Anda di halaman 1dari 14

2019 Sistem

Pernapasan
Pengantar Biopsikologi

Editor:
Raysha Agustini., S.Psi., M.Si
SISTEM PERNAPASAN

A. Sistem Pernapasan Manusia


Energi yang diperoleh manusia dapat dihasilkan dari respirasi. Respirasi
merupakan proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di
dalam sel. Untuk menunjang proses tersebut, diperlukan adanya oksigen sebagai
zat pengoksidasi. Penyediaan bahan bakar untuk sel-sel tubuh memerlukan
pertukaran gas-gas dengan lingkungan. Manfaat respirasi pada manusia adalah
untuk meningkatkan fungsi paru-paru, membuat tekanan darah stabil, membuang
toksin (racun) di dalam tubuh, dan melancarkan aliran limfatik.
Respirasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Respirasi luar dan
respirasi dalam. Respirasi luar merupakan pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) yang terjadi di antara darah dan udara. Sedangkan respirasi
dalam merupakan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) dari aliran
darah ke sel-sel di seluruh tubuh. Pernapasan (respirasi) manusia terdiri dari
respirasi selular dan respirasi paru-paru.
1. Respirasi Seluler
Respirasi seluler merupakan penggunaan oksigen pada metabolisme
karbohidrat, yaitu konversi glukosa menjadi ATP di dalam sel. Respirasi
seluler terbagi menjadi tiga tahapan utama yaitu glikolisis, siklus kreb, dan
rantai transpor electron.
Oksigen diperlukan untuk membantu proses pemecahan glukosa
menjadi ATP. Langkah pelepasan awal hanya dua molekul ATP untuk setiap
glukosa, selanjutnya melepaskan lebih banyak ATP.

2. Respirasi Paru
Respirasi paru merupakan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2) antara organisme dan lingkungan eksternalnya.

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


B. Mekanisme Respirasi
Respirasi adalah seluruh rangkaian proses sejak pengambilan oksigen serta
pengeluaran karbondioksida dan uap air. Proses respirasi terdiri dari empat
mekanisme, yaitu:
1. Ventilasi paru-paru yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfer
dan alveoli (gelembung paru-paru). Udara luar masuk ke dalam tubuh dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah.

2. Pertukaran Gas Melalui Proses Difusi


Setelah udara masuk ke saluran pernapasan dan sampai ke alveoli,
kemudian terjadi proses difusi dari alveoli ke pembuluh kapiler paru, dan
difusi karbondioksida dari kapiler darah ke alveoli. Terjadinya difusi antara
lain karena adanya perbedaan konsentrasi atau perbedaan tekanan dari gas
oksigen dan karbondioksida diantara kapiler darah dan alveoli. Difusi terjadi
di daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.

3. Transportasi Oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2)


a. Transportasi Oksigen (O2)
Pada keadaan normal, pengangkutan oksigen dari paru-paru ke
jaringan dibawa oleh oksihemoglobin (97%) dan sisanya (3%) dibawa
sisanya (terlarut) dibawa dalam bentuk cairan plasma eritrosit. Pada
orang normal tiap-tiap 100 garam aterial mengandung hampir 15 gram
hemoglobin (Hb), dan tiap gram hemoglobin (Hg) dapat berikatan
maksimal kira-kira 1,34 ml oksigen. Jika seseorang kekurangan
hemoglobin (Hb), berarti jumlah oksigen yang diangkut ke sel dan
jaringan tubuh berkurang sehingga dapat menimbulkan hipoksia pada
jaringan (jaringan kekurangan oksigen).

b. Transportasi Karbondioksida (CO2)


Pada orang normal, dalam keadaan istirahat rata-rata 4 ml
karbondioksida diangkut dari jaringan ke paru-paru pada setiap 100 ml

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


darah. Pengangkutan karbondioksida dalam darah dilakukan dengan
tiga cara, yaitu:
1) Pengangkutan karbondioksida dalam bentuk terlarut. Kira-kira
7% karbondioksida diangkut dalam bentuk terlarut dalam cairan
darah.
2) Pengangkutan karbondioksida dalam bentuk ion dikarbonat.
Karbondioksida yang larut dalam plasma eritrosit bereaksi
dengan air untuk membentuk asam karbonat.
3) Pengangkutan karbondioksida dengan karbaminohemoglobin.
Kurang lebih 23% karbondioksida juga diangkat dengan
hemoglobin yang disebut karbaminohemoglobin.

4. Kontrol Respirasi
Sistem kontrol respirasi diatur oleh kerja sistem saraf pusat, yang
meliputi pengontrolan secara sadar (volunter) dan secara tidak sadar
(involunteer).
a. Secara sadar, pusat pengontrolan respirasi berada di pusat kesadaran
pada korteks.
b. Secara tidak sadar, pusat pengontrolan respirasi berada di medulla
oblongata dan pons varolli.

C. Homeostasis
Homeostasis merupakan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
lingkungan di dalam tubuh secara konstan. Homeostasis pada saluran pernapasan
dilakukan dengan pertukaran gas dan regulasi pH darah.
1. Pertukaran Gas
Pertukaran gas dilakukan oleh paru-paru dengan menghilangkan
karbondioksida dan menggantinya dengan oksigen yang dibutuhkan oleh
organ. Energy yang dihasilkan dari pertukaran gas berguna untuk
menjalankan fungsi-fungsi tubuh seperti kondusif saraf dan kontraksi otot.

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


2. Regulasi pH Darah
Darah masuk ke kapiler dalam paru-paru, kemudian ion bikarbonat dan
ion hidrogen diubah menjadi asam karbonat (H2CO3), lalu kembali menjadi
karbondioksida dan air.
Hilangnya ion tersebut membuat darah memiliki pH netral sehingga
hemoglobin (Hb) dapat mengikat oksigen. pH darah normal ditetapkan
sebesar 7,4 yang sedikit alkali. Jika pH darah turun dibawah 7,2 atau naik
diatas 7,6 maka otak akan berhenti berfungsi normal dan akan dalam masalah.
Tingkat pH darah dibawah 6,9 atau diatas 7,9 biasanya fatal.

D. Mekanisme Sistem Pernapasan Manusia


Dalam proses respirasi, terdapat dua siklus yaitu inspirasi (proses masuknya
udara ke dalam tubuh) dan ekspirasi (proses pengeluaran udara dari dalam tubuh).
Proses inspirasi merupakan proses aktif yang dilakukan oleh kerja otot
(memerlukan kontraksi otot), sedangkan proses ekspirasi merupakan proses pasif
karena tidak memerlukan kontraksi otot). Terdapat dua mekanisme pernapasan
pada manusia, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada merupakan proses naik (elevasi) dan turun (depresi)
tulang rusuk yang memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior
rongga dada.
a. Proses Inspirasi
Pada fase inspirasi pernapasan dada, terdapat kontraksi otot antar
tulang rusuk (otot interkostalis eksternal). Kontraksi ini membuat rusuk
naik terangkat. Mekanisme inspirasi pernapasan dada adalah sebagai
berikut:
Otot interkostalis eksternal berkontraksi → tulang rusuk
terangkat (elevasi) → volume rongga dada membesar → paru-paru
mengembang → tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil
dari tekanan udara di luar → udara luar masuk ke paru-paru.

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


b. Proses Ekspirasi
Proses ekspirasi merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antar tulang rusuk (otot interkostalis eksternal) ke posisi semula. Pada
fase ini, tulang rusuk menurun sehingga rongga dada menjadi kecil.
Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:
Otot interkostalis eksternal relaksasi → tulang rusuk menurun
(depresi) → volume rongga dada mengecil → paru-paru menyusut →
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dari tekanan udara di luar →
udara keluar dari paru-paru.

2. Pernapasan Perut
Mekanisme pernapasan perut melibatkan aktifitas otot-otot diafragma
yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
a. Proses Inspirasi
Pada fase ini terjadi kontraksi otot diafragma sehingga rongga
dada membesar. Kontraksi otot diafragma mengakibatkan tekanan di
dalam rongga dada menjadi lebih kecil dari tekanan di luar, sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam tubuh. Mekanisme
inspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot diafragma berkontraksi → otot diafragma yang melengkung
menjadi mendatar → volume rongga dada membesar → paru-paru
mengembang → tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dari tekanan
udara di luar → udara masuk.

b. Proses Ekspirasi
Fase ekspirasi merupakan fase relaksasi otot diafragma (kembali
ke bentuk semula), yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Mekanisme ekspirasi pernapasan perut
adalah sebagai berikut:

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


Otot diafragma relaksasi → otot diafragma yang mendatar
kembali melengkung → volume rongga dada mengecil → paru-paru
mengempis→ tekanan udara di paru-paru lebih besar dari tekanan udara
di luar → udara keluar dari paru-paru.

E. Anatomi Sistem Pernapasan pada Manusia


Anatomi sistem pernapasan terdiri atas saluran dan organ pernapasan, serta
pompa ventilasi paru-paru. Saluran pernapasan adalah tabung atau pipa yang
mengangkut udara dari atmosfer ke kantong udara (alveolus) organ paru-paru.
Saluran pernapasan dibagi menjadi saluran pernapasan atas (hidung, mulut, faring,
laring) dan saluran pernapasan bawah (trakea, bronki, bronkiolus, paru-paru).
Pompa ventilasi paru-paru terdiri atas dinding dada, otot pernapasan, pusat saraf
pernapasan diotak. Serta saraf yang menghubungkan pusat pernapasan dengan otot
pernapasan. Organ sistem pernapasan manusia, yaitu :
1. Organ-organ Sistem Pernapasan
a. Hidung (Nasal)
Hidung (nasal atau naso) merupakan saluran utama yang dilapisi
dengan selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir
berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang
berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.
Selain itu terdapat konka yang terdiri dari banyak kapiler darah,
fungsinya adalah untuk menghangatkan udara yang masuk ke dalam
paru-paru.
Hidung terdiri dari dua lubang yang di pisahkan oleh sekat
hidung. Hidung berbentuk piramida yang tersusun dari tulang keras,
tulang rawan hialin, dan jaringan vibroaerolar.
Rongga hidung (cavum nasalis) memiliki bagian internal dan
eksternal. Bagian eksternal hidung mengandung folikel rambut,
kelenjar keringat, dan sebasea (lemak). Bagian internal dipisahkan

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


menjadi rongga hidung kanan dan kiri, masing-masing rongga hidung
terdapat tiga ruang kecil yaitu meatus superior, media, dan inferior.
Bagian internal rongga hidung juga memiliki rambut-rambut halus
(vibrissae).

b. Tekak (Faring)
Faring adalah daerah dimana terjadi persilangan antara jalur
untuk sistem pernapasan dan pencernaan. Faring memiliki panjang
kurang lebih 5 inci memanjang dari dasar tenggorokan sampai
esofagus. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara
yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang
ditelan. Selain itu, faring juga berfungsi sebagai penyaring, pengatur
tekanan, dan juga dapat mengatur kelembaban udara yang masuk.
Udara ini akan diteruskan ke batang tenggorokan (trakea). Faring
terletak di depan cervical vertebrata dan terdiri atas tiga bagian yaitu:
1) Nasofaring
Nasofaring adalah bagian faring yang terletak pada bagian
belakang rongga hidung. Nasofaring merupakan satu-satunya
bagian faring yang hanya dapat dilalui oleh udara, sedangkan
bagian faring lainnya dapat dilalui oleh udara maupun makanan.
Nasofaring berasal dari dua kata, yaitu naso yang artinya hidung
dan faring yang artinya tenggorokan, oleh karena itu nasofaring
juga dikenal sebagai saluran hidung-tenggorok. Nasofarig
memiliki ukuran lebar dan panjang masing berkisar antara 2-4
cm. Nasofaring berfungsi untuk mengatur tekanan udara dari
lingkungan luar dan membunuh bakteri yang terbawa dari
lingkungan luar.
2) Orofaring
Orofaring merupakan bagian faring yang terletak di
belakang rongga mulut. Orofaring dapat dilewati udara dan
makanan sehingga berperan dalam sistem pernapasan dan sistem

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


pencernaan. Selain itu orofaring memiliki klep yang berfungsi
mengatur makanan agar tidak masuk ke saluran pernapasan, klep
ini disebut epiglotis. Epiglottis dapat menutup saluran pernapasan
(terbukanya saluran pencernaan) saat menelan makanan dan
membuka saluran pernapasan (tertutupnya saluran pencernaan)
saat proses bernapas. Pada bagian dinding lateral (kiri dan kanan)
orofaring terdapat tonsil platina yang merupakan massa jaringan
limfatik, tonsil ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi.
3) Laringofaring
Laringofaring adalah bagian paling akhir dari faring.
Laringofaring sering juga disebut dengan hipofaring. Bagian ini
juga dapat dilewati oleh udara dan makanan. Laringofaring
dilapisi oleh sel epitel skuamosa berlapis. Laringofaring
merupakan tempat pertemuan antara saluran pernapasan dengan
saluran pencernaan. Pada saat proses menelan maka saluran
pernapasan tertutup, hal ini yang menyebabkan bahwa manusia
tidak dapat menelan sambil bernapas.

c. Kotak Suara (Laring)


Laring adalah saluran udara yang terletak dari bagian depan
faring hingga bagian bawah trakea. Fungsi utama laring adalah
menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan, ligamen, dan membran. Pada
laring terdapat tonjolan jakun, epiglotis, dan pita suara. Pita suara
merupakan jaringan elastik yang melintang dipintu masuk laring. Pita
suara berjumlah dua buah, pita suara palsu yang terletak dibagian atas
dan pita suara sejati yang terletak dibagian bawah. Suara dihasilkan
pada saat otot-otot pita suaraberfibrasi dan menggetarkan udara yang
masuk melalui pita suara.

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


Struktur laring, laring terdiri dari sembilan buah tulang rawan
yang tersusun sedemikian rupa sehingga serupa kotak. Dari sembilan
tulang rawan tersebut, terdapat tiga tulang yang sangat penting, yaitu:
1) Tulang rawan tiroid atau jakun (Adam’s Apple), merupakan
tulang rawan terbesar. Pada laki-laki, tulang rawan ini lebih besar
dibandingkan dengan wanita. Tulang rawan tiroid berfungsi
untuk melindungi pita suara.
2) Epiglotis atau tulang rawan penutup, yaitu tulang rawan yang
kecil. Satu sisi dari epiglottis melekat pada tulang rawan tiroid
dan sisi lainnya bebas. Epiglotis berfungsi sebagai penutup
lubang menuju laring agar makanan tidak masuk ke saluran
pernapasan.
3) Tulang rawan krikoid, berbentuk seperti cincin stempel dan
terletak di bagian paling bawah pada laring. Bagian stempelnya
merupakan dinding posterior laring.

d. Batang Tenggorokan (Trakea)


Trakea merupakan saluran lanjutan dari laring, memiliki panjang
9-11 cm, dan dibentuk oleh 16-20 cincin tulang rawan. Trakea
berbentuk seperti huruf C. Tulang rawan pada trakea berfungsi
mempertahankan agar trakea tetap terbuka. Pada bagian dalam saluran
dilapisi oleh selaput lendir dari sel-sel epitel bersilia dan sel goblet. Silia
hanya bergerak menuju ke arah laring, sehingga dapat mengeluarkan
debu dan butiran benda asing halus yang masuk bersama udara
pernapasan. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda
asing yang masuk ke saluran pernapasan.

e. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)


Bronkus merupakan cabang kanan dan kiri dari trakea, serta
memiliki struktur yang sama dengan trakea. Fungsi utama bronkus
adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


Setiap bronkus bermuara pada suatu paru-paru. Bronkus sebelah kanan
lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus sebelah kiri. Bronkus
kanan masuk ke paru-paru kanan, dan bronkus kiri masuk ke paru-paru
kiri. Cabang-cabang bronkus disebut bronkiolus. Pada bronkiolus tidak
terdapat cincin kartilago, tetapi tetap mengandung sel-sel bersilia.
Diujung bronkiolus terminal terdapat alveolus.

f. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru merupakan organ pernapasan utama berbentuk kerucut,
terdiri atas jaringan elastik yang berpori-pori seperti spons dan berisi
udara. Paru-paru terletak di dalam rongga toraks (dada) sebelah kanan
dan kiri yang dipisahkan oleh jantung, diatas diafragma.
Struktur paru-paru tersusun dari 300 juta alveolus. Setiap alveolus
mengandung 1 lapisan sel epitel skuamosa (pipih) dan dikelilingi oleh
pembuluh kapiler. Di dalam paru-paru, bronki bercabang menjadi
tubulus-tubulus kecil yang dikenal sebagai bronkiolus. Bronkiolus terus
bercabang menjadi pembuluh lebih kecil dan akhirnya membentuk
cabang terkecil yaitu bronkiolus terminal. Bronkiolus terminal
bercabang lagi membentuk duktus alveoralis dan berakhir pada sarkus
alveoralis.
Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster) dan paru-paru kiri (pulmo sinister). Paru-paru kanan terdiri dari
lobus superior, lobus intermedia, dan lobus inferior. Paru-paru kiri
terdiri dari lobus superior dan inferior.
Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura, sedangkan
pleuraparietalis melekat pada dinding rongga koraks. Paru-paru
mengembang karena ada udara masuk, maka selaput pleura yang basah
dan halus kemudian bergeser satu sama lain dengan mudah, sehingga
terhindar dari kerusakan akibat gesekan.

2. Tabung Udara

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


Ruang mati anatomi (anatomic dead space) merupakan ruang dalam
saluran pernapasan bawah yang tidak mengalami pertukaran gas karena tetap
berada di saluran udara penghantar atau mencapai alveolus yang tidak perfusi
atau perfusi yang buruk. Ruang mati anatomi dalam saluran pernapasan yaitu
zona konduksi. Volume ruang mati anatomi adalah ±150 ml.

F. Gangguan pada Sistem Pernapasan


Terdapat beberapa penyakit pada sistem pernapasan manusia, yaitu sebagai
berikut:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), peradangan pada saluran
pernapasan mulai dari hidung sampai paru-paru. ISPA disebabkan oleh virus
atau bakteri yang mudah menular.
2. Asma, penyakit yang terjadi karena penyempitan saluran pernapasan.
Penyebabnya biasanya adalah alergi terhadap debu, pasir, bulu, serangga,
kecil ataupun rambut.
3. Tuberkulosis (TBC), penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini menyerang paru-paru dan menimbulkan bintil-bintil
pada dinding alveolus. Karena ada bintil-bintil tersebut, proses difusi oksigen
terganggu.
4. Kanker paru-paru, merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dapat
dialami oleh semua umur, baik dari yang tua hingga yang muda. Penyakit ini
disebabkan karena sel kanker paru-parudan terus tumbuh tidak terkendali.

G. Studi Kasus
Terdapat dua studi kasus yang berkaitan dengan sistem pernapasan, yaitu
asma, psikosomatis, dan dipnea.
1. Asma
a. Aspek Fisik
Asma adalah gangguan pada rongga saluran pernapasan yang
diakibatkan oleh kontraksi otot polos pada trakea dan mengakibatkan
penderita sulit bernapas. Ditandai dengan kontraksi yang kaku dari

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


bronkiolus.Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus
terhadap benda-benda asing di udara.

b. Aspek Psikologis
Stres menimbulkan perubahan psikologis pada tubuh seseorang.
Perubahan tersebut kemudian memaksa tubuh mereka memproduksi
histamin dan leukotrin dalam jumlah besar. Reaksi inilah yang
kemudian menyebabkan penegangan otot-otot di sekitar saluran nafas
yang memicu timbulnya serangan asma. Perubahan keadaan emosi
yang cepat bisa pula memaksa tubuh untuk berkoordinasi dengan cepat.
Hal ini menempatkan tubuh pada situasi yang sulit dan dengan beban
mental yang berat. Keadaan psikologis tersebut bisa memicu serangan
asma yang drastis, bahkan pada seseorang yang cenderung tenang
sekalipun.

2. Psikosomatis
a. Aspek Fisik
Psikosomatis dapat menyebabkan terjadinya sakit kepala,
berkeringat, nyeri lambung dan dapat menyebabkan seseorang terkena
penyakit asma.
b. Aspek Psikologis
Psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran
mempengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan fisik..

3. Dipnea
a. Aspek Fisik
Dipnea menurut definisi American Thoracic Society (ATS)
didefinisikan sebagai pengalaman subyektif ketidaknyamanan dalam
bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang bervariasi dalam
intensitas secara kualitatif.

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si


b. Aspek Psikologis
Penelitian sejauh ini memperlihatkan emosi dikaitkan dengan
penurunan keakuratan pada persepsi dipnea yang membutuhkan
pengobatan yang tepat. Terlihat bahwa setelah menghirup zat placebo,
yang diyakini sebagai zat bronchoconstiritf, pasien asma yang
menderita emosionalitas negatif yang tinggi lebih merasakan gejala
dispneik ketimbang gejala emosi negatif yang rendah. Demikian pula,
data memperlihatkan bahwa orang-orang yang memiliki
kecenderungan negatif yang tinggi lebih rentan dibandingkan dengan
orang-orang yang memiliki kecenderungan negatif yang rendah dalam
merasakan gejala dipneatik.

REFERENSI
Harlan, J. (2018). Biopsikologi. Depok: Universitas Gunadarma.

Editor:
Raysha Agustini, S.Psi., M.Si

Disusun Oleh:

Deo Christo R Annisa Daffa A Adzania Nur A


Desy Wulandari Devi Monica S Ahmad Rafif
Raden Larazati C.P Hasna Nur I Dinda Astriansyah
Talisha Rahmi R Marcell Yohama F.A Fadhilah Umaira A
Winda Nurmayanti Primaulia Anamaya Laura Annissa S
Reyna Rosephine A

SISTEM PERNAPASAN Raysha Agustini., S.Psi., M.Si

Anda mungkin juga menyukai