Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN PERNAPASAN TERAPI NEBULIZER


Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Tahap Stase KDP

Disusun Oleh :

FITRIA DEWI
(0432950317022)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BEKASI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN PERNAPASAN TERAPI NEBULIZER

A. DEFINISI
Pernapasan adalah proses pengambilan (menghirup) oksigen (O²) atau zat asam
ke dalam tubuh serta mengeluarkan karbon dioksida (CO²) atau zat asam arang dan uap
air ke luar tubuh. Pernapasan pada manusia menggunakan beberapa alat pernapasan yaitu
hidung, tenggorokan dan paru-paru [ CITATION kha20 \l 1033 ].
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi 
aerosolsecara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan
atau gelombangultrasonik.
B. TUJUAN
- Tujuan pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang
karbondioksida. Untuk mencapai tujuan ini, maka mekanisme pernapasan dibagi
menjadi empat proses utama yaitu
1. Ventilasi paru, yang berarti keluar masuknya udara antara atmosfir dan alveoli
paru
2. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah
3. Pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel jaringan
tubuh
4. Pengaturan ventilasi.
- Tujuan pemberian Nebulizer untuk mengurangi sesak pada penderita asma" untuk
mengencerkan dahak" bronkospasme  berkurang/ menghilang
C. ANATOMI

Bernapas membawa udara ke paru, dimana terjadi pertukaran gas. Udara masuk ke paru
melalui saluran pernapasan. Organ saluran pernapasan atas terdiri dari mulut, hidung, dan
pharing. Ketiganya dihubungkan dengan nasopharing, yang membawa udara melalui mulut
dan hidung ke pharing. Organ saluran pernapasan bawah terdiri dari trakhea, lobus
bronkhus, segmen bronkhus, dan paru. Bronkhus berlanjut ke bronkhiolus, yang
menghubungkan jalan napas dengan parenkhim paru. Pertukaran gas di paru terjadi di
alveoli. Struktur epitel berdinding tipis dihubungkan dengan kapiler. Oksigen masuk
alveoli menembus epitel, masuk darah menuju jantung dan dari jantung ke jaringan tubuh.
D. FISIOLOGI
1. Pernapasan Eksternal

Pernapasan ekstrenal ( pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan pertukaran O₂


dan CO₂ antara lingungan ekstrenal dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung
dalam langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor
oksigen dan karbondioksida.

a. Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses
ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas yang bersih, sistem
saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu
mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplian paru yang adekuat.
b. Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah difusi
oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan
molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau
bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveollus dan membran kapiler dan
dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.
c. Transport oksigen dan karbondioksida
Tahap ketiga pada proses pernafasan adalah transport gas-gas pernafasan pada
proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbondioksida diangkut
dari jaringan kembali menuju paru.
- Transport O₂
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan Hb dan diangkut keseluruh
jaringan dalam bentuk oksihemmoglobin (HbO₂), dan sisanya terlarut dalam
plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah oksigen yang masuk dalam
ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang
membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O₂ dalam plasma, jumlah hemoglobin
dan ikatan oksigenasi dengan hemoglobin.
- Transport CO₂
Karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus produksi dan
diangkut menuju paru dalam 3 cara:
a. Sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam
bentuk bikarbonat
b. Sebanyak 23% karbondoksida berikatan dengan Hb membentuk
karbaminohemoglobin
c. Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam
bentuki asam karbonat.
2. Pernapasan Sistemik
Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam
mitokondria , yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida selama
proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak
mengandung oksigen dibawa keseluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. Posisi Tubuh
Berdiri atau duduk tegak menyebabkan ekspansi (pelebaran) paru paling besar.
Diafragma dapat naik turun secara leluasa karena organ abdominal tidak
menekan/mendorong diafragma. Pernapasan lebih kuat saat berbaring karena isi
abdomen mendorong diafragma. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, pernapasan
meningkat dan sulit pada posisi berbaring karena janin mendorong diafragma.
2. Lingkungan
1) Ketinggian tempat
Tempat lebih tinggi mempunyai tekanan oksigen lebih rendah, sehingga darah arteri
mempunyai tekanan oksigen yang rendah. Akibatnya orang di dataran tinggi
mempunyai pernafasan dan denyut nadi yang meningkat dan peningkatan kedalaman
napas.
2) Polusi udara
Polutan (hidrokarbon, oksidan) bercampur dengan oksigen membahayakan paru.
Karbon monoksida menghambat ikatan oksigen dalam hemoglobin. Polutan
menyebabkan peningkatan produksi mukus, bronkhitis dan asma.
3) Alergen
Alergen (pollen, debu, makanan) menyebabkan jalan napas sempit akibat udem,
produksi mukus meningkat, dan bronkhospasme. Hal ini menyebabkan kesulitan
bernapas sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen
4) Suhu
Panas menyebabkan delatasi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan aliran
darah ke kulit dan meningkatkan sejumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh.
Vasodilatasi kapiler menurunkan resistensi atau hambatan aliran darah. Respons
jantung meningkatkan output untuk mempertahankan tekanan darah. Peningkatan
cardiac output membutuhkan tambahan oksigen sehingga kedalaman napas
meningkat. Lingkungan yang dingin menyebabkan kapiler perifer kontriksi, sehingga
meningkatkan tekanan darah yang menurunkan kerja jantung dan menurunkan
kebutuhan oksigen.
3. Gaya Hidup dan Kebiasaan
1) Merokok
Perokok lebih banyak mengalami emfisema, bronkhitis kronis, Ca paru, Ca mulut, dan
penyakit kardiovaskular daripada yang bukan perokok. Rokok dapat menghasilkan
banyak mukus dan memperlambat gerakan mukosilia, yang akan menghambat gerakan
mukus dan dapat menyebabkan sumbatan jalan napas, penumpukan bakteri dan infeksi,
sehingga menyebabkan pernapasan lebih cepat.
2) Obat-obatan dan alkohol
Barbiturat, narkotik, beberapa sedative, dan alkohol dosis tinggi dapat menekan sistem
syaraf pusat dan menyebabkan penurunan pernapasan. Alkohol menekan refleks yang
melindungi jalan napas, sehingga orang yang teracuni alkohol dapat muntah, teraspirasi
isi lambung ke paru dan menyebabkan pneumonia.
3) Nutrisi
Kalori dan protein diperlukan untuk kekuatan otot pernapasan dan memelihara sistem
imun. Cairan diperlukan untuk mengencerkan dan mengeluarkan sekresi sehingga
kepatenan jalan napas terjaga. Pada obesitas, gerakan paru terbatas khususnya pada
posisi berbaring, menyebabkan pernapasan cepat dan dangkal, sehingga kebutuhan
oksigen meningkat.
4) Aktivitas
Aktivitas meningkatkan pernafasan dan kebutuhan oksigen dalam tubuh. Mekanisme
yang mendasarinya tidak banyak diketahui. Walaupun demikian hal ini menerangkan
bahwa beberapa faktor yang terlibat di dalamnya antara lain kimiawi, neural dan
perubahan suhu.
F. CARA BEKERJA NEBULIZER
Cara bekerja nebulizer aadalah dengan penguapan. Jadi obat-obatannya diracik (berupa
cairan), dimasukkan ke tabungnya lalu dengan bantuan listrik menghasilkan uap yang
dihirup denngan masker khusus. Tidaka ada bau apa-apa jadi rasanya seperti bernafas
biasa. Terapi penguapan sekitar 5-10 menit, 3-4 kali sehari (seperti jadwal pemberian
obat) .
Alat nebulizer berguna untuk yanag punya masalah dengan saluran pernafasan, sseperti :
- Batuk, untuk meengeluarkan lendir di paru-paru, menegencerkan dahak
- Pilek/hidung tersumbat, melancarkan saluran pernafasan dengan terapi inhalasi ini
juga ampuh, penggunaannya sama dengan obat oral 3x sehari, campuran (obat)
uapnya biasanya juga obat-obatanya yang memang untuk melancarkan jalan nafas
- Asma dan sinusitis, bunyi tarikannya sangat kuat dan sesak nafas
- Alergi yang menyebabkan batuk-baatuk, pilek dan yang menjurus ke serangan
asma/sinusitis
G. OBAT NEBULIZER

Obat-obatan untuk Nebulizer

- Pulmicort : kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran napas
- Nacl : mengencerkan dahak
- Bisolvon : cair mengencerkan dahak
- Atroven : melonggarkan saluran napas
- Berotex : melonggarkan saluran napas
- Inflamid : untuk anti radang
- Combiven : kombinasi untuk melonggarkan saluran napas
- Meptin : melonggarkan saluran napas.
H. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI NEBULIZER
- Indikasi Nebulizer untuk penderita asma, sesak napas kronik, batuk, pilek, dan
gangguan saluran pernapasan.
- Kontraindikasi Nebulizer pada penderita trakeotomi, pada fraktur didaerah hidung
I. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Meliputi pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan sekarang , gaya hidup,
adanya batuk, sputum, nyeri, dan adanya faktor resiko untuk gangguan status oksigenasi.
a. Masalah pada pernapasan (dahulu dan sekarang)
b. Riwayat penyakit
1) Nyeri
2) Paparan lingungan
3) Batuk
4) Bunyi nafas
5) Faktor resiko penyakit paru
6) Frekuensi infeksi pernapasan
7) Masalah penyakit paru masa lalu
8) Penggunaan obat
c. Adanya batuk dan penanganan
d. Kebiasaan merokok
e. Masalah pada fungsi kardiovaskuler
f. Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
g. Riwayat penggunaan medikasi’
h. Stressor yang dialami
i. Status atau kondisi kesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh, kondisi
kulit, dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter
anteroposterior, struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas (frekuensi dan
kedalaman pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas
dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan
punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh” secara ulang.
Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat dan meningkat
pada kondisi konsolidasi.
c. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya, dada
menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
d. Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi yang terdengar
digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan kualitasnya. Untuk
mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya auskultasi dilakukan lebih
dari satu kali.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan oksigenasi
pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara lain :
a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri,
oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
b. Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
c. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur kerongkongan,
sputum, uji kulit toraketensis.
3. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan penyapihan ventilator
3. Gangguan pertukaran gas
4. Gangguan ventilasi spontan
5. Pola nafas tidak efektif
6. Resiko Aspirasi
DAFTAR PUSAKA

khamim. (2020). Seri Sains: alat-alat pernapasan. jakarta: Alprin.

Rahayu, S., Harnanto, A. M. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai