Kandidiasis Pseudomembranous
Akut
Kandidiasis Atropik Akut
2.1 Definisi
Ulkus aftosa, dikenal juga sebagai
stomatitis merupakan radang yang terjadi pada
mukosa mulut yang biasanya berupa bercak
putih kekuningan dengan permukaan yang
agak cekung. Bercak itu dapat berupa bercak
tunggal maupun kelompok. Stomatitis yang
terjadi berulang pada rongga mulut disebut
Reccurent Apthous Stomatitis (RAS).4,5
Manifestasi klinis dari RAS adalah ulser
tunggal atau multipel, dangkal, bulat, lonjong Gambar 2.1. Rekuren Apthous
dan sakit. Hipotesis dari terjadinya RAS Stomatitis Minor (Sumber : Laskaris
bermacam-macam tergantung pada faktor G, 2006)
pemicunya, antara lain disebabkan karena Ulkus yang berkelompok dapat
alergi, faktor genetik, kekurangan nutrisi, menetap dalam jangka waktu beberapa bulan.
kelainan hematologi, hormonal, infeksi, Ulserasi yang menetap seringkali sangat sakit
trauma dan stres.6 Didalam rongga mulut, RAS dan biasanya mempunyai gambaran tak teratur.
merupakan kondisi yang paling banyak Frekuensi RAS lebih sering pada laki-laki
dijumpai pada jaringan lunak mukosa. daripada wanita dan mayoritas penyakit terjadi
Diperkirakan sebanyak 15% - 20% populasi pada usia antara 10 dan 30 tahun. Pasien
penduduk diseluruh dunia terserang penyakit dengan ulser minor mengalami ulserasi yang
seperti ini.7 berulang dan lesi individual dapat terjadi
dalam jangka waktu pendek dibandingkan
2.2 Klasifikasi dengan tiga jenis yang lain. Ulser ini sering
2.2.1 Reccurent Apthous Stomatitis (RAS) muncul pada mukosa nonkeratin. Lesi ini
Stomatitis yang sifatnya berulang, didahului dengan rasa terbakar, gatal dan rasa
dapat diklasifikasikan berdasarkan pedih dan adanya pertumbuhan makula
karakteristik klinis yaitu ulser minor, ulser eritematus. Klasiknya, ulserasi berdiameter 3-
major, dan ulser herpetiform:8 10 mm dan sembuh tanpa luka dalam 7-14
a. Rekuren Apthous Stomatitis Minor hari.10
Sebagian besar pasien (80%) yang b. Rekuren Apthous Stomatitis Major
menderita bentuk minor ditandai dengan ulser Rekuren apthous stomatitis major
berbentuk bulat atau oval dan dangkal dengan diderita kira-kira 10% dari penderita RAS dan
diameter yang kurang dari 5 mm serta pada lebih hebat dari bentuk minor. Secara klasik,
bagian tepinya terdiri dari eritematous. ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm dan
Ulserasi bisa tunggal ataupun merupakan berlangsung selama empat minggu atau lebih
kelompok yang terdiri atas empat atau lima lesi dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari
dan akan sembuh dalam waktu 10-14 hari mukosa mulut termasuk daerah-daerah yang
tanpa meninggalkan bekas.5 Pernah dilaporkan berkeratin.5 Dasar ulser lebih dalam, melebihi
adanya gejala-gejala pendahulu seperti 0,5 cm dan seperti ulser minor, hanya terbatas
parastesia dan hiperestesia. Ulkus ini sangat pada jaringan lunak tidak sampai ke tulang.11
bervariasi, kambuh, dan pola terjadinya
bervariasi.9
Gambar 2.3. Multiple Herpetiform Ulcers
Gambar 2.2. Rekuren Apthous Stomatitis (Sumber : Laskaris G, 2006)
Mayor (Sumber : Laskaris G, 2006)
Herpertiformis apthous stomatitis
Ulser mayor dikenal sebagai menunjukkan lesi yang besar dan frekuensi
periadenitis mukosa nekrosis yang rekuren terjadinya berulang. Pada beberapa individu,
atau disebut juga penyakit Sutton. lesi berbentuk kecil dan berdiameter rata-rata
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, 1-3 mm.5 Gambaran dari ulser ini adalah erosi-
namun banyak bukti yang berhubungan erosi kelabu putih yang jumlahnya banyak,
dengan defek imun.11 Tanda adanya ulser berukuran sekepala jarum yang membesar,
seringkali dilihat pada penderita bentuk mayor. bergabung dan menjadi tak jelas batasnya.
Jaringan parut terbentuk karena keparahan dan Pada awalnya ulkus-ulkus tersebut
lamanya lesi terjadi.5 Awal dari ulser mayor berdiameter 1-2 mm dan timbul berkelompok
terjadi setelah masa puberti dan akan terus terdiri atas 10-100. Mukosa disekitar ulkus
menerus tumbuh hingga 20 tahun atau lebih.10 tampak eritematous dan diperkirakan ada
c. Herpetiformis Apthous Stomatitis gejala sakit.9
Istilah herpertiformis digunakan 2.2.2 Oral thrush
karena bentuk klinis dari ulserasi herpetiformis Yaitu sariawan yang disebabkan jamur
(yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil pada candida albican, biasanya banyak dijumpai di
satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis lidah. Pada keadaan normal, jamur memang
herpetik primer tetapi virus-virus herpes tidak terdapat di dalam mulut. Namun, saat daya
mempunyai peranan dalam etiologi ulserasi tahan tubuh anak menurun, ditambah
herpertiformis atau dalam setiap bentuk penggunaan obat antibioka yang berlangsung
ulserasi aptosa.2 lama atau melebihi jangka waktu pemakaian,
jamur candida albican akan tumbuh lebih
banyak lagi.
Semakin banyaknya penelitian dan
teori-teori baru mengenai faktor predisposisi
stomatitis memungkinkan suatu saat nanti apa
yang saat ini masih kita anggap faktor
predisposisi telah terbukti sebagai etiologi.
Seperti yang telah diketahui bahwa faktor
etiologi stomatitis adalah idiopatik (belum
diketahui) namun telah banyak dugaan
mengenai faktor predisposisi stomatitis.5
Faktorfaktor predisposisi yang dapat
menyebabkan terjadinya stomatitis adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.4. Oral Trush (Sumber : Laskaris a. Genetik
G, 2006) Riwayat keluarga terdapat pada 50%
kasus. Insiden tertinggi terdapat di antara
2.2.3 Stomatitis Herpetik
saudara bila kedua orang tua terkena
Yaitu sariawan yang disebabkan virus
stomatitis.2 Beberapa peneliti menyatakan
herpes simplek dan beralokasi di bagian
bahwa hubungan genetik berpengaruh
belakang tenggorokan. Sariawan di
terhadap timbulnya stomatitis. Salah satu
tenggorokan biasanya langsung terjadi jika ada
penelitian menemukan bahwa 35% dari orang
virus yang sedang mewabah dan pada saat itu
yang menderita stomatitis memiliki paling
daya tahan tubuh sedang rendah sehingga
tidak satu orang tua yang juga menderita
sistem imun tidak dapat menetralisir atau
stomatitis. Penelitian lain menemukan bahwa
mengatasi virus yang masuk sehingga
91% kembar identik menderita stomatitis
terjadilah ulser.12
dimana untuk kembar biasa hanya 57%.13
b. Imunologik
Respon imun mungkin merupakan peran
utama stomatitis umum terjadi pada pasien
dengan imunodefisiensi sel B dan 40% dari
pasien-pasien stomatitis mempunyai kompleks
dari sirkulasi imun. Ulserasi dapat disebabkan
oleh pengendapan imonoglobulin dan
komponen-komponen komplemen dalam
epitel atau respons imun seluler terhadap
komponen-komponen epitel.2 Antibodi
tersebut bergantung pada mekanisme sitoksik
atau proses penetralisir racun yang masuk ke
dalam tubuh. Sehingga jika sistem imunologi
mengalami abnormalitas, maka dengan mudah
bakteri ataupun virus menginfeksi jaringan
lunak disekitar mulut.14
Virus mumps masuk tubuh melalui Bila testis terkena infeksi maka
hidung atau mulut yang berasal dari terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel
percikan ludah, kontak langsung dengan epitel tubuli seminiferus. Pada pankreas
penderita parotitis lain, muntahan, dan kadang-kadang terdapat degenerasi dan
urin. Infeksi akut oleh virus mumps pada nekrosis jaringan (Yvonne, 2000).
kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya
kenaikan titer IgM dan IgG secara
bermakna dari serum akut dan serum
konvalesens. Pada infeksi pertama
antibodi yang terbentuk terlebih dahulu
adalah IgM. IgG muncul setelahnya, yang
mana kadarnya lebih tinggi dalam darah
dan tidak menurun secara dramatis. Jika
terjadi paparan lagi, IgG akan naik jauh
lebih tinggi dan lebih cepat daripada IgM.
IgG merupakan penanda utama pada
infeksi sekunder (Maharani dan Soenartyo, Gambar 3. Orkitis Pasca Infeksi Parotitis
2009). Epidemika pada Skrotum Dekstra
Masa inkubasi 15 sampai 21 hari
kemudian virus bereplikasi di dalam G. PATOFISIOLOGI
traktus respiratorius atas. Semakin banyak
penumpukan virus di dalam tubuh
sehingga terjadi proliferasi di parotis /
epitel traktus respiratorius kemudian
terjadi viremia (ikutnya virus ke dalam
aliran darah) dan selanjutnya virus
berdiam di jaringan kelenjar / saraf yang
kemudian akan menginfeksi glandula
IL-1, kemudian IL-1 menghasilkan
pirogen endogen yang akan diteruskan
menuju hipotalamus sebagai pusat
regulasi suhu tubuh untuk merangsang
prostaglandin dan akan menimbulkan
demam (Ray, 2008).
H. PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosis dari parotitis
epidemika yaitu (Behrman, et al., 2000) :
1. Anamnesis
a. Gejala yang pertama terlihat adalah
nyeri ketika mengunyah atau
menelan, terutama jika menelan
cairan asam misalnya jeruk.
b. Demam, biasanya suhu mencapai
Gambar 4. Skema Patofisiologi Parotitis 38,9-40o Celcius
Pada umumnya penyebaran c. Pembengkakan kelenjar terjadi
paramyxovirus sebagai agen penyebab setelah demam
parotitis melalui kontak langsung dengan d. Nafsu makan berkurang
penderita, droplet, urin dan muntahan e. Menggigil
penderita. Dari berbagai cara tadi virus f. Sakit kepala
masuk melalui saluran pernapasan baik 2. Pemeriksaan Fisik
hidung maupun mulut. Virus mengalami a. Suhu meningkat mencapai 38,9-40o
masa inkubasi 12 sampai 25 hari Celcius
kemudian virus bereplikasi dan b. Pembengkakan di daerah
mengalami masa viremia awal selama 3-5 temporomandibuler (antara telinga
hari. Setelah replikasi awal, virus dan rahang)
bereplikasi di kelenjar parotis, c. Nyeri tekan pada kelenjar yang
menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi membengkak
(Ray, 2008). d. Tanda meningeal seperti
Reaksi inflamasi merangsang pemeriksaan kaku kuduk, kernigs
keluarnya bradikinin yang akan sign, brudzinskis sign perlu juga
merangsang saraf sensorik dan diperiksa karena meningitis terjadi
mengakibatkan nyeri. Selain bradikinin, pada 15% dari pasien yang
reaksi inflamasi tadi merangsang terinfeksi mumps. Bila salah satu
pengeluaran histamin yang berakibat pada pemeriksaan tanda meningeal
peningkatan permeabilitas pembuluh positif maka dikatakan tanda
darah sehingga terjadi edema pada pipi. meningeal positif meskipun pada
Edema pada pipi dapat menekan saraf pemeriksaan yang lain negatif.
aurikula temporal sehingga terjadi nyeri e. Pada laki-laki yang sudah
pada telinga. Selain itu reaksi imun yang mengalami pubertas biasanya
terjadi saat masa viremia awal mengalami komplikasi seperti
merangsang terjadinya respon imun orkitis. Orkitis ditandai dengan
spesifik seluler untuk kemudian nyeri testis dan pembengkakan pada
menghasilkan sel T. Sel T mengaktivasi testis dan skrotum.
sitokin yang akan merangsang keluarnya
f. Pada wanita yang telah mengalami sampai suatu jumlah yang rendah
pubertas dapat menjadi ooforitis dan tetap ada. Peningkatan 4 kali
atau pembengkakan pada ovarium. lipat dalam titer dengan analisis
g. Tuli bisa menjadi komplikasi standar apapun menunjukan infeksi
parotitis, jadi dapat diperiksa yang baru terjadi (Behrman, et al.,
dengan menggunakan garpu tala. 2000).
3. Pemeriksaan Penunjang 2) Hemagglutination inhibition
Dalam prakteknya pemeriksaan antibodies (HI)
penunjang tidak banyak dilakukan, Uji ini memerlukan dua
sebab dari anamnesis dan pemeriksaan spesimen serum, satu serum dengan
fisik sudah terdiagnosis. Namun jika onset cepat dan serum yang satunya
gejala tidak jelas, maka diagnosis diambil pada hari ketiga. Jika
didasarkan pada : perbedaan titer spesimen 4 kali
a. Pemeriksaan darah rutin selama infeksi akut, maka
Pemeriksaan ini tidak spesifik kemungkinannya parotitis
karena gambarannya seperti infeksi (Behrman, et al., 2000).
virus lain. Biasanya menunjukan 3) Virus neutralizing antibodies (VN)
leukopenia dengan limfositosis Tes ini untuk menentukan
relative (Behrman, et al., 2000). imunitas terhadap parotitis
b. Amilase serum epidemika. Tes ini adalah metode
Didapatkan pula kenaikan yang paling dapat dipercaya untuk
kadar amilase pada serum yang menemukan imunitas tetapi tidak
mencapai puncaknya setelah satu praktis dan mahal (Behrman, et al.,
minggu dan kemudian menjadi 2000).
normal kembali dalam dua minggu d. Isolasi virus
(Behrman, et al., 2000). Mengisolasi virus dengan
c. Uji serologi membuat biakan virus yang terdapat
Jika penderita tidak dalam saliva, urin, LCS atau darah.
menampakan pembengkakan Biakan dinyatakan positif bila
kelenjar di bawah telinga namun terdapat hemadsorpsi dalam biakan
tanda dan gejala lainnya mengarah yang diberi cairan fosfat-NaCl dan
ke penyakit parotitis sehingga tidak ada pada biakan yang diberi
meragukan diagnosis maka serum hiperimun (Behrman, et al.,
dilakukan uji serologi untuk 2000).
membuktikan antibody mumps e. Polymerase Chain Reaction (PCR)
spesifik (Behrman, et al., 2000). Pemeriksaan ini adalah
1) Complement fixation antibodies sebuah pemeriksaan diagnostik
(CF) terbaru. Pemeriksaan ini lebih
CF test dapat digunakan untuk sensitif dibandingkan dengan
menentukan jumlah respon antibodi pemeriksaan yang lain. Bahan
terhadap komponen antigen S dan V spesimen diambil dari swab
bagi diagnosis infeksi parotitis orofaring atau cairan serebrospinal
epidemika akut. Antibodi terhadap (Behrman, et al., 2000).
antigen V mencapai titer puncak
dalam 1 bulan dan menetap selama I. PENATALAKSANAAN
6 bulan berikutnya dan kemudian Parotitis merupakan penyakit yang
menurun secara lambat 2 tahun bersifat self-limited (sembuh / hilang
sendiri) yang berlangsung kurang lebih Peningkatan jumlah kejadian abortus
dalam satu minggu. Tidak ada terapi spontan telah ditemukan pada wanita
spesifik bagi infeksi virus mumps oleh hamil trimester 1 kehamilannya yang
karena itu pengobatan parotitis seluruhnya sedang mengalami infeksi mumps, namun
simptomatik dan suportif (Soedarmo, et belum ditemukan adanya bukti bahwa
al., 2008). mumps dapat menyebabkan cacat bawaan.
1. Penderita rawat jalan Deafness (tuli) pada satu telinga atau
Penderita baru dapat dirawat kedua telinga dapat terjadi pada 1/20.000
jalan bila tidak ada komplikasi dan kasus yang telah dilaporkan (Wielders, et
keadaan umum cukup baik. al., 2011).
a. Istirahat yang cukup Pemeriksaan yang dapat dilakukan
b. Pemberian diet lunak dan cairan untuk mengetahui apakah terjadi
yang cukup komplikasi terutama pada orkitis dan
c. Medikamentosa (simptomatik) : meningitis adalah sebagai berikut :
Terapi yang digunakan yaitu 1. Orkitis
obat pereda panas dan nyeri Orkitis akibat infeksi dari mumps
(antipiretik dan analgesik) misalnya dapat didiagnosis dengan
Parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/hari menggunakan pemeriksaan darah, tes
dibagi dalam 3 dosis. C-reactive protein, urinalisis, dan juga
2. Penderita rawat inap USG. Pada pemeriksaan darah lengkap
Penderita dengan demam tinggi, didapatkan leukositosis, leukopenia,
keadaan umum lemah, nyeri kepala dan peningkatan C-reactive protein
hebat, gejala saraf perlu rawat inap di rata-rata sebanyak 140 mg/L. Pada
ruang isolasi. hitung jenis leukosit sebagian besar
menunjukkan hasil normal (Davis, et
a. Diet lunak, cair dan TKTP
al., 2010).
b. Analgetik-antipiretik
Urinalisis, urethral swab, dan
c. Penanganan komplikasi tergantung
urin pancar tengah dapat digunakan
jenis komplikasinya (Soedarmo, et
untuk menyingkirkan dugaan adanya
al., 2008).
infeksi bakterial. Pada USG didapatkan
adanya hipervaskularisasi testis dan
J. KOMPLIKASI
epididimis, pembesaran epididimis,
Komplikasi dari infeksi mumps
dan juga adanya hidrokel. Pada saat ini
lazimnya adalah keterlibatan sistem saraf
Colour Doppler USG lebih sensitif
pusat (meningitis), tetapi tidak sering.
menunjukkan adanya pembesaran
Meningitis terjadi pada 15% dari pasien
testis (unilateral atau bilateral)
yang terinfeksi mumps, tetapi tanpa
dibanding dengan USG konvensional
adanya kerusakan permanen. Hingga 50%
(Davis, et al., 2010).
dari laki-laki yang sudah mengalami
2. Meningitis
pubertas terkena orkitis (pembengkakan
Teknik diagnostik baru untuk
testis) sebagai komplikasi mumps. Kira-
mendiagnosis meningoencephalitis
kira setengah dari pasien orkitis memiliki
virus adalah dengan memakai
resiko terjadinya atropi testis, tetapi jarang
Polymerase Chain Reactive (PCR)
hingga menimbulkan kemandulan
untuk mendeteksi DNA atau RNA
(Wielders, et al., 2011).
virus dalam cairan serebrospinal. Pada
Ooforitis (pembengkakan ovarium)
parotitis, penurunan kadar glukosa
dan mastitis dapat terjadi pada wanita
CSS sering terjadi. Uji lain yang
yang telah mengalami pubertas.
bermanfaat pada evaluasi pasien menurunkan angka morbiditas dan
dengan dugaan meningoencephalitis mortalitas akibat gondong (Staf Pengajar
virus adalah dengan IKA FKUI, 2007).
elektroensefalogram dan pemeriksaan 1. Pasif : antibodi yang didapatkan dari
neuroimaging (Charles, 2000). ibu melalui plasenta dapat melindungi
bayi dari parotitis epidemika. Maka
dari itu, jarang ditemukan gondong
pada bayi kurang dari 6 bulan. Selain
Table 1. Penemuan-penemuan Cairan itu, Gamma globulin parotitis
Serebrospinal pada Berbagai Infeksi hiperimun tidak efektif dalam
SSP mencegah parotitis atau mengurangi
Infeksi Tek Le % Pr Gl komplikasi (Staf Pengajar IKA FKUI,
ana uk P ote uk 2007).
n osit M in osa 2. Aktif : dilakukan dengan memberikan
(m Tot N (m (m vaksinasi dengan virus parotitis hidup
mH al g/d g/d yang dilemahkan (Mumpsvax-merck,
2O) l) l) sharp and dohme). Vaksin ini tidak
(m 2 menyebabkan panas atau reaksi lain
) serta tidak mengekskresi virus dan
tidak menular terhadap kelompok yang
Tidak 50- <5 < 20- >5 rentan. Jarang ditemukan parotis yang
ada 80 25 45 0 dapat berkembang selama 7-10 hari
infeksi/ 10- sesudah vaksinasi (Staf Pengajar IKA
normal 100 100 < 50- >5 FKUI, 2007).
Mening - 0 25 20 0 BAB III
oenceph 150 % 0
PEMBAHASAN
alitis 100 <4
virus 100 - > 10 0
Meningi - 100 75 0- >5
Pemberian vaksinasi dengan virus
tis 300 00 % 50 0
mumps, sangat efektif dalam menimbulkan
bakteri 100 10- < 0
peningkatan antibodi mumps pada individu
Abses - 200 25 75-
yang seronegatif sebelum dilakukan vaksinasi
otak 300 % 50
dan telah memberikan proteksi 15-95 %.
0
Proteksi yang baik sekurang-kurangnya
selama 12 tahun dan tidak mengganggu vaksin
terhadap morbili, rubella, dan poliomielitis
K. PROGNOSIS atau vaksinasi variola (Fauci, et al., 2008).
Prognosis dari parotitis epidemika
umumnya baik, tetapi pada kondisi Vaksin tidak boleh diberikan pada bayi
tertentu dapat terjadi komplikasi (Turek, di bawah usia 1 tahun karena efek antibodi
2004). maternal. Selain itu tidak boleh diberikan pula
pada individu dengan riwayat hipersensitivitas
L. PENCEGAHAN terhadap komponen vaksin, demam akut,
Pencegahan terhadap parotitis selama kehamilan, leukemia dan keganasan,
epidemika dapat dilakukan secara limfoma, sedang diberi obat-obat
imunisasi pasif dan imunisasi aktif. Cara imunosupresif, alkilasi dan anti metabolit serta
ini merupakan pendekatan terbaik untuk
pasien yang sedang menjalani terapi radiasi Imunisasi polio merupakan imunisasi
(Fauci, et al., 2008). yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit poliomilelitis yang dapat
Vaksin campak, parotitis, rubella
menyebabkan kelumpuhan pada anak.
[Measles Mumps Rubella (MMR)]
Kandungan vaksin ini adalah virus yang
menimbulkan reaksi yang merugikan seperti
dilemahkan. Imunisasi polio diberikan
terjadi demam atau ruam dalam waktu 7-14
secara oral. Ada empat strategi dalam
hari, dan kejang (demam) (Schwartz, 2005).
mencegah terjadinya poliomielitis yaitu
Imunisasi mumps termasuk dalam jenis imunisasi rutin OPV (Oral Polio Virus)
imunisasi dasar yang baik diberikan kepada dengan cakupan tinggi, imunitas tambahan,
anak-anak. Berdasarkan IDAI (Ikatan Dokter surveilans AFP dan investigasi
Anak Indonesia), jenis imunisasi dasar laboratorium, serta mop-up untuk memutus
berupa : rantai penularan terakhir (IDAI, 2013).
4. Imunisasi DPT
1. Imunisasi BCG
Imunisasi DPT (Diptheria, Pertussis,
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette
Tetanus) merupakan imunisasi yang
Guerin) merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya
digunakan untuk mencegah terjadinya
difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin difteri
penyakit TB yang berat sebab terjadinya
ini mengandung kuman difteri yang telah
peyakit TB yang primer atau ringan dapat
dihilangkan sifat racunnya, namun masih
terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
dapat merangsang pembentukan zat anti
BCG. TB yang berat contohnya TB pada
(toksoid). Pemberian pertama zat anti
selaput otak, TB milier pada seluruh
terbentuk masih sangat sedikit (tahap
lapangan paru, atau TB tulang. Vaksin BCG
pengenalan) terhadap vaksin dan
merupakan vaksin yang mengandung
mengaktifkan organ-organ tubuh membuat
kuman TB yang telah dilemahkan. Vaksin
zat anti. Imunisasi DPT diberikan melalui
BCG diberikan melalui intradermal. Efek
intramuskular. Pemberian DPT dapat
samping pemberian imunisasi BCG adalah
berefek samping ringan ataupun berat. Efek
terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
ringan misalnya terjadi pembengkakan,
limfadenitis regional, dan reaksi panas
nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam.
(IDAI, 2013).
Efek berat misalnya terjadi kesakitan
kurang lebih empat jam, kesadaran
menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan
2. Imunisasi Hepatitis B
syok (IDAI, 2013).
Imunisasi hepatitis B merupakan
5. Imunisasi Campak
imunisasi yang digunakan untuk mencegah
Imunisasi campak merupakan
terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah
vaksin ini dalah HbsAg dalam bentuk cair.
terjadinya penyakit campak pada anak
Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis
karena termasuk penyakit menular.
sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat
Kandungan vaksin ini adalah virus yang
diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi
dilemahkan. Imunisasi campak diberikan
hepatitis ini diberikan melalui
melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki
intramuskuler. Angka kejadian hepatitis B
efek samping seperti terjadinya ruam pada
pada anak balita juga sangat tinggi dalam
tempat suntikan dan panas. Angka kejadian
memengaruhi angka kesakitan dan
campak juga sangat tinggi dalam
kematian balita (IDAI, 2013).
memengaruhi angka kesakitan dan
3. Imunisasi Polio
kematian anak (IDAI, 2013).
6. Imunisasi MMR ludah terutama kelenjar parotis dan ditandai
Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dengan adanya kelainan berupa
Rubella) merupakan imunisasi yang pembengkakan sel epitel, pelebaran dan
digunakan dalam memberikan kekebalan penyumbatan saluran.
terhadap penyakit campak, parotitis dan 2. Virus yang sering menyebabkan parotitis
campak jerman (rubella). Dalam imunisasi adalah Rubulavirus (virus mumps) yang
MMR, antigen yang dipakai adalah virus termasuk dalam genus Paramyxovirus dan
campak strain edmonson yang dilemahkan, merupakan anggota dari famili
virus rubella strain RA 27/3, dan virus Paramyxoviridae. Rubulavirus merupakan
parotitis. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk virus RNA rantai tunggal yang dikelilingi
bayi di bawah usia 1 tahun karena glikoprotein.
dikhawatirkan terjadi interferensi dengan 3. Manifestasi klinis parotitis antara lain
antibodi maternal yang masih ada. Khusus demam, nyeri otot (terutama pada leher),
di daerah endemik, sebaiknya diberikan nyeri kepala, malaise, pembengkakan
imunisasi campak yang monovalen dahulu parotis, edema faring dan palatum mole
pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan homolateral.
booster(ulangan) dapat dilakukan MMR 4. Virus mumps masuk tubuh melalui hidung
pada usia 15-18 bulan (IDAI, 2013). atau mulut yang berasal dari percikan ludah,
7. Imunisasi Varicella kontak langsung dengan penderita parotitis
Imunisasi varicella merupakan lain, muntahan, dan urin. Kemudian
imunisasi yang digunakan untuk mencegah mengalami masa inkubasi, replikasi dan
terjadinya penyakit cacar air (varicella). viremia, yang mana merangsang mediator
Vaksin varicella merupakan virus yang inflamasi sehingga muncul nyeri, edema
hidup varicellla zoster strain OKA yang dan demam.
dilemahkan. Pemberian vaksin varicellla 5. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus
dapat disuntikan tunggal pada usia 12 tahun mumps oleh karena itu pengobatan parotitis
di daerah tropis dan bila di atas usia 13 seluruhnya simptomatis dan suportif,
tahun dapat diberikan 2 kali suntikan berupa istirahat cukup, diet nutrisi, serta
dengan interval 4-8 minggu (IDAI, 2013). pengobatan simptomatik.
8. Imunisasi hepatitis A 6. Komplikasi yang mungkin terjadi berupa
Imunisasi hepatitis A merupakan meningitis, orkitis, ooforitis, mastitis,
imunisasi yang digunakan untuk mencegah abortus spontan, cacat bawaan dan tuli.
terjadinya peyakit hepatitis A. Pemberian Prognosis umumnya baik. Pencegahan
imunisasi ini dapat diberikan untuk usia di parotitis yaitu pemberian imunisasi baik
atas 2 tahun. Imunisasi awal menggunakan secara aktif atau pasif.
vaksin Harvis (berisi virus hepatitis A strain
HM175 yang dinonaktifkan) dengan 2
suntikan dan interval 4 minggu. Booster
pada 6 bulan setelahnya. Jika menggunakan
vaksin MSD dapat dilakukan 3 kali
suntikan pada usia 6 dan 12 bulan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Parotitis epidemika adalah infeksi virus
akut yang biasanya menyerang kelenjar
STOMATITIS d. Stres mental
2.1 Pengertian e. Kekurangan vitamin B12 dan mineral
Stomatitis merupakan bahasa awam f. Gangguan pencernaan
untuk berbagai macam lesi/benjolan yang g. Radiasi
timbul di rongga mulut. Namun biasanya jenis Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai
sariawan yang sering timbul sehari-hari pada pencetus timbulnya sariawan ini. Ada pula
rongga mulut kita disebut (dalam istilah yang mengatakan bahwa sariawan merupakan
kedokteran gigi) adalah Stomatitis Aftosa reaksi imunologik abnormal pada rongga
Rekuren. Sariawan atau stomatitis adalah mulut. Dan imunologik sangat erat
radang yang terjadi pada mukosa mulut, hubungannya dengan psikologis (stress).
biasanya berupa bercak putih kekuningan. Faktor psikologis (stress) telah diselidiki
Bercak itu dapat berupa bercak tunggal berhubungan dengan timbulnya stomatitis
maupun berkelompok. Sariawan dapat (sariawan) di sebagian besar masyarakat.
menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, Berikut adalah klasifikasi stomatitis :
bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit- a. Stomatitis Primer, meliputi :
langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak 1. Recurrent Aphtouch Stomatitis (RAS)
tergolong berbahaya, namun sariawan sangat Merupakan ulcer yang terjadi
mengganggu. Ada pula yang mengatakan berulang. Bentuknya 2 5 mm, awal
bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik lesi kecil, dan berwarna kemerahan.
abnormal pada rongga mulut. Akan sembuh 2 minggu tanpa luka
parut.
2.2 Etiologi 2. Herpes Simplek Stomatitis
Sampai saat ini penyebab utama dari Stomatitis yang disebabkan oleh virus.
Stomatitis belum diketahui. Namun para ahli Bentuknya menyerupai vesikel.
telah menduga banyak hal yang menjadi 3. Vincents Stomatitis
penyebab timbulnya stomatitis ini, diantaranya Stomatitis yang terjadi pada jaringan
adalah : normal ketika daya tahan tubuh
Penyebab yang berasal dari keadaan dalam menurun. Etiologinya, bakteri normal
mulut seperti : yang ada pada mulut, yaitu B. Flora.
1. Kebersihan mulut yang kurang Bentuk stomatitis ini erythem, ulcer
2. Letak susunan gigi/ kawat gigi dan nekrosis pada ginggival.
3. Makanan /minuman yang panas dan 4. Traumatik Ulcer
pedas Stomatitis yang ditemukan karena
4. Rokok trauma. Bentuknya lesi lebih jelas, dan
5. Pasta gigi yang tidak cocok nyeri tidak hebat.
6. Lipstik b. Stomatitis Sekunder, merupakan
7. Infeksi jamur stomatitis yang secara umum terjadi
8. Overhang tambalan atau karies, protesa akibat infeksi oleh virus atau bakteri
(gigi tiruan) ketika host (inang) resisten baik lokal
9. Luka pada bibir akibat maupun sistemik.
tergigit/benturan.
Bagian dari penyakit sistemik antara lain : 2.3 Patofisiologi
a. Reaksi alergi : seriawan timbul setelah Identifikasi pada pasien dengan resiko
makan jenis makanan tertentu tinggi, memungkinkan dokter gigi untuk
b. Jenis makanan ini berbeda untuk tiap- memulai evaluasi pra-perawatan dan
tiap penderita melakukan tindakan profilaktis yang terukur
c. Hormonal imbalance untuk meminimalkan insidens dan morbiditas
yang berkaitan dengan toksisitas rongga mulut.
Faktor resiko paling utama pada
perkembangan komplikasi oral selama dan
terhadap perawatan adalah pra-kehadiran
penyakit mulut dan gigi, perhatian yang
kurang terhadap rongga mulut selama terapi
dan faktor lainnya berpengaruh pada
ketahanan dari rongga mulut. Faktor resiko
lainnya adalah : tipe dari kanker (melibatkan
lokasi dan histology), penggunaan
antineoplastik, dosis dan administrasi
penjadwalan perawatan, kemudian area radiasi,
dosisnya, jadwal dilakukan radiasi (kekerapan
dan durasi dari antisipasi myelosuppresi) serta
umur pasien. Keadaan sebelum hadirnya
penyakit seperti adanya kalkulus, gigi yang
rusak, kesalahan restorasi, penyakit
periodontal, gingivitis dan penggunaan alat
prostodontik, berkontribusi terhadap
berkembangnya infeksi lokal dan sistemik.
Kolonisasi bakteri dan jamur dari kalkulus,
plak, pulpa, poket periodontal, kerusakan
operculum, gigi palsu, dan penggunaan alat-
alat kedokteran gigi merupakan sebuah lahan
yang subur buat organisme opportunistik dan
pathogenistik yang mungkin berkembang pada
infeksi lokal dan sistemik. Tambalan yang 2.4 Manifestasi Klinis
berlebih atau peralatan lain yang melekat pada a. Masa prodromal atau penyakit 1 24
gigi, membuat lapisan mulut lebih buruk, jam :
menebal dan mengalami atropi, kemudian Hipersensitive dan perasaan seperti
menghasilkan ulserasi local (stomatitis). terbakar
b. Stadium Pre Ulcerasi
Adanya udema / pembengkangkan f) Tepi merah
setempat dengan terbentuknya makula g) Lesi dangkal
pavula serta terjadi peninggian 1- 3 h) Lesi sembuh tanpa meninggalkan
hari jaringan parut
c. Stadium Ulcerasi
Pada stadium ini timbul rasa sakit 2.5 Pemeriksaan Diagnostik
terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, Dilakukan pengolesan lesi dengan
batas sisinya merah dan udema toluidin biru 1% topikal dengan swab atau
tonsilasi ini bertahan lama 1 16 hari. kumur sedangkan diagnosis pasti dengan
Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap menggunakan biopsi.
individu berbeda yaitu 1 5 minggu. Pemeriksaan laboratorium :
1. Gambaran Klinis dari Stomatitis a. WBC menurun pada stomatitis
a) Lesi bersifat ulcerasi sekunder
b) Bentuk oval / bulat b. Pemeriksaan kultur virus ; cairan
c) Sifat tersebar vesikel dari herpes simplek stomatitis
d) Batasnya jelas c. Pemeriksaan cultur bakteri ; eksudat
e) Biasa singulas (sendiri-sendiri) dan untuk membentuk vincents stomatitis
multiple (kelompok) 2.6 Penatalaksanaan Medis
a) Hindari makanan yang semakin dan pasien berasal dari golongan
memperburuk kondisi seperti cabai. sosioekonomi bawah.
b) Sembuhkan penyakit atau keadaan 2) Tablet vitamin B12 sublingual
yang mendasarinya. (1000 mcg) per hari. Tidak ada
c) Pelihara kebersihan mulut dan gigi perawatan lain yang diberikan
serta mengkonsumsi nutrisi yang untuk penderita RAS selama
cukup, terutama makanan yang perawatan dan pada waktu follow-
mengandung vitamin 12 dan zat besi. up. Periode follow-up mulai dari 3
d) Hindari stress bulan sampai 4 tahun.
e) Pemberian Atibiotik
Harus disertai dengan terapi penyakit 2.7 Komplikasi
penyebabnya, selain diberikan emolien Dampak gangguan pada kebutuhan dasar
topikal, seperti orabase, pada kasus manusia
yang ringan dengan 2 3 ulcersi minor. a. Pola nutrisi : nafsu makan menjadi
Pada kasus yang lebih berat dapat berkurang, pola makan menjadi tidak
diberikan kortikosteroid, seperti teratur
triamsinolon atau fluosinolon topikal, b. Pola aktivitas : kemampuan untuk
sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah berkomunikasi menjadi sulit
makan dan menjelang tidur. Pemberian c. Pola Hygiene : kurang menjaga
tetraciclin dapat diberikan untuk kebersihan mulut
mengurangi rasa nyeri dan jumlah d. Terganggunya rasa nyaman : biasanya
ulcerasi. Bila tidak ada responsif yang sering dijumpai adalah perih
terhadap kortikosteroid atau tetrasiklin, Stomatitis memunculkan berbagai macam
dapat diberikan dakson dan bila gagal komplikasi bagi tubuh kita diantaranya:
juga maka di berikan talidomid. 1. Komplikasi akibat kemoterapi
f) Terapi Karena sel lapisan epitel
Pengobatan stomatitis karena herpes gastrointestinal mempunyai waktu
adalah konservatif. Pada beberapa pergantian yang mirip dengan leukosit,
kasus diperlukan antivirus. Untuk periode kerusakan terparah pada
gejala lokal dengan kumur air hangat mukosa oral frekuensinya
dicampur garam (jangan berhubungan dengan titik terendah dari
menggunakan antiseptik karena sel darah putih. Mekanisme dari
menyebabkan iritasi) dan penghilang toksisitas oral bertepatan dengan
rasa sakit topikal. Pengobatan pulihnya granulosit. Bibir, lidah, dasar
stomatitis aphtosa terutama mulut, mukosa bukal, dan palatum
penghilang rasa sakit topikal. lunak lebih sering dan rentan terkena
Pengobatan jangka panjang yang komplikasi dibanding palatum keras
efektif adalah menghindari faktor dan gingiva; hal ini tergantung pada
pencetus. Digunakan satu dari dua cepat atau tidaknya pergantian sel
terapi yang dianjurkan yaitu: epithelial. Mukosa mulut akan menjadi
1) Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg tereksaserbasi ketika agen
per minggu untuk bulan pertama kemoterapeutik yang menghasilkan
dan kemudian 1000 mcg per bulan) toksisitas mukosa diberikan dalam
untuk pasien dengan level serum dosis tinggi atau berkombinasi dengan
vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, ionisasi penyinaran radiasi.
pasien dengan neuropathy 2. Komplikasi Akibat Radiasi
peripheral atau anemia makrocytik,
Penyinaran lokal pada kepala dan leher perbedaan yang besar diantara
tidak hanya menyebabkan perubahan keduanya. Mucositis dijelaskan
histologis dan fisiologis pada mukosa sebagai suatu inflammatory toksik
oral yang disebabkan oleh terapi yang mempengaruhi traktus
sitotoksik, tapi juga menghasilkan gastrointestinal dari mulut sampai
gangguan struktural dan fungsional anus, yang dapat dihasilkan akibat
pada jaringan pendukung, termasuk dari pennyorotan radiasi sampai
glandula saliva dan tulang. Dosis tinggi agen kemoterapeutik atau radiasi
radiasi pada tulang yang berhubungan ionisasi. Tipikal mucositis
dengan gigi menyebabkan hypoxia, termanifestasi sebagai suatu
berkurangnya supplai darah ke tulang, eritematous, lesi seperti terbakar
hancurnya tulang bersamaan dengan atau acak, focal to diffuse, dan lesi
terbukanya tulang, infeksi, dan ulseratif. Mucositis dapat
nekrosis. Radiasi pada daerah kepala tereksaserbasi dengan factor lokal.
dan leher serta agen antineoplastik Stomatitis merujuk pada suatu
merusak divisi sel, mengganggu reaksi inflamasi yang terjadi pada
mekanisme normal pergantian mukosa mukosa oral, dengan atau tanpa
oral. Kerusakan akibat radiasi berbeda ulserasi dan dapat berkembang
dari kerusakan akibat kemoterapi, pada oleh faktor lokal seperti yang
volume jaringan yang terus teradiasi teridentifikasi pada
terus-menerus akan berbahaya bagi etiologi/patofisiologi pada
pasien sepanjang hidupnya. Jaringan pembahasan ini. Stomatitis dapat
ini sangat mudah rusak oleh obat- menjadi berkadar ringan atau parah.
obatan toksik atau penyinaran radiasi Pasien dengan stomatitis yang
lanjutan, Mekanisme perbaikan parah tidak akan mampu
fisiologis normal dapat mengurangi memasukkan apapun kedalam
efek ini sebagai hasil dari depopulasi mulutnya. Mucositis eritematous
permanen seluler. dapat terjadi 3 hari setelah
3. Komplikasi Akibat Pembedahan pemaparan kemoterapi, tapi secara
Pada pasien dengan umum berkisar 3-7 hari.
osteoradionekrosis yang melibatkan Perkembangan menuju mucositis
mandibula dan tulang wajah, maka ulseratif umumnya berlangsung 7
debridemen sisa pembedahan dapat hari setelah kemoterapi. Dokter
merusak. Usaha rekonstruksi akan gigi harus waspada terhadap
menjadi sia-sia, kecuali jaringan potensi berkembangnya toksisitas
oksigenasi berkembang pada akibat peningkatan dosis atau
pembedahan. Terapi hiperbarik lamanya perawatan pada
oksigen telah berhasil menunjukkan percobaan klinik yang
rangsangan terhadap formasi kapiler menunjukkan toksisitas
baru terhadap jaringan yang rusak dan gastrointestinal. Dosis tinggi
telah digunakan sebagai tambahan kemoterapi seperti yang dilakukan
pada debridemen pembedahan. pada perawatan leukemia dan
4. Komplikasi Oral pengaturan jadwal obat dengan
a. Mucositis/Stomatitis infus berlanjut, berulang dan tidak
Defenisi mucositis dan stomatitis terputus (seperti bleomycin,
sering tertukar dalam cytarabine, methotrexate dan
penggunaannya tetapi terdapat fluororacil) sepertinya merupakan
penyebab mucositis dibanding obat sekitar 70 % infeksi oral pada
infus satu bolus dengan dosis yang pasien dengan tumor solid
setara. Mucositis tidak akan disebabkan oleh Candida Albicans
bertambah parah jika tidak dan jamur lainnya, 20 % disusun
terkomplikasi oleh infeksi dan oleh Herpex Simplex Virus (HSV)
secara normal dapat sembuh total dan sisanya disusun oleh bakteri
dalam waktu 2-4 minggu. Beberapa bacillus gram negatif. Pada pasien
garis panduan untuk perawatan dengan keganasan hematologik,
mulut termasuk penilaian sebanyak 50 % infeksi oral akibat bakteri
dua kali sehari untuk pasien Candida Albicans, 25 % akibat
dirumah sakit dan perawatan mulut HSV, dan 15 % oleh bakteri
yang sering (minimal 4 jam dan bacillus gram negatif. HSV
sewaktu akan tidur) malahan merupakan gejala paling umum
meningkatkan keparahan dari pada infeksi oral viral.
mucositis. c. Hemorrhage
b. Infeksi Hemorrhage dapat terjadi
Mucositis oral dapat berkomplikasi sepanjang perawatan akibat
dengan infeksi pada pasien dengan trombositopenia dan atau
sistim imun yang menurun. Tidak koagulasipati. Pada lokasi
hanya mulut itu sendiri yang dapat terjadinya penyakit periodontal
terinfeksi, tetapi hilangnya epitel dapat terjadi perdarahan secara
oral sebagai suatu protektif barrier spontan atau dari trauma minimal.
terjadi pada infeksi lokal dan Perdarahan oral dapat berbentuk
menghasilkan jalan masuk buat minimal, dengan ptekiae berlokasi
mikroorganisme pada sirkulasi pada bibir, palatum lunak, atau
sistemik. Ketika ketahanan mukosa lantai mulut atau dapat menjadi
terganggu, infeksi lokal dan lebih parah dengan hemorrhage
sistemik dapat dihasilkan oleh mulut , terutama pada krevikular
indigenous flora seperti gingival. Perdarahan gingiva
mikroorganisme nosokomial dan spontan dapat terjadi ketika jumlah
oportunistik. Ketika jumlah netrofil platelet mencapai paling kurang
menurun sampai 1000/kubik/mm, 50.000/kubik/mm.
insiden dan keparahan infeksi
semakin meningkat. Pasien dengan d. Xerostomia
neutropenia berkepanjangan Xerostomia dapat dikenali sebagai
berada pada resiko tinggi buat berkurangnya sekresi dari glandula
perkembangan komplikasi infeksi saliva. Gejala klinik tanda
yang serius. xerostomia termasuk diantaranya :
Penggunaan antibiotik rasa kering, suatu sensasi rasa luka
berkepenjangan pada penyakit atau terbakar (khususnya
neutropenia mengganggu flora melibatkan lidah), bibir retak-retak,
mulut, menciptakan suatu celah atau fissura pada sudut mulut,
lingkungan favorit buat jamur perubahan pada permukaan lidah,
untuk berkembang yang dapat kesulitan untuk memakai gigi palsu,
bereksaserbasi oleh terapi steroid dan peningkatan frekuensi dan atau
secara bersamaan. Dreizen dan volume dari kebutuhan cairan.
kawan-kawan melaporkan bahwa Pengaturan perawatan preventif
oral, termasuk applikasi topikal menjadi menebal dan atrofi, yang akan
flour harus segera dimulai untuk mengganggu kenyamanan pasien.
mencegah kerusakan lebih lanjut. b) Kapasitas buffer menjadi tereliminasi,
Xerostomia dapat dihasilkan pada mulut kering yang bersih pH
melalui reaksi inflammatory dan umumnya 4,5 dan demineralisasi
efek degeneratif radiasi ionisasi dapat terjadi.
pada glandula saliva parenkim, c) Flora oral menjadi patogenik.
khususnya pada serous acinar. d) Plak menjadi tebal dan berat, debris
Perubahan ini biasanya sangat tetap bertahan akibat ketidakmampuan
pesat dan bersifat irreversible, pasien untuk membersihkan mulut.
khususnya ketika glandula saliva e) Tidak ada mineral (kalsium, fosfor,
termasuk daerah penyorotan fluor) yang tersimpan pada permukaan
radiasi. Aliran saliva mengalami gigi.
penurunan 1 minggu setelah f) Produksi asam setelah terpapar oleh
perawatan dan berkurang secara gula dihasilkan oleh demineralisasi
progresif ketika perawatan terus selanjutnya pada gigi dan kemudian
dilanjutkan, Derajat dari disfungsi dapat menimbulkan kerusakan gigi
tersebut sangat berhubungan g) Nekrosis Akibat Radiasis
dengan dosis radiasi dan volume Nekrosis dan infeksi pada jaringan
jaringan glandula pada lapangan yang telah dilakukan penyorotan
radiasi. Glandula parotid dapat radiasi sebelumnya
menjadi lebih rentan terhadap efek (osteoradionekrosis) merupakan suatu
radiasi daripada glandula komplikasi yang serius bagi pasien
submandibular, sublingual, dan yang menjalani terapi radiasi pada
jaringan glandula saliva minor. tumor kepala dan leher. Komplikasi
Xerostomia mengganggu oral akibat terapi radiasi memerlukan
kapasitas buffer mulut dan terapi dental yang agresif sebelum,
kemampuan pembersihan mekanis, selama dan setelah terapi radiasi untuk
sering berkonstribusi pada dental meminimalisasi tingkat keparahan
karies dan penyakit periodontal (xerostomia permanent, karies ulseratif,
yang progresif. Perkembangan osteomyelitis akibat radiasi dan
dental karies berakselerasi dengan osteoradionekrosis).
sangat cepat pada terjadinya 2.8 Prognosis
xerostomia akibat hilangnya Prognosis stomatitis didasarkan pada
immunoprotein protektif yang masalah yang menyebabkan adanya gangguan
merupakan komponen dari saliva. ini. Infeki pada stomatitis biasanya dapat
Saliva dibutuhkan untuk eksekusi disebabkan karena pengobatan atau bila
normal dari fungsi mulut seperti masalahnya disebabkan oleh obat-obatan
mengecap, mengunyah, dan maka yang harus dilakukan adalah dengan
berbicara. Keseluruhan kecepatan mengganti obat. Stomatitis yang disebabkan
aliran saliva yang kurang dari 0,1 oleh iritasi lokal dapat diatasi dengan oral
ml/menit dianggap sebagai indikasi hygene yang bagus, memeriksakan gigi secara
xerostomia (normal = 0,3-0,5 teratur, diet yang bermutu, dan pengobatan.
ml/menit). Xerostomia BAB III
menghasilkan perubahan didalam ASUHAN KEPERAWATAN
rongga mulut antara lain: Contoh kasus
a) Saliva tidak melakukan lubrikasi dan
Seorang anak G berusia 6 tahun datang g. Pekerjaan : Ibu rumah
dengan rujukan dari puskesmas pada tangga
tanggal 15 Mei 2012 pada pukul 08.00 h. Hubungan dengan klien: ibu
WIB dengan keluhan tidak mau makan
5 hari yang lalu, lemas dan mual serta B. RIWAYAT KEPERAWATAN
sakit di dalam mulut dengan diagnose 1. Keluhan utama
medis stomatitis. Kondisi pasien saat di Klien tidak mau makan 5 hari yang
bangsal Catelya cukup, kesadaran lalu, lemas, mual dan sakit di daerah
composmetis, suhu badan 36,70C, nadi mulut.
102 x/mnt terdapat peradangan 2. Riwayat penyakit sekarang
(sariawan) di bibir, lidah, serta lapisan Pasien datang rujukan dari puskesmas
mukosa pipi. Terpasang cairan infuse pada tanggal 15 Mei 2012 pada pukul
D5% + NS 10 tpm/ micro 08.00 WIB dengan keluhan tidak mau
Pengkajian tanggal : 17 Mei makan 5 hari yang lalu, lemas dan
2012 mual serta sakit di dalam mulut dengan
Pukul : 09.00 diagnose medis stomatitis. Kondisi
WIB pasien saat di bangsal Catelya cukup,
I. PENGKAJIAN kesadaran composmetis, suhu badan
KEPERAWATAN ANAK 36,70C, nadi 102 x/mnt terdapat
(STOMATITIS) peradangan (sariawan) di bibir, lidah,
A. IDENTITAS serta lapisan mukosa pipi. Terpasang
1. Identitas Klien cairan infuse D5% + NS 10 tpm/
a. Nama : An. G micro.
b. Tanggal Lahir : 20 Juni 2006
c. Umur : 6 tahun 3. Riwayat penyakit dahulu
d. Jenis Kelamin : Perempuan Pada usia 4 tahun An. G pernah sakit
e. BB/ TB : 14 kg/ demam dan di rawat di rumah sakit
113 cm selama 3 hari. Namun belum pernah
f. Alamat : Jl. Budi mengalami penyakit seperti sekarang.
Utomo - Cilacap An. G tidak memiliki alergi. An. G
g. Agama : Islam belum pernah mengalami cidera berat.
h. Pendidikan : PAUD
i. Suku Bangsa : Jawa 4. Riwayat penyakit keluarga
Indonesia Ibu kilen mengatakan keluarga An. G
j. Tanggal Masuk : 15 Mei 2012 tidak memiliki penyakit serius, serta
k. No. RM : 237 tidak ada yang pernah mengalami
784 penyakit yang sama.
l. Diagnosa Medik : Stomatitis
5. Riwayat kehamilan
2. Identitas Penanggung Jawab Ibu An. G sudah hamil 2x. anak
a. Nama : Ny. F pertama sekarang berumur 8 tahun dan
b. Umur : 32 tahun An. G merupakan anak kedua.
c. Jenis Kelamin : Perempuan Kesehatan selama hamil baik, tidak ada
d. Alamat : Jl. Budi keluhan.
Utomo- Cilacap
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMA 6. Riwayat persalinan
An. G lahir secara normal (spontan) Bagi ibu jika An G sakit, harus di obati
durasi persalinan 30 mnt. BB lahir 3 sesegera mungkin.
kg, melahirkan di bidan dekat rumah. 2. Pola Nutrisi- metabolic
Setelah persalinan Ibu An. G Ibu klien mengatakan An G susah
mengkonsumsi obat yang dianjurkna makan, hanya makan sedikit saja. BB
atau di beri oleh bidan. An.G 14 kg.Masih sakit untuk
mengunyah, kebutuhan cairan An G
7. Riwayat imunisasi 1200 cc/kg. Minum 3 gelas/hari, tidak
Ibu klien mengatakan An. G imunisasi muntah, makanan yang di sukai telur,
sudah lengkap. tidak mau makan makanan yang dari
rumah sakit.
8. Riwayat tumbuh kembang 3. Pola Eliminasi
Ibu klien mengatakan An. G berat Ibu klien mengatakan An.G belum
badan lahir 3 kg. pendidikan yang BAB sejak masuk rumah sakit, BAK 4-
ditempuh An. G sekarang yaitu PAUD 5 kali sehari. Jumalah urin sedikit.
di sekitar rumahnya. Ibu kilen 4. Pola latihan dan aktivitas
mengatakan An. G sudah mampu Ibu klien mengatakan kegiatan An.G
bersosialisasi dengan teman sebaya hanya tidur, habis mandi jalan jalan.
baik dirumah atau di Posyandu PAUD. Mandi dibantu ibu, sebelum sakit An.G
An. G memiliki masalah pada bermain sama teman teman setelah
pertumbuhan gigi yaitu Caries, pulang sekolah.
sedangkan hasil pemeriksaan berat 5. Pola persepsi
badan sebelum sakit 18 kg namun saat Ibu klien mengatakan An G masih
sakit mengalami penurunan berat mampu mengingat kejadian
badan. Hasil pemeriksaan tumbuh sebelumnya, misalnya : Kemarin di
kembang An. G dengan DDST tidak rumah sakit dengan siapa, siapa saja
ada masalah. yang berkunjung, mainan yang di sukai
An G. Penglihatan baik, pendengaran
9. Kebutuhan cairan baik, perasa bermasalah karena masih
BB An. G 14 kg nyeri di rongga mulut.
Kebutuhan cairan An G = 1000 + 50
(BB-10) = 1000+50(14-10) = 1200 cc/
24jam
6. Pola tidur dan istirahat
10. Kebutuhan kalori Ibu klien mengatakan An.G sering
Kebutuhan kalori = 1000 + 50 (BB- tiduran, siang maupun malam. Tidur
10) = 1000+50(14-10) = 1200 kkal siang tidak tentu paling lama 1 jam
namun sering. Jika malam tidur jam 8
C. POLA PENGKAJIAN bangun jam 5, terbangun malam jika
FUNGSIONAL MENURUT ingin BAK.
GORDON 7. Konsep diri dan persepsi
1. Persepsi kesehatan pola Ibu klien mengatakan sejak sakit, An G
manajemen kesehatan jarang bicara, sering gelisah.
Ibu klien mengatakan, jika An. G sakit 8. Peran dan pola hubungan
di bawa ke puskesmas bila tidak Ibu klien mengatakan An.G memiliki
sembuh baru di bawa ke rumah sakit. banyak teman, An.G juga mengikuti
PAUD di daerah lingkungan rumah
sehingga mampu bersosialisasi dengan a. Inspeksi : dinding dada
baik di rumah. simetris, tidak ada retraksi
9. Pola reproduktif dan seksual dinding dada, tidak ada lesi
Pemeriksaan fisik genital tidak ada b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
masalah. c. Perkusi : tidak ada
10. Pola pertahan diri ( coping ) stress pembesaran dinding dada,
toleransi bunyi paru sonor
Ibu klien mengatakan sejak sakit An.G d. Auskultasi : bunyi nafas
selalu gelisah hanya mau bicara dengan vaskuler, tidak ada suara nafas
ibunya saja. tambahan
11. Pola keyakinan dan nilai e. Ekstremitas
Ibu klien mengatakan An.G belum Terpasang infus 10 tpm ditangan
mampu melaksanakan sholat namun kiri, ekstermitas kanan dan kiri
terkadang mengikuti ketika ibu sholat. dapat bergerak tanpa gangguan,
Ibu selalu berdoa untuk kesembuhan ekstermitas bawah dapat bergerak
An.G. normal, tidak ada oedem
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSA
DIAGNOSA : Ketidakseimbangan Nutrisi KELAS 1 : Makan
Kurang dari Kebutuhan Tubuh
DOMAIN 2 : Nutrisi
NS.
DIAGNOSIS : Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
(NANDA-I)
PENGERTIAN
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
:
1. Kram abdomen
2. Nyeri abdomen
3. Menghindari makan
4. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
5. Kerapuhan kapiler
6. Diare
7. Kehilangan rambut berlebihan
8. Bising usus hiperaktif
9. Kurang makanan
10. Kurang informasi
11. Kurang minat pada makanan
BATASAN
12. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
KARAKTERI
13. Kesalahan konsepsi
STIK :
14. Kesalahan informasi
15. Membrane mukosa pucat
16. Ketidakmampuan memakan makanan
17. Tonus otot menurun
18. Mengeluh gangguan sensasi rasa
19. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended
Daily Allowance)
20. Cepat kenyang setelah makan
21. Sariawan rongga mulut
22. Steatorea
23. Kelemahan otot pengunyah
24. Kelemahan otot untuk menelan
a. Faktor biologis
FAKTOR
b. Faktor ekonomi
YANG
c. Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
BERHUBUNG
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
AN :
e. Ketidakmampuan menelan makanan
f. Faktor psikologis
Data Subjektif Data Objektif
Suhu : 36,7 C
Klien tidak mau makan 5 hari yang Nadi : 102 x/menit
lalu, lemas, mual dan sakit di daerah RR : 28 x/menit
mulut. Tinggi Badan : 113 cm
Berat Badan : 14 kg
Diagnose medis stomatitis
Kesadaran composmetis
Terdapat peradangan (sariawan) di
ASSESSMENT
G. INTERVENSI
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDIKATOR
Bantuan 1. Atur makanan Nutrition Status 1. Nutrient
Perawatan Diri : dalam nampan dan Definition : intake : 3
Pemberian Makan letakkan di atas extent to which 2. Food intake :
(Feeding) meja. nutrients are 3
Definisi : 2. Buat lingkungan available to meel 3. Energy : 4
membantu yang menarik metabolic needs. 4. Weight/height
seseorang untuk selama jam makan ratio : 4
makan (contoh : ambil pot
urinal, pispot dan
peralatan suction)
3. Berikan penghilang
nyeri secra adekuat
sebelum makan,
jika perlu.
4. Berikan kebersihan
mulut (oral
hygiene) sebelum
makan.
5. Letakkan pasien
pada posisi yang
nyaman.
6. Jaga makanan
dalam kondisi
hangat.
7. Catat intake
makanan, bila
perlu.
8. Bantu pasien
beradaptasi untuk
makan sendiri.
H. IMPLEMENTASI
NO. AKTIVITAS
1. Mengatur makanan dalam nampan dan letakkan di atas meja.
2. Membuat lingkungan yang menarik selama jam makan (contoh : ambil
pot urinal, pispot dan peralatan suction).
3. Memberikan penghilang nyeri secra adekuat sebelum makan, jika perlu.
4. Memberikan kebersihan mulut (oral hygiene) sebelum makan.
5. Meletakkan pasien pada posisi yang nyaman.
6. Menjaga makanan dalam kondisi hangat.
7. Mencatat intake makanan, bila perlu.
8. Membantu pasien beradaptasi untuk makan sendiri.
I. Evaluasi
Masalah Tgl/jam Catatan perkembangan Paraf
kep/kolaboratif
Ketidakseimbangan 15-05-2012/ S : An. G mau makan , sudah
Nutrisi Kurang dari 08.00 tidak lemas, tidak mual dan
Kebutuhan Tubuh tidak sakit di daerah mulut.
O:
09.00 Suhu : 36,7 C
Nadi : 102 x/menit
10.00 RR : 23 x/menit
11.00 Tinggi Badan : 113 cm
Berat Badan : 15 kg
A : Gangguan makan teratasi
dengan baik
P : Rencana tindakan
keperawatan 4,5 dan 6
dilanjutkan
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP Inayah, Lin. 2004. Asuhan Keperawatan
4.1 Kesimpulan Medikal-Bedah, Edisi 1. Salemba
Stomatitis adalah radang yang terjadi pada Medika : Jakarta
mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih Muttaqin dan Sari. 2011. Gangguan
kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat Keperawatan Medikal Bedah. Salemba
menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, Medika : Jakarta
bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-
langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak
tergolong berbahaya, namun sariawan sangat
mengganggu. Penyebab yang berasal dari
keadaan dalam mulut seperti :
1. Kebersihan mulut yang kurang
2. Letak susunan gigi/ kawat gigi
3. Makanan /minuman yang panas dan
pedas
4. Rokok
5. Pasta gigi yang tidak cocok
6. Lipstik
7. Infeksi jamur
8. Overhang tambalan atau karies, protesa
(gigi tiruan)
9. Luka pada bibir akibat
tergigit/benturan.
Bagian dari penyakit sistemik antara lain :
1. Reaksi alergi : seriawan timbul
setelah makan jenis makanan
tertentu
2. Jenis makanan ini berbeda untuk
tiap-tiap penderita
3. Hormonal imbalance
4. Stres mental
5. Kekurangan vitamin B12 dan
mineral
6. Gangguan pencernaan
7. Radiasi
4.2 Saran
Sekarang mulai hidup sehat dengan
menjaga kebersihan mulut, banyak konsumsi
buah buahan, hindari stress, juga hindari rokok.
Serta hindari makanan dan obat obatan yang
dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga
mulut.
GASTRITIS d. Kurvatura minor, terdapat disebelah
kanan lambung terbentang dari osteum
kardiak sampai pilorus.
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI e. Kurvatura mayor, lebih panjang dari
LAMBUNG kurvatura minor terbentang dari sisi
kiri osteum kardiakum melalui fundus
ventrikuli menuju kanan sampai ke
pilorus inferior. Ligamentum gastro
lienalis terbentang dari bagian atas
kurvatura mayor sampai ke limpa.
f. Osteum kardiakum, merupakan tempat
dimana eosofagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Pada bagian ini
terdapat orifisium pilorik.
Lambung tersusun juga atas 4 lapisan , yakni :
a. Tunika Serosa (Lapisan luar)
Merupakan bagian dari
peritonium viseralis. Dua lapisan
peritonium viseralis menyatu pada
kurvatura minor lambung dan
duodenum kemudian terus memanjang
ke hati membentuk omentum minus.
omentum minus adalah tempat yang
sering terjadi penimbunan cairan
(pseudokista pankreatikum) akibat
penyakit pankreatitis akut.
Lipatan peritonium yang keluar
dari satu organ menuju organ lain
disebut ligamentum. Pada kurvatura
1. Anatomi Lambung mayor, peritonium terus ke bagian
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan bawah membentuk omentum majus
menyilang di abdomen atas tepat di bawah yang menutupi usus halus dari depan
diafragma. Dalam keadaan kosong lambung seperti sebuah apron besar.
menyerupai bentuk J, dan bila penuh, b. Muskularis
berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas Terdiri dari 3 lapisan yaitu
normal lambung adalah 1 sampai 2 liter. lapisan longitudinal (bagian luar),
Secara anatomi lambung terdiri dari : lapisan sirkular (bagian tengah), dan
a. Fundus ventrikuli, bagian yang lapisan oblik (bagian dalam). Susunan
menonjol ke atas terletak sebelah kiri serabut otot yang unik ini
osteum kardium dan biasanya penuh memungkinkan berbagai macam
terisi gas. kontraksi yang diperlukan untuk
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum memecah makanan menjadi partikel
kardium, suatu lekukan pada bagian partikel yang kecil, mengaduk, dan
bawah kurvatura minor. mencampur makanan tersebut dengan
c. Antrum pilorus, bagian lambung cairan lambung, dan mendorongnya ke
berbentuk tabung mempunyai otot arah duodenum.
tebal membentuk spinter pilorus. c. Submukosa
Tersusun atas areolar longgar mencampurnya dengan getah lambung
yang menghubungkan lapisan mukosa melalui kontraksi otot yang
dengan lapisan muskularis. Jaringan ini mengelilingi lambung. Kontraksi
memungkinkan mukosa bergerak peristaltik diatur oleh suatu irama
peristaltik. Lapisan ini juga listrik intrinsik dasar.
mengandung pleksus saraf, pembuluh c. Pengosongan lambung, diatur oleh
darah, dan saluran limfe. pembukaan spinter pilorus yang
d. Mukosa dipengaruhi oleh viskositas, volume,
Tersusun atas lipatan lipatan keasaman, aktivitas osmotik, keadaan
longitudinal disebut rugae, yang fisik, serta oleh emosi, obat obatan,
memungkinkan terjadinya distensi dan olah raga.
lambung sewaktu diisi makanan. Fungsi pencernaan dan sekresi
Terdapat beberapa kelenjar pada a. Pencernaan protein oleh pepsin dan
lapisan ini, yakni : HCl dimulai di sini; pencernaan
a. Kelenjar kardia, berada di karbohidrat dan lemak oleh amilase
dekat orifisium kardia dan dan lipase dalam lambung kecil
menyekresiakn mucus. peranannya.
b. Kelenjar fundus atau b. Sintetis dari pelepasan gastrin
gastric,terletak di fundus dan dipengaruhi oleh protein yang
pada hamper seluruh korpus dimakan, peregangan antrum,
lambung. kelenjar gastri alkalinisasi, dan rangsangan vagus.
memiliki tiga tipe utama sel. c. Sekresi faktor intrinsik
Sel-sel parietal d. Sekresi mukus, membentuk
menyekresikan HCl dan selubung yang melindungi lambung
factor intrinsik. Factor serta berfungsi sebagai pelumas
intrinsik diperlukan untuk sehingga makanan lebih mudah
absorbsi vitamin B12 di dalam diangkut.
usus halus. Kekurangan e. Sekresi bikarbonat, bersama dengan
factor intrinsic akan sekresi gel mukus, tampaknya
mengakibatkan terjadinya berperan sebagai barier dan asam
anemia pernisiosa. Sel-sel lumen dan pepsin.
mukus (leher) ditemukan di
leher kelenjar fundus dan Getah Cerna Lambung
menyekresikan mukus. HCl : untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin, sebagai
2. Fisiologi Lambung disinfektan, serta merangsang
Fungsi motorik lambung terdiri atas : pengeluaran sekretin dan kolesistokinin
a. Menampung, menyimpan makanan pada usus halus.
sampai makanan tersebut sedikit demi Lipase : memecah lemak
sedikit dicerna dan bergerak pada menjadi asam lemak dan gliserol.
saluran cerna. Menyesuaikan Renin : mengendapkan protein
peningkatan volume tanpa menambah pada susu (kasein) dari air susu (ASI)
tekanan dengan relaksasi reseptif otot Pepsin : memecah putih telur
polos, diperantarai oleh nervus vagus menjadi asam amino ( albumin dan
dan dirangsang oleh gastrin. pepton).
b. Mencampur, memecahkan makanan
menjadi partikel partikel kecil dan
Mukus : untuk melindungi asam. Setelah makan, gastrin dapat
dinding lambung dari kerusakan akibat beraksi dan juga dapat merangsang
asam HCl. pelepasan histamine dari sel
enterokromafin dari mukosa untuk
Pengaturan Sekresi Lambung sekresi asam.
Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi Fase sekresi gastric menghasilkan
menjadi fase sefalik, gastric, dan intestinal. lebih dari duapertiga sekresi total
a. Fase sefalik, sudah dimulai bahkan lambung setelah makan, sehingga
sebelum makanan masuk ke lambung, merupakan bagian terbesar dari total
yaitu akibat melihat, mencium, dan sekresi lambung harian yang berjumlah
memikirkan, atau mengecap makanan. sekitar 2.000ml. fase gastric dapat
Fase ini diperantarai seluruhnya oleh terpengaruh oleh reseksi bedah pada
saraf vagus dan dihilangkan dengan antrum pylorus, sebab disinilah
vagotomi. Sinyal neurogenik yang pembentukan gastrin.
menyebabkan fase sefalik berasal dari
korteks serebsi atau pusat nafsu makan. c. Fase intestinal, dimuali oleh gerakan
Impuls eferen kemudian dihantarkan kimus dari lambung ke duodenum.
melalui saraf vagus ke lambung. Hal Fase sekresi lambung diduga sebagian
ini mengakibatkan kelenjar gastric besar bersifat hormonal. Adanya
terangsang untuk menyekresikan HCl, protein yang tercerna sebagian dalam
pepsinogen, dan menambah mucus. duodenum merangsang pelepasan
Fase sefalik menghasilkan sekitar 10% gastrin di usus, suatu hormone yang
dari sekresi lambung normal yang menyebabkan lambung terus-menerus
berhubungan dengan makanan. menyekresikan sejumlah kecil cairan
b. Fase gastric, dimulai saat makanan lambung.
mencapai antrum pylorus. Distensi Distensi usus halus menimbulkan
antrum juga dapat menyebabkan refleks enterogastrik, diperantarai oleh
terjadinya rangsangan mekanis dari pleksus mienterikus, saraf simpatis, dan
reseptor-resptor pada dinding lambung. vagus, yang menghambat sekresi dan
Impuls tersebut berjalan menuju pengosongan lambung. Adanya asam (pH
medulla melalui aferen vagus dan kurang dari 2,5), lemak, dan hasil-hasil
kembali ke lambung melalui eferen pemecahan protein menyebabkan lepasnya
vagus; impuls ini merangsang beberapa hormone di usus. Sekretin,
pengeluaran hormone gastrin dan koleksitokinin, dan peptida pengahambat
secara langsung juga merangsang gastric, semuanya memiliki efek inhibisi
kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin terhadap sekresi lambung.
dilepas di antrum dan kemudian
dibawa oleh aliran darah menuju Tabel Kerja Gastrin
kelenjar lambung, untuk merangsang Kerja Makna Fisiologis
sekresi. Pelepasan gastrin juga
dirangsang oleh pH alkali, garam
empedu di antrum, dan terutama oleh
protein makanan dan alcohol.
Membrane sel parietal di fundus dan
korpus lambung mengandung reseptor
untuk gastrin, histamine, dan
asetilkolin, yang merangsang sekresi
Merangsang Mempermudah tidak enak pada epigastrium, mual dan
sekresi asam dan pencernaan muntah.
pepsin Mempermudah 2. Gastritis merupakan sutau keadaan
Merangsang absorbs vitamin peradangan atau perdarahan mukosa
sekresi factor B12 dalam usus lambung yang dapat bersifat akut,
intrinsic halus kronis, difus, atau lokal.
Mempermudah 3. Gastritis adalah inflamasi pada dinding
Merangsang pencernaan gaster terutama pada lapisan mukosa
sekresi enzim Mempermudah gaster.
pancreas pencernaan 4. Gastritis adalah peradangan lokal atau
Merangsang Mempermudah penyebaran pada mukosa lambung dan
peningkatkan metabolism berkembang dipenuhi bakteri.
aliran empedu glukosa
hati Mempermudah B. KLASIFIKASI
Merangsang pencampuran 1. Gastritis Akut
pengeluaran dan pendorongan Definisi
insulin makanan yang Proses peradangan mukosa akut,
Merangsang telah ditelan biasanya bersifat transien.
motilitas Lambung dapat Peradangan superficial akibat terpapar
lambung dan menambah oleh zat iritant seperti alcohol, aspirin,
usus volumenya tanpa steroid, asam empedu atau terinfeksi
tanpa oleh Helicobacter Pylori.
Mempermudah meningkatkan Peradangan pada mukosa lambung
relaksasi tekanan yang menyebabkan erosi dan
resepitif Meningkatkan perdarahan mukosa lambung dan
lambung refluks lambung setelah terpapar pada zat iritan. Erosi
waktu tidak mengenai lapisan otot lambung.
Meningkatkan pencampuran Klasifikasi
tonus istirahat dan pengadukan a. Gastritis stress akut
sfingter Memungkinkan yaitu disebabkan akibat pembedahan
esophagus pencampuran besar, luka, trauma, luka bakar atau
bagian bawah seluruh isi infeksi berat yang menyebabkan
Menghambat lambung gastritis serta perdarahan pada
pengosongan sebelum lambung.
lambung diteruskan ke b. Gastritis erosife hemoragik difus
usus Biasanya terjadi pada peminum berat
dan pengguna aspirin, dan dapat
menyebabkan perlunya reseksi
lambung. Penyakit yang serius ini akan
dianggap sebagai ulkus akibat stress,
karena keduanya memiliki banyak
persamaan.
II. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
1. Gastritis adalah suatu peradangan
Etiologi
mukosa lambung yang bersifat akut,
kronik difus, atau lokal dengan - Kesembronoan diit, misalnya: makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makan
karakteristik anoreksia, rasa penuh,
makanan yang terlalu banyak bumbu, lainnya akan menurun dan dinding lambung
atau makanan yang terinfeksi juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
- Alkohol Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
- Aspirin perdarahan serta formasi ulser.
- Refluks empedu Helicobacter pylori merupakan bakteri
- Terapi radiasi gram negatif. Organisme ini menyerang sel
- Gastritis akut yang lebih parah permukaan gaster, memperberat timbulnya
disebabkan oleh asam kuat atau alkali, desquamasi sel dan muncullah respon radang
yang dapat menyebabkan mukosa kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar
menjadi ganggren atau perforasi dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu
Manifestasi Klinis mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi,
1. Dapat terjadi ulserasi superficial dan yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
mengarah pada hemoragi misalnya dengan sel desquamosa yang lebih
2. Rasa tidak nyaman pada abdomen kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka
dengan sakit kepala, kelesuan, mual, elastisitasnya juga berkurang. Pada saat
dan anoreksia. Mungkin terjadi muntah mencerna makanan, lambung melakukan
dan cegukan gerakan peristaltic tetapi karena sel
3. Beberapa pasien menunjukkan penggantinya tidak elastis maka akan timbul
asimptomatik kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan
4. Dapat terjadi kolik dan diare jika rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan
makanan yang mengiritasi tidak hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung,
dimuntahkan, tetapi malah mencapai sehingga akan menyebabkan kerusakan
usus pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan
5. Pasien biasanya pulih kembali sekitar pembuluh darah ini akan menimbulkan
sehari, meskipun napsu makan perdarahan.
mungkin akan hilang selama 2 sampai a. Gastritis tipe A:
3 hari - Dihubungkan dengan penyakit
autoimun, misalnya anemia pernisiosa.
2. Gastritis Kronis b. Gastritis tipe B:
Definisi - Dihubungkan dengan bakteri
Gastritis kronis adalah suatu peradangan Helicobacter pylori.
bagian permukaan mukosa lambung yang - Faktor diet, seperti minum panas dan
menahun. Gastritis kronis adalah suatu pedas.
peradangan bagian permukaan mukosa - Penggunaan obat
lambung yang berkepanjangan yang - Alkohol
disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak - Merokok
maupun ganas atau oleh bakteri Helicobacter - Refluks isi usus ke lambung
pylori. Manifestasi klinis
Etiologi - Bervariasi dan tidak jelas
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut - Perasaan penuh, anoreksia
yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa - Distress epigastrik yang tidak nyata
lambung yang berulang-ulang dan terjadi - Cepat kenyang
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya - Mual dan muntah
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan - Nyeri epigastrium setelah makan
hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena - Rasa pahit pada mulut
sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL. Pepsin dan fungsi intrinsik
mengindikasikan terjadinya infeksi.
Klasifikasi Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feces. Hal ini
Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :
menunjukkan adanya pendarahan pada
1. Gambaran histopatology lambung.
- Gastritis kronik superficial d. Endoskopi saluran cerna bagian atas.
- Gastritis kronik atropik Dengan tes ini dapat terlihat adanya
- Atrofi lambung ketidak normalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat
- Metaplasia intestinal
dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan
- Perubahan histology kalenjar mukosa cara memasukkan sebuah selang kecil
lambung menjadi kalenjar-kalenjar yang fleksibel (endoskop) melalui mulut
- mukosa usus halus yang mengandung dan masuk ke dalam esophagus, lambung
sel goblet. dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan
akan terlebih dahulu dimati-rasakan
2. Distribusi anatomi
(anestesi) sebelum endoskop dimasukkan
- Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe untuk memastikan pasien merasa nyaman
A). menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam
Sering dihubungkan dengan proses saluran cerna yang terlihat mencurigakan,
autoimun dan berlanjut menjadi dokter akan mengambil sedikit sampel
(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu
anemia pernisiosa karena terjadi
kemudian akan dibawa ke laboratorium
gangguan absorpsi vitamin B12 untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu
dimana gangguan absorpsi tersebut kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
disebabkan oleh kerusakan sel parietal biasanya tidak langsung disuruh pulang
yang menyebabkan sekresi asam ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi
lambung menurun.
menghilang, kurang lebih satu atau dua
- Gastritis kronik antrum (gastritis tipe jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini.
B) Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa
Paling sering dijumpai dan tidak nyaman pada tenggorokan akibat
berhubungan dengan kuman menelan endoskop.
e. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes
Helicobacter pylori.
ini akan melihat adanya tanda-tanda
- Gastritis tipe AB gastritis atau penyakit pencernaan
Anatominya menyebar ke seluruh lainnya. Biasanya akan diminta menelan
gaster dan penyebarannya meningkat cairan barium terlebih dahulu sebelum
seiring bertambahnya usia. dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika di ronsen.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan
D. KOMPLIKASI
untuk memeriksa adanya antibodi H.
pylori dalam darah. Hasil tes yang positif 1. Gastritis akut
menunjukkan bahwa pasien pernah kontak Komplikasi yang dapat timbul pada
dengan bakteri pada suatu waktu dalam gastritis akut adalah hematemesis atau
hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan melema.
bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes
2. Gastritis kronis
darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibat Pendarahan saluran cerna bagian atas,
pendarahan lambung akibat gastritis. ulkus, perforasi dan anemia karena
b. Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat gangguan absorpsi vitamin B12
menentukan apakah pasien terinfeksi oleh (anemia pernisiosa).
bakteri H. pylori atau tidak.
c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa
apakah terdapat H. pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat
E. PENDIDIKAN KESEHATAN Menghindari pemakaian aspirin saat
Makan dengan porsi sedikit tapi merasa tidak enak badan, digantikan
sering. dengan istirahat yang cukup.
Jika pasien merasa lapar, jangan Hindari pemakaian obat gabungan,
langsung minum minuman yang untuk mengurangi efek negatif obat.
mengandung kafein seperti teh, tapi Hindari stress yang berlebihan.
digantikan dengan air putih hangat. Selalu memperhatikan pola makan
Bila maag kambuh karena terlambat pasien.
makan, jangan langsung makan Membantu klien mengatasi masalah
makanan berat misalnya nasi, tapi yang dihadapinya untuk mengurangi
digantikan dengan makanan ringan rasa stress.
seperti crackers. Memperhatikan pemakaian obat dan
Makan secara benar, hindari makan efek sampingnya.
makanan yang dapat mengiritasi
terutama makanan yang pedas dan G. PENATALAKSANAAN
asam Gastritis Kronik
Makan dengan jumlah yang cukup, 1. Eradikasi Helicobacter pyroli
pada waktunya dan lakukan dengan Dapat mengembalikan
santai. gambaran histopatologi
Mengunyah makanan sampai benar menjadi normal.
benar lumat. 2. Eradikasi dikombinasikan dengan
Minum air putih yang banyak atau penghambat pompa proton dan
dapat digantikan dengan minuman antibiotik. Antibiotik dapat berupa
ber-ion. tetrasiklin, metronidasol,
Meminum obat sesuai dengan anjuran klaritromisin, dan amoksisilin.
dokter. Untuk hasil pengobatan yang lebih
Menjaga kebersihan lingkungan baik dapat digunakan lebih dari
seperti alat alat makan, tempat satu macam antibiotik.
tidur,dll. 3. Antagonis H2 (seperti ranitidine)
Hindari untuk meminum dikombinasikan dengan
alkohol,karena alkohol dapat penghambat pompa proton
mengiritasi dan mengikis lapisan Dapat menurunkan sekresi
mukosa dalam lambung serta dapat asam lambung.
mengakibatkan peradangan dan 4. Pemberian vitamin B12 melalui
perdarahan. parenteral
Hindari untuk merokok, karena dapat Untuk memperbaiki keadaan
mengganggu kerja lapisan pelindung anemianya.
lambung. Gastritis Akut
Lakukan olahraga secara teratur, 1. Pemberian antasida
misalnya senam aerobik. Senam Mengatasi perasaan bengah
aerobik dapat meningkatkan (penuh) dan tidak enak di
kecepatan jantung dan pernafasan juga abdomen dan menetralisir
dapat menstimulasi aktivitas otot usus asam lambung dengan
sehingga membantu mengeluarkan meningkatkan pH lambung
limbah makanan dari usus secara lebih sekitar 4-6.
cepat. 2. Gastrektomi
Pembedahan gaster dengan DISPEPSIA
indikasi yang absolut. BAB II
Untuk klien dengan keluhan mual dan PEMBAHASAN
muntah dianjurkan untuk bedrest
dengan status NPO (nothing per oral), 2.1 DEFINISI
pemberian antimietik, dan Dispepsia merupakan sindrom atau
pemasangan infus untuk kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri dari
mempertahankan cairan tubuh. nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati,
o Bila muntah berlanjut, maka kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat
dipertimbangkan pemasangan kenyang, perut rasa penuh atau begah.1
NGT (Nasogastric Tube) Dispepsia berasal dari bahasa Yunani
o Klien yang mengalami anemia (Dys-), berarti sulit, dan (Pepse),berarti
pernisiosa, maka diberikan pencernaan (N.Talley, et al., 2005). Dispepsia
injeksi intravena cobalamin. merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis
o Klien yang merupakan yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut
pengguna aspirin atau bagian atas yang menetap atau mengalami
antiinflamasi nonsteroid dapat kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus
dicegah dengan misoprostol, klasik berupa rasa panas di dada (heartburn)
suatu derivat prostaglandin dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi
mukosa. termasuk dispepsia.3
Ada berbagai macam definisi dispepsia.
Daftar Pustaka Salah satu definisi yang dikemukakan oleh
suatu kelompok kerja internasional adalah:
Perry Potter. 2005. Fundamental of Sindroma yang terdiri dari keluhan - keluhan
Nursing. yang disebabkan karena kelainan traktus
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta digestivus bagian proksimal yang dapat berupa
Kedokteran, edisi 3, Jilid I. Jakarta: mual atau muntah, kembung, dysphagia, rasa
FKUI. penuh, nyeri epigastrium atau nyeri
Sistem Gastrointestinal. Jakarta: TIM retrosternal dan ruktus, yang berlangsung lebih
Sylvia Price. 2005. Edisi 6 Vol 1 dari 3 bulan. Dengan demikian dispepsia
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- merupakan suatu sindrom klinik yang bersifat
Proses Penyakit. Jakarta: EGC kronik.2
Diane C. Baughman & Joann C. Dalam klinik tidak jarang para dokter
Hackley. 2000. Keperawatan Medikal menyamakan dispepsia dengan gastritis. Hal
Bedah. Jakarta: EGC ini sebaiknya dihindari karena gastritis adalah
LM, Wilson, Dkk.1995. Patofisiologi suatu diagnosa patologik, dan tidak semua
Konsep Klinis Proses proses dispepsia disebabkan oleh gastritis dan tidak
Penyakit. Jakarta : EGC semua kasus gastritis yang terbukti secara
patologi anatomik disertai gejala dispepsia.
Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi
Karena dispepsia dapat disebabkan oleh
Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
banyak keadaan maka dalam menghadapi
Price, and Wilson. 2006. Patofisiologi
sindrom klinik ini penatalaksanaannya
Konsep Klinis Proses-Proses
seharusnya tidak seragam.3
Penyakit. Jakarta : EGC.
Pengertian dispepsia terbagi dua,
Hirlan. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit
yaitu :
Dalam Jilid II edisi Ketiga. Jakarta:
1. Dispepsia organik, bila telah diketahui
EGC.
adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. Sindroma dispepsia organik Bersifat fungsional, yaitu dispepsia
terdapat kelainan yang nyata terhadap organ yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti
tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus adanya kelainan atau gangguan organic atau
dua belas jari, radang pankreas, radang structural biokimia, yaitu dispepsia fungsional
empedu, dan lain-lain.1,6 atau dispepsia non ulkus.1
2. Dispepsia non organik atau dispepsia Klasifikasi Dispepsia Berdasarkan Etiologi
fungsional, atau dispesia non ulkus, bila tidak A. Organik
jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa 1. Obat-obatan
disertai kelainan atau gangguan struktur organ Obat Anti Inflamasi Non Steroid
berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, (OAINS), Antibiotik (makrolides,
radiologi, dan endoskopi setelah 3 bulan metronidazole), Besi, KCl, Digitalis,
dengan gejala dispepsia.7 Estrogen, Etanol (alkohol),
Manifestasi Klinis Kortikosteroid, Levodopa, Niacin,
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan Gemfibrozil, Narkotik, Quinidine,
atas keluhan/gejala yang dominan, membagi Theophiline.8-10
dispepsia menjadi tiga tipe : 2. Idiosinkrasi makanan (intoleransi
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus makanan)
(ulkus-like dyspepsia), dengan gejala: a. Alergi susu sapi, putih telur,
a. Nyeri epigastrium terlokalisasi kacang, makanan laut, beberapa
b. Nyeri hilang setelah makan atau jenis produk kedelai dan beberapa
pemberian antasid jenis buah-buahan
c. Nyeri saat lapar b. Non-alergi
d. Nyeri episodik Produk alam : laktosa, sucrosa,
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas galactosa, gluten, kafein.
(dysmotility-like dyspesia), dengan gejala: Bahan kimia : monosodium
a. Mudah kenyang glutamate (vetsin), asam
b. Perut cepat terasa penuh saat makan benzoat, nitrit, nitrat.
c. Mual Perlu diingat beberapa
d. Muntah intoleransi makanan diakibatkan oleh
e. e.Upper abdominal bloating penyakit dasarnya, misalnya pada
(bengkak perut bagian atas) penyakit pankreas dan empedu tidak
f. Rasa tak nyaman bertambah saat bisa mentoleransi makanan berlemak,
makan jeruk dengan pH yang relatif rendah
3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala sering memprovokasi gejala pada
seperti kedua tipe di atas).2 pasien ulkus peptikum atau
10
2.2 ETIOLOGI esophagitis.
Gangguan atau penyakit dalam lumen 3. Kelainan struktural
saluran cerna; tukak gaster atau duodenum, a. Penyakit oesophagus
gastritis, tumor, infeksi Helicobacter pylori. Refluks gastroesofageal
Obat obatan seperti anti inflamasi dengan atau tanpa hernia
non steroid (OAINS), aspirin, beberapa Akhalasia
antibiotic, digitalis, teofilin dan sebagainya. Obstruksi esophagus
Penyakit pada hati, pankreas, system b. Penyakit gaster dan duodenum
bilier, hepatitis, pancreatitis, kolesistetis Gastritis erosif dan
kronik. Penyakit sistemik: diabetes mellitus, hemorhagik; sering
penyakit tiroid, penyakit jantung koroner. disebabkan oleh OAINS dan
sakit keras (stres fisik) seperti
luka bakar, sepsis, Kelainan psikis, stress dan faktor
pembedahan, trauma, shock lingkungan juga dapat menimbulkan
Ulkus gaster dan duodenum dispepsia fungsional.12
Karsinoma gaster Kelainan non organik saluran cerna:
c. Penyakit saluran empedu o Gastralgia
Kholelitiasis dan o Dispepsia karena asam lambung
Kholedokolitiasis o Dispepsia flatulen
Kholesistitis o Dispepsia alergik
d. Penyakit pankreas o Dispepsia essensial
Pankreatitis o Pseudoobstruksi intestinal kronik
Karsinoma pankreas o Kelainan susunan saraf pusat (CVD,
e. Penyakit usus epilepsi).
Malabsorbsi o Psikogen : Histeria, psikosomatik
Obstruksi intestinal 2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI
intermiten GASTER
Sindrom kolon iritatif
Angina abdominal Lambung atau ventrikulus berupa suatu
kantong yang terletak di bawah diafragma, berbentuk
Karsinoma kolon
huruf J. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di
4. Penyakit metabolik / sistemik mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari
a. Tuberculosis makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga
b. Gagal ginjal daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia
c. Hepatitis, sirosis hepatis, tumor adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari
oesofagus . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya
hepar
membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang
d. Diabetes melitius berhubungan dengan usus 12 jari duodenum.13
e. Hipertiroid, hipotiroid,
hiperparatiroid Dinding lambung tersusun menjadi empat
f. Ketidakseimbangan elektrolit lapisan, yakni mukosa, submukosa, muscularis, dan
serosa. Mukosa ialah lapisan dimana sel-sel
g. Penyakit jantung kongestif
mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam
5. Lain-lain lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti
a. Penyakit jantung iskemik palung untuk memperbesar perbandingan antara luas
b. Penyakit kolagen5-11 dan volume sehingga memperbanyak volume getah
B. Idiopatik atau Dispepsia Non Ulkus lambung yang dapat dikeluarkan. Submukosa ialah
lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat
Dispepsia fungsional
ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke
Keluhan terjadi kronis, tanpa sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang
ditemukan adanya gangguan struktural atau diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
organik atau metabolik tetapi merupakan Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut
kelainan fungsi dari saluran dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi
3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
makanan.Termasuk ini adalah dispepsia
menyerong. Kontraksi dari ketiga macam lapisan otot
dismotilitas, yaitu adanya gangguan motilitas tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak
diantaranya; waktu pengosongan lambung menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan
yang lambat, abnormalitas kontraktil, makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan
abnormalitas mioelektrik lambung, refluks terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung
perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan
gastroduodenal. Penderita dengan dispepsia
untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara
fungsional biasanya sensitif terhadap perut dengan anggota tubuh lainnya.13
produksi asam lambung yaitu kenaikan asam
lambung.
lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam
lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme
dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin.
Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein
menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan
mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin
merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada
mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein.
Kasein digumpalkan oleh Ca2+ dari susu sehingga dapat
dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang
berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing
dan usus tanpa sempat dicerna.13
Degranulasi mastosit
Stimulasi sel G Pembebasan
asethilkolin
Pembebasan HCl
Bagan 1. Pengaruh Sekresi Sel Parietal bahwa stres mencetuskan keluhan
2.4 PATOFISIOLOGI dispepsia. Beberapa studi mengatakan
Patofisiologi dispepsia non ulkus masih stres yang lama menyebabkan
sedikit diketahui, beberapa faktor berikut perubahan aktifitas vagal, berakibat
mungkin berperan penting (multifaktorial): gangguan akomodasi dan motilitas
Abnormalitas Motorik Gaster gaster.Kepribadian dispepsia non ulkus
Dengan studi Scintigraphic Nuklear menyerupai pasien Sindrom Kolon
dibuktikan lebih dari 50% pasien Iritatif dan dispepsia organik, tetapi
dispepsia non ulkus mempunyai disertai dengan tanda neurotik, ansietas
keterlambatan pengosongan makanan dan depresi yang lebih nyata dan sering
dalam gaster. Demikian pula pada studi disertai dengan keluhan non-
monometrik didapatkan gangguan gastrointestinal ( GI ) seperti nyeri
motilitas antrum postprandial, tetapi muskuloskletal, sakit kepala dan
hubungan antara kelainan tersebut mudah letih. Mereka cenderung tiba-
dengan gejala-gejala dispepsia tidak tiba menghentikan kegiatan sehari-
jelas. Penelitian terakhir menunjukkan harinya akibat nyeri dan mempunyai
bahwa fundus gaster yang "kaku" fungsi sosial lebih buruk dibanding
bertanggung jawab terhadap sindrom pasien dispepsia organik. Demikian
dispepsia. Pada keadaan normal pula bila dibandingkan orang normal.
seharusnya fundus relaksasi, baik saat Gambaran psikologik dispepsia non
mencerna makanan maupun bila terjadi ulkus ditemukan lebih banyak ansietas,
distensi duodenum. Pengosongan depresi dan neurotik.5
makanan bertahap dari corpus gaster
menuju ke bagian fundus dan Gastritis Helicobacter pylori
duodenum diatur oleh refleks vagal. Gambaran gastritis Helicobacter pylori
Pada beberapa pasien dyspepsia non secara histologik biasanya gastritis
ulkus, refleks ini tidak berfungsi non-erosif non-spesifik. Di sini
dengan baik sehingga pengisian bagian ditambahkan non-spesifik karena
antrum terlalu cepat.2 gambaran histologik yang ada tidak
Perubahan sensifitas gaster dapat meramalkan penyebabnya dan
Lebih 50% pasien dispepsia non ulkus keadaan klinik yang bersangkutan.
menunjukkan sensifitas terhadap Diagnosa endoskopik gastritis akibat
distensi gaster atau intestinum, oleh infeksi Helicobacter pylori sangat sulit
karena itu mungkin akibat: makanan karena sering kali gambarannya tidak
yang sedikit mengiritasi seperti khas. Tidak jarang suatu gastritis
makanan pedas, distensi udara, secara histologik tampak berat tetapi
gangguan kontraksi gaster intestinum gambaran endoskopik yang tampak
atau distensi dini bagian Antrum tidak jelas dan bahkan normal.
postprandial dapat menginduksi nyeri Beberapa gambaran endoskopik yang
pada bagian ini.10 sering dihubungkan dengan adanya
Stres dan faktor psikososial infeksi Helicobacter pylori adalah:
Penelitian menunjukkan bahwa a. Erosi kronik di daerah antrum.
didapatkan gangguan neurotik dan b. Nodularitas pada mukosa antrum.
morbiditas psikiatri lebih tinggi secara c. Bercak-bercak eritema di antrum.
bermakna pada pasien dispepsia non d. Area gastrika yang menonjol
ulkus daripada subyek kontrol yang dengan bintik-bintik eritema di
sehat.Banyak pasien mengatakan daerah korpus.13
Peranan infeksi Helicobacter pylori sendawa, diikuti oleh kembung yang
pada gastritis dan ulkus peptikum sudah diakui, lebih darah. Ini memerlukan perbaikan
tetapi apakah Helicobacter pylori dapat tingkah laku.Abnormalitas di atas
menyebabkan dispepsia non ulkus masih belum semua diidentifikasi oleh semua
kontroversi. Di negara maju, hanya 50% peneliti dan tidak selalu muncul pada
pasien dispepsia non ulkus menderita infeksi semua penderita. Hasil yang kurang
Helicobacter pylori, sehingga penyebab konsisten dari bermacam terapi yang
dispepsia pada dispepsia non ulkus dengan digunakan untuk terapi dispepsia non
Helicobacter pylori negatif dapat juga menjadi ulkus mendukung keanekaragaman
penyebab dari beberapa dispepsia non ulkus kelompok ini. 2,12,14.
dengan Helicobacter pylori positif. Bukti Gastritis adalah suatu keadaan
terbaik peranan Helicobacter pylori pada peradangan atau pendarahan mukosa lambung.
dispepsia non ulkus adalah gejala perbaikan Gastritis karena bakteri H. pylori dapat
yang nyata setelah eradikasi kuman mengalami adaptasi pada linkungan dengan
Helicobacter pylori tersebut, tetapi ini masih pH yang sangat rendah dengan menghasilkan
dalam taraf pembuktian studi ilmiah. Banyak enzim urease yang sangat kuat. Enzim urease
pasien mengalami perbaikan gejala dengan tersebut akan mengubah urea dalam lambung
cepat walaupun dengan pengobatan plasebo. menjadi ammonia sehingga bakteri
Studi "follow up" jangka panjang sedang Helicobacter pylori yang diselubungi awan
dikerjakan, hanya beberapa saja yang tidak amoniak yang dapat melindungi diri dari
kambuh.2 keasaman lambung. Kemudian dengan flagella
Helicobacter pylori menempel pada dinding
Kelainan gastrointestinal fungsional lambung dan mengalami multiplikasi. Bagian
Dispepsia non ulkus cenderung yang menempel pada epitel mukosa lambung
dimasukkan sebagai bagian kelainan disebut adheren pedestal. Melalui zat yang
fungsional GI, termasuk di sini disebut adhesin , Helicobacter pylori dapat
Sindrom Kolon Iritatif, nyeri dada non- berikatan dengan satu jenis gliserolipid yang
kardiak dan nyeri ulu hati fungsional. terdapat di dalam epitel.13
Lebih dari 80% dengan Sindrom Kolon Selain urease, bakteri juga
Iritatif menderita dispepsia dan lebih mengeluarkan enzim lain misalnya katalase,
dari sepertiga pasien dengan dispepsia oksidase, alkaliposfatase, gamma glutamil
kronis juga mempunyai gejala Sindrom transpeptidase, lipase, protease, dan musinase.
Kolon Iritatif. Pasien dengan kelainan Enzim protease dan fosfolipase diduga
seperti ini sering ada gejala extra GI merusak glikoprotein dan fosfolipid yang
seperti migrain, myalgia dan disfungsi menutup mukosa lambung. H. Pylori juga
kencing dan ginekologi. Pada mengeluarkan toksin yang beperan dalam
anamnesis dispepsia jangan lupa peradangan dan reaksi imun local.13
menanyakan gejala Sindrom Kolon Obat anti-inflamasi non-steroid
Iritatif seperti nyeri abdomen mereda merusak mukosa lambung melalui beberapa
setelah defikasi, perubahan frekuensi mekanisme. Obat-obat ini menghambat
buang air besar atau bentuknya siklooksigenase mukosa lambung sebagai
mengalami perubahan, perut tegang, pembentuk prostaglandin dari asam arakidonat
tidak dapat menahan buang air besar yang merupakan salah satu faktor defensif
dan perut kembung. Beberapa pasien mukosa lambung yang sangat penting. Selain
juga mengalami aerophagia, lingkaran itu, obat ini juga dapat merusak secara topikal.
setan dari perut kembung diikuti oleh Kerusakan topikal ini terjadi karena
masuknya udara untuk menginduksi kandungan asam dalam obat tersebut bersifat
korosif, sehingga merusak sel-sel epitel antrum lebih rentan terhadap difusi balik
mukosa. Pemberian aspirin juga dapat disbanding fundus. Selain itu, kadar asam yang
menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus rendah dalam analisis lambung pada penderita
oleh lambung, sehingga kemampuan faktor ulkus peptikum diduga disebabkan oleh
defensif terganggu.13 meningkatnya difusi balik dan bukan
Ulkus peptikum merupakan keadaan di disebabkan oleh produksi yang berkurang. 13
mana kontinuitas mukosa esophagus, lambung Daya tahan duodenum yang kuat
ataupun duodenum terputus dan meluas terhadap ulkus peptikum diduga akibat fungsi
sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa kelenjar Brunner (kelenjar duodenum
yang tidak meluas sampai ke bawah epitel submukosa dalam dinding usus) yang
disebut erosi, walaupun seringkali dianggap memproduksi sekret mukoid yang sangat
juga sebagai ulkus. Ulkus kronik berbeda alkali, pH 8 dan kental untuk menetralkan
dengan ulkus akut, karena memiliki jaringan kimus asam. Penderita ulkus peptikum sering
parut pada dasar ulkus. Menurut definisi, ulkus mengalami sekresi asam berlebihan. Faktor
peptik dapat ditemukan pada setiap bagian penurunan daya tahan jaringan juga terlibat
saluran cerna yang terkena getah asam dalam ulkus peptikum. Daya tahan jaringan
lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, juga bergantung pada banyaknya suplai darah
dan setelah gastroduodenal, juga jejunum.13 dan cepatnya regenerasi sel epitel (dalam
Sawar mukosa lambung penting untuk keadaan normal diganti setiap 3 hari).
perlindungan lambung dan duodenum. Obat kegagalan mekanisme ini juga berperan dalam
anti inflamasi non steroid termasuk aspirin patogenesis ulkus peptikum. 13
menyebabkan perubahan kualitatif mucus
lambung yang dapat mempermudah terjadinya
degradasi mucus oleh pepsin. Prostaglandin
yang terdapat dalam jumlah berlebihan dalam
mucus gastric dan tampaknya berperan penting
dalam pertahanan mukosa lambung.13
Aspirin, alkohol, garam empedu dan
zat zat lain yang merosak mukosa lambung
mengubah permeabilitas sawar epitel,
sehingga memungkinkan difusi balik asam
klorida yang mengakibatkan kerosakan
jaringan, terutama pembuluh darah. Histamin
dikeluarkan, merangsang sekresi asam dan
pepsin lebih lanjut dan meningkatkan
permeabilitas kapiler terhadap protein.
Mukosa menjadi edema dan sejumlah besar
protein plasma dapat hilang. Mukosa kapiler
dapat rusak, mengakibatkan terjadinya
hemoragi interstitial dan perdarahan. Sawar
mukosa tidak dipengaruhi oleh penghambatan
vagus atau atropine, tetapi difusi balik
dihambat oleh gastrin.13
Destruksi sawar mukosa lambung
diduga merupakan faktor penting dalam
patogenesis ulkus peptikum. Ulkus peptikum 2.5 GEJALA KLINIK
sering terletak di antrum karena mukosa
Sindroma dispepsia dapat bersifat dispepsia fungsional tetapi setelah
ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau ditemukan dasar-dasar organik maka
kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. GERD dimasukan kedalam dispepsia
Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas organik. Penyakit ini disebabkan
jangka waktu tiga bulan. Inkompetensi/relaksasi sphincter cardia
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada yang menyebabkan regurgitasi asam
perut atas atau dada mungkin disertai dengan lambung ke dalam esofagus.
sendawa dan suara usus yang keras Dulu sebelum penyebab GERD
(borborigmi). Pada beberapa penderita, makan diketahui dengan jelas, GERD
dapat memperburuk nyeri; pada penderita dimasukkan ke dalam kelompok
yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. dispepsia fungsional. Setelah
Gejala lain meliputi nafsu makan yang penyebabnya jelas maka GERD
menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi dikeluarkan dari kelompok tersebut dan
(perut kembung).6 dimasukkan ke dalam dispepsia organik.7
Dispepsia Organik Gejala GERD :
a. Dispepsia Ulkus Gejala khas, terdiri dari :
Dispepsia ulkus merupakan o Heart Burn
bagian penting dari dispepsia organik. Di o Rasa panas di epigastrium
negara negara barat prevalensi ulkus o Rasa nyeri retrosternal
lambung lebih rendah dibandingkan o Regurgitasi asam
dengan ulkus duodeni. Sedang di negara o Pada kasus berat : ada gangguan
berkembang termasuk Indonesia menelan
frekuensi ulkus lambung lebih tinggi. Gejala tidak khas :
Ulkus lambung biasanya diderita pada o Nafas pendek
usia yang lebih tinggi dibandingkan ulkus o Wheezing
duodeni.4 o Batuk-batuk
Gejala utama dari ulkus peptikum Gejala GERD lebih menonjol pada
adalah hunger pain food relief. Untuk waktu penderita terbaring terlentang dan
ulkus duodeni nyeri umumnya terjadi 1 berkurang bila penderita duduk.
sampai 3 jam setelah makan, dan Gambaran Endoskopi:
penderita sering terbangun di tengah Didapatkan lesi berupa robekan pada daerah
malam karena nyeri. Tetapi banyak juga spinter esophagus yang dibagi menjadi 4
kasus kasus yang gejalanya tidak jelas dan derajat (Pembagian Los Angeles) :
bahkan tanpa gejala. Pada ulkus lambung
seringkali gejala hunger pain food relief Grade A :
tidak jelas, bahkan kadang kadang Robekan mukosa tidak lebih dari 5 mm
penderita justru merasa nyeri setelah Grade B :
makan.15 Ada robekan mukosa yang lebih dari 5 mm dan
Penelitian menunjukkan bahwa kalau ada robekan mukosa di tempat lain tidak
penyebab utama ulkus duodenum adalah berhubungan dengan robekan mukosa yang
infeksi H. pylori, dan ternyata sedikitnya pertama.
95% kasus ulkus duodeni adalah H. pylori Grade C :
positif, sedang hanya 70% kasus ulkus Robekan mukosa pada 1 lipatan mukosa
lambung yang H. pylori positif.13 berhubungan dengan lipatan mukosa yang lain
tetapi tidak difus.
b.GERD Grade D :
Dahulu GERD dimasukkan dalam Robekan mukosa difus.15
Dispepsia Fungsional esophagus, penyakit ulkus, pankreatitis kronis
Gejala dispepsia fungsional (menurut kriteria atau keganasan pankreas empedu.11
Roma) : Perlu ditanyakan hal-hal yang
a. Gejala menetap selama 3 bulan berhubungan dengan stresor psikososial
dalam 1 tahun terakhir. misalnya: masalah anak (meninggal, nakal,
b. Nyeri epigastrium yang sakit, tidak punya), hubungan antar manusia
menetap atau sering kambuh (orang tua, mertua, tetangga, adik ipar, kakak),
(recurrent). hubungan suami-istri (istri sibuk, istri muda,
c. Tidak ada kelainan organik dimadu, bertengkar, cerai), pekerjaan dan
yang jelas (termasuk pendidikan (kegiatan rutin, penggusuran,
endoskopi) pindah jabatan, tidak naik pangkat). Hal ini
d. Tidak ada tanda-tanda IBS berakibat eksaserbasi gejala pada beberapa
(Irritable Bowel Syndrome) orang.5
2.6 ANAMNESIS Harus diingat gambaran khas dari
Jika pasien mengeluh mengenai beberapa penyebab dispepsia. Pasien ulkus
dispepsia, dimulakan pertanyaan atau peptikum biasanya berumur lebih dari 45
anamnesis dengan lengkap. Berapa sering tahun, merokok dan nyeri berkurang dengan
terjadi keluhan dispepsia, sejak kapan terjadi mencerna makanan tertentu atau antasid. Nyeri
keluhan, adakah berkaitan dengan konsumsi sering membangunkan pasien pada malam hari
makanan? Adakah pengambilan obat tertentu banyak ditemukan pada ulkus duodenum.
dan aktivitas tertentu dapat menghilangkan Gejala esofagitis sering timbul pada saat
keluhan atau memperberat keluhan? Adakah berbaring dan membungkuk setelah makan
pasien mengalami nafsu makan menghilang, kenyang yaitu perasan terbakar pada dada,
muntah, muntah darah, BAB berdarah, batuk nyeri dada yang tidak spesifik (bedakan
atau nyeri dada?11 dengan pasien jantung koroner), regurgitasi
dengan gejala perasaan asam pada mulut. Bila
Pasien juga ditanya, adakah ada gejala dispepsia timbul segera setelah makan
konsumsi obat obat tertentu? Atau adakah biasanya didapatkan pada penyakit esofagus,
dalam masa terdekat pernah operasi? Adakah gastritis erosif dan karsinoma. Sebaliknya bila
ada riwayat penyakit ginjal, jantung atau paru? muncul setelah beberapa jam setelah makan
Adakah pasien menyadari akan kelainan sering terjadi pada ulkus duodenum. Pasien
jumlah dan warna urin? 11 dispepsia non ulkus lebih sering mengeluhkan
Riwayat minum obat termasuk gejala di luar GI, ada tanda kecemasan atau
minuman yang mengandung alkohol dan jamu depresi, atau mempunyai riwayat pemakaian
yang dijual bebas di masyarakat perlu psikotropik. 2, 6-11
ditanyakan dan kalau mungkin harus 2.7 PEMERIKSAAN FISIK
dihentikan. Hubungan dengan jenis makanan Pemeriksaan fisik untuk
tertentu perlu diperhatikan. Tanda dan gejala mengidentifikasi kelainan intra-abdomen atau
"alarm"(peringatan) seperti disfagia, berat intra lumen yang padat misalnya tumor,
badan turun, nyeri menetap dan hebat, nyeri organomegali, atau nyeri tekan sesuai dengan
yang menjalar ke punggung, muntah yang adanya ransang peritoneal/peritonitis.1
sangat sering, hematemesis, melena atau Tumpukan pemeriksaan fisik pada
jaundice kemungkinan besar adalah bagian abdomen. Inspeksi akan distensi, asites,
merupakan penyakit serius yang memerlukan parut, hernia yang jelas, ikterus, dan lebam.
pemeriksaan seperti endoskopi dan / atau Auskultasi akan bunyi usus dan karekteristik
"USG" atau "CT Scan" untuk mendeteksi motilitasnya. Palpasi dan perkusi abdomen,
struktur peptik, adenokarsinoma gaster atau perhatikan akan tenderness, nyeri, pembesaran
organ dan timpani.6 Pemeriksaan tanda vital 3. Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa
bisa ditemukan takikardi atau nadi yang tidak esofagus, lambung atau usus
regular.10 halus dan untuk mendapatkan contoh
Kemudian, lakukan pemeriksaan jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung.
sistem tubuh badan lainnya. Perlu ditanyakan Contoh tersebut kemudian diperiksa
perubahan tertentu yang dirasai pasien, dibawah mikroskop untuk mengetahui
keadaan umum dan kesadaran pasien apakah lambung terinfeksi oleh
diperhatikan. Auskultasi bunyi gallop atau Helicobacter pylori. Endoskopi
murmur di jantung. Perkusi paru untuk merupakan pemeriksaan baku emas, selain
mengetahui konsolidasi. Perhatikan dan sebagai diagnostik sekaligus terapeutik.2,3,7
lakukan pemeriksaan terhadap ektremitas, Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk
adakah terdapat perifer edema dan dirasakan dikerjakan bila dispepsia tersebut disertai
adakah akral hangat atau dingin. Lakukan juga oleh keadaan yang disebut alarm
perabaan terhadap kelenjar limfa.6-11 symptoms, yaitu adanya penurunan berat
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG badan, anemia, muntah hebat dengan
Pemeriksaan untuk penanganan dispepsia dugaan adanya obstruksi, muntah darah,
terbagi beberapa bagian, yaitu: melena, atau keluhan sudah berlangsung
1. Pemeriksaan laboratorium untuk lama, dan terjadi pada usia lebih dari
mengidentifikasi adanya faktor infeksi 45tahun.1
(leukositosis), pakreatitis (amylase, lipase), Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan
keganasan saluran cerna (CEA, CA 19-9, endoskopi adalah:
AFP). Biasanya meliputi hitung jenis sel a. CLO (rapid urea test)
darah yang lengkap dan pemeriksaan darah b. Patologi anatomi (PA)
dalam tinja, dan urine. Dari hasil c. Kultur mikroorgsanisme (MO) jaringan
pemeriksaan darah bila ditemukan d. PCR (polymerase chain reaction),
lekositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. hanya dalam rangka penelitian15
Pada pemeriksaan tinja, jika tampak cair 4. Pemeriksaan penunjang meliputi
berlendir atau banyak mengandung lemak pemeriksaan radiologi, yaitu OMD dengan
berarti kemungkinan menderita kontras ganda, serologi Helicobacter
malabsorpsi. Seseorang yang diduga pylori, dan urea breath test (belum tersedia
menderita dispepsia tukak, sebaiknya di Indonesia). Pemeriksaan radiologis
diperiksa asam lambung. Pada karsinoma dilakukan terhadap saluran makan bagian
saluran pencernaan perlu diperiksa petanda atas dan sebaiknya dengan kontras ganda.
tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon Pada refluks gastroesofageal akan tampak
perlu diperiksa CEA, dugaan karsinoma peristaltik di esofagus yang menurun
pankreas perlu diperiksa CA 19-9. 1 terutama di bagian distal, tampak anti-
2. Barium enema untuk memeriksa peristaltik di antrum yang meninggi serta
esophagus, Lambung atau usus halus dapat sering menutupnya pilorus, sehingga
dilakukan pada orang yang mengalami sedikit barium yang masuk ke intestin.
kesulitan menelan atau muntah, penurunan Pada tukak baik di lambung, maupun di
berat badan atau mengalami nyeri yang duodenum akan terlihat gambar yang
membaik atau memburuk bila penderita disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak
makan. Pemeriksaan ini dapat yang terisi kontras media. Bentuk niche
mengidentifikasi kelainan struktural dari tukak yang jinak umumnya reguler,
dinding/mukosa saluran cerna bagian atas semisirkuler, dengan dasar licin). Kanker
seperti adanya tukak atau gambaran ke di lambung secara radiologis, akan tampak
arah tumor.1,3,15 massa yang ireguler tidak terlihat
peristaltik di daerah kanker, bentuk dari oesophagus, lambung dan duodenum. Diikuti
lambung berubah. Pankreatitis akut perlu dengan USG (Ultrasonography) dapat
dibuat foto polos abdomen, yang akan mengungkapkan kelainan pada saluran bilier,
terlihat tanda seperti terpotongnya usus hepar, pankreas, dan penyebab lain yang dapat
besar (colon cut off sign), atau tampak memberikan perubahan anatomis.
dilatasi dari intestin terutama di jejunum Pemeriksaan hematologi dan kimia darah akan
yang disebut sentina loops.1 dapat mengungkapkan penyebab dispepsia
5. Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti diabetes, penyakit tyroid dan gangguan
seperti pengukuran kontraksi esofagus atau saluran bilier. Pada karsinoma saluran
respon esofagus terhadap asam. pencernaan perlu diperiksa pertanda tumor.1,5
Kriteria Diagnostik Dispepsia
Fungsional berdasarkan Kriteria Rome III
yaitu:
1. berasa terganggu setelah makan
2. cepat kenyang
3. nyeri epigastrik
4. panas/ rasa terbakar di epigastrik
Terbukti tidak ada penyakit struktural
termasuk endoskopi proksimal yang dapat
menjelaskan penyebab terjadinya gejala klinis
tersebut.
Kriteria haruslah terjadi dalam masa 3
bulan terakhir dengan onset gejala klinis
sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum
diagnosis.3
2.10 DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Dispepsia adalah merupakan suatu
simptom atau kelompok keluhan atau gejala
dan bukan merupakan suatu diagnosis.
Diferensial diagnosis dyspepsia adalah seperti
box 1. Sangat penting mencari clue atau
.10 penanda akan gejala dan keluhan yang
Management of dyspepsia based on age and merupakan etiologi yang bisa ditemukan
alarm features. EGD, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
esophagogastroduodenoscopy. 50%60% kasus, didapati tidak ada penyebab
2.9 DIAGNOSIS yang terdeteksi di mana pasien dikatakan
Dispepsia melalui simptom- merupakan dispepsia fungsional. Prevalensi
simptomnya sahaja tidak dapat membedakan ulkus peptikum adalah 15%- 25% dan
antara dispepsia fungsional dan dispepsia prevalensi esofagitis adalah 5%-15%. Kanker
organik. Diagnosis dispepsia fungsional digestif bagian atas < 2%. Disebabkan kanker
adalah diagnosis yang telah ditetapkan, digestif bagian atas jarang pada umur <50
dimana pertama sekali penyebab kelainan tahun, pemeriksaan endoskopi direkomendasi
organik atau struktural harus disingkirkan pada pasien yang berusia > 50 tahun. Juga
melalui pemeriksaan. Pemeriksaan yang direkomendasi pada pasien yang mangalami
pertama dan banyak membantu adalah penurunan berat badan yang signifikan, terjadi
pemeriksaan endoskopi. Oleh karena dengan pendarahan, dan muntah yang terlalu teruk.2
pemeriksaan ini dapat terlihat kelainan di
Box 1: Diagnosis banding dispepsia fosfat; magnesium hidroksida bisa
Dispepsia non ulkus menyebabkan BAB encer. Antacid yang sering
digunakan adalah seperti Mylanta, Maalox,
Gastro-oesophageal reflux disease. merupakan kombinasi Aluminium hidroksida
Ulkus peptikum. dan magnesium hidroksida. Magnesium
kontraindikasi kepada pasien gagal ginjal
Obat-obatan: obat anti inflamasi non-
kronik karena bisa menyebabkan
steroid, antibiotik, besi, suplemen
hipermagnesemia, dan aluminium bisa
kalium, digoxin.
menyebabkan kronik neurotoksik pada pasien
Malabsorbsi Karbohidrat (lactose, tersebut.15
fructose, sorbitol). 2. Antikolinergik
Cholelithiasis or choledocholithiasis. Perlu diperhatikan, karena kerja obat
ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu
Pankreatitis Kronik.
pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor
Penyakit sistemik (diabetes, thyroid, muskarinik yang dapat menekan seksresi asam
parathyroid, hypoadrenalism, lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga
connective tissue disease). memiliki efek sitoprotektif.10
Parasit intestinal. 3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan
Keganasan abdomen (terutama kanser untuk mengobati dispepsia organik atau
pancreas dan gastrik). esensial seperti tukak peptik. Obat yang
2.11 PENATALAKSANAAN termasuk golongan antagonis reseptor H2
Berdasarkan Konsensus Nasional antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan
Penanggulangan Helicobacter pylori 1996, famotidin.10,15
ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, 4. Penghambat pompa asam (proton pump
yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan inhibitor = PPI).
tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang
disertai fasilitas endoskopi dengan Golongan obat ini mengatur sekresi
penatalaksanaan dispepsia di masyarakat. asam lambung pada stadium akhir dari proses
Pengobatan dispepsia mengenal sekresi asam lambung. Obat-obat yang
beberapa golongan obat, yaitu: termasuk golongan PPI adalah omeperazol,
1. Antasid lansoprazol, dan pantoprazol. Waktu paruh
PPI adalah ~18jam ; jadi, bisa dimakan antara
Golongan obat ini mudah didapat dan 2 dan 5 hari supaya sekresi asid gastrik
murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam kembali kepada ukuran normal. Supaya terjadi
lambung. Antasid biasanya mengandungi Na penghasilan maksimal, digunakan sebelum
bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg makan yaitu sebelum sarapan pagi kecuali
triksilat. Pemberian antasid jangan terus- omeprazol.15
menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk 5. Sitoprotektif
mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat
dipakai dalam waktu lebih lama, juga Prostoglandin sintetik seperti
berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2).
nontoksik, namun dalam dosis besar akan Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan
menyebabkan diare karena terbentuk senyawa sekresi asam lambung oleh sel parietal.
MgCl2. Sering digunakan adalah gabungan Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi
Aluminium hidroksida dan magnesium prostoglandin endogen, yang selanjutnya
hidroksida.Aluminum hidroksida boleh memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan
menyebabkan konstipasi dan penurunan produksi mukus dan meningkatkan sekresi
bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan dengan keluhan yang tidak jelas di bagian
protektif (site protective), yang bersenyawa abdomen atas di mana yang gagal dengan
dengan protein sekitar pengobatan PPI, bisa diobati dengan tricyclic
lesi mukosa saluran cerna bagian atas. Toksik antidepressants, walaupun data yang
16
daripada obat ini jarang, bisa menyebabkan menyokong masih kurang.
konstipasi (23%). Kontraindikasi pada pasien Pasien dengan keluhan dismotility
gagal ginjal kronik. Dosis standard adalah 1 g like symptom bisa diobati dengan sama ada
per hari.15 dengan acid suppressive therapy, prokinetic
6. Golongan prokinetik agents, atau 5-HT1 agonists. Metoclopramide
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu dan domperidone menunjukkan antara obat
sisaprid, domperidon, dan metoklopramid. placebo dalam pengobatan dispepsia
16
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati fungsional.
dispepsia fungsional dan refluks esofagitis 2.12 PENCEGAHAN
dengan mencegah refluks dan memperbaiki
bersihan asam lambung (acid clearance).10 Makan secara benar. Hindari makanan
7. Antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori yang dapat mengiritasi terutama
Eradikasi bakteri Helicobacter pylori membantu makanan yang pedas, asam, gorengan
mengurangi simptom pada sebagian pasien dan atau berlemak. Yang sama pentingnya
biasanya digunakan kombinasi antibiotik seperti dengan pemilihan jenis makanan yang
amoxicillin (Amoxil), clarithromycin (Biaxin), tepat bagi kesehatan adalah bagaimana
metronidazole (Flagyl) dan tetracycline (Sumycin).6 cara memakannya. Makanlah dengan
Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan jumlah yang cukup, pada waktunya
psikofarmakoterapi (obat anti- depresi dan dan lakukan dengan santai.
cemas) pada pasien dengan dispepsia Hindari alkohol. Penggunaan alkohol
fungsional, karena tidak jarang keluhan yang dapat mengiritasi dan mengikis lapisan
muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan mukosa dalam lambung dan dapat
seperti cemas dan depresi.2,6-12 mengakibatkan peradangan dan
Terapi Dispepsia Fungsional : pendarahan.
1. Farmakologis Jangan merokok. Merokok
Pengobatan jangka lama jarang diperlukan mengganggu kerja lapisan pelindung
kecuali pada kasus-kasus berat. (regular lambung, membuat lambung lebih
medication) mungkin perlu pengobatan jangka rentan terhadap gastritis dan borok.
pendek waktu ada keluhan. (on demand Merokok juga meningkatkan asam
medication) lambung, sehingga menunda
2. Psikoterapi penyembuhan lambung dan
Reassurance merupakan penyebab utama terjadinya
Edukasi mengenai penyakitnya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat
3. Perubahan diit dan gaya hidup berhenti merokok tidaklah mudah,
Dianjurkan makan dalam porsi yang terutama bagi perokok berat.
lebih kecil tetapi lebih sering. Konsultasikan dengan dokter
mengenai metode yang dapat
Makanan tinggi lemak dihindarkan
membantu untuk berhenti merokok.
Pengobatan terhadap dispepsia
Lakukan olah raga secara teratur.
fungsional adalah bersifat terapi simptomatik.
Aerobik dapat meningkatkan
Pasien dengan dispepsia fungsional lebih
kecepatan pernapasan dan jantung,
dominan gejala dan keluhan seperti nyeri pada
juga dapat menstimulasi aktifitas otot
abdomen bagian atas (ulcer - like) bisa diobati
usus sehingga membantu
dengan PPI (Proton Pump Inhibitors). Pasien
mengeluarkan limbah makanan dari Dispepsia merupakan keluhan yang
usus secara lebih cepat. sangat umum, terjadi pada lebih dari
Kendalikan stress. Stress seperempat populasi, tetapi hanya kurang lebih
meningkatkan resiko serangan jantung seperempatnya berkonsultasi ke dokter.
dan stroke, menurunkan sistem Terdapat banyak penyebab dispepsia,
kekebalan tubuh dan dapat memicu antaranya adalah gangguan atau penyakit
terjadinya permasalahan kulit. Stress dalam lumen saluran cerna; tukak gaster atau
juga meningkatkan produksi asam duodenum, gastritis, tumor, infeksi
lambung dan melambatkan kecepatan Helicobacter pylori. Obat obatan seperti anti
pencernaan. Karena stress bagi inflamasi non steroid (OAINS), aspirin,
sebagian orang tidak dapat dihindari, beberapa antibiotik, digitalis, teofilin dan
maka kuncinya adalah sebagainya. Penyakit pada hati, pankreas,
mengendalikannya secara effektif sistem bilier, hepatitis, pankreatitis,
dengan cara diet yang bernutrisi, kolesistetis kronik. Penyakit sistemik: diabetes
istirahat yang cukup, olah raga teratur mellitus, penyakit tiroid, penyakit jantung
dan relaksasi yang cukup. koroner. Bersifat fungsional, yaitu dispepsia
Ganti obat penghilang nyeri. Jika yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti
dimungkinkan, hindari penggunaan adanya kelainan atau gangguan organik atau
OAINS, obat-obat golongan ini akan struktural biokimia, yaitu dispepsia fungsional
menyebabkan terjadinya peradangan atau dispepsia non ulkus. Dispepsia adalah
dan akan membuat peradangan yang merupakan suatu simptom atau kelompok
sudah ada menjadi lebih parah. Ganti keluhan atau gejala dan bukan merupakan
dengan penghilang nyeri yang suatu diagnosis. Sangat penting mencari clue
mengandung acetaminophen. atau penanda akan gejala dan keluhan yang
Ikuti rekomendasi dokter.6-11 merupakan etiologi yang bisa ditemukan
2.13 PROGNOSIS berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Statistik menunjukkan sebanyak 20% Disebabkan kanker digestif bagian atas jarang
pasien dispepsia mempunyai ulkus peptikum, pada umur <50 tahun, pemeriksaan endoskopi
20% mengidap Irritable Bowel Syndrome, direkomendasi pada pasien yang berusia > 50
kurang daripada 1% pasien terkena kanker, tahun. Juga direkomendasi pada pasien yang
dan dispepsia fungsional dan dyspepsia non mangalami penurunan berat badan yang
ulkus adalah 5-40%.17 signifikan, terjadi pendarahan, dan muntah
Terkadang dispepsia dapat menjadi yang terlalu teruk. Penatalaksanaan dispepsia
tanda dari masalah serius, contohnya penyakit adalah meliputi pola hidup sehat, berpikiran
ulkus lambung yang parah. Tak jarang, positif dan pemakanan yang sehat dan
dispepsia disebabkan karena kanker lambung, seimbang, selain daripada pengobatan.
sehingga harus diatasi dengan serius. Ada Pengobatan dispepsia adalah antaranya seperti
beberapa hal penting yang harus diperhatikan antasid, antikolinergik, antagonis reseptor
bila terdapat salah satu dari tanda ini, yaitu: histamin2, Proton Pump Inhibitor, sitoprotektif,
Usia 50 tahun ke atas, kehilangan berat badan golongan prokinetik, antibiotik untuk infeksi
tanpa disengaja, kesulitan menelan, terkadang Helicobacter pylori dan kadang kadang
mual-muntah, buang air besar tidak lancar dan diperlukan psikoterapi.
merasa penuh di daerah perut.
I. DEFINISI
Penyakit ulkus peptikum adalah
putusnya kontinuitas mukosa lambung
yang meluas sampai di bawah epitel.
Penyakit ulkus peptikum umumnya terjadi
di duodenum dan lambung, Ini juga dapat
terjadi pada esofagus, pylorum, jejenum,
dan Meckels divertikulum. Penyakit
ulkus peptikum terjadi ketika faktor
agresif (gastrin, pepsin) menembus faktor
defensif yang melibatkan resistensi
mukosa (mucus, bikarbonat,
Struktur dari dinding lambung
mikrosirkulasi, prostaglandin, dinding
secara umum mirip dengan organ
mukosa) dan dari efek Helicobacter pylori.
1, 2 intestinal, dengan tambahan lapisan otot
oblique yang membantu secara mekanik
dalam fungsi mengocok dan membantu
II. ANATOMI
lambung untuk mengembang. Dinding
Lambung merupakan organ yang
lambung dari luar ke dalam tersusun atas:
berbentuk seperti huruf J yang 3
membentuk curvatura major dan
- Lapisan Serosa;
curvatura minor. Spleen terletak di
- Lapisan otot longitudinal;
sebelah kiri dari lambung dan pankreas
- Lapisan otot circular;
terletak di sebelah inferior dan posterior
- Lapisan otot oblique;
dari lambung. Sedangkan hati terletak di
- Lapisan submukosa;
sebelah kanannya. Lambung terletak di
- Muskularis mukosa;
regio hipocondrium sinistra dari
- Mukosa yang terdiri dari lamina
permukaan abdomen. Lambung terdiri
propria dan epitel columna lambung
atas 5 bagian : 3
dengan kantung lambung (gastric
1. Cardia yang berhubungan langsung
pits) dan kelenjarnya.
dengan esofagus;
2. Fundus yang menjadi atap yang
merupakan perluasan dari cardia;
3. Corpus atau badan lambung;
4. Antrum; dan
5. Pylorus, terdapat sfingter yang
memisahkan lambung dari duodenum.
Sel Parietal ditemukan pada
daerah fundus, corpus dan atrum. Sel
parietal terletak di dinding luar dari
kantung lambung dan tidak berkontak
dengan lumen kantung. Walaupun
terpisah dari lumen kantung lambung oleh
sel-sel utama, sel parietal menyalurkan
sekresi HCl mereka ke dalam lumen
melalui saluran-saluran halus, atau
kanalikulus, yang berjalan di antara sel-sel
utama. Selain menghasilkan HCl, sel
parietal juga menghasilkan faktor intrinsik
dan gastroferrin yang penting dalam
absorbsi vitamin B12 dan zat besi. 3,4
Sel chief atau sel utama ditemukan
paling banyak pada corpus. Sel ini
bertanggung jawab dalam sekresi
pepsinogen, yang merupakan suatu
molekul enzim inaktif yang disintesis dan
disimpan oleh kompleks Golgi dan
retikulum endoplasma sel chief. Apabila
pepsinogen ini disekresikan dalam lumen
lambung, maka molekul pepsinogen akan
diuraikan oleh HCl menjadi bentuk aktif,
Arteri coeliacus menyuplai darah pepsin. Pepsin ini berfungsi untuk
arteri ke lambung dan darah vena mencerna protein dan bekerja untuk
mengalir ke vena portal hepatis. Lambung menghasilkan lebih banyak pepsinogen.3,4
mendapat persarafan parasimaptis melalui Sel entero-endokrin utama pada
nervus vagus (Nervus X) dan simpatis dari lambung adalah sel G yang menghasilkan
nervus Splanicus. Sebagian besar mukosa gastrin, Sel D yang menghasilkan
lambung dibentuk oleh lipatan-lipatan somatostatin, dan sel entero-chromaffin-
yang dikenal sebagai rugae. Mukosa like (ECL) yang menghasilkan histamin.
3,4
antrum lebih halus dari mukosa lambung.
Lapisan mukus membantu melindungi
lambung terhadap trauma mekanik, HCl III. FISIOLOGI
dan enzim proteolitik. 3 Lambung melakukan beberapa
Kantung lambung merupakan fungsi. Fungsi terpenting adalah
bagian invaginasi dari epitel yang masuk mrnyimpan makanan yang masuk sampai
ke dalam lamina propria. Dua atau tiga disalurkan ke usus halus dengan
kelenjar lambung dihubungkan dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan
tiap kantung melalui isthmus. Kelenjar dan penyerapan optimal. Karena usus
lambung merupakan struktur tubular halus merupakan tempat utama
dengan kekhususan tiap sel untuk pencernaan dan penyerapan, lambung
menghasilkan HCl (sel parietal atau perlu menyimpan makanan dan
oksintik) dan pepsin (sel chief),penghasil menyalurkannya sedikit demi sedikit ke
mukus (sel goblet), dan sel entero- duodenum dengan kecepatan yang tidak
endokrin dan sel stem. 3,4 melebuhi kapasitas usus. Fungsi kedua
lambung adalah untuk mensekresikan sepanjang lambung menuju sfingter
asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim pilorus dengan kecepatan tiga kali per
yang memulai pencernaan protein. 3,4 menit. Pola depolarisasi spontan ritmik
Terdapat empat aspek motilitas tersebut yaitu irama listrik dasar atau
lambung: 4 BER (basic electical rhythm) lambung,
1. Pengisian Lambung (gastic filling). berlangsung secara terus-menerus dan
Jika kosong, lambung memiliki mungkin disertai oleh kontraksi lapisan
volumesekitar 50 ml, tetapi organ ini otot polos sirkuler
dapat mengembang hingga lambung.Bergantung pada tingkat
kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter eksitabilitas otot polos, BER dapat
ketika makan. Hal ini terjadi karena dibawa ke ambang oleh aliran arus dan
terdapat dua faktor, yaitu: mengalami potensial aksi yang
a. Plastisitas otot polos yang mengacu kemudian memulai kontraksi otot yang
pada kemampuan otot polos dikenal sebagai gelombang peristaltik.
mempertahankan ketegangan Gelombang peristaltik menyebar ke
konstan. Dengan demikian, pada seluruh fundus dan korpus lalu ke
saat serat-serat otot polos lambung antrum dan sfingter pilorus. Karena
teregang pada pengisian lambung, lapisan otot di fundus dan korpus tipis,
serat-serat tersebut akan melemas kontraksi peristaltik di kedua daerah
tanpa menyebabkan peningkatan tersebut melemah sedangkan di antrum
ketegangan otot. memiliki gelombang yang lebih kuat
b. Relaksasi reseptif lambung saat ia karena lapisan otot di antrum lebih
terisi. Di dalam lambung terdapat tebal. Oleh karena itu, makanan yang
lipatan-lipatan yang dikenal masuk ke lambung dari esofagus
sebagai rugae. Selama makan, tersimpan relatif tenang tanpa
lipatan-lipatan tersebut mengecil mengalami pencampuran. Makanan
dan mendatar saat lambung sedikit secara bertahap disalurkan dari korpus
demi sedikit melemas karena terisi. ke antrum, tempat berlangsungnya
Relaksasi refleks lambung sewaktu pencampuran makanan.
menerima makanan ini disebut
relaksasi reseptif. Relaksasi ini
meningkatan kemampuan lambung 3. Pencampuran Lambung
untuk menambah volume sehingga Kontraksi peristaltik lambung yang
makanan bisa disimpan. Apabila kuat merupakan penyebab makanan
kapasitas lebih dari 1 liter makanan bercampur dengan sekresi lambung
yang masuk, lambung akan dan menghasilkan kimus. Setiap
teregang dan individu tersebut akan gelombang peristaltik antrum
merasa tidak nyaman. mendorong kimus ke depan ke arah
2. Penyimpanan Lambung sfingter pilorus. Kontraksi tonik
Sebagian sel otot polos mampu sfingter pilorus dalam keadaan
mengalami depolarisasi parsial yang normal menjaga sfingter hampir,
otonom dan berirama. Salah satu tetapi tidak seluruhnya, tertutup rapat.
kelompok sel-sel pemacu tersebut Lubang yang tersedia cukup besar
terletak di lambung di daerah fundus untuk air dan cairan lain lewat, tetapi
bagian atas. Sel-sel tersebut terlalu kecil untuk kimus yang kental
menghasilkan potensial gelombang lewat, kecuali apabila kimus
lambat yang menyapu ke bawah di terdorong oleh kontraksi peristaltik
yang kuat. Walaupun demikian, dari masalah. Ini dapat dikarenakan oleh
30 ml kimus yang dapat ditampung peningkatan pengunaan ASA dan
oleh antrum, hanya beberapa mililiter NSAIDs dan peningkatan usia pada
isi antrum yang terdorong ke beberapa negara. Penemuan dari
duodenum setiap gerakan peristaltik. berbagai studi menemukan insiden tiap
Sebelum lebih banyak kimus dapat tahun dari perdarahan ulkus sekitar 19,4-
diperas keluar, gelombang peristaltik 57,0 kasus per 100,000 individu dan
sudah mencapai sfingter pilorus dan perforasi sekitar 3,8 14 kasus per
menyebabkan sfingter tersebut 100,000 individu. Komplikasi ini juga
berkontraksi lebih kuat sehingga sering dihubungkan dengan peningkatan
aliran kimus ke duodenum terhambat. terjadinya ulkus rekuren dan mortalitas.
Bagian terbesar kimus antrum yang Komplikasi dari ulkus peptikum
terdorong ke depan, tetapi tidak dapt juga berdampak terhadap ekonomi
didorong ke dalam duodenum dengan negara. Total biaya akibat ulkus
tiba-tiba berhenti pada sfingter yang peptikum di USA, berdasarkan pada
tertutup dan tertolak kembali ke biaya dan penurunan produktivitas kerja,
dalam antrum, hanya untuk didorong telah diestimasi mencapai 5,65 milliar
ke depan dan tertolak kembali pada per tahun.
saat gelombang peristaltik baru Penyebaran penggunaan ASA
datang. Gerakan maju mundur dan NSAIDs kemungkinan memberikan
tersebut disebut retropulsi, konstribusi terhadap komplikasi ulkus
menyebabkan kimus tercampur peptikum. Penggunaan ASA (meski
merata di antrum. pada dosis rendah) atau NSAIDs paling
4. Pengosongan Lambung sering dilaporkan menjadi salah satu
Kontraksi peristaltik antrum, selain faktor risiko terjadinya perdarahan
menyebabkan pencampuran lambung, duodenum dan lambung pada studi yang
juga menghasilkan gaya pendorong telah dilakukan. Beberapa studi telah
untuk mengosongkan lambung. melaporkan peningkatan risiko
Pengosongan lambung diatur oleh perdarahan kembali ketika terjadi infeksi
faktor lambung (jumlah kimus dalam H. pylori dengan penggunaan
lambung dan derajat keenceran dari ASA/NSAIDs secara bersamaan.
kimus dan faktor dudenum (lemak, Pada 31% pasien dengan
asam, hipertonisitas, dan peregangan). perdarahan ulkus peptikum mengalami
Semakin tinggi eksitabilitas, semakin perdarahan kembali dalam 30 hari.
sering BER menghasilkan potensial Mortalitas tinggi terjadi pada pasien
aksi, semakin besar aktivitas di dengan komplikasi ulkus peptikum,
antrum, dan semakin cepat khususnya setelah perforasi. Mortalitas
pengosongan lambung. meningkat sesuai umur, yang
kemungkinan menggambarkan
IV. EPIDEMIOLOGI peningkatan prevalensi dari
Insidens dan prevalensi dari comorbiditas.
ulkus peptikum telah menurun pada Di United States, Ulkus
tahun terakhir yang sebagian besar peptikum terjadi pada sekitar 4,5 juta
dikarenakan ditemukannya pengobatan orang. Secara keseluruhan, Insiden dari
eradikasi bakteri H. pylori. Meskipun ulkus duodenum menurun dalam 3-4
terjadi kemajuan dalam pengobatan dekade terakhir. Meskipun tingkat dari
ulkus ini, komplikasi tetap menjadi ulkus lambung sederhana menurun,
insiden dari komplikasi ulkus lambung sel peptik/ zimogen mengeluarkan
dan rawat inap tetap stabil, karena pepsinogen yang oleh HCl diubah
penggunaan aspirin dan peningkatan jadi pepsin dimana HCl dan pepsin
usia. Tingkat rawat inap dari ulkus adalah faktor agresif terutama pepsin
lambung sekitar 30 pasien per 100,000 dengan pH < 4. Bahan iritan akan
kasus. menimbulkan defek barier mukosa
Prevalensi terjadinya ulkus dan terjadi difusi balik ion H+.
peptikum hampir sama pada laki-laki Histamin terangsang untuk lebih
dan perempuan. Prevalensinya sekitar banyak mengeluarkan asam lambung,
11-14% pada pria dan 8-11% pada timbul dilatasi dan peningkatan
wanita. Kecenderungan usia untuk permeabilitas pembuluh kapiler,
terjadinya ulkus menurun pada pria yang kerusakan mukosa lambung, gastritis
lebih muda, terutama untuk ulkus akut/kronik dan ulkus lambung.
duodenum dan meningkat pada wanita Produksi asam lambung
yang lebih tua. (HCl) distimulasi oleh gastrin yang
Secara klinis ulkus duodeni lebih disekresi oleh sel G pada antrum,
sering dijumpai daripada ulkus lambung. asetilkolin dilepaskan oleh nervus
Pada beberapa negara seperti Jepang vagus dan histamin dilepaskan oleh
dijumpai lebih banyak ulkus lambung sel entero-chromaffin-like (ECL),
daripada ulkus duodeni. 5 yang semuanya menstimulasi
reseptor pada sel parietal yang
V. FAKTOR RISIKO DAN ETIOLOGI merupakan penghasil asam.
Umumnya yang berperan besar Ulkus duodenum sangat
terjadinya ulkus adalah H. Pylori yang jarang terjadi pada orang yang tidak
merupakan organisme yang menghasilkan asam lambung, ulkus
menghasilkan urease dan berkoloni pada rekuren terjadi ketika produksi asam
mukosa antral dari lambung dimana sangat meningkat, sebagai contoh,
penyebab tersering ulkus duodenum dan oleh tumor yang mensekresi gastrin.
ulkus lambung. H. Pylori paling banyak Bagaimanapun, produksi asam
terjadi pada orang dengan sosialekonomi lambung biasanya rendah pada
rendah dan bertambah seiring dengan orang-orang dengan ulkus lambung
usia. Penyebab lain dari ulkus peptikum dan ini dapat menghasilkan gastritis
adalah penggunaan NSAIDs, kurang kronik.
dari 1% akibat gastrinoma (Zollinger- 2. Balance Theory 1974 5
Ellison syndrome), luka bakar berat, dan Ulkus terjadi bila terjadi
faktor genetik. 6, 7 gangguan keseimbangan antara
Faktor risiko terjadinya ulkus faktor agresif/ asam dan pepsin
adalah herediter (berhubungaan dengan dengan defensif (mukus, bikarbonat,
peningkatan jumlah sel parietal), aliran darah, PG), bisa faktor agresif
merokok, hipercalcemia, mastositosis, meningkat atau faktor defensif
alkohol, dan stress. 6, 7 menurun.
3. Prostaglandin 5
VI. PATOGENESIS Faktor risiko pada ulkus peptikum
1. Faktor Asam Lambung No Acid No meningkat pada pasien yang
Ulcer 3, 5 menggunakan non-steriod anti
Sel parietal/oxyntic inflammatory drugs (NSAIDs),
mengeluarkan asam lambung HCl, termasuk aspirin, yang menghambat
produksi prostaglandin oleh sel berkurangnya aliran darah mukosa
epitel. Oleh karena itu, risiko dari dan kerusakan mikrovaskular yang
ulkus peptikum berkurang oleh diperberat oleh kerja sama platelet
artifisial prostaglandin E2 agonist, dan mekanisme koagulasi.
misoprostil. 5. Helicobacter pylori 5,6,8,9
4. Obat Anti Inflamasi Non- Steroid Bakteri spiral pada lambung
(OAINS) 5,6,8,9 telah diketahui selama lebih ratusan
Obat anti inflamasi non tahun, dan menjadi lebih signifikan
steroid (OAINS) dan asam asetil pada tahun 1982 ketika Warren dan
salisilat (ASA) merupakan salah satu Marshall melakukan kultur dari 11
obat yang paling sering digunakan pasien dengan gastritis dan dr
dalam berbagai keperluan. Marshall mendemonstrasikan bahwa
Pemakaian OAINS/ASA secara hal itu menyebabkan gastritis.
kronik dan reguler dapat Infeksi H. Pylori sebagian besar
menyebabkan terjadinya resiko ditemukan pada pasien dengan ulkus
perdarahan gastrointestinal 3 kali peptikum, meskipun hanya sekitar
lipat dibanding yang tidak 15% dari infeksi tersebut
menggunakannya. berkembang menjadi ulkus.
Patogenesis terjadinya Eradikasi infeksi H. Pylori secara
kerusakan mukosa terutama permanent dapat mengobati sebagian
gastroduodenal penggunaan besar pasien dengan ulkus peptikum.
OAINS/ASA adalah akibat efek Kebanyakan kuman patogen
toksik/ iritasi langsung pada mukosa memasuki barier dari mukosa
yang memerangkap OAINS/ASA lambung, tetapi HP sendiri jarang
yang bersifat asam sehingga terjadi sekali memasuki epitel mukosa
kerusakan epitel dalam berbagai lambung ataupun bagian yang lebih
tingkat, namun yang paling utama dalam dari mukosa tersebut. Bila HP
adalah efek OAINS/ASA yang bersifat patogen maka yang pertama
menghambat kerja dari enzim kali terjadi adalah HP dapat bertahan
siklooksigenase (COX) pada asam dalam suasana asam di lambung;
arakidonat sehingga menekan kemudian terjadi penetrasi terhadap
produksi prostaglandin/prostasiklin. mukosa lambung; dan pada akhirnya
Seperti diketahui, prostaglandin HP berkolonisasi di lambung
endogen sangat berperan dalam tersebut. Pada keadaan tersebut
memelihara keutuhan mukosa beberapa faktor dari HP memainkan
dengan mengatur aliran darah peranan penting diantaranya urease
mukosa, proliferasi sel-sel epitel, memecah urea menjadi amoniak
sekresi mukus dan bikarbonat, yang bersifat basa lemah yang
mengatur fungsi immunosit mukosa melindungi kuman tersebut terhadap
serta sekresi basal asam lambung. asam lambung.
Kerusakan mukosa akibat Infeksi H. Pylori pada antrum
hambatan produksi prostaglandin gaster, yang menstimulasi produksi
pada penggunaan OAINS/ ASA gastrin, menyebabkan hipersekresi
melalui 4 tahap, yaitu : menurunnya asam dan ulkus duodenum,
sekresi mukus dan bikarbonat, sementara infeksi pada corpus
terganggunya sekresi asam dan lambung, dimana terdapat sel
proliferasi sel-sel mukosa, parietal paling banyak,
menyebabkan berkurangnya kanal pilorik (obstruction gastric outlet).
2,3,5
produksi asam lambung dan
dihubungkan dengan gastritis, ulkus
lambung, kanker lambung, dan VIII. DIAGNOSIS
lymphoma gaster. Diagnosis ulkus peptikum
Ulkus peptikum merupakan ditegakkan berdasarkan: 1) anamnesis
hasil dari ketidakseimbangan antara (dispepsia/ rasa sakit pada ulu hati); 2)
faktor gastroprotektif, seperti lapisan pemeriksaan penunjang (radiologi
mukus dan prostaglandins, dan dengan barium meal kontras/ colon in
faktor agresif, seperti asam lambung loop dan endoskopi); dan 3) hasil
dan efek dari merokok, alkohol, dan biopsi untuk pemeriksaan kuman H.
NSAIDs. Ulkus lambung Pylori. 2,5
kebanyakan disebabkan infeksi HP Ulkus Duadenum
(30- 60%) dan OAINS sedangkan Upper Gastrointestinal
ulkus duodenum hampir 90% Endoscopy (UGIE) atau Upper
disebabkan oleh HP, penyebab lain Gastrointestinal barium radiografi. 7,8
adalah Sindrom Zollinger Elison. Ulkus lambung
Upper Gastrointestinal
7,8
VII. GAMBARAN KLINIS Endoskopi.
Secara umum, pasien dengan Deteksi H. Pylori
ulkus peptikum biasanya mengeluh Deteksi antibodi pada serum
dispepsia. Dispepsia adalah suatu dan rapid urease test pada biopsi antral.
sindroma klinik/ kumpulan gejala pada Urea breath test umumnya digunakan
saluran cerna seperti mual, muntah, untuk mengetahui eradikasi dari H.
kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa Pylori jika perlu.7
terbakar, rasa penuh dan cepat merasa
kenyang. 2,3,5 IX. TERAPI
Pada ulkus duodenum rasa sakit Tujuan terapi adalah
timbul waktu pasien merasa lapar, rasa menghilangkan keluhan/ gejala,
sakit bisa membangunkan pasien tengah menyembuhkan/ memperbaiki
malam, rasa sakit hilang setelah makan kesembuhan ulkus, mencegah
dan minum obat antasida (Hunger Pain kekambuhan/rekurensi ulkus, dan
2, 5
Food Relief = HPFR). Sakit yang mencegah komplikasi.
dirasakan seperti rasa terbakar, rasa tidak Walaupun ulkus lambung dan
nyaman yang mengganggu dan tidak ulkus duodenum sedikit berbeda dalam
terlokalisir. 3,5 patofisiologi tetapi respon terhadap
Pada ulkus lambung rasa sakit terapi sama. Ulkus lambung biasanya
timbul setelah makan, rasa sakit di ukurannya lebih besar, akibatnya
rasakan sebelah kiri, anoreksia, nafsu memerlukan waktu terapi yang lebih
makan berkurang, dan kehilangan berat lama. Untuk pengobatan ulkus lambung
badan. Walaupun demikian, rasa sakit sebaiknya dilakukan biopsi untuk
saja tidak dapat menegakkan diagnosis menyingkirkan adanya suatu
5
ulkus lambung karena dispepsia non keganasan/kanker lambung.
ulkus juga dapat menimbulkan rasa sakit Terapi terhadap ulkus peptikum
yang sama. Muntah juga kadang timbul terdiri dari: Non-medikamentosa,
pada ulkus peptikum yang disebabkan medikamentosa, dan tindakan operasi. 5,6,
9, 10
edema dan spasme seperti pada ulkus
TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA secara parenteral (supositorik dan
DIET. Walaupun tidak diperoleh injeksi) tidak terbukti lebih aman.
bukti yang kuat terhadap berbagai Bila diperlukan dosis OAINS
bentuk diet yang dilakukan, namun diturunkan atau dikombinasikan
pemberian diet yang mudah cerna dengan ARH2/PPI/misoprostrol.
khususnya pada ulkus yang aktif Pada saat ini sudah tersedia COX 2
perlu dilakukan. Makan dalam inhibitor yang selektif untuk
jumlah sedikit dan lebih sering, penyakit OA/RA yang kurang
lebih baik daripada makan yang menimbulkan keluhan perut. Agen
sekaligus kenyang. 5 inhibitor COX-2 selektif dibedakan
Mengurangi makanan yang menurut susunan sulfa (rofecoxib,
merangsang pengeluaran asam etoricoxib) dan sulfonamida
lambung/ pepsin, makanan yang (celecoxib, valdecoxib).
merangsang timbulnya nyeri dan Penggunaan parasetamol atau
zat-zat lain yang dapat mengganggu kodein sebagai analgesik dapat
pertahanan mukosa gastroduodenal. dipertimbangkan pemakaiannya. 5, 7,
9, 10
Beberapa peneliti menganjurkan
makanan biasa, lunak, tidak
merangsang dan diet seimbang. TERAPI MEDIKAMENTOSA 1,5
Merokok menghalangi ANTASIDA. Pada saat ini antasida
penyembuhan ulkus, menghambat sudah jarang digunakan, antasida
sekresi bikarbonat pankreas, sering digunakan untuk
menambah keasaman bulbus menghilangkan keluhan rasa
duodeni, menambah refluks sakit/dispepsia. Preparat yang
dudenogastrik akibat relaksasi mengandung magnesium tidak
sfingter pilorus sekaligus dianjurkan pada gagal ginjal karena
meningkatkan kekambuhan ulkus. menimbulkan hipermagnesemia dan
Merokok sebenarnya tidak kehilangan fosfat sedangkan
mempengaruhi sekresi asam alumunium menyebabkan
lambung tetapi dapat konstipasi dan neurotoksik tapi bila
memperlambat pemyembuhan luka dikombinasi dapat menghilangkan
serta meningkatkan angka kematian efek samping. Dosis anjuran 4 x 1
karena efek peningkatan tablet, 4 x 30 cc.
kekambuhan penyakit saluran KOLOID BISMUTH (COLOID
pernafasan dan penyakit jantung BISMUTH SUBSITRAT/CBS
koroner. DAN BISMUTH
Alkohol belum terbukti mempunyai SUBSALISILAT/BSS).
bukti yang merugikan. Air jeruk Mekanisme belum jelas,
yang asam, coca-cola, bir, kopi tidak kemungkinan membentuk lapisan
mempunyai pengaruh ulserogenik penangkal bersama protein pada
tetapi dapat menambah sekresi asam dasar ulkus dan melindunginya
lambung dan belum jelas dapat terhadap pengaruh asam dan pepsin,
menghalangi penyembuhan luka berikatan dengan pepsin sendiri,
dan sebaiknya jangan diminum merangsang sekresi PG, bikarbonat,
sewaktu perut kosong. 5 mukus. Efek samping jangka
OBAT-OBATAN. OAINS panjang dosis tinggi khusus CBS
sebaiknya dihindari. Pemberian neuro toksik.
Obat ini mempunyai efek ANTAGONIS RESEPTOR
penyembuhan hampir sama dengan H2/ARH2. (Cimetidin, Ranitidine,
ARH2 serta adanya efek Famotidine, Nizatidine), struktur
bakterisidal terhadap Helicobacter homolog dengan histamin.
pylori sehingga kemungkinan relaps Mekanisme kerjanya memblokir
berkurang. Dosis anjuran 2x2 tablet efek histamin pada sel parietal
sehari dengan efek samping berupa sehingga sel parietal tidak dapat
tinja berwarna kehitaman sehingga dirangsang untuk mengeluarkan
menimbulkan keraguan dengan asam lambung. Inhibisi ini bersifat
perdarahan. reversibel. Pengurangan sekresi
SUKRALFAT. Suatu kompleks asam post prandial dan nokturnal,
garam sukrosa dimana grup yaitu sekresi nokturnal lebih
hidroksil diganti dengan aluminium dominan dalam rangka
hidroksida dan sulfat. Mekanisme penyembuhan dan kekambuhan
kerja kemungkinan melalui ulkus.
pelepasan kutub aluminium Dosis terapeutik :
hidroksida yang berikatan dengan Cimetidin : dosis 2x400 mg atau
kutub positif molekul protein 800 gr malam hari
membentuk lapisan fisikokemikal Ranitidin : 300 mg malam hari
pada dasar ulkus, yang melindungi Nizatidine : 1x300 mg malam hari
ulkus dari pengaruh agresif asam Famotidin : 1x40 mg malam hari
dan pepsin. Efek lain membantu Roksatidin : 2x75 mg atau 150 mg
sintesa prostaglandin, menambah malam hari
sekresi bikarbonat dan mukus, Dosis terapetik dari keempat ARH2
meningkatkan daya pertahanan dan dapat menghambat sekresi asam
perbaikan mukosal. Dosis anjuran dalam potensi yang hampir sama,
4x1 gr sehari. tapi efek samping simetidin lebih
PROSTAGLANDIN. Mekanisme besar dari famotidin karena dosis
kerja mengurangi sekresi asam terapeutik lebih besar.
lambung menambah sekresi mukus, PROTON PUMP INHIBITOR/
bikarbonat, dan meningkatkan PPI (Omeprazol, Lanzoprazol,
aliran darah mukosa serta pantoprazol, Rabeprazol,
pertahanan dan perbaikan mukosa. Esomesoprazol). Mekanisme kerja
Efek penekanan sekresi asam PPI adalah memblokir kerja enzim
lambung kurang kuat dibandingkan K+ H+ ATPase yang akan memecah
dengan ARH2. Biasanya digunakan K+ H+ ATP menghasilkan energi
sebagai penangkal terjadinya ulkus yang digunakan untuk
lambung pada pasien yang mengeluarkan asam HCl dari
menggunakan OAINS. Dosis kanalikuli sel parietal ke dalam
anjuran 4x200 mg atau 2x400 mg lumen lambung. PPI mencegah
pagi dan malam hari. Efek samping pengeluaran asam lambung dari sel
diare, mual, muntah, dan kanalikuli, menyebabkan
menimbulkan kontraksi otot uterus pengurangan rasa sakit pasien ulkus,
sehingga tidak dianjuran pada orang mengurangi aktivitas faktor agresif
hamil dan yang menginginkan pepsin dengan pH>4 serta
kehamilan. meningkatkan efek eradikasi oleh
triple drugs regimen.
Dosis Terapetik : penyembuhan ulkus, mencegah
Rabeprazole 2x 20 mg/ hari kekambuhan. Eradikasi selain dapat
Omeprazole 2x 20 mg/ hari mencegah kekambuhan ulkus, juga
Esomesoprazole 2x 20 mg/ hari dapat mencegah perdarahan dan
Lanzoprazole 2x 30 mg/ hari keganasan.
Pantoprazole 2x 40 mg/ hari Terapi Quadripel. Jika gagal dengan
REGIMEN TERAPI terapi triple, maka dianjurkan
HELICOBACTER PYLORI 5 memberikan regimen terapi
Terapi Triple. Secara historis Quadripel yaitu: PPI 2x sehari,
regimen terapi eradikasi yang Bismuth subsalisilat 4x2 tab, MNZ
pertama digunakan adalah: bismuth, 4x250, Tetrasiklin 4x500, bila
metronidazole, tetrasiklin. Regimen bismuth tidak tersedia diganti
triple terapi (PPI 2x1, Amoxicillin dengan triple terapi. Bila belum
2x1000, klaritromisin 2x500, berhasil, dianjurkan kultur dan tes
metronidazole 3x500, tetrasiklin sensitivitas.
4x500) dan yang banyak digunakan
saat ini: TINDAKAN OPERASI
1. Proton pump inhibitor (PPI) 2x1 Tindakan operasi
5, 6, 9, 10
+ Amoksisilin 2 x 1000 + dilakukan pada keadaan:
Klaritromisin 2x500 1. Elektif (gagal pengobatan/
2. PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + ulkus refrakter)
Claritromisin 2x500 (bila alergi 2. Darurat (komplikasi:
penisilin) perdarahan, perforasi, stenosis
3. PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + pilorik)
Amoksisilin 2x 1000 3. Ulkus lambung dengan
4. PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + keganasan
Tetrasiklin 4x500 bila alergi Terdapat tiga tindakan
terhadap klaritromisin dan operasi yang dilakukan pada ulkus
penisilin lambung, yaitu: highly selective
Lama pengobatan eradikasi HP 1 vagotomy (HSV), vagotomi dan
minggu (esomesoprazol), 5 hari drainage, vagotomi dan
rabeprazole. Ada anjuran lama gastrectomi distal.
pengobatan eradikasi 2 minggu, Highly Selective Vagotomy
untuk kesembuhan ulkus, bisa Highly selective vagotomy
dilanjutkan pemberian PPI selama (HSV), juga disebut vagotomi sel
3-4 minggu lagi. Keberhasilan parietal atau vagotomi gastric
eradikasi sebaiknya di atas 90%. proximal, aman (risiko mortalitas
Efek samping triple terapi 20-30%. < 0.5%) dan menyebabkan efek
Kegagalan pengobatan eradikasi samping yang minimal. Operasi
biasanya karena timbulnya efek ini memutuskan suplai nervus
samping dan compliance dan vagus ke 2/3 proksimal dari
resisten kuman. Infeksi dalam lambung, dimana pada dasarnya
waktu 6 bulan pasca eradikasi terletak sel parietal. Sedangkan
biasanya suatu rekurensi denfan innervasi vagus ke antrum,
infeksi kuman lain. pylorus, dan abdmoninal viscera
Tujuan eradikasi HP adalah tetap dipertahankan.Tidak
mengurangi keluhan/gejala, adekuatnya innervasi ke daerah
tersebut karena kesalahan teknik diakui berhasil untuk operasi
operasi dapat mengakibatkan terhadap penyakit ulkus peptikum
penekanan asam tidak adekuat dan dengan komplikasi. Ini telah
insiden tinggi terjadinya ulkus dikatakan sebagai operasi yang
rekuren. HSV menurunkan sekresi berguna untuk mengobati
asam lambung sekitar 65-75%, perdarahan duodenum dan ulkus
yang sebanding dengan lambung, perforasi duodenum dan
dilakukannya truncal vagotomi ulkus lambung, dan obstruksi
dan obat-obat supresi asam. duodenum dan ulkus lambung
Pengosongan lambung terhadap (tipe II dan III). 9, 10
makanan biasa umumnya normal Gastrojejunostomi adalah
pada pasien setelah vagotomi sel pilihan terbaik pada pasien dengan
parietal. Pengosongan cairan dapat obstruksi gastic outlet atau
normal atau meningkat karena penyakit berat pada duodenum
penurunan compliance proximal. Anastomosis dilakukan
berhubungan dengan kehilangan antara proksimal jejenum dan
relaksasi reseptif dan akomodasi. bagian dari curvatura mayor
HSV tidak dilakukan sebagai lambung, salah satunya antecolic
pengobatan untuk tipe II (gastric atau retrocolic. Di sisi lain,
dan duodenal) dan III (prepyloric) pyloroplasti berguna pada
ulkus lambung karena beberapa pasien yang
hipergastrinemia yang disebabkan membutuhkan pyloroduodenotomi
oleh obstruksi gastic outlet dan untuk menangani komplikasi
antrum statis. 6,9 ulkus (perdarahan ulkus duodenal
Vagotomi dan Drainage posterior), pada scar fokal atau
Truncal vagotomi dan terbatas pada daerah pyloric, atau
pyloroplasti, dan truncal vagotomi ketikan gastrojejunostomi sulit
dan gastrojejunostomi adalah dilakukan. Pyloroplasti yang
prosedur dari vagotomi dan umum terjadi adalah tipe Hieneke-
drainage (V+D). Bagaimanapun, Mikulicz, yang menutup insisi
vagotomi selektif dan drainage, transpyloric longitudinal secara
dan HSV dan gastrojejunostomi transversal. Teknik lainnya yang
dapat digunakan untuk operasi digunakan termasuk Finney dan
ulkus pada pasien tertentu. Jaboulay pyloroplasti. 9
Keuntungan dari V+D karena Vagotomi dan Antrectomi
aman dan dapat dilakukan dengan Keuntungan dari vagotomi
cepat oleh dokter bedah dan antrectomi (V+A) adalah
berpengalaman. Kerugiannya risiko rendah terjadinya
karena efek sampingnya (10% kekambuhan ulkus dan penerapan
pasien mengalami dumping atau operasi pada pasien dengan ulkus
diare), dan 10% dengan rata-rata peptikum dengan komplikasi
ulkus rekuren. Selama vagotomi (perdarahan duodenum dan ulkus
truncal, perawatan harus dilakukan lambung, obstruksi ulkus
agar tidak terjadi perforasi peptikum, ulkus lambung yang
esofagus, yang berpotensi tidak sembuh, dan ulkus rekuren).
menyebabkan kematian. Tidak Kerugian dari V+A adalah operasi
seperti HSV, V+D secara luas ini memilki mortalitas tinggi
dibandingkan dengan HSV atau - Perdarahan : hematemesis/ melena
V+D. Setelah antrectomi, dengan tanda syok apabila
gastrointestinal disambung perdarahan masif dan perdarahan
kembali, baik melalui Billroth I tersembunyi
gastroduodenostomi atau Billroth - Anemia : Anemia dapat terjadi
II loop gastrojejunstomi. 6, 9, 10 apabila terjadi kekurangan daraha
Distal Gastrectomi berlebihan dan anemia kronik
Gastrectomi distal tanpa - Perforasi : nyeri perut menyeluruh
vagotomi (biasanya sekitar 50% sebagai tanda peritonitis
gastrectomi termasuk dengan - Gastric Outlet Obstruction :
ulkus) secara tradisional menjadi keluhan pasien akibat komplikasi ini
prosedur pilihan untuk ulkus berupa cepat kenyang, muntah
lambung tipe I. Rekonstruksi dapat berisi makanan tak tercerna, mual,
dilakukan Billroth I atau Billroth sakit perut setelah makan/ post
II. Vagotomi trunkal ditambahkan prandial, berat badan menurun.
untuk tipe II dan II ulkus lambung, Obstruksi yang terjadi akibat
atau jika pasien diyakini berisiko peradangan daerah peri pilorik
untuk ulkus rekuren dan harus timbul odema, spasme. Bisa
dipertimbangkan jika rekonstruksi obstruksi permanen akibat fibrosis
Billroth II dimaksud. Walaupun dari suatu tukak sehingga
tidak secara rutin digunakan untuk mekanisme pergerakan antro
pengobatan bedah untuk ulkus duodenal terganggu.
peptikum, gastrectomi subtotal Komplikasi Pasca Operasi: 1,9, 10
(75% gastrectomi distal) tanpa - Obstruksi loop aferent (Billroth II),
vagotomi dapat menjadi pilihan - Bile reflux gastritis,
untuk pasien ulkus peptikum. - Dumping syndrome (pengosongan
Diseksi periesofagus dihindari lambung menjadi cepat dengan
(vagotomi tidak perlu jika 75% abdominal distress),
gastrectomi dilakukan), dan - Postvagotomy diare,
diseksi periduodenal - Bezoar,
diminimalkan (Billroth II adalah - Anemia (iron, B12, malabsorpsi
rekonstruksi pilihan). Akhirnya, folat),
ulkus lambung bersamaan (tipe II - Malabsorption,
atau III) direseksi. Bagaimanapun, - Osteomalacia and osteoporosis
gastrectomi subtotal jarang (malabsorpsi vitamin D and Ca),
merupakan pilihan operasi dan
pertama pada pasien dengan ulkus - Gastric remnant carcinoma.
duodenal, sejak vagotomi dan
antrectomi memiliki tingkat XI. PROGNOSIS
rekurensi rendah, kurang aman, Prognosis tergantung dari
dan memiliki banyak efek perjalanan penyakit dan komplikasi yang
samping. 2, 9, 10 terjadi. Kebanyakan pasien berhasil
diobati dengan eradikasi infeksi H pylori,
X. KOMPLIKASI menghindari NSAID, dan penggunaan
Komplikasi yang dapat timbul yang tepat terapi anti sekresi. Eradikasi
pada umumnya : 5, 9, 10 infeksi H pylori menurunkan tingkat
kekambuhan ulkus 60-90% menjadi jilid I edisi V. Jakarta:
sekitar 10-20%. 8 InternaPublishing; 2009. hal. 513-27.
Tingkat mortalitas dari ulkus 6. Townsend CM, David R, Mark B,
peptikum, yang telah menurun dalam Mattox Kenneth. Sabiston textbook of
beberapa dekade terakhir, sekitar 1 surgery 17th edition. Philadelphia:
kematian per 100,000 kasus. Jika suatu Elsevier Saunders; 2004. p. 1279- 96.
pertimbangan semua pasien dengan 7. Aro Pertti. Storstrubb Tom. Peptic
ulkus duodenum, tingkat mortalitas ulcer disease in a general adult
karena perdarahan ulkus sekitar 5%. population. USA: America Journal of
Selama 20 tahun terakhir, tingkat Epidemiology; 2006. p. 3-8.
mortalitas pada perdarahan ulkus tidak 8. Anand BS. Peptic ulcer disease.
berubah walaupun muncul histamin-2 [online]. Update: June 20th 2011.
reseptor antagonis (H2RAs) dan PPI. [cited October 28th 2011]. Available
Bagaimanapun, bukti dari meta- analisis from URL :
dan studi lain telah menunjukkan http://emedicine.medscape.com/article
penurunan tingkat mortalitas dari /181753-overview#showall
perdarahan ulkus peptikum ketika PPI 9. Burnicardi Charles. Schwartzs
intravena digunakan setelah terapi principles of surgery eighty edition.
endoskopi berhasil. 8 United States: McGraw-Hill
companies; 2004. p. 38- 69.
DAFTAR PUSTAKA 10. Souba Wiley, Fink Mitchell,
Jurkovich Gregory. ACS surgery:
principles & practice, 2007 edition.
1. Del John. Peptic ulcer disease and UK: WebMD Inc; 2007. p. 5-8.
related disorders. In: Kasper DL,
Braunwald E, et al (eds). Harrisons
principles of internal medicine 16th
editions. United States: McGraw-Hill
Companies; 2005. p. 1746- 56.
2. Price Sylvia, Wilson Lorraine.
Gangguan lambung dan duodenum.
Dalam: Glenda Lindseth.
Patofisiologi: Konsep klinis proses-
proses penyakit Volume 6. Jakarta:
EGC; 2002. hal. 423- 31.
3. Keshav Satish. The gastrointestinal
system at a glance 1st ed. British:
Blackwell Science Ltd; 2004. p. 20-3;
72-3.
4. Sherwood, Lauralee. Fisiologi
Manusia dari sel ke sistem edisi 2.
Jakarta: EGC; 1996. Hal. 551- 2; 556-
9.
5. Tarigan Pengarapen, Akil HAM.
Tukak gaster dan tukak duodenum.
Dalam: Sudoyo Aru, Alwi Idrus dkk
editor. Buka ajar ilmu penyakit dalam
GASTROPATI NSAID dekade keenam. Di Amerika Serikat,
BAB I diperkirakan 13 juta orang menggunakan
NSAID secara teratur. Sekitar 70 juta resep
PENDAHULUAN ditulis setiap tahun, dan 30 miliar NSAID
dijual setiap tahun. Dengan meluasnya
Gastropati merupakan kelainan pada penggunaan NSAID telah mengakibatkan
mukosa lambung dengan karakteristik peningkatan prevalensi terjadi gastropati
perdarahan subepitelial dan erosi. Salah satu NSAID.2,3,4
penyebab dari gastropati adalah efek dari II. FAKTOR RISIKO2,3,5
NSAID (Non steroidal anti inflammatory Beberapa faktor risiko gastropathy NSAID
drugs) serta beberapa faktor lain seperti meliputi:
alkohol, stres, ataupun faktor kimiawi. - usia lanjut >60 tahun
Gastropati NSAID dapat memberikan keluhan - Riwayat pernah menderita tukak
dan gambaran klinis yang bervariasi seperti - Riwayat perdarahan saluran cerna
dispepsia, ulkus, erosi, hingga perforasi.1,2 - Digunakan bersama-sama dengan
Di Indonesia, Gastropati NSAID steroid
merupakan penyebab kedua gastropati setelah - Dosis tinggi atau menggunakan 2 jenis
Helicobacter pylori dan penyebab kedua NSAID
perdarahan saluran cerna bagian atas setelah - Menderita penyakit sistemik yang
ruptur varises oesophagus.1 Menurut data dari berat
Moskow Ilmiah Lembaga Penelitian Mungkin sebagai faktor risiko
Gastroenterology, pengobatan dengan NSAID - Bersama-sama dengan infeksi
menyebabkan gastritis akut dalam 100% kasus Helicobacter pylory
dalam satu minggu setelah awal pengobatan. - Merokok
Lesi erosif gastrointestinal terjadi pada 20- - Meminum alkohol
40% pasien, yang menerima secara teratur III. FISIOLOGI LAMBUNG
NSAID. Sekali atau untuk perawatan waktu
yang lama dengan tukak lambung NSAID Lambung adalah organ berbentuk J,
menyatakan di 12-30%, dan ulkus duodenum - terletak pada bagian superior kiri rongga
di 2-19%.2 abdomen dibawah diafragma. Semua bagian,
Para pasien dengan rheumatoid arthritis kecuali sebagian kecil, terletak sebelah kiri
yang mengambil NSAID secara jangka garis tengah. Ukuran dan bentuk setiap
panjang, komplikasi yang terkait dengan risiko individu bervariasi. Secara anatomi, lambung
GI perdarahan dan kematian perkiraan 1,3- terdiri dari kardia, fundus, korpus, dan pilorus.
1,6% per tahun. Hal ini membuat Fungsi lambung antara lain, penyimpanan
kemungkinan untuk menyimpulkan bahwa makanan, produksi kimus, digesti protein,
pada pasien dengan rheumatoid arthritis produksi mucus dan produksi faktor intrinsik,
masalah gastrointestinal adalah salah satu suatu glikoprotein yang disekresi sel
komplikasi yang paling sering dari perawatan parietal.6,7
penyakit.2 Sekresi kelenjar lambung menurut bagian-
bagian histologi lambung :6
I. EPIDEMIOLOGI/INSIDEN KASUS
1) Kelenjar kardia hanya mensekresi
mukus
Penyakit ini tersebar diseluruh dunia
2) Kelenjar fundus-korpus terdiri dari sel
dengan prevelensi berbeda tergantung pada
utama (chief cell) mensekresi
sosial ekonomi,demografi dan dijumpai lebih
pepsinogen, Sel parietal mensekresi
banyak pada pria usia lanjut dan kelompok
asam klorida (HCl) dan faktor intrinsik,
sosial ekonomi rendah dengan puncak pada
serta sel leher mukosa mensekresi
mukus.
3) Kelenjar pilorus di antrum pilorus
mensekresi mukus dan gastrin.
Tahap-tahap fisiologi sekresi HCl lambung,
terdiri dari 3 tahap :6,7
1) Tahap sefalik, diinisiasi dengan
melihat, merasakan, membaui, dan
menelan makan, yang dimediasi oleh
aktivitas vagal. Hal ini mengakibatkan
kelenjar gastrik menyekresi HCL,
pepsinogen, dan menambah mukus.
2) Tahap gastrik meliputi stimulasi
reseptor regangan oleh distensi
lambung dan dimediasi oleh impuls
vagal serta sekresi gastrin dari sel
endokrin (sel G) di kelenjar-kelenjar
antral. Sekresi Gastrin dipicu oleh
asam amino dan peptida di lumen dan
mungkin distimulasi vagal.
3) Tahap intestinal terjadi setelah kimus
meninggalkan lambung dan memasuki
proximal usus halus yang memicu
faktor dan hormon. Sekresi lambung
distimulasi oleh sekresi gastrin
duodenum, melalui sirkulasi menuju Gambar 1. Mekanisme sekresi asam lambung
lambung. Sekresi dihambat oleh dan faktor-faktor yang mempengaruhi7
hormon-hormon polipeptida yang
dihasilkan duodenum jika PH di bawah Semua signal yang menyebabkan
2 dan jika ada makanan berlemak. aktivasi pompa proton pada sel parietal
Hormon-hormon ini meliputi gastric meliputi, asetilkolin dihasilkan dari aferen
inhibitory polipeptide (GIP), sekretin, chepalic-vagal atau vagal lambung,
kolesistokinin dan hormon pembersih menstimulasi sel-sel parietal melalui reseptor
enterogastron. 3 kolinergik-muskarinik menghasilkan
peningkatan Ca2+ sitoplasma dan berakibat
aktivasi pompa proton. Gastrin mengaktivasi
reseptor gastrin sehingga mengningkatkan
Ca2+ sitoplasma dalam sel parietal. sel-sel
Enterochromaffin-like (ECF) memainkan
peranan sentral, gastrin dan aferen vagal
menginduksi pelepasan histamin dari sel-sel
ECL, yang mana histamin akan menstimulasi
reseptor H2 pada sel-sel parietal. Cara ini
dianggap paling penting untuk aktivasi pompa
proton. Aktivasi beberapa reseptor pada
permukaan sel parietal menghambat produksi
asam. Reseptor tersebut meliputi reseptor
somatostatin, prostaglandin seri E, dan faktor vasodilatasi dari prostaglandin E dan I
pertumbuhan epidermal.6 akan meningkatkan aliran darah
mukosa. Obat-obat yang menghambat
Sistem Pertahanan Mukosa7 sintesis prostaglandin, misalnya
Untuk penangkal iritasi tersedia sistem NSAID akan menurunkan sitoproteksi
biologi canggih, dalam mempertahankan dan memicu perlukaan mukosa
keutuhan dan pembaikan mukosa lambung bila lambung dan ulserasi.
timbul kerusakan. Sistem pertahan mukosa Faktor pertumbuhan :Beberapa faktor
gastrodeudonal terdiri dari 3 rintangan yaitu : pertumbuhan memegang peran
pre-epitel, epitel dan sub-epitel seperti : EGF, FGF, TGF dalam
membantu proses pemulihan.
Lapisan pre-epitel : Lapisan sub-epitel :
Sekresi mukus : lapisan tipis pada Aliran darah (mikrosirkulasi) yang
permukaan mukosa lambung. Cairan berperan mengangkut nutrisi, oksigen
yang mengandung asam dan pepsin dan bikarbonat ke epitel sel.
keluar dari kelenjar lambung melewati Ekstravasasi leukosit yang merangsang
lapisan permukaan mukosa dan reaksi inflamasi jaringan.
memasuki lumen lambung secara
langsung tanpa kontak langsung
dengan sel-sel epitel permukaan
lambung.
Sekresi bikarbonat : sel-sel epitel
permukaan lambung mensekresi
bikarbonat ke zona batas adhesi mukus,
membuat PH mikrolingkungan netral
pada perbatasan dengan sel epitel..
Active surface phospholipid yang
berperan untuk meningkatkan
hidrofobisitas membrane sel dan
meningkatkan viskositas mucus.
Lapisan epitel :
Kecepatan perbaikan mukosa yang
rusak dimana terjadi migrasi sel-sel
yang sehat ke daerah yang rusak untuk
pembaikan
Pertahanan seluler yaitu kemampuan
untuk memelihara electrical gradient
dan mencegah pengasaman sel
Kemampuan transporter asam basa Gambar 2. Komponen pertahanan dan
untuk mengangkut bikarbonat ke pembaikan mukosa gastrduodenal7
dalam lapisan mukus dan jaringan
subepitel dan untuk mendorong asam IV. PATOMEKANISME GASTROPATI
keluar jaringan. NSAID
Prostaglandin merangsang produksi
mukus dan bikarbonat, yang mana Mekanisme NSAID menginduksi
akan menghambat sekresi asam sel traktus gastrointestuinal tidak sepenuhnya
parietal. Disamping itu, aksi dipahami. Dalam sebuah referensi, NSAID
merusak mukosa lambung melalui 2 aliran darah menurun dan menyebabkan
mekanisme yaitu tropikal dan sistemik. nekrosis epitel.4
Kerusakan mukosa secara tropikal terjadi
karena NSAID bersifat asam dan lipofili,
sehingga mempermudah trapping ion
hydrogen masuk mukosa dan menimbulkan
kerusakan. Efek sistemik NSAID lebih penting
yaitu kerusakan mukosa terjadi akibat
produksi prostaglandin menurun secara
bermakna. Seperti diketahui prostaglandin
merupakan substansi sitoprotektif yang amat
penting bagi mukosa lambung. Efek
sitoproteksi itu dilakukan dengan cara menjaga
aliran darah mukosa, meningkatkan sekresi
mukosa dan ion bikarbonat dan meningkakan
epitel defensif. Ia memperkuat sawar mukosa
lambung duodenum dengan meningkatkan
kadar fosfolipid mukosa sehingga
meningkatkan hidrofobisitas permukaan
mukosa, dengan demikian
mencegah/mengurangi difusi balik ion
hidrogen. Selain itu, prostaglandin juga
menyebabkan hiperplasia mukosa lambung
duodenum (terutama di antara antrum
lambung), dengan memperpanjang daur hidup
sel-sel epitel yang sehat (terutama sel-sel di
permukaan yang memproduksi mukus), tanpa
meningkatkan aktivitas proliferasi.3
Elemen kompleks yang melindungi
mukosa gastroduodenal merupakan
Gambar 3. Mekanisme NSAID
prostaglandin endogenous yang di sintesis di
mempengaruhi mukosa lambung5
mukosa traktus gastrointestinal bagian atas.
COX (siklooksigenase) merupakan tahap
Penghambatan COX oleh NSAID ini
katalitikator dalam produksi prostaglandin.
lebih lanjut dikaitkan dengan perubahan
Sampai saat ini dikenal ada dua bentuk COX,
produksi mediator inflamasi. Sebagai
yakni COX-1 dan COX-2. COX-1 ditemukan
konsekuensi dari penghambatan COX-2,
terutama dalam gastrointestinal,
terjadi sintesis leukotrien yang disempurnakan
ginjal,endotelin,otak dan trombosit : dan
dapat terjadi oleh shunting metabolisme asam
berperan penting dalam pembentukan
arakidonat terhadap-lipoxygenase jalur
prostaglandin dari asam arakidonat. COX-2
5. Leukotrien yang memberikan kontribusi
pula ditemukan dalam otak dan ginjal yag juga
terhadap cedera mukosa lambung dengan
bertanggungjawab dalam respon inflamasi.
mendorong iskemia jaringan dan
Endotel vaskular secara terus-menerus
peradangan. Peningkatan ekspresi molekul
menghasilkan vasodilator prostaglandin E dan
adhesi seperti molekul adhesi antar sel-1 oleh
I yang apabila terjadi gangguan atau hambatan
mediator pro-inflamasi seperti tumor necrosis
(COX-1) akan timbul vasokonstriksi sehingga
factor- mengarah ke peningkatan adheren dan
aktivasi neutrofil-endotel. Wallace
mendalilkan bahwa pengaruh NSAID terhadap muntah memiliki lesi minimal pada studi
neutrofil adheren mungkin berkontribusi endoskopi. Sementara pasien dengan keluhan
terhadap patogenesis kerusakan mukosa tidak ada ataupun ringan GI memiliki lesi erosi
lambung melalui dua mekanisme utama: (i) mukosa parah dan ulcerating. Perkembangan
oklusi microvessels lambung oleh penyakit berbahaya tersebut dapat
microthrombi menyebabkan aliran darah menyebabkan pasien dengan komplikasi
lambung berkurang dan kerusakan sel iskemik, mematikan.2
(ii) meningkatkan pembebasan dari radikal 30-40% dari pasien yang menggunakan
bebas yang berasal-oksigen. Oksigen radikal NSAID secara jangka panjang (> 6 minggu),
bebas bereaksi dengan poli asam lemak tak memiliki keluhan dispepsia yang tidak dalam
jenuh dari mukosa menyebabkan peroksidasi korelasi dengan hasil studi endoskopi. Hampir
lipid dan kerusakan jaringan. NSAID tidak 40% dari pasien dengan tidak ada keluhan GI
hanya merusak perut, tetapi dapat telah luka parah mengungkapkan pada studi
mempengaruhi saluran pencernaan seluruh endoskopi, dan 50% dari pasien dengan
dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi keluhan GI memiliki integritas mukosa
ekstraintestinal parah seperti kerusakan ginjal normal.2
sampai gagal ginjal akut pada pasien yang Gastropati NSAID dapat diungkapkan
memiliki faktor risiko, retensi natrium dan dengan tidak hanya dispepsia tetapi juga
cairan, hipertensi arterial, dan, kemudian, dengan gejala sakit, juga mungkin memiliki
gagal jantung.5,8 onset tersembunyi dengan penyebab
mematikan seperti ucler perforasi dan
perdarahan.7
VI. DIAGNOSIS
Gambar 16. Salah satu bentuk nidasi Karsinoma gaster berasal dari
keganasan pada esofagus. (sumber dari: perubahan epitel pada membran mukosa gaster,
http://www.riversideonline.com/source/image yang berkembang pada bagian bawah gaster,
s/image_popup/c7_esophageal_cancer.jpg) sedangkan pada atrofi gaster didapatkan
bagian atas gaster dan secara multisenter.
II.3.6.2 Keganasan Pada Gaster Bentuk benturk dari karsinoma gaster, antara
lain:
Salah satu keluhan yang diutamakan 1. Seperempatnya berasal dari propia
oleh pasien dengan keganasan pada gaster yang berbentuk fungating dan tumbuh
adalah hematemesis (7%) sehingga menjadi ke lumen sebagai massa.
faktor terjadinya perdarahan saluran cerna 2. Seperempatnya berbentuk tumor yang
bagian atas. Hal ini tidak lepas dari bentuk berulserasi.
patologi dari keganasan gaster serta lokasi 3. Massa yang tumbuh melalui dinding
tumbuhnya keganasan tersebut dalam lumen menginvasi lapisan otot.
gaster. 4. Penyebarannya melalui dinding yang
Keganasan atau karsinoma gaster yang dicemari penyebaran pada permukaan
paling sering ditemukan adalah (8%).
adenokarsinoma (90 99%), sedangkan jenis 5. Berbentuk linitisplastika (10 15%).
yang lain berupa limfoma, leiomiosarkoma, (Julius, 2007)
adenoxanthoma, dan lainnya cukup jarang
ditemukan. Kebanyakan lokasi karsinoma
terletak pada daerah antropilorik dengan
kurvatura minor lebih sering daripada
kurvatura mayor.
II.5 Tatalaksana Perdarahan Saluran
Cerna Bagian Atas
Postoperatif 1)
Barbara LB, Douglas JT. Acute
Gastrointestinal Hemorrhage. In:Courtney
Hipotensi dan syok biasanya terjadi
MT et al, editor. Sabiston textbook of
akibat kehilangan darah, tetapi tergantung dari
surgery 17ed. Pennsylvania: Elsevier
tingkat perdarahan dan respon pasien. Syok
Saunders; 2004. p. 1256-1261
dapat mempresipitasi infark miokard, kelainan 2)
F. Charles B.Small intestine. In : Stanley
cerecrovaskular, gagal ginjal dan gagal hati.
WA. E book Schwartzs principles of
Azotemia biasanya muncul pada pasien
Surgery 8 ed. New York : Mc Graw Hill.
dengan perdarahan saluran cerna.13
2004.
3)
F. Charles B.Colon, Rectum, and anus. In :
Komplikasi pembedahan
Kelli MB. E book Schwartzs principles of
Surgery 8 ed. New York : Mc Graw Hill. http://emedicine.medscape.com/article/8020
2004. 64 Accessed in : April 21st, 2010
4) 15)
F. Charles B.The Appendix. In : David HB. Anynomous. Rectal Bleeding. Emedicine
E book Schwartzs principles of Surgery 8 ed. Health.2010. Available from :
New York : Mc Graw Hill. 2004. http://www.emedicinehealth.com/rectal_ble
5)
Michael JZ, Stanley WA. Diverticulosis eding/article_em.htm#Rectal%20Bleeding
Disease of the Colon. E book Maingots %20Overview Accessed in : April 21st, 2010
abdominal surgery 11th ed. New York : 16)
Anynomous. Gastrointestinal Bleeding.
McGraw Hill. 2007 Emedicine Health.2010. Available from :
6)
Michael JZ, Stanley WA. Crohns Disease. E http://www.emedicinehealth.com/gastrointe
book Maingots abdominal surgery 11th ed. stinal_bleeding Accessed in : April 21st,
New York : McGraw Hill. 2007 2010
7) 17)
Michael JZ, Stanley WA.Ulcerative Colitis. Rome J, J Thomas L, Anne CT. Etiology of
E book Maingots abdominal surgery 11th ed. lower gastrointestinal bleeding in adults.
New York : McGraw Hill. 2007 2010. Available from :
8)
Michael JZ, Stanley WA. Tumors of the http://www.utdol.com/patients/content/topic
Small Intestine. E book Maingots .do?topicKey=~hakksDf4t24eq Accessed
abdominal surgery 11th ed. New York : in : April 21st, 2010
18)
McGraw Hill. 2007 Bounds BC, Friedman LS. Lower
9)
Michael JZ, Stanley WA. Tumors of the gastrointestinal bleeding. Gastroenterol Clin
Colon. E book Maingots abdominal surgery North Am. 2003 Dec;32(4):1107-25.
11th ed. New York : McGraw Hill. 2007 19)
Irfan A. Penanganan Kasus
10)
Michael JZ, Stanley WA. Benign Disorders Kegawatdaruratan dalam Penyakit
of the Anorectum (Pelvic Floor, Fissures, Lambung dan Pencernaan.. National
Hemorrhoids, and Fistulas). E book Cardivascular Center Harapan Kita.2007.
Maingots abdominal surgery 11th ed. New Available from :
York : McGraw Hill. 2007 http://www.pjnhk.go.id/index.php?option
=com_content&task=view&id=192&Item
id=31 Accessed in : April 22nd, 2010
20)
Haile T. Debas. Small and Large Intestine
In: Gastrointestinal Surgery
Pathophysiology and Management. New
11)
Gavin F. Chico. Lower Gastrointestinal York: Springer-Verlag; 2004. Pg 262
Bleeding. Emedicine. 2009. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/1884 21 Lindenauer PK and Terdiman JP:
78 Accessed in : April 21st, 2010 Acute gastrointestinal bleeding.
12)
Burt C. Lower Gastrointestinal Bleeding, 22 Djumhana A;Hadi S;Abdurachman
Surgical Treatment. 2009. Available from : SA;Wijojo J;Saketi R: Upper GI
http://emedicine.medscape.com/article/1952 bleeding in Hasan
46 Accessed in : April 21st, 2010 23 Sadikin Hospital during 1996 1998 .
13)
Atit R. Gastrointestinal Bleeding, Lower: Analysis of 605 cases. Workshop on
Imaging. Emedicine. 2009. Available from : Therapeuetic
http://emedicine.medscape.com/article/4178 24 Endoscopy .Hong Kong 1998
58 Accessed in : April 21st, 2010 25 Galley HF;Webster NR;Lawler
14)
Renee YH. Pediatrics, Gastrointestinal PGP;Soni N;Singer M:Critical care
Bleeding. Emedicine.2009. Available from : Focus 9 Gut.
26 BMJ.Publishing Group . London.2002
27 Krasner N: Gastrointestinal GANGGUAN PSIKOSOMATIK
bleeding.BMJ Publishing Group.
London 1996 II. DEFINISI
28 Elta GH:Approach to the patient with Gangguan psikosomatik ialah gangguan atau
gross gastrointestinal bleeding in penyakit dengan gejala-gejala yang
Yamada T;Alpers menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya
29 DH;Kaplowitz N;Laine L;Owyang hubungan yang erat antara suatu peristiwa
C;Powell DW eds: Text Book of psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-
Gastroenetrology 4 gejala tersebut. Ada juga yang memberikan
30 edition.Lippincot William & Wilkins. batasan bahwa gangguan psikosomatik
Philadelphia.2003 merupakan suatu kelainan fungsional suatu
31 Rockey DC: Gastrointestinal bleeding alat atau sistem organ yang dapat dinyatakan
in Feldman M;Friedman LS;Sleisenger secara obyektif, misalnya1 adanya spasme,
MH eds: hipo atau hipersekresi, perubahan konduksi
32 Sleisenger & Fordtrans saraf dan lainlain.
Gastrointestinal and Liver Disease 7 Keadaan ini dapat disertai adanya
edition. WB organik/struktural sebagai akibat gangguan
33 Sauders.Philadelphia.2002 fungsional yang sudah berlangsung lama.1
34 Gilbert DA;Silverstein FE: Acute Menurut JC. Heinroth yang dimaksud dengan
upper gastrointestinal bleeding in gangguan psikosomatik ialah adanya
SivaK MV gangguan psikis dan somatik yang menonjol
35 ed :Gastroenetrologic endoscopy.WB dan tumpang tindih. Berdasarkan pengertian
Sauders.Philadelphia. 2000 dan kenyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
36 Work shop perdarahan saluran cerna. yang dimaksud dengan gangguan
Hotel Horison Bandung. April 2002 psikosomatik adalah gangguan atau penyakit
37 http://referensikedokteran.blogspot.co yang ditandai oleh keluhan-keluhan psikis dan
m/2010/07/referat-perdarahan-saluran- somatik yang dapat merupakan kelainan
cerna-bagian.html fungsional suatu organ dengan ataupun tanpa
gejala objektif dan dapat pula bersamaan
dengan kelainan
organik/ struktural yang berkaitan dengan
stressor atau peristiwa psikososial tertentu.1
Gangguan fungsional yang ditemukan
bersamaan dengan gangguan struktural
organis dapat berhubungan sebagai berikut:
Gangguan fungsional yang lama dapat
menyebabkan atau mempengaruhi timbulnya
gangguan struktural seperti asma bronchial,
hipertensi, penyakit jantung koroner, arthritis
rheumatoid dan lain-lain
Gangguan atau kelainan struktural dapat
menyebabkan gangguan psikis dan
menimbulkan gejala-gejala gangguan
fungsional seperti pada pasien penyakit
jantung, penyakit kanker, gagal ginjal dan lain-
lain.
gangguan fungsional dan struktural organik koordinasi antara simpatik dan parasimpatik
berada bersamaan oleh sebab yang berbeda.1 sudah tidak ada lagi dan amfotoni
Dalam kenyataannya, di klinik jarang sekali bila gejala hipertoni simpatik dan parasimpatik
faktor psikis/emosi seperti frustasi, konflik, terjadi silih berganti.1
ketegangan dan sebagainya dikemukakan b. Gangguan Konduksi Impuls Melalui
sebagai keluhan utama oleh pasien. Justru Neurotransmitter
keluhan keluhan fisis yang beraneka ragam Gangguan konduksi ini disebabkan adanya
yang selalu ditonjolkan oleh pasien. Keluhan- kelebihan atau kekurangan neurotransmitter di
keluhan yang dirasakan pasien umumnya presinaps atau adanya gangguan sensitivitas
terletak di bidang penyakit dalam seperti pada reseptor-reseptor postsinaps. Beberapa
keluhan sitem kardiovaskuler, sistem neurotransmitter yang telah diketahui berupa
pernapasan, saluran cerna, saluran urogenital, amin biogenik antara lain noradrenalin,
dan sebagainya. 2 dopamine, dan serotonin.13
Keluhan-keluhan tersebut adalah manifestasi c. Hiperalgesia Alat Viseral
adanya ketidakseimbangan sistem saraf Meyer dan Gebhart (1994) mengemukakan
otonom vegetatif, seperti sakit kepala, pusing, konsep dasar terjadinya gangguan fungsional
serasa mabuk, cenderung untuk pingsan, pada organ visceral yaitu adanya visceral
banyak keringat, jantung berdebar-debar, hyperalgesia. Keadaan ini mengakibatkan
sesak napas, gangguan pada lambung, dan respon reflex yang berlebihan pada beberapa
usus, diare, anoreksia, kaki dan tangan dingin, bagian alat visceral tadi. Konsep ini telah
kesemutan, merasa panas atau dingin seluruh dibuktikan pada kasus-kasus non-cardiac
tubuh dan banyak lagi gejala lainnya.1 chest pain, non-ulcer
dyspepsia dan irritable bowel syndrome.1
III. PATOMEKANISME d. Gangguan Sistem Endokrin/Hormonal
Patofisiologi timbulnya kelainan fisis yang Perubahan-perubahan fisiologi tubuh yang
berhubungan dengan gangguan psikis/emosi disebabkan adanya stress dapat terjadi akibat
belum seluruhnya dapat diterangkan namun gangguan sistem hormonal. Perubahan
sudah terdapat banyak bukti dari hasil tersebut terjadi melalui hypothalamic-
penelitian para ahli yang dapat dijadikan pitutary-adrenal axis (jalur hipotalamus-
pegangan. Gangguan psikis/konflik emosi pituitari-adrenal). Hormone yang berperan
yang menimbulkan gangguan psikosomatik pada jalur ini antara lain: hormon pertumbuhan
ternyata diikuti oleh perubahan-perubahan (growth hormone), prolactin, ACTH,
fisiologis dan biokimia pada tubuh seseorang. katekolamin.1
Perubahan fisiologi ini berkaitan erat dengan e. Perubahan dalam Sistem Imun
adanya gangguan pada sistem saraf autonom Perubahan tingkah laku dan stress selain dapat
vegetatif, sistem endokrin dan sistem imun.1 mengaktifkan sistem endokrin melalui
Patofisiologi gangguan psikosomatik dapat hypothalamus-pituitary axis (HPA) juga dapat
diterangkan melalui beberapa teori sebagai mempengaruhi imunitas seseorang sehingga
berikut: mempermudah timbulnya nfeksi dan penyakit
a. Gangguan Keseimbangan Saraf Autonom neoplastik. Fungsi imun menjadi terganggu
Vegetatif karena sel-sel imunitas merupakan
Pada keadaan ini konflik emosi yang timbul immunotransmitter mengalami berbagai
diteruskan melalui korteks serebri ke sistem perubahan. 1
limbik kemudian hipotalamus dan akhirnya ke Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
sistem saraf autonom vegetatif. Gejala klinis imunitas adalah sebagai
yang timbul dapat berupa hipertoni berikut:
parasimpatik, ataksi vegetatif yaitu bila Kualitas dan kuantitas stress yang timbul
Kamampuan individu dalam mengatasi suatu dioperasi; adiksi terhadap obat-obatan,
stress secara efektif tembakau, dan lain-lain
Kualitas dan kuantitas rangsang imunitas - Faktor psikologik: stress psikologik; keadaan
Lamanya stress jiwa waktu operasi; status dalam keluarga.2
Latar belakang lingkungan sosio-kultural Untuk menentukan gangguan fungsional,
pasien maka anmnesa penting sekali. Bila kita sudah
Faktor pasien sendiri (umur, jenis kelamin, menentukan bahwa penderita itu mempunyai 5
status gizi)14 gangguan fungsional, maka selanjutnya kita
harus menetapkan apakah sebabnya itu
IV. DIAGNOSIS gangguan psikogenik atau non-psikogenik.
Menegakkan diagnosis pasien dengan Apabila kita sudah menduga bahwa hal itu
gangguan psikosomatik tidak berbeda dengan merupakan gangguan psikogenik, sebaiknya
menegakkan diagnosis penyakit lain pada harus dicari juga korelasi antara gejala-gejala
umumnya yaitu dengan cara anamnesis, dan stress psikologik.2
pemeriksaan fisis dan pemeriksaan Lewis memberikan beberapa kriteria untuk
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lain diagnosa gangguan psikomatik:
yang diperlukan. Pada umumnya pasien 1. Gejala-gejala yang didapat mempunyai
dengan gangguan psikosomatik datang ke permulaan, akibat, manifestasi dan jalannya
dokter dengan keluhan somatiknya. Jarang yang sangat mencurigakan akan adanya
sekali keluhan psikis atau konfliknya gangguan psikosomatik
dikeluhkan secara spontan. Keluhan psikis 2. Dengan pemeriksaan fisis dan laboratorium
yang menjadi stressornya baru akan muncul tidak didapati penyakit organik yang dapat
setelah dilakukan anamnesis yang baik dan menyebabkan gejala-gejala (atau sebagian
mendalam. Keluhan somatisnya sangat gejalgejala)
beraneka ragam dan sering berpindah-pindah 3. Adanya suatu stress atau konflik yang
dari satu sistem organ ke organ lain.1 menyukarkan penderita
Gangguan psikosomatik pada orang yang tidak 4. Reaksi penderita terhadap stress ini banyak
stabil, dapat disebabkan bukan saja oleh stress hubungannya dengan gejala-gejala yang
yang luar biasa, tetapi juga oleh kejadian- dikeluhkannya, yaitubahwa gejala-gejala itu
kejadian dan keadaan sehari-hari, umpamanya secara psikosomatik merupakan manifestasi
rumah tangga yang sibuk, terlalu banyak orang badaniah dari konflik atau penyelesaian
di dalam satu rumah, suami atau isteri yang masalah yang tidak memuaskan
tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak 5. Terjadinya stress itu harus mempunyai
mengindahkan keinginan satu sama lain.2 korelasi antara waktu dan timbulnya keluhan,
Untuk itu, penting ditanyakan beberapa bertambah beratnya atau/dan menahunnya
pertanyaan berikut dalam proses anamnesis: penyakit yang ada.2
- Faktor sosial dan ekonomi: kepuasan dalam Tidak semua kriteria harus ada, tetapi apabila
pekerjaan; kesukaran ekonomi; pekerjaan terdapat beberapa kriteria yang sesuai sudah
yang tidak tentu; hubungan dengan keluarga merupakan indikasi kea rah gangguan
dan orang lain; minatnya; pekerjaan yang psikosomatik.1
terburu-buru; kurang terbiasa
- Faktor perkawinan: perselisihan, perceraian, V. JENIS GANGGUAN PSIKOSOMATIK
dan kekecewaan dalam hubungan sexual; Untuk klasifikasi jenis gangguan psikosomatik,
anak-anak yang nakal dan menyusahkan. maka jenis gangguan dibagi menurut organ
- Faktor kesehatan: penyakit-penyakit yang yang paling sering terkena, yaitu gangguan
menahun; pernah masuk rumah sakit; pernah gastrointestinal, gangguan kardiovaskular,
gangguan pernapasan, gangguan endokrin,
gangguan kulit, gangguan muskuloskeletal, Terhadap keluhan-keluhan dispepsia dapat
psikoonkologi. 6 diberikan pengobatan simptomatis seperti
a. Gangguan Gastrointestinal antasida, obat-obat H2 antagonis seperti
1. Dispepsia Fungsional Cimetidin, ranitidine. Obat inhibitor pompa
Merupakan perasaan tidak enak dan sakit pada proton seperti omeprazole, lansoprazole. Yang
daerah epigastrium, sering disebabkan karena tidak kalah pentingnya ialah
kelainan fungsi lambung: melakukan psikoterapi dengan beberapa
sekresi asam lambung yang berlebihan, edukasi dan saran agar dapat mengatasi atau
motilitas dan tonus yang meninggi pada otot- mengurangi stress dan konflik psikososial.3
otot dinding lambung.2 Legarde dan Spiro 2. Konstipasi Psikogenik
(1984) mengatakan bahwa keluhan tidak enak Buang air besar biasanya terjadi setelah timbul
pada perut bagian atas yang bersifat rangsangan di hipotalamus yang diteruskan ke
intermitten sedangkan pada pemeriksaan tidak kolon dan sfingter ani melalui susunan saraf
didapatkan kelainan organis. Gejala-gejala autonom. Pada waktu tertentu kemungkinan
yang sering dikeluhkan pasien berupa rasa rangsangan tersebut tidak timbul. Hal ini dapat
penuh pada ulu hati sesudah makan, kembung, terjadi pada
sering bersendawa, cepat kenyang, anoreksia, seseorang yang sedang murung, kecewa, putus
nausea, vomitus, rasa terbakar pada daerah ulu asa, dan gangguan jiwa lain. Pasien sering
hati dan regurgitasi.3 mempunyai keluhan tidak dapat atau
Peran faktor psikososial pada dispepsia mengalami kesulitan buang air besar. Akibat
fungsional sangat penting karena dapat kelainan tersebut, rangsangan di hipotalamus
menyebabkan hal-hal di bawah ini: ikut menurun sampai tidak ada,
- Menimbulkan perubahan fisiologi saluran sehingga rangsangan di usus besar pun sangat
cerna berkurang. Bila berlangsung terus-menerus
- Perubahan penyesuaian terhadap gejala- akan terjadi atoni kolon dan konstipasi kronik
gejala yang timbul yang selanjutnya disebut konstipasi
- Mempengaruhi karakter dan perjalanan psikogenik. 4
penyakitnya Pengelolaan pasien konstipasi psikogenik
- Mempengaruhi prognosis lebih menitikberatkan pada psikoterapi. Perlu
Rangsangan psikis/emosi sendiri secara pendekatan psikomatik dengan
fisiologi dapat mempengaruhi lambung memperdulikan faktor-faktor psikis sebagai
dengan dua cara: penyebabnya. 4
- Jalur Neurogen: rangsangan konflik emosi 3. Diare Psikogenik
pada korteks serebri mempengaruhi kerja Seseorang yang sedang mengalami
hipotalamus anterior dan selanjutnya ke ketegangan jiwa, sedang emosi, atau sedang
nucleus vagus, dan kemudian ke lambung dalam keadaan stress , hidupnya tidak teratur.
- Jalur Neurohormonal: rangsangan pada Keadaan demikian akan menyebabkan
korteks serebri diteruskan ke hipotalamus terangsangnya hipotalamus terus-menerus
anterior selanjutnya ke hipofisis anterior yang secara tidak teratur. Rangsangan di
mengeluarkan kortikotropin. Hormon ini hipotalamus ini akan diteruskan ke susunan
merangsang korteks adrenal dan kemudian saraf autonom. Susunan saraf yang berulang
menghasilkan hormon adrenal yang kali terangsang ini akan menyebabkan
selanjutnya merangsang produksi asam timbulnya hiperperistaltik kolon, sehingga
lambung.3 bolus makanan terlalu cepat dikeluarkan
Pengobatan melalui pendekatan psikosomatis karena hiperperistaltik tersebut, reabsorpsi air
yaitu dengan memperhatikan aspek-aspek fisik, di kolon8 terganggu, dan timbullah diare. Bila
psikososial, dan lingkungan. 7 terjadi berulang kali, timbul diare kronik.
Keadaan demikian disebut diare psikogenik perubahan suatu reaksi fisiologis yang
kronik. 4 Sifat diare psikogenik pada dihubungkan dengan behavior readiness, oleh
umumnya memperlihatkan sering buang air suatu reaksi neuroviseral; sebagai ganti
besar yang bersifat lembek, hampir tidak aktivitas neuromuscular yang kuat dan
pernah bersifat cair, jarang disertai lender dan volume semenit jantung yang meningkat, serta
darah, dan tidak pernah disertai demam. Diare resistensi pembuluh darah yang meningkat
yang timbul biasanya berlangsung beberapa pula.5
hari, selama masih ada gangguan psikis. 4 Karena sifat etiologi yang multifaktorial,
4. Obesitas kebanyakan pasien membutuhkan terapi
Pada obesitas yang hebat sering didapati faktor kombinasi. Terapi dengan obat seringkali
psikologik. Tidak dapat diterangkan secara perlu diberikan, namun efek samping harus
memuaskan dengan teori: efisiensi otot-otot diperhatikan. Reserpine, misalnya, juga
yang tinggi, respiratory quotient yang mempunyai efek samping depresif.
rendah, specific dynamic action dari Latihan autogen (autogenic training) sebagai
makanan atau penyimpanan yang abnormal latihan rileks pada hakikatnya sangat baik,
oleh orang gemuk itu. 2 namun seringkali menambah rasa takut dan
Faktor psikologik, mulai dari ketegangan yang kegelisahan, karena aktivitas defense yang
ringan smapai dengan suatu nerosa yang hebat menutup-nutupi rasa takut dihilangka,
dapat menyebabkan makan berlebihan. sehingga konflik internal malah dialami lebih
Kadang-kadang orang yang merasa tidak jelas. 5
bahagia mencari kesenangan dalam makanan. 2. Gangguan Irama Jantung
Mungkin bila ia mengalami banyak Mekanisme regulasi jantung mudah bereaksi
kekecewaan dalam pekerjaan atau kehidupan terhadap rangsangan pikis dan penilaiannya
seksual, dalam hal khayalan dan pengalaman
makanan bukan saja daoat merupakan merupakan faktor-faktor yang menentukan
pembelaan atau hiburan, tetapi juga dapat dalam terjadinya penyakit. Faktor-faktor
merupakan substitusi. 2 emosional dapat bekerja dengan
Pengobatan ialah meyakinkan penderita 3 cara:
bahwa berat badan itu perlu diturunkan, a. Afek seperti rasa takut, sedih, gembira atau
mengatur tabiat makanan, diet yang pantas, ketegangan jiwa mempengaruhi fungsi
dan psikoterapi bila terdapat konflik; dapat somatik secara tidak khas.emosi agresif
juga diberikan obat-obat untuk menekan nafsu mempercepat frekuensi jantung. Pengalaman
makan beserta vitamin supaya tidak depresif menekan dan memperlambatnya.
kekurangan bila makan berkurang. 2 b. Bila dalam keadaan normal, jantung
b. Gangguan Kardiovaskular berdenyut teratur, maka persepsi gangguan
1. Hipertensi irama dapat menimbulkan kecemasan atau
Hipertensi oleh banyak peneliti dianggap ketidakseimbangan vegetatif.5
sebagai suatu penyakit yang multifaktorial. 10
Selain faktor psikis yang menstimulasi efek Faktor-faktor psikis berpengaruh pada
simpatikotonik, pengaruh lingkungan sekitar 9 timbulnya gangguan frekuensi denyut dan
dan sosio-kultural juga ikut berperan. Faktor- disaritmia jantung. Pada gangguan frekuensi
faktor psikis stuasional yang menyebabkan jantung, pengaruh fisis, toksik, infeksi dan
kenaikan tekanan darah, merupakan model degenerasi, juga faktor piskis.5
outlet yang aman sebagai reaksi normal Aritmia psikogenik tanpa adanya gangguan
fisiologis. 5 struktural pada umumnya tidak akan
Menurut Groen, mekanisme utama menyebabkan kematian, namun dapat
perkembanghan menjadi hipertensi yaitu memberikan impilkasi yang buruk terhadap
kondisi ppsikis pasien. Maka psikoterapi d. Psikoterapi: membantu menyelesaikan
suportif dan pemberian ansiolitik dapat problem-problem emosional pada pasien,
mencegah perburukan kondisi psikis dan termasuk melakukan terapi pelaku (Cogntive
menghilangkan ritma.5 Behavioral Teraphy)
c. Gangguan Pernapasan e. Karena hiperventilasi sering merupakan
1. Sindrom Hiperventilasi bagian dari serangan panic (panic disorder),
Sindrom hiperventilasi didefinisikan sebagai maka pemberian obat yang tepat adalah
suatu keadaan ventilasi berlebihan yang golongan benzodizepin atau golongan SSRI
menyebabkan perubahan hemodinamik dan (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
kimia sehingga menimbulkan berbagai gejala. 2. Asma Bronkial
Mekanisme yang mendasari hingga terjadi Asma merupakan suatu gangguan karena
sindrom hiperventilasi belim jelas hiperaktivitas yang diikuti bronkokontriksi
diketahui.6 yang reversible serta adanya reaksi inflamasi
Menurut Arautigam (1973) secara psikologis kronik serta kerusakan epitel. Dalam
penyebab yang mencetuskan penyakit ini ialah perkembangannya, pathogenesis asam
perubahan pernapasan, yang ia namakan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor genetik ,
sindrom pernapasan nervous yang biasanya permusuhan, kejengkel(atopi dan
disebabkan oleh faktor emosional/stress psikis. hiperaktivitas bronkus pada keluarga), faktor
Terapat 2 jenis pernapasan yang dapat lingkungan, allergen seperti debu rumah,
ditemukan, yaitu: 6 serbuk sari bunga, virus dan bakteri, polusi
a. Pernapasan yang tidak teratur yang dianggap udara; faktor individu, adanya stressor dan
sebagai pengutaraan rasa takut yang khas. kemampuan untuk mengatasi asma.7
b. Pernapasan yang dangkal yang diselingi Beberapa keadaan yang merupakan stressor
dengan penarikan napas dalam sebagai psikososial, sebagai berikut: 12
pengutaraan situasi pribadi yang bersifat - Pengalaman luar biasa: permulaan masuk
keletihan dan pasrah, yaitu pertanda tujuan sekolah, ujian, pertama masuk kerja,
tidak dapat dicapai kendati sudah diusahakan. menderita penyakit, berpisah dengan orang tua,
Gejala klinis yang dapat ditemukan pada dll
pasien adalah napas sesak, napas pendek, dada - Kejadian-kejadian traumatic:
tertekan, nyeri pada epigastrium, pusing, sakit perkelahian/pertentangan dengan orang tua,
kepala,mulut dan tenggorokan kering, disfagi, permusuhan, kejengkelan dalam kerja.
dan rasa penuh 11 pada lambung.penyebab - Pengalaman yang menyedihkan: kematian
paling sering untuk hiperventilasi ialah emosi orang tua, atau anak, kehilangan harta benda,
rasa takut dan kegelisahan. 6 dan musibah lainnya7
Terapi untuk pasien dengan sindrom Terhadap gejala asma secara fisik diberikan
hiperventilasi: pengobatan standar yang sudah baku sesuai
a. Pasien disuruh bernapas (inspirasi dan dengan tingkat beratnya penyakit
ekspirasi) ke dalam sungkup kantong plastic (bronkodilator, kortikosteroid). Sedangkan
bila didapatkan tanda alkalosis agar PCO2 untuk gangguan psikosomatik seperti adanya
dalam darah naik. anxietas atau depresi secara bersamaan
b. Suntikkan 10 cc larutan kalsium glukonas dilakukan psikoterapi dan psikoedukasi serta
10% intravena mempunyai efek placebo. psiokfarmaka yang sesuai. Pada gangguan
Pasien merasa hangat dan enak, tetapi kadar anxietas yang menyertai atau mencetuskan
ion kalsium tidak akan naik. asma dapat diberikan golongan
c. Belajar bernapas torako-abdominal dengan benzodiazepine seperti alprazolam, klobazam.
menggerakkan diafragma. Bila dijumpai adanya presi, maka dapat
diberikan antidepresan yang aman misalnya Diabetes Melitus adalah suatu kelompok
golongan SRI seperti sertraline, fluoksetin.7 penyakit meabolik yang ditandai dengan
Cara pengobatan psikosomatik yang khusus adanya defek pada sekresi insulin, kerja insulin,
pada asma memang belum ada standar, namun atau keduanya. Hipetglikemia kronik pada
pada umumnya pengobatan meliputi pasien diabetes berhubungan dengan
psikoterapi superfisial, edukasi, instruksi. kerusakan jangka panjang, disfungsi atau
- Psikoterapi individual dan psikoterapi kegagalan berbagai organ seperti mata, ginjal,
kelompok. Mereka diberikan edukasi saraf, jantung, dan pembuluh darah serta
mengenai perjalanan penyakit asma, mempengaruhi kondisi psikis. Gangguan
mekanisme timbul, faktor resiko, pengobatan psikis yang biasa terjadi pada penderita
dan pencegahan. diabetes mellitus adalah depresi. 9
Psikoterapi ini diberikan untuk meningkatkan Depresi terjadi akibat faktor psikologis dan
daya adaptasi dan kemampuan untuk psikososial yang berhubungan dengan
menyelesaikan atau menghilangkan stressor penyakit atau terapinya. Depresi pada diabetes
psikososial yang dialami pasien.2,7 terjadi akibat meningkatnya tekanan pasien
- Instruksi tentang penatalaksanaan mandiri yang dialami 14 dari penyakitnya yang kronik.
dengan monitoring Hubungan ketidakmampuan adaptasi dengan
PEFR (Peak Expiratory Flow Rate) di rumah. gejala depresi ditentukan oleh beberapa faktor,
- Autogrnic training yaitu latihan untuk dapat yaitu:9
bersantai dengan memahami bahwa faktor a. Pandangan terhadap penyakit yang diderita.
psikis dapat menimbulkan reaksi b. Dukungan sosial yang kurang baik
bronkospasme. 13 c. Coping strategy, mencegah pikiran untuk
- Cara sugestif yaitu mengalihkan atau lari dari kenyataan dan adaptasi psikologis
mencurahkan perhatian diri sendiri kepada hal- menjadi lebih baik sehingga mengurangi
hal yang bermanfaat. kemungkinan gejala depresi.
- Psikoterapi analisis yang sederhana.7 Pengobatan depresi dan diabetes dilakukan
d. Gangguan Endokrin bersama-sama dengan psikoterapi,
1. Kelainan Tiroid psikoedukasi, psikofarmaka secara serentak.
Pasien tirotoksikosis umumnya datang dengan Cognitive Behavioral Theraphy (CBT) sangat
keluhan yang dianggap bersifat psiksi belaka. bermanfaat diberikan pada pasien depresi
Misalnya rasa cemas, mudah marah, paranoid, dengan diabetes mellitus dan dikombinasikan
rasa seperti leher tercekik atau terikat, rasa dengan edukasi diabetes. Teknik CBT tersebut
takut tanpa sebab yang jelas, insomnia dengan adalah:9
mimpi buruk, dan gugup. a. Merubah perilaku dengan mengembalikan
Keluhan ini sering diikuti dengan aktuvitas fisik dan kehidupan sosial yang
hiperaktivitas saraf otonom seperti keringat menyenangkan pasien.
banyak, mulut kering, pupil lebar, kulit pucat, b. Upaya pemecahan masalah atau stress yang
nadi cepat, dan sebagainya.8 dihadapi.
Pengobatan ialah usaha untuk mengendalikan c. Teknik kognitif dengan mengidentifikasi
metabolism dengan obat-obat dan bila perlu adanya maldaptasi dan menggantinya dengan
dioperasi. Transquilaizer dapat sangat pandangan yang akurat, adaptif dan akurat.
membantu. Psikoterapi perlu, terutama pada Beberapa golongan obat antidepresan yang
penderita dengan konflik yang mendalam dan biasa diberikan untuk penderita diabetes
yang tidak dapat melitus adalah golongan SSRI (Selective
menyesuaikan diri.2 Serotonin Reuptake Inhibitor) dapat
2. Diabetes Melitus mengurangi resistensi insulin sehingga gula
darah dapat lebih terkontrol. Beberapa
golongan obat SSRI seperti fluoksetin Irritable bladder, yang bukan disebabkan oleh
memiliki efek menurunkan berat kelainan organik terutama pada wanita hingga
badansehingga baik diberikan pada penderita klimakterium, jarang pada pria. Secara
diabetes yang gemuk. Efek samping yang psikofisiologis yang mendasari terjadinya
perlu diperhatikan adalah kemungkinan irritable bladder ialah sensibilitas fungsi
terjadinya hipoglikemia, disfungsi seksual dan kandung kemih yang berlebihan atau ambang
pasien yang disertai gangguan ginjal.9 16 rangsang yang rendah yang bersifat
15 psikovegetatif, yang dapat
e. Gangguan Muskuloskeletal ditemukan dengan pengukuran tegangan
Arthritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi intravesikal. Dengan demikian perubahan-
kronik dengan pathogenesis autoimun dan perubahan pengisian kandung kemih yang
etiologi yang multikompleks. Berbagai faktor berlebihan. Secara psikodinamik hal ini dapat
yang dapat berperan penting seperti terjadi pada situasi konflik seksual, rasa malu
immunogenetik, kelamin, umur dan stress. dan takut pada percobaan koitus, rasa segan
Hubungan stress dengan AR masih belum jelas, terhadap pasangan.11
meskipun pada berbagai penelitian terdapat Beberapa contoh lain gangguan psikosomatik
perkembangan bahwa faktor stressor saluran kemih:
lingkungan, psikologis, dan biologis menjadi - Fobia mengenai buang air kecil yang tak
faktor predisposisi.10 diinginkan
Sebelum timbulnya penyakit AR, pasien - Polakisuria tanpa ada kelainan organ
menunjukkan ciri-ciri psikodinaik dan - Retensio urin tidak organik yang sepintas lalu
kepribadian yang khas, yaitu: atau residivans
- Ketelitian yang berlebihan, perfeksionisme, - Bercampur aduknya fungsi berkemih dengan
kepatuhan, dengan kecenderungan menekan fungsi seksual11
semua dorongan agresi dan permusuhan. VI. PENATALAKSANAAN
- Ciri mesokistis-depresif dengan tendensi Di Amerika Serikat 1/3 penderita yang datang
pengorbanan diri, sifat menolong yang berobat pada dokter umum tidak mempunyai
berlebihan, bermoral tinggi dan cenderung gangguan organik, 1/3 yang lain mempunyai
depresif. gangguan organik tetapi keluhannya
- Kebutuhan aktivitas badaniah seperti berlebihan.2 Dengan kesabaran dan simpati
olahraga, kerja di rumah dan berkebun sebagai banyak penderita dengan gangguan
penyaluran agresi.2,10 psikosomatik dapat ditolong. Kita dapat
Kepribadian, stressor psikologis, ancaman menerangkan kepada penderita
terserang AR, kemampuan menanggulangi tidak dapat sesuatu dalam tubuhnya yang rusak
nyeri dan menanggulagi ketidakmampuan atau yang kurang, tidak terdapat infeksi dan
serta dukungan sosial telah terbukti kanker, hanya anggota tubuhnya bekerja tidak
berhubungan dengan derajat nyeri, disabilitas teratur. Untuk menerangkan bagaimana emosi
dn aktivitas penyakit AR. Faktor psikososial dapat mengganggu tubuh dapat diambil contoh
seperti stress psikologis, penyesuaian, depresi, sehari-hari seperti orang yang malu mukanya
keyakinan dalam kemampuan menanggulangi akan menjadi merah, orang yang takut menjadi
penyakit dan dukungan sosial berperan pada bergemetar dan pucat. Dapat dipakai
keadaan perumpamaan menurut pendidikan
sakit dengan mempengaruhi pelepasan dan pengetahuan penderita.2
hormone stress, yang selanjutnya berpengaruh Setelah dibuat diagnosis gangguan
pada mekanisme dalam tubuh termasuk psikosomatis, terdapat 3 fase terapi
kerentanan dan kekambuhan penyakit AR.10 yaitu: 2
f. Gangguan Urologi
Fase 1 : ialah fase pemeriksaan dan pemberian dan dalam suasana penuh kepercayaaan dan
ketenangan, penderita dan dokter bersama- pengertian.
sama berusaha dan saling membantu melalui Dokter menjelaskan saja agar pembicaraan
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang berjalan dengan baik, tidak terlalu
teliti dan tes laboratorium bila perlu. menyimpang dari pokok pembicaraan.
Diusahakan membuktikan bahwa tidak Terdapat 3 golongan senyawa psikofarmaka2
terdapat penyakit organik dan dijelaskan 1. Obat tidur (hipnotik)
kepada penderita tentang mekanisme Diberikan dalam jangka waktu pendek 2-4
fisiologik serta keterangan 17 tentang gejala- minggu. Obat yang dianjurkan adalah senyawa
gejala. Berikan kesempatan kepada penderita benzodiazepine berkhasiat pendek seperti 18
untuk bertanya. nitrazepam, flurazepam, dan triazolam. Pada
Fase 2 : merupakan fase pendidikan, fase ini insomnia dengan kegelisahan dapat diberikan
dokter lebih banyak bicara. Untuk memberi senyawa fenotiazin seperti tioridazin,
keterangan tentang keluhan, meyakinkan serta prometazin.2,12
menenangkan pasien, dapat dikatakan antara 2. Obat penenang minor dan mayor
lain : Obat penenang minor
Bahwa gejala-gejalanya benar ada, dapat Diazepam merupakan obat yang efektif yang
dimengerti kalau ia mengeluh dan menderita dapat digunakan pada anxietas,agitasi, spasme
Bahwa gejala-gejalanya sering terdapat juga otot, delirium, epilepsi. Benzodiazepine hanya
pada orang lain yang sudah kita obati diberikan pada anxietas hebat maksimal 2
Bahwa tidak ada kanker atau penyakit bulan sebelum dicoba dihentikan secara
berbahaya lain perlahan (tapering off) untuk menghindari
Bahwa gejala-gejala itu timbul karena toleransi dan adiksi.2,12
ketegangan sehari-hari dan gangguan Obat penenang mayor
emosional Yang paling sering digunakan adalah senyawa
Bahwa gejala itu tidak akan segera hilang, fenotiazin dan butirofenon seperti
diperlukan beberapa waktu, tetapi akan hilang clorpromazin, tioridazin dan haloperidol.
atau berkurang bila diobati dengan baik Diberikan hanya pada kasus gejala agitasi ,
Bahwa kita semua mengalami ketegangan, kegelisahan yang berlebihan, agresi dan
kekecewaan, godaan dan kecemasan kegaduhan.2,12
Bahwa kelelahan fisik atau jiwa dapat 3. Antidepresan
mengurangi daya tahan tubuh sehingga timbul Yang biasa digunakan adalah senyawa trisiklik
gejala dan tetrasiklik seperti amitriptilin, imipramin,
Bahwa kita apabila terlalu terburu-buru akan mianserin dan maprotilin yang dimulai dengan
timbul ketegangan jiwa dosis kecil yang kemudian ditingkatkan. Saat
Bahwa tubuh kita bereaksi terhadap ini, golongan trisiklik sudah jarang digunakan
ketegangan yang terlalu berat. Sering gejala karena efek samping yang banyak akibat kerja
merupakan pekerjaan alat tubuh yang bekerja anti kolinergiknya. Antidepresan baru dengan
berlebihan efek samping yang minimal adalah golongan:
Bahwa ini akan lebih baik bila pasien - SSRI (Selective Serotonin Reuptake
mengerti akan penyebab gejala. Inhibitor): sertalin, paroksetin, fluoksetin,
Fase 3 : ialah fase keinsafan intelektual dan fluvoksamin
emosional. Pada fase ini pasien yang lebih - SSRE (Selective Serotonin Reuptake
banyak bicara. Terjadi pengakuan, katarsis dan Enhancer): Tianeptin
wawancara psikiatrik. Hal ini harus berjalan - SNRI (Serotonin Nor Epinephrin Reuptake
sangat pribadi, rahasia, tanpa sering terganggu Inhibitor): Venlafaksin
- RIMA (Reversible Inhibitory Monoamine jilid II FK UI. Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI.
Oxidose type A): Moklobemid 2006. p906
- NaSSA (Nor-adrenalin ang Serotonin Anti 5. Hadi, Sujeno. Psikosomatik Pada Saluran Cerna
Depressant): Mitrazapin Bagian Bawah. Dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta:
- Atipik: Trazodon, Nefazodon12
Pusat Penerbitan FKUI.
19
2006. p907-9
VII. KESIMPULAN 6. Halim, S. Budi, dkk. Aspek Psikosomatik
Gangguan psikosomatik merupakan Hipertensi. Dalam Buku Ajar Ilmu
gangguan yang melibatkan antara pikiran dan Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
tubuh. Hal ini berarti bahwa adanya faktor Penerbitan FKUI. 2006. p913-4
psikologis yang mempengaruhi kondisi medis. 7. Putranto, Rudi. Mudjaddid, E. shatri, Hamzah.
Komponen emosional memainkan peranan Sindrom Hiperventilasi. Dalam
penting pada gangguan psikosomatik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI.
Manifestasi penyakit fisik juga sering Jakarta: Pusat Penerbitan
diturunkan dan kepribadian seseorang. FKUI. 2006. p920-1
8. Mudjaddid, E. Aspek Psikosomatik pada Asma
Gangguan psikosomatik dapat rnelibatkan
Brokhial. Dalam Buku Ajar
berbagai sistem organ di dalam tubuh sehingga
Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
memerlukan penanganan secara terintegrasi Penerbitan FKUI. 2006.
dari ahli medis dan ahli psikiatri. p922-3
Pengobatan gangguan psikosomatik dari 9. Djokomoeljanto, R. Psikosomatik Pada
sudut pandang psikiatrik adalah tugas yang Kelainan Tirod. Dalam Buku Ajar
sulit. Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
Tujuan terapi haruslah mengerti motivasi dan Penerbitan FKUI. 2006.
mekanisme gangguan fungsi dan untuk p937-8
membantu pasien mengerti sifat penyakitnya. 10. Mudjaddid, E. Putranto, Rudi. Aspek
Tilikan tersebut harus menghasilkan pola Pikosomatik Pasien Diabetes Melitus.
Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK
perilaku yang berubah dan lebih sehat.
UI. Jakarta: Pusat
20
Penerbitan FKUI. 2006. p939-40
21
DAFTAR PUSTAKA 11. Sukatman, D. Budihalim, S. Putranto, Rudi.
1. Mudjaddid, E. Shatri, Hamzah. Gangguan Gangguan Psikosomatik Pada
Psikosomatik: Gambaran Umum Penyakit Reumatik dan Sistem Muskuloskeletal.
dan Patofisiologinya. Dalam Buku Ajar Ilmu Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid II FK UI. Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI. 2006. p896-8 Penerbitan FKUI. 2006. p924-5
2. Maramis, W.F. Gangguan Psikosomatik. Dalam 12. Budihalim, S. Sukatman, D. Mudjaddid, E.
Catatan Ilmu Kedokteran Gangguan Psikosomatik Saluran
Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. p339- Kemih. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
72 jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
3. Elvira, Sylvia D., Hadisukanto, Gitayanti. Faktor Penerbitan FKUI. 2006. p953
Psikologik Yang 13. Mudjaddid, E. Budihalim, S. Sukatman, D.
Mempengaruhi Kondisi Medis (d/h Gangguan Psikofarmaka dan Psikosomatik.
Psikosomatik). Dalam Buku Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK
Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas UI. Jakarta: Pusat
Kedokteran Universitas Penerbitan FKUI. 2006. p901-2
Indonesia.2010.p287-93 22
4. Mudjaddid, E. Dispepsia Fungsional. Dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam