Anda di halaman 1dari 33

Kebutuhan Yulia M.

K Letor

Oksigenasi
▶Oksigenasi adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang
mengandung Oksigen (O2) kedalam
tubuh serta menghembuskan
Karbondioksida (CO2) sebagai hasil
Pengertian sisa oksidasi.

▶Penyampaian oksigen ke jaringan


tubuh ditentukan oleh sistem
respirasi (pernafasan),
kardiovaskuler dan hematology.
Sistem tubuh yang berperan dalam
proses oksigenasi
▶ Saluran pernapasan bagian atas, terdiri atas:
▶ 1) Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
▶ 2) Esophagus.
▶ 3)Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
▶ 4)Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat
proses menutup.
Sistem tubuh yang berperan dalam
proses oksigenasi
▶ Saluran pernapasan bagian bawah, terdiri atas:
▶ Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima.
▶ Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi
bronchus kanan dan kiri.
▶ Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
▶ Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dengan karbondioksida.
▶ Paru-Paru (Pulmo), paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan.
Anatomi system pernapasan
Proses Oksigenasi
▶ Udara masuk melalui lubang hidung → melewati
nasofaring → melewati oral farink → melewati
glotis → masuk ke trakea → masuk ke percabangan
trakea yang disebut bronchus → masuk ke
percabangan bronchus yang disebut bronchiolus →
udara berakhir pada ujung bronchus berupa
gelembung yang disebut alveolus
▶ Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
▶ 1) Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam dada
rongga lebih kecil daripada tekanan di
menjadi luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
▶ 2) Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
Pernapasan dada rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih daripada
tekanan luar, sehingga udara besar dalam yang
karbon dioksida rongga dada kaya
keluar
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis
eksternal) berkontraksi → tulang rusuk terangkat (posisi datar) → Paru-paru mengembang → tekanan udara
dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar → udara luar masuk ke paru-paru.

Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk relaksasi → tulang rusuk
menurun → paru-paru menyusut → tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan
udara luar → udara keluar dari paru-paru.
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2) Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga
dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
▶ Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut: diafraghma
berkontraksi → posisi dari melengkung menjadi mendatar → paru-paru
mengembang → tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan
tekanan udara luar → udaramasuk
▶ Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut: otot diafraghma
relaksasi → posisi dari mendatar kembali melengkung → paru-paru
mengempis → tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan
udara luar → udara keluar dariparu-paru.
Jenis pernapasan & Volume
Pernapasan
Pernafasan dibedakan atas 2, yaitu pernafasan eksternal dan pernafasan internal
1) Pernapasan Eksternal Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2
dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa.
Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan
mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan
pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan
diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah
merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh, kemudian meninggalkan paru
dengan tekanan oksigen 100mmHg.
2) Pernapasan Internal Pernapasan internal merupakan proses terjadinya
pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering
melibatkan proses semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat
melebarkan saluran pernapasan
Volume
Pernapasan
Volume pernafasan menggambarkan kapasitas pernafasan seseorang. Volume pernafasan

dapat diukur dengan alat yang disebut spirometer.
▶ Volume pernafasan akan terbagi menjadi beberapa jenis:
▶ Pada spirometri, dapat dinilai 4 volume paru dan 4 kapasitas paru:
▶ 1) Volume paru:
▶ a. Volume tidal (Tidal volume/TV), yaitu jumlah udara yang masuk ke dalam dan ke luar
dari paru pada pernapasan biasa/ istirahat. Pada orang dengan berat badan 70 kg, volume
tidal berkisar 500 ml, hal ini berarti dalam kondisi relaks, individu bernafas sebanyak 12
x per menit, menghisap dan menghembuskan nafas sebanyak 500 x 12 = 6 liter per menit
▶ b. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume/IRV), yaitu jumlah udara
yangmasih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasimaksimalsetelah inspirasi biasa.
Volume ini menggambarkan seberapa banyak udara yang dapat dihisap sebanyak mungkin
diluar pernafasan biasa. Nilai normal IRV berkisar 3000 ml
▶ C.Volume cadangan ekspirasi (Expiratory Reserve Volume/ERV), yaitu jumlah udara yang
dikeluarkan secara aktif dari dalam paru setelah ekspirasi biasa. Nilai normal ERV berkisar
1200 ml
▶ D. Volume residu yaitu jumlah udara yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi maksimal,
tetap ada udara yang masih tersimpan di dalam paru-paru. Nilai normal volume residual
berkisar 1.2 liter.
▶ 2) Kapasitas paru:
▶ a. Kapasitas paru total (total lung capacity/ TLC), yaitu jumlah total udara
dalam paru setelah inspirasi maksimal. Nilai normal TLC seseorang berkisar 6
liter. Akan tetapi arti klnis TLC tidak sebesar VC, karena TLC hanya gambaran
anatomi dari volume respirasi.
▶ b. Kapasitas vital (vital capacity/ VC), yaitu jumlah udara yang dapat
diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal. Kapasitas vital memberikan
arti klinis yang bermakna dimana sebagai gambaran seberapa besar
kemampuan paru-paru seseorang untuk menggerakkan udara pada kondisi
inspirasi dan ekspirasi maksimal. Dapat dikatakan bahwa VC merupakan
gambaran kapasitas fisiologis seseorang untuk menghisap dan menghembuskan
udara. Nilai normal VC berkisar 5 liter. Pada atlet VC dapat mencapai 6.5
liter, orang yang kurus berkisar 3 liter. Ukuran VC akan sangat berkurang pada
klien gangguan kronis parenkim paru seperti Tuberkulosis (TBC). Kapasitas
vital juga akan berkurang bila terjadi kelemahan otot pernafasan akibat
penyakit (missal Polio, Guillan Barre Syndrome) dan konsumsi obat tidur.
▶ C. Kapasitas inspirasi, yaitu jumlah udara maksimal yang dapat masuk ke
dalam paru setelah akhir ekspirasi biasa.
▶ d. Kapasitas residu fungsional, yaitu jumlah udara dalam paru pada akhir
ekspirasi biasa
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan
oksigen
▶ Lingkungan
▶ Latihan
▶ Emosi
▶ Gaya hidup
▶ Status kesehatan
Hipoksemia

Hipoksia
Gangguan
Oksigenasi Gagal napas

Perubahan pola napas


Gangguan Oksigenasi
a. Hipoksemia
Merupakan keadaan di mana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi
O2 arteri (SaO2) di bawah normal (normal PaO2 85-100 mmHg, SaO2 95%). Keadaan ini disebabkan oleh
gangguan ventilasi, perfusi, difusi, pirau (shunt), atau berada pada tempat yang kurang oksigen. Pada
keadaan hipoksemia, tubuh akan melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan pernapasan,
meningkatkan stroke volume, vasodilatasi pembuluh darah, dan peningkatan nadi. Tanda dan gejala
hipoksemia diantaranya sesak napas, frekunsi napas dapat mencapai 35 kali per menit, nadi cepat dan
dangkal, serta sianosis
b. Hipoksia
Merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen
seluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler.
Tanda dan gejala hipoksia diantaranya kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi
meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, serta jari tabuh (clubbing finger)
c. Gagal napas
Merupakan keadaan di mana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan oksigen karena pasien kehilangan
kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas karbondioksida dan oksigen.
Gagal napas ditandai dengan peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara signifikan. Gagal napas
dapat disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat yang mengontrol sistem pernapasan, kelemahan
neuromuskular, keracunan obat, gangguan metabolisme, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan
napas
Gangguan Oksigenasi
d. Perubahan pola napas
Pernapasan normal disebut eupnea. Perubahan pola napas dapat berupa:
1) Dispnea, yaitu kesulitan bernapas, misalnya pada pasien dengan asma.
2) Apnea, yaitu tidak bernafas, berhenti bernapas.
3) Takipnea, yaitu pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebuh dari
24x/menit.
4) Bradipnea, yaitu lebih lambat (kurang) dari normal dengan frekuensi kurang dari
12x/menit.
5) Kusssmaul, yaitu pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi sama,
sehingga pernapasan menjadi lambat dan dalam. Misalnya pada penyakit Diabetes
Melitus dan Uremia.
6) Chyne-stokes, merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian berangsur-
angsur dangkal dan diikuti periode apnea yang berulang secara teratur. Misalnya
pada keracunan obat bius, penyakit jantung dan penyakit ginjal.
7) Biot, adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apnea dengan periode
yang tidak teratur. Misalnya pada meningitis
Metode Pemenuhan
Kebutuhan
Oksigen
TERAPI OKSIGEN
Batuk efektif
▶ Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara
maksimal
▶ Batuk efektif adalah Tindakan batuk yang tepat untuk menghilangkan lendir
yang menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah penyakit

Tujuan Batuk Efektif:


 memungkinkan klien mengeluarkan sekresi dari jalan napas bagian atas dan
bagian napas bagian bawah.
 Mempertahankan kepatenan jalan napas
 Mengeluarkan dahak untuk pemeriksaan diagnostik laborat
 Mengurangi sesak nafas akibat penumpukkan dahak
 Meningkatkan distribusi udara saat bernafas
 Meningkatkan volume paru
▶ terdapat sputum cair
▶ laporan klien sputum yang
tentang ditelan
▶ terdengarnya bunyi napas tambahan yang
jelas saat klien diauskultasi.
Indikasi Batuk ▶ Klien yang mengalami saluran

efektif infeksi napas


infeksi harus saluran
bawah
atas dan
napas
didorong untuk napas dalam
dan batuk sekurang-kurangnya setiap
2
jam saat terjaga. Klien yang memiliki
jumlah sputum yang besar harus didorong
untuk batuk setiap jam saat terjaga dan
setiap 2-3 jam saat tidur.
Latihan napas dalam
▶ Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan
diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh
▶ Tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan
efisien serta untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi alveolar
maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan ansietas,
menyingkirkan pola aktifitas otot otot pernapasan yang tidak berguna, tidak
terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang
terperangkap serta mengurangi kerja bernapas
▶ Latihan napas dalam bukanlah bentuk dari latihan fisik, ini merupakan teknik
jiwa dan tubuh yang bisa ditambahkan dalam berbagai rutinitas guna
mendapatkan efek relaks. Praktik jangka panjang dari latihan pernapasan
dalam akan memperbaiki kesehatan. Bernapas pelan adalah bentuk paling
sehat dari pernapasan dalam
Pelaksanaan Batuk efektif & napas
dalam
▶ Persiapan alat
1. Sarung tangan
2. Bengkok
3. Wadah tertutup untuk menampung sputum
4. Tisu habis pakai
5. Air minum hangat
▶ Persiapan pasien
▶ Persiapan lingkungan

Pelaksanaan
Prosedur Pelaksanaan
Batuk efektif & napas dalam
1) Cuci tangan
2) Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)
3) Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu
tangan di abdomen
4) Melatih pasien melakukan napas perut (menarik napas dalam
melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5) Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah
lengkung pada punggung)
6) Meminta pasien menahan napas hingga 3 hitungan .
7) Meminta menghembuskan napas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
8) Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen
dan kontraksi dari otot
9) Meminta pasien untuk melakukan napas dalam 2 kali , yang
ke-3: inspirasi, tahan napas dan batukkan dengan kuat
10) Menampung lender dalam sputum pot
11) Merapikan pasien
Pelaksanaan Batuk efektif & napas dalam

▶ Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Berpamitan dengan klien
3) Mencuci tangan
4) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai