Disusun oleh :
MIRA HARTATI
NPM 22.14901.14.39
Pembimbing Mata Kuliah :
I. KONSEP OKSIGENASI
A. PENDAHULUAN
Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolismesel.sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida,
energy, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh
akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Mubarak, 2007)
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel_ sel tubuh. Secarah
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernafas
(wartonah tarwanto, 2006).
Terafi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah
21%. Tujuan terafi oksigen adalah memberikan transfort oksigen yang adekuat dalam
darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium
(Mutaqqin, 2005)
Peningkatan ketebalan membaran dalam proses difusi terjadi pada klien dengan :
Edema pulmonary (penimbunan cairan)
Pulmonary infiltrate (penyusupan atau terkumpulnya zat yang tidak normal)
Efusi pulmonary (proses masuknya cairan)
Penurunan ketebalan membran atau perubahan membran alveolar kapiler juga
bisa disebabkan oleh:
……………
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem,Oksigenisasi
1. Lingkungan
2. Latihan/aktivitas
3. Emosi
4. Gaya hidup
5. Status kesehatan
6. Narkotik
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Spyromtry : mengetahui fungsi paru.
2. Hematologi : mengetahui
Infeksi :LED (laju endap darah), leukosit
Alergi :eosinofil
Pertukaran gas :ABG (analisa blood gas)
3. Radiologi
Foto rontegen atau X-ray
Broncoscopy : pada hidung dimasukkan selang sampai bronkus yang dihubungkan
dengan computer
Scaning paru :untuk mengetahui keadaan otak dan paru
Tromogafi :CT-scen menggunakan computer
Anglografi :untuk mengetahui emboli
4. Biopsi :mengetahui histologi sel
1. Thoracocentesis :mengetahui cairan
5. Ultrasonograph /USG :melihat bagian tubuh dengan computer.(pada wanita hamil).
C. PENANGANAN
Teknik pernafasan
1) Latihan nafas dalam, batuk efektif.
Indikasi :48 jam post operasi
Cara kerja :
a) Posisikan semi fowler
b) Anjurkan klien menekan aera insisi dengan bantal /tangan
c) Anjurkan klien tarik nafas lewat hidung dan dikeluarkan secara perlahan-lahan
lewat mulut
d) Anjurkan klien tarik nafas lagi, tahan sebentar kemudian di batukkan
e) Bersihkan atau tamping sputum yang keluar
1) Pursed lip breating
Indiksi :pasien yang biasa mengontrol pernafasan
Cara kerja :
a) Posisikan baring /duduk yang nyaman
b) Anjurkan klien inspirasi dalam lewat hidung dan tahan sebentar
c) Ekspirasikan lewat mulut secara perlahan-lahan seperti bersin
2) Abdominal breating
Indikasi :disfungsi pernafasan kronik
Cara kerja :
a) Bersihkan jalan nafas, kalau perlu saction
b) Pasisi klien duduk atau baring semi fowler
c) Anjurkan klien tarik nafas dalam dengan menggunakan otot abdomen
d) Tahan sebentar kemudian akhalasi seperti bersin ddengan perlahan-lahan kurang
lebih 2-3 kali lebih lama dari inspirasi
e) Bila berhasil lanjutkan dengan latihan bebas di atas abdomen kurang lebih 5 pound
(2,5 kg)
f) Lakukan kurang lebih 10-20 menit
3) Insentive spirometer
Indikasi :post operasi bersamaan deep breathing
Cara kerja :
a) Posisi klien duduk atau berbaring semi fowler
b) Anjurkan klien memegang pipa spyrometer dekatkan ke mulut
c) Klien nafas dalam kemudian keluarkkan secara cepat dan maksimal lewat mulut ke
selang spirometer
d) Ulangi 4-5 kali, kemudian batuk efektif
e) Bersihkan selang spyrometer, kemudian klien diistirahatkan
FISIOTERAPI DADA
1. Perkusi dada dan vibrasi
Alat :bantal, handuk kecil, tissue, sputum pot.
Cara kerja :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
b. Atur posisi (postural drainage)
c. Letakkan handuk di atas klien
d. Anjurjan klien nafas dalam perlahan-lahan
e. Lengkungkan telapak tangan, jari rapat
f. Tepuk-tepuk punggung dan dada klien di punggung ke bahu
g. Lakukan selama 3-5 menit
h. Anjurkan pursed lip breating
i. Letakkan tangan anda bersilang pada lokasi paru, lalu getarkan secara pelan-pelan
saat klien ekshalasi
j. Ulangi kurang lebih 5 kali
k. Tampung dan bersihkan dengan tissue (sputum pot)
2. Postural drainage
Alat :bantal, tissue, obat kumur
Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur
b. Atur posisi sesusai letak secret
c. Kombinasikan dengan perkusi dan vibrasi
Indikasi :
a. Klien tak mampu batuk
b. Secret terkumpul di lobus paru
Kontraindikasi
a. Dypsnoe meningkatkan cyanosis saat prosedur
b. Nyeri
c. Perdarahan lama
d. Kelumpuhan
e. Resiko tinggi fraktur patofisiologi
f. Mastectomy :pembedahan mamae
Osteoporosis :keroposnya tula
OKSIGENASI
Tujuan :
1. Menyediakan sejumlah O2 yang cukup untuk makhluk hidup atau suffilien
2. Mengurangi hypoximea
3. Menurunkan akibat kompensasi hypoxia
Kontraindikas :
1. Hipoventilasi
2. Oxygen toxicity
Metode pemberian oksigen
1. Low flow system
a. Nasal kanul
o 1 X/menit 22%-24%
o 2 X/menit 26%-28%
o 3 X/menit 28%-30%
o 4 X /menit 32%-36%
o 5 X /menit 36%-40%
o 6 X /menit 40%-44%
b. Masker
1. Simple face
5-6 X/menit 40%
6-7 X/menit 50%
7-8 X/menit 60%
2. Partial rebreathing
8 X/menit 40-50%
10-12 X/menit 60%
3. Non rebreathing
6 X/menit 55-60%
8 X/menit 60-80%
10 X/menit 80-90%
12-15 X/menit 90-100%
2. High flow system
a) Venture mask
3 X/menit 24-28%
4 X/menit 30-40%
8 X/menit 50%
b) Oksigen hood (nasal kateter)
10-12 X/menit
Inshalasi uap (saluran pernafasan)
Tujuan :
a) Mengencerkan dahak
a) Melembabkan mukosa saluran pernafasan
b) Selaput lendir dalam keadaan tetep lembab
c) Pernafasan menjadi lega
d) Pembengkakan selaput lendir menjadi kusam
Suction yaitu mengeluarkan secret atau lendir saluran pernafasan
Macam-macam otot:
1. Orotracheal/nasotracheal suction
Indikasi :
a) Distress permafasan
b) Suara nafas abnormal (wheezing)
Kontraindikasi :broncospasme
Prosedur :
Pasien semi fowler
Gunakan alat dan prosedur steril (kateter tidak lentur)
Beri hyperoksigen dengan ventilator
Anjurkan klien nafas dalam
Masukkan kateter dengan tekanan (keluarkan dengan tekanan secara sirkumsisi
dengan pelan-pelan 5-10 menit)
Ulangi 3 X atau sekret bersih
Bila secret sangat pekat tetesi dengan NaCl
Catata hasil dan respon pasien
Komplikasi :
Bronco or laringospasme
Pendarahan
Batuk-batuk panjang
Infection
Gangguan irama jantung
2. Hidung
3. Oropharing atau nosopharing
Komplikasi :
1. Depresi pernafasan, toksisitas (keracunan), nyeri subsentral (saluran nafas)
2. Fibroplasma retro lental :mata (pembuluh arteri retina mata)
3. Gangguan sirkulasi sementara hidung (penyumbatan ekspresinya)
4. Parestesi, nyeri sendi (syarat)
A. PENGKAJIAN
2.1.1 RIWAYAT KEPERAWATAN
Meliputi :
Fungsi kardiopulmoner saat normal
Fungsi respirasi dan sirkulasi saat mengalami perubahan atau gangguan
Pengukuran penggunaan O2 secara optimal
Kaji :
Masalah-masalah respirasi
Rasionalisasi penyakit/masalah respirasi
Adanya batuk dan penanganan
Kebiasaan merokok
Nyeri
Fungsi kardiopulmoner saat normal
Fungsi respirasi dan sirkulasi saat mengalami perubahan atau gangguan
Pengukuran penggunaan O2 secara optimal
Kaji :
Masalah-masalah respirasi
Rasionalisasi penyakit/masalah respirasi
Adanya batuk dan penanganan
Kebiasaan merokok
Nyeri
Masalah kardiovaskuler
2.1.2 Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara :
1. Inspeksi
Menggunakan indra penglihatan, Observasi dari head to toe (kepala sampai kaki)
meliputi :
a. Kulit
b. Warna membrane mukosa
c. Keadaan umum
d. Tingkat kesadaran
e. Keadekuatan sistem sirkulasi
f. Pola nafas
g. Gerakan dinding dada
h. Bentuk thorax
i. Tipe pernafasan (brot, kussmaul)
j. Gerakan otai pernafasan
2. Palpasi
Menggunakan indra peraba, meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di
jangkau tangan.
Missal :suhu, kelembapan, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa edema,
krepitasi dan sensasi.
Palpasi ringan
Dengan menggunakan telapak tangan dan tangan sejajar dengan kulit tekan hati-
hati dengan kedalaman 1-2 cm gerakan bantalan jari dengan gerakan memutar.
Palpasi dalam
Palpasi tangan tunggal dengan sisi telapak tangan pada kulit dengan tangan
menekan ke bawah, bantalan jari di tekan 4 - 5 cm.
3. Perkusi
Meliputi pengetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi yang akan
membantu dalam penentuan densitas, lokasi, ukuran dan posisi struktur di bawahnya.
a. Perkusi langsung (segera)
Permukaan tubuh ditekuk dengan satu jari atau lebih pada satu lengan.
a. Perkusi tidak langsung (perantara)
Jari tengah pada satu tangan (fleksimer) hipertensi dalam tulang distal jari
ditempelkan berlawanan dengan permukaan tubuh.
b. Hasil perkusi
Timpani
Intensitas keras, bunyi nada tinggi, lamanya sedang, setara dengan bunyi dram.
Hiperresonansi
Intensitas sangat keras, bunyi dengan nada sangat rendah, lamanya sangat
singkat setara dengan bunyi dentuman.
Resonansi
Intensitas sedang, bunyi nada rendah, lamanya panjang setara dengan gaung.
Pekak
Intensitas lembut, bunyi nada tinggi, lamanya sedang.
Bunyi datar
Intensitas halus, bunyi nada tinggi, lamanya singkat.
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan jalan
pernafasan bersih dan tidak ada suara/bunyi nafas .
Kriteria hasil (NOC:edisi kedua)
1. Saluran pernafasan IER
2. Irama pernafasan IER
3. Nafas dalam
4. Tidak ditemui pursed lips breating
5. Pergerakan sputum dari saluran nafas
6. Tidak ditemui ortopnea
7. Volume tidal IER
8. Kapasitas vital IER Intervensi (Doenges ,edisi 3)
Mandiri Rasional
Kolaborasi Rasional
Mandiri Rasional
Kaji/awasi secara rutin kulit dan Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku)
warna membrane mukosa. atau sentral (terlihat sekitar bibir atau daun
telinga). Keabu-abuan atau dianosis sentral
mengindikasikan beratnya hipoksemea.
Auskultasi bunyi nafas, catat Bunyi nafas mungkin redup karena penurunan
penurunan aliran udara dan bunyi aliran udara atau area konsolidasi. Adanya
tambahan. mengi mengindikasikan spasme
bronkus/tertahannya sekret. Krekels basah
menyebar menunjukkan cairan pada
interstisial /dekompensasi jantung.
Kolaborasi
Kolaborasi Rasional
Carpenito, Lynda Juall, 2001, Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doenges, Moorhouse, Geissler, 2000, Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Johnson Marion , Meridean Maas, Sue Moorhead, 1999, NOC. Edisi 2. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Perry & Potter, 2003, Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis