Anda di halaman 1dari 28

Mekanisme Pernafasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
A. Respirasi mencakup 2 proses yang terpisah tapi saling berkaitan:
1. Repirasi luar (eksternal) adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara
darah dan udara.
2. Respirasi dalam (internal) adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2
dari aliran darah ke seluruh tubuh

Respirasi eksternal
Dilakukan di paru-paru
Fungsipertukaran gas (O2 dan CO2)
Proses :
O2 masuk melalui hidung/mulut trakea, bronkial
alveoli kapiler pulmonalis

O2 menembus membrane alveoli kapiler ikatan dengan Hb eritrosit


kejantung

O2 di pompakearteri kesemuabagiantubuh

Darahmeninggalkanparu-parudengan po2 mmHg (95% Hbpenuh O2)

Respirasi internal
Darahdengan Hb-O2 (oksiHb) ketubuh masukkapilerseljaringanmengambil O2
dariHb, darahmenerima CO2 (buanganoksidasi)
Proses Inspirasi Ekspirasi
Inspirasi

Ekspirasi

Diafgramaberkontraksi,menurunkandanmem

Diafgramarelaksasimendorongkembalitulangr

ipihkantulangrusuk

usukkeposisisemula

Ototinterkostaliskontraksi,menariktulangrus

Ototinterkostalisrelaksasi,

ukkeatas

tulangrusukbergerakkebawah

Paru-parumembesar, tekanandarahmenurun
Udaramasukkeparu-paru

Ruangparu-parumngecil, tekanan di
dalammeningkat
Udarakeluardariparu-paru

1.2.1 Mekanisme pernafasan inspirasi


INSPIRASI
Sebelum inspirasi, otot-otot pernapasan relaks; tekanan intra alveol = tekanan atm
Pusat irama dasar pernapasan (dorsal respiratory group/DRG di formasio
retikularis medulla oblongata)
mengirimkan impuls dari neuron I-DRG melalui neuronphrenic ke otot-otot
inspirasi; dan ke neuron E-VRG (ventral respiratory group)
Diafragma & m.external intercostal berkontraksi rongga thorak membesar

tekanantransmural (intra pleura & intra alveol) meningkat jaringan paru


membesar tekanan intraalveolar udara masuk ke alveolus.
Napas dalam melibatkan otot inspirasi tambahan: m.sternocleidomastoideus &
m.scalenus.

1.2.2 Mekanisme pernafasan ekspirasi


EKSPIRASI

Pada akhir inspirasi, otot-otot inspirasi relaks tekanan.transmural (intrapleura


& atm) menurun dinding dada menekan jaringan paru tekananintraalvolar
meningkat udara keluar
Impuls dari neuron E-VRG menghambat neuron I-DRG sehingga menghenitikan
aktivitasnya dengan pelepasan rangsangan inhibisi.
Ekspirasi tenang tidak melibatkan otot-otot ekspirasi.
Ekspirasi aktif melibatkan otot-otot ekspirasi: m.internal intercostal &
m.abdominalis.

Jenis pernapasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:


1.2.3 Pernapasan dada
Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot
tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan
dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi
menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang
rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkatsehingga volume dada bertanbah
besar.
Bertambah besarnya akan menyebabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada
tekanan rongga dada luar. Karena tekanan udara kecil pada rongga dada menyebabkan
aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses
inspirasi.Sedangkan pada proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam,
tulang rusuk kembali ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh
meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara
terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ekspirasi.

1.2.4 Pernapasan perut


Pada pernapasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding
rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu
menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin
kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara
mengalir masuk ke paru- paru (inspirasi).Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi
secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler,
sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada
lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih
besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam,
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara
bersamaan.

1.3

Pertukaran udara
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara berlangsung di alveolus

paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan di dalamnya aliran udara timbal
balik (pernapasan), dan tergantung pada difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah kapiler
dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas dan uap yang dihirup.

TEMPAT PERTUKARAN GAS


1) Di paru-paru
Oxygen memiliki tekanan tinggi di dalam paru-paru dan mengalir ke dalam
darah
CO2 memiliki tekanan tinggi di dalam darah dan akan mengalir keluar
2) Di jaringan
Oksigen berpindah menuju jaringan
CO2 pindah ke dalam darah
Mekanisme Pertukaran Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2) Dari
Alveolus ke Kapiler Darah dan Sebaliknya

1.Pertukaran O2 dan CO2 Dari Alveolus ke Kapiler Darah

Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida terjadi di alveolus. Oksigen dari
Alveolus dibawa ke Kapiler darah dan berdifusi dalam darah. Di dalam sel-sel
darah merah, oksigen berikatan dengan Hemoglobin (Hb) membentuk
oksihemoglobin (HbO2) yang selanjutnya akan beredar darah menuju seluruh
tubuh. Begitu mencapai sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga HbO2
kembali menjadi Hb.

Dari sekitar 300 liter oksigen yang masuk ke dalam tubuh selama sehari
semalam, hanya sekitar 2%-3% yang dapat larut dalam plasma darah.
Sebagian besar oksigen akan diangkut oleh Hemoglobin dalam sel darah
merah. Hemoglobin merupakan zat warna merah darah atau zat pigmen
respirasi yang tersusun atas senyaw hemin atau hematin (mengandung unsur
Fe) dan globin (suatu protein).
2. Pertukaran O2 dan CO2 Dari Kapiler Darah ke Alveolus

Pada waktu darah mengalir ke paru-paru, hemoglobin mengikat oksigen


sampai jenuh. Oksihemoglobin akan melepaskan oksigen lebih banyak pada
lingkungan asam. Apabila lebih banyak oksigen yang digunakan, lebih banyak
pula karbon dioksida yang terbetuk dan diambil oleh darah. Karbon dioksida
yang diambil akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H2CO2)
yang berakibat darah bersifat asam.

Dalam kondisi normal tubuh menghasilkan sekitar 200 cc karbon dioksida dan
setiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc karbon dioksida. Hal tersebut
menyebabkan terbentuknya asam karbonat dan pH darah menjadi asam (4,5).
Dengan adanya ion Na+ dan K+, keasaman darah dapat dinetralkan.

Pengangkutan karbon dioksida dari jaringan dengan pengubahan dari karbon


dioksida menjadi asam karbonat atau sebaliknya dipercepat oleh enzim
karbonat anhidrase.

Apabila ion H+ tetap tinggal di dalam darah akan berakibat darah bersifat
asam. Oleh karena itu, ion H+ dinetralkan dengan ion K+. Setelah itu aliran
darah kembali ke paru-paru dan melepaskan karbon dioksida. Hal itu dapat
mengurai konsentrasi karbon dioksida dan asam karbonat. Kemudian asam
karbonat diuraikan menjadi air dan karbon dioksida. Darah melepaskan sekitar
10% karbon dioksida saat darah mengalir ke paru-paru dan sisanya yaitu
sekitar 90% tetap tertahan dalam bentuk bikarbonat (HCO3-) yang bertindak
sebagai buffer (penyangga) darah yang penting untuk menjaga agar Ph darah
tetap.

Karbon dioksida yang dibentuk melalui respirasi sel diangkut menuju paruparu. Setelah sampai di alveolus, karbon dioksida berdifusi dari kapiler ke
alveolus. Karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernafasan saat
menghembuskan nafas, dan akan keluar melalui hidung.

1.3.1 Hukum gas


Hukum Boyle : Tekanan pada ruangan tertutup berbanding terbalik dengan volume
nya.
Hukum Dalton Tentang Tekanan Parsial Gas
Tekanan campuran gas, sama dengan jumlah tekanan parsial gas-gas penyusunnya.

1.3.2 Ventilasi o2dan co2


Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli.
Proses ini terdiri dari inspirasi (masuk nya udara ke paru-paru) dan ekspirasi
(keluarnya udara dari paru-paru).
Ventilasi terjadikarenaadanyaperubahantekanan intra pulmonal.
Ventilasidipengaruhioleh :
Kadar oksigenpadaatmosfer
Kebersihanjalannafas
Daya recoil &complience (kembangkempis) dariparu-paru
Pusatpernafasan

Ventilasi paru mencakup gerakan dasar atau kegiatan bernafas atau inspirasi dan
ekspirasi. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan
antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan
intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer (760 mmHg)
sehingga udara akan masuk ke alveoli.
Perbaruan udara secara terus-menerus dalam area pertukaran gas, merupakan
sebuah penampung pada jaringan elastin(elastic). Ke elastikan paru ini
beragantung pada dua factor, yaitu :
a.

Jaringan ikat elastic paru

Setiap jaringan ikat ini mengandung serat-serat elastin yang kemudian elastin itu
membentuk jaringan yang memperkuat elastisitasnya yang membungkus paru
b.

Tegangan permukaan alveolus

Ditimbulkan oleh lapisan tipis cairan yang melapisi bagian dalam alveolus, dari gaya
tarik tak seimbang antara ikatan molekul air dipermukaan yang lebih kuat dibanding
dengan udara diatas permukaan. Terdapat cairan dalam elveoli ini yang membuat
tegangan permukaanya menjadi naik.
Mekanisme ventilasi tergantung pada faktor :

Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru.

Sistem saraf pusat dan pusat pernafasan.

Pengembangan dan pengempisan paru-paru

Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta,


internal interkosta, otot abdominal.

Selain itu, olahraga sangat sangat meningkatkan ventilasi, tetapi mekanisme yang
berperan masih belum jelas. Ventilasi alveolus dapat meningkat sampai dua puluh kali
lipat selama olahraga berat untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan akan penyerapan
O2 dan pengeluaran CO2.

Tekanan pada Ventilasi


Terdapat tiga tekanan yang berbeda dalam ventilasi:
1. Tekanan atmosfer (barometik) adalah tekan yang ditimbulkan oleh berat udara di
atmosfer terhadap benda-benda dipermukaan bumi. Tekanan atmosfer berkurang
seiring dengan penambahan ketinggian diatas permukaan lautkarena kolom udara di
atas permukaan bumi menurun.
2. Tekanan intra-alveolus, yang juga dikenal sebagai tekanan intrapilmonalis, adalah
tekanan di dalam alveolus. Karena alveolus berhubungan dengan atmosfer melalui
saluran pernapasan.
3. Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam kantung pleura. Tekanan ini juga dikenal
sebagi tekanan intratoraks yaitu tekanan yang terjadi diluar paru di dalam rongga
toraks. Tekanan intrapleura biasanya lebih kecil daripada tekanan atmosfer
(Sherwood, 2001).
Tekanan yang pentingpadaventilasi:
1) Tekanan atmosfer(760mmHg).
2) Tekanan intraalveolar/intrapulmonal(760mmHg).
3) Tekanan intrapleura (756mmHg).
4) Tekanan transmural.
* gradien tekanan. atmosfer terhadap tekanan. intrapleura menekan dinding dada
.*gradien tekanan. intraalveolar thd tek.intrapleurameregangkan jaringan paru.

Ventilasi mengacu kepada pergerakan udara dari atmosir masuk dan keluar paru.
Ventilasi berlangsung secara bulk flow. Bulk flow adalah perpindahan atau pergerakan
gas atau cairan dari tekanan tinggi ke rendah.Faktor yang mempengaruhi ventilasi
:Ventilasi ditentukan oleh variable-variabel dalam persamaan:

F=P/R
Dimana :
F: bulk flow udara.
P: Perbedaaan tekanan antara atmosfir dan tempat pertukaran gas (alveolus).
R: Resistensi yang di timbulkan oleh saluran nafas.
TEKANAN

Tekanan alveolus bervariasi pada setiap inspirasi danmendorong aliran udara.Pada


awitan inspirasi rongga thoraks mengembang.Hal ini menyebabkan tekanan didalam
alveolus lebih rendah daripada tekanan atmosfir sehingga udara masuk ke dalam paru
dari atmosfir.Pada akhir inspirasi rongga thorak melemas,sehingga tekanan didalam
alveolus,yang terisi oleh udara inspirasi,memiliki tekanan lebih tinggi daripada tekanan
atmosfir.Udara kemudian mengalir keluar paru sesuai penurunan gradien tekanan.
RESISTENSI BRONKUS
Resistensi jalan napas biasanya sangat rendah.Resistensi dapat meningkat pada
keadaan-keadaan dimana otot polos bronkus berkonstriksi.Hal ini dapat menyebabkan
penurunan aliran udara kedalam paru.Resistensi berbanding terbalik dengan jari-jari
pangkat empat dari pembuluh.Dengan demikian,sewaktu saluran udara mengalami
konstriksi,walaupun ringan,konstiksi terhadap aliran udara meningkat bsecara bermakna.
Resistensi bronkus ditentukan oleh persarafan otot polos bronkus oleh sistem simpatis
dan parasimpatis.

1.3.3 Pertukaran gas o2danco2


DI JARINGAN

DI PARU-PARU

Oksigenmemilikitekanan
yang tinggi di dalamparuparudanmengalirkedalamdar
ah

CO2 memilikitekanan yang


tinggi di

Oksigenpindahmenujukejarin
gan

CO2berpindahkedalamdarah

dalamdarahdanakanmengalir
keluar

Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan
dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah
maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding
pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan
sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang memiliki
kebiasaan memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen
daripada seorang vegetarian.
Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam)
atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara
inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen
udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah
berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang
menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah
atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.

Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan


Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal
tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis
bahan makanan yang dimakan. Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc
oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.Kebutuhan tersebut berbanding lurus
dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat
konsentrasi oksigen udara berkurang. Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah
dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat
oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan
tubuh.

Proses Kimiawi Respirasi Pada Manusia


1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 H2+CO3 H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 Hb O2
3.Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : : Hb O2 Hb O2
4. Pengangkutan karbohidrat di dalam tubuh : : CO2 + H2O H2+CO2
1.3.4 Pengukuran volume paru
Volume Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini
dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Besarnya volume udara
pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat
pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.

Volume Paru
Untuk memudahkan penjelasan mengenai peristiwa ventilasi paru, maka udara dalam paru
dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas, yang merupaka rata-rata pada laki-laki
dewasa muda.
1. Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali
bernapas normal, besarnya kira-kira 500ml.
2. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasisetelah
dan diatas volume tidal normal, biasanya mencapai 3000ml.
3. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat
diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidak normal, jumlah
normalnya sekitar 1100ml.
4. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah
ekspirasi paling kuat, besarnya kira-kira 1200ml.

Kapasitas Paru

Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang perlu menyatukan dua
atau lebih volume diatas. Berbagai kapasitas paru yang penting yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume volume cadangan
inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500ml) yang dapat dihirup oleh seseorang,
dimulai dari tingkat eksirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.

2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume
residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru

3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume
cadangan ekspirasi, ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang
dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600ml).

4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar
mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800ml).
Volume dan kapsitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil
daripada pria dan lebih lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang
bertubuh kecil dan astenis (Guyton & Hall, 2008).

1.4 Pengontrolansystempernapasan
Kimia :

Pusatpernapasansangatpekaterhadapsangatpekaterhadapreaksi

alkali

darahharusdipertahankan

CO2

merupakanprodukasamdarimetabolisme

merangsangpusatpernapasanmengirimimpulssaraf yang bekerjaatasototpernapasan


Pengendaliansaraf
Medula

oblongata

yang

meneluarkansarafeferenkeototpernapasan

diantarkanolehsaraffrenikuskediafgrama
Sumsum

impulsnyaberjalandaridaerahtoraks

melaluisarafinterkostalis

merangsangototinterkostalis kontraksiritmikpadaototdiafgrama&interkostalis
1.4.1 Kontrolsistemrespirasi
PERSARAFAN BRONKUS
Persarafan para simpatis disalurkan ke otot polos bronkus melalui saraf vagus dan
menyebabkan kontraksi atau penyempitan jalan napas,sehingga terjadi peningkatan
resistensi dan pengurangan aliran udara.
Persarafan simpatis otot polos bronkus terjadi melalui serat-serat saraf dari ganglion
servikalis dan torakalis bagian atas dan menyebabkanrelaksasi atau dilatsi bronkus.Hal
ini menurunkan resistensi dan meningkatkn aliran udara.
KONTROL SARAF ATAS RESPIRASI
Ventilasi dikontrol oleh pusat pernapasan dibatang otak bagian bawah didaerah
medula dan pons.Dimedula,terdapat neuron-neuron inspirasi dan ekspirasi yang
melepaskan muatan pada waktu-waktu yang berbeda dalam suatu pola kecepatan dan
irama yang telah ditentukan sebelumnya.Neuron-neuron respirasi menjalankan respirasi
dengan merangsang neuron-neuron motorik yang mempersarafi diafragma dan otot-otot
antar iga.
NEURON MOTORIK YANG MENJALANKAN RESPIRASI

Neuron

motorik

utama

yang

mengontrol

otot

pernapasan

adalah

saraf

frenikus.Apabila diaktifkan oleh neuron-neuron inspirasi pusat,maka saraf frenikus


menyebabkan dada mengembang dan udara mulai mengalir dari atmosfir ke dalam
paru.Hal ini disebut inspirasi.Seiring dengan berlanjutnya inspirasi,maka pelepasan
muatan neuron-neuon inspirasi sentral melambat dan pelepasan muatan neuron-neuron
ekpirasi melambat,sehingga aktivitas neuron motorik berhenti dan terjadi relaksasi
diafragma dan otot antar iga.Dada kembali mengempis dan udara mengalir keluar
paru.Aliran udara keluar dari paru adalah ekspirasi.
KEMORESEPTOR SENTRAL
Kemoreseptor sentral di otak berespons terhadap perubahan-perubahan konsentrasi
ion hidrogen didalam cairan cerebrospinalis.Peningkatan konsentrasi ion hidrogen
meningkatkan
konsentrasi

kecepatan
ion

pelepasan

hidrogen

muatan

menurunkan

kemoreseptor.Sebaliknya,penurunan
kecepatan

pelepasan

muatan

kemoreseptor.Informasi dari kemoreseptor sentral disalurkan kepusat pernapasan diotak


yang,sebagai

responnya,meningkatkan

atau

menurunkan

kecepatan

pernapasan.Konsentrasi ion hidrogen biasanya mencerminkan konsentrasi karbon


dioksida.Dengan demikian,sewaktu kadar karbon dioksida meningkat,kadar ion hidrogen
meningkat,dan kecepatan pelepasan muatan neuron-neuron inspirasi berkurang.
KEMORESEPTOR PERIFER
Kemoreseptor perifer terdapat diarteri karotis dan aorta dan memantau konsentrasi
oksigen didalam darah arteri.Reseptor-reseptor ini,yang disebut badankarotis dan
aorta,mengirim impuls mereka kepusat pernapasan dimedula dan pons terutama untuk
meningkatkan kecepatanventilasi sewaktu kadar oksigen rendah.Kemoreseptor ini
kurang sensitif daripada kemoreseptor sentral.

1.4.2 Pusatpernapasan
Pusat pernapasan di batang otak

Bernapas, seperti denyut jantung, harus berlangsung dalam pola siklik dan kontinu agar
proses kehidupan dapat terus berjalan. Otot jantung harus berkontraksi dan berelaksasi secara
berirama untuk secara bergantian mengosongkan darah dari jantung dan mengisinya kembali.
Demikian juga, otot-otot pernapasan harus secara berirama berkontraksi dan berelaksasi agar
udara dapat masuk dan keluar paru secara bergantian.

1.4.2 Regulasipusatrespirasi
Pengaturan pernapasan manusia dibagi menjadi 2 tempat, yaitu regulasi lokal dan regulasi di
pusat pernapasannya. Regulasi local akan diperankan oleh otot polos bronkioli. Sedangkan
regulasi di pusat (pusat napas) berada di batang otak, yaitu tepatnya di medulla oblongata dan
pons. Medulla oblongata merupakan pusat pernapasan primer dimana ada 2 area yang
mengatur respirasi. Pertama, dikenal sebagai area dorsal respiratory group. Dorsal respiratory
group atau sering disingkat DRG. Kedua, disebut dengan Ventral Respiratory Group atau
VRG.

Regulasi Lokal
Kontrol lokal digunakan untuk menyeimbangkan aliran udara (ventilasi) dan aliran darah
(perfusi). Ketika aliran darah lebih besar daripada aliran udara, maka yang terjadi adanya
peningkatan kadar CO2 setempat dan penurunan kadar O2 setempat. Untuk menaikkan
kadar O2 setempat, maka otot polos saluran pernapasan akan mengalami relaksasi.
Sehingga terjadi dilatasi saluran pernapasan lokal. Saluran napas yang mengalami dilatasi
(volume membesar), tekanan mengecil, akan terjadi penurunan resistensi saluran napas.
Penurunan resistensi ini akan menyebabkan banyaknya CO2 yang keluar dan O2 yang
masuk ke dalam alveolus. Untuk menurunkan kadar CO2 setempat, maka otot polos

arteriol paru lokal akan mengalami kontraksi sehingga pembuluh darah lokal mengalami
konstriksi (volume mengecil), tekanan membesar, sebagai akibatnya ada peningkatan
resistensi. Maka, peningkatan resistensi ini akan mengakibatkan penurunan aliran darah.

Pusat Pernapasan Pusat respirasi merupakan sekelompok neuron yang tersebar luas dan
terletak bilateral di dalam substansia retikularis medula oblongata dan pons. Pusat
respirasi dibagi menjadi DRG (Dorsal Respiratory Group) dan VRG (Ventral Respiratory
Group).

1. Medulla Oblongata :
DRG merupakan kumpulan neuron yang mengatur kerja otot eksternal interkostal dan
otot diafragma. DRG ini berfungsi pada seluruh proses respirasi normal (berperan
pada quiet breathing)
VRG merupakan kumpulan neuron yang mengatur kerja otot respirasi aksesori, yang
berfungsi saat bernapas dengan kuat, yaitu saat inhalasi maksimal dan ekshalasi aktif
(berperan pada saat pernapasan kuat dan inaktif pada pernapasan tenang). Kelompok
dorsal terutama terdiri atas neuron inspirasi yang serat desendensnya berakhir pada
motor neuron di medula yang mempersarafi otot-otot inspirasi. Kelompok ventral
terdiri atas neuron inspirasi dan neuron ekspirasi yang keduanya tidak aktif selama
pernapasan tenang. Apabila kebutuhan ventilasi meningkat, neuron I pada kelompok
ventral diaktifkan melalui rangsang dari kelompok dorsal. Impuls melalui serat saraf
yang keluar dari neuron I kelompok ventral akan merangsang motor neuron yang
mempersarafi otot-otot inspirasi.

Selama respirasi normal :


meningkatnya aktivitas DRG selama periode 2 detik, sehingga menstimulasi otot-otot
inspirasi, lalu terjadilah proses inhalasi. Setelah 2 detik, DRG berubah menjadi inaktif, lalu
dibutuhkan waktu 3 detik untuk quite dan memungkinkan otot-otot inspirasi berelaksasi.
Maka terjadilah ekshalasi normal (pasif).
Selama bernapas dengan kuat :

meningkatnya aktivitas DRG, yang menstimulasi aktivasi VRG pada otot-otot inspirasi

di akhir inhalasi, otot-otot ekspiratori menstimulasi otot aksesori sehingga mampu


melakukan ekshalasi aktif
2. Pons :
area pneumotaksik : membantu switch off inspirasi (mengatur lamanya inspirasi)
area apnustik : mencegah switch off inspirasi (berlawanan fungsi kerja dengan area
pneumotaksik)

Pusat Apneustik dan Pneumotaxic


Apneustik dan pneumotaxic center merupakan sepasang nuceli yang mempengaruhi
output respirasi. Keduanya merupakan pusat respirasi di pons yang memproduksi inspirasiekspirasi normal dan halus. Pusat pneumotaxic berfungsi membatasi lama inspirasi dan
meningkatkan laju respirasi, dengan menginhibisi apneustik neuron dan membantu proses
ekshalasi normal atau kuat. Pusat pneumotaksik mengirim impuls ke DRG yang menghambat
neuron I, membatasi durasi inspirasi. Sebaliknya, pusat apneustik mencegah penghambatan
neuron I dan memberikan kekuatan ekstra untuk inspirasi.

Pada

sistem

ini,

pneumotaksik

pusat

mendominasi,

membantu menghentikan inspirasi


dan

memberikan

kesempatan

ekspirasi. Bila pengaruh pusat


pneumotaksik

dan.

vagus

dihilangkan, pengaruh tonik pusat


apneustik terhadap pusat respirasi menjadi dominan, sehingga terjadi apneusis (henti napas
pada fase inspirasi). Sedangkan apabila pengaruh hambatan n. vagus masih ada, terjadi irama
pernapasan yang lebih lambat dan dalamSelama pernapasan normal, stimulasi dari pusat

apneustik membantu peningkatan intensitas inhalasi sampai 2 sekon. Sedangkan pada


pernapasan kuat, pusat apneustik dapat merespon input sensori dari nervus vagus sehingga
meningkatkan laju respirasi.

Jenis-jenis lokasi pusat pernapasan


Pusat pernapasan terdiri dari area otak yang bertanggung jawab untuk kontrol otomatis
pernapasan. Sel-sel saraf di bagian batang otak yang lebih rendah, yang dikenal sebagai
medulla oblongata , memulai dan mengatur ritme pernapasan . Bidang lain dari batang otak,
disebut pons, mengandung sel-sel saraf yang mempengaruhi tingkat pernapasan. Impuls saraf
perjalanan dari daerah-daerah ke otot-otot pernapasan, menyebabkan inspirasi dan ekspirasi.
Kemoreseptor sel terletak di medula dan arteri utama mendeteksi perubahan dalam tingkat
oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan mengirim impuls saraf untuk mengatur pusat
pernapasan yang sesuai.
Tidak memerlukan pikiran sadar, respirasi terjadi secara spontan mengikuti impuls saraf
berirama yang dihasilkan oleh sekelompok sel alat pacu jantung di medula oblongata.
Merangsang impuls saraf motorik di tulang belakang yang bertanggung jawab untuk
mengendalikan diafragma dan otot-otot interkostal dari tulang rusuk. Proses ini diatur
sedemikian rupa sehingga saraf memasok otot-otot inspirasi dan ekspirasi tidak pernah aktif
pada waktu yang sama. Sekelompok sel saraf di pons, yang disebut pusat pneumotaxic,
merupakan bagian dari pusat pernapasan dianggap terlibat dalam transisi mengendalikan
antara inspirasi dan ekspirasi.
Saraf vagus, yang muncul di batang otak dan memiliki cabang di paru-paru, dapat
mempengaruhi respirasi. Ketika paru-paru yang membentang selama inspirasi saraf
dirangsang, menyebabkan efek penghambatan yang mencegah overinflation. Beberapa
kontrol sukarela pernapasan juga mungkin, seperti ketika seseorang memutuskan untuk
mengambil napas dalam-dalam. Hal ini melibatkan sel-sel di korteks serebral transmisi
impuls saraf melalui tulang belakang untuk merangsang otot-otot pernapasan diperlukan.
Sebuah sistem regulasi kimia memantau kadar oksigen, karbon dioksida ion, dan hidrogen
dalam darah, memberi informasi kembali ke pusat pernapasan. Sel kemoreseptor yang
sensitif terhadap perubahan kimia dalam darah yang terletak di medula dan dalam tubuh
karotis dan aorta di dalam arteri utama. Jika tingkat oksigen jatuh, atau konsentrasi karbon
dioksida atau ion hidrogen meningkat, kemoreseptor mengirimkan sinyal ke pusat pernapasan
dan meningkatkan respirasi.

Tingkat karbon dioksida dibesarkan dalam darah, yang dikenal sebagai hiperkapnia, awalnya
akan menyebabkan peningkatan dalam respirasi. Jika tingkat terus meningkat sistem saraf
pusat menjadi tertekan, menyebabkan kebingungan, koma, dan kematian. Hiperkapnia dapat
terjadi dalam kasus-kasus kegagalan paru-paru di mana pernapasan telah menjadi sangat sulit.
Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik( PPOK), atau obat-obatan
seperti morfin yang bekerja pada sel-sel saraf di medula menyebabkan kegagalan pernapasan
pusat. Pengobatan bervariasi tergantung pada penyebabnya, tapi pilihan umumnya
melibatkan pemberian oksigen, kadang-kadang dengan bantuan ventilasi mekanik.
Kebutuhan oksigen bersifat dinamis, berubah-ubah dipengarihi oleh berbagai faktor
diantaranya adalah aktivitas. Saat aktivitas meningkat

1.5 UsiaDanSistemRespirasi
Semakin bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi pernapasannya.
Hal ini berhubungan dengan energi yang dibutuhkan. Perkembangan sistem respirasi :

Periode embrionik: cabang trakeobronkial berasal dari saluran larintrakeal, dibawah


kantong faringeal IV pada ujung (ekor) kaudal faring primordial. Salurang laringtrokeal
mulai tampak sesaat sebelum minggu ke keempat perkembangangan, setelah jantung
mulai berdenyut. Pada akhir minggu keempat, ujungnya bercabang dua menjadi dua tunas
bronkial, progenitor-progenitor dua bronkus utama dan cabang bronkial.

Periode pseuglandular: minggu ke 5-17 saat ini tunas bronkial telah berkembnag menjadi
celah premordial dan bronkus primer kanan, yang akhirnya dibagi menjadi lima bronkus
sekunder(tiga kann dua kiri). Pada minggu ketujuh bagian tersebut mulai bercabang
secara progresif menjadu 10(kanan) atau delapan sampai sembilan (kiri) bronkus
segmental (tersier), masing-masing akhirnya membentuk segmen bronkupilmonal. Pada
minggu ke 17, sebagian besar struktur utama paru telah terbentuk dan dilapisi oleh sel-sel
epitel kolumnar. Terdapat pembuluh darah konduktan, tetapi permukaan pertukaran gas
masih belum berkembang sehingga janiin yang diahirkan selama periode ini tidak dapat
hidup.

Periode kanalikular: minggu ke (16- 25) kartilago bronkial otot polos, kapiler paru, dan
jaringan ikat bertemu dari mesoderm. Terjadi diferensiasi progresif dan penipisan sel-sel
epitel. Bronkus akan mengalami sub divisi kurang lebih 17 kali setelah 24 minggu yang
akhirnya membentuk bronkiolus respiratorius yang membagi dengtan sendirinya menjadi
3-6 duktus alveolares dan beberapa sakus terminalis berdinding tipis. Semuanya dilapisi
oleh pneumosit alveolar tipe I yang sangat tipis(epitel skuamoosa) yang bersama-sama
dengan sel endotelia dari kapiler membentuk membran alveola kapiler(perukaan
pertukaran gas). Terdapat beberapa pneumosit alveola tipe II, yaitu sel-sel epitel sekretori
yang menghasilkan surfaktan. Tau

tersebut mengurangi tegangan permukaan dan

memungkinkan ekspansi sakus terminalis atau alveolus, tetapi meskipun ada dalam
jumlah kecil dari sekitar minggu ke 20, tetap saja tidak menunjang pernafasan yang tidak
dibantu sampai setelah 26 minggu. Beberpaa pertukaran gas dapat terjadi pada akhir
periode ini, karsena terdapat baik sakus terminalis berdinding tipis maupun vaskularisasi
yang baik, tetapi tingkat umum imaturitas mempunyai arti bahwa bayi yang lahir sebelum
minggu ke 24 secara normal akan meninggal meskipun mendapatkan perawatan intensif.

Periode sakular(sakubs terminalis); (minggu ke 24 partus) disertai perkembangan cepat


jumlah sakus terminalis dan jaringan kapiler pulmonal dan kapiler limfatik. Pertunasan
dari sakus terminalis dan dinding bronkiolus terminal serta penipisan pneumosit tipe I
menyebbkan pembentukan alveolus immature dari sekitar mingu ke 32. Surfaktan dan
vaskularisasi yang cukup berbentuk dalam keadaan normal antara minggu ke 24-26
sehingga memungkinkan beberapa janin premature tetap hidup, meskipun sangat
bervariasi. Surfaktan bertambah secara signifikan dalam 2 minggu sebelum lahir.

Periode alveolar (akhir masa janin-masa kank-kanak); kelompok alveolus immature


terbentuk selama bagian awal periode ini alveolus tipe mature dalam septum-septum
intera alveolar dan permukaan pertukaran gas ttidak tampak sampai setelah lahir. Gerakan
pernapasan janin ada sebelum lahir, dengan aspirasi cairan amniotik, dan hal tersebut
mernagsang pertumbuhan paru dan pengkondisian otot respirasi. Perkembngan paru
terganggu

jika

pernapasan

janin

tidak

ada,

cairan

amnmiotik

tidak

adekuat(oligohidramnion), atau ruang untuk pertumbuhan paru tidak ada. Penambahan


ukuran paru pada lebih dari 3 tahun pernapasan, terutama disebabkan oleh penambahan
jumlah alveolus dan beronkiolus respiratorius setelah itu, baik jumlah maupun ukuran
alveolus bertambah. Lebih dari 90% alveolus terbentuk setelah lahir, yang mencapai
maksimum setelah tujuh sampai delapan tahun. Pada akhir perkembangan paru, terdpat
sekitar 23 generasi jalan napas, dengan lebih kurang 17 juta cabang.
1.7 Frekuensi Pernapasan
Jumlah udara yang keluar masuk ke paru-paru setiap kali bernapas disebut sebagai
frekuensi pernapasan. Pada umumnya, frekuensi pernapasan manusia setiap menitnya
sebanyak 15-18 kali. Cepat atau lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya :

Usia.

Semakin bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi

pernapasannya. Hal ini berhubungan dengan energi yang dibutuhkan.

Jenis kelamin. Pada umumnya pria memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita. Kebutuhan akan oksigen serta produksi karbondioksida


pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita.

Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin cepat frekuensi

pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan proses metabolisme yang terjadi
dalam tubuh.

Posisi atau kedudukan tubuh. Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda

dibandingkan dengan ketika sedang berjongkok atatu berdiri. Hal ini berhubungan erat
dengan energi yang dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan berat tubuh.

Aktivitas. Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi seperti olahragawan akan membutuhkan

lebih banyak energi daripada orang yang diamatau santai, oleh karena itu, frekuensi
pernapasan orang tersebut juga lebih tinggi. Gerakan dan frekuensi pernapasan diatur oleh
pusat pernapasan yang terdapat di otak. Selain itu, frekuensi pernapasan distimulus oleh
konsentrasi karbondioksida (CO) dalam darah.

1.8 Gangguan Pada Sistem Respirasi

Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat mengalami
gangguan. Gangguan ini biasanya berupa
kelainan

yang menyerang

sistem

kelainan atau penyakit. Penyakit atau

pernapasan

ini

dapat

menyebabkannya proses

pernapasan. Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada sistem pernapasan manusia.

Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paru-paru

mengalami

pembengkakan karena pembuluh darah nya kemasukan udara.

Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan

oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat
diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan.

Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada


dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas,
dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan
kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC
napasnya sering terengah-engah.

Infuenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus infuenza.

Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.

Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu paling berbahaya.

Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini
lama-kelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker

paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya


kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pernapasan adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil Oksigen dari atmosfer kedalam sel-sel
tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke
atmosfer.
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan
mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung faring laring - trakea - bronkus - paru-paru (bronkiolus dan alveolus.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gitamedia Press-Surabaya.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia. 2nd ed. Alih bahasa Brahm U.Pendit. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta
Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia
http://ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN Fraxawants.html
http://kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html
http://kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusia-kesehatan-padamasyarakat.html
http://Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia _ SmartClick.

Anda mungkin juga menyukai