwati Lubis. MANIFESTASI DIABETES MELITUS
DALAM RONGGA MULUT- POLTEKESS JAKARTA
10. jelaskan macam2 resesi !
Jawab : Resesi gingiva merupakan suatu keadaan tepi gingiva dan epitel cekat bergeser
kearah apical sehingga permukaan akar gigi menjadi terbuka. Secara klinis, resesi gingiva
ditandai oleh posisi puncak gingiva tepi yang terletak disebelah apical garis antara
enamel dengan sementum gigi. Klasifikasi resesi gingiva berdasarkan keadaan marginal
gingiva terhadap CEJ dan mucogingival junction menurut Miller yaitu :
Kelas I: Margin gingiva yang mengalami resesi belum terjadi perluasan ke daerah
mucogingival junction, serta belum mengalami kehilangan jaringan lunak dan tulang
alveolar pada daerah interdental;
Kelas II: Margin gingiva yang mengalami resesi, sudah mengalami perluasan
mencapai atau melebihi daerah mucogingival junction. Akan tetapi belum mengalami
kerusakan atau kehilangan jaringan lunak dan tulang alveolar pada daerah interdental;
Kelas III: Margin gingiva yang mengalami resesi, sudah mengalami perluasan
mencapai atau melebihi daerah mucogingival junction, sudah disertai kerusakan atau
kehilangan jaringan lunak dan tulang alveolar pada daerah interdental;
Kelas IV: Margin gingiva yang mengalami resesi yang parah, sudah mengalami
perluasan mencapai atau melebihi mucogingival junction, disertai kehilangan tulang
alveolar dan jaringan lunak pada area interdental setinggi perluasan apikal dari resesi
margin gingiva.Sumber : Caranza, F.A., Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold,
P.R., 2012, Carranza's Clinical Periodontology, 11th ed, Saunders Elsevier, China.

Anda mungkin juga menyukai