190610094
UNIT B
MODUL 6
Derita Ny Candy
Ny candy pasien laki-laki usia 68 tahun datang ke poli gigi dan mulut dengan keluhan lidah
bagian dorsal lateral kiri terasa perih, panas dan sakit ketika makan dan minum. Rasa perih dirasakan
sejak sekitar 8 bulan yang lalu setelah pasien mengalami stroke (post stroke).Tiga bulan kemudian pasien
sakit pada lidahnya semakin parah disertai rasa panas dan nyeri. Kemudian pasien memeriksakan sakitnya
dan diberi obat Nystatin drop dan sefadroxil. Pasien mengkonsumsi obat Nystatin secara teratur dan bila
obat habis pasien berinisiatif membeli sendiri dan dipakai selama ±3 bulan namun tidak membaik.Pasien
juga mempunyai riwayat penyakit sistemik diabetes militus dan hipertensi.Diabetes militus pasien tidak
terkontrol dengan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa terakhir 324mg/dl. Pada hasil pemeriksaan
patologi anatomi dengan metode scrabbing pada dorsal lidah sebelah lateral kiri didapatkan adanya hifa,
spora dan infeksi coccus, tidak ada tanda-tanda keganasan disimpulkan sebagai Acute erythematous
candidiasis. Dokter menjelaskan bahwa saat ini pasien kadar glukosa darahnya masih tinggi dan
merupakan faktor predisposisi yang baik untuk pertumbuhan oral candidiasis di lidahnya. Selanjutnya
pasien diberi resep per oral obat flukonazole karena obat ini cukup efektif terhadap candida.
Jump 1
Nystatin drope : obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur, khususnya infeksi jamur candida.
Obat ini dapat mengobati candidiasis Yang terjadi pada rongga mulut, tenggorokan, usus dan vagina
Jamur : mikroorganisme yg termasuk dlm golongan eukariotikdan bukan dari golongan tumbuhan
Infeksi nosokomial : infeksi yang berasal dari rumah sakit tepatnya setelah lebih dari 72 jam. Infeksi ini
terjadi bila toksin atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi local atau sistemik
Sefadroxil : Sebuah anti biotik spectrum luas jenis sefalosporin yangefektif dipakai untuk infeksi gram
positif dan gram negatif
Flukanozol : obat anti fungi sistemik yang lebih poten dan spesifik untuk menghambat sintesis jamur.
Jump 2& 3
1. Bagaimana proses terjadinya infeksi jamur ?
Mekanisme Mekanisme infeksi jamur Pada keadaan normal kulit memiliki daya tangkis yang baik
terhadap kuman dan jamurkarena adanya lapisan lemak pelindung dan terdapatnya flora bakteri yang
memelihara suatukeseimbangan biologis.Akan tetapi bila lapisan pelindung tersebut rusak atau
keseimbanganmikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat dengan mudah
mengakibatkan infeksi.Terutama pada kulit yang lembab, misalnya tidak dikeringkan dengan baik
setelahmandi, karena keringat, dan menggunakan sepatu tertutup.Penularan terjadi oleh spora-spora
yang dilepaskan penderita mikosisbersamaan denganserpihan kulit. Spora ini terdapat dimana-mana,
seperti di tanah, debu rumah dan juga di udara,di lingkungan yang panas dan lembab, dan di tempat
dimana banyak orang berjalan tanpa alaskaki, infeksi dengan spora paling sering terjadi misalnya di
kolam renang, spa, ruang olahraga,kamar ganti pakaian, dan kamar madi.Setelah terjadi infeksi, spora
tumbuh menjadi mycellium sengan menggunakan serpihankulit sebagai makanan. Benang-benangnya
menyebar ke seluruh arah sehingga lokasi infeksimeluas. n!im yang fungi menembus ke bagian
dalam kulit dan mengakibatkan suatu reaksi peradangan. Peradangan tersebut terlihat seperti bercak-
bercak merah bundar dengan batas-batastajam yang melepaskan serpihan kulit dan menimbulkan rasa
gatal-gatal.
2. Mengapa pasien kurang lebih 3 bulan mengkonsumsi nystatin secara teratur tidak kunjung
membaik.?
Nistatyn drope bkerja dengan menghancurkan dinding jamur, penderita menderita dm sehingga
produksi saliva didalam mulut berkurang sehingga jamur candida albicans dapat lebih melekat ke
epitel lidah sehingga kerjanistatyn dropete terhambat. Kemudian diberikan juga sefadroxyl yang
merupakan anti biotik dimana antibiotic dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur candida albicans
tersebut.
Fluconazole diberikan untuk mengatasi infeksi jamurnya. Obat tsb untuk menghambat pertumbuhan
jamur dengan cara menghambat kerja enzim pertumbuhan jamur. Biasanya dalam bentul tablet atau
kapsul, dosisnya harus sesuai dengan resep dokter biasanya dosis umum untuk dewasa yaitu 50-400
mg/hari.
Jamur candida albicans masuk ke rongga mulut bersama makanan atau minuman yang
terkontaminasi.Untuk menginvasi lapisan mukosa, candida harus melekat pada permukaan
epitel.Penetrasi yeast ke sel epitel difasilitasi oleh produksi lipase.permelekat dan penetrasi pada
epitel mukosa, Candida albicans akan mensekresikan enzim hidrolitik.
Enzim hidrolitik yang dihasilkan Candida albicans ada 3 macam, yaitu Secreted Aspartyl Proteinase
(SAP), fosfolipase B, dan lipase.Penetrasi Candida albicans berlangsung dengan cara hifa akan masuk
ke dalam lapisan epitel melalui rongga interselular secara thigmotropism, yaitu hifa akan bergerak
berdasarkan adanya sentuhan hifa dengan sel epitel. Berkurangnya aktivitas enzim anticandida yang
terkandung dalam saliva menyebabkan hifa Candida albicans yang telah melekat kuat pada lapisan
superfisial epitel dapat melakukan penetrasi dengan mudah melalui lapisan epitel. Adanya lesi pada
lapisan superfisial epitel menyebabkan rasa seperti terbakar, rasa tidak enak, dan sakit sehingga
pasien kesulitan untuk makan dan minum
5. Apa perbedaan infeksi jamur candida pada orang yang memiliki riwayat penyakit sistemik seperti
Diabetes Mellitus (DM) dengan yang tidak?
hasil patologi anatomi yaitu hasil scrabbing pada lesi dilidah didapatkan adanya infeksi candida
berupa ditemukan spora dan hifa candida. Glukosa darah puasa: 324mg/dl, Menandakan bahwa saat
ini pasien kadar glukosa darahnya masih tinggi dan merupakan faktor predisposisi yang baik untuk
pertumbuhan oral candidiasis di lidahnya. Karena sudah diketahui menurut hasil laboratorium bahwa
ada infeksi candida maka pasien diberi resep per oral obat flukonazole karena obat ini cukup efektif
terhadap candida terutama dengan predisposisi faktor sistemik.Mekanisme obat golongan azole
adalah dengan menginhibisi enzim lanosterol demethylase, suatu enzim P450, yang terlibat dalam
sintesis ergosterol.Gangguan ergosterol dapat menghambat pertumbuhan candida dan menurunkan
permeabilitas membran.
Pasien juga disarankan untuk rajin membersihkan lidahnya agar kotoran yang menempel pada lidah
hilang dan membantu mempercepat penyembuhan lesi dilidahnya. Acute erythematous candidiasis
pada penderita DM dapat didiagnosa secara pasti dilihat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis
yaitu lesi kemerahan pada lidah dengan keluhan perih dan panas, pemeriksaan penunjang yaitu
berupa pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan kadar glukosa darah, serta swab candida dimana
ditemukan positif candida. Pada pengobatan sebelumnya penderita juga telah diberikan nistatin tetes,
namun kurang adekuat disebabkan oleh karena faktor predisposisi belum ditemukan serta pemberian
antibiotik untuk terapi. Mengetahui faktor predisposisi pada kasus ini (DM) sangat penting dalam
penatalaksanaan terapi Acute erythematouscandidiasis. Penatalaksanaan dari kasus ini yaitu dengan
mengeliminasi faktor predisposisi dalam hal ini kadar glukosa darahnya harus baik, kebersihan
rongga mulut tercapai dan pemberian obat-obatan anticandida.
Faktor predisposisi dapat berasal dari lokal, contohnya merokok, penggunaan gigi tiruan,
penggunaan topikal steroid dan kualitas saliva,Penggunaan obat-obatan seperti obat inhalasi steroid
menunjukan peningkatan resiko dari infeksi kandidiasis oral. Hal ini disebabkan tersupresinya
imunitas selular dan fagositosis memudahkan berkembangnya jamur kandida dalam keadaan PH
rendah, oksigen rendah, dan lingkungan anaerobik.Penggunaan ini pula meningkatkan kemampuan
adhesi dari jamur ini.
Faktor sistemik Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik spektrum luas dapat mempengaruhi flora
lokal oral sehingga menciptakan lingkungan yang sesuai untuk jamur kandida berproliferasi.
Penghentian obat-obatan ini akan mengurangi dari infeksi jamur kandida. Obat-obatan lain seperti
agen antineoplastik yang bersifat imunosupresi juga mempengaruhi dari perkembangan jamur
kandida. Beberapa faktor lain yang menjadi predisposisi dari infeki kandidiasis oral adalah merokok,
diabetes, sindrom Cushing’s serta infeksi HIV.
Bercak Merah yang halus pada dorsallidah, bagian tengah.Selain pada lidah inflamasi dapat terjadi
pada bibir dan mukosa pipi.Selalu memberikan keluhan sakit.Kadang tampak adanya inflamasi pada
bibir, disertaiangular eheilitis. Sensasi terbakar dengan kehilangan difus papilla filiformis dorsal lidah
--- kemerahan .Mulut terbakar, rasa tidak enak / sakit tenggorokan selama / setelah terapi antibiotic
spectrum luas.
(infeksi candida pd penderita DM) dikarenakan kadar gula yang tinggi pada cairan rongga mulut
maka terjadi penurunan imunitas pd penderita. Penurunan sistem yang dimaksud yaitu terjadi
gangguan opsonisasi dan penurunan aktivitas kemotaksis neutrofil dan monosit. Pada penderita
diabetes tdk terkontrol terjadi penurunan flow saliva, pH dan peningkatan glukosa pada saliva dimana
keadaan tersebut memfasilitasi pertumbuhan candida. Pada penderita DM tipe 2 ditemukan
peningkatan jumlah candida albicans dibanding yg bukan penderita Diabetes.
Jump 4
Farmakologi
Jump 5
1. Morfologi, struktur, sifat, pertumbuhan Jamur.
Mikosis superfisial ialah penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit,
yaitu stratum korneum, rambut dan kuku.Mikosis superfisial dibagi dalam dua
kelompok: a) Dermatofitosis dan b) Non Dermatofitosis :
a) Dermatofitosis
Dermatofitosis ialah mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur golongan
dermatofita. Jamur ini mengeluarkan enzim keratinase sehingga mampu mencerna
keratin pada kuku, rambut dan stratum korneum pada kulit.
Etiologi
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus
yaitu genus: Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton. Dari 41 spesies dermafito
yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
dan binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies Mikrosporon dan 1
spesies Epidermafiton.
Gambaran Klinis
Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada mausia
bersifat akut dan sedang dan lebih mudah sembuh. Dermatofita yang antropofilik
terutama menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai hospes
tetapnya.Golongan jamur ini dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi
menahun dan residif , karena reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan. Contoh
jamur yang antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton rubrum.
Cara Penularan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak
langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang
mengandung jamur baik dari manusia, binatang atau dari tanah. Penularan tak
langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, barang-barang atau
pakaian, debu atau air.
Penyakit ini dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke sekitarnya
dan membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut jadi abu-
abu dan tidak mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya,
sehingga menimbulkan alopesia setempat. Dengan pemeriksaan sinar wood tampak
flourisensi kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melalui batas “Grey pacth”
tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon dan trikofiton.
3. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat
lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan
kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah
dicabut. Bila kerion ini pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak permanen
oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon
kanis, M.gipseum ,T.tonsurans dan T. Violaseum.
4.Tinea favosa
2) Tinea Korporis
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan
banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang
lebih tinggi.Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung
dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang
aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan
akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner. Pada bagian
tepi tampak aktif dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan vesikel,
sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini
menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meningggalkan daerah-
daerah yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat teIjadi bersama-sama
dengan Tinea kruris.
3) Tinea Kruris
Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila
disertai dengan keluarnya keringat.Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau
menahun.Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang
eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan
kulit tampak tegas dan aktif.Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi
yang nampak hanya makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan
likenifikasi. Gambaran yang khas adalah lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha
sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadang-kadang dapat meluas
sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke aksila
4) Tinea Pedis
Tinea pedis disebut juga Athlete’s foot = “Ring worm of the foot”. Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang
cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai
sepatu yang tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari
tanpa keluhan sampai rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
1. Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari
terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari
tersebut membuat jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura
yang nyeri bila kena sentuh. Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau
erisipelas disertai gejala-gejala umum.
2. Bentuk hiperkeratosis
Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak
kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi
fisurafisura yang dalam pada bagian lateral telapak kaki.
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian
meluas ke punggung kaki atau telapak kaki.Tampak ada vesikel dan bula yang terletak
agak dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini
memecah akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi
infeksi akan memperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi
erisipelas. Semua bentuk yang terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea
manus, yaitu dermatofitosis yang menyerang tangan.
5) Tinea Unguium
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan
permulaan dari dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal
kuku, Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di
mulai dari bawah kuku. Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh
dan disertai oleh subungual hiperkeratosis.Dibawah kuku tampak adanya detritus yang
banyak mengandung elemen jamur. Onikomikosis ini merupakan penyakit jamur yang
kronik sekali, penderita minta pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini
setelah beberapa lama, karena penyakit ini tidak memberikan keluhan subjektif, tidak
gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita baru datang berobat setelah seluruh
kukunya sudah terkena penyakit.
6) Tinea Imbrikata
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan
oleh Trikofiton consentricum. Gambaran klinik berupa makula yang eritematous
dengan skuama yang melingkar. Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke
dalam. Pada umumnya pada bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang
lebih tenang, tetapi seluruh makula ditutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini
sering menyerang seluruh permukaan tubuh sehingga menyerupai :
1. Eritrodemia
2. Pempigus foliaseus
7) Tinea Barbae
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang
dan kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus.
b) Non Dermatofitosis
Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar. Hal
ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna
keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. Yang masuk
ke dalam golongan ini adalah :
1) Tinea Versikolor
Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal bila,berkeringat. Bisa
pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh
adanya bercak tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai
bercak hipopigmentasi, tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi bisa berwarna
kecoklatan ataupun kemerahan.Di atas lesi terdapat sisik halus.
2) Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut sepanjang corong rambut yang memberikan
benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut.
Ada dua macam :
– Piedra putih
Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya kontak langsung dari orang yang
sudah terkena infeksi. Pada piedra putih, kelainan rambut tampak sebagai benjolan
yang berwarna putih kekuningan. Selain pada rambut kepala, dapat juga menyebabkan
kelainan pada rambut kumis dan rambut janggut.
Merupakan jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada rambut berupa benjolan yang
melekat erat pada rambut, berwarna hitam) yang disebabkan oleh jamur Piedraia
hortae. Penyakit ini umumnya terdapat di daerah tropik, terutama Indonesia.Jamur
ini tergolong kelas ascomycetes dan membentuk spora seksual. Piedraia hortae,
termasuk jamur Dematiaceae. Pada sediaan langsung dari koloni yang padat ini
terlihat hifa hitam berseptum. Dalam koloni yang padat tersebut juga dibentuk askus
yang berisi askospora.
Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur penyebab dan
jamur akan tumbuh membentuk koloni di sepanjang batang rambut. Diagnosis piedra
hitam ialah dengan memriksa benjolan pada rambut.
3) Otomikosis
Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian luar. Jamur dapat masuk ke
dalam liang telinga melalui alat-alat yang dipakai untuk mengorek-ngorek telinga
yang terkontaminasi atau melalui udara atau air. Penderita akan mengeluh merasa
gatal atau sakit di dalam liang telinga. Pada liang telinga akan tampak berwarna
merah, ditutupi oleh skuama, dan kelainan ini ke bagian luar akan dapat meluas
sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah dalam. Tempat yang terinfeksi
menjadi merah dan ditutupi skuama halus. Bila meluas sampai ke dalam, sampai ke
membrana timpani, maka daerah ini menjadi merah, berskuama, mengeluarkan cairan
srousanguinos. Penderita akanmengalami gangguan pendengaran. Bila ada infeksi
sekunder dapat terjadi otitis ekstema. Penyebab biasanya jamur kontaminasi
yaitu Aspergillus, sp, Mucor, Rhizopus, Candida dan Penicillium.
Tinea nigra ialah infeksi jamur superfisialis yang biasanya menyerang kulit telapak
kaki dan tangan dengan memberikan warna hitam sampai coklat pada kulit yang
terserang dan kadang-kadang tampak bersisik. Penyebabnya adalah Cladosporium
wemecki atau Cladosporium mansoni jamur ini banyak menyerang anak-anak dengan
higiene kurang baik dan orang-orang yang banyak berkeringat. Tinea nigra palmaris
banyak ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah. Penyakit ini jarang ditemukan di
Indonesia.
1) Misetoma
Misetoma ialah sindrom klinis yang disebabkan oleh infeksi jamur, terdiri atas
pembengkakan setempat yang indolen dan membentuk sinus, menyerang jaringan
kutan, subkutan, fasia dan tulang. Infeksi misetoma terjadi melalui trauma, misalnya
tusukan duri yang terkontaminasi jamur (biasanya pada tanah) pada kulit atau jaringan
subkutan.
Hifa jamur membentuk gumpalan yang disebut butir-butir jamur yang merupakan
koloni jamur di dalam jaringan. Butir-butir jamur dapat berwarna putih, kekuning-
kuningan, tengguli hitam atau berwarna lain, tergantung pada spesies jamur
penyebabnya.
2) Sporotrikosis
3) Kromomikosis
Kromomikosis merupakan infeksi lokal yang menahun pada kulit dan jaringan
subkutis orang sehat dan imunokompeten, yang sering terjadi pada kaki atau tungkai
bawah, dengan kelainan khas berbentuk kutil (verrucous) yang secara lambat tumbuh
terus. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa spesies jamur berwarna gelap coklat
kehitaman (dematiaceae).
LO 3
Sumber infeksi
1) EKSOGENIK :
Manusia, menyangkut
o Pasien lain seperti penderita infeksi / masa inkubasi / carrier
(S.pyogenesStaphylococcus)
o Petugas medic
o Pengunjung (kadang2)
Lingkungan (environment) menyangkut Cairan antiseptik / desinfektan,
Makanan
2) ENDOGENIK :
Flora normal: self infection/ auto infection
o Kulit, hidung :– Staphylococcus (umumnya), Streptococcus
o Mulut : Streptococcus
o Usus :Basil Coliform,Basil Gas Gangrene, B.tetanus, Bacteroides
LO 4
LO 5