BAB I
PENDAHULUAN
ditemui. Lebih dari 80% isolat mulut terdiri dari C. albicans, C. glabrata, dan
pada anak sehat, 30-45% pada orang dewasa sehat, 50-65% pada pemakai
gigi tiruan, 9-88% pada penderita penyakit akut jangka panjang, 90% pada
penderita leukimia akut dengan kemoterapi, dan 95% pada penderita HIV1.
adalah faktor patogen dan faktor host. Faktor patogen disebabkan oelh jamur
jamur dan juga kemampuan adhesi dengan fibronektin host juga berperan
Faktor Host dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lokal dan faktor
sistemik. Faktor lokal yaitu fungsi kelenjar saliva yang terganggu dapat
obat-obatan ini akan mengurangi dari infeksi jamur kandida. Obat-obatan lain
1.3. Tujuan
BAB II
LAPORAN KASUS
dan Radiologi dengan keluhan mulut terasa gatal dan panas sejak satu
setengah bulan yang lalu. Sensasi panas akan meningkat saat mengkonsumsi
makanan pedas. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan asma sejak
Ipratropium Bromida) sebagai terapi asma. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien
susu yang difus pada mukosa vestibula bukalis kanan dan kiri, serta pada
palatum durum dan mole. Lesi besifat scrapable, dan saat dilakukan
kelainan sistemik, dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan HIV rapid test.
Pasien diberi terapi klotrimazole 1% yang diberikan secara topikal 4-5 kali
pengobatan.
BAB III
PEMBAHASAN
normal mulut, namun berbagai faktor seperti adanya gangguan sistem imun
3.2. Etiologi
Dalam rongga mulut, Candida albicans dapat melekat pada mukosa labial,
mukosa bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum. Selain Candida albicans,
Orang tua / bayi / kehamilan. Orangtua dan bayi lebih mudah terkena
hipoadrenalism).
Terapi kortikosteroid.
Xerostamia
sekresi saliva.
Terapi antibiotika.
Perokok berat.
Gigi tiruan
Sebanyak 65% orang tua yang menggunakan gigi tiruan penuh pada
a. Faktor Patogen
jamur dan juga kemampuan adhesi dengan fibronektin host juga berperan
b. Faktor Host
1. Faktor lokal
2. Faktor sistemik
kelompok, yaitu3:
1. Akut
atas sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur dan umumnya dijumpai
11
pada mukosa labial, mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah,
Thrush dijumpai sebesar 5% pada bayi baru lahir dan 10% pada orang
pseudomembranosus ini meliputi flek dari susu dan debris makanan yang
tertinggal menempel pada mukosa mulut, khususnya pada bayi yang masih
menyusui atau pada pasien lanjut usia dengan kondisi tubuh yang lemah
akibat penyakit 3.
bukal, palatum, dan bagian dorsal lidah dengan permukaan tampak sebagai
Pasien yang menderita kandidiasis ini mengeluh adanya rasa sakit seperti
terbakar3.
2. Kronik
Kandidiasis atrofik kronik disebut juga denture sore mouth atau denture
related stomatitis ini berupa daerah eritema pada mukosa yang berkontak
dengan permukaan gigi tiruan. Gigi tiruan yang menutupi mukosa dari
gambaran klinis yang terlihat pada mukosa yang terinflamasi di bawah gigi
tiruan rahang atas, denture stomatitis ini dapat diklasifikasikan atas tiga
yaitu:
terlokalisir.
gigi tiruan.
13
terlihat seperti plak putih pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi
lateral lidah yang tidak bisa hilang bila dihapus. Kondisi ini dapat
3. Keilitis Angularis
dijumpai pada sudut mulut baik unilateral maupun bilateral. Sudut mulut yang
terinfeksi tampak merah dan sakit. Keilitis angularis dapat terjadi pada
penderita anemia defisiensi besi, defisiensi vitamin B12, dan pada gigi tiruan
3.6. Diagnosis
metode kultur swab, uji saliva, dan biopsi. Berdasarkan hasil anamnesis dapat
keadaan rongga mulutnya, namun ada juga yang tidak menyatakan adanya
keluhan pada rongga mulutnya. Keluhan yang bisa terjadi pada kandidiasis
oral seperti adanya rasa tidak nyaman, rasa terbakar, rasa sakit, dan pedih
terdapat pada rongga mulut. Gambaran klinis kandidiasis oral yang terlihat
bisa berbeda-beda sesuai dengan tipe kandidiasis yang terjadi pada rongga
sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi sangat diperlukan dalam
3.7. Penatalaksanaan
pengobatan untuk mengecek efek dari obat-obatan. Adapun tujuan utama dari
1. Nistatin
terdapat dalam bentuk topikal. Obat nistatin tersedia dalam bentuk krim
dan suspensi oral. Tidak terdapat interaksi obat dan efek samping yang
2. Ampoterisin B
Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspensi oral
100 mg/ml dimana diberikan tiga sampai empat kali dalam sehari.
Efek samping pada obat ini adalah efek toksisitas pada ginjal2.
17
3. Klotrimazol
ini tersedia dalam bentuk krim dan tablet 10 mg. Efek utama pada obat ini
adalah rasa sensasi tidak nyaman pada mulut, peningkatan level enzim
1. Ketokonazol
dianjurkan adalah 200-400 mg tablet yang diberikan sakali atau dua kali
dalam sehari selama dua minggu. Efek samping adalah mual, muntah,
2. Flukonazol
Obat ini menginhibisi sitokrom p450 fungal. Obat ini digunakan pada
sehari dalam dua sampai tiga minggu. Efek samping utama pada
nyeri kepala2.
3. Itrakonazol
100 mg dalam bentuk kapsul sehari sekali selama dua minggu. Efek
bronkus. Etiologi dari asma bronkial adalah reaksi alergi imun complex.
Asma bronkial tidak menyebabkan lesi pada mulut secara langsung, tetapi
lesi terbentuk akibat efek dari terapi asma yaitu penggunaan steroid secara
inhalan8.
Penggunaan yang terus menerus menyebabkan efek samping yang serius dan
memengaruhi sel darah putih (leukosit) dengan cara menurunkan migrasi sel
Spacer merupakan sebuah alat yang terbuat dari bahan plastik atau
metal dengan sebuah mouthpiece atau masker di salah satu ujungnya dan
sebuah lubang untuk menghubungkan dengan inhaler diujung yang lain. Obat
yang dikeluarkan puffer akan diteruskan melalui spacer hingga dihirup oleh
pasien. Spacer hanya bisa digunakan bersama dengan Metered Dose Inhaler
(MDI). MDI merupakan inhaler yang mengeluarkan obat dalam bentuk uap
tepat.
BAB IV
PENUTUP
disebabkan oleh jamur Kandida. Jamur Kandida merupakan flora normal mulut,
namun berbagai faktor seperti adanya gangguan sistem imun maupun penggunaan
obat-obatan seperti obat antibiotik dan steroid dapat menyebabkan flora normal
DAFTAR PUSTAKA
19(2): 162-166.
53-57.
Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17808/3/Chapter%20II.pd
4. Budiyanto, C. 2012. Kasus Log Book Gigi Dan Mulut. Kepaniteraan Klinik
Ilmu Gigi Dan Mulut. Fakultas Kedokteran Uns / Rsud Dr. Moewardi.
Surakarta.
4: 578.
47: 734 40
7. Jurnalku
8. Epstein JB, Truelove EL, Izutzu KL. Oral candidiasis: pathogenesis and
Kortikosteroid.
http://scholar.unand.ac.id/3869/2/bab%201%20pendahuluan.pdf. Diakses
Inhaler. https://www.medicalogy.com/blog/spacer-memudahkan-