NIM : 131711133014
KELAS : A2
RESUME : IKD 1
KEBUTUHAN OKSIGENASI
1. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2.
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunkan
untuk kelangsungan metabolism sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel.
Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami
kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan
oksigen merupakan kebuthan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan
kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional.
7. Gangguan Oksigenasi
1) Gangguan irama atau frekuensi pernapasan
2) Insufiensi pernapasan
3) Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Hipoksia dapat dibedakan menjadi:
a. Hipoksemia
Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri.
b. Hipoksia hipokinetik
c. Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya bendungan atau
sumbatan.
d. Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang
berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari
penggunaanya.
e. Hipoksia hidrostatik
Hipoksia hidrostatik yaitu keadaan dimana darah di kapiler jaringan mencukupi,
tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida.
4) Anoksia
Anoksia merupakan suatu kondisi berupa berkurangnya availabilitas atau
ketersediaan oksigen di dalam sel. Anoksi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Anoksia anoksia
Anoksia anoksia dapat terjadi karena gangguan pada sistem respirasi dan sumber
oksigen.
b. Stagnan anoksia
Terjadi karena adanya gangguan availabilitas oksigen karena gangguan
transportasi di pembuluh darah akibat kemampuan jantung sebagai pompa tidak
adekuat (misalnya gagal jantung)
c. Anemik anoksia
Gangguan anoksia ini terjadi karena gangguan ikatan oksigen dengan Hb akibat
jumlah eritrosit sebagai pembawa oksigen berkurang (anemia) atau eritrosit
cukup tetapi kadar Hb yang rendah atau keracunan gas CO.
d. Histotoksik anoksia
Suatu keadaan dimana kadar oksigen yang cukup di jaringan tidak dapat
dimanfaatkan oleh sel secara optimal. Hal ini dapat disebabkan karena defisiensi
enzim-enzim yang memfasilitasi masuknya oksigen ke sel atau karena keracunan
sianida yang merusak enzim-enzim tersebut.
PRAKTIKUM OKSIGENASI
1. Jumlah cairan dalam tubuh : 40-80% dari BB tergantung dari usia, jenis kelamin dan lemak
tubuh
2. Usia dewasa jumlah cairan dalam tubuh 40% dari BB
3. Bayi jumlahnya lebih banyak dari orang dewasa
4. Asupan Cairan Harian: Minuman dan makanan 2100 ml/hari, hasil sampingan oksidasi
200ml/hr (Total 2300 ml/hr)
5. Faktor yang mempengaruhi Asupan :
Cuaca
Kebiasaan
Tingkat aktivitas fisik
6. Macam – macam cairan :
1) Cairan Ekstraselular (14 liter) :
a. Plasma
b. Cairan Interstitial
2) Cairan Intraselular
7. Fungsi air
Sebagai media transportasi bagi zat makanan dan oksigen menuju sel dan sisa metabolism
sel ke organ eliminasi
Mengantarkan hormone dari organ penghasil menuju sel/organ target
Memudahkan proses metabolism di dalam sel
Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
Membantu dalam mempertahankan suhu tubuh
Memudahkan pencernaan dan eliminasi,
Sebagai pelumas jaringan, dan
Sebagai pembentuk struktur tubuh
8. Elektrolit
1) Kation (muatan +) = Na, K, Ca, Mg,
2) Anion (muatan -) = Cl dan HCO3
Konsentrasi anion dan kation seimbang dan relatif tetap
9. Natrium (Na)
Elektrolit utama cairan ekstrasel, dalam keadaan normal konsentrasinya dipertahankan
antara 135-145 mEq/L. Didapatkan : sosis, kecap, mustard, keju, sayuran kalengan, roti,
sereal dan makanan kecil yang asin. Dieksresikan : melalui ginjal, sebagian kecil melalui
feses dan perspirasi. Fungsi:
Mengatur volume cairan dalam tubuh
Berpartisipasi dalam membentuk dan transmisi impuls saraf.
Difusi antara cairan interstisial dan cairan intraselular dapat terjadi melalui beberapa
mekanisme:
o Na+ , K+,dan Ca2+ melalui pompa proton → jika diluar sel terjadi muatan positif
yang terlalu besar maka tubuh akan mengkompensasinyua dengan mengeluarkan
muatan negatif dari intraselular.
Melalui ikatan dengan protein carier yang reversible yang dapat melewati membran (difusi
yang difasilitasi).
o Glukosa → insulin dan asam amino berdifusi dengan bantuan ikatan membran-
protein karier.
20. Osmotik
Pertukaran cairan antara ruangan interstisial dan intraselular yang terjadi karena perbedaan
konsentrasi zat terlarut nondifusif. Perpindahan air dari kompartemen yang hipoosmolar
menuju kompartemen yang hiperosmolar. Dinding kapiler mempunyai ketebalan 0,5μm,
terdiri dari satu lapis sel endotel dengan dasar membran. Celah interseluler mempunyai jarak
6-7 nm, memisahkan masing- masing sel dari sel didekatnya. Zat dengan berat molekul
rendah yang larut dalam air seperti sodium, klorida, potasium, dan glukosa dapat melewati
celah intersel. Zat dg molekul yang besar seperti plasma protein sangat sulit untuk menembus
celah endotel (kecuali pada hati dan paru-paru di mana terdapat celah yang lebih besar).
21. Mengikuti hukum starling pada kapiler:
o Kecepatan dan arah pertukaran cairan diantara kapiler dan ISF, ditentukan oleh
tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid (ditentukan oleh albumin).
o Pada ujung arteri dari kapiler, tekanan hidrostatik dari darah (mendorong cairan
keluar) melebihi tekanan osmotik koloid (menahan cairan tetap di dalam) sehingga
mengakibatkan perpindahan dari bagian intravaskular ke interstisial.
o Pada ujung vena dari kapiler, cairan berpindah dari ruang interstisial ke ruang
intravaskular karena tekanan osmotik koloid melebihi tekanan hidrostatik.
Normalnya10% dari cairan yang difiltrasi akan direabsorbsi kembali ke dalam
kapiler. Cairan yang tidak direabsorbsi (kira-kira 2ml/mnt) akan memasuki cairan
interstisial dan dikembalikan melalui aliran limfatik menuju kompartemen
intravaskular kembali
22. Filtrasi
Perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari
daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar
sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran, dan permeabilitas
membran. Tekanan yang memengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.
23. Transport Aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif
dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi.
Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi.
Contoh: Pompa Na-K. Agar tidak terjadi penumpukan cairan diinterstitial, sebagian cairan
interstitial kembali ke dalam pembuluh darah melalui saluran limfatik. Adanya perubahan
pada permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik kapiler, tekanan osmotic koloid atau
sumbatan pada saluran limfatik memungkinkan terjadinya penumpukan cairan di interstitial
yang dikenal dengan edema. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolalitas cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi
asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
24. Pengaturan volume cairan ekstrasel
↓ volume cairan ekstrasel →↓tekanan darah arteri →↓ volume plasma. Sebaliknya, ↑ volume
cairan ekstrasel →↑tekanan darah arteri →↑volume plasma. Intake = Output + IWL. Intake
melalui ingesti: Jumlah kebutuhan cairan pada setiap orang berbeda-beda tergantung dari
usia, berat badan, suhu tubuh, lingkungan dan aktivitas seseorang.
25. Pengeluaran cairan
Cairan keluar dari tubuh melalui ginjal dalam bentuk urine, melalui system pencernaan
dalam bentuk feses, dari kulit melalui penguapan dan dalam bentuk keringat, serta melalui
paru-paru saat bernafas dalam bentuk uap air (insensible water loss ).
26. Urine
Jumlah urine yang dibentuk ginjal tergantung dari jumlah cairan tubuh, tahap perkembangan,
dan berat badan seseorang. Ginjal menghasilka: sekitar 1-2 ml/ kgBB/jam atau sekitar 1500
ml dalam 24 jam. Pada bayi jumlah urine yang dihasilkan ginjal lebih banyak karena sampai
dengan usia 2 tahun (sekitar 3-4 ml/kgBB).
27. Insensible water loss (IWL)
Tergantung dari kecepatan respirasi, makin cepat pernafasan seseorang makin banyak uap
air yang dikeluarkan. Penguapan melalui kulit tergantung dari luas permukaan tubuh, suhu
tubuh, dan kelembapan lingkungan (humidity). Diperkirakan kehilangan cairan melalui
mekanisme ini sekitar 10-15 ml/kgBB. Pada bayi permukaan > orang dewasa, frekuensi
pernafasannya > sehingga penguapannya lebih banyak dari orang dewasa. IWL pada bayi
(sekitar 30 ml/kgBB).
IWL total = 700ml/hari
Kulit = 300-400 ml/hari
Pernafasan : 350 ml/hari
28. Feses
Proses pencernaan makanan dalam 24 jam, → 7000 ml, + makanan dan minuman sekitar
2000 ml →di jejenum, ilium, dan colon, →direasorpsi →8800 ml. 200 ml di buang dalam
feses. Gangguan absorpsi dan menyebabkan diare, akan menimbulkan kehilangan cairan.
29. Keringat
Jumlah cairan yang dikeluarkan melalui keringat dipengaruhi oleh suhu tubuh, aktivitas fisik,
dan kondisi atmosfir. Pada suhu lingkungan sekitar 20 derajat celcius akan dikeluarkan
keringat sekitar 100 ml.
30. Respon hemodinamik terhadap kekurangan volume cairan
Respons tubuh terhadap dehidrasi dan perdarahan = hipovolemia. Jika kondisi ini tidak
ditangani dengan baik maka akan timbul syok. Syok → perfusi organ dan oksigenasi jaringan
yang tidak adekuat yang berdampak kepada kematian sel dan jaringan. Dehidrasi dan
perdarahan → ↓ cardic out put (CO)→↓ tekanan darah dan mean arterial pressure (MAP)
(MAP: CO X Total Peripheral Resistente (TPR)). Respons dini:
o vasokonstriksi pembuluh darah kulit, otot dan sirkulasi
o takikardia sebagai gejala awal syok.
o pelepasan katekolamin endogen →↑tahanan pembuluh darah →↑tekanan darah
diastolik →↓tekanan nadi.
1. Edema
Definisi
Edema adalah akumulasi abnormal cairan di dalam ruang
intersisial (celah diantara sel) atau jaringan tubuh yang menimbulkan
pembengkakan. Edema adalah pengumpulan cairan berlebihan pada sela-
sela jaringan atau rongga tubuh.
Etiologi
Etiologi edema : peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan
tekanan onkotik plasma, obstruksi saluran limfe, dan peningkatan
permeabilitas kapiler.
2. Hiponatremia
Definisi
Hiponatremia dapat terjadi karena penambahan air atau penurunan
cairan kaya natrium yang digantikan oleh air. Gejala neurologis biasanya
tidak terjadi sampai kadar natrium serum turun kira-kira 120-125 mEq/L
(Horne, 2001)
Etiologi
Konsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan
oleh teralu banyaknya air dalam tubuh. Pengenceran natrium bisa terjadi
pada orang yang minum air dalam jumlah yang sangat banyak dan pada
penderita yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar
cairan intravena.
Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang sebanyak
1L/hari), bisa menyebabkan hiponatremia pada orang-orang yang
ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada gagal ginjal.
Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan
sirosis hati, dimana volume darah meningkat. Pada keadaan tersebut,
kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium, meskipun
jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga.
3. Hipernatremia
Definisi
Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu
keadaan dimana kadar natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah.
Di otak
Jaringan Arachnoid kerut → pendarahan di SAH, intradural dan subdural
4. Hipokalemia
Definisi
Keadaan dimana kadar kalium plasma dibawah 3,5 mE1//L.
Hipokalemia disebabkan karena berkurangnya asupan, masuknya ion
kalium ke dalam ruang intraseluler, dan meningkatnya laju pembuangan
kalium.
Etiologi
- Masalah saluran perncernaan : muntah yang terjadi berulang-ulang,
diare yang kronik, dan pengguaan obat pencahar yang lama dapat
mengakibatkan terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran
pencernaan
- Asidosis tubular ginjal : menyebabkan ginjal tidak berfungsi secara
normal sehingga ginjal tidak dapat menahan kalium dengan baik
malah mengeluarkan kalium terlalu banyak
- Penggunaan diuretik : furosemid atau loop diuretik dapat
menyebabkan ginjal membuang kalium, natrium dan air yang
berlebihan bersamaan dengan air kemih
- Penyakit hormon endoktrin : peningkatan kadar aldosteron yang
berlebihan seperti pada keadaan hiperaldosteronisme atau sidrom
cushing juga dapat menyebabkan ginjal membuang kalium yang
berlebihan
- Penyakit genetik ginjal : penderita sindrom Fanconi, sindroma Bartter,
dan sindrom Liddle terlahir mempunyai penyakit ginjal bawaan yang
menyebabkan ginjal tidak berfungsi normal untuk menahan kalium
Mekanisme Gangguan Cairan dan Elektrolit
1. Asupan yang kurang
Asupan potassium yang kurang secara sendiri tidak bisa
menyebabkan hipokalemia. Tapi kadang-kadang bisa terlihat pada
orang renta. Situasi klinik lain dimana hipokalemia dapat muncul
adalah pada pasien yang menerima total parental nutrition (TPN),
dimana suplementasi potassium mungkin kurang adekuat dalam
jangka waktu yang lama.
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo,2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan
nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah
suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.
A. Nutrisi
Nutrisi terdiri dari beberapa, diantaranya yaitu :
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy yang utama pada makanan yang
terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, umbi-umbian, madu, dan buah-
buahan. Karbohidrat menghasilkan energy 16,7 kJ per gram dan berfungsi sebagai
sumber utama bahan bakar (glukosa) untuk bekerjanya otak, muskulo skeletal
selama olahraga, produksi eritrosit dan leukosit , dan fungsi sel dari medulla
renalis.
Karbohidrat diklasifikasikan sesuai unit nya atau sakarida yaitu terdiri
dari: monosakarida, disakarida dan polisakarida.
a) Monosakarida seperti glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat
dipecah menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
b) Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose terdiri dari 2
monosakarida dan air. Monosakarida dan disakarida disebut karbohidrat
sederhana, ditemukan pada buah, sayur dan makanan pabrikan.
c) Polisakarida seperti glikogen terdiri dari unit karbohidrat disebut dengan
karbohidrat komplek. Polisakarida tidak larut air dan dicerna dengan
derajat yang bervariasi. Pati termasuk dalam polisakarida. Pencernaan
dan absorbsinya ada beberapa tahapan.
• Beberapa polisakarida tidak dapat dicerna karena manusia
tidak memiliki beberapa enzim yang dapat memecahnya
• Fiber atau serat harus diperhatikan sebagai factor diet pada
pencegahan penyakit, dalam perawatan dan pencegahan diare
pada pasien dengan pemberian makanan melalui NGT
• Serat yang tidak larut air tidak dapat dicerna termasuk selulosa,
hemiselulosa dan lignin
2. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
Beberapa sumber protein berkualitas tinggi berasal dari ayam, ikan, daging, babi,
domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber nabati adalah kelompok kacang polong
(misalnya buncis, kapri,kedelai), kacang-kacang dan biji-bijian. Protein
merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur
nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis
oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang
kemudian di serap oleh usus. Selama pencernaan, protein akan diubah menjadi
pepton dengan bantuan enzim pepsin di dalam lambung. Kemudian pepton akan
diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim tripsin di dalam usus halus.
Asam amino inilah yang akan diserap oleh tubuh. Sama seperti karbohidrat, setiap
1 gram protein menghasilkan energi sebesar 17 kilo joule. Protein berfungsi
sebagai komponen struktural dan fungsional. Yang mana struktural berhubungan
dengan fungsi pembangunan tubuh dan pengganti sel-sel yang rusak. Sedangkan
fungsional berkaitan dengan fungsinya sebagai komponen proses-proses biokimia
seperti hormon dan enzim.
3. Lemak
Lemak adalah sumber energy terkonsentrasi yang menghasilkan 38kJ per
gram. Lemak teridiri dari trigliserida dan asam lemak yang mana trigliserida
berada di darah an terdiri dari rantai atom karbo dan hidroen dengan kelompok
asam pada satu ujung rantai dan satu kelompok metil yang lain. Sintesis asam
lemak disebut lipogenesis. Asam lemak dapat jenuh dimana setiap karbon dalam
rantai memiliki dua atom hydrogen atau tidak jenuh dimana jumlah atom ama
hydrogen yang tidak sama dilekatkan dan atom karbon saling menempel satu
sama lain dengan ikatan rangkap. Asam lemak monosaturated memiliki satu
ikatan rangkap sedangkan asam lemak polyunsaturated ,emiliki dua atau lebih
ikatan karbon ganda. Berbagai jenis asam lemak memiliki arti penting bagi
kesehatan dan kejadian penyakit dan masuk dalam pedoman diet. Asam lemak
juga diklasifikasikan sebagai asam lemak esensial dan non esensial. Asam
linoleate, asam lemak tak jenuh adalah satu satunya asam lemak esensial yang
diproduksi manusia. Asam linoleate dan asam arakidonat (asam lemak tak jenuh)
penting untuk proses metabolism namun dapat diproduksi oleh tubuh ketika
hanya ketika asam linoleat tersedia. Sebagian besar lemak hewani memiliki
proporsi asam lemak jenuh yang tinggi, sedangkan lemak nabati memiliki asam
lemak tak jenuh dan polyunsaturated yang lebih tinggi.
4. Vitamin
Vitamin adalah zat organic yang hadir dalam jumlah kecil pada makanan
yang penting untuk proses metabolism. Tubuh tidak dapat mensistesis vitamin
dalam jumlah yang dibutuhkan sehingga tergantung dari asupan makanan.
Vitamin dipengaruhi oleh pengolahan, penyimpanan, dan persiapan makanan
Kandungan vitamin paling tinggi pada makanan segar dan digunakan cepat
dengan minimal paparan panas, udara atau air. Vitamin diklasifikasikan sebagai
vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak (A, D, E, K) dapat
disimpan dalam tubuh, dengan pengecualian vitamin D, vitamin ini diberikan
melalui asupan makanan. Hiperavitaminosis vitamin larut lemak (disengaja / tidak
disengaja) bisa dari pemberian suplemen, jumlah yang berlebihan pada makanan
yang diperkaya dengan asupan minyak ikan dengan jumlah yang besar. Vitamin
tertentu dapat termasuk antioksidan yaitu zat yang dapat menetralisir radikal
bebas (zat yang dapat menghasilkan kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan
tubuh). Vitamin ini termasuk beta karoten dan vitamin A, C dan E dan efek
antioksidannya ditemukan saat ada didalam asupan makanan dibandingkan pada
suplemen. Vitamin larut air adalah vitamin C dan B-kompleks (yang terdiri dari 8
vitamin). Vitamin larut air tidak dapat disimpan dalam tubuh dan harus disediakan
dalam asupan makanan sehari-hari. Meskipun vitamin larut air tidak disimpan tapi
toksisitas dapat terjadi. Bahan kimia digunakan sebagai katalis dalam reaksi
biokimia. Bila sudah cukup dari setiap vitamin tertentu untuk memenuhi
permintan katalik sisa persddiaan bertindak sebagai bahan kimia bebas dan
mungkin beracun bagi tubuh.
5. Mineral dan air
Mineral adalah elemen anorganik yang penting bagi tubuh sebagai reaksi
biokimia katalis. Mineral diklasifikasikan sebagai makromineral bila kebutuhan
sehari-hari adalah 100 mg atau lebih dan sebagai mikromineral bila kebutuhan
kurang dari 100 mg.
Air adalah komponen penting tubuh karena fungsi sel tergantung pada
lingkungan cairan. Air merupakan 60-70 % dari total BB. Presentase total tubuh
cairan dalam tubuh lebih besar untuk orang kurus dibandingkan orang gemuk
pada dewasa karena otot mengandung lebih banyak air daripada jaringan lain
kecuali darah.
B. Pencernaan
Pencernaan makanan terdiri dari pemecahan mekanis hasil dari
mengunyah, mengaduk dan mencampur dengan cairan, serta reaksi kimia dimana
makanan diubah menjadi bentuk paling sederhana. Setiap bagian system
gastrointestinal memiliki fungsi pencernaan atau penyerapan yang penting.
Enzim adalah zat mirip protein yang bertindak sebagai katalis untuk mempercepat
reaksi kimia. Sebagian besar enzim memiliki satu fungsi spesifik. Setiap enzim
berfungsi pada pH terbaik. Sekresi saluran Gl memiliki tingkat pH yang sangat
berbeda. Misalnya, air liur relatif netral, jus lambung sangat asam dan sekresi usus
halus bersifat basa. Aktivitas mekanis, kimia dan hormonal dari pencernaan saling
bergantung satu sama lain. Aktivitas enzim tergantung pada proses pemecahan
mekanis makanan untuk meningkatkan luas permukaannya untuk proses kimia
(terpapar enzyme). Hormon mengatur aliran sekresi pencernaan yang dibutuhkan
untuk suplai enzim, dan pencernaan juga dapat dikurangi atau meningkat dengan
keadaan emosional yang kuat. Sekresi cairan pencernaan dan motilitas saluran Gl
juga diatur oleh faktor fisik, kimiawi dan hormonal, karena mereka terikat pada
perubahan sistem psikologis, otumental dan sistem saraf. Pergerakan saluran
gastrointestinal meningkat dengan stimulasi saraf dari sistem saraf parasimpatis
(misalnya, saraf vagus). Pencernaan dimulai di mulut, di mana makanan dipecah
secara mekanis dengan mengunyah. Makanan dicampur dengan air liur, yang
mengandung ptyalin (saliva amilase), enzim yang bekerja pada pati yang dimasak
untuk memulai konversi menjadi maltosa. Semakin lama dikunyah, pencernaan
pati lebih banyak terjadi di mulut. Protein dan lemak dipecah secara fisik namun
tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan
protein. Mengunyah mengurangi partikel makanan dengan ukuran yang sesuai
untuk ditelan, dan air liur memberi pelumasan untuk mempermudah penelan
makanan. Epiglotis adalah lipatan kulit yang menutup di atas trakea untuk
mencegah aspirasi saat menelan terjadi. Makanan yang tertelan memasuki
kerongkongan dan digerakkan oleh traksi otot seperti gelombang (peristalsis) ke
dasar kerongkongan, di atas sfingter kardiak. Tekanan dari bolus makanan di
sfingter kardiak menyebabkan makanan masuk fundus, atau bagian paling atas
dari perut. Kesulitan menelan disebut disfagia. Di perut, pepsinogen disekresikan
oleh sel sel utama dan kemudian diaktifkan oleh asam klorida (HCI) menjadi
pepsin, enzim pemecah protein. Sel parietal mengeluarkan HCl dan juga faktor
intrinsik (IF), yang diperlukan untuk penyerapan vitamin B2 di ileum. Lipase
lambung dan amilase diproduksi untuk memulai pencernaan lemak dan pati.
Kelenjar pilori mesekresikan gastrin, hormon yang memicu sel parietal untuk
mengeluarkan HCl. Lapisan perut terlindungi dari gangguan pencernaan oleh
lapisan lendir yang kental. Alkohol dan aspirin adalah dua zat yang langsung
diserap melalui lapisan perut. Perut berfungsi sebagai waduk dimana makanan
tetap sekitar 3 jam, dengan rentang 1-7 jam. Makanan meninggalkan antrum, atau
perut distal, melalui sfingter pilorus dan memasuki duodenum. Makanan kini telah
menjadi massa asam dan cair yang disebut chyme. Chyme mengalir menuju
duodenum dan dengan cepat dicampur dengan empedu, cairan usus dan sekresi
pankreas. Secretin dan cholecystokinin (CCK) adalah hormon yang disekresikan
oleh mukosa usus halus. Secretin mengaktifkan pelepasan bikarbonat dari
pankreas, meningkatkan pH chyme. Peristaltik berlanjut di usus halus mencampur
sekresi dengan kim. Campuran menjadi semakin basa, menghambat aksi enzyme
lambung dan mempromosikan aksi sekresi dudenum. Sel epitel mikrofili usus
kecil mensekresikan enzim untuk memperlancar pencernaan, termasuk sukrase,
lakase, maltase, lipase, dan peptidase. Bagian utama pencernaan terjadi di usus
halus, menghasilkan glukosa, fruktosa, dan galaktosa dari karbohidrat, asam
amino, dan dipeptide dari protein dan asam lemak gliserida dan gliserol dari lipid.
Kira-kira 5 jam makanan melewati usus halus dengan peristaltic. Cholecystokinin
menghambat sekresi gastrin lebih lanjut dan memulai pelepasan enzim
pencernaan tambahan dari pankreas dan kantong empedu. Empedu diproduksi
oleh liver dan disimpan di kantong empedu. Empedu bertindak sebagai deterjen,
karena mengemulsi lemak untuk memungkinkan tindakan enzim sementara
menangguhkan asam lemak dalam larutan. Sekresi pankreas mengandung enam
enzim: amilase untuk mencerna pati, lipase untuk memecah emulsi lemak, dan
tripsin, elastase, chimotrypsin dan carboxypeptidase untuk memecah protein.
C. Nutrisi Selama Tumbuh Kembang Manusia
1. Infant
Infant / bayi terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dan membutuhkan
tinggi protein, vitmin dan energy. BB bayi menjadi 2 x lipat BBL saat berusia
4-5 bulan dan menjadi 3 x lipat BBL ketika berusia 1 tahun. ASI dan susu
formula diberikan kepada bayi mengandung 2800 kJ/L. Bayi baru lahir aterm/
cukup bulan mampu mencerna dan menyerap karbohidrat sedehana, protein
dan emulsi lemak. Amilase dan beberapa enzyme belum tesedia sampai bayi
berusia 2,5-3,5 bulan. Proporsi tubuh bayi terbesar adalah air. Bayi
membutuhkan cairan sebanyak 100-150 mL/Kg BB/hari.
2. Todler dan anak prasekolah
Pertumbuhan melambat (1-3 tahun) dibandingkan bayi, membutuhkan
energi lebih sedikit tetapi membutuhkan peningkatan protein. Indra perasa
sudah kuat, sering terjadi Picky eater / pemilih makanan pada usia ini. Kalsium
dan fosfor sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang pada masa ini Susu
baik diberikan sampai usia 2 tahun untuk memenuhi kebutuhan asam lemak
yang berfungsi untuk penrkembangan otak dan persyarafan.
3. Anak Sekolah
Anak sekolah berusia 6-12 tahun, tumbuh lambat dan stabil dengan
kebutuhan energi yang bervariasi dan semakin meningkat sesuai BB nya.
Anak sekolah BB nya meningkat 3-5 kg/ per tahun dan TB meningkat 6
cm/tahun sampai masa pubertas. Anak usia sekolah harus mendapatkan cukup
protein, vitamin A dan C Berikan makanan yang bervariasi biasanya anak
sekolah sarapanya sering erlewat atau sarapan dengan gizi yang kurang.
Kebiasaan keluarga penting untuk mengajarkan mebisakan dan memberikan
makanan sehat.
4. Remaja
Nutrisi adekuat diperlukan pada masa pubertas dan Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan tulang
2. Usus Besar
Usus besar (colon): panjang ± 1,5 meter, diameter ± 5-6 cm. Menerima
makanan yg sudah berbentuk chyme (kimus) yakni makanan setengah
padat/cairan kenyal utk diabsorbsi lagi air, nutrien, & elektrolit.
Caecum : Ileum masuk melalui belahan kirinya pd lubang ileosekal (celah
oval yg dikontrol sfingter otot). Apendiks membuka ke arah caecum
dibawah lubang ileosekal. Caecum berlanjut ke atas menjadi colon
ascenden.
Apendiks : tonjolan dgn lumen yg sempit dan banyak jaringan limfe.
Produk defekasi :
Feses (75 % air + 25 % materi padat)
Sterkobilin (pemberi warna coklat pada feses), sebagian diserap lagi dan
dikeluarkan melalui ginjal memberi warna urin (urobilin)
Bau (aktivitas mikroorganisme)
Refleks defekasi
Reflek defekasi intrinsik : Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke
rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan
rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltik.
Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka
terjadilah defekasi.
Refleks defekasi
Reflek defekasi ekstrinsik : Feses yang masuk ke rektum akan merangsang
saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari spinal cord
kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang
menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi spinter anus, maka
terjadilah defekasi. Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot
abdomen, tekanan diafragma dan kontraksi otot elevator. Defekasi
dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok.
Faktor pengaruhi defekasi :
1. Usia
2. Diet
3. Asupan cairan
4. Tonus otot
5. Psikologis
6. Pengobatan
7. Penyakit, termasuk kerusakan sensorik dan motorik
8. Gaya hidup
9. Posisi saat defekasi
10. Nyeri
11. Aktivitas
Permasalahan pada defekasi :
1. Konstipasi : gangguan eliminasi oleh karena feses keras yg melewati
usus besar
2. Impaksi fekal : massa feses keras yg teraba di lipatan rektum akibat
retensi dan akumulasi yg berkepanjangan. Tanda adanya impaksi
yakni perasaan ingin BAB dan sakit pd rektum
3. Diare : eliminasi feses dalam bentuk cair dan ditandai dgn frekuensi
BAB yg sering. Perjalanan kimus menjadi cepat dan usus tidak
mempunyai waktu yg cukup utk menyerap air
3. Tidakan keperawatan
a) Perawatan gangguan eliminasi alvi
Gliserin
Pispot
Huknah tinggi
Huknah rendah evakuasi jari
B. Kebutuhan Eliminasi Urine
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.
1. Ginjal
Terletak di belakang dari kavum abdominalis di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra lumbalis III melekat langsung pada dinding abdomen.
Sepasang ginjal terletak di belakang abdomen, di belakang peritoneum yg
melapisi rongga abdomen, shg disebut retroperitoneal. Ginjal ini terletak di kanan
dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal
terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak
di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah
ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati Sebagian dari bagian atas ginjal
terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua
lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan.
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih
dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi
sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih
diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin. Sebuah nefron
terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan
Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam
kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.
Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori
dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang
mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalam tubulus
ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang
mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi
proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada
tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu
Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel
yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam
amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk
ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Tempat
lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. Cairan
menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin,
yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.
2. Ureter
Terdiri dari 2 pipa yang masing-masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih
Lapisan tengah (otot polos) dinding ureter terjadi gerakan peristaltik tiap 5
menit sekali yang mendorong urine melalui ureter.
3. Vesika Urinaria
Sebuah kantung yg berfungsi sebagai penampung air seni yang berubah-
ubah jumlahnya karena kandung kemih dapat mengembang dan mengempis
4. Uretra
Saluran yg menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.
Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau
ekskresi dan sistem seksual pada pria, sebagai saluran pengeluaran air mani
Frekuensi
Urgensi
Disuria
Poliuria
Urinari suppresi
Anuria dan atau oliguria (renal desease, heart desease, luka bakar, syok
hipovolemik)
Pemeriksaan Penunjang :
1. Pemeriksaan USG