Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


KEBUTUHAN OKSIGENASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Profesi Ners

Diajukan Oleh:

ELFIANA DEWI LESTARI


NIM: 24.20.1420

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021

i
I. KONSEP OKSIGENASI
A. PENDAHULUAN
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia dan digunakan untuk mendukung
kehidupan. Ada dua organ yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen ke dalam tubuh
dan sel, organ tersebut adalah paru dan jantung, paru sebagai organ tempat pertukaran gas (O2
dan CO2) dari dan ke dalam darah jantung berperan dalam menghantar atau lebih tepat
sebagai pemompa darah.
B. DEFINISI
Ketidakefektifan jalan nafas merupakan suatu keadaan dimana seorang individu
mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan yang
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif. Respirasi atau pernafasan
adalah suatu proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan disekitarnya
(Kozier,2003).
1. Respirasi eksternal /pernafasan luar
Yaitu bentuk pertukaran gas dimana oksigen dan pau-paru berpindah ke dalam darah,
karbondioksida dan air berpindah dari dalam ke paru- paru.
2. Respirasi internal/pernafasan dalam
Yaitu proses dimana sel tubuh menukar karbondioksida dengan oksigen didalam tubuh.
C. KONSEP DASAR
1. Anatomi dan fisiologi saluran pernafasan
a. Saluran pernafasan atas
Terdiri atas :
- Hidung
- Pharing
- Laring
- Epiglottis
Fungsi: menyaring, menghangatkan dan melembabkan yang dihirup.
b. Saluran pernafasan bawah
Terdiri dari: Trachea, bronchus, segmen bronci dan bronchioles
Fungsi: mengalirkan udara, membersihkan dengan mucouliary dan memproduksi subcutan

2
2. Fisiologi pernafasan
a. Ventilasi
Adalah proses masuknya oksigen ke dalam paru (inspirasi) dan pengeluaran
karbondioksida ke udara (ekspirasi)
Faktor yang mempengaruhi ventilasi adalah
1. Keadekuatan atsmosfer
2. Kebersihan jalan nafas
3. Kompliente paru
4. Regulasi pernafasan
Jumlah udara pernafasan :
1. Volume respirasi
2. Kapasitas respirasi
b. Difusi
Adalah proses perpindahan gas dari alveoli ke kapiler paru, difusi berlangsung di alveoli.
Faktor yang mempengaruhi difusi yaitu
1) Ketebalan membran (semakin tebal membran semakin sulit udara masuk).
2) Luas permukaan membrane (semakin luas luas permukaannya semakin banyak udara).
3) Koefisiensi difusi (harganya konstan).
4) Takanan parsial (sangat tergantung pada perfusi jaringan vaskuler paru jika terjadi
gangguan pada proses difusi).
Peningkatan ketebalan membaran dalam proses difusi terjadi pada klien dengan :
 Edema pulmonary (penimbunan cairan)
 Pulmonary infiltrate (penyusupan atau terkumpulnya zat yang tidak normal).
 Efusi pulmonary (proses masuknya cairan).

Penurunan ketebalan membran atau perubahan membran alveolar kapiler juga bisa
disebabkan oleh:

 Penyakit kronis, mis: emphysema


 Penyakit akut, mis: peneumothorak
 Proses pembedahan, mis: lobectomy
c. Transportasi

3
Adalah proses pengangkutan oksigen ke sel
1. Trasportasi oksigen
 Larut dalam plasma
 Berikan dengan hemoglobin
2. Transpormasi karbondioksida
 Larut dalam plasma
 Berikan dengan gugus amino
 Berikan dengan bicarbonat plasma
Faktor yang mempengaruhi transfortasi yaitu
a. COP (cardiac output) Adalah jumlah darah yang dikeluarkan dari jantung selama 1 kali
sistol.
b. Jumlah eritrosit.
c. Exerase Adalah latihan atau aktivitas yang dilakukan jika aktivitas meningkat
kebutuhan akan oksigen juga ikut meningkat.
d. Hematokrit Adalah viskositas atau kekentalan darah jika meningkat jumlah air dalam
darah akan sedikit sehingga darah semakin pekat dan yang memperlambat aliran darah
dan berarti darah mengandung sedikit oksigen.
e. Regulasi
Adalah proses dimana hanya melibatkan syarat khususnya medulla oblongata dan
unsure kimiawi yang sangat mempengaruhi adalah CO2 dan HCO3 dalam darah
(Kozier,2003)
Respirasi pernafasan terdiri dari
1. Tidal volume (TV) volume tidal nilainya 500 ml
Adalah jumlah udara yang masuk atau keluar pada kondisi rileks, santai dan tanpa
paksaan atau juga disebut sebagai volume normal.
2. Inspiratory Reserve volume (IRV) volume ekspirasi cadangan, nilainya 3100 ml
Adalah jumlah udara yang dapat dihirup secara maksimal setelah volume tidal.
3. Ekspiratory Reserve Volume (ERV) volume ekspirasi cadangan nilainya 1200 ml
Adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan (ekspirasi) secara maksimal setelah
volume tidal.

4
4. Residval volume (RV) volume residual nilainya 1200 ml Adalah jumlah udara yang
tersisa di paru setelah ekspirasi.
Kapasitas pernafasan terdiri dari
1. Total luna capacity (TLC)
Total kapasitas paru nilainya 6000 ml Adalah jumlah maksimal udara yang ada di paru
setelah inspirasi maksimal. TLC = TV+IRV+ERV
2. Vital capacity (VC) Kapasitas vital nilainya 4800 ml atau 80 % dari TLC Adalah
jumlah udara maksimal yang dapat diekspirasi setelah inspirasi maksimal VC =
TV+IRV+ERV.
3. Inspiratory capacity (IC) Kapasitas inspirasi nilainya 3600 ml Adalah jumlah udara
maksimal yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi normal. IC = TV+IRV
4. Fanctional residul capacity (FRC) Kapasitas residual fungsional nilainnya 2400 ml
Adalah volume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi tidal volume normal.
FRC = ERV+RV
D. MACAM GANGGUAN PERNAFASAN YANG SERING MUNCUL
1. Hipoxia: kekurangan oksigen
 Etilogi: menurut kadar hemoglobin, menurunnya konsentrasi O2 inspirasi, gangguan
pada proses difusi dan menurunnya perfusi jaringan.
 Tanda
1. Kelemahan.
2. Cemas
3. Pusing
4. meningkatnya tekanan darah
5. menurunnya konsentrasi
6. cyanosis (pucat)
7. dyspnoe (sesak nafas)
8. menurunya tingkat kesadaran
9. irama jantung tidak teratur (distritmi)
2. Hypercapnoe: kelebihan O2
 Etiologi: obstruksi jalan nafas, hipoventilasi, PPOM (penyakit paru obstruksi
menahun)

5
 Tanda :
1) Meningkatnya nadi
2) Meningkatnya respirasi
3) Meningkatnya tekanan darah
4) Gangguan mental gelisah
5) Sakit kepala
3. Hiperventilasi Frekuensi ventilasi melebihi kebutuhan metabolisme normaluntuk proses
respirasi.
 Etiologi
1) Kecemasan
2) Infeksi
3) Obat-obatan, mis:amphetamine
4) Ketidakseimbangan asam basa, mis:asiclosis metabolic
5) Hipoksia, mis:emboli paru atau shock
 Tanda
1) Sesak nafas
2) Nyeri dada
3) Menurunnya konsentrasi
4) Dizzing /pusing
5) Pandangan kabur
6) Tetani /kejang
4. Hypoventilasi
Terjadi bila ventilator alveolar tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan O2 tubuh/ada
pembatasan kecukupan CO2 sehingga ventilasi menurun dan PaCO2, elevasi.
 Tanda
1) Dizzing /pusing
2) Kelelahan
3) Menurunnya konsentrasi
4) Kejang
5) Koma

6
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGEN
1. Lingkungan
2. Latihan/aktivitas
3. Emosi
4. Gaya hidup
5. Status kesehatan
6. Narkotik
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Spyromtry: mengetahui fungsi paru
2. Hematologi : mengetahui Infeksi :LED (laju endap darah), leukosit Alergi :eosinofil
Pertukaran gas :ABG (analisa blood gas)
3. Radiologi Foto rontegen atau X-ray Broncoscopy : pada hidung dimasukkan selang
sampai bronkus yang dihubungkan dengan computer Scaning paru :untuk mengetahui
keadaan otak dan paru Tromogafi :CT-scen menggunakan computer Anglografi :untuk
mengetahui emboli
4. Biopsi :mengetahui histologi sel
5. Thoracocentesis :mengetahui cairan
6. Ultrasonograph /USG :melihat bagian tubuh dengan computer.(pada wanita hamil).
G. PENANGANAN
Teknik pernafasan
1) Latihan nafas dalam, batuk efektif.
 Indikasi :48 jam post operasi
 Cara kerja :
a) Posisikan semi fowler
b) Anjurkan klien menekan aera insisi dengan bantal /tangan
c) Anjurkan klien tarik nafas lewat hidung dan dikeluarkan secara perlahan-lahan
lewat mulut
d) Anjurkan klien tarik nafas lagi, tahan sebentar kemudian di batukkan
e) Bersihkan atau tamping sputum yang keluar
2) Pursed lip breating

7
 Indiksi :pasien yang biasa mengontrol pernafasan
 Cara kerja :
a) Posisikan baring /duduk yang nyaman
b) Anjurkan klien inspirasi dalam lewat hidung dan tahan sebentar.
c) Ekspirasikan lewat mulut secara perlahan-lahan seperti bersin
3) Abdominal breating
 Indikasi :disfungsi pernafasan kronik
 Cara kerja :
a) Bersihkan jalan nafas, kalau perlu saction
b) Pasisi klien duduk atau baring semi fowler
c) Anjurkan klien tarik nafas dalam dengan menggunakan otot abdomen
d) Tahan sebentar kemudian akhalasi seperti bersin ddengan perlahan-lahan kurang
lebih 2-3 kali lebih lama dari inspirasi
e) Bila berhasil lanjutkan dengan latihan bebas di atas abdomen kurang lebih 5 pound
(2,5 kg) f) Lakukan kurang lebih 10-20 menit
4) Insentive spirometer
 Indikasi :post operasi bersamaan deep breathing
 Cara kerja :
a) Posisi klien duduk atau berbaring semi fowler
b) Anjurkan klien memegang pipa spyrometer dekatkan ke mulut
c) Klien nafas dalam kemudian keluarkkan secara cepat dan maksimal lewat mulut ke
selang spirometer
d) Ulangi 4-5 kali, kemudian batuk efektif
e) Bersihkan selang spyrometer, kemudian klien diistirahatkan

FISIOTERAPI DADA

1. Perkusi dada dan vibrasi


 Alat : bantal, handuk kecil, tissue, sputum pot.
 Cara kerja :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
b. Atur posisi (postural drainage)

8
c. Letakkan handuk di atas klien
d. Anjurjan klien nafas dalam perlahan-lahan
e. Lengkungkan telapak tangan, jari rapat
f. Tepuk-tepuk punggung dan dada klien di punggung ke bahu
g. Lakukan selama 3-5 menit
h. Anjurkan pursed lip breating
i. Letakkan tangan anda bersilang pada lokasi paru, lalu getarkan secara pelan-pelan
saat klien ekshalasi
j. Ulangi kurang lebih 5 kali
k. Tampung dan bersihkan dengan tissue (sputum pot)
2. Postural drainage
 Alat :bantal, tissue, obat kumur
 Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur
b. Atur posisi sesusai letak secret
c. Kombinasikan dengan perkusi dan vibrasi
 Indikasi :
a. Klien tak mampu batuk
b. Secret terkumpul di lobus paru
 Kontraindikasi:
a. Dypsnoe meningkatkan cyanosis saat prosedur
b. Nyeri
c. Perdarahan lama
d. Kelumpuhan
e. Resiko tinggi fraktur patofisiologi
f. Mastectomy :pembedahan mamae
g. Osteoporosis :keroposnya tulang

OKSIGENASI

 Tujuan :
1. Menyediakan sejumlah O2 yang cukup untuk makhluk hidup atau suffilien

9
2. Mengurangi hypoximea
3. Menurunkan akibat kompensasi hypoxia
 Kontraindikas :
1. Hipoventilasi
2. Oxygen toxicity
 Metode pemberian oksigen
1. Low flow system
a. Nasal kanul
 1 X/menit 22%-24%
 2 X/menit 26%-28%
 3 X/menit 28%-30%
 4 X /menit 32%-36%
 5 X /menit 36%-40%
 6 X /menit 40%-44%
b. Masker
1. Simple face
 5-6 X/menit 40%
 6-7 X/menit 50%
 7-8 X/menit 60%
2. Partial rebreathing
 8 X/menit 40-50%
 10-12 X/menit 60%
3. Non rebreathing
 6 X/menit 55-60%
 8 X/menit 60-80%
 10 X/menit 80-90%
 12-15 X/menit 90-100%
2. High flow system
a) Venture mask
 3 X/menit 24-28%

10
 4 X/menit 30-40%
 8 X/menit 50%
b) Oksigen hood (nasal kateter)
 10-12 X/menit
 Inshalasi uap (saluran pernafasan)
Tujuan :
a) Mengencerkan dahak
b) Melembabkan mukosa saluran pernafasan
c) Selaput lendir dalam keadaan tetep lembab
d) Pernafasan menjadi lega
e) Pembengkakan selaput lendir menjadi kusam
 Suction yaitu mengeluarkan secret atau lendir saluran pernafasan
Macam-macam otot:
1. Orotracheal/nasotracheal suction
Indikasi:
a) Distress permafasan
b) Suara nafas abnormal (wheezing)

Kontraindikasi : broncospasme

Prosedur :

 Pasien semi fowler


 Gunakan alat dan prosedur steril (kateter tidak lentur)
 Beri hyperoksigen dengan ventilator
 Anjurkan klien nafas dalam
 Masukkan kateter dengan tekanan (keluarkan dengan tekanan secara
sirkumsisi dengan pelan-pelan 5-10 menit)
 Ulangi 3 X atau sekret bersih
 Bila secret sangat pekat tetesi dengan NaCl Catata hasil dan respon pasien
Komplikasi :
 Bronco or laringospasme
 Pendarahan

11
 Batuk-batuk panjang
 Infection
 Gangguan irama jantung
2. Hidung
3. Oropharing atau nosopharing
Komplikasi :
1. Depresi pernafasan, toksisitas (keracunan), nyeri subsentral (saluran nafas)
2. Fibroplasma retro lental : mata (pembuluh arteri retina mata)
3. Gangguan sirkulasi sementara hidung (penyumbatan ekspresinya)
4. Parestesi, nyeri sendi (syarat).

II. ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI

A. PENGKAJIAN

1. RIWAYAT KEPERAWATAN
Meliputi:
 Fungsi kardiopulmoner saat normal
 Fungsi respirasi dan sirkulasi saat mengalami perubahan atau gangguan
 Pengukuran penggunaan O2 secara optimal
Kaji :
 Masalah-masalah respirasi
 Rasionalisasi penyakit/masalah respirasi
 Adanya batuk dan penanganan
 Kebiasaan merokok
 Nyeri
 Masalah kardiovaskuler
 Faktor resiko yang memperlambat
 Rasionalisasi penggunaan medikasi
 Stressor yang dialami Status/kondisi kesehatan

Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi

12
 Rasionalisasi hipertensi :sakit jantung atau cerebro vaskuler asadent
 Merokok
 Obesitas
 Diet tinggi lemak
 Meningkatnya kolesterol

Anamnese riwayat kesehatan

Masalah bernafas:

 Nyeri dada
 Dypsnoe
 Hipoventilasi
 Batuk
 Hiperventilasi
 Cyanosis

Riwayat psikososial

 Kebiasaan merokok
 Riwayat tumbuh kembang
 Tanggapan terhadap penyakit
 Alkohol

Faktor resiko

 Obesitas
 Gangguan syaraf (CVA)
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara :
1. Inspeksi Menggunakan indra penglihatan, Observasi dari head to toe (kepala sampai
kaki) meliputi :
a. Kulit
b. Warna membrane mukosa

13
c. Keadaan umum
d. Tingkat kesadaran
e. Keadekuatan sistem sirkulasi
f. Pola nafas
g. Gerakan dinding dada
h. Bentuk thorax
i. Tipe pernafasan (brot, kussmaul)
j. Gerakan otai pernafasan
2. Palpasi Menggunakan indra peraba, meletakkan tangan pada bagian tubuh yang
dapat di jangkau tangan.
Misal : suhu, kelembapan, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa edema,
krepitasi dan sensasi.
 Palpasi ringan Dengan menggunakan telapak tangan dan tangan sejajar dengan
kulit tekan hati-hati dengan kedalaman 1-2 cm gerakan bantalan jari dengan
gerakan memutar.
 Palpasi dalam Palpasi tangan tunggal dengan sisi telapak tangan pada kulit
dengan tangan menekan ke bawah, bantalan jari di tekan 4 - 5 cm.
3. Perkusi Meliputi pengetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi yang akan
membantu dalam penentuan densitas, lokasi, ukuran dan posisi struktur di bawahnya.
a. Perkusi langsung (segera) Permukaan tubuh ditekuk dengan satu jari atau lebih
pada satu lengan.
b. Perkusi tidak langsung (perantara) Jari tengah pada satu tangan (fleksimer)
hipertensi dalam tulang distal jari ditempelkan berlawanan dengan permukaan
tubuh.
c. Hasil perkusi
 Timpani Intensitas keras, bunyi nada tinggi, lamanya sedang, setara dengan
bunyi dram.
 Hiperresonansi Intensitas sangat keras, bunyi dengan nada sangat rendah,
lamanya sangat singkat setara dengan bunyi dentuman. Resonansi Intensitas
sedang, bunyi nada rendah, lamanya panjang setara dengan gaung.
 Pekak Intensitas lembut, bunyi nada tinggi, lamanya sedang.

14
 Bunyi datar Intensitas halus, bunyi nada tinggi, lamanya singkat.
4. Auskultasi
Tindakan mendengarkan bunyi yang di timbulkan oleh bermacam-macam organ dan
jaringan dalam tubuh, instrument yang digunakan untuk auskultasi adalah stetoskop.
A. Bunyi nafas normal
 Bronchial Bunyi keras, nada tinggi dengan gaung atau kualitas.
 Bronkovasikuler Bunyi sedang dengan nada sedang, mempunyai kualitas
redam.
 Vasikuler Bunyi yang dihasilkan nada rendah, halus, respirasi lebih keras dan
lebih tinggi dari ekspirasi.
B. Bunyi nafas menyimpang
 Fine crackles
Bunyi tidak terus menerus terdegar bunyi ledakan mirip dengan gesekan
rambut dekat telinga.
 Coarse crackles
Bunyi tidak terus merus, bunyi ledakan keras dengan kualitas gelembung,
mirip gelembung soda karbonat.
 Ronchi
Bunyi keras, tinggi, kualitas mendengkur terus menerus mirip gesekan 2
balon.
 Mingi
Bunyi berkualitas musik, nada tinggi terus menerus.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN OKSIGENASI
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Ketidakefektifan pola nafas

C. INTERVENSI
Hari Diagnosa Tujuan Intervensi
Rasional
/Tgl Kep. (NOC) (NIC)
Ketidakefe Setelah diberikan 1. Pantau keadaan umum 1. Mengetahui kesadaran,

15
ktifan asuhan keperawatan pasien dan TTV dan kondisi tubuh
bersihan selama … x 24 jam 2. Auskultasi bunyi dalam keadaan normal
jalan nafas diharapkan bersihan nafas atau tidak.
jalan nafas efektif 3. Atur posisi yang 2. Mengetahui bunyi
dengan kriteria : nyaman seperti posisi nafas, seperti rochi,
 Menunjukkan jalan semi fowler wheezing yang
nafas bersih 4. Beri latihan menunjukkan
 Suara nafas normal pernafasan dalam dan tertahannya secret
tanpa suara batuk efektif obstruksi jalan nafas.
tambahan 5. Kolaborasi humidikasi 3. Meningkatkan
 Tidak ada tambahan (nebulizer) pengembangan
penggunaan otot dan terapi oksigen diafragma.
bantu nafas 4. Memudahkan

 Mampu melakukan pernafasan dan

perbaikan bersihan membantu

jalan nafas mengeluarkan secret.


5. Membantu
menghangatkan dan
mengencerkan secret

Ketidakefe Setelah diberikan 1. Pantau keadaan umum 1. Mengetahui


ktifan pola asuhan keperawatan pasien dan TTV kesadaran, dan
nafas selama … x 24 jam 2. Atur posisi sesuai kondisi tubuh dalam
diharapkan pola nafas kebutuhan, seperti keadaan normal atau
efektif dengan semifowler tidak
kriteria : 3. Ajarkan teknik nafas 2. Memungkinkan
 Menunjukkkan pola dalam ekpansi paru dan
nafas efektif dengan 4. Kolaborasi dalam memudahkan
frekuensi nafas 16- pemberian oksigenasi pernafasan
24 kali/menit dan 3. Memperbaiki pola
irama teratur nafas
 Mampu 4. Memperbaiki pola
menunjukkan nafas dan irama nafas
perilaku peningkatan menjadi teratur

16
fungsi paru

Gangguan Setelah diberikan 1. Pantau keadan umum 1. Mengetahui


pertukaran asuhan keperawatan pasien dan TTV kesadaran, dan
gas selama … x 24 jam 2. Observasi warna kulit kondisi tubuh dalam
diharapkan dan capillary refill keadaan normal atau
mempertahankan 3. Kurangi aktivitas tidak
pertukaran gas yang pasien 2. Menentukan
normal dengan kriteria 4. Beri posisi pasien adekuatnya sirkulasi
: yang nyaman, seperti yang penting untuk
 Menunjukkan semifowler pertukaran gas ke
perbaikan ventilasi 5. Kolaborasi dalam jaringan
dan oksigenasi pemberian oksigenasi 3. Mengurangi
jaringan kebutuhan akan
 Tidak ada gejala oksigen
distres pernafasan 4. Memudahkan
pernafasan
5. Memaksimalkan
sediaan oksigen
khususnya ventilasi
menurun

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2012. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika

Carpenito, Lynda Juall, 2001, Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

17
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 13. Jakarta:
EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Johnson Marion , Meridean Maas, Sue Moorhead, 1999, NOC. Edisi 2. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

NANDA International. 2018-2020. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:


EGC.
Nanda NIC-NOC. 2018-2020. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta : EGC.
Perry & Potter, 2003, Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis

18

Anda mungkin juga menyukai