Anda di halaman 1dari 8

I.

KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. PENGERTIAN

Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar.


Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh
(Sulistiyo cit Nugraheni, 2012). Sementara menurut Saryono dan Widianti (2010)
pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas merupakan kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis yang sangat penting, bermanfaat atau diperlukan untuk menjaga
homeostasis dan kehidupan itu sendiri.

Oksigenasi adalah proses memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21%
pada tekanan 1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen dalam tubuh meningkat. Apabila
lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan mengakibatkan
kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Dalam
keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300cc oksigen setiap hari atau sekitar 0,5
cc tiap menit.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGEN


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen antara lain:
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi penurunan kapasitas
membawa oksigen dan penurunan konsentrasi oksigen-oksigen yang terinspirasi.
2. Faktor perkembangan
Ketika lahir, terjadi perubahan respirasi yang besar dimana paru yang dulunya
berisi cairan, menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada kecil dan jalan nafas yang
pendek. Bentuk dada bulatpada waktu bayi dan kanak-kanak, diameter depan
kebelakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang
dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan
bentuk thorak dan pola nafas. Tahap perkembangan normal yang mempengaruhi
kebutuhan ksigenasi jaringan yaitu: bayi prematur, bayi dan todler, anak usia
sekolah dan remaja. Dewasa muda dan pertengahan, lansia.
3. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang berada pada ketinggian tertentu, cuaca panas/dingin, dan
polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan makin rendah paO2,
sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup. Akibatnya pada daerah ketinggian
laju nafas dan jantung sedikit meningkat. Sebagai respon dari panas, pembuluh
darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit.
Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan
mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga
meningkat
4. Status kesehatan
Seorang dengan kondisi yang sehat pada sistem kardiovaskuler dan pernafasan
dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan
tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen. Penyakit pada sistem pernafasan juga berakibat pada
pemenuhan oksigen.
5. Perubahan atau gangguan pada fungsi pernafasan
Fungsi pernafasan dapat teganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi
pernafasan seperti: pergerakan udara kedalam atau keluar paru, difusi oksigen dan
karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru, transpor oksigen dan
karbondioksida melalui darah ke sel dan jaringan
6. Perubahan pola nafas
Pernafasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernafasan ini sama jaraknya
dan sedikit perbedaan pada kedalamannya. Perubahan-perubahan tersebut seperti
dyspnoe (sesak), orthopnoe, dll.
7. Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan nafas lengkap atau sebagian dapat terjadi disepanjang saluran
pernafasan disebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan nafas bagian atas meliputi:
hidung, pharing, laring. Dapat terjadi karena adanya benda asing seprti makanan
atau lidah yang jatuh kebelakang pada klien tidak sadar. Sementara obstruksi jalan
nafas bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran nafas ke bronkus
dan paru-paru.
C. SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Alat-alat pernapasan yang ada pada tubuh manusia guna melakukan aktivitas
oksigenasi, yaitu:
1. Rongga Hidung
Merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan udara luar. Rongga
hidung berperan sebagai :
a. Jalan masuk oksigen untuk pernapasan.
b. Jalan keluar karbondioksida dan uap air sisa pernapasan.
c. Menyaring udara yang masuk oleh bulu hidung dan selaput lendir.
d. Mengatur kelembapan dan suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh.
2. Faring / Tekak
a. Bentuk : Seperti tabung corong
b. Letak : Di belakang rongga hidung dan mulut
c. Fungsi : Jalan udara dan makanan, serta ruang getar untuk menghasilkan
suara
d. Tersusun dari : otot rangka
e. Terdapat tonsil/amandel
3. Laring/Pangkal Tenggorokan
a. Letak : di antara faring dan trakea
b. Tersusun dari : 9 tulang rawan, salah satunya merupakan 2 lempeng
kartilago berbentuk segitiga membentuk jakun.
c. Terdapat : Epiglotis, yaitu kartilago (tulang rawan) elastis seperti daun
yang dapat membuka dan menutup dan pita suara, berupa 2 pasang lipatan
selaput lendir yang dapat bergetar dan menghasilkan suara.
4. Trakea (batang Tenggorokan)
a. Letak : di bagian leher depan kerongkongan
b. Bentuk : seperti pipa memanjang.
c. Tersusun dari : Cincin-cincin tulang rawan (10 cm), otot polos, jaringan
ikat, selaput lendir. Selaput lendir tersusun atas sel-sel epitel berambut getar
(silia) yang berfungsi untuk menahan dan mengeluarkan kotoran-
kotoran/debu-debu yang masuk.
d. Bronkus (Cabang Batang Tenggorokan)
e. Letak : di paru-paru kanan (3 bronkiolus) dan kiri (2 bronkiolus)
f. Tersusun atas : lempengan tulang rawan yang berdinding tipis dan
terdiri dari otot polos.
5. Paru-paru
a. Letak : di dalam rongga dada bagian atas di atas diafragma (sekat
rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut).
b. Terdiri dari : 2 bagian, yaitu bagian kanan (3 gelambir) dan bagian kiri (2
gelambir)
c. Mempunyai 2 lapisan selaput pembungkus yang disebut pleura
d. Terdapat bronkus yang membentuk cabang-cabang yang disebut bronkiolus
dimana bronkiolus pun bercabang - cabang lagi membentuk pembuluh-
pembuluh halus (alveolus) yang jumlahnya sekitar 300 juta buah .Alveolus
berdinding sangat tipis, elastis dan mengandung pembuluh-pembuluh
kapiler darah. Pada dinding alveolus inilah terjadi pertukaran O2 dan CO2.

D. PERUBAHAN FUNGSI PERNAPASAN

1. Hiperventilasi, merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah oksigen


dalam paru-paru agar penafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat
disebabkan oleh kecemasan, infeksi/sepsis, keracunan obat-obatan dan
ketidakseimbangan asam basa (asidosis metabolik). Tanda dan gejala
hipeventilasi yaitu takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya
konsentrasi, disorientasi dan tinnitus.

2. Hipoventilasi, terjadia ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi


penggunaan oksigen tubuh atau untuk mengeluarkan karbondioksida dengan
cukup. Biasanya terjadi pada kolaps paru. Tanda dan gejala hipoventilasi yaitu
nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorinetasi, ketidakseimbangan elektrolit.
Kejang dan kardiak arrest.

3. Hipoksia yaitu tidak adekuatnya pemenuhan oksigen seluler akibat defisiensi


oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen apda tingkat
seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin,
berkurangnya konsentrasi oksigen, keracunan sianida, menurunnhya difusi
oksigen dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia, syok, dan gannguan
ventialsi. Tanda dan gejala hipoksia yaitu kelelahan, cemas, nadi meningkat,
pernafasan cepat dan dalam, sianosis, sesak nafas dan clubbing finger.
E. NILAI-NILAI NORMAL
Analisa Gas Darah (AGD) merupakan tes untuk mengukur jumlah oksigen dan
karbondioksida dalam darah serta keasaman (Ph) darah. Hasil ini digunakan untuk
mengevaluasi seberapa efektif paru-paru memberikan oksigen kedarah, seberapa
baik paru-paru dengan ginjal mempertahankan Ph darah. Prosedur ini biasanya
digunakan untuk menilai penyakit khususnya pernafasan dan kondisi lain yang
dapat mempengaruhi paru dan sebagai pengelolaan terapi oksigen. Nilai normal
pemeriksaan AGD adalah sebagai berikut:

Parameter Nilai Normal


Tekanan parsial oksigen (PaO2) 75-100 mmHg
Tekanan parsial karbondioksida (PaCO2) 35-45 mmHg
Oksigen konten (O2CT 15-23 %
Saturasi oksigen (SaO2) 94-100 %
Bikarbonat (HCO3) 22-26 mE/liter
Ph 7, 35 - 7,45

Tidal Volume (TV) 500 cc


Volume Cadangan Inspirasi (VCI) 3000 ml
Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) 1100 ml
Volume Residu 1200 ml
Kapasitas Inspirasi (KI) 3500 ml
Kapasitas Residu Fungsional (KRF) 2300 ml
Kapasitas Vital 4600 ml
Kapasitas Total Paru 5800 ml

F. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI

Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan gangguan kebutuhan oksigen antara lain:
1. Pemeriksaan fisik:
✓ Hidung dan sinus: inspeksi cuping, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna,
bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung. Palpasi sinus frontalis, sinus
maksilaris.
✓ Faring: inspeksi warna, simetris, eksudat, ulserasi, bengkak.
✓ Trakhea: palpasi dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari
tengah pada bagian bawah trakhea dan raba bagian bawah trakhea dan raba
trakhea keatas, ke bawah dan kesamping sehingga kedudukan trakhea dapat
diketahui.
✓ Thoraks: inspeksi postur, bentuk dada.
2. Kaji pola nafas: apakah nafas dalam rentang normal, ada atau tidaknya henti nafas
(apnea), nafas cepat (tachipnea).
3. Kaji volume pernafasan: hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam
paru-paru yang ditandai dengan pernafasan yang panjang, dan dalam.
Hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernafasan yang lambat.
4. Kaji sifat pernafasan: apakah klien menggunakan pernafasan dada yaitu
pernafasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernafasan perut
yang ditandai dengan pengembangan perut.
5. Kaji ritme atau irama pernafasan secara normal, apakah reguler atau irreguler.
6. Kaji apakah klien terdapat kesulitan bernafas.
7. Kaji bunyi nafas: stridor ( bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat
inspirasi), wheezing ( bunyi nafas seperti orang bersiul), rales (bunyi yang
mendesak atau bergelembung dan didengar saat ekspirasi), ronchi (bunyi nafas
yang kasar dan kering serta didengar saat ekspirasi), stertor ( mendengkur yang
terjsi karena adanya obstruksi jalan nafas bagian atas).
8. Kaji batuk dan sekresinya: batuk produktif/non produktif.
9. Kaji status oksigenasi klien: anoxia, hipoxemia, hipoxia, cianosis, clubbing finger.

G. DIAGNOSIS KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

H. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektivan bersihan jalan nafas
Definisi: ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau sumbatan dari jalan
nafas untuk mempertahankan alan nafas yang bersih.
Batasan karakteristik:
✓ Suara nafas tambahan
✓ Perubahan laju respirasi
✓ Perubahan ritme respirasi
✓ Sianosis
✓ Dyspnea
✓ Kelelahan
Faktor yang berhubungan:
✓ Mukus berlebih
✓ Sekresi d bronchi
NOC
Status Pernapasan : Kepatenan jalan napas
- Frekuensi pernapasan
- Irama pernapasan
- Kemampuan untuk mengeluarkan sekret
NIC
1. Manajemen jalan napas
- Identifikasi kebutuhan pasien
- Kelola pengobatan aerosol
- Kelola nebulizer ultrasonik
- Monitor status pernapasan dan oksegenasi
2. Terapi Oksigen
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Atur peralatan oksigen dan cek sistem humadifier
- Monitor aliran oksigen
- Monitor posisi alat oksigen
- Monitor keefektivan terapi oksigen
- Monitor tanda dan gejala hipoventilasi
- Sediakan oksigen ketika pasien dalam transportasi
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, V. L. (2012). Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan. Diambil dari


www.perawat-sehat.blogspot.com, diakses pada 06 Oktober 2014 pukul 20:10

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/33719/3/Bab_2.pdf pada Minggu, 4 Oktober 2015 jam


15.00.

Dochterman, Bullechek, Butcher, Wagner. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC)


6th edition. St. Louis: Mosby.

Morhead, S., Jhonson, M., Maas. ML., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes Classification
(NOC) 5th edition. St. Louis: Mosby.

Mulatsih, Sutaryo, Sunarto, Allen, Yeow, Sofia. 2009. Karakteristik Klinis Pasien Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA) dengan Fusi Gena TEL-AML1, BCR-ABL, dan E2A-PBX1. Sari
Pediatri 11(2):118-123.

North American Nursing Diagnosis Association. 2015. Nursing Diagnoses: Definition &
Classification 2015-2017. Philadelphia:Wiley Blackwell.

Nurjannah, Intansari. 2014. ISDA : Intan’s Screening Diagnoses Assesment. Versi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta : Moco Media

Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik ( Fundamentals of Nursing: Concept, Process & Practice) Edisi keempat. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai