Anda di halaman 1dari 5

Jamur merupakan mikroorganisme saprofit pada manusia yang terdapat luas pada permukaan

tubuh maupun pada mukosa. Penelitian terhadap patofisiologi infeksi jamur pada manusia, relatif
masih sedikit dibandingkan dengan infeksi patogen lain seperti bakteri dan parasit. Hal ini
dikarenakan pada individu yang imunokompeten, jamur tidak dapat menginvasi barier
proteksi mekanis yang merupakan barier pertama sistem imunitas alamiah. Infeksi jamur dapat
bersifat invasif dan menginduksi infeksi opportunistik pada pasien yang imunokompromais1. Infeksi
jamur pada manusia lebih sulit ditangani dibandingkan dengan infeksi bakteri. Manusia dan jamur
merupakan organisme eukariotik yang memiliki kesamaan dalam mekanisme pembentukan
protein. Berbeda dengan jamur, bakteri merupakan organisme prokariotik yang memiliki mekanisme
berbeda dalam sintesis protein dibandingkan dengan manusia. Hal inilah yang merupakan pencetus
utama kesulitan dalam terapi infeksi jamur pada manusia. Oleh karena itu pengobatan pada infeksi
jamur harus bersifat spesifik untuk mencegah terjadinya kerusakan pada sel manusia sebagai host.

Shoham, S., and Levitz, S.M., 2005. The immune response to fungal infections.British
Journal of Haematology. 129: 569–582.

Jamur memang terdapat pada rongga mulut semua individu, karena jamur merupakan salah
satu flora normal rongga mulut yang sudah ada dalam ronggamulut setiap individu sejak masih
bayi.Infeksi biasanya terjadi jika keseimbangan kuman di mulut terganggu,sehingga jumlah jamur
berlebihan. Infeksi jamur dapat terjadi di berbagai bagian tubuh kita, termasuk di rongga mulut. Di
rongga mulut pun, jamur dapatmuncul di berbagai tempat namun yang amat sering adalah di
permukaan lidah,kulit yang mengitari mulut, atau sudut mulut.Orang pada tiap usia dapat menjadi
penderita infeksi jamur di mulut,namun ada beberapa keadaan yang meningkatkan kemungkinan
seseorangmenjadi terinfeksi seperti:

1.Setelah konsumsi antibiotika atau pemakaian obat kumur antibakterial yang berlebihan. Hal tersebut
menyebabkan keseimbangan kuman di mulutterganggu.

2.Pemakaian gigi tiruan atau anak yang memakaialat ortodontik lepasan yangkurang bersih atau
kurang pas sehingga menimbulkan luka di mulut yangmudah dihuni jamur.

3.Pemakaian obat kortikosteroid yang menekan sistem pertahanan tubuh.

4.Usia bayi, kehamilan, dan usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi jamur.

5.Adanya penyakit dalam jangka waktu lama.Kebersihan diri perlu diperhatikan karena kondisi tubuh
yang kotor sertakelembapan kulit yang tinggi dapat meningkatkan resiko terjangkitnya infeksi jamur.

A. Kandidiasis

1.Definisi dan etiologi

Candida merupakan jamur normal yang berada dalam mulut, usus danorgan genitalia. Jamur
ini tumbuh di daerah yang hangat dan basah. Hampir semua bayi, anak dan orang dewasa mempunyai
candida dalam jumlah sedikitdan tidak menyebabkan gangguan apa-apa. Tetapi, kadang-kadang
candida menjadi banyak sehingga dapat terlihat dengan jelas dan menyebabkangangguan.

2. Gambaran klinis

Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orangdengan HIV. Infeksi ini
disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yangdisebut candida albicans. Jamur ini, semacam ragi
yang ditemukan di tubuhkebanyakan orang.Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan
jamur ini. Jamur ini bisa biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokandan vagina. Infeksi
oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahunsebelum infeksi oportunistik lain yang lebih
berat.
Pada mulut, penyakit ini disebutthrush. Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan,
penyakit yang timbul disebut esofagitis.Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa, atau
bintik merah. Penyakit ini dapatmenyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang
nafsu makan.

3.Jenis-jenis kandidiasis

Kandidiasis oral ada beberapa jenis, yaitu:

a.Kandidiasis Pseudomembran Akut (oral thrush)

-Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut dan lidah

-Bercak putih yang mudah diangkat

-Umumnya pada bayi

b.Kandidiasis Atropik Akut

Kandidiasis atropik akut adalah bentuk infeksi yang berkaitandengan pemakaian antibiotik
dalam jangka waktu yang lama dengantanda-tanda klinis berupa lesi yang tampak sebagai stomatitis
dengandasar kemerahan.

c.Kandidiasis Atropik Kronik

Tanda klinisnya berupa lesi yang tampak sebagai stomatitis yangeritamatous dan
asimptomatik, terbatas pada mukosa yang ditutupioleh basis gigi tiruan.

d. Kandidiasis Hiperplastik Kronik

Kandidiasis hiperplastik kronik (kandidiasis leukoplakia) seringditemukan pada mukosa


bukal. Insidensi penyakit ini terutamaditemukan pada individu perokok. Sel epitel mukosa mulut
yangterinfeksi cenderung mengalami transformasi kearah keganasan.

e.Kandidiasis Eritematosa

Kandidiasis eritematosa adalah bentuk yang tersering ditemukan pada penderita yang
terinfeksi HIV. Tidak jelas terlihat adanya bercak putih, hanya tampak sebagai daerah kemerahan
pada palatum dandorsum lidah.

f.Angular Cheilitis

Angular cheilitis biasanya tampak sebagai jejas disertai radang pada sudut mulut dengan faktor
predisposisi yaitu defisiensi vitaminB2.4.

4. DiagnosisPemeriksaan

diagnostik pada kandidiasis yaitu :

a.Usapan mukosa mulut atau vagina

b.Kerokan kulit atau kuku andida albicans)

c.Sekret bronkhus (andida Trophicalis)

d.Urine

e.Darah
5.Terapi

Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini.Sistem kekebalan tubuh
yang sehat dapat menjaga supaya kandida tetap seimbang.Mengobati kandidasis tidak dapat
memberantas raginya. Pengobatan akanmengendalikan jamur agar tidak berlebihan. Pengobatan dapat
lokal atausitemik. Pengobatan lokal diberikan pada tempat infeksi. Pengobatan sistemik
mempengaruhi seluruh tubuh. Banyak dokter lebih senang memakai pengobatan lokal dahulu. Ini
menimbulkan lebih sedikit efek samping di banding pengobatan sistemik. Juga resiko kandida
menjadi resistan terhadapobat lebih rendah. Obat-obatan yang dipakai untuk memerangi kandida
adalahobat antijamur. Hampir semua namanya diakhiri dengan µ-azol¶. Obat tersebuttermasuk
klotrimazol, nistatin, flukonazol, dan itrakonazo

a. Obat antijamur

Obat ini terdapat dalam beberapa bentuk, termasuk permen, tablet atau cairan yang dikumurkan di
dalam mulut dan kemudian ditelan.

b. Amfoterisin B

Candida albicans dapat menjadi resisten terhadap obat antijamur, terutama pada orang dengan stadium
akhir infeksi HIV. Obat ini dapat digunakan ketika obat lainnya tidak efektif.

TAMBAHAN

Antijamur golongan azole. Obat ini, terutama yang dikemas dalam bentuk topikal, seringkali
diberikan sebagai pengobatan pertama infeksi jamur, termasuk candidiasis. Selain dalam bentuk
topikal, antijamur azole juga dapat diberikan dalam bentuk oral untuk mengobati candidiasis sistemik.
Contoh obat-obatan golongan ini adalah fluconazole, itraconazole, voriconazole, dan

Polyene. Ini merupakan obat antijamur berspektrum luas. Contohnya adalah amphotericin B dan
nystatin.

Penghambat sintesis golongan glukan. Obat antijamur golongan ini berfungsi untuk mengobati
candidiasis yang tergolong berat, sistemik, serta invasif. Obat ini juga dapat diberikan pada penderita
candidiasis yang tidak dapat ditangani dengan obat amphotericin B. Contoh obat-obatan penghambat
sintesis golongan glukan adalah caspofungin, micafungin, dan

Azole topikal. Fungsi obat ini sama seperti antijamur azole lainnya, hanya dikemas dalam bentuk
topikal sebagai krim oles. Contoh obat ini adalah clotrimazole, butoconazole, miconazole vaginal,
tioconazole, dan terconazole vaginal.

Klasifikasi Candida Albicans

:Kingdom : Fungi

Filum : AscomycotaS

ubfilum : Ascomycotina

Kelas : Ascomycetes

Ordo : Saccharomycetales
MORGOLOGI

Candida Albicans merupakan jamur komensal yang hidup antara lain di rongga mulut,saluran
pencernaan, dan vagina. Jamur jenis ini bias ditemukan pada semua mukosa ronggamulut, tetapi
paling umum bisa ditemukan pada lidah, terutama bagian punggung lidah dekat papilla circumvalata

Sel jamur Candida berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong. Koloninya padamedium
padat sedikit menimbul dari permukaan medium, dengan permukaan halus, licin atau berlipat-lipat,
berwarna putih kekuningan dan berbau ragi. Besar koloni bergantung padaumur. Pada tepi koloni
dapat dilihat hifa semu sebagai benang-benang halus yang masuk kedalam medium.

Patogenesis CandidaAlbicans

Menempelnya mikroorganisme dalamjaringan sel host menjadi syarat mutlak untuk


berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi antara mikroorganisme dan sel
pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesin dan
reseptor. Makanan dan protein merupakan molekul-molekul Candidaalbicans yang mempunyai
aktifitas adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candidaalbicans juga
berperan dalam aktifitas adhesif. Setelah terjadi proses penempelan, Candidaalbicans berpenetrasi ke
dalamsel epitel mukosa. Enzim yang berperan adalah aminopeptidase danasam fosfatase, yang
terjadi setelah proses penetrasi tergantung dari keadaan imun dari host.

Candida albicans berada dalamtubuh manusia sebagai saprofit dan infeksi baru terjadi bila
terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamu. Faktor faktor yang dihubungkan dengan
meningkatnya kasus kandidiasis antara lain disebabkan oleh :

1.Kondisi tubuh yang lemah atau keadaan umum yang buruk.

2.Penyakit tertentu, misalnya: diabetes mellitus

3.Kehamilan

4.Rangsangan setempat pada kulit oleh cairan yang terjadi terus menerus, misalnya oleh air,
keringat, urin atau air liur.

5.Penggunaan obat di antaranya: antibiotik, kortikosteroid dan sitostatik.

Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida albicansserta


memudahkan invasi jamur ke dalamjaringan tubuh manusia karena adanya perubahan keseimbangan
flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik. Blastospora
berkembang menjadi hifa semu dantekanan dari hifa semu tersebut merusak jaringan, sehingga
invasi ke dalamjaringan dapat terjadi. Virulensi ditentukan oleh kemampuan jamur tersebut
merusak jaringan serta invasi ke dalamjaringan. Enzim-enzim yang berperan sebagai faktor
virulensi adalah enzim-enzim hidrolitik seperti proteinase, lipase dan fosfolipase.

Candida albicans menyebabkan penyakit sistemik progresif pada penderita yang


lemah atau sistem imunnya tertekan, terutama jika imunitas perantara sel terganggu. Candida
dapat menimbulkan invasi dalam aliran darah, tromboflebitis, endokarditis atau infeksi pada mata
dan organ-organ lain bila dimasukkan secara intravena (keteter, jarum, hiperalimenasi,
penyalahgunaan narkotika dan sebagainya).

Infeksi kandidiasis dapat diobati dan mengakibatkan komplikasi minimal seperti


kemerahan, gatal danketidaknyamanan, meskipun komplikasi bisa berat atau fatal jika tidak
ditangani sesegera mungkin. Dalam bidang kesehatan, kandidiasis adalah infeksi lokal biasanya
pada mukosa membran kulit, termasuk rongga mulut (sariawan) faring atau esofagus, saluran
pencernaan, kandung kemih, atau alat kelamin (vagina, penis). Tidak terkontrolnya pertumbuhan
Candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan
obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang sistem imun seperti
Acquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga karena gangguan
keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan
antibiotik yang tidak terkontrol. Infeksi jamur bisa menyebar ke seluruh tubuh. DalamPenyakit
kandidiasis sistemik, hingga 75 persen orang bias meninggal.

. Chandra, J., Kuhn D.M., Mukherjee P.K., Hoyer L.L., Mccormick T., Ghannoum M.A.,
Biofilm Formation by The Fungal Pathogen Candida albicans: Development, Architecture, and
Drug Resistance, J Bacteriol, 2001; 183: 5385–94.

Al-Fattani, M.A., Douglas L.J., Biofilm Matrix Of Candida albicans and Candida
Tropicalis: Chemical Composition and Role in Drug Resistance, J Med Microbiol,2006; 55:
999-1008.

Anda mungkin juga menyukai