Anda di halaman 1dari 134

KANDIDIASIS ORAL penelitiannya mengemukakan bahwa dari

6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8%


2.1 Definisi adalah penderita kandidiasis (Mourent, 2010).
Kandidiasis oral merupakan salah satu 2.3 Etiologi
manifestasi dari penyakit mulut berupa infeksi Penyebab utama kandidiasis ialah
oportunistik pada mukosa rongga mulut yang Candida albicans. Spesies lain seperti
disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari Candida krusei, Candida stellatoidea,
jamur candida albicans (Prasanna, 2012). Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis,
Candida albicans ini sebenarnya dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat
merupakan flora normal rongga mulut. Namun apatogen (Siregar, 2005).
berbagai faktor penyakit ini sangat sering Kandida dapat dengan mudah tumbuh
ditemukan pada orang yang memiliki imunitas di dalam media Sabauroud dengan membentuk
yang rendah atau terjadi penurunan kekebalan koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni:
tubuh seperti orang yang terkena HIV dan menonjol dari permukaan medium, permukaan
orang yang menjalani pengobatan kanker koloni halus, licin, bewarna putih kekuning-
dengan kemoterapi. Sebenarnya penyakit ini kuningan, dan berbau ragi. Jamur kandida
dapat dicegah apabila kesehatan mulut kita dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup
dijaga dengan baik dan mengonsumsi sebagai parasit atau saprofit, yaitu di dalam
makanan yang baik. Selain itu, apabila alat percernaan, alat pernapasan, vagina orang
kandidiasis oral tidak cepat dilakukan sehat (Siregar, 2005).
perawatan akan berbahaya dan menyebabkan Pada bayi bisa mendapatkan jamur
ketidaknyamanan pada mulut (Greenberg et al, candida dengan beberapa cara, antara lain,
2008). vagina ibu ketika persalinan, alat-alat seperti
dot, mulut bayi tidak bersih karena sisa susu
2.2 Epidemiologi
yang diminum tidak dibersihkan sehingga
Kandidiasis oral dapat menyerang
akan menyebabkan jamur tumbuh semakin
semua umur, baik pria maupun wanita.
cepat.
Kejadiannya juga dihubungkan dengan faktor-
faktor predisposisi seperti usia, jenis kelamin,
2.4 Faktor Predisposisi
kebiasaan merokok, penggunaan antibiotik
Faktor-faktor yang mempermudah
oral, dan pengobatan antirertoviral. Secara
terjadinya candida pada seseorang
epidemiologi menurut laporan World Health
digolongkan dalam dua kelompok
Organization (WHO) tahun 2001 frekuensi
(Gandrahusada, 2006) :
kandidiasis oral antara 5,8% sampai 98,3%.
1.Faktor endogen
Terdapat sekitar 30-40% Candida albicans
a. Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi
pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45%
pada :
pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat,
i. Kehamilan, terjadi perubahan di dalam
50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu
vagina.
lepasan, 65-88% pada orang yang
ii. Orang tua dan bayi lebih mudah
mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang,
terkena infeksi karena status
90% pada pasien leukemia akut yang
imunologinya.
menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien
b. Perubahan non fisiologik :
HIV/AIDS (Repentigny,2004).
i. Trauma, terjadinya kerusakan kulit
Meningkatnya prevalensi infeksi
karena pekerjaan, misalnya maserasi
Candida albicans ini dihubungkan dengan
kulit pada tukang cuci, kerusakan
kelompok penderita HIV/AIDS, penderita
mukosa mulut (karena tekanan gigi
yang menjalani transplantasi dan kemoterapi
palsu)
maligna. Odds dkk ( 1990 ) dalam
ii. Malnutrisi (defisiensi riboflavin). infeksi jamur rongga mulut yang paling sering
iii. Obesitas, kegemukan menyebabkan ditemukan.
banyak keringat, mudah terjadi Tidak terkontrolnya pertumbuhan
maserasi kulit, memudahkan infestasi candida karena faktor-faktor predisposisi yang
candida. telah disebutkan, di antaranya, penggunaan
iv. Endokrinopati, gangguan konsentrasi kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
gula dalam darah, yang pada kulitakan dan penggunaan obat-obatan yang menekan
menyuburkan pertumbuhan candida. sistem imun serta penyakit yang menyerang
v. Penyakit menahun, seperti tuberculosis, sistem imun seperti Aquired
lupus eritematosus, karsinomadan Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Bisa
leukemia. juga karena gangguan keseimbangan
vi. Pengaruh pemberian obat-obatan, mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
seperti antibiotic, kortikosteroid, dan dihubungkan dengan penggunaan antibiotik
sitostatik. yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika
vii. Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan
seperti gigi palsu, infus dan kateter. lemah, jamur candida albicans yang dalam
viii. Gangguan imunologis, keadaan umum keadaan normal tidak memberikan reaksi
yang kurang baik, penyakit infeksi lain apapun pada tubuh berubah tumbuh tak
atau penyakit menahun dan defisiensi terkontrol dan menyerang sistem imun
imun (AIDS). manusia itu sendiri yang menimbulkan
penyakit disebut candidiasis oral atau
2. Faktor eksogen moniliasis.
a. Iklim panas dan kelembaban Kelainan yang disebabkan oleh spesies
menyebabkan banyak keringat kandida ditentukan oleh interaksi yang
terutama pada lipatan kulit, komplek antara patogenitas fungi dan
menyebabkan kulit maserasi, dan ini mekanisme pertahanan host. Faktor penentu
mempermudah invasi candida. patogenitas kandida adalah (Mourent, 2010) :
b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak 1. Spesies : Genus kandida mempunyai
berhubungan dengan air 200 spesies, 15 spesies dilaporkan
mempermudah invasi candida. dapat menyebabkan proses pathogen
c. Kebersihan dan kontak dengan pada manusia. C. albicans adalah
penderita. kandida yang paling tinggi
Kedua faktor eksogen dan endogen ini patogenitasnya.
dapat berperan menyuburkan pertumbuhan 2. Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat
candida atau dapat mempermudah terjadinya lebih kuat daripada germtube, sedang
invasi candida ke dalam jaringan tubuh. germtube melekat lebih kuat daripada
sel ragi. Bagian terpenting untuk
2.5 Patofisiologi
melekat adalah suatu glikoprotein
Kandidiasis oral sering disebabkan
permukaan atau mannoprotein. Daya
oleh candida albicans. Umumnya memang
lekat juga dipengaruhi oleh suhu
terdapat di dalam rongga mulut sebagai
lingkungan.
saprofit sampai terjadi perubahan
3. Dimorfisme : C. albicans merupakan
keseimbangan flora mulut atau perubahan
jamur dimorfik yang mampu tumbuh
mekanisme pertahanan lokal dan sistemik,
dalam` kultur sebagai blastospora dan
yang menurunkan daya tahan tubuh. Pada
sebagai pseudohifa. Dimorfisme
keadaan ini jamur akan berproliferasi dan
terlibat dalam patogenitas
menyerang jaringan. Hal ini merupakan
kandida.Bentuk blastospora diperlukan
untuk memulai suatu lesi pada jaringan 4. Respon imun spesifik : imunitas seluler
dengan mengeluarkan enzim hidrolitik memegang peranan dalam pertahanan
yang merusak jaringan. Setelah terjadi melawan infeksi kandida. Terbukti
lesi baru terbentuk hifa yang dengan ditemukannya defek spesifik
melakukan invasi. imunitas seluler pada penderita
4. Toksin : Toksin glikoprotein kandidiasi mukokutan kronik,
mengandung mannan sebagai pengobatan imunosupresif, dan
komponen toksik. Glikoprotein penderita dengan infeksi HIV.
khususnya mannoprotein berperan
sebagai adhesion dalam kolonisasi Menempelnya mikroorganisme dalam
jamur. Adhesion merupakan proses jaringan sel host menjadi syarat mutlak untuk
melekatnya sel Kandida ke dinding sel berkembangnya infeksi.Secara umum
epitel host. Kanditoksin sebagai diketahui bahwa interaksi antara
protein intraseluler diproduksi bila C. mikroorganisme dan sel host diperantarai oleh
albicans dirusak secara mekanik. komponen spesifik dari dinding sel
5. Enzim : Enzim diperlukan untuk mikroorganisme, adhesindan reseptor. Manan
melakukan invasi. Enzim yang dan manoprotein merupakan molekul-molekul
dihasilkan oleh C.albicans ada 2 jenis Candida albicans yang mempunyai aktifitas
yaitu proteinase dan fosfolipid. adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat
Mekanisme pertahanan Host (Mourent, pada dinding sel Candidaalbicans juga
2010) : berperan dalam aktifitas adhesif. Pada
1. Sawar mekanik : Kulit normal sebagai umumnya Candida albicans berada dalam
sawar mekanik terhadap invasi kandida. tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi
Kerusakan mekanik pertahanan kulit baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi
normal merupakan faktor predisposisi pada tubuh host.
terjadinya kandidiasis.
2. Substansi antimikrobial non spesifik : 2.6 Klasifikasi
Hampir semua hasil sekresi dan cairan Oral Kandidiasis dikelompokkan menjadi 3
dalam mamalia mengandung substansi yaitu (Morent, 2010) :
yang bekerja secara non spesifik
1. Oral kandidiasis akut
menghambat atau membunuh mikroba.
a. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut
3. Fagositosis dan intracellular killing :
Kandidiasis
Peran sel PMN dan makrofag jaringan
pseudomembranosus akut (thrush),
untuk memakan dan membunuh
tampak sebagai plak mukosa yang
spesies kandida merupakan
putih, difus, bergumpal atau seperti
mekanisme yang sangat penting untuk
beludru, terdiri dari sel epitel
menghilangkan atau memusnahkan sel
deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur,
jamur. Sel ragi merupakan bentuk
dapat dihapus meninggalkan
kandida yang siapdifagosit oleh
permukaan merah dan kasar. Pada
granulosit. Sedangkan pseudohifa
umumnya dijumpai pada mukosa pipi,
karena ukurannya, susah difagosit.
lidah, dan palatum lunak. Penderita
Granulosit dapat juga membunuh
kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa
elemen miselium kandida. Makrofag
terbakar pada mulut. Sering terjadi
berperan dalam melawan kandida
pada pasien dengan sistem imun
melalui pembunuhan intraseluler
rendah, seperti HIV/AIDS, pasien yang
melalui system mieloperoksidase
mengkonsumsi kortikosteroid, dan
(MPO).
menerima kemoterapi. Diagnosa dapat
ditentukan dengan pemeriksaan klinis,
kultur jamur, atau pemeriksaan
mikroskopis secara langsung dari
kerokan jaringan.

Kandidiasis Pseudomembranous
Akut
Kandidiasis Atropik Akut

b. Kandidiasis Atropik Akut 2.Oral kandidiasis kronik


Kandidiasis jenis ini biasa a. Kandidiasis atropik kronik
disebut sebagai antibiotic sore tongue Disebut juga denture
atau kandidiasis eritematus biasa stomatitis atau alergi gigi tiruan
dijumpai pada mukosa bukal, palatum, merupakan bentuk kandidiasis yang
dan bagian dorsal lidah dengan daerah paling umum ditemukan pada 24-60%
permukaan mukosa oral mengelupas pengguna gigi tiruan. Mukosa palatum
dan tampak sebagai bercak-bercak maupun mandibula yang tertutup basis
merah difus yang rata. gigi tiruan akan menjadi merah,
Infeksi ini terjadi karena kondisi ini dikategorikan sebagai
pemakaian antibiotik spektrum luas, bentuk dari infeksi Kandida. Gigi
terutama Tetrasiklin, yang mana obat tiruan yang menutup mukosa dari
tersebut dapat mengganggu saliva menyebabkan daerah tersebut
keseimbangan ekosistem oral antara mudah terinfeksi jamur.
Lactobacillus acidophilus dan
Kandida albikan. Pasien yang
menderita Kandidiasis ini akan
mengeluhkan sakit seperti terbakar.
Kandidiasis Atropik Akut dengan beberapa daerah merah.
Kondisi ini dapat berkembang menjadi
Berdasarkan gambaran klinis yang displasia berat atau keganasan, dan
terlihat pada mukosa yang terinflamasi kadang disebut sebagai Kandida
di bawah gigi tiruan rahang atas, leukoplakia. Bintik-bintik putih
denture stomatitis ini dapat tersebut tidak dapat dihapus, sehingga
diklasifikasikan atas tiga yaitu : diagnosa harus ditentukan dengan
Tipe I : tahap awal dengan adanya pin biopsi. Kandidiasis ini paling sering
point hiperemi yang terlokalisir diderita oleh perokok.

Tipe II : tampak eritema difus pada


mukosa yang berkontak dengan gigi
tiruan

Kandidiasis hiperplastik kronik

c. Median Rhomboid Glositis


Median Rhomboid Glositis
adalah daerah simetris kronisyang
Tipe III : tipe granular (inflammatory terdapat bercak merah di anterior lidah
papillary hyperplasia) yang biasanya ke papila sirkumvalata, tepatnya
tampak pada bagian tengah palatum terletak pada duapertiga anterior dan
keras. sepertiga posterior lidah.

b. Kandidiasis Hiperplastik Kronik


Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau
tepi lateral lidah berupa bintik-bintik
putih yang tepinya menimbul tegas
Median Rhomboid Glossitis 9. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada
selaput lendir mulut sampai bibir
memutih menyerupai bekuan susu yang
3.Keilitis Angularis
melekat, bila dihilangkan dan kemudian
Keilitis angularis merupakan
berdarah.
infeksi Kandida albikan pada sudut
10. Bila terjadi kronis maka terjadi
mulut, dapat bilateral maupun
granulomatosa (lesi berbenjol kecil)
unilateral. Sudut mulut yang terkena
menyerang sejak bayi sampai anak-anak
infeksi tampak merah dan pecah-pecah,
yang berlangsung lama hingga beberapa
dan terasa sakit ketika membuka mulut.
tahun akan menyerang kulit anak.
Keilitis angularis ini dapat terjadi pada
11. Gejala yang muncul adalah suhu badan
penderita defisiensi vitamin B12 dan
meninggi sampai 400C.
anemia defisiensi besi.
12. Tidak mau makan atau makan
dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan
ASI, dan gelisah terus.
13. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih
dari biasanya. Secara psikis, dia akan
rewel.

2.8 Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur
candida albicans pada swab mukosa.
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya di
indikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3. Diagnosa pasti dengan biopsi.
2.9 Penatalaksanaan
Pengobatan antijamur topikal untuk
oral Kandidiasis meliputi penggunaan nistatin
oral pastilles atau clotrimazole troches, dosis
kedua obat topikal antijamur ini yaitu 10 mg
Keilitis Angularis dikulum di dalam mulut 2-5 kali sehari. Pada
2.7 Manifestasi Klinis bayi dan balita, diobati dengan mengoleskan
a. Masa bayi ( untuk diagnosis ) daerah terinfeksi dengan nistatin/gentian violet
atau suspensi nistatin (100.000 U/ml) 1-2 ml
1. Perdarahan berkepanjangan setelah empat kali sehari (Ilmu penyakit kulit dan
sirkumsisi. kelamin, 2006). Untuk kandidiasis yang lebih
2. Ekimosis subkutan diatas tonjolan berat (kandidiasis esofageal ) yang dapat
tonjolan tulang (saat berumur 3 4 menyebar sampai keluar rongga mulut, terapi
bulan ). supresif anti jamur meliputi ketokonazole
3. Hematoma besar setelah infeksi. sistemik (10 mg/kg/hari), amphotericin B, atau
4. Perdarahan dari mukosa oral. fluconazole 1 kali sehari. Topikal fluorida
5. Perdarahan jaringan lunak. harus digunakan jika obat ini diberikan untuk
6. Tampak bercak keputihan pada mulut, jangka waktu yang panjang (Gelbier 2000).
seperti bekas susu yang sulit dihilangkan.
7. Bayi kadang-kadang menolak untuk 2.10 Penyulit
minum atau menyusu.
8. Mukosa mulut mengelupas.
1. Jika candida masuk ke esofagus(pada kasus Prevalensinya lebih banyak pada ras
yg berat) maka akan menjadi candida African (50% anak kulit hitam, 90%
esophagitisjika sudah terjadi pasien akan dewasa kulit hitam), pada ras Caucasia
mengalami kesulitan menelan hanya 50%.
2. Jika dibiarkan dan tidak di obati akan Pemeriksaan penunjang dengan
tertelan dan masuk keusus,maka akan pemeriksaan mikroskopis
menimbulkan difteri dan lebih parahnya memperlihatkan penebalan epitel,
akan infeksi usus (Bagian ilmu penyakit dengan edema intraseluler yang
kulit & kelamin, 2009) . signifikan pada stratum spinosum.
Permukaan epitel dapat menunjukkan
2.11 Pencegahan penebalan lapisan parakeratin.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk Diagnosis: terjadi penebalan epitel
mencegah timbulnya oral kandidiasis parakeratosis, adanya edema
menurut (Lamont et al ,2006) : intraseluler pada stratum spinosum.
Cuci tangan sebelum memberi Warna putih menghilang pada saat
makanan/ minuman kepada bayi dilakukan peregangan mukosa bukal.
Memelihara kesehatan rongga mulut
Mengonsumsi makanan yang sehat
Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat
untuk membilas mulut bayi setelah
minum susu.

2.12 Diagnosis Banding


1. Leukoedema
Leukoedema tampak sebagai diskolorasi
(perubahan warna) mukosa menjadi
tampak keputihan (white to slate gray
discoloration/ milky surface), diffuse,
dan filmy (seperti lapisan film), dengan Leukoedema
banyak lipatan-lipatan permukaan yang
diakibatkan mengkerutnya mukosa.Lesi
asimptomatik, simetris pada permukaan 2.White Sponge Nevus
mukosa bukal, dan tidak dapat dikelupas,
Suatu kondisi autosomal-dominant
dapat menghilang atau memudar saat
karena adanya mutasi gen keratin 4
mukosa diregangkan.
dan atau 13 .
Leukoedema paling sering terjadi di
Lesi asimptomatik pada mukosa
mukosa bukal (pipi bagian dalam) secara
rongga mulut bilateral, peninggian
bilateral (kanan dan kiri), dan kadang-
dengan permukaan irregular (spongy
kadang dapat ditemui pada mukosa
texture) berbentuk plak dan fisur
labial (jaringan lunak bibir), palatum
yang menyebar dan tidak dapat
(langit-langit) lunak, dan dasar mulut.
dikerok.Muncul pada waktu lahir
Penyebabnya masih belum pasti. Faktor (khususnya sebelum pubertas), dan
pemicu penyebab leukoedema adalah menetap seumur hidup.
merokok, menyirih (chewing tobacco),
Penebalan epitel adanya edema
alkohol, infeksi bakteri & kondisi saliva.
intraselular dengan kondensasi
Insidensinya meningkat sesuai perinuklear pada lapisan keratin.
bertambahnya umur,Sex =
Warna putih tetap tampak (does not
disappear) ketika dilakukan Mourent Miftahul Laila. Kandidiasis Oral
peregangan. Pada Penderita Leukemia Akut Yang
Tidak diperlukan perawatan, selama Menjalani Kemoterapi Di Rsup H
asimptomatik dan jinak (benign). Adam Malik Medan (Laporan Kasus).
FKG Universitas Sumatera Utara. 2010.

Prasanna Kumar Rao. Oral Kandidiasis : A


Review. Scholarly Journals
International. 2012; 2(2): 26.

R.A. Cawson, Oral Patology and Oral


Medicine. 2008. Churchill Livingstone.
Immunodeficiencies and HIV disease.
page 350-507

Repentigny L, Lewandowski D, Jolicouer P.


White Sponge Nevus Imunopathogenesis of oropharyngeal
candidiasis in human
DAFTAR PUSTAKA immunodeficiency virus Infection.
Clin Microbiol rev. 2004;17:729-59.
Abu Bakar. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum
Sinergia Media : Yogyakarta, Siregar,R.S. 2005. Penyakit Jamur Kulit.
Indonesia. 2012. Jakarta : EGC

Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin.


2009.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
FKUI : Jakarta.

Egusa H, Soysa N.S, Ellepola.AN, Yatani H,


Samaranayake LP. Oral candidiasis
in HIV infected patients. Curr HIV
research 2008;6:485-99.

Gelbier M, Lucas VS, Zervou NE, Robert GJ,


Novelli V. A Preliminary Investigation
of Dental Disease in Children with HIV
Infection. International Journal of
Pediatric Dentistry. 2000; 10: 13-18.

Greenberg, M.S. Burkets Oral Medicine 8th


ed. BC Pecker Inc, Hamilton Ontario.
2008. p:94-8.

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. 2006.Ilmu


Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI :
Jakarta.
ULKUS AFTOSA

2.1 Definisi
Ulkus aftosa, dikenal juga sebagai
stomatitis merupakan radang yang terjadi pada
mukosa mulut yang biasanya berupa bercak
putih kekuningan dengan permukaan yang
agak cekung. Bercak itu dapat berupa bercak
tunggal maupun kelompok. Stomatitis yang
terjadi berulang pada rongga mulut disebut
Reccurent Apthous Stomatitis (RAS).4,5
Manifestasi klinis dari RAS adalah ulser
tunggal atau multipel, dangkal, bulat, lonjong Gambar 2.1. Rekuren Apthous
dan sakit. Hipotesis dari terjadinya RAS Stomatitis Minor (Sumber : Laskaris
bermacam-macam tergantung pada faktor G, 2006)
pemicunya, antara lain disebabkan karena Ulkus yang berkelompok dapat
alergi, faktor genetik, kekurangan nutrisi, menetap dalam jangka waktu beberapa bulan.
kelainan hematologi, hormonal, infeksi, Ulserasi yang menetap seringkali sangat sakit
trauma dan stres.6 Didalam rongga mulut, RAS dan biasanya mempunyai gambaran tak teratur.
merupakan kondisi yang paling banyak Frekuensi RAS lebih sering pada laki-laki
dijumpai pada jaringan lunak mukosa. daripada wanita dan mayoritas penyakit terjadi
Diperkirakan sebanyak 15% - 20% populasi pada usia antara 10 dan 30 tahun. Pasien
penduduk diseluruh dunia terserang penyakit dengan ulser minor mengalami ulserasi yang
seperti ini.7 berulang dan lesi individual dapat terjadi
dalam jangka waktu pendek dibandingkan
2.2 Klasifikasi dengan tiga jenis yang lain. Ulser ini sering
2.2.1 Reccurent Apthous Stomatitis (RAS) muncul pada mukosa nonkeratin. Lesi ini
Stomatitis yang sifatnya berulang, didahului dengan rasa terbakar, gatal dan rasa
dapat diklasifikasikan berdasarkan pedih dan adanya pertumbuhan makula
karakteristik klinis yaitu ulser minor, ulser eritematus. Klasiknya, ulserasi berdiameter 3-
major, dan ulser herpetiform:8 10 mm dan sembuh tanpa luka dalam 7-14
a. Rekuren Apthous Stomatitis Minor hari.10
Sebagian besar pasien (80%) yang b. Rekuren Apthous Stomatitis Major
menderita bentuk minor ditandai dengan ulser Rekuren apthous stomatitis major
berbentuk bulat atau oval dan dangkal dengan diderita kira-kira 10% dari penderita RAS dan
diameter yang kurang dari 5 mm serta pada lebih hebat dari bentuk minor. Secara klasik,
bagian tepinya terdiri dari eritematous. ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm dan
Ulserasi bisa tunggal ataupun merupakan berlangsung selama empat minggu atau lebih
kelompok yang terdiri atas empat atau lima lesi dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari
dan akan sembuh dalam waktu 10-14 hari mukosa mulut termasuk daerah-daerah yang
tanpa meninggalkan bekas.5 Pernah dilaporkan berkeratin.5 Dasar ulser lebih dalam, melebihi
adanya gejala-gejala pendahulu seperti 0,5 cm dan seperti ulser minor, hanya terbatas
parastesia dan hiperestesia. Ulkus ini sangat pada jaringan lunak tidak sampai ke tulang.11
bervariasi, kambuh, dan pola terjadinya
bervariasi.9
Gambar 2.3. Multiple Herpetiform Ulcers
Gambar 2.2. Rekuren Apthous Stomatitis (Sumber : Laskaris G, 2006)
Mayor (Sumber : Laskaris G, 2006)
Herpertiformis apthous stomatitis
Ulser mayor dikenal sebagai menunjukkan lesi yang besar dan frekuensi
periadenitis mukosa nekrosis yang rekuren terjadinya berulang. Pada beberapa individu,
atau disebut juga penyakit Sutton. lesi berbentuk kecil dan berdiameter rata-rata
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, 1-3 mm.5 Gambaran dari ulser ini adalah erosi-
namun banyak bukti yang berhubungan erosi kelabu putih yang jumlahnya banyak,
dengan defek imun.11 Tanda adanya ulser berukuran sekepala jarum yang membesar,
seringkali dilihat pada penderita bentuk mayor. bergabung dan menjadi tak jelas batasnya.
Jaringan parut terbentuk karena keparahan dan Pada awalnya ulkus-ulkus tersebut
lamanya lesi terjadi.5 Awal dari ulser mayor berdiameter 1-2 mm dan timbul berkelompok
terjadi setelah masa puberti dan akan terus terdiri atas 10-100. Mukosa disekitar ulkus
menerus tumbuh hingga 20 tahun atau lebih.10 tampak eritematous dan diperkirakan ada
c. Herpetiformis Apthous Stomatitis gejala sakit.9
Istilah herpertiformis digunakan 2.2.2 Oral thrush
karena bentuk klinis dari ulserasi herpetiformis Yaitu sariawan yang disebabkan jamur
(yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil pada candida albican, biasanya banyak dijumpai di
satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis lidah. Pada keadaan normal, jamur memang
herpetik primer tetapi virus-virus herpes tidak terdapat di dalam mulut. Namun, saat daya
mempunyai peranan dalam etiologi ulserasi tahan tubuh anak menurun, ditambah
herpertiformis atau dalam setiap bentuk penggunaan obat antibioka yang berlangsung
ulserasi aptosa.2 lama atau melebihi jangka waktu pemakaian,
jamur candida albican akan tumbuh lebih
banyak lagi.
Semakin banyaknya penelitian dan
teori-teori baru mengenai faktor predisposisi
stomatitis memungkinkan suatu saat nanti apa
yang saat ini masih kita anggap faktor
predisposisi telah terbukti sebagai etiologi.
Seperti yang telah diketahui bahwa faktor
etiologi stomatitis adalah idiopatik (belum
diketahui) namun telah banyak dugaan
mengenai faktor predisposisi stomatitis.5
Faktorfaktor predisposisi yang dapat
menyebabkan terjadinya stomatitis adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.4. Oral Trush (Sumber : Laskaris a. Genetik
G, 2006) Riwayat keluarga terdapat pada 50%
kasus. Insiden tertinggi terdapat di antara
2.2.3 Stomatitis Herpetik
saudara bila kedua orang tua terkena
Yaitu sariawan yang disebabkan virus
stomatitis.2 Beberapa peneliti menyatakan
herpes simplek dan beralokasi di bagian
bahwa hubungan genetik berpengaruh
belakang tenggorokan. Sariawan di
terhadap timbulnya stomatitis. Salah satu
tenggorokan biasanya langsung terjadi jika ada
penelitian menemukan bahwa 35% dari orang
virus yang sedang mewabah dan pada saat itu
yang menderita stomatitis memiliki paling
daya tahan tubuh sedang rendah sehingga
tidak satu orang tua yang juga menderita
sistem imun tidak dapat menetralisir atau
stomatitis. Penelitian lain menemukan bahwa
mengatasi virus yang masuk sehingga
91% kembar identik menderita stomatitis
terjadilah ulser.12
dimana untuk kembar biasa hanya 57%.13
b. Imunologik
Respon imun mungkin merupakan peran
utama stomatitis umum terjadi pada pasien
dengan imunodefisiensi sel B dan 40% dari
pasien-pasien stomatitis mempunyai kompleks
dari sirkulasi imun. Ulserasi dapat disebabkan
oleh pengendapan imonoglobulin dan
komponen-komponen komplemen dalam
epitel atau respons imun seluler terhadap
komponen-komponen epitel.2 Antibodi
tersebut bergantung pada mekanisme sitoksik
atau proses penetralisir racun yang masuk ke
dalam tubuh. Sehingga jika sistem imunologi
mengalami abnormalitas, maka dengan mudah
bakteri ataupun virus menginfeksi jaringan
lunak disekitar mulut.14

Gambar 2.5. Stomatitis Herpetik


(Sumber : Laskaris G, 2006) c. Hematologik
15-20% pasien stomatitis adalah
penderita kekurangan zat besi, vitamin B12
2.3 Etiologi atau folid acid dan mungkin juga terdapat
anemia. Penyembuhan stomatitis sering terjadi Dalam banyak kasus, trauma ini disebabkan
sesudah terapi untuk mengatasi kekurangan- oleh masalahmasalah yang sederhana.
kekurangan tersebut.2 Seperti frekuensi Trauma merupakan salah satu faktor yang
defisiensi pada pasien awalnya akan menjadi dapat menyebabkan ulser terutama pada pasien
lebih buruk pada pertengahan usia. Banyak yang mempunyai kelainan tetapi kebanyakan
pasien yang defisiensinya tersembunyi, stomatitis mempunyai daya perlindungan yang
hemoglobulin dengan batasan yang normal relatif dan mukosa mastikasi adalah salah satu
dan ciri utama adalaah mikrositosis dan proteksi yang paling umum.15 Faktor lain yang
makrositosis pada sel darah merah.14 dapat menyebabkan trauma di dalam rongga
d. Gastrointestinal mulut meliputi:
Hanya sebagian kecil dari pasien- . Pemakaian gigi tiruan
pasien mempunyai gejala gastrointestinal, Rekuren Apthous Stomatitis
terutama penyakit pada usus kecil yang disebabkan oleh pemasangan gigi
berhubungan dengan malabsorpsi. Walaupun palsu. Seringkali, gigi tiruan yang
hanya 2-4% pasien-pasien stomatitis dipasang secara tidak tepat dapat
mempunyai penyakit seliak tetapi terdapat mengiritasi dan melukai jaringan
60% pasien-pasien dengan penyakit seliak yang ada di dalam rongga mulut.
yang menderita stomatitis. Stomatitis dapat Masalah yang sama sering pula
dihubungan dengan penyakit Crohn dan colitis dialami oleh orang-orang yang
ulseratif.2 menggunakan gigi tiruan kerangka
e. Hormonal logam. Logam dapat melukai bagian
Pada umumnya penyakit stomatitis dalam rongga mulut.
banyak menyerang wanita, khususnya terjadi a. Trauma makanan
pada fase stress dengan sirkulasi menstruasi. Banyak jenis makanan yang kita
Dalam sebuah penelitian, ditemukan kadar makan dapar menggores atau melukai
hormon progesterone yang lebih rendah dari jaringan-jaringan yang ada di dalam
normal pada penderita RAS sementara kadar rongga mulut dan menyebabkan RAS.
hormone Estradiol, LH, Prolaktin, FSH pada Contohnya adalah keripik, kue yang
kedua grup adalah normal. Pada wawancara keras,dll.
didapat adanya riwayat anggota keluarga yang b. Trauma sikat gigi
mengalami RAS dibanding bukan penderita Beberapa pasien berpikir bahwa ulser
RAS. Dari penelitian tersebut dapat terjadi karena trauma pada mukosa
disimpulkan bahwa penderita RAS pada rongga mulut yang disebabkan oleh
umumnya mempunyai kadar hormon cara penggunaan dari sikat gigi yang
progesteron yang lebih rendah dari normal dan berlebihan dan cara menyikat gigi
ada salah satu keluarganya yang menderita yang salah dapat merusak gigi dan
RAS.14 jaringan yang ada dalam rongga
Stomatitis dapat berlanjut atau berhenti mulut.
selama kehamilan dan karena pada sebagian c. Menggigit bagian dalam mulut
kecil wanita ulserasi berkembang hanya Banyak orang yang menderita luka di
selama fase luteal dari siklus menstruasi maka dalam mulutnya karena menggigit
kadang-kadang hal ini berhubungan dengan bibir dan jaringan lunak yanga da di
adanya perubahan-perubahan pada hormonal.2 dalam rongga mulut secara tidak
f. Trauma sengaja. Seringkali, hal ini dapat
Terdapat beberapa fakta yang menjadi kebiasaan yang tidak
menunjukkan bahwa trauma pada bagian disadari atau dapat terjadi selama
rongga mulut dapat menyebabkan stomatitis. tidur dan luka juga disebabkan oleh
tergigitnya mukosa ketika makan dan Penggunaan obat-obatan anti
tertusuk kawat gigi sehingga dapat peradangan, beta bloker, kemoterapi, dan
menimbulkan ulser yang nicorandil dilaporkan menjadi salah satu
mengakibatkan RAS. Luka tergigit pemicu timbulnya stomatitis.13
pada bibir atau lidah akibat susunan l. Infeksi
gigi yang tidak teratur. Fakta bahwa zat-zat kimia seperti pada
d. Prosedur dental penggunaan kemoterapi dan radiasi biasanya
Prosedur dental dapat mengiritasi dihubungkan dengan bakteri seperti ANUG
jaringan lunak mulut yang tipis dan yang kaya dengan bacillus fusiformis dsn
menyebabkan terjadinya RAS. spirochete, dan virus pada Virus Herpes
Terdapat informasi bahwa hanya Simpleks yang meliputi sitomegalovirus, virus
dengan injeksi novacaine dengan voricella zoster, Epstein Bar ini ternyata dapat
jarum dapat menyebabkan timbulnya menjadi salah satu penyebab dari stomatitis.13
RAS beberapa hari setelah dilakukan Berikut ini ada beberapa fakta tentang faktor
penyuntikan.16 predisposisi dari penyebab stomatitis (Tabel
g. Stres 2.1) :2
Banyak orang yang menderita Tabel 2.1 Etiologi Stomatitis Apthosa
stomatitis menyatakan bahwa stomatitis yang Rekuren
mereka alami disebabkan oleh stres.
Terkadang orang secara objektif Faktor Predisposisi
menghubungkan timbulnya stomatitis dengan Fakta
peningkatan stres. 13 Defisiensi Adanya
h. HIV defisiensi zat
Stomatitis dapat digunakan sebagai tanda besi, asam folat,
adanya infeksi HIV. Stomatitis memiliki vitamin B12,
frekuensi yang lebih tinggi pada keadaan atau B kompleks
defisiensi imun seperti yang telah dibahas Psikologis Meningkatnya
sebelumnya. Namun infeksi akibat virus HIV insiden
biasanya menunjukkan tanda klinis yang stomatitis pada
sangat jelas yaitu kerusakan jaringan yang populasi
sudah parah.15 mahasiswa
i. Kebiasaan merokok menjelang ujian
Kelainan stomatitis biasanya terjadi pada Trauma Terbentuknya
pasien yang merokok. Bahkan dapat terjadi ulser pada
ketika kebiasaan merokok dihentikan.15 daerah-daerah
j. Kondisi Medik setelah bekas
Beberapa kondisi medik yang berbeda terjadinya luka
juga dapat dihubungkan dengan timbulnya penetrasi
stomatitis. Untuk pasien yang mengalami Endokrin Terbentuknya
stomatitis yang resisten harus mendapatkan stomatitis pada
evaluasi dan tes dokter untuk mengetahui ada fase luteal dari
tidaknya penyakit sistemik. Beberapa kondisi siklus haid pada
medik yang dihubungkan dengan stomatitis beberapa
yaitu seperti penyakit Behcet, disfungsi penderita wanita
neutrofil, radang usus, dan HIV-AIDS.13 Alergi Kenaikan kadar
k. Pengobatan IgE dan
keterkaitan
antara beberapa ini agak kaku dan sangat peka terhadap
jenis makanan gerakan lidah atau mulut sehingga rasa sakit
dan timbulnya atau rasa panas yang dirasakan ini dapat
ulser membuat kita susah makan, susah minum
Merokok Pembentukan ataupun susah bicara dan mengeluarkan
stomatitis pada banyak air liur.
perokok yang Rasa sakit akibat stomatitis yang
dahulunya bebas berukuran kecil biasanya akan hilang antara 7
simtom, ketika sampai 10 hari dan lesi ini akan sembuh
kebiasaan secara sempurna dalam waktu satu sampai
merokok dua minggu. Namun, apabila ukuran lesi
dihentikan stomatitis cukup besar biasanya lesi
Herediter Meningkatnya membutuhkan waktu mulai dari beberapa
insiden pada minggu sampai beberapa bulan untuk
anak-anak yang sembuh. Stomatitis yang tidak sembuh dalam
kedua waktu 2 minggu sebaiknya segera
orantuanya dikonsultasikan dengan dokter.
menderita
stomatitis, 2.5 Tatalaksana
kesamaan yang Penatalaksanaan stomatitis aftosa
tinggi pada anak rekuren ditujukan untuk mengurangi rasa sakit,
kembar atau mencegah timbulnya lesi baru. Rasa sakit
Inunologi Fakta dapat dikurangi dengan cara menghindari
bertentangan, makanan yang berbumbu, asam, atau minuman
tetapi beberapa beralkohol. Anastetikum topikal merupakan
informasi obat yang umumnya digunakan dalam
mengenai kadar pengobatan stomatitis. Pengolesan
imunoglobulin anastetikum sebelum makan dapat mengurangi
abnormal rasa sakit.

Faktor predisposisi yang berperan


2.4 Manifestasi Klinis
perlu ditelusuri agar dapat meringankan
Awalnya timbul rasa sakit atau
penderitaan pasien. Tujuan dari pengobatan
terbakar pada 1 sampai 2 hari di daerah yang
adalah untuk meringankan penderitaan pasien
akan mengalami stomatitis. Rasa ini timbul
yang harus berdampingan engan ulserasi
sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut.
sepanjang hidupnya. Pasien perlu diyakinkan
Stomatitis dimulai dengan adanya luka seperti
bahwa stomatitis aftosa rekuren bukan suatu
melepuh di jaringan mulut yang terkena
penyakit yang berbahaya walaupun
berbentuk bulat atau oval. Setelah beberapa
merepotkan. Dengan adanya keyakinan
hari, luka tersebut pecah dan menjadi berwarna
tersebut kemungkinan tidak diperlukan
putih ditengahnya dibatasi dengan daerah
pengobatan sistemik, covering agent atau
kemerahan. Bila berkontak dengan makanan
kumur antiseptik.
dengan rasa yang tajam seperti pedas atau
asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih Masa perjalanan dapat dipersingkat
serta aliran saliva menjadi meningkat. Ulkus dengan pemberian kortikosteroid topikal,
biasanya terdapat di dibagian dalam, atas, dan seperti triamcinolone acetonide 0,1% dalam
bawah bibir pada pipi, lidah, dan gusi.4 Bercak orabase yang bersifat adesif. Contoh lain
luka yang ditimbulkan akibat dari stomatitis adalah fluocinonide gel yang lebih kuat dan
rasanya lebih enak. Obat dioleskan pada pasta gigi yang diketahui pasien menyebabkan
ulserasi 48 kali sehari. Untuk lesi yang parah masalah sebaiknya dihindari.
dapat diberikan kortikosteroid sistemik. Lesi
DAFTAR PUSTAKA
akan segera sembuh sehingga memperpendek
perjalanan lesi selama obat digunakan. 1. Scully C. Oral and Maxillofacial
Penggunaan secara sistemik perlu berhatihati Medicine. The Basis of Diagnosis and
karena apabila terlalu lama digunakan dapat Treatment. London: Elsevier Limited;
menimbulkan efek samping. Beberapa ahli ada 2004. p.194-00
yang mencoba tetrasiklin yang dipakai secara
topikal atau sistemik. Penggunaan secara 2. Lawler W, Ahmed A, Hume WJ. Buku
topikal dilakukan dengan melarutkan obat pintar patologi untuk kedokteran gigi.
dalam 30 mL air dan digunakan sebagai obat Jakarta: Penerbit buku kedokteran; 2002.
kumur.17 p.81
Obatobat sistemik seperti levamisole, 3. Sariawan. Available from :
inhibitor monoamine oksidase, thalidomide http://id.shvoong.com/medicine-and-
atau dapsone digunakan untuk penderita yang health/1811761-sariawan-kecil-tapi-
sering mengalami ulserasi oral yang serius. menyengsarakan/. Akses 21 Desember
Tetapi, penggunaan obatobat ini harus 2010
dipertimbangkan efektifitas serta efek
sampingnya.5 4. Katherinearta. Stomatitis Apthosa
Rekuren. Available from:
Untuk pasien dengan gangguan
http://one.indoskripsi.com/click/9141/.
hematologi maka terapi yang diberikan
Akses 02 Januari 2011
kepada pasien anemia karena kekurangan zat
besi adalah tablet zat besi yang berisi ferrous 5. Lewis MAO, Lamey PJ. Tinjauan klinis
sulfate, ferrous gluconate, dan ferrous penyakit mulut. Jakarta: Widya Medika;
fumarate yang diberikan peroral. Respon 1998. p.48-9
tubuh pada terapi biasanya cepat, sel darah
merah akan kembali normal setelah 1-2 bulan. 6. Apriasari ML, Tuti H. Stomatitis aftosa
Oleh sebab itu pasien diberikan sulemen yang rekuren oleh karena anemia. Dentofasial
berisi zat besi 2x1 sehari yang diminum Jurnal Kedokteran Gigi 2010; 9(1) : 44-5
selama dua minggu.6
7. Sapp JP, Eversole LR, Wysocki GP.
2.6 Pencegahan Contemporary oral and maxillofacial
Stomatitis yang disebabkan oleh iritasi pathology. 2nd ed. Mosby: St Louis; 2004.
lokal dapat dicegah dengan oral hygiene yang p.184
baik, pemeriksaan-gigi yang teratur, dan
kebiasaan-diet yang baik. Masalah stomatitis 8. Greenberg MS, Glick M. Burkets oral
yang disebabkan oleh penyakit sistemik dapat medicine diagnosis and treatment. 10th ed.
diminimalkan dengan oral hygiene yang baik Philedelpia: BC Decker Inc; 2003. p.63-4
dan secara cermat mengikuti terapi medis yang
diberikan oleh penyedia pelayanan kesehatan 9. Langlais RP, Miller CS. Atlas berwarna
pasien. Pasien dengan peralatan gigi seperti kelainan rongga mulut yang lazim. Alih
gigi palsu sebaiknya mengunjungi dokter bahasa: Susetyo B. Editor: Juwono L.
giginya secara teratur. Penggunaan tembakau Jakarta: Hipokrates; 1994. p.94-8
sebaiknya dihindari. Alkohol sebaiknya
10. Neville BW, Damm DD, Allen CM,
digunakan secara moderat. Obat kumur dan
Bouquot JE. Oral and maxillofacial
pathology. 2nd ed. Philadelphia: W.B. 19. BKKBN. Pendalaman materi membantu
Saunders Company; 1991. p.287-8 remaja memahami dirinya. Jakarta:
Direktorat remaja dan perlindungan hak-
11. Eversole LR. Clinical outline of oral hak reproduksi; 2008. p.1-7
pathology: diagnosis and treatment. 3rd ed.
Hamilton Ontario: BC Decker Inc; 2002. 20. BKKBN. Remaja hari ini adalah
p.64-66 pemimpin masa depan. Jakarta: Direktorat
remaja dan perlindungan hak-hak
reproduksi; 2004. P.14-9
12. Jenis-jenis sariawan. Available from:
21. Stomatitis. Available from:
http://www.mail-archive.com/milis-
http://www.ahealthyme.com/topic/topic1
nakita@news.gramedia-
00587510. Akses 10 Januari 2010
majalah.com/msg03970.html. Akses 11
Desember 2010 22. Bhaskar SN. Sypnosis of oral pathology.
7th ed. Toronto-London: The C.V. Mosby
13. Canker sores (Recurrent Minor Aphthous
Company ST.Louis; 1999.
Ulcers): What Causes These Mouth
Ulcers Risk Factors. 2006 : [internet]. 23. Pitojo S. Keterlibatan infeksi
Available from: http://www.animated- bakteriologik pada stomatitis apthosa dan
teeth.com/canker-sores/t1-canker- peranan antimikroba pada pengobatannya.
sores.html. Accessed Desember 6, 2010 Medan: FKG-USU; 1991.
14. Penyebab sariawan. Available from :
http://www.bmf.litbang.depkes.go.id/inde
x.php?option=content&task=view&id=13
0&Itemid=53. Akses 20 Desember 2010

15. Cawson RA, Odell EW, Porter S .


Cawsons essentials of oral pathology and
oral medicine. 7th ed. New York: Churchill
living stone; 2005. p.192-3

16. Penyebab trauma di rongga mulut.


Available from:
http://www.ayahbunda.com. Akses 20
Desember 2010

17. Marwati E, Chahya R. Penatalaksanaan


penderita stomatitis aftosa rekuren.
Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 2004;
19(55) : 29

18. Juniastuti M, Ekaputri S. Perbandingan


efek anti inflamasi substrat lidah buaya
10% dengan substrat lidah buaya 25%
selama 1 hari. Indonesian Journal of
Dentistry 2005; 12(3) : 187
GLOSSITIS

2.1 Anatomi Lidah


Lidah merupakan massa jaringan ikat
yang tersusun otot lurik yang diliputi oleh
membran mukosa. Membran mukosa
melekat erat pada otot karena jaringan
penyambung lamina propia menembus ke
dalam ruang-ruang antar berkas-berkas
otot. Struktur lainnya yang berhubungan
dengan lidah sering disebut lingual. Lidah
merupakan bagian tubuh penting untuk
indra pengecap yang terdapat
kemoreseptor untuk merasakan respon
rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap
rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga
mulut akan direspon oleh lidah di tempat
yang berbeda-beda. Lidah sebagian besar
terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot
intrinsik dan ektrinsik. Otot intrinsik lidah 2.2 Definisi Glositis
melakukan semua gerakan halus,
sementara otot ektrinsik mengaitkan lidah
pada bagian-bagian sekitarnya serta
melaksanakan gerakan-gerakan kasar
yang sangat penting pada saat mengunyah
dan menelan. Lidah mengaduk makanan,
menekannya pada langit-langit dan gigi
dan akhirnya mendorongnya masuk faring.
Lidah terletak pada dasar mulut,
sementara pembuluh darah dan urat saraf
masuk dan keluar pada akarnya. Ujung
serta pinggiran lidah bersentuhan dengan
gigi-gigi bawah, sementara
dorsum merupakan permukaan
melengkung pada bagian atas lidah. Glositis merupakan suatu kondisi
peradangan yang terjadi pada lidah yang
ditandai dengan terjadinya deskuamasi
papila filiformis sehingga menghasilkan
daerah kemerahan yang halus dan
mengkilat. Glositis bisa terjadi akut atau
kronis. Penyakit ini dapat mencerminkan
kondisi dari lidah itu sendiri atau
merupakan cerminan dari penyakit tubuh
yang gejalanya muncul pada lidah.
Keadaan ini dapat menyerang pada semua
tingkatan usia.
2.3 Etiologi Glositis
Penyebab glositis bermacam-macam, Penegakan diagnosis dimulai dari
baik lokal dan sistemik. Penyebab glositis anamnesis. Dari anamnesis, dapat
bisa diuraikan sebagai berikut: ditemukan keluhan nyeri lidah, ada massa
a. Sistemik: atau pembengkakan (massa fokal; fibroma,
1. Malnutrisi (kurang asupan vitamin lipoma. Massa difus; sengatan tawon,
B12, niasin, riboflavin, asam folat) kista mukosa, erythema bollusum).
2. Anemia (kekurangan Fe) Pada pemeriksaan fisik, dilihat nodul
3. Penyakit kulit (lichenplanus, atau papilla lidah yang menghilang. Selain
erythema multiforme, syphilis, lesi itu juga dapat dilakukan pemeriksaan
apthous) tambahan seperti biopsi, kikisan KOH,
4. HIV (candidiasis, HSV, CBC, tes serologi untuk sifilis, tes untuk
kehilangan papillae) defisiensi vitamin B12, tes glukosa
5. Obat lanzoprazole, amoxicillin, postprandial, profil kimia darah, kultur
metronidazole. lesi dan smear bila terdapat indikasi.
b. Lokal: 2.7. Jenis Glositis
1. Infeksi (streptococcal, candidiasis, a. Atrofi Glositis
Tb, HSV, EBV) Glositis atrofi atau hunter
2. Trauma (luka bakar) glossitis adalah suatu kondisi yang
3. Iritan primer (alkohol, tembakau, ditandai oleh lidah mengkilap halus dan
makanan pedas, permen nyeri yang disebabkan oleh atrofi dari
berlebihan) papila lingual
Faktor resiko: (depapillation). Permukaan lidah dorsal
1. Nutrisi yang kurang bagus mungkin akan terasa panas, nyeri dan/atau
2. Merokok eritema. Atrophic glossitis memiliki
3. Mengkomsumsi alcohol banyak penyebab, biasanya terkait dengan
4. Usia kekurangan nutrisi atau faktor lain
5. Stres, gelisah, depresi seperti xerostomia (mulut kering) atau
anemia.
b. Benign Migratory Glossitis ( Geografis
2.5. Tanda dan Gejala Lidah)
Tanda dan gejala dari glositis Lidah Geografis atau Benign
bervariasi oleh karena penyebab yang Migratory Glossitis adalah kondisi
bervariasi pula. Tanda dasar kelainan ini peradangan selaput lendir dari lidah,
adalah perubahan warna lidah dan rasa biasanya terjadi pada permukaan
nyeri. Warna yang dihasilkan bervariasi lidah. Hal ini ditandai dengan lidah
dari gelap merah sampai dengan merah yang halus, depapillation dengan
terang. Kondisi ini menyebabkan warna merah (hilangnya papila
kesulitan mengunyah, menelan atau lingual ) yang berpindah atau meluas
berbicara. Lidah yang mempunyai dari waktu ke waktu. Istilah migratory
kelainan ini permukaannya akan terlihat berasal dari gambaran lidah yang
halus. Terdapat beberapa ulserasi yang berubah menjadi seperti peta, dengan
terlihat pada glositis. Perawatan dari patch menyerupai gambaran pulau-
glositis tergantung pada penyakit yang pulau. Penyebabnya tidak diketahui,
mendasari. Apabila glositis terjadi pada tetapi kondisi ini sepenuhnya jinak dan
anemia pernisiosa maka lidah akan tidak ada pengobatan kuratif.
tampak merah dan terasa panas. Daerah yang mengalami
2.6. Diagnosis depapillation biasanya sedikit
terangkat, berwarna putih, kuning atau
abu-abu. Sebuah lesi lidah geografis
biasanya dimulai sebagai patch putih
Pada awal terjadinya penyakit,
biasanya hanya terdapat satu lesi, tapi
ini jarang terjadi dan biasanya lesi
dapat berada di beberapa lokasi yang
berbeda di lidah, dan kemudian seiring
waktu, lesi-lesi tersebut meluas dan
menyatu untuk membentuk gambaran
khas seperti peta. Lesi biasanya
berubah bentuk, ukuran dan berpindah
ke bagian lidah lain. Kondisi ini dapat
mempengaruhi hanya sebagian dari
lidah, dengan kecenderungan dimulai
pada ujung dan sisi lidah, yang akan
berkembang ke seluruh permukaan
lidah. Glositis geografis seringkali
tidak menimbulkan gejala, tetapi dalam
beberapa kasus, pasien dapat
mengalami rasa sakit atau terbakar
misalnya ketika makan panas, asam,
pedas atau lainnya jenis makanan
(misalnya keju, tomat, buah).
c. Median Rhomboid Glositis
Beberapa penelitian
Median rhomboid glossitis atau
melaporkan hubungan penyakit ini
atrofi papila sentral adalah suatu
dengan beberapa antigen pada leukosit
kondisi yang ditandai oleh daerah
manusia , seperti peningkatan insiden
kemerahan dan kehilangan papilla
dengan HLA-DR5 , HLA-
lidah, terletak di dorsum lidah dalam
DRW6 dan HLA-Cw6 dan penurunan garis tengah di depan papila
insiden di HLA-B51. Kekurangan
sirkumvalata. Median rhomboid
vitamin B2 (ariboflavinosis) dapat
glossitis diduga diakibatkan oleh
menyebabkan beberapa tanda-tanda di
infeksi jamur kronis, dan biasanya
mulut, termasuk lidah geografis. Lidah
adalah jenis kandidiasis oral.
pecah-pecah sering terjadi bersamaan
Rasa sakit jarang terdapat pada
dengan lidah geografis dan beberapa
kondisi tersebut. Penampilan khas
menganggap lidah pecah-pecah
lesi adalah daerah berbentuk oval atau
menjadi tahap akhir geografis lidah.
belah ketupat yang terletak di garis
Beberapa penelitian menunjukkan
tengah permukaan dorsal lidah, hanya
bahwa lidah geografis dikaitkan
anterior (depan) dari terminalis
dengan diabetes , dermatitis
sulkus . Lesi biasanya simetris, batas
seboroik dan atopi.
jelas, eritematosa dan depapillated.
Biasanya dapat ditemukan pula lesi
kandida di tempat lain di mulut.
Faktor predisposisi, yaitu
merokok, penggunaan gigi tiruan,
kortikosteroid semprotan atau inhaler
dan human immunodeficiency standard untuk diagnosis lesi herpes
virus (HIV). Kultur mikrobiologi dari intraoral.
lesi biasanya 2.8. Terapi Glositis
menunjukkan Candida yang Tujuan pengobatan adalah untuk
bercampur dengan bakteri. mengurangi peradangan. Perawatan biasanya
Diagnosis biasanya ditegakkan tidak memerlukan rawat inap kecuali lidah
berdasarkan gambaran klinis, dan bengkak sangat parah. Kebersihan mulut
biopsi jaringan, tetpai biasanya tidak sangat perlu, termasuk menyikat gigi
diperlukan. Pengobatan dilakukan menyeluruh setidaknya dua kali sehari dan
bersamaan dengan penghentian flossing sedikitnya setiap hari. Kortikosteroid
konsumsi rokok dan pengobatan seperti prednisone dapat diberikan untuk
topikal atau obat antijamur oral. mengurangi peradangan glositis. Untuk kasus
ringan, aplikasi topis (seperti berkumur
prednisone yang tidak ditelan) dapat
disarankan untuk menghindari efek samping
dari kortikosteroid yang ditelan atau disuntik.
Antibiotik, obat anti jamur, atau anti mikroba
lainnya mungkin diberikan jika penyebab
glositis adalah infeksi. Anemia dan
kekurangan gizi harus diperlukan, sering
dengan perubahan pola makan atau suplemen
lainnya. Hindari iritasi (seperti makan panas
atau pedas, alkohol, dan tembakau) untuk
meminimalkan ketidaknyamanan.
2.9. Komplikasi
Komplikasi pada glositis antara lain
bisa terjadi kegelisahan pada penderita,
penghambatan jalan nafas, kesulitan berbicara,
kesulitan mengunyah atau menelan, bahkan
d. Geometric Glossitis pada kondisi yang berat bisa terjadi
Glossitis geometris, juga peradangan lidah yang kronis.
disebut geometris herpetic glossitis
adalah istilah yang digunakan untuk 2.10 Pencegahan
lesi kronis yang berhubungan Pencegahan pada glositis bisa
dengan infeksi virus herpes dilakukan dengan cara;
simpleks (HSV) tipe I, dimana Menjaga kesehatan mulut dengan baik
ditemukan celah (fissure) yang (sikat gigi yang baik dan benar)
bercabang di garis tengah lidah. Lesi Flossing, pembersihan teratur oleh
biasanya sangat menyakitkan, dan profesional dan pemeriksaan yang
terdapat erosi di kedalaman rutin
celah. Istilah geometric glossitis ini Minimalkan iritasi atau cedera mulut
berasal dari pola geometris pada celah bila memungkinkan
yang membujur, menyeberang atau Hindari penggunaan berlebihan
bercabang. Hubungan antara herpes makanan atau zat yang mengganggu
simpleks dan glossitis geometris ini mulut atau lidah
dibantah oleh beberapa peneliti dan 2.11. Prognosa
klinisi, karena belum ada gold
Dalam beberapa kasus, glositis bisa penggunaan tembakau dalam jenis apapun
menyebabkan lidah bengkak yang dapat serta hindari alkohol.
menghambat jalan nafas. Namun dengan DAFTAR PUSTAKA
penanganan yang tepat dan adekuat, gangguan
pada lidah ini dapat teratasi dan dicegah Prinz H: Wandering rash of the tongue
kekambuhannya. (geographic tongue). Dent Cosmos 69: 272-
75, 1927.
BAB III
PENUTUP Goswami M, Verma A, Verma M. Benign
3.1 KESIMPULAN migratory glossitis with fissured tongue. J
Lidah merupakan salah satu organ Indian Soc Pedod Prev Dent. 2012 Apr- Jun;
penting pada tubuh manusia yang memiliki 30(2): 173-75. Available from:
banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/229181
proses pencernaan, menghisap, menelan, 06.
persepsi rasa, bicara, respirasi dan
perkembangan rahang. Assimakopoulos D, Patrikakos G, Fotika C,
Glositis merupakan suatu peradangan Elisaf M. Benign migratory glossitis or
yang terjadi pada lidah yang ditandai dengan geographic tongue: an enigmatic oral lesion.
terjadinya deskuamasi papilla filiformis Am J Med. 2002 Dec 15; 113(9): 751-55.
sehingga menghasilkan daerah kemerahan Available from:
yang mengkilat. Glositis biasanya dapat http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/125173
disebabkan oleh defisiensi zat besi (Fe), 66.
vitamin B kompleks, infeksi, trauma, serta bisa
Honarmand M, Farhad ML, Shirzaiy M,
karena penyebab lain.
Sehhatpour M. Geographic Tongue and
Glositis dapat dibedakan menjadi
Associated Risk Factors among Iranian
empat antara lain atrofi glositis, median
Dental Patients. Iran J Public Health. 2013;
rhomboid glositis, glositis jinak bermigrasi
42(2): 215-19. Available from:
dan geometric glossitis. Perawatan pada
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/235152
glositis ini tergantung dari kasusnya.
38.
Antibiotik dipergunakan bila kelainan ini
melibatkan bakteri. Bila penyebabnya adalah
Darwazeh AM, Almelaih AA. Tongue lesions
defisiensi gizi, maka diperlukan supplement
in a Jordanian population. Prevalence,
yang memadai yaitu harus diberikan zat besi
symptoms, subjects knowledge and treatment
yang merupakan ciri utama glositis akibat
provided. Med Oral Patol Oral Cir Bucal.
defisiensi zat besi.
2011 Sep 1;16(6): e745-9. Available from:
3.2. SARAN
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/211968
Penderita glositis disarankan untuk
41.
menjaga kebersihan rongga mulut yaitu
dengan sikat gigi dan penggunaan dental floss Brian VR, Derby R, Bunt WC. Common
atau benang gigi. Jangan lupa untuk tongue conditions in primary care. Am Fam
membersihkan lidah setelah makan. Kemudian Physician. 2010 mar 1;81(5):627-34.
kunjungi dokter gigi secara teratur. Jangan Available from:
gunakan bahan-bahan obat atau makanan yang http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/201875
merangsang lidah untuk terjadi iritasi atau 99.
agen-agen yang dapat menimbulkan sensitisasi.
Selain itu juga hentikan merokok dan hentikan Jainkittivong A, Langlais RP. Geographic
tongue: clinical characteristics of 188 cases. J
Contemp Dent Pract. 2005 15; 6(1): 123-35. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2332
Available from: 9990.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/157190
84. Pogrel MA, Cram D. Intraoral findings in
patients with psoriasis with special
Warnock GR, Correll RW, Pierce GL. reference to ectopic geographic tongue
Multiple, shallow, circinate mucosal erosions (erythema circinata). Oral Surg Oral Med
on the soft palate and base of uvula. J Am Oral Pathol 1988; 66: 184-89. Available
Dent Assoc 1986; 112: 523-24. Available from:
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3174
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/345785 052.
7

Michael J. Sigal, David Mock. Symptomatic


benign migratory glossitis: report of two cases
and literature review. Pediatric dentistry:
November/December, 1992; Vol 14(6): 392-
96. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/130354
9

Redman R S: Prevalence of geographic


tongue, fissured tongue, median rhomboid
glossitis and hairy tongue among 3,611Min-
nesota schoolchildren. Oral Surg 30: 390-95,
1970. Available from:
http://www.sciencedirect.com/science/article/
pii/0030422070903208.

Marks R, Taitt B. HLA antigens in


geographic tongue. Tissue Antigens. 1980;
15(1): 60-62. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/127353
33.

Fenerli A. Papanicolaou S, Papanicolaou M,


Laskaris G. Histocompatibility antigens and
geographic tongue. Pathol 1993; 76: 476-79.
Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/823342
8

Picciani B, Silva-Junior G, Carneiro S,


Sampaio AL, Goldemberg DC, Oliveira J,
Porto LC, Dias EP. Geographic stomatitis: an
oral manifestation of psoriasis?. J Dermatol
Case Rep. 2012 Dec 31; 6(4): 113-16.
Available from:
PAROTITIS EPIDEMIKA adalah subklinis. Kebanyakan penyakit ini
menyerang anak-anak yang berumur 2-15
A. DEFINISI
tahun, namun pada orang dewasa justru
Parotitis epidemika ialah penyakit
lebih berat. Jarang ditemukan pada anak
virus akut yang biasanya menyerang
yang berumur kurang dari 2 tahun. Gender
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis.
juga berpengaruh terhadap angka kejadian
Gejala khasnya yaitu terjadi pembesaran
parotitis. Laki-laki lebih sering terkena
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
parotitis dibandingkan perempuan
(Behrman, et al., 2000).
(Maharani dan Soenartyo, 2009).
Parotitis epidemika (gondongan)
Jika seseorang pernah menderita
adalah suatu infeksi virus menular yang
gondongan, maka dia akan memiliki
menyebabkan pembengkakan unilateral
kekebalan seumur hidupnya. Yang
(satu sisi) atau bilateral (kedua sisi) pada
terkena biasanya adalah kelenjar parotis,
kelenjar liur disertai nyeri. Pada saluran
yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara
kelenjar ludah terjadi kelainan berupa
telinga dan rahang. Pada orang dewasa,
pembengkakan sel epitel, pelebaran dan
infeksi ini bisa menyerang testis (buah
penyumbatan saluran (Pudjiadi dan
zakar), sistem saraf pusat, pankreas,
Hadinegoro, 2009).
prostat, payudara dan organ lainnya.
Adapun mereka yang beresiko besar untuk
B. EPIDEMIOLOGI
menderita atau tertular penyakit ini adalah
Sebelum ditemukan vaksin parotitis
mereka yang menggunakan atau
pada tahun 1967, parotitis epidemika
mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk
merupakan penyakit yang sangat sering
menekan hormon kelenjar tiroid dan
ditemukan pada anak. Insidens pada umur
mereka yang kekurangan zat Iodium
< 15 tahun adalah 85% dengan puncak
dalam tubuh (Maharani dan Soenartyo,
insidens kelompok umur 5-9 tahun.
2009).
Setelah ditemukan vaksin parotitis,
kejadian parotitis epidemika menjadi
C. ETIOLOGI
sangat jarang. Di negara barat seperti
Parotitis adalah penyakit virus
Amerika dan Inggris, rata-rata didapat
sistemik yang disebabkan oleh virus
kurang dari 1.000 kasus per tahun.
ribonucleic acid (RNA) spesifik, yang
Demikian pula insidens parotitis bergeser
dikenal sebagai Rubulavirus (virus
pada anak besar dan dewasa muda serta
mumps). Rubulavirus termasuk dalam
menyebabkan kejadian luar biasa di
genus Paramyxovirus dan merupakan
tempat kuliah atau tempat kerja. Di
anggota dari famili Paramyxoviridae.
Indonesia, tidak didapatkan adanya data
Virus ini berantai tunggal dengan RNA
mengenai insidens terjadinya parotitis
yang dikelilingi oleh glikoprotein. Salah
epidemika (Pudjiadi dan Hadinegoro,
satu dari kedua glikoprotein berfungsi
2009).
sebagai perantara neuraminidase dan
Jika dibandingkan dengan campak
aktivitas hemaglutinasi, sedangkan yang
atau cacar air, gondongan tidak terlalu
lain bertanggung jawab atas fusi membran
menular. Penyakit gondongan tersebar di
lipid dengan sel inang. Manusia dikenal
seluruh dunia dan dapat timbul secara
sebagai satu-satunya inang bagi virus
endemik atau epidemik. Epidemi terjadi
mumps (Plotkin, et al., 2008).
pada semua musim tetapi sedikit lebih
Virus mumps, Rubulavirus,
sering pada musim dingin akhir dan
memiliki morfologi yang sama dengan
musim semi. Sumber infeksi mungkin
human parainfluenza viruses (yang
sukar dilacak karena 30-40% infeksi
merupakan bagian dari genus tidak menular (Pudjiadi dan Hadinegoro,
Paramyxovirus). Virus mumps juga 2009).
memiliki karakteristik epidemiologi Pada anak, manifestasi prodormal
dengan measles (virus RNA, genus jarang terjadi tetapi mungkin tampak
Morbillivirus, famili Paramyxoviridae) bersama dengan demam, nyeri otot
dan rubella (virus RNA, genus Rubivirus, (terutama pada leher), nyeri kepala, dan
famili Togaviridae) (Plotkin, et al., 2008). malaise. Awalnya ditandai dengan nyeri
dan pembengkakan parotis yang khas,
mula-mula mengisi rongga antara tepi
D. KLASIFIKASI posterior mandibula dan mastoid
Parotitis epidemika diklasifikasikan kemudian meluas dalam deretan yang
menjadi dua, yaitu (Maharani dan melengkung ke bawah dan ke depan, di
Soenartyo, 2009) : atas dibatasi oleh zigoma. Edema kulit dan
jaringan lunak biasanya meluas lebih
1. Parotitis Kambuhan
lanjut dan mengaburkan batas
Sudah pernah terinfeksi
pembengkakan kelenjar, sehingga
sebelumnya kemudian kambuh. Anak-
pembengkakan lebih mudah disadari
anak mudah terkena parotitis
dengan pandangan daripada dengan
kambuhan yang timbul pada usia antara
palpasi (Behrman, et al., 2000).
1 bulan hingga akhir masa kanak-
Pembengkakan terjadi dengan cepat
kanak. Kambuhan berarti sebelumnya
dalam waktu beberapa jam dengan puncak
anak telah terinfeksi virus kemudian
pada 1-3 hari. Pembengkakan jaringan
kambuh lagi (Maharani dan Soenartyo,
mendorong lobus telinga ke atas dan ke
2009).
luar, dan sudut mandibula tidak lagi dapat
2. Parotitis Akut
dilihat. Pembengkakan perlahan-lahan
Parotitis akut ditandai dengan
menghilang dalam 3-7 hari. Satu kelenjar
rasa sakit yang mendadak, kemerahan
parotis biasanya membengkak sehari atau
dan pembengkakan pada daerah parotis.
dua hari sebelum yang lain, tetapi lazim
Dapat timbul sebagai akibat pasca-
pembengkakan terbatas pada satu kelenjar.
bedah yang dilakukan pada penderita
Daerah pembengkakan terasa lunak dan
terbelakang mental dan penderita usia
nyeri. Edema faring dan palatum mole
lanjut, khususnya apabila penggunaan
homolateral menyertai pembengkakan
anestesi umum lama dan adanya
parotis dan memindahkan tonsil ke medial.
gangguan dehidrasi (Maharani dan
Pembengkakan parotis biasanya disertai
Soenartyo, 2009).
dengan demam sedang hingga 40C
(Behrman, et al., 2000).
E. TANDA DAN GEJALA
Infeksi parotitis epidemika ditandai
F. PATOGENESIS
dengan gejala prodromal berupa demam,
nyeri kepala, nafsu makan menurun
selama 3-4 hari, yang diikuti peradangan
kelenjar parotis (parotitis) dalam waktu 48
jam dan dapat berlangsung selama 7-10
hari. Penularan terjadi 24 jam sebelum
sampai 3 hari setelah terlihatnya
pembengkakan kelenjar parotis. Satu
minggu setelah terjadi pembengkakan
kelenjar parotis pasien dianggap sudah
parotis. Keadaan ini disebut parotitis
(Maharani dan Soenartyo, 2009).

Gambar 2. Parotitis pada Sublingual


Gambar 1. Skema Patogenesis Parotitis Sinistra

Virus mumps masuk tubuh melalui Bila testis terkena infeksi maka
hidung atau mulut yang berasal dari terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel
percikan ludah, kontak langsung dengan epitel tubuli seminiferus. Pada pankreas
penderita parotitis lain, muntahan, dan kadang-kadang terdapat degenerasi dan
urin. Infeksi akut oleh virus mumps pada nekrosis jaringan (Yvonne, 2000).
kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya
kenaikan titer IgM dan IgG secara
bermakna dari serum akut dan serum
konvalesens. Pada infeksi pertama
antibodi yang terbentuk terlebih dahulu
adalah IgM. IgG muncul setelahnya, yang
mana kadarnya lebih tinggi dalam darah
dan tidak menurun secara dramatis. Jika
terjadi paparan lagi, IgG akan naik jauh
lebih tinggi dan lebih cepat daripada IgM.
IgG merupakan penanda utama pada
infeksi sekunder (Maharani dan Soenartyo, Gambar 3. Orkitis Pasca Infeksi Parotitis
2009). Epidemika pada Skrotum Dekstra
Masa inkubasi 15 sampai 21 hari
kemudian virus bereplikasi di dalam G. PATOFISIOLOGI
traktus respiratorius atas. Semakin banyak
penumpukan virus di dalam tubuh
sehingga terjadi proliferasi di parotis /
epitel traktus respiratorius kemudian
terjadi viremia (ikutnya virus ke dalam
aliran darah) dan selanjutnya virus
berdiam di jaringan kelenjar / saraf yang
kemudian akan menginfeksi glandula
IL-1, kemudian IL-1 menghasilkan
pirogen endogen yang akan diteruskan
menuju hipotalamus sebagai pusat
regulasi suhu tubuh untuk merangsang
prostaglandin dan akan menimbulkan
demam (Ray, 2008).

H. PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosis dari parotitis
epidemika yaitu (Behrman, et al., 2000) :
1. Anamnesis
a. Gejala yang pertama terlihat adalah
nyeri ketika mengunyah atau
menelan, terutama jika menelan
cairan asam misalnya jeruk.
b. Demam, biasanya suhu mencapai
Gambar 4. Skema Patofisiologi Parotitis 38,9-40o Celcius
Pada umumnya penyebaran c. Pembengkakan kelenjar terjadi
paramyxovirus sebagai agen penyebab setelah demam
parotitis melalui kontak langsung dengan d. Nafsu makan berkurang
penderita, droplet, urin dan muntahan e. Menggigil
penderita. Dari berbagai cara tadi virus f. Sakit kepala
masuk melalui saluran pernapasan baik 2. Pemeriksaan Fisik
hidung maupun mulut. Virus mengalami a. Suhu meningkat mencapai 38,9-40o
masa inkubasi 12 sampai 25 hari Celcius
kemudian virus bereplikasi dan b. Pembengkakan di daerah
mengalami masa viremia awal selama 3-5 temporomandibuler (antara telinga
hari. Setelah replikasi awal, virus dan rahang)
bereplikasi di kelenjar parotis, c. Nyeri tekan pada kelenjar yang
menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi membengkak
(Ray, 2008). d. Tanda meningeal seperti
Reaksi inflamasi merangsang pemeriksaan kaku kuduk, kernigs
keluarnya bradikinin yang akan sign, brudzinskis sign perlu juga
merangsang saraf sensorik dan diperiksa karena meningitis terjadi
mengakibatkan nyeri. Selain bradikinin, pada 15% dari pasien yang
reaksi inflamasi tadi merangsang terinfeksi mumps. Bila salah satu
pengeluaran histamin yang berakibat pada pemeriksaan tanda meningeal
peningkatan permeabilitas pembuluh positif maka dikatakan tanda
darah sehingga terjadi edema pada pipi. meningeal positif meskipun pada
Edema pada pipi dapat menekan saraf pemeriksaan yang lain negatif.
aurikula temporal sehingga terjadi nyeri e. Pada laki-laki yang sudah
pada telinga. Selain itu reaksi imun yang mengalami pubertas biasanya
terjadi saat masa viremia awal mengalami komplikasi seperti
merangsang terjadinya respon imun orkitis. Orkitis ditandai dengan
spesifik seluler untuk kemudian nyeri testis dan pembengkakan pada
menghasilkan sel T. Sel T mengaktivasi testis dan skrotum.
sitokin yang akan merangsang keluarnya
f. Pada wanita yang telah mengalami sampai suatu jumlah yang rendah
pubertas dapat menjadi ooforitis dan tetap ada. Peningkatan 4 kali
atau pembengkakan pada ovarium. lipat dalam titer dengan analisis
g. Tuli bisa menjadi komplikasi standar apapun menunjukan infeksi
parotitis, jadi dapat diperiksa yang baru terjadi (Behrman, et al.,
dengan menggunakan garpu tala. 2000).
3. Pemeriksaan Penunjang 2) Hemagglutination inhibition
Dalam prakteknya pemeriksaan antibodies (HI)
penunjang tidak banyak dilakukan, Uji ini memerlukan dua
sebab dari anamnesis dan pemeriksaan spesimen serum, satu serum dengan
fisik sudah terdiagnosis. Namun jika onset cepat dan serum yang satunya
gejala tidak jelas, maka diagnosis diambil pada hari ketiga. Jika
didasarkan pada : perbedaan titer spesimen 4 kali
a. Pemeriksaan darah rutin selama infeksi akut, maka
Pemeriksaan ini tidak spesifik kemungkinannya parotitis
karena gambarannya seperti infeksi (Behrman, et al., 2000).
virus lain. Biasanya menunjukan 3) Virus neutralizing antibodies (VN)
leukopenia dengan limfositosis Tes ini untuk menentukan
relative (Behrman, et al., 2000). imunitas terhadap parotitis
b. Amilase serum epidemika. Tes ini adalah metode
Didapatkan pula kenaikan yang paling dapat dipercaya untuk
kadar amilase pada serum yang menemukan imunitas tetapi tidak
mencapai puncaknya setelah satu praktis dan mahal (Behrman, et al.,
minggu dan kemudian menjadi 2000).
normal kembali dalam dua minggu d. Isolasi virus
(Behrman, et al., 2000). Mengisolasi virus dengan
c. Uji serologi membuat biakan virus yang terdapat
Jika penderita tidak dalam saliva, urin, LCS atau darah.
menampakan pembengkakan Biakan dinyatakan positif bila
kelenjar di bawah telinga namun terdapat hemadsorpsi dalam biakan
tanda dan gejala lainnya mengarah yang diberi cairan fosfat-NaCl dan
ke penyakit parotitis sehingga tidak ada pada biakan yang diberi
meragukan diagnosis maka serum hiperimun (Behrman, et al.,
dilakukan uji serologi untuk 2000).
membuktikan antibody mumps e. Polymerase Chain Reaction (PCR)
spesifik (Behrman, et al., 2000). Pemeriksaan ini adalah
1) Complement fixation antibodies sebuah pemeriksaan diagnostik
(CF) terbaru. Pemeriksaan ini lebih
CF test dapat digunakan untuk sensitif dibandingkan dengan
menentukan jumlah respon antibodi pemeriksaan yang lain. Bahan
terhadap komponen antigen S dan V spesimen diambil dari swab
bagi diagnosis infeksi parotitis orofaring atau cairan serebrospinal
epidemika akut. Antibodi terhadap (Behrman, et al., 2000).
antigen V mencapai titer puncak
dalam 1 bulan dan menetap selama I. PENATALAKSANAAN
6 bulan berikutnya dan kemudian Parotitis merupakan penyakit yang
menurun secara lambat 2 tahun bersifat self-limited (sembuh / hilang
sendiri) yang berlangsung kurang lebih Peningkatan jumlah kejadian abortus
dalam satu minggu. Tidak ada terapi spontan telah ditemukan pada wanita
spesifik bagi infeksi virus mumps oleh hamil trimester 1 kehamilannya yang
karena itu pengobatan parotitis seluruhnya sedang mengalami infeksi mumps, namun
simptomatik dan suportif (Soedarmo, et belum ditemukan adanya bukti bahwa
al., 2008). mumps dapat menyebabkan cacat bawaan.
1. Penderita rawat jalan Deafness (tuli) pada satu telinga atau
Penderita baru dapat dirawat kedua telinga dapat terjadi pada 1/20.000
jalan bila tidak ada komplikasi dan kasus yang telah dilaporkan (Wielders, et
keadaan umum cukup baik. al., 2011).
a. Istirahat yang cukup Pemeriksaan yang dapat dilakukan
b. Pemberian diet lunak dan cairan untuk mengetahui apakah terjadi
yang cukup komplikasi terutama pada orkitis dan
c. Medikamentosa (simptomatik) : meningitis adalah sebagai berikut :
Terapi yang digunakan yaitu 1. Orkitis
obat pereda panas dan nyeri Orkitis akibat infeksi dari mumps
(antipiretik dan analgesik) misalnya dapat didiagnosis dengan
Parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/hari menggunakan pemeriksaan darah, tes
dibagi dalam 3 dosis. C-reactive protein, urinalisis, dan juga
2. Penderita rawat inap USG. Pada pemeriksaan darah lengkap
Penderita dengan demam tinggi, didapatkan leukositosis, leukopenia,
keadaan umum lemah, nyeri kepala dan peningkatan C-reactive protein
hebat, gejala saraf perlu rawat inap di rata-rata sebanyak 140 mg/L. Pada
ruang isolasi. hitung jenis leukosit sebagian besar
menunjukkan hasil normal (Davis, et
a. Diet lunak, cair dan TKTP
al., 2010).
b. Analgetik-antipiretik
Urinalisis, urethral swab, dan
c. Penanganan komplikasi tergantung
urin pancar tengah dapat digunakan
jenis komplikasinya (Soedarmo, et
untuk menyingkirkan dugaan adanya
al., 2008).
infeksi bakterial. Pada USG didapatkan
adanya hipervaskularisasi testis dan
J. KOMPLIKASI
epididimis, pembesaran epididimis,
Komplikasi dari infeksi mumps
dan juga adanya hidrokel. Pada saat ini
lazimnya adalah keterlibatan sistem saraf
Colour Doppler USG lebih sensitif
pusat (meningitis), tetapi tidak sering.
menunjukkan adanya pembesaran
Meningitis terjadi pada 15% dari pasien
testis (unilateral atau bilateral)
yang terinfeksi mumps, tetapi tanpa
dibanding dengan USG konvensional
adanya kerusakan permanen. Hingga 50%
(Davis, et al., 2010).
dari laki-laki yang sudah mengalami
2. Meningitis
pubertas terkena orkitis (pembengkakan
Teknik diagnostik baru untuk
testis) sebagai komplikasi mumps. Kira-
mendiagnosis meningoencephalitis
kira setengah dari pasien orkitis memiliki
virus adalah dengan memakai
resiko terjadinya atropi testis, tetapi jarang
Polymerase Chain Reactive (PCR)
hingga menimbulkan kemandulan
untuk mendeteksi DNA atau RNA
(Wielders, et al., 2011).
virus dalam cairan serebrospinal. Pada
Ooforitis (pembengkakan ovarium)
parotitis, penurunan kadar glukosa
dan mastitis dapat terjadi pada wanita
CSS sering terjadi. Uji lain yang
yang telah mengalami pubertas.
bermanfaat pada evaluasi pasien menurunkan angka morbiditas dan
dengan dugaan meningoencephalitis mortalitas akibat gondong (Staf Pengajar
virus adalah dengan IKA FKUI, 2007).
elektroensefalogram dan pemeriksaan 1. Pasif : antibodi yang didapatkan dari
neuroimaging (Charles, 2000). ibu melalui plasenta dapat melindungi
bayi dari parotitis epidemika. Maka
dari itu, jarang ditemukan gondong
pada bayi kurang dari 6 bulan. Selain
Table 1. Penemuan-penemuan Cairan itu, Gamma globulin parotitis
Serebrospinal pada Berbagai Infeksi hiperimun tidak efektif dalam
SSP mencegah parotitis atau mengurangi
Infeksi Tek Le % Pr Gl komplikasi (Staf Pengajar IKA FKUI,
ana uk P ote uk 2007).
n osit M in osa 2. Aktif : dilakukan dengan memberikan
(m Tot N (m (m vaksinasi dengan virus parotitis hidup
mH al g/d g/d yang dilemahkan (Mumpsvax-merck,
2O) l) l) sharp and dohme). Vaksin ini tidak
(m 2 menyebabkan panas atau reaksi lain
) serta tidak mengekskresi virus dan
tidak menular terhadap kelompok yang
Tidak 50- <5 < 20- >5 rentan. Jarang ditemukan parotis yang
ada 80 25 45 0 dapat berkembang selama 7-10 hari
infeksi/ 10- sesudah vaksinasi (Staf Pengajar IKA
normal 100 100 < 50- >5 FKUI, 2007).
Mening - 0 25 20 0 BAB III
oenceph 150 % 0
PEMBAHASAN
alitis 100 <4
virus 100 - > 10 0
Meningi - 100 75 0- >5
Pemberian vaksinasi dengan virus
tis 300 00 % 50 0
mumps, sangat efektif dalam menimbulkan
bakteri 100 10- < 0
peningkatan antibodi mumps pada individu
Abses - 200 25 75-
yang seronegatif sebelum dilakukan vaksinasi
otak 300 % 50
dan telah memberikan proteksi 15-95 %.
0
Proteksi yang baik sekurang-kurangnya
selama 12 tahun dan tidak mengganggu vaksin
terhadap morbili, rubella, dan poliomielitis
K. PROGNOSIS atau vaksinasi variola (Fauci, et al., 2008).
Prognosis dari parotitis epidemika
umumnya baik, tetapi pada kondisi Vaksin tidak boleh diberikan pada bayi
tertentu dapat terjadi komplikasi (Turek, di bawah usia 1 tahun karena efek antibodi
2004). maternal. Selain itu tidak boleh diberikan pula
pada individu dengan riwayat hipersensitivitas
L. PENCEGAHAN terhadap komponen vaksin, demam akut,
Pencegahan terhadap parotitis selama kehamilan, leukemia dan keganasan,
epidemika dapat dilakukan secara limfoma, sedang diberi obat-obat
imunisasi pasif dan imunisasi aktif. Cara imunosupresif, alkilasi dan anti metabolit serta
ini merupakan pendekatan terbaik untuk
pasien yang sedang menjalani terapi radiasi Imunisasi polio merupakan imunisasi
(Fauci, et al., 2008). yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit poliomilelitis yang dapat
Vaksin campak, parotitis, rubella
menyebabkan kelumpuhan pada anak.
[Measles Mumps Rubella (MMR)]
Kandungan vaksin ini adalah virus yang
menimbulkan reaksi yang merugikan seperti
dilemahkan. Imunisasi polio diberikan
terjadi demam atau ruam dalam waktu 7-14
secara oral. Ada empat strategi dalam
hari, dan kejang (demam) (Schwartz, 2005).
mencegah terjadinya poliomielitis yaitu
Imunisasi mumps termasuk dalam jenis imunisasi rutin OPV (Oral Polio Virus)
imunisasi dasar yang baik diberikan kepada dengan cakupan tinggi, imunitas tambahan,
anak-anak. Berdasarkan IDAI (Ikatan Dokter surveilans AFP dan investigasi
Anak Indonesia), jenis imunisasi dasar laboratorium, serta mop-up untuk memutus
berupa : rantai penularan terakhir (IDAI, 2013).
4. Imunisasi DPT
1. Imunisasi BCG
Imunisasi DPT (Diptheria, Pertussis,
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette
Tetanus) merupakan imunisasi yang
Guerin) merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya
digunakan untuk mencegah terjadinya
difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin difteri
penyakit TB yang berat sebab terjadinya
ini mengandung kuman difteri yang telah
peyakit TB yang primer atau ringan dapat
dihilangkan sifat racunnya, namun masih
terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
dapat merangsang pembentukan zat anti
BCG. TB yang berat contohnya TB pada
(toksoid). Pemberian pertama zat anti
selaput otak, TB milier pada seluruh
terbentuk masih sangat sedikit (tahap
lapangan paru, atau TB tulang. Vaksin BCG
pengenalan) terhadap vaksin dan
merupakan vaksin yang mengandung
mengaktifkan organ-organ tubuh membuat
kuman TB yang telah dilemahkan. Vaksin
zat anti. Imunisasi DPT diberikan melalui
BCG diberikan melalui intradermal. Efek
intramuskular. Pemberian DPT dapat
samping pemberian imunisasi BCG adalah
berefek samping ringan ataupun berat. Efek
terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
ringan misalnya terjadi pembengkakan,
limfadenitis regional, dan reaksi panas
nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam.
(IDAI, 2013).
Efek berat misalnya terjadi kesakitan
kurang lebih empat jam, kesadaran
menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan
2. Imunisasi Hepatitis B
syok (IDAI, 2013).
Imunisasi hepatitis B merupakan
5. Imunisasi Campak
imunisasi yang digunakan untuk mencegah
Imunisasi campak merupakan
terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah
vaksin ini dalah HbsAg dalam bentuk cair.
terjadinya penyakit campak pada anak
Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis
karena termasuk penyakit menular.
sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat
Kandungan vaksin ini adalah virus yang
diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi
dilemahkan. Imunisasi campak diberikan
hepatitis ini diberikan melalui
melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki
intramuskuler. Angka kejadian hepatitis B
efek samping seperti terjadinya ruam pada
pada anak balita juga sangat tinggi dalam
tempat suntikan dan panas. Angka kejadian
memengaruhi angka kesakitan dan
campak juga sangat tinggi dalam
kematian balita (IDAI, 2013).
memengaruhi angka kesakitan dan
3. Imunisasi Polio
kematian anak (IDAI, 2013).
6. Imunisasi MMR ludah terutama kelenjar parotis dan ditandai
Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dengan adanya kelainan berupa
Rubella) merupakan imunisasi yang pembengkakan sel epitel, pelebaran dan
digunakan dalam memberikan kekebalan penyumbatan saluran.
terhadap penyakit campak, parotitis dan 2. Virus yang sering menyebabkan parotitis
campak jerman (rubella). Dalam imunisasi adalah Rubulavirus (virus mumps) yang
MMR, antigen yang dipakai adalah virus termasuk dalam genus Paramyxovirus dan
campak strain edmonson yang dilemahkan, merupakan anggota dari famili
virus rubella strain RA 27/3, dan virus Paramyxoviridae. Rubulavirus merupakan
parotitis. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk virus RNA rantai tunggal yang dikelilingi
bayi di bawah usia 1 tahun karena glikoprotein.
dikhawatirkan terjadi interferensi dengan 3. Manifestasi klinis parotitis antara lain
antibodi maternal yang masih ada. Khusus demam, nyeri otot (terutama pada leher),
di daerah endemik, sebaiknya diberikan nyeri kepala, malaise, pembengkakan
imunisasi campak yang monovalen dahulu parotis, edema faring dan palatum mole
pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan homolateral.
booster(ulangan) dapat dilakukan MMR 4. Virus mumps masuk tubuh melalui hidung
pada usia 15-18 bulan (IDAI, 2013). atau mulut yang berasal dari percikan ludah,
7. Imunisasi Varicella kontak langsung dengan penderita parotitis
Imunisasi varicella merupakan lain, muntahan, dan urin. Kemudian
imunisasi yang digunakan untuk mencegah mengalami masa inkubasi, replikasi dan
terjadinya penyakit cacar air (varicella). viremia, yang mana merangsang mediator
Vaksin varicella merupakan virus yang inflamasi sehingga muncul nyeri, edema
hidup varicellla zoster strain OKA yang dan demam.
dilemahkan. Pemberian vaksin varicellla 5. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus
dapat disuntikan tunggal pada usia 12 tahun mumps oleh karena itu pengobatan parotitis
di daerah tropis dan bila di atas usia 13 seluruhnya simptomatis dan suportif,
tahun dapat diberikan 2 kali suntikan berupa istirahat cukup, diet nutrisi, serta
dengan interval 4-8 minggu (IDAI, 2013). pengobatan simptomatik.
8. Imunisasi hepatitis A 6. Komplikasi yang mungkin terjadi berupa
Imunisasi hepatitis A merupakan meningitis, orkitis, ooforitis, mastitis,
imunisasi yang digunakan untuk mencegah abortus spontan, cacat bawaan dan tuli.
terjadinya peyakit hepatitis A. Pemberian Prognosis umumnya baik. Pencegahan
imunisasi ini dapat diberikan untuk usia di parotitis yaitu pemberian imunisasi baik
atas 2 tahun. Imunisasi awal menggunakan secara aktif atau pasif.
vaksin Harvis (berisi virus hepatitis A strain
HM175 yang dinonaktifkan) dengan 2
suntikan dan interval 4 minggu. Booster
pada 6 bulan setelahnya. Jika menggunakan
vaksin MSD dapat dilakukan 3 kali
suntikan pada usia 6 dan 12 bulan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Parotitis epidemika adalah infeksi virus
akut yang biasanya menyerang kelenjar
STOMATITIS d. Stres mental
2.1 Pengertian e. Kekurangan vitamin B12 dan mineral
Stomatitis merupakan bahasa awam f. Gangguan pencernaan
untuk berbagai macam lesi/benjolan yang g. Radiasi
timbul di rongga mulut. Namun biasanya jenis Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai
sariawan yang sering timbul sehari-hari pada pencetus timbulnya sariawan ini. Ada pula
rongga mulut kita disebut (dalam istilah yang mengatakan bahwa sariawan merupakan
kedokteran gigi) adalah Stomatitis Aftosa reaksi imunologik abnormal pada rongga
Rekuren. Sariawan atau stomatitis adalah mulut. Dan imunologik sangat erat
radang yang terjadi pada mukosa mulut, hubungannya dengan psikologis (stress).
biasanya berupa bercak putih kekuningan. Faktor psikologis (stress) telah diselidiki
Bercak itu dapat berupa bercak tunggal berhubungan dengan timbulnya stomatitis
maupun berkelompok. Sariawan dapat (sariawan) di sebagian besar masyarakat.
menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, Berikut adalah klasifikasi stomatitis :
bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit- a. Stomatitis Primer, meliputi :
langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak 1. Recurrent Aphtouch Stomatitis (RAS)
tergolong berbahaya, namun sariawan sangat Merupakan ulcer yang terjadi
mengganggu. Ada pula yang mengatakan berulang. Bentuknya 2 5 mm, awal
bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik lesi kecil, dan berwarna kemerahan.
abnormal pada rongga mulut. Akan sembuh 2 minggu tanpa luka
parut.
2.2 Etiologi 2. Herpes Simplek Stomatitis
Sampai saat ini penyebab utama dari Stomatitis yang disebabkan oleh virus.
Stomatitis belum diketahui. Namun para ahli Bentuknya menyerupai vesikel.
telah menduga banyak hal yang menjadi 3. Vincents Stomatitis
penyebab timbulnya stomatitis ini, diantaranya Stomatitis yang terjadi pada jaringan
adalah : normal ketika daya tahan tubuh
Penyebab yang berasal dari keadaan dalam menurun. Etiologinya, bakteri normal
mulut seperti : yang ada pada mulut, yaitu B. Flora.
1. Kebersihan mulut yang kurang Bentuk stomatitis ini erythem, ulcer
2. Letak susunan gigi/ kawat gigi dan nekrosis pada ginggival.
3. Makanan /minuman yang panas dan 4. Traumatik Ulcer
pedas Stomatitis yang ditemukan karena
4. Rokok trauma. Bentuknya lesi lebih jelas, dan
5. Pasta gigi yang tidak cocok nyeri tidak hebat.
6. Lipstik b. Stomatitis Sekunder, merupakan
7. Infeksi jamur stomatitis yang secara umum terjadi
8. Overhang tambalan atau karies, protesa akibat infeksi oleh virus atau bakteri
(gigi tiruan) ketika host (inang) resisten baik lokal
9. Luka pada bibir akibat maupun sistemik.
tergigit/benturan.
Bagian dari penyakit sistemik antara lain : 2.3 Patofisiologi
a. Reaksi alergi : seriawan timbul setelah Identifikasi pada pasien dengan resiko
makan jenis makanan tertentu tinggi, memungkinkan dokter gigi untuk
b. Jenis makanan ini berbeda untuk tiap- memulai evaluasi pra-perawatan dan
tiap penderita melakukan tindakan profilaktis yang terukur
c. Hormonal imbalance untuk meminimalkan insidens dan morbiditas
yang berkaitan dengan toksisitas rongga mulut.
Faktor resiko paling utama pada
perkembangan komplikasi oral selama dan
terhadap perawatan adalah pra-kehadiran
penyakit mulut dan gigi, perhatian yang
kurang terhadap rongga mulut selama terapi
dan faktor lainnya berpengaruh pada
ketahanan dari rongga mulut. Faktor resiko
lainnya adalah : tipe dari kanker (melibatkan
lokasi dan histology), penggunaan
antineoplastik, dosis dan administrasi
penjadwalan perawatan, kemudian area radiasi,
dosisnya, jadwal dilakukan radiasi (kekerapan
dan durasi dari antisipasi myelosuppresi) serta
umur pasien. Keadaan sebelum hadirnya
penyakit seperti adanya kalkulus, gigi yang
rusak, kesalahan restorasi, penyakit
periodontal, gingivitis dan penggunaan alat
prostodontik, berkontribusi terhadap
berkembangnya infeksi lokal dan sistemik.
Kolonisasi bakteri dan jamur dari kalkulus,
plak, pulpa, poket periodontal, kerusakan
operculum, gigi palsu, dan penggunaan alat-
alat kedokteran gigi merupakan sebuah lahan
yang subur buat organisme opportunistik dan
pathogenistik yang mungkin berkembang pada
infeksi lokal dan sistemik. Tambalan yang 2.4 Manifestasi Klinis
berlebih atau peralatan lain yang melekat pada a. Masa prodromal atau penyakit 1 24
gigi, membuat lapisan mulut lebih buruk, jam :
menebal dan mengalami atropi, kemudian Hipersensitive dan perasaan seperti
menghasilkan ulserasi local (stomatitis). terbakar
b. Stadium Pre Ulcerasi
Adanya udema / pembengkangkan f) Tepi merah
setempat dengan terbentuknya makula g) Lesi dangkal
pavula serta terjadi peninggian 1- 3 h) Lesi sembuh tanpa meninggalkan
hari jaringan parut
c. Stadium Ulcerasi
Pada stadium ini timbul rasa sakit 2.5 Pemeriksaan Diagnostik
terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, Dilakukan pengolesan lesi dengan
batas sisinya merah dan udema toluidin biru 1% topikal dengan swab atau
tonsilasi ini bertahan lama 1 16 hari. kumur sedangkan diagnosis pasti dengan
Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap menggunakan biopsi.
individu berbeda yaitu 1 5 minggu. Pemeriksaan laboratorium :
1. Gambaran Klinis dari Stomatitis a. WBC menurun pada stomatitis
a) Lesi bersifat ulcerasi sekunder
b) Bentuk oval / bulat b. Pemeriksaan kultur virus ; cairan
c) Sifat tersebar vesikel dari herpes simplek stomatitis
d) Batasnya jelas c. Pemeriksaan cultur bakteri ; eksudat
e) Biasa singulas (sendiri-sendiri) dan untuk membentuk vincents stomatitis
multiple (kelompok) 2.6 Penatalaksanaan Medis
a) Hindari makanan yang semakin dan pasien berasal dari golongan
memperburuk kondisi seperti cabai. sosioekonomi bawah.
b) Sembuhkan penyakit atau keadaan 2) Tablet vitamin B12 sublingual
yang mendasarinya. (1000 mcg) per hari. Tidak ada
c) Pelihara kebersihan mulut dan gigi perawatan lain yang diberikan
serta mengkonsumsi nutrisi yang untuk penderita RAS selama
cukup, terutama makanan yang perawatan dan pada waktu follow-
mengandung vitamin 12 dan zat besi. up. Periode follow-up mulai dari 3
d) Hindari stress bulan sampai 4 tahun.
e) Pemberian Atibiotik
Harus disertai dengan terapi penyakit 2.7 Komplikasi
penyebabnya, selain diberikan emolien Dampak gangguan pada kebutuhan dasar
topikal, seperti orabase, pada kasus manusia
yang ringan dengan 2 3 ulcersi minor. a. Pola nutrisi : nafsu makan menjadi
Pada kasus yang lebih berat dapat berkurang, pola makan menjadi tidak
diberikan kortikosteroid, seperti teratur
triamsinolon atau fluosinolon topikal, b. Pola aktivitas : kemampuan untuk
sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah berkomunikasi menjadi sulit
makan dan menjelang tidur. Pemberian c. Pola Hygiene : kurang menjaga
tetraciclin dapat diberikan untuk kebersihan mulut
mengurangi rasa nyeri dan jumlah d. Terganggunya rasa nyaman : biasanya
ulcerasi. Bila tidak ada responsif yang sering dijumpai adalah perih
terhadap kortikosteroid atau tetrasiklin, Stomatitis memunculkan berbagai macam
dapat diberikan dakson dan bila gagal komplikasi bagi tubuh kita diantaranya:
juga maka di berikan talidomid. 1. Komplikasi akibat kemoterapi
f) Terapi Karena sel lapisan epitel
Pengobatan stomatitis karena herpes gastrointestinal mempunyai waktu
adalah konservatif. Pada beberapa pergantian yang mirip dengan leukosit,
kasus diperlukan antivirus. Untuk periode kerusakan terparah pada
gejala lokal dengan kumur air hangat mukosa oral frekuensinya
dicampur garam (jangan berhubungan dengan titik terendah dari
menggunakan antiseptik karena sel darah putih. Mekanisme dari
menyebabkan iritasi) dan penghilang toksisitas oral bertepatan dengan
rasa sakit topikal. Pengobatan pulihnya granulosit. Bibir, lidah, dasar
stomatitis aphtosa terutama mulut, mukosa bukal, dan palatum
penghilang rasa sakit topikal. lunak lebih sering dan rentan terkena
Pengobatan jangka panjang yang komplikasi dibanding palatum keras
efektif adalah menghindari faktor dan gingiva; hal ini tergantung pada
pencetus. Digunakan satu dari dua cepat atau tidaknya pergantian sel
terapi yang dianjurkan yaitu: epithelial. Mukosa mulut akan menjadi
1) Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg tereksaserbasi ketika agen
per minggu untuk bulan pertama kemoterapeutik yang menghasilkan
dan kemudian 1000 mcg per bulan) toksisitas mukosa diberikan dalam
untuk pasien dengan level serum dosis tinggi atau berkombinasi dengan
vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, ionisasi penyinaran radiasi.
pasien dengan neuropathy 2. Komplikasi Akibat Radiasi
peripheral atau anemia makrocytik,
Penyinaran lokal pada kepala dan leher perbedaan yang besar diantara
tidak hanya menyebabkan perubahan keduanya. Mucositis dijelaskan
histologis dan fisiologis pada mukosa sebagai suatu inflammatory toksik
oral yang disebabkan oleh terapi yang mempengaruhi traktus
sitotoksik, tapi juga menghasilkan gastrointestinal dari mulut sampai
gangguan struktural dan fungsional anus, yang dapat dihasilkan akibat
pada jaringan pendukung, termasuk dari pennyorotan radiasi sampai
glandula saliva dan tulang. Dosis tinggi agen kemoterapeutik atau radiasi
radiasi pada tulang yang berhubungan ionisasi. Tipikal mucositis
dengan gigi menyebabkan hypoxia, termanifestasi sebagai suatu
berkurangnya supplai darah ke tulang, eritematous, lesi seperti terbakar
hancurnya tulang bersamaan dengan atau acak, focal to diffuse, dan lesi
terbukanya tulang, infeksi, dan ulseratif. Mucositis dapat
nekrosis. Radiasi pada daerah kepala tereksaserbasi dengan factor lokal.
dan leher serta agen antineoplastik Stomatitis merujuk pada suatu
merusak divisi sel, mengganggu reaksi inflamasi yang terjadi pada
mekanisme normal pergantian mukosa mukosa oral, dengan atau tanpa
oral. Kerusakan akibat radiasi berbeda ulserasi dan dapat berkembang
dari kerusakan akibat kemoterapi, pada oleh faktor lokal seperti yang
volume jaringan yang terus teradiasi teridentifikasi pada
terus-menerus akan berbahaya bagi etiologi/patofisiologi pada
pasien sepanjang hidupnya. Jaringan pembahasan ini. Stomatitis dapat
ini sangat mudah rusak oleh obat- menjadi berkadar ringan atau parah.
obatan toksik atau penyinaran radiasi Pasien dengan stomatitis yang
lanjutan, Mekanisme perbaikan parah tidak akan mampu
fisiologis normal dapat mengurangi memasukkan apapun kedalam
efek ini sebagai hasil dari depopulasi mulutnya. Mucositis eritematous
permanen seluler. dapat terjadi 3 hari setelah
3. Komplikasi Akibat Pembedahan pemaparan kemoterapi, tapi secara
Pada pasien dengan umum berkisar 3-7 hari.
osteoradionekrosis yang melibatkan Perkembangan menuju mucositis
mandibula dan tulang wajah, maka ulseratif umumnya berlangsung 7
debridemen sisa pembedahan dapat hari setelah kemoterapi. Dokter
merusak. Usaha rekonstruksi akan gigi harus waspada terhadap
menjadi sia-sia, kecuali jaringan potensi berkembangnya toksisitas
oksigenasi berkembang pada akibat peningkatan dosis atau
pembedahan. Terapi hiperbarik lamanya perawatan pada
oksigen telah berhasil menunjukkan percobaan klinik yang
rangsangan terhadap formasi kapiler menunjukkan toksisitas
baru terhadap jaringan yang rusak dan gastrointestinal. Dosis tinggi
telah digunakan sebagai tambahan kemoterapi seperti yang dilakukan
pada debridemen pembedahan. pada perawatan leukemia dan
4. Komplikasi Oral pengaturan jadwal obat dengan
a. Mucositis/Stomatitis infus berlanjut, berulang dan tidak
Defenisi mucositis dan stomatitis terputus (seperti bleomycin,
sering tertukar dalam cytarabine, methotrexate dan
penggunaannya tetapi terdapat fluororacil) sepertinya merupakan
penyebab mucositis dibanding obat sekitar 70 % infeksi oral pada
infus satu bolus dengan dosis yang pasien dengan tumor solid
setara. Mucositis tidak akan disebabkan oleh Candida Albicans
bertambah parah jika tidak dan jamur lainnya, 20 % disusun
terkomplikasi oleh infeksi dan oleh Herpex Simplex Virus (HSV)
secara normal dapat sembuh total dan sisanya disusun oleh bakteri
dalam waktu 2-4 minggu. Beberapa bacillus gram negatif. Pada pasien
garis panduan untuk perawatan dengan keganasan hematologik,
mulut termasuk penilaian sebanyak 50 % infeksi oral akibat bakteri
dua kali sehari untuk pasien Candida Albicans, 25 % akibat
dirumah sakit dan perawatan mulut HSV, dan 15 % oleh bakteri
yang sering (minimal 4 jam dan bacillus gram negatif. HSV
sewaktu akan tidur) malahan merupakan gejala paling umum
meningkatkan keparahan dari pada infeksi oral viral.
mucositis. c. Hemorrhage
b. Infeksi Hemorrhage dapat terjadi
Mucositis oral dapat berkomplikasi sepanjang perawatan akibat
dengan infeksi pada pasien dengan trombositopenia dan atau
sistim imun yang menurun. Tidak koagulasipati. Pada lokasi
hanya mulut itu sendiri yang dapat terjadinya penyakit periodontal
terinfeksi, tetapi hilangnya epitel dapat terjadi perdarahan secara
oral sebagai suatu protektif barrier spontan atau dari trauma minimal.
terjadi pada infeksi lokal dan Perdarahan oral dapat berbentuk
menghasilkan jalan masuk buat minimal, dengan ptekiae berlokasi
mikroorganisme pada sirkulasi pada bibir, palatum lunak, atau
sistemik. Ketika ketahanan mukosa lantai mulut atau dapat menjadi
terganggu, infeksi lokal dan lebih parah dengan hemorrhage
sistemik dapat dihasilkan oleh mulut , terutama pada krevikular
indigenous flora seperti gingival. Perdarahan gingiva
mikroorganisme nosokomial dan spontan dapat terjadi ketika jumlah
oportunistik. Ketika jumlah netrofil platelet mencapai paling kurang
menurun sampai 1000/kubik/mm, 50.000/kubik/mm.
insiden dan keparahan infeksi
semakin meningkat. Pasien dengan d. Xerostomia
neutropenia berkepanjangan Xerostomia dapat dikenali sebagai
berada pada resiko tinggi buat berkurangnya sekresi dari glandula
perkembangan komplikasi infeksi saliva. Gejala klinik tanda
yang serius. xerostomia termasuk diantaranya :
Penggunaan antibiotik rasa kering, suatu sensasi rasa luka
berkepenjangan pada penyakit atau terbakar (khususnya
neutropenia mengganggu flora melibatkan lidah), bibir retak-retak,
mulut, menciptakan suatu celah atau fissura pada sudut mulut,
lingkungan favorit buat jamur perubahan pada permukaan lidah,
untuk berkembang yang dapat kesulitan untuk memakai gigi palsu,
bereksaserbasi oleh terapi steroid dan peningkatan frekuensi dan atau
secara bersamaan. Dreizen dan volume dari kebutuhan cairan.
kawan-kawan melaporkan bahwa Pengaturan perawatan preventif
oral, termasuk applikasi topikal menjadi menebal dan atrofi, yang akan
flour harus segera dimulai untuk mengganggu kenyamanan pasien.
mencegah kerusakan lebih lanjut. b) Kapasitas buffer menjadi tereliminasi,
Xerostomia dapat dihasilkan pada mulut kering yang bersih pH
melalui reaksi inflammatory dan umumnya 4,5 dan demineralisasi
efek degeneratif radiasi ionisasi dapat terjadi.
pada glandula saliva parenkim, c) Flora oral menjadi patogenik.
khususnya pada serous acinar. d) Plak menjadi tebal dan berat, debris
Perubahan ini biasanya sangat tetap bertahan akibat ketidakmampuan
pesat dan bersifat irreversible, pasien untuk membersihkan mulut.
khususnya ketika glandula saliva e) Tidak ada mineral (kalsium, fosfor,
termasuk daerah penyorotan fluor) yang tersimpan pada permukaan
radiasi. Aliran saliva mengalami gigi.
penurunan 1 minggu setelah f) Produksi asam setelah terpapar oleh
perawatan dan berkurang secara gula dihasilkan oleh demineralisasi
progresif ketika perawatan terus selanjutnya pada gigi dan kemudian
dilanjutkan, Derajat dari disfungsi dapat menimbulkan kerusakan gigi
tersebut sangat berhubungan g) Nekrosis Akibat Radiasis
dengan dosis radiasi dan volume Nekrosis dan infeksi pada jaringan
jaringan glandula pada lapangan yang telah dilakukan penyorotan
radiasi. Glandula parotid dapat radiasi sebelumnya
menjadi lebih rentan terhadap efek (osteoradionekrosis) merupakan suatu
radiasi daripada glandula komplikasi yang serius bagi pasien
submandibular, sublingual, dan yang menjalani terapi radiasi pada
jaringan glandula saliva minor. tumor kepala dan leher. Komplikasi
Xerostomia mengganggu oral akibat terapi radiasi memerlukan
kapasitas buffer mulut dan terapi dental yang agresif sebelum,
kemampuan pembersihan mekanis, selama dan setelah terapi radiasi untuk
sering berkonstribusi pada dental meminimalisasi tingkat keparahan
karies dan penyakit periodontal (xerostomia permanent, karies ulseratif,
yang progresif. Perkembangan osteomyelitis akibat radiasi dan
dental karies berakselerasi dengan osteoradionekrosis).
sangat cepat pada terjadinya 2.8 Prognosis
xerostomia akibat hilangnya Prognosis stomatitis didasarkan pada
immunoprotein protektif yang masalah yang menyebabkan adanya gangguan
merupakan komponen dari saliva. ini. Infeki pada stomatitis biasanya dapat
Saliva dibutuhkan untuk eksekusi disebabkan karena pengobatan atau bila
normal dari fungsi mulut seperti masalahnya disebabkan oleh obat-obatan
mengecap, mengunyah, dan maka yang harus dilakukan adalah dengan
berbicara. Keseluruhan kecepatan mengganti obat. Stomatitis yang disebabkan
aliran saliva yang kurang dari 0,1 oleh iritasi lokal dapat diatasi dengan oral
ml/menit dianggap sebagai indikasi hygene yang bagus, memeriksakan gigi secara
xerostomia (normal = 0,3-0,5 teratur, diet yang bermutu, dan pengobatan.
ml/menit). Xerostomia BAB III
menghasilkan perubahan didalam ASUHAN KEPERAWATAN
rongga mulut antara lain: Contoh kasus
a) Saliva tidak melakukan lubrikasi dan
Seorang anak G berusia 6 tahun datang g. Pekerjaan : Ibu rumah
dengan rujukan dari puskesmas pada tangga
tanggal 15 Mei 2012 pada pukul 08.00 h. Hubungan dengan klien: ibu
WIB dengan keluhan tidak mau makan
5 hari yang lalu, lemas dan mual serta B. RIWAYAT KEPERAWATAN
sakit di dalam mulut dengan diagnose 1. Keluhan utama
medis stomatitis. Kondisi pasien saat di Klien tidak mau makan 5 hari yang
bangsal Catelya cukup, kesadaran lalu, lemas, mual dan sakit di daerah
composmetis, suhu badan 36,70C, nadi mulut.
102 x/mnt terdapat peradangan 2. Riwayat penyakit sekarang
(sariawan) di bibir, lidah, serta lapisan Pasien datang rujukan dari puskesmas
mukosa pipi. Terpasang cairan infuse pada tanggal 15 Mei 2012 pada pukul
D5% + NS 10 tpm/ micro 08.00 WIB dengan keluhan tidak mau
Pengkajian tanggal : 17 Mei makan 5 hari yang lalu, lemas dan
2012 mual serta sakit di dalam mulut dengan
Pukul : 09.00 diagnose medis stomatitis. Kondisi
WIB pasien saat di bangsal Catelya cukup,
I. PENGKAJIAN kesadaran composmetis, suhu badan
KEPERAWATAN ANAK 36,70C, nadi 102 x/mnt terdapat
(STOMATITIS) peradangan (sariawan) di bibir, lidah,
A. IDENTITAS serta lapisan mukosa pipi. Terpasang
1. Identitas Klien cairan infuse D5% + NS 10 tpm/
a. Nama : An. G micro.
b. Tanggal Lahir : 20 Juni 2006
c. Umur : 6 tahun 3. Riwayat penyakit dahulu
d. Jenis Kelamin : Perempuan Pada usia 4 tahun An. G pernah sakit
e. BB/ TB : 14 kg/ demam dan di rawat di rumah sakit
113 cm selama 3 hari. Namun belum pernah
f. Alamat : Jl. Budi mengalami penyakit seperti sekarang.
Utomo - Cilacap An. G tidak memiliki alergi. An. G
g. Agama : Islam belum pernah mengalami cidera berat.
h. Pendidikan : PAUD
i. Suku Bangsa : Jawa 4. Riwayat penyakit keluarga
Indonesia Ibu kilen mengatakan keluarga An. G
j. Tanggal Masuk : 15 Mei 2012 tidak memiliki penyakit serius, serta
k. No. RM : 237 tidak ada yang pernah mengalami
784 penyakit yang sama.
l. Diagnosa Medik : Stomatitis
5. Riwayat kehamilan
2. Identitas Penanggung Jawab Ibu An. G sudah hamil 2x. anak
a. Nama : Ny. F pertama sekarang berumur 8 tahun dan
b. Umur : 32 tahun An. G merupakan anak kedua.
c. Jenis Kelamin : Perempuan Kesehatan selama hamil baik, tidak ada
d. Alamat : Jl. Budi keluhan.
Utomo- Cilacap
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMA 6. Riwayat persalinan
An. G lahir secara normal (spontan) Bagi ibu jika An G sakit, harus di obati
durasi persalinan 30 mnt. BB lahir 3 sesegera mungkin.
kg, melahirkan di bidan dekat rumah. 2. Pola Nutrisi- metabolic
Setelah persalinan Ibu An. G Ibu klien mengatakan An G susah
mengkonsumsi obat yang dianjurkna makan, hanya makan sedikit saja. BB
atau di beri oleh bidan. An.G 14 kg.Masih sakit untuk
mengunyah, kebutuhan cairan An G
7. Riwayat imunisasi 1200 cc/kg. Minum 3 gelas/hari, tidak
Ibu klien mengatakan An. G imunisasi muntah, makanan yang di sukai telur,
sudah lengkap. tidak mau makan makanan yang dari
rumah sakit.
8. Riwayat tumbuh kembang 3. Pola Eliminasi
Ibu klien mengatakan An. G berat Ibu klien mengatakan An.G belum
badan lahir 3 kg. pendidikan yang BAB sejak masuk rumah sakit, BAK 4-
ditempuh An. G sekarang yaitu PAUD 5 kali sehari. Jumalah urin sedikit.
di sekitar rumahnya. Ibu kilen 4. Pola latihan dan aktivitas
mengatakan An. G sudah mampu Ibu klien mengatakan kegiatan An.G
bersosialisasi dengan teman sebaya hanya tidur, habis mandi jalan jalan.
baik dirumah atau di Posyandu PAUD. Mandi dibantu ibu, sebelum sakit An.G
An. G memiliki masalah pada bermain sama teman teman setelah
pertumbuhan gigi yaitu Caries, pulang sekolah.
sedangkan hasil pemeriksaan berat 5. Pola persepsi
badan sebelum sakit 18 kg namun saat Ibu klien mengatakan An G masih
sakit mengalami penurunan berat mampu mengingat kejadian
badan. Hasil pemeriksaan tumbuh sebelumnya, misalnya : Kemarin di
kembang An. G dengan DDST tidak rumah sakit dengan siapa, siapa saja
ada masalah. yang berkunjung, mainan yang di sukai
An G. Penglihatan baik, pendengaran
9. Kebutuhan cairan baik, perasa bermasalah karena masih
BB An. G 14 kg nyeri di rongga mulut.
Kebutuhan cairan An G = 1000 + 50
(BB-10) = 1000+50(14-10) = 1200 cc/
24jam
6. Pola tidur dan istirahat
10. Kebutuhan kalori Ibu klien mengatakan An.G sering
Kebutuhan kalori = 1000 + 50 (BB- tiduran, siang maupun malam. Tidur
10) = 1000+50(14-10) = 1200 kkal siang tidak tentu paling lama 1 jam
namun sering. Jika malam tidur jam 8
C. POLA PENGKAJIAN bangun jam 5, terbangun malam jika
FUNGSIONAL MENURUT ingin BAK.
GORDON 7. Konsep diri dan persepsi
1. Persepsi kesehatan pola Ibu klien mengatakan sejak sakit, An G
manajemen kesehatan jarang bicara, sering gelisah.
Ibu klien mengatakan, jika An. G sakit 8. Peran dan pola hubungan
di bawa ke puskesmas bila tidak Ibu klien mengatakan An.G memiliki
sembuh baru di bawa ke rumah sakit. banyak teman, An.G juga mengikuti
PAUD di daerah lingkungan rumah
sehingga mampu bersosialisasi dengan a. Inspeksi : dinding dada
baik di rumah. simetris, tidak ada retraksi
9. Pola reproduktif dan seksual dinding dada, tidak ada lesi
Pemeriksaan fisik genital tidak ada b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
masalah. c. Perkusi : tidak ada
10. Pola pertahan diri ( coping ) stress pembesaran dinding dada,
toleransi bunyi paru sonor
Ibu klien mengatakan sejak sakit An.G d. Auskultasi : bunyi nafas
selalu gelisah hanya mau bicara dengan vaskuler, tidak ada suara nafas
ibunya saja. tambahan
11. Pola keyakinan dan nilai e. Ekstremitas
Ibu klien mengatakan An.G belum Terpasang infus 10 tpm ditangan
mampu melaksanakan sholat namun kiri, ekstermitas kanan dan kiri
terkadang mengikuti ketika ibu sholat. dapat bergerak tanpa gangguan,
Ibu selalu berdoa untuk kesembuhan ekstermitas bawah dapat bergerak
An.G. normal, tidak ada oedem

D. PEMERIKSAAN PERSISTEM 2. Sistem Perkemihan


1. Sistem pernafasan/ respirasi a. Genetalia eksternal
Perempuan, tidak terpasang DC
a. Hidung
Simetris, tidak ada cuping hidung, 3. Sistem Percernaan / Gastrointestinal
tidak ada secret, bernafas normal, a. Abdomen
tidak ada nyeri tekan a. Inspeksi : umbilicus
bersih, tidak ada luka, tidak
ada pembesaran abdomen
b. Mulut inspeksi dan palpasi b. Auskultasi : bising usus 12
Bibir warna, simetris, lesi, kelembaban, x/mnt
pengelupasan dan bengkak c. Perkusi : bunyi timpani
Rongga mulut stomatitis, kemampuan d. Palpasi : tidak ada nyeri
menggigit, mengunyah dan menelan tekan
Gusi warna dan edema
Gigi karang gigi, caries, sisa gigi b. Sistem Integumen
Lidah kotor, warna, kesimetrisan, Kulit sawo matang, suhu kulit
kelembaban, luka, bercak dan pembengkakan hangat, lidah warna putih
Kerongkongan tonsil, peradangan,
lendir/sekret.
Terdapat stomatitis, membrane mukosa
tampak bengkak, lidah berwarna putih, E. PEMERIKSAAN FISIK
terdapat nyeri tekan a. Tanda-tanda Vital, TB, dan BB
c. Leher Suhu : 36,7 C
Bentuk normal, tidak ada Nadi : 102 x/menit
pembesaran kelenjar tyroid, tidak RR : 28 x/menit
ada nyeri tekan Tinggi Badan : 113 cm
d. Area Dada Berat Badan : 14 kg

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSA
DIAGNOSA : Ketidakseimbangan Nutrisi KELAS 1 : Makan
Kurang dari Kebutuhan Tubuh
DOMAIN 2 : Nutrisi
NS.
DIAGNOSIS : Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
(NANDA-I)

PENGERTIAN
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
:

1. Kram abdomen
2. Nyeri abdomen
3. Menghindari makan
4. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
5. Kerapuhan kapiler
6. Diare
7. Kehilangan rambut berlebihan
8. Bising usus hiperaktif
9. Kurang makanan
10. Kurang informasi
11. Kurang minat pada makanan
BATASAN
12. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
KARAKTERI
13. Kesalahan konsepsi
STIK :
14. Kesalahan informasi
15. Membrane mukosa pucat
16. Ketidakmampuan memakan makanan
17. Tonus otot menurun
18. Mengeluh gangguan sensasi rasa
19. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended
Daily Allowance)
20. Cepat kenyang setelah makan
21. Sariawan rongga mulut
22. Steatorea
23. Kelemahan otot pengunyah
24. Kelemahan otot untuk menelan

a. Faktor biologis
FAKTOR
b. Faktor ekonomi
YANG
c. Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
BERHUBUNG
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
AN :
e. Ketidakmampuan menelan makanan
f. Faktor psikologis
Data Subjektif Data Objektif

Suhu : 36,7 C
Klien tidak mau makan 5 hari yang Nadi : 102 x/menit
lalu, lemas, mual dan sakit di daerah RR : 28 x/menit
mulut. Tinggi Badan : 113 cm
Berat Badan : 14 kg
Diagnose medis stomatitis
Kesadaran composmetis
Terdapat peradangan (sariawan) di
ASSESSMENT

bibir, lidah, serta lapisan mukosa pipi


Terpasang cairan infuse D5% + NS
10 tpm/ micro

Ns. Diagnosis (Spesifik):


Client Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang
Diagnostic dari Kebutuhan Tubuh
Statement: Berhubungan dengan:
DIAGNOSIS

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang


dari Kebutuhan Tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk
mencerna makanan

G. INTERVENSI
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDIKATOR
Bantuan 1. Atur makanan Nutrition Status 1. Nutrient
Perawatan Diri : dalam nampan dan Definition : intake : 3
Pemberian Makan letakkan di atas extent to which 2. Food intake :
(Feeding) meja. nutrients are 3
Definisi : 2. Buat lingkungan available to meel 3. Energy : 4
membantu yang menarik metabolic needs. 4. Weight/height
seseorang untuk selama jam makan ratio : 4
makan (contoh : ambil pot
urinal, pispot dan
peralatan suction)
3. Berikan penghilang
nyeri secra adekuat
sebelum makan,
jika perlu.
4. Berikan kebersihan
mulut (oral
hygiene) sebelum
makan.
5. Letakkan pasien
pada posisi yang
nyaman.
6. Jaga makanan
dalam kondisi
hangat.
7. Catat intake
makanan, bila
perlu.
8. Bantu pasien
beradaptasi untuk
makan sendiri.

H. IMPLEMENTASI
NO. AKTIVITAS
1. Mengatur makanan dalam nampan dan letakkan di atas meja.
2. Membuat lingkungan yang menarik selama jam makan (contoh : ambil
pot urinal, pispot dan peralatan suction).
3. Memberikan penghilang nyeri secra adekuat sebelum makan, jika perlu.
4. Memberikan kebersihan mulut (oral hygiene) sebelum makan.
5. Meletakkan pasien pada posisi yang nyaman.
6. Menjaga makanan dalam kondisi hangat.
7. Mencatat intake makanan, bila perlu.
8. Membantu pasien beradaptasi untuk makan sendiri.

I. Evaluasi
Masalah Tgl/jam Catatan perkembangan Paraf
kep/kolaboratif
Ketidakseimbangan 15-05-2012/ S : An. G mau makan , sudah
Nutrisi Kurang dari 08.00 tidak lemas, tidak mual dan
Kebutuhan Tubuh tidak sakit di daerah mulut.
O:
09.00 Suhu : 36,7 C
Nadi : 102 x/menit
10.00 RR : 23 x/menit
11.00 Tinggi Badan : 113 cm
Berat Badan : 15 kg
A : Gangguan makan teratasi
dengan baik
P : Rencana tindakan
keperawatan 4,5 dan 6
dilanjutkan
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP Inayah, Lin. 2004. Asuhan Keperawatan
4.1 Kesimpulan Medikal-Bedah, Edisi 1. Salemba
Stomatitis adalah radang yang terjadi pada Medika : Jakarta
mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih Muttaqin dan Sari. 2011. Gangguan
kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat Keperawatan Medikal Bedah. Salemba
menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, Medika : Jakarta
bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-
langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak
tergolong berbahaya, namun sariawan sangat
mengganggu. Penyebab yang berasal dari
keadaan dalam mulut seperti :
1. Kebersihan mulut yang kurang
2. Letak susunan gigi/ kawat gigi
3. Makanan /minuman yang panas dan
pedas
4. Rokok
5. Pasta gigi yang tidak cocok
6. Lipstik
7. Infeksi jamur
8. Overhang tambalan atau karies, protesa
(gigi tiruan)
9. Luka pada bibir akibat
tergigit/benturan.
Bagian dari penyakit sistemik antara lain :
1. Reaksi alergi : seriawan timbul
setelah makan jenis makanan
tertentu
2. Jenis makanan ini berbeda untuk
tiap-tiap penderita
3. Hormonal imbalance
4. Stres mental
5. Kekurangan vitamin B12 dan
mineral
6. Gangguan pencernaan
7. Radiasi

4.2 Saran
Sekarang mulai hidup sehat dengan
menjaga kebersihan mulut, banyak konsumsi
buah buahan, hindari stress, juga hindari rokok.
Serta hindari makanan dan obat obatan yang
dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga
mulut.
GASTRITIS d. Kurvatura minor, terdapat disebelah
kanan lambung terbentang dari osteum
kardiak sampai pilorus.
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI e. Kurvatura mayor, lebih panjang dari
LAMBUNG kurvatura minor terbentang dari sisi
kiri osteum kardiakum melalui fundus
ventrikuli menuju kanan sampai ke
pilorus inferior. Ligamentum gastro
lienalis terbentang dari bagian atas
kurvatura mayor sampai ke limpa.
f. Osteum kardiakum, merupakan tempat
dimana eosofagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Pada bagian ini
terdapat orifisium pilorik.
Lambung tersusun juga atas 4 lapisan , yakni :
a. Tunika Serosa (Lapisan luar)
Merupakan bagian dari
peritonium viseralis. Dua lapisan
peritonium viseralis menyatu pada
kurvatura minor lambung dan
duodenum kemudian terus memanjang
ke hati membentuk omentum minus.
omentum minus adalah tempat yang
sering terjadi penimbunan cairan
(pseudokista pankreatikum) akibat
penyakit pankreatitis akut.
Lipatan peritonium yang keluar
dari satu organ menuju organ lain
disebut ligamentum. Pada kurvatura
1. Anatomi Lambung mayor, peritonium terus ke bagian
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan bawah membentuk omentum majus
menyilang di abdomen atas tepat di bawah yang menutupi usus halus dari depan
diafragma. Dalam keadaan kosong lambung seperti sebuah apron besar.
menyerupai bentuk J, dan bila penuh, b. Muskularis
berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas Terdiri dari 3 lapisan yaitu
normal lambung adalah 1 sampai 2 liter. lapisan longitudinal (bagian luar),
Secara anatomi lambung terdiri dari : lapisan sirkular (bagian tengah), dan
a. Fundus ventrikuli, bagian yang lapisan oblik (bagian dalam). Susunan
menonjol ke atas terletak sebelah kiri serabut otot yang unik ini
osteum kardium dan biasanya penuh memungkinkan berbagai macam
terisi gas. kontraksi yang diperlukan untuk
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum memecah makanan menjadi partikel
kardium, suatu lekukan pada bagian partikel yang kecil, mengaduk, dan
bawah kurvatura minor. mencampur makanan tersebut dengan
c. Antrum pilorus, bagian lambung cairan lambung, dan mendorongnya ke
berbentuk tabung mempunyai otot arah duodenum.
tebal membentuk spinter pilorus. c. Submukosa
Tersusun atas areolar longgar mencampurnya dengan getah lambung
yang menghubungkan lapisan mukosa melalui kontraksi otot yang
dengan lapisan muskularis. Jaringan ini mengelilingi lambung. Kontraksi
memungkinkan mukosa bergerak peristaltik diatur oleh suatu irama
peristaltik. Lapisan ini juga listrik intrinsik dasar.
mengandung pleksus saraf, pembuluh c. Pengosongan lambung, diatur oleh
darah, dan saluran limfe. pembukaan spinter pilorus yang
d. Mukosa dipengaruhi oleh viskositas, volume,
Tersusun atas lipatan lipatan keasaman, aktivitas osmotik, keadaan
longitudinal disebut rugae, yang fisik, serta oleh emosi, obat obatan,
memungkinkan terjadinya distensi dan olah raga.
lambung sewaktu diisi makanan. Fungsi pencernaan dan sekresi
Terdapat beberapa kelenjar pada a. Pencernaan protein oleh pepsin dan
lapisan ini, yakni : HCl dimulai di sini; pencernaan
a. Kelenjar kardia, berada di karbohidrat dan lemak oleh amilase
dekat orifisium kardia dan dan lipase dalam lambung kecil
menyekresiakn mucus. peranannya.
b. Kelenjar fundus atau b. Sintetis dari pelepasan gastrin
gastric,terletak di fundus dan dipengaruhi oleh protein yang
pada hamper seluruh korpus dimakan, peregangan antrum,
lambung. kelenjar gastri alkalinisasi, dan rangsangan vagus.
memiliki tiga tipe utama sel. c. Sekresi faktor intrinsik
Sel-sel parietal d. Sekresi mukus, membentuk
menyekresikan HCl dan selubung yang melindungi lambung
factor intrinsik. Factor serta berfungsi sebagai pelumas
intrinsik diperlukan untuk sehingga makanan lebih mudah
absorbsi vitamin B12 di dalam diangkut.
usus halus. Kekurangan e. Sekresi bikarbonat, bersama dengan
factor intrinsic akan sekresi gel mukus, tampaknya
mengakibatkan terjadinya berperan sebagai barier dan asam
anemia pernisiosa. Sel-sel lumen dan pepsin.
mukus (leher) ditemukan di
leher kelenjar fundus dan Getah Cerna Lambung
menyekresikan mukus. HCl : untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin, sebagai
2. Fisiologi Lambung disinfektan, serta merangsang
Fungsi motorik lambung terdiri atas : pengeluaran sekretin dan kolesistokinin
a. Menampung, menyimpan makanan pada usus halus.
sampai makanan tersebut sedikit demi Lipase : memecah lemak
sedikit dicerna dan bergerak pada menjadi asam lemak dan gliserol.
saluran cerna. Menyesuaikan Renin : mengendapkan protein
peningkatan volume tanpa menambah pada susu (kasein) dari air susu (ASI)
tekanan dengan relaksasi reseptif otot Pepsin : memecah putih telur
polos, diperantarai oleh nervus vagus menjadi asam amino ( albumin dan
dan dirangsang oleh gastrin. pepton).
b. Mencampur, memecahkan makanan
menjadi partikel partikel kecil dan
Mukus : untuk melindungi asam. Setelah makan, gastrin dapat
dinding lambung dari kerusakan akibat beraksi dan juga dapat merangsang
asam HCl. pelepasan histamine dari sel
enterokromafin dari mukosa untuk
Pengaturan Sekresi Lambung sekresi asam.
Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi Fase sekresi gastric menghasilkan
menjadi fase sefalik, gastric, dan intestinal. lebih dari duapertiga sekresi total
a. Fase sefalik, sudah dimulai bahkan lambung setelah makan, sehingga
sebelum makanan masuk ke lambung, merupakan bagian terbesar dari total
yaitu akibat melihat, mencium, dan sekresi lambung harian yang berjumlah
memikirkan, atau mengecap makanan. sekitar 2.000ml. fase gastric dapat
Fase ini diperantarai seluruhnya oleh terpengaruh oleh reseksi bedah pada
saraf vagus dan dihilangkan dengan antrum pylorus, sebab disinilah
vagotomi. Sinyal neurogenik yang pembentukan gastrin.
menyebabkan fase sefalik berasal dari
korteks serebsi atau pusat nafsu makan. c. Fase intestinal, dimuali oleh gerakan
Impuls eferen kemudian dihantarkan kimus dari lambung ke duodenum.
melalui saraf vagus ke lambung. Hal Fase sekresi lambung diduga sebagian
ini mengakibatkan kelenjar gastric besar bersifat hormonal. Adanya
terangsang untuk menyekresikan HCl, protein yang tercerna sebagian dalam
pepsinogen, dan menambah mucus. duodenum merangsang pelepasan
Fase sefalik menghasilkan sekitar 10% gastrin di usus, suatu hormone yang
dari sekresi lambung normal yang menyebabkan lambung terus-menerus
berhubungan dengan makanan. menyekresikan sejumlah kecil cairan
b. Fase gastric, dimulai saat makanan lambung.
mencapai antrum pylorus. Distensi Distensi usus halus menimbulkan
antrum juga dapat menyebabkan refleks enterogastrik, diperantarai oleh
terjadinya rangsangan mekanis dari pleksus mienterikus, saraf simpatis, dan
reseptor-resptor pada dinding lambung. vagus, yang menghambat sekresi dan
Impuls tersebut berjalan menuju pengosongan lambung. Adanya asam (pH
medulla melalui aferen vagus dan kurang dari 2,5), lemak, dan hasil-hasil
kembali ke lambung melalui eferen pemecahan protein menyebabkan lepasnya
vagus; impuls ini merangsang beberapa hormone di usus. Sekretin,
pengeluaran hormone gastrin dan koleksitokinin, dan peptida pengahambat
secara langsung juga merangsang gastric, semuanya memiliki efek inhibisi
kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin terhadap sekresi lambung.
dilepas di antrum dan kemudian
dibawa oleh aliran darah menuju Tabel Kerja Gastrin
kelenjar lambung, untuk merangsang Kerja Makna Fisiologis
sekresi. Pelepasan gastrin juga
dirangsang oleh pH alkali, garam
empedu di antrum, dan terutama oleh
protein makanan dan alcohol.
Membrane sel parietal di fundus dan
korpus lambung mengandung reseptor
untuk gastrin, histamine, dan
asetilkolin, yang merangsang sekresi
Merangsang Mempermudah tidak enak pada epigastrium, mual dan
sekresi asam dan pencernaan muntah.
pepsin Mempermudah 2. Gastritis merupakan sutau keadaan
Merangsang absorbs vitamin peradangan atau perdarahan mukosa
sekresi factor B12 dalam usus lambung yang dapat bersifat akut,
intrinsic halus kronis, difus, atau lokal.
Mempermudah 3. Gastritis adalah inflamasi pada dinding
Merangsang pencernaan gaster terutama pada lapisan mukosa
sekresi enzim Mempermudah gaster.
pancreas pencernaan 4. Gastritis adalah peradangan lokal atau
Merangsang Mempermudah penyebaran pada mukosa lambung dan
peningkatkan metabolism berkembang dipenuhi bakteri.
aliran empedu glukosa
hati Mempermudah B. KLASIFIKASI
Merangsang pencampuran 1. Gastritis Akut
pengeluaran dan pendorongan Definisi
insulin makanan yang Proses peradangan mukosa akut,
Merangsang telah ditelan biasanya bersifat transien.
motilitas Lambung dapat Peradangan superficial akibat terpapar
lambung dan menambah oleh zat iritant seperti alcohol, aspirin,
usus volumenya tanpa steroid, asam empedu atau terinfeksi
tanpa oleh Helicobacter Pylori.
Mempermudah meningkatkan Peradangan pada mukosa lambung
relaksasi tekanan yang menyebabkan erosi dan
resepitif Meningkatkan perdarahan mukosa lambung dan
lambung refluks lambung setelah terpapar pada zat iritan. Erosi
waktu tidak mengenai lapisan otot lambung.
Meningkatkan pencampuran Klasifikasi
tonus istirahat dan pengadukan a. Gastritis stress akut
sfingter Memungkinkan yaitu disebabkan akibat pembedahan
esophagus pencampuran besar, luka, trauma, luka bakar atau
bagian bawah seluruh isi infeksi berat yang menyebabkan
Menghambat lambung gastritis serta perdarahan pada
pengosongan sebelum lambung.
lambung diteruskan ke b. Gastritis erosife hemoragik difus
usus Biasanya terjadi pada peminum berat
dan pengguna aspirin, dan dapat
menyebabkan perlunya reseksi
lambung. Penyakit yang serius ini akan
dianggap sebagai ulkus akibat stress,
karena keduanya memiliki banyak
persamaan.
II. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
1. Gastritis adalah suatu peradangan
Etiologi
mukosa lambung yang bersifat akut,
kronik difus, atau lokal dengan - Kesembronoan diit, misalnya: makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makan
karakteristik anoreksia, rasa penuh,
makanan yang terlalu banyak bumbu, lainnya akan menurun dan dinding lambung
atau makanan yang terinfeksi juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
- Alkohol Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
- Aspirin perdarahan serta formasi ulser.
- Refluks empedu Helicobacter pylori merupakan bakteri
- Terapi radiasi gram negatif. Organisme ini menyerang sel
- Gastritis akut yang lebih parah permukaan gaster, memperberat timbulnya
disebabkan oleh asam kuat atau alkali, desquamasi sel dan muncullah respon radang
yang dapat menyebabkan mukosa kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar
menjadi ganggren atau perforasi dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu
Manifestasi Klinis mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi,
1. Dapat terjadi ulserasi superficial dan yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
mengarah pada hemoragi misalnya dengan sel desquamosa yang lebih
2. Rasa tidak nyaman pada abdomen kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka
dengan sakit kepala, kelesuan, mual, elastisitasnya juga berkurang. Pada saat
dan anoreksia. Mungkin terjadi muntah mencerna makanan, lambung melakukan
dan cegukan gerakan peristaltic tetapi karena sel
3. Beberapa pasien menunjukkan penggantinya tidak elastis maka akan timbul
asimptomatik kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan
4. Dapat terjadi kolik dan diare jika rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan
makanan yang mengiritasi tidak hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung,
dimuntahkan, tetapi malah mencapai sehingga akan menyebabkan kerusakan
usus pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan
5. Pasien biasanya pulih kembali sekitar pembuluh darah ini akan menimbulkan
sehari, meskipun napsu makan perdarahan.
mungkin akan hilang selama 2 sampai a. Gastritis tipe A:
3 hari - Dihubungkan dengan penyakit
autoimun, misalnya anemia pernisiosa.
2. Gastritis Kronis b. Gastritis tipe B:
Definisi - Dihubungkan dengan bakteri
Gastritis kronis adalah suatu peradangan Helicobacter pylori.
bagian permukaan mukosa lambung yang - Faktor diet, seperti minum panas dan
menahun. Gastritis kronis adalah suatu pedas.
peradangan bagian permukaan mukosa - Penggunaan obat
lambung yang berkepanjangan yang - Alkohol
disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak - Merokok
maupun ganas atau oleh bakteri Helicobacter - Refluks isi usus ke lambung
pylori. Manifestasi klinis
Etiologi - Bervariasi dan tidak jelas
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut - Perasaan penuh, anoreksia
yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa - Distress epigastrik yang tidak nyata
lambung yang berulang-ulang dan terjadi - Cepat kenyang
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya - Mual dan muntah
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan - Nyeri epigastrium setelah makan
hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena - Rasa pahit pada mulut
sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL. Pepsin dan fungsi intrinsik
mengindikasikan terjadinya infeksi.
Klasifikasi Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feces. Hal ini
Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :
menunjukkan adanya pendarahan pada
1. Gambaran histopatology lambung.
- Gastritis kronik superficial d. Endoskopi saluran cerna bagian atas.
- Gastritis kronik atropik Dengan tes ini dapat terlihat adanya
- Atrofi lambung ketidak normalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat
- Metaplasia intestinal
dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan
- Perubahan histology kalenjar mukosa cara memasukkan sebuah selang kecil
lambung menjadi kalenjar-kalenjar yang fleksibel (endoskop) melalui mulut
- mukosa usus halus yang mengandung dan masuk ke dalam esophagus, lambung
sel goblet. dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan
akan terlebih dahulu dimati-rasakan
2. Distribusi anatomi
(anestesi) sebelum endoskop dimasukkan
- Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe untuk memastikan pasien merasa nyaman
A). menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam
Sering dihubungkan dengan proses saluran cerna yang terlihat mencurigakan,
autoimun dan berlanjut menjadi dokter akan mengambil sedikit sampel
(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu
anemia pernisiosa karena terjadi
kemudian akan dibawa ke laboratorium
gangguan absorpsi vitamin B12 untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu
dimana gangguan absorpsi tersebut kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
disebabkan oleh kerusakan sel parietal biasanya tidak langsung disuruh pulang
yang menyebabkan sekresi asam ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi
lambung menurun.
menghilang, kurang lebih satu atau dua
- Gastritis kronik antrum (gastritis tipe jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini.
B) Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa
Paling sering dijumpai dan tidak nyaman pada tenggorokan akibat
berhubungan dengan kuman menelan endoskop.
e. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes
Helicobacter pylori.
ini akan melihat adanya tanda-tanda
- Gastritis tipe AB gastritis atau penyakit pencernaan
Anatominya menyebar ke seluruh lainnya. Biasanya akan diminta menelan
gaster dan penyebarannya meningkat cairan barium terlebih dahulu sebelum
seiring bertambahnya usia. dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika di ronsen.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan
D. KOMPLIKASI
untuk memeriksa adanya antibodi H.
pylori dalam darah. Hasil tes yang positif 1. Gastritis akut
menunjukkan bahwa pasien pernah kontak Komplikasi yang dapat timbul pada
dengan bakteri pada suatu waktu dalam gastritis akut adalah hematemesis atau
hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan melema.
bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes
2. Gastritis kronis
darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibat Pendarahan saluran cerna bagian atas,
pendarahan lambung akibat gastritis. ulkus, perforasi dan anemia karena
b. Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat gangguan absorpsi vitamin B12
menentukan apakah pasien terinfeksi oleh (anemia pernisiosa).
bakteri H. pylori atau tidak.
c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa
apakah terdapat H. pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat
E. PENDIDIKAN KESEHATAN Menghindari pemakaian aspirin saat
Makan dengan porsi sedikit tapi merasa tidak enak badan, digantikan
sering. dengan istirahat yang cukup.
Jika pasien merasa lapar, jangan Hindari pemakaian obat gabungan,
langsung minum minuman yang untuk mengurangi efek negatif obat.
mengandung kafein seperti teh, tapi Hindari stress yang berlebihan.
digantikan dengan air putih hangat. Selalu memperhatikan pola makan
Bila maag kambuh karena terlambat pasien.
makan, jangan langsung makan Membantu klien mengatasi masalah
makanan berat misalnya nasi, tapi yang dihadapinya untuk mengurangi
digantikan dengan makanan ringan rasa stress.
seperti crackers. Memperhatikan pemakaian obat dan
Makan secara benar, hindari makan efek sampingnya.
makanan yang dapat mengiritasi
terutama makanan yang pedas dan G. PENATALAKSANAAN
asam Gastritis Kronik
Makan dengan jumlah yang cukup, 1. Eradikasi Helicobacter pyroli
pada waktunya dan lakukan dengan Dapat mengembalikan
santai. gambaran histopatologi
Mengunyah makanan sampai benar menjadi normal.
benar lumat. 2. Eradikasi dikombinasikan dengan
Minum air putih yang banyak atau penghambat pompa proton dan
dapat digantikan dengan minuman antibiotik. Antibiotik dapat berupa
ber-ion. tetrasiklin, metronidasol,
Meminum obat sesuai dengan anjuran klaritromisin, dan amoksisilin.
dokter. Untuk hasil pengobatan yang lebih
Menjaga kebersihan lingkungan baik dapat digunakan lebih dari
seperti alat alat makan, tempat satu macam antibiotik.
tidur,dll. 3. Antagonis H2 (seperti ranitidine)
Hindari untuk meminum dikombinasikan dengan
alkohol,karena alkohol dapat penghambat pompa proton
mengiritasi dan mengikis lapisan Dapat menurunkan sekresi
mukosa dalam lambung serta dapat asam lambung.
mengakibatkan peradangan dan 4. Pemberian vitamin B12 melalui
perdarahan. parenteral
Hindari untuk merokok, karena dapat Untuk memperbaiki keadaan
mengganggu kerja lapisan pelindung anemianya.
lambung. Gastritis Akut
Lakukan olahraga secara teratur, 1. Pemberian antasida
misalnya senam aerobik. Senam Mengatasi perasaan bengah
aerobik dapat meningkatkan (penuh) dan tidak enak di
kecepatan jantung dan pernafasan juga abdomen dan menetralisir
dapat menstimulasi aktivitas otot usus asam lambung dengan
sehingga membantu mengeluarkan meningkatkan pH lambung
limbah makanan dari usus secara lebih sekitar 4-6.
cepat. 2. Gastrektomi
Pembedahan gaster dengan DISPEPSIA
indikasi yang absolut. BAB II
Untuk klien dengan keluhan mual dan PEMBAHASAN
muntah dianjurkan untuk bedrest
dengan status NPO (nothing per oral), 2.1 DEFINISI
pemberian antimietik, dan Dispepsia merupakan sindrom atau
pemasangan infus untuk kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri dari
mempertahankan cairan tubuh. nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati,
o Bila muntah berlanjut, maka kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat
dipertimbangkan pemasangan kenyang, perut rasa penuh atau begah.1
NGT (Nasogastric Tube) Dispepsia berasal dari bahasa Yunani
o Klien yang mengalami anemia (Dys-), berarti sulit, dan (Pepse),berarti
pernisiosa, maka diberikan pencernaan (N.Talley, et al., 2005). Dispepsia
injeksi intravena cobalamin. merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis
o Klien yang merupakan yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut
pengguna aspirin atau bagian atas yang menetap atau mengalami
antiinflamasi nonsteroid dapat kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus
dicegah dengan misoprostol, klasik berupa rasa panas di dada (heartburn)
suatu derivat prostaglandin dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi
mukosa. termasuk dispepsia.3
Ada berbagai macam definisi dispepsia.
Daftar Pustaka Salah satu definisi yang dikemukakan oleh
suatu kelompok kerja internasional adalah:
Perry Potter. 2005. Fundamental of Sindroma yang terdiri dari keluhan - keluhan
Nursing. yang disebabkan karena kelainan traktus
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta digestivus bagian proksimal yang dapat berupa
Kedokteran, edisi 3, Jilid I. Jakarta: mual atau muntah, kembung, dysphagia, rasa
FKUI. penuh, nyeri epigastrium atau nyeri
Sistem Gastrointestinal. Jakarta: TIM retrosternal dan ruktus, yang berlangsung lebih
Sylvia Price. 2005. Edisi 6 Vol 1 dari 3 bulan. Dengan demikian dispepsia
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- merupakan suatu sindrom klinik yang bersifat
Proses Penyakit. Jakarta: EGC kronik.2
Diane C. Baughman & Joann C. Dalam klinik tidak jarang para dokter
Hackley. 2000. Keperawatan Medikal menyamakan dispepsia dengan gastritis. Hal
Bedah. Jakarta: EGC ini sebaiknya dihindari karena gastritis adalah
LM, Wilson, Dkk.1995. Patofisiologi suatu diagnosa patologik, dan tidak semua
Konsep Klinis Proses proses dispepsia disebabkan oleh gastritis dan tidak
Penyakit. Jakarta : EGC semua kasus gastritis yang terbukti secara
patologi anatomik disertai gejala dispepsia.
Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi
Karena dispepsia dapat disebabkan oleh
Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
banyak keadaan maka dalam menghadapi
Price, and Wilson. 2006. Patofisiologi
sindrom klinik ini penatalaksanaannya
Konsep Klinis Proses-Proses
seharusnya tidak seragam.3
Penyakit. Jakarta : EGC.
Pengertian dispepsia terbagi dua,
Hirlan. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit
yaitu :
Dalam Jilid II edisi Ketiga. Jakarta:
1. Dispepsia organik, bila telah diketahui
EGC.
adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. Sindroma dispepsia organik Bersifat fungsional, yaitu dispepsia
terdapat kelainan yang nyata terhadap organ yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti
tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus adanya kelainan atau gangguan organic atau
dua belas jari, radang pankreas, radang structural biokimia, yaitu dispepsia fungsional
empedu, dan lain-lain.1,6 atau dispepsia non ulkus.1
2. Dispepsia non organik atau dispepsia Klasifikasi Dispepsia Berdasarkan Etiologi
fungsional, atau dispesia non ulkus, bila tidak A. Organik
jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa 1. Obat-obatan
disertai kelainan atau gangguan struktur organ Obat Anti Inflamasi Non Steroid
berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, (OAINS), Antibiotik (makrolides,
radiologi, dan endoskopi setelah 3 bulan metronidazole), Besi, KCl, Digitalis,
dengan gejala dispepsia.7 Estrogen, Etanol (alkohol),
Manifestasi Klinis Kortikosteroid, Levodopa, Niacin,
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan Gemfibrozil, Narkotik, Quinidine,
atas keluhan/gejala yang dominan, membagi Theophiline.8-10
dispepsia menjadi tiga tipe : 2. Idiosinkrasi makanan (intoleransi
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus makanan)
(ulkus-like dyspepsia), dengan gejala: a. Alergi susu sapi, putih telur,
a. Nyeri epigastrium terlokalisasi kacang, makanan laut, beberapa
b. Nyeri hilang setelah makan atau jenis produk kedelai dan beberapa
pemberian antasid jenis buah-buahan
c. Nyeri saat lapar b. Non-alergi
d. Nyeri episodik Produk alam : laktosa, sucrosa,
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas galactosa, gluten, kafein.
(dysmotility-like dyspesia), dengan gejala: Bahan kimia : monosodium
a. Mudah kenyang glutamate (vetsin), asam
b. Perut cepat terasa penuh saat makan benzoat, nitrit, nitrat.
c. Mual Perlu diingat beberapa
d. Muntah intoleransi makanan diakibatkan oleh
e. e.Upper abdominal bloating penyakit dasarnya, misalnya pada
(bengkak perut bagian atas) penyakit pankreas dan empedu tidak
f. Rasa tak nyaman bertambah saat bisa mentoleransi makanan berlemak,
makan jeruk dengan pH yang relatif rendah
3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala sering memprovokasi gejala pada
seperti kedua tipe di atas).2 pasien ulkus peptikum atau
10
2.2 ETIOLOGI esophagitis.
Gangguan atau penyakit dalam lumen 3. Kelainan struktural
saluran cerna; tukak gaster atau duodenum, a. Penyakit oesophagus
gastritis, tumor, infeksi Helicobacter pylori. Refluks gastroesofageal
Obat obatan seperti anti inflamasi dengan atau tanpa hernia
non steroid (OAINS), aspirin, beberapa Akhalasia
antibiotic, digitalis, teofilin dan sebagainya. Obstruksi esophagus
Penyakit pada hati, pankreas, system b. Penyakit gaster dan duodenum
bilier, hepatitis, pancreatitis, kolesistetis Gastritis erosif dan
kronik. Penyakit sistemik: diabetes mellitus, hemorhagik; sering
penyakit tiroid, penyakit jantung koroner. disebabkan oleh OAINS dan
sakit keras (stres fisik) seperti
luka bakar, sepsis, Kelainan psikis, stress dan faktor
pembedahan, trauma, shock lingkungan juga dapat menimbulkan
Ulkus gaster dan duodenum dispepsia fungsional.12
Karsinoma gaster Kelainan non organik saluran cerna:
c. Penyakit saluran empedu o Gastralgia
Kholelitiasis dan o Dispepsia karena asam lambung
Kholedokolitiasis o Dispepsia flatulen
Kholesistitis o Dispepsia alergik
d. Penyakit pankreas o Dispepsia essensial
Pankreatitis o Pseudoobstruksi intestinal kronik
Karsinoma pankreas o Kelainan susunan saraf pusat (CVD,
e. Penyakit usus epilepsi).
Malabsorbsi o Psikogen : Histeria, psikosomatik
Obstruksi intestinal 2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI
intermiten GASTER
Sindrom kolon iritatif
Angina abdominal Lambung atau ventrikulus berupa suatu
kantong yang terletak di bawah diafragma, berbentuk
Karsinoma kolon
huruf J. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di
4. Penyakit metabolik / sistemik mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari
a. Tuberculosis makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga
b. Gagal ginjal daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia
c. Hepatitis, sirosis hepatis, tumor adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari
oesofagus . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya
hepar
membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang
d. Diabetes melitius berhubungan dengan usus 12 jari duodenum.13
e. Hipertiroid, hipotiroid,
hiperparatiroid Dinding lambung tersusun menjadi empat
f. Ketidakseimbangan elektrolit lapisan, yakni mukosa, submukosa, muscularis, dan
serosa. Mukosa ialah lapisan dimana sel-sel
g. Penyakit jantung kongestif
mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam
5. Lain-lain lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti
a. Penyakit jantung iskemik palung untuk memperbesar perbandingan antara luas
b. Penyakit kolagen5-11 dan volume sehingga memperbanyak volume getah
B. Idiopatik atau Dispepsia Non Ulkus lambung yang dapat dikeluarkan. Submukosa ialah
lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat
Dispepsia fungsional
ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke
Keluhan terjadi kronis, tanpa sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang
ditemukan adanya gangguan struktural atau diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
organik atau metabolik tetapi merupakan Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut
kelainan fungsi dari saluran dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi
3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
makanan.Termasuk ini adalah dispepsia
menyerong. Kontraksi dari ketiga macam lapisan otot
dismotilitas, yaitu adanya gangguan motilitas tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak
diantaranya; waktu pengosongan lambung menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan
yang lambat, abnormalitas kontraktil, makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan
abnormalitas mioelektrik lambung, refluks terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung
perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan
gastroduodenal. Penderita dengan dispepsia
untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara
fungsional biasanya sensitif terhadap perut dengan anggota tubuh lainnya.13
produksi asam lambung yaitu kenaikan asam
lambung.
lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam
lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme
dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin.
Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein
menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan
mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin
merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada
mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein.
Kasein digumpalkan oleh Ca2+ dari susu sehingga dapat
dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang
berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing
dan usus tanpa sempat dicerna.13

Kerja enzim dan pelumatan oleh otot


lambung mengubah makanan menjadi lembut
seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur
makanan. Otot lambung bagian pilorus
mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit
dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang
mengarah ke lambung akan relaksasi
(mengendur) jika tersentuh kim yang bersifat
asam. Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah
ke duodenum akan berkontraksi (mengerut)
jika tersentuh kim. Jadi, misalnya kim yang
bersifat asam tiba di pilorus depan, maka
pilorus akan membuka, sehingga makanan
Gambar 1. Anatomi Gaster: 1.Esofagus, 2.Kardia, lewat. Oleh karena makanan asam mengenai
3.Fundus, 4.Selaput Lendir, 5.Lapisan Otot, pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan
6.Mukosa Lambung, 7.Korpus, 8.Antrum Pilorik, tersebut dicerna sehingga keasamannya
9.Pilorus, 10.Duodenum
menurun. Makanan yang bersifat basa di
Di lapisan mukosa terdapat 3 jenis sel yang belakang pilorus akan merangsang pilorus
berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel goblet [goblet untuk membuka. Akibatnya, makanan yang
cell], sel parietal [parietal cell], dan sel chief [chief cell]. asam dari lambung masuk ke duodenum.
Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati
lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak
pilorus menuju duodenum segumpal demi
karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel parietal
berfungsi untuk memproduksi asam lambung segumpal agar makanan tersebut dapat
[Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam,
enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal lambung kosong kembali.13
memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang
membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai Pengaturan peristiwa ini terjadi baik
pH 2 yang bersifat sangat asam. Sel chief berfungsi
melalui saraf maupun hormon. Impuls
untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin
dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam parasimpatikus yang disampaikan melalui
bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna nervus vagus akan meningkatkan motilitas,
protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat secara reflektoris melalui vagus juga akan
menyebabkan kematian pada sel tersebut.13 terjadi pengosongan lambung. Refleks
pengosongan lambung ini akan dihambat oleh
Di bagian dinding lambung sebelah dalam
terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah isi yang penuh, kadar lemak yang tinggi dan
lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap reaksi asam pada awal duodenum. Keasaman
makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi ini disebabkan oleh hormon saluran cerna
getah lambung. Getah lambung mengandung asam terutama sekretin dan kholesistokinin-
pankreo-zimin, yang dibentuk dalam mukosa Fase Lambung. Sekresi getah
duodenum dan dibawa bersama aliran darah ke lambung disebabkan oleh makanan yang
lambung. Dengan demikian proses pengo- masuk ke dalam lambung. Relaksasi serta
songan lambung merupakan proses umpan rangsang kimia seperti hasil urai protein,
balik humoral.13 kafein atau alkohol, akan menimbulkan refleks
kolinergik lokal dan pembebasan gastrin. Jika
Kelenjar di lambung tiap hari pH turun di bawah 3, pembebasan gastrin akan
membentuk sekitar 2-3 liter getah lambung, dihambat.13
yang merupakan larutan asam klorida yang
hampir isotonis dengan pH antara 0,8-1,5, Fase Usus mula-mula akan terjadi
yang mengandung pula enzim pencemaan, peningkatan dan kemudian akan diikuti
lendir dan faktor intrinsik yang dibutuhkan dengan penurunan sekresi getah lambung. Jika
untuk absorpsi vitamin B12. Asam klorida kim yang asam masuk ke usus duabelas jari
menyebabkan denaturasi protein makanan dan akan dibebaskan sekretin. Ini akan menekan
menyebabkan penguraian enzimatik lebih sekresi asam klorida dan merangsang
mudah. Asam klorida juga menyediakan pH pengeluaran pepsinogen. Hambatan sekresi
yang cocok bagi enzim lambung dan getah lambung lainnya dilakukan oleh
mengubah pepsinogen yang tak aktif menjadi kholesistokinin-pankreozimin, terutama jika
pepsin. 13 kim yang banyak mengandung lemak sampai
pada usus halus bagian atas.13
Asam klorida juga akan membunuh
bakteri yang terbawa bersama makanan. Di samping zat-zat yang sudah
Pengaturan sekresi getah lambung sangat disebutkan ada hormon saluran cerna lainnya
kompleks. Seperti pada pengaturan motilitas yang berperan pada sekresi dan motilitas. GIP
lambung serta pengosongannya, di sini pun (gastric inhibitory polypeptide) menghambat
terjadi pengaturan oleh saraf maupun hormon. sekresi HC1 dari lambung dan kemungkinan
Berdasarkan saat terjadinya, maka sekresi juga merangsang sekresi insulin dari kelenjar
getah lambung dibagi atas fase sefalik, pankreas.13
lambung (gastral) dan usus (intestinal).13
Somatostatin, yang dibentuk tidak
Fase Sekresi Sefalik diatur hanya di hipothalamus tetapi juga di sejumlah
sepenuhnya melalui saraf. Penginderaan organ lainnya antara lain sel D mukosa
penciuman dan rasa akan menimbulkan impuls lambung dan usus halus serta kelenjar
saraf aferen, yang di sistem saraf pusat akan pankreas, menghambat sekresi asam klorida,
merangsang serabut vagus. Stimulasi nervus gastrin dan pepsin lambung dan sekresi
vagus akan menyebabkan dibebaskannya sekretin di usus halus. Fungsi endokrin dan
asetilkolin dari dinding lambung. Ini akan eksokrin pankreas akan turun (sekresi insulin
menyebabkan stimulasi langsung pada sel dan glukagon serta asam karbonat dan enzim
parietal dan sel epitel serta akan membebaskan pencernaan). Di samping itu, ada tekanan
gastrin dari sel G antrum. Melalui aliran darah, sistemik yang tak berubah, pasokan darah di
gastrin akan sampai pada sel parietal dan akan daerah n. Splanchnicus akan berkurang sekitar
menstimulasinya sehingga sel itu mem- 20-30%.13
bebaskan asam klorida. Pada sekresi asam
klorida ini, histamin juga ikut berperan.
Histamin ini dibebaskan oleh mastosit karena
stimulasi vagus (gambar 3). Secara tak
langsung dengan pembebasan histamin ini
gastrin dapat bekerja.13
Rangsang bau dan
Rangsang n. Vagus
rangsang kecap

Rangsang Lokal Rangsang Ganglion


(makanan)

Degranulasi mastosit
Stimulasi sel G Pembebasan
asethilkolin

Pembebasan histamin Pembebasan Gastrin

Stimulasi Sel Parietal

Pembebasan HCl
Bagan 1. Pengaruh Sekresi Sel Parietal bahwa stres mencetuskan keluhan
2.4 PATOFISIOLOGI dispepsia. Beberapa studi mengatakan
Patofisiologi dispepsia non ulkus masih stres yang lama menyebabkan
sedikit diketahui, beberapa faktor berikut perubahan aktifitas vagal, berakibat
mungkin berperan penting (multifaktorial): gangguan akomodasi dan motilitas
Abnormalitas Motorik Gaster gaster.Kepribadian dispepsia non ulkus
Dengan studi Scintigraphic Nuklear menyerupai pasien Sindrom Kolon
dibuktikan lebih dari 50% pasien Iritatif dan dispepsia organik, tetapi
dispepsia non ulkus mempunyai disertai dengan tanda neurotik, ansietas
keterlambatan pengosongan makanan dan depresi yang lebih nyata dan sering
dalam gaster. Demikian pula pada studi disertai dengan keluhan non-
monometrik didapatkan gangguan gastrointestinal ( GI ) seperti nyeri
motilitas antrum postprandial, tetapi muskuloskletal, sakit kepala dan
hubungan antara kelainan tersebut mudah letih. Mereka cenderung tiba-
dengan gejala-gejala dispepsia tidak tiba menghentikan kegiatan sehari-
jelas. Penelitian terakhir menunjukkan harinya akibat nyeri dan mempunyai
bahwa fundus gaster yang "kaku" fungsi sosial lebih buruk dibanding
bertanggung jawab terhadap sindrom pasien dispepsia organik. Demikian
dispepsia. Pada keadaan normal pula bila dibandingkan orang normal.
seharusnya fundus relaksasi, baik saat Gambaran psikologik dispepsia non
mencerna makanan maupun bila terjadi ulkus ditemukan lebih banyak ansietas,
distensi duodenum. Pengosongan depresi dan neurotik.5
makanan bertahap dari corpus gaster
menuju ke bagian fundus dan Gastritis Helicobacter pylori
duodenum diatur oleh refleks vagal. Gambaran gastritis Helicobacter pylori
Pada beberapa pasien dyspepsia non secara histologik biasanya gastritis
ulkus, refleks ini tidak berfungsi non-erosif non-spesifik. Di sini
dengan baik sehingga pengisian bagian ditambahkan non-spesifik karena
antrum terlalu cepat.2 gambaran histologik yang ada tidak
Perubahan sensifitas gaster dapat meramalkan penyebabnya dan
Lebih 50% pasien dispepsia non ulkus keadaan klinik yang bersangkutan.
menunjukkan sensifitas terhadap Diagnosa endoskopik gastritis akibat
distensi gaster atau intestinum, oleh infeksi Helicobacter pylori sangat sulit
karena itu mungkin akibat: makanan karena sering kali gambarannya tidak
yang sedikit mengiritasi seperti khas. Tidak jarang suatu gastritis
makanan pedas, distensi udara, secara histologik tampak berat tetapi
gangguan kontraksi gaster intestinum gambaran endoskopik yang tampak
atau distensi dini bagian Antrum tidak jelas dan bahkan normal.
postprandial dapat menginduksi nyeri Beberapa gambaran endoskopik yang
pada bagian ini.10 sering dihubungkan dengan adanya
Stres dan faktor psikososial infeksi Helicobacter pylori adalah:
Penelitian menunjukkan bahwa a. Erosi kronik di daerah antrum.
didapatkan gangguan neurotik dan b. Nodularitas pada mukosa antrum.
morbiditas psikiatri lebih tinggi secara c. Bercak-bercak eritema di antrum.
bermakna pada pasien dispepsia non d. Area gastrika yang menonjol
ulkus daripada subyek kontrol yang dengan bintik-bintik eritema di
sehat.Banyak pasien mengatakan daerah korpus.13
Peranan infeksi Helicobacter pylori sendawa, diikuti oleh kembung yang
pada gastritis dan ulkus peptikum sudah diakui, lebih darah. Ini memerlukan perbaikan
tetapi apakah Helicobacter pylori dapat tingkah laku.Abnormalitas di atas
menyebabkan dispepsia non ulkus masih belum semua diidentifikasi oleh semua
kontroversi. Di negara maju, hanya 50% peneliti dan tidak selalu muncul pada
pasien dispepsia non ulkus menderita infeksi semua penderita. Hasil yang kurang
Helicobacter pylori, sehingga penyebab konsisten dari bermacam terapi yang
dispepsia pada dispepsia non ulkus dengan digunakan untuk terapi dispepsia non
Helicobacter pylori negatif dapat juga menjadi ulkus mendukung keanekaragaman
penyebab dari beberapa dispepsia non ulkus kelompok ini. 2,12,14.
dengan Helicobacter pylori positif. Bukti Gastritis adalah suatu keadaan
terbaik peranan Helicobacter pylori pada peradangan atau pendarahan mukosa lambung.
dispepsia non ulkus adalah gejala perbaikan Gastritis karena bakteri H. pylori dapat
yang nyata setelah eradikasi kuman mengalami adaptasi pada linkungan dengan
Helicobacter pylori tersebut, tetapi ini masih pH yang sangat rendah dengan menghasilkan
dalam taraf pembuktian studi ilmiah. Banyak enzim urease yang sangat kuat. Enzim urease
pasien mengalami perbaikan gejala dengan tersebut akan mengubah urea dalam lambung
cepat walaupun dengan pengobatan plasebo. menjadi ammonia sehingga bakteri
Studi "follow up" jangka panjang sedang Helicobacter pylori yang diselubungi awan
dikerjakan, hanya beberapa saja yang tidak amoniak yang dapat melindungi diri dari
kambuh.2 keasaman lambung. Kemudian dengan flagella
Helicobacter pylori menempel pada dinding
Kelainan gastrointestinal fungsional lambung dan mengalami multiplikasi. Bagian
Dispepsia non ulkus cenderung yang menempel pada epitel mukosa lambung
dimasukkan sebagai bagian kelainan disebut adheren pedestal. Melalui zat yang
fungsional GI, termasuk di sini disebut adhesin , Helicobacter pylori dapat
Sindrom Kolon Iritatif, nyeri dada non- berikatan dengan satu jenis gliserolipid yang
kardiak dan nyeri ulu hati fungsional. terdapat di dalam epitel.13
Lebih dari 80% dengan Sindrom Kolon Selain urease, bakteri juga
Iritatif menderita dispepsia dan lebih mengeluarkan enzim lain misalnya katalase,
dari sepertiga pasien dengan dispepsia oksidase, alkaliposfatase, gamma glutamil
kronis juga mempunyai gejala Sindrom transpeptidase, lipase, protease, dan musinase.
Kolon Iritatif. Pasien dengan kelainan Enzim protease dan fosfolipase diduga
seperti ini sering ada gejala extra GI merusak glikoprotein dan fosfolipid yang
seperti migrain, myalgia dan disfungsi menutup mukosa lambung. H. Pylori juga
kencing dan ginekologi. Pada mengeluarkan toksin yang beperan dalam
anamnesis dispepsia jangan lupa peradangan dan reaksi imun local.13
menanyakan gejala Sindrom Kolon Obat anti-inflamasi non-steroid
Iritatif seperti nyeri abdomen mereda merusak mukosa lambung melalui beberapa
setelah defikasi, perubahan frekuensi mekanisme. Obat-obat ini menghambat
buang air besar atau bentuknya siklooksigenase mukosa lambung sebagai
mengalami perubahan, perut tegang, pembentuk prostaglandin dari asam arakidonat
tidak dapat menahan buang air besar yang merupakan salah satu faktor defensif
dan perut kembung. Beberapa pasien mukosa lambung yang sangat penting. Selain
juga mengalami aerophagia, lingkaran itu, obat ini juga dapat merusak secara topikal.
setan dari perut kembung diikuti oleh Kerusakan topikal ini terjadi karena
masuknya udara untuk menginduksi kandungan asam dalam obat tersebut bersifat
korosif, sehingga merusak sel-sel epitel antrum lebih rentan terhadap difusi balik
mukosa. Pemberian aspirin juga dapat disbanding fundus. Selain itu, kadar asam yang
menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus rendah dalam analisis lambung pada penderita
oleh lambung, sehingga kemampuan faktor ulkus peptikum diduga disebabkan oleh
defensif terganggu.13 meningkatnya difusi balik dan bukan
Ulkus peptikum merupakan keadaan di disebabkan oleh produksi yang berkurang. 13
mana kontinuitas mukosa esophagus, lambung Daya tahan duodenum yang kuat
ataupun duodenum terputus dan meluas terhadap ulkus peptikum diduga akibat fungsi
sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa kelenjar Brunner (kelenjar duodenum
yang tidak meluas sampai ke bawah epitel submukosa dalam dinding usus) yang
disebut erosi, walaupun seringkali dianggap memproduksi sekret mukoid yang sangat
juga sebagai ulkus. Ulkus kronik berbeda alkali, pH 8 dan kental untuk menetralkan
dengan ulkus akut, karena memiliki jaringan kimus asam. Penderita ulkus peptikum sering
parut pada dasar ulkus. Menurut definisi, ulkus mengalami sekresi asam berlebihan. Faktor
peptik dapat ditemukan pada setiap bagian penurunan daya tahan jaringan juga terlibat
saluran cerna yang terkena getah asam dalam ulkus peptikum. Daya tahan jaringan
lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, juga bergantung pada banyaknya suplai darah
dan setelah gastroduodenal, juga jejunum.13 dan cepatnya regenerasi sel epitel (dalam
Sawar mukosa lambung penting untuk keadaan normal diganti setiap 3 hari).
perlindungan lambung dan duodenum. Obat kegagalan mekanisme ini juga berperan dalam
anti inflamasi non steroid termasuk aspirin patogenesis ulkus peptikum. 13
menyebabkan perubahan kualitatif mucus
lambung yang dapat mempermudah terjadinya
degradasi mucus oleh pepsin. Prostaglandin
yang terdapat dalam jumlah berlebihan dalam
mucus gastric dan tampaknya berperan penting
dalam pertahanan mukosa lambung.13
Aspirin, alkohol, garam empedu dan
zat zat lain yang merosak mukosa lambung
mengubah permeabilitas sawar epitel,
sehingga memungkinkan difusi balik asam
klorida yang mengakibatkan kerosakan
jaringan, terutama pembuluh darah. Histamin
dikeluarkan, merangsang sekresi asam dan
pepsin lebih lanjut dan meningkatkan
permeabilitas kapiler terhadap protein.
Mukosa menjadi edema dan sejumlah besar
protein plasma dapat hilang. Mukosa kapiler
dapat rusak, mengakibatkan terjadinya
hemoragi interstitial dan perdarahan. Sawar
mukosa tidak dipengaruhi oleh penghambatan
vagus atau atropine, tetapi difusi balik
dihambat oleh gastrin.13
Destruksi sawar mukosa lambung
diduga merupakan faktor penting dalam
patogenesis ulkus peptikum. Ulkus peptikum 2.5 GEJALA KLINIK
sering terletak di antrum karena mukosa
Sindroma dispepsia dapat bersifat dispepsia fungsional tetapi setelah
ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau ditemukan dasar-dasar organik maka
kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. GERD dimasukan kedalam dispepsia
Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas organik. Penyakit ini disebabkan
jangka waktu tiga bulan. Inkompetensi/relaksasi sphincter cardia
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada yang menyebabkan regurgitasi asam
perut atas atau dada mungkin disertai dengan lambung ke dalam esofagus.
sendawa dan suara usus yang keras Dulu sebelum penyebab GERD
(borborigmi). Pada beberapa penderita, makan diketahui dengan jelas, GERD
dapat memperburuk nyeri; pada penderita dimasukkan ke dalam kelompok
yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. dispepsia fungsional. Setelah
Gejala lain meliputi nafsu makan yang penyebabnya jelas maka GERD
menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi dikeluarkan dari kelompok tersebut dan
(perut kembung).6 dimasukkan ke dalam dispepsia organik.7
Dispepsia Organik Gejala GERD :
a. Dispepsia Ulkus Gejala khas, terdiri dari :
Dispepsia ulkus merupakan o Heart Burn
bagian penting dari dispepsia organik. Di o Rasa panas di epigastrium
negara negara barat prevalensi ulkus o Rasa nyeri retrosternal
lambung lebih rendah dibandingkan o Regurgitasi asam
dengan ulkus duodeni. Sedang di negara o Pada kasus berat : ada gangguan
berkembang termasuk Indonesia menelan
frekuensi ulkus lambung lebih tinggi. Gejala tidak khas :
Ulkus lambung biasanya diderita pada o Nafas pendek
usia yang lebih tinggi dibandingkan ulkus o Wheezing
duodeni.4 o Batuk-batuk
Gejala utama dari ulkus peptikum Gejala GERD lebih menonjol pada
adalah hunger pain food relief. Untuk waktu penderita terbaring terlentang dan
ulkus duodeni nyeri umumnya terjadi 1 berkurang bila penderita duduk.
sampai 3 jam setelah makan, dan Gambaran Endoskopi:
penderita sering terbangun di tengah Didapatkan lesi berupa robekan pada daerah
malam karena nyeri. Tetapi banyak juga spinter esophagus yang dibagi menjadi 4
kasus kasus yang gejalanya tidak jelas dan derajat (Pembagian Los Angeles) :
bahkan tanpa gejala. Pada ulkus lambung
seringkali gejala hunger pain food relief Grade A :
tidak jelas, bahkan kadang kadang Robekan mukosa tidak lebih dari 5 mm
penderita justru merasa nyeri setelah Grade B :
makan.15 Ada robekan mukosa yang lebih dari 5 mm dan
Penelitian menunjukkan bahwa kalau ada robekan mukosa di tempat lain tidak
penyebab utama ulkus duodenum adalah berhubungan dengan robekan mukosa yang
infeksi H. pylori, dan ternyata sedikitnya pertama.
95% kasus ulkus duodeni adalah H. pylori Grade C :
positif, sedang hanya 70% kasus ulkus Robekan mukosa pada 1 lipatan mukosa
lambung yang H. pylori positif.13 berhubungan dengan lipatan mukosa yang lain
tetapi tidak difus.
b.GERD Grade D :
Dahulu GERD dimasukkan dalam Robekan mukosa difus.15
Dispepsia Fungsional esophagus, penyakit ulkus, pankreatitis kronis
Gejala dispepsia fungsional (menurut kriteria atau keganasan pankreas empedu.11
Roma) : Perlu ditanyakan hal-hal yang
a. Gejala menetap selama 3 bulan berhubungan dengan stresor psikososial
dalam 1 tahun terakhir. misalnya: masalah anak (meninggal, nakal,
b. Nyeri epigastrium yang sakit, tidak punya), hubungan antar manusia
menetap atau sering kambuh (orang tua, mertua, tetangga, adik ipar, kakak),
(recurrent). hubungan suami-istri (istri sibuk, istri muda,
c. Tidak ada kelainan organik dimadu, bertengkar, cerai), pekerjaan dan
yang jelas (termasuk pendidikan (kegiatan rutin, penggusuran,
endoskopi) pindah jabatan, tidak naik pangkat). Hal ini
d. Tidak ada tanda-tanda IBS berakibat eksaserbasi gejala pada beberapa
(Irritable Bowel Syndrome) orang.5
2.6 ANAMNESIS Harus diingat gambaran khas dari
Jika pasien mengeluh mengenai beberapa penyebab dispepsia. Pasien ulkus
dispepsia, dimulakan pertanyaan atau peptikum biasanya berumur lebih dari 45
anamnesis dengan lengkap. Berapa sering tahun, merokok dan nyeri berkurang dengan
terjadi keluhan dispepsia, sejak kapan terjadi mencerna makanan tertentu atau antasid. Nyeri
keluhan, adakah berkaitan dengan konsumsi sering membangunkan pasien pada malam hari
makanan? Adakah pengambilan obat tertentu banyak ditemukan pada ulkus duodenum.
dan aktivitas tertentu dapat menghilangkan Gejala esofagitis sering timbul pada saat
keluhan atau memperberat keluhan? Adakah berbaring dan membungkuk setelah makan
pasien mengalami nafsu makan menghilang, kenyang yaitu perasan terbakar pada dada,
muntah, muntah darah, BAB berdarah, batuk nyeri dada yang tidak spesifik (bedakan
atau nyeri dada?11 dengan pasien jantung koroner), regurgitasi
dengan gejala perasaan asam pada mulut. Bila
Pasien juga ditanya, adakah ada gejala dispepsia timbul segera setelah makan
konsumsi obat obat tertentu? Atau adakah biasanya didapatkan pada penyakit esofagus,
dalam masa terdekat pernah operasi? Adakah gastritis erosif dan karsinoma. Sebaliknya bila
ada riwayat penyakit ginjal, jantung atau paru? muncul setelah beberapa jam setelah makan
Adakah pasien menyadari akan kelainan sering terjadi pada ulkus duodenum. Pasien
jumlah dan warna urin? 11 dispepsia non ulkus lebih sering mengeluhkan
Riwayat minum obat termasuk gejala di luar GI, ada tanda kecemasan atau
minuman yang mengandung alkohol dan jamu depresi, atau mempunyai riwayat pemakaian
yang dijual bebas di masyarakat perlu psikotropik. 2, 6-11
ditanyakan dan kalau mungkin harus 2.7 PEMERIKSAAN FISIK
dihentikan. Hubungan dengan jenis makanan Pemeriksaan fisik untuk
tertentu perlu diperhatikan. Tanda dan gejala mengidentifikasi kelainan intra-abdomen atau
"alarm"(peringatan) seperti disfagia, berat intra lumen yang padat misalnya tumor,
badan turun, nyeri menetap dan hebat, nyeri organomegali, atau nyeri tekan sesuai dengan
yang menjalar ke punggung, muntah yang adanya ransang peritoneal/peritonitis.1
sangat sering, hematemesis, melena atau Tumpukan pemeriksaan fisik pada
jaundice kemungkinan besar adalah bagian abdomen. Inspeksi akan distensi, asites,
merupakan penyakit serius yang memerlukan parut, hernia yang jelas, ikterus, dan lebam.
pemeriksaan seperti endoskopi dan / atau Auskultasi akan bunyi usus dan karekteristik
"USG" atau "CT Scan" untuk mendeteksi motilitasnya. Palpasi dan perkusi abdomen,
struktur peptik, adenokarsinoma gaster atau perhatikan akan tenderness, nyeri, pembesaran
organ dan timpani.6 Pemeriksaan tanda vital 3. Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa
bisa ditemukan takikardi atau nadi yang tidak esofagus, lambung atau usus
regular.10 halus dan untuk mendapatkan contoh
Kemudian, lakukan pemeriksaan jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung.
sistem tubuh badan lainnya. Perlu ditanyakan Contoh tersebut kemudian diperiksa
perubahan tertentu yang dirasai pasien, dibawah mikroskop untuk mengetahui
keadaan umum dan kesadaran pasien apakah lambung terinfeksi oleh
diperhatikan. Auskultasi bunyi gallop atau Helicobacter pylori. Endoskopi
murmur di jantung. Perkusi paru untuk merupakan pemeriksaan baku emas, selain
mengetahui konsolidasi. Perhatikan dan sebagai diagnostik sekaligus terapeutik.2,3,7
lakukan pemeriksaan terhadap ektremitas, Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk
adakah terdapat perifer edema dan dirasakan dikerjakan bila dispepsia tersebut disertai
adakah akral hangat atau dingin. Lakukan juga oleh keadaan yang disebut alarm
perabaan terhadap kelenjar limfa.6-11 symptoms, yaitu adanya penurunan berat
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG badan, anemia, muntah hebat dengan
Pemeriksaan untuk penanganan dispepsia dugaan adanya obstruksi, muntah darah,
terbagi beberapa bagian, yaitu: melena, atau keluhan sudah berlangsung
1. Pemeriksaan laboratorium untuk lama, dan terjadi pada usia lebih dari
mengidentifikasi adanya faktor infeksi 45tahun.1
(leukositosis), pakreatitis (amylase, lipase), Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan
keganasan saluran cerna (CEA, CA 19-9, endoskopi adalah:
AFP). Biasanya meliputi hitung jenis sel a. CLO (rapid urea test)
darah yang lengkap dan pemeriksaan darah b. Patologi anatomi (PA)
dalam tinja, dan urine. Dari hasil c. Kultur mikroorgsanisme (MO) jaringan
pemeriksaan darah bila ditemukan d. PCR (polymerase chain reaction),
lekositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. hanya dalam rangka penelitian15
Pada pemeriksaan tinja, jika tampak cair 4. Pemeriksaan penunjang meliputi
berlendir atau banyak mengandung lemak pemeriksaan radiologi, yaitu OMD dengan
berarti kemungkinan menderita kontras ganda, serologi Helicobacter
malabsorpsi. Seseorang yang diduga pylori, dan urea breath test (belum tersedia
menderita dispepsia tukak, sebaiknya di Indonesia). Pemeriksaan radiologis
diperiksa asam lambung. Pada karsinoma dilakukan terhadap saluran makan bagian
saluran pencernaan perlu diperiksa petanda atas dan sebaiknya dengan kontras ganda.
tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon Pada refluks gastroesofageal akan tampak
perlu diperiksa CEA, dugaan karsinoma peristaltik di esofagus yang menurun
pankreas perlu diperiksa CA 19-9. 1 terutama di bagian distal, tampak anti-
2. Barium enema untuk memeriksa peristaltik di antrum yang meninggi serta
esophagus, Lambung atau usus halus dapat sering menutupnya pilorus, sehingga
dilakukan pada orang yang mengalami sedikit barium yang masuk ke intestin.
kesulitan menelan atau muntah, penurunan Pada tukak baik di lambung, maupun di
berat badan atau mengalami nyeri yang duodenum akan terlihat gambar yang
membaik atau memburuk bila penderita disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak
makan. Pemeriksaan ini dapat yang terisi kontras media. Bentuk niche
mengidentifikasi kelainan struktural dari tukak yang jinak umumnya reguler,
dinding/mukosa saluran cerna bagian atas semisirkuler, dengan dasar licin). Kanker
seperti adanya tukak atau gambaran ke di lambung secara radiologis, akan tampak
arah tumor.1,3,15 massa yang ireguler tidak terlihat
peristaltik di daerah kanker, bentuk dari oesophagus, lambung dan duodenum. Diikuti
lambung berubah. Pankreatitis akut perlu dengan USG (Ultrasonography) dapat
dibuat foto polos abdomen, yang akan mengungkapkan kelainan pada saluran bilier,
terlihat tanda seperti terpotongnya usus hepar, pankreas, dan penyebab lain yang dapat
besar (colon cut off sign), atau tampak memberikan perubahan anatomis.
dilatasi dari intestin terutama di jejunum Pemeriksaan hematologi dan kimia darah akan
yang disebut sentina loops.1 dapat mengungkapkan penyebab dispepsia
5. Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti diabetes, penyakit tyroid dan gangguan
seperti pengukuran kontraksi esofagus atau saluran bilier. Pada karsinoma saluran
respon esofagus terhadap asam. pencernaan perlu diperiksa pertanda tumor.1,5
Kriteria Diagnostik Dispepsia
Fungsional berdasarkan Kriteria Rome III
yaitu:
1. berasa terganggu setelah makan
2. cepat kenyang
3. nyeri epigastrik
4. panas/ rasa terbakar di epigastrik
Terbukti tidak ada penyakit struktural
termasuk endoskopi proksimal yang dapat
menjelaskan penyebab terjadinya gejala klinis
tersebut.
Kriteria haruslah terjadi dalam masa 3
bulan terakhir dengan onset gejala klinis
sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum
diagnosis.3
2.10 DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Dispepsia adalah merupakan suatu
simptom atau kelompok keluhan atau gejala
dan bukan merupakan suatu diagnosis.
Diferensial diagnosis dyspepsia adalah seperti
box 1. Sangat penting mencari clue atau
.10 penanda akan gejala dan keluhan yang
Management of dyspepsia based on age and merupakan etiologi yang bisa ditemukan
alarm features. EGD, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
esophagogastroduodenoscopy. 50%60% kasus, didapati tidak ada penyebab
2.9 DIAGNOSIS yang terdeteksi di mana pasien dikatakan
Dispepsia melalui simptom- merupakan dispepsia fungsional. Prevalensi
simptomnya sahaja tidak dapat membedakan ulkus peptikum adalah 15%- 25% dan
antara dispepsia fungsional dan dispepsia prevalensi esofagitis adalah 5%-15%. Kanker
organik. Diagnosis dispepsia fungsional digestif bagian atas < 2%. Disebabkan kanker
adalah diagnosis yang telah ditetapkan, digestif bagian atas jarang pada umur <50
dimana pertama sekali penyebab kelainan tahun, pemeriksaan endoskopi direkomendasi
organik atau struktural harus disingkirkan pada pasien yang berusia > 50 tahun. Juga
melalui pemeriksaan. Pemeriksaan yang direkomendasi pada pasien yang mangalami
pertama dan banyak membantu adalah penurunan berat badan yang signifikan, terjadi
pemeriksaan endoskopi. Oleh karena dengan pendarahan, dan muntah yang terlalu teruk.2
pemeriksaan ini dapat terlihat kelainan di
Box 1: Diagnosis banding dispepsia fosfat; magnesium hidroksida bisa
Dispepsia non ulkus menyebabkan BAB encer. Antacid yang sering
digunakan adalah seperti Mylanta, Maalox,
Gastro-oesophageal reflux disease. merupakan kombinasi Aluminium hidroksida
Ulkus peptikum. dan magnesium hidroksida. Magnesium
kontraindikasi kepada pasien gagal ginjal
Obat-obatan: obat anti inflamasi non-
kronik karena bisa menyebabkan
steroid, antibiotik, besi, suplemen
hipermagnesemia, dan aluminium bisa
kalium, digoxin.
menyebabkan kronik neurotoksik pada pasien
Malabsorbsi Karbohidrat (lactose, tersebut.15
fructose, sorbitol). 2. Antikolinergik
Cholelithiasis or choledocholithiasis. Perlu diperhatikan, karena kerja obat
ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu
Pankreatitis Kronik.
pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor
Penyakit sistemik (diabetes, thyroid, muskarinik yang dapat menekan seksresi asam
parathyroid, hypoadrenalism, lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga
connective tissue disease). memiliki efek sitoprotektif.10
Parasit intestinal. 3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan
Keganasan abdomen (terutama kanser untuk mengobati dispepsia organik atau
pancreas dan gastrik). esensial seperti tukak peptik. Obat yang
2.11 PENATALAKSANAAN termasuk golongan antagonis reseptor H2
Berdasarkan Konsensus Nasional antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan
Penanggulangan Helicobacter pylori 1996, famotidin.10,15
ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, 4. Penghambat pompa asam (proton pump
yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan inhibitor = PPI).
tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang
disertai fasilitas endoskopi dengan Golongan obat ini mengatur sekresi
penatalaksanaan dispepsia di masyarakat. asam lambung pada stadium akhir dari proses
Pengobatan dispepsia mengenal sekresi asam lambung. Obat-obat yang
beberapa golongan obat, yaitu: termasuk golongan PPI adalah omeperazol,
1. Antasid lansoprazol, dan pantoprazol. Waktu paruh
PPI adalah ~18jam ; jadi, bisa dimakan antara
Golongan obat ini mudah didapat dan 2 dan 5 hari supaya sekresi asid gastrik
murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam kembali kepada ukuran normal. Supaya terjadi
lambung. Antasid biasanya mengandungi Na penghasilan maksimal, digunakan sebelum
bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg makan yaitu sebelum sarapan pagi kecuali
triksilat. Pemberian antasid jangan terus- omeprazol.15
menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk 5. Sitoprotektif
mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat
dipakai dalam waktu lebih lama, juga Prostoglandin sintetik seperti
berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2).
nontoksik, namun dalam dosis besar akan Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan
menyebabkan diare karena terbentuk senyawa sekresi asam lambung oleh sel parietal.
MgCl2. Sering digunakan adalah gabungan Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi
Aluminium hidroksida dan magnesium prostoglandin endogen, yang selanjutnya
hidroksida.Aluminum hidroksida boleh memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan
menyebabkan konstipasi dan penurunan produksi mukus dan meningkatkan sekresi
bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan dengan keluhan yang tidak jelas di bagian
protektif (site protective), yang bersenyawa abdomen atas di mana yang gagal dengan
dengan protein sekitar pengobatan PPI, bisa diobati dengan tricyclic
lesi mukosa saluran cerna bagian atas. Toksik antidepressants, walaupun data yang
16
daripada obat ini jarang, bisa menyebabkan menyokong masih kurang.
konstipasi (23%). Kontraindikasi pada pasien Pasien dengan keluhan dismotility
gagal ginjal kronik. Dosis standard adalah 1 g like symptom bisa diobati dengan sama ada
per hari.15 dengan acid suppressive therapy, prokinetic
6. Golongan prokinetik agents, atau 5-HT1 agonists. Metoclopramide
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu dan domperidone menunjukkan antara obat
sisaprid, domperidon, dan metoklopramid. placebo dalam pengobatan dispepsia
16
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati fungsional.
dispepsia fungsional dan refluks esofagitis 2.12 PENCEGAHAN
dengan mencegah refluks dan memperbaiki
bersihan asam lambung (acid clearance).10 Makan secara benar. Hindari makanan
7. Antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori yang dapat mengiritasi terutama
Eradikasi bakteri Helicobacter pylori membantu makanan yang pedas, asam, gorengan
mengurangi simptom pada sebagian pasien dan atau berlemak. Yang sama pentingnya
biasanya digunakan kombinasi antibiotik seperti dengan pemilihan jenis makanan yang
amoxicillin (Amoxil), clarithromycin (Biaxin), tepat bagi kesehatan adalah bagaimana
metronidazole (Flagyl) dan tetracycline (Sumycin).6 cara memakannya. Makanlah dengan
Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan jumlah yang cukup, pada waktunya
psikofarmakoterapi (obat anti- depresi dan dan lakukan dengan santai.
cemas) pada pasien dengan dispepsia Hindari alkohol. Penggunaan alkohol
fungsional, karena tidak jarang keluhan yang dapat mengiritasi dan mengikis lapisan
muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan mukosa dalam lambung dan dapat
seperti cemas dan depresi.2,6-12 mengakibatkan peradangan dan
Terapi Dispepsia Fungsional : pendarahan.
1. Farmakologis Jangan merokok. Merokok
Pengobatan jangka lama jarang diperlukan mengganggu kerja lapisan pelindung
kecuali pada kasus-kasus berat. (regular lambung, membuat lambung lebih
medication) mungkin perlu pengobatan jangka rentan terhadap gastritis dan borok.
pendek waktu ada keluhan. (on demand Merokok juga meningkatkan asam
medication) lambung, sehingga menunda
2. Psikoterapi penyembuhan lambung dan
Reassurance merupakan penyebab utama terjadinya
Edukasi mengenai penyakitnya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat
3. Perubahan diit dan gaya hidup berhenti merokok tidaklah mudah,
Dianjurkan makan dalam porsi yang terutama bagi perokok berat.
lebih kecil tetapi lebih sering. Konsultasikan dengan dokter
mengenai metode yang dapat
Makanan tinggi lemak dihindarkan
membantu untuk berhenti merokok.
Pengobatan terhadap dispepsia
Lakukan olah raga secara teratur.
fungsional adalah bersifat terapi simptomatik.
Aerobik dapat meningkatkan
Pasien dengan dispepsia fungsional lebih
kecepatan pernapasan dan jantung,
dominan gejala dan keluhan seperti nyeri pada
juga dapat menstimulasi aktifitas otot
abdomen bagian atas (ulcer - like) bisa diobati
usus sehingga membantu
dengan PPI (Proton Pump Inhibitors). Pasien
mengeluarkan limbah makanan dari Dispepsia merupakan keluhan yang
usus secara lebih cepat. sangat umum, terjadi pada lebih dari
Kendalikan stress. Stress seperempat populasi, tetapi hanya kurang lebih
meningkatkan resiko serangan jantung seperempatnya berkonsultasi ke dokter.
dan stroke, menurunkan sistem Terdapat banyak penyebab dispepsia,
kekebalan tubuh dan dapat memicu antaranya adalah gangguan atau penyakit
terjadinya permasalahan kulit. Stress dalam lumen saluran cerna; tukak gaster atau
juga meningkatkan produksi asam duodenum, gastritis, tumor, infeksi
lambung dan melambatkan kecepatan Helicobacter pylori. Obat obatan seperti anti
pencernaan. Karena stress bagi inflamasi non steroid (OAINS), aspirin,
sebagian orang tidak dapat dihindari, beberapa antibiotik, digitalis, teofilin dan
maka kuncinya adalah sebagainya. Penyakit pada hati, pankreas,
mengendalikannya secara effektif sistem bilier, hepatitis, pankreatitis,
dengan cara diet yang bernutrisi, kolesistetis kronik. Penyakit sistemik: diabetes
istirahat yang cukup, olah raga teratur mellitus, penyakit tiroid, penyakit jantung
dan relaksasi yang cukup. koroner. Bersifat fungsional, yaitu dispepsia
Ganti obat penghilang nyeri. Jika yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti
dimungkinkan, hindari penggunaan adanya kelainan atau gangguan organik atau
OAINS, obat-obat golongan ini akan struktural biokimia, yaitu dispepsia fungsional
menyebabkan terjadinya peradangan atau dispepsia non ulkus. Dispepsia adalah
dan akan membuat peradangan yang merupakan suatu simptom atau kelompok
sudah ada menjadi lebih parah. Ganti keluhan atau gejala dan bukan merupakan
dengan penghilang nyeri yang suatu diagnosis. Sangat penting mencari clue
mengandung acetaminophen. atau penanda akan gejala dan keluhan yang
Ikuti rekomendasi dokter.6-11 merupakan etiologi yang bisa ditemukan
2.13 PROGNOSIS berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Statistik menunjukkan sebanyak 20% Disebabkan kanker digestif bagian atas jarang
pasien dispepsia mempunyai ulkus peptikum, pada umur <50 tahun, pemeriksaan endoskopi
20% mengidap Irritable Bowel Syndrome, direkomendasi pada pasien yang berusia > 50
kurang daripada 1% pasien terkena kanker, tahun. Juga direkomendasi pada pasien yang
dan dispepsia fungsional dan dyspepsia non mangalami penurunan berat badan yang
ulkus adalah 5-40%.17 signifikan, terjadi pendarahan, dan muntah
Terkadang dispepsia dapat menjadi yang terlalu teruk. Penatalaksanaan dispepsia
tanda dari masalah serius, contohnya penyakit adalah meliputi pola hidup sehat, berpikiran
ulkus lambung yang parah. Tak jarang, positif dan pemakanan yang sehat dan
dispepsia disebabkan karena kanker lambung, seimbang, selain daripada pengobatan.
sehingga harus diatasi dengan serius. Ada Pengobatan dispepsia adalah antaranya seperti
beberapa hal penting yang harus diperhatikan antasid, antikolinergik, antagonis reseptor
bila terdapat salah satu dari tanda ini, yaitu: histamin2, Proton Pump Inhibitor, sitoprotektif,
Usia 50 tahun ke atas, kehilangan berat badan golongan prokinetik, antibiotik untuk infeksi
tanpa disengaja, kesulitan menelan, terkadang Helicobacter pylori dan kadang kadang
mual-muntah, buang air besar tidak lancar dan diperlukan psikoterapi.
merasa penuh di daerah perut.

BAB III DAFTAR PUSTAKA


KESIMPULAN 1. Djojoningrat D. Pendekatan klinis
penyakit gastrointestinal. Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, 11. Delaney BC. 10 Minutes consultation
Setiati S, editor. Buku ajar ilmu dyspepsia. BMJ. 2001. Available from:
penyakit dalam, Ed. IV, 2007. http://www.bmj.com/cgi/content/full/3
Indonesia; Balai Penerbit FKUI. H. 22/7289/776.
285 12. Ringerl Y. Functional dyspepsia. UNC
2. Jones MP. Evaluation and treatment of Division of Gastroenterology and
dyspepsia. Post Graduate Medical Hepatology. 2005;1:1-3.
Journal. 2003;79:25-29. 13. Glenda NL. Gangguan lambung dan
3. Tack J, Nicholas J, Talley, Camilleri M, duodenum. Patofisiologi. Edisi ke-6.
Holtmann G, Hu P, et al. Functional EGC; 2006.h.417-19.
Gastroduadenal. Gastroenterology. 14. Riza TC, Bushra S. Dyspepsia. Prim
2006;130:1466-1479. Care Clinical Office Pract 34
4. Karakteristik Penderita Dispepsia 2007;1:99108.
Rawat Inap Di RS Martha Friska 15. Fauci AS, Braunwald, Kasper DL,
Medan Tahun 2007. Edisi 2010. Hauser SL, Longo DL, Jameson LJ et
Diunduh dari, al. Peptic ulcer disease in Harrisons
http://library.usu.ac.id/index.php/ind Principle of Internal Medicine, 17th ed,
ex.php?option=com_journal_review& Vol.II.2008. USA: Mc Graw Hill
id. Medical, p.287
5. Citra JT. Perbedaan depresi pada 16. David JB. Test and Treat or PPI
pasien dispepsia organik dan Therapy for Dyspepsia? Journal Watch
fungsional. Bagian Psikiatri FK USU Gastroenterology. 2008 april;
2003. 17. Dyspepsia. Edition 2001. Available
6. Dyspepsia. Edition 2010. Available from:
from: http://mercyweb.org/MICROMEDEX/
http://www.mayoclinic.org/dyspepsia/. health_information.
7. Talley N, Vakil NB, Moayyedi P.
American Gastroenterological
Association technical review:
evaluation of dyspepsia.
Gastroenterology. 2005;129:1754
8. Indigestion (Dyspepsia, Upset
Stomach). Edition 2010. Available
from:
http://www.medicinenet.com/dyspep
sia/article.htm, 5 Juni 2010.
9. Dyspepsia, What It Is and What to Do
About It? Edition 2009. Available
from:
http://familydoctor.org/online/famdoc
en/home/common/digestive/disorders/
474.html.
10. Greenburger NJ. Dyspepsia. The
Merck Manuals Online Medical
Library. 2008 March. Available from:
http://www.merck.com/mmpe/sec02/c
h007/ch007c.html.
ULKUS PEPTIKUM

I. DEFINISI
Penyakit ulkus peptikum adalah
putusnya kontinuitas mukosa lambung
yang meluas sampai di bawah epitel.
Penyakit ulkus peptikum umumnya terjadi
di duodenum dan lambung, Ini juga dapat
terjadi pada esofagus, pylorum, jejenum,
dan Meckels divertikulum. Penyakit
ulkus peptikum terjadi ketika faktor
agresif (gastrin, pepsin) menembus faktor
defensif yang melibatkan resistensi
mukosa (mucus, bikarbonat,
Struktur dari dinding lambung
mikrosirkulasi, prostaglandin, dinding
secara umum mirip dengan organ
mukosa) dan dari efek Helicobacter pylori.
1, 2 intestinal, dengan tambahan lapisan otot
oblique yang membantu secara mekanik
dalam fungsi mengocok dan membantu
II. ANATOMI
lambung untuk mengembang. Dinding
Lambung merupakan organ yang
lambung dari luar ke dalam tersusun atas:
berbentuk seperti huruf J yang 3
membentuk curvatura major dan
- Lapisan Serosa;
curvatura minor. Spleen terletak di
- Lapisan otot longitudinal;
sebelah kiri dari lambung dan pankreas
- Lapisan otot circular;
terletak di sebelah inferior dan posterior
- Lapisan otot oblique;
dari lambung. Sedangkan hati terletak di
- Lapisan submukosa;
sebelah kanannya. Lambung terletak di
- Muskularis mukosa;
regio hipocondrium sinistra dari
- Mukosa yang terdiri dari lamina
permukaan abdomen. Lambung terdiri
propria dan epitel columna lambung
atas 5 bagian : 3
dengan kantung lambung (gastric
1. Cardia yang berhubungan langsung
pits) dan kelenjarnya.
dengan esofagus;
2. Fundus yang menjadi atap yang
merupakan perluasan dari cardia;
3. Corpus atau badan lambung;
4. Antrum; dan
5. Pylorus, terdapat sfingter yang
memisahkan lambung dari duodenum.
Sel Parietal ditemukan pada
daerah fundus, corpus dan atrum. Sel
parietal terletak di dinding luar dari
kantung lambung dan tidak berkontak
dengan lumen kantung. Walaupun
terpisah dari lumen kantung lambung oleh
sel-sel utama, sel parietal menyalurkan
sekresi HCl mereka ke dalam lumen
melalui saluran-saluran halus, atau
kanalikulus, yang berjalan di antara sel-sel
utama. Selain menghasilkan HCl, sel
parietal juga menghasilkan faktor intrinsik
dan gastroferrin yang penting dalam
absorbsi vitamin B12 dan zat besi. 3,4
Sel chief atau sel utama ditemukan
paling banyak pada corpus. Sel ini
bertanggung jawab dalam sekresi
pepsinogen, yang merupakan suatu
molekul enzim inaktif yang disintesis dan
disimpan oleh kompleks Golgi dan
retikulum endoplasma sel chief. Apabila
pepsinogen ini disekresikan dalam lumen
lambung, maka molekul pepsinogen akan
diuraikan oleh HCl menjadi bentuk aktif,
Arteri coeliacus menyuplai darah pepsin. Pepsin ini berfungsi untuk
arteri ke lambung dan darah vena mencerna protein dan bekerja untuk
mengalir ke vena portal hepatis. Lambung menghasilkan lebih banyak pepsinogen.3,4
mendapat persarafan parasimaptis melalui Sel entero-endokrin utama pada
nervus vagus (Nervus X) dan simpatis dari lambung adalah sel G yang menghasilkan
nervus Splanicus. Sebagian besar mukosa gastrin, Sel D yang menghasilkan
lambung dibentuk oleh lipatan-lipatan somatostatin, dan sel entero-chromaffin-
yang dikenal sebagai rugae. Mukosa like (ECL) yang menghasilkan histamin.
3,4
antrum lebih halus dari mukosa lambung.
Lapisan mukus membantu melindungi
lambung terhadap trauma mekanik, HCl III. FISIOLOGI
dan enzim proteolitik. 3 Lambung melakukan beberapa
Kantung lambung merupakan fungsi. Fungsi terpenting adalah
bagian invaginasi dari epitel yang masuk mrnyimpan makanan yang masuk sampai
ke dalam lamina propria. Dua atau tiga disalurkan ke usus halus dengan
kelenjar lambung dihubungkan dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan
tiap kantung melalui isthmus. Kelenjar dan penyerapan optimal. Karena usus
lambung merupakan struktur tubular halus merupakan tempat utama
dengan kekhususan tiap sel untuk pencernaan dan penyerapan, lambung
menghasilkan HCl (sel parietal atau perlu menyimpan makanan dan
oksintik) dan pepsin (sel chief),penghasil menyalurkannya sedikit demi sedikit ke
mukus (sel goblet), dan sel entero- duodenum dengan kecepatan yang tidak
endokrin dan sel stem. 3,4 melebuhi kapasitas usus. Fungsi kedua
lambung adalah untuk mensekresikan sepanjang lambung menuju sfingter
asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim pilorus dengan kecepatan tiga kali per
yang memulai pencernaan protein. 3,4 menit. Pola depolarisasi spontan ritmik
Terdapat empat aspek motilitas tersebut yaitu irama listrik dasar atau
lambung: 4 BER (basic electical rhythm) lambung,
1. Pengisian Lambung (gastic filling). berlangsung secara terus-menerus dan
Jika kosong, lambung memiliki mungkin disertai oleh kontraksi lapisan
volumesekitar 50 ml, tetapi organ ini otot polos sirkuler
dapat mengembang hingga lambung.Bergantung pada tingkat
kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter eksitabilitas otot polos, BER dapat
ketika makan. Hal ini terjadi karena dibawa ke ambang oleh aliran arus dan
terdapat dua faktor, yaitu: mengalami potensial aksi yang
a. Plastisitas otot polos yang mengacu kemudian memulai kontraksi otot yang
pada kemampuan otot polos dikenal sebagai gelombang peristaltik.
mempertahankan ketegangan Gelombang peristaltik menyebar ke
konstan. Dengan demikian, pada seluruh fundus dan korpus lalu ke
saat serat-serat otot polos lambung antrum dan sfingter pilorus. Karena
teregang pada pengisian lambung, lapisan otot di fundus dan korpus tipis,
serat-serat tersebut akan melemas kontraksi peristaltik di kedua daerah
tanpa menyebabkan peningkatan tersebut melemah sedangkan di antrum
ketegangan otot. memiliki gelombang yang lebih kuat
b. Relaksasi reseptif lambung saat ia karena lapisan otot di antrum lebih
terisi. Di dalam lambung terdapat tebal. Oleh karena itu, makanan yang
lipatan-lipatan yang dikenal masuk ke lambung dari esofagus
sebagai rugae. Selama makan, tersimpan relatif tenang tanpa
lipatan-lipatan tersebut mengecil mengalami pencampuran. Makanan
dan mendatar saat lambung sedikit secara bertahap disalurkan dari korpus
demi sedikit melemas karena terisi. ke antrum, tempat berlangsungnya
Relaksasi refleks lambung sewaktu pencampuran makanan.
menerima makanan ini disebut
relaksasi reseptif. Relaksasi ini
meningkatan kemampuan lambung 3. Pencampuran Lambung
untuk menambah volume sehingga Kontraksi peristaltik lambung yang
makanan bisa disimpan. Apabila kuat merupakan penyebab makanan
kapasitas lebih dari 1 liter makanan bercampur dengan sekresi lambung
yang masuk, lambung akan dan menghasilkan kimus. Setiap
teregang dan individu tersebut akan gelombang peristaltik antrum
merasa tidak nyaman. mendorong kimus ke depan ke arah
2. Penyimpanan Lambung sfingter pilorus. Kontraksi tonik
Sebagian sel otot polos mampu sfingter pilorus dalam keadaan
mengalami depolarisasi parsial yang normal menjaga sfingter hampir,
otonom dan berirama. Salah satu tetapi tidak seluruhnya, tertutup rapat.
kelompok sel-sel pemacu tersebut Lubang yang tersedia cukup besar
terletak di lambung di daerah fundus untuk air dan cairan lain lewat, tetapi
bagian atas. Sel-sel tersebut terlalu kecil untuk kimus yang kental
menghasilkan potensial gelombang lewat, kecuali apabila kimus
lambat yang menyapu ke bawah di terdorong oleh kontraksi peristaltik
yang kuat. Walaupun demikian, dari masalah. Ini dapat dikarenakan oleh
30 ml kimus yang dapat ditampung peningkatan pengunaan ASA dan
oleh antrum, hanya beberapa mililiter NSAIDs dan peningkatan usia pada
isi antrum yang terdorong ke beberapa negara. Penemuan dari
duodenum setiap gerakan peristaltik. berbagai studi menemukan insiden tiap
Sebelum lebih banyak kimus dapat tahun dari perdarahan ulkus sekitar 19,4-
diperas keluar, gelombang peristaltik 57,0 kasus per 100,000 individu dan
sudah mencapai sfingter pilorus dan perforasi sekitar 3,8 14 kasus per
menyebabkan sfingter tersebut 100,000 individu. Komplikasi ini juga
berkontraksi lebih kuat sehingga sering dihubungkan dengan peningkatan
aliran kimus ke duodenum terhambat. terjadinya ulkus rekuren dan mortalitas.
Bagian terbesar kimus antrum yang Komplikasi dari ulkus peptikum
terdorong ke depan, tetapi tidak dapt juga berdampak terhadap ekonomi
didorong ke dalam duodenum dengan negara. Total biaya akibat ulkus
tiba-tiba berhenti pada sfingter yang peptikum di USA, berdasarkan pada
tertutup dan tertolak kembali ke biaya dan penurunan produktivitas kerja,
dalam antrum, hanya untuk didorong telah diestimasi mencapai 5,65 milliar
ke depan dan tertolak kembali pada per tahun.
saat gelombang peristaltik baru Penyebaran penggunaan ASA
datang. Gerakan maju mundur dan NSAIDs kemungkinan memberikan
tersebut disebut retropulsi, konstribusi terhadap komplikasi ulkus
menyebabkan kimus tercampur peptikum. Penggunaan ASA (meski
merata di antrum. pada dosis rendah) atau NSAIDs paling
4. Pengosongan Lambung sering dilaporkan menjadi salah satu
Kontraksi peristaltik antrum, selain faktor risiko terjadinya perdarahan
menyebabkan pencampuran lambung, duodenum dan lambung pada studi yang
juga menghasilkan gaya pendorong telah dilakukan. Beberapa studi telah
untuk mengosongkan lambung. melaporkan peningkatan risiko
Pengosongan lambung diatur oleh perdarahan kembali ketika terjadi infeksi
faktor lambung (jumlah kimus dalam H. pylori dengan penggunaan
lambung dan derajat keenceran dari ASA/NSAIDs secara bersamaan.
kimus dan faktor dudenum (lemak, Pada 31% pasien dengan
asam, hipertonisitas, dan peregangan). perdarahan ulkus peptikum mengalami
Semakin tinggi eksitabilitas, semakin perdarahan kembali dalam 30 hari.
sering BER menghasilkan potensial Mortalitas tinggi terjadi pada pasien
aksi, semakin besar aktivitas di dengan komplikasi ulkus peptikum,
antrum, dan semakin cepat khususnya setelah perforasi. Mortalitas
pengosongan lambung. meningkat sesuai umur, yang
kemungkinan menggambarkan
IV. EPIDEMIOLOGI peningkatan prevalensi dari
Insidens dan prevalensi dari comorbiditas.
ulkus peptikum telah menurun pada Di United States, Ulkus
tahun terakhir yang sebagian besar peptikum terjadi pada sekitar 4,5 juta
dikarenakan ditemukannya pengobatan orang. Secara keseluruhan, Insiden dari
eradikasi bakteri H. pylori. Meskipun ulkus duodenum menurun dalam 3-4
terjadi kemajuan dalam pengobatan dekade terakhir. Meskipun tingkat dari
ulkus ini, komplikasi tetap menjadi ulkus lambung sederhana menurun,
insiden dari komplikasi ulkus lambung sel peptik/ zimogen mengeluarkan
dan rawat inap tetap stabil, karena pepsinogen yang oleh HCl diubah
penggunaan aspirin dan peningkatan jadi pepsin dimana HCl dan pepsin
usia. Tingkat rawat inap dari ulkus adalah faktor agresif terutama pepsin
lambung sekitar 30 pasien per 100,000 dengan pH < 4. Bahan iritan akan
kasus. menimbulkan defek barier mukosa
Prevalensi terjadinya ulkus dan terjadi difusi balik ion H+.
peptikum hampir sama pada laki-laki Histamin terangsang untuk lebih
dan perempuan. Prevalensinya sekitar banyak mengeluarkan asam lambung,
11-14% pada pria dan 8-11% pada timbul dilatasi dan peningkatan
wanita. Kecenderungan usia untuk permeabilitas pembuluh kapiler,
terjadinya ulkus menurun pada pria yang kerusakan mukosa lambung, gastritis
lebih muda, terutama untuk ulkus akut/kronik dan ulkus lambung.
duodenum dan meningkat pada wanita Produksi asam lambung
yang lebih tua. (HCl) distimulasi oleh gastrin yang
Secara klinis ulkus duodeni lebih disekresi oleh sel G pada antrum,
sering dijumpai daripada ulkus lambung. asetilkolin dilepaskan oleh nervus
Pada beberapa negara seperti Jepang vagus dan histamin dilepaskan oleh
dijumpai lebih banyak ulkus lambung sel entero-chromaffin-like (ECL),
daripada ulkus duodeni. 5 yang semuanya menstimulasi
reseptor pada sel parietal yang
V. FAKTOR RISIKO DAN ETIOLOGI merupakan penghasil asam.
Umumnya yang berperan besar Ulkus duodenum sangat
terjadinya ulkus adalah H. Pylori yang jarang terjadi pada orang yang tidak
merupakan organisme yang menghasilkan asam lambung, ulkus
menghasilkan urease dan berkoloni pada rekuren terjadi ketika produksi asam
mukosa antral dari lambung dimana sangat meningkat, sebagai contoh,
penyebab tersering ulkus duodenum dan oleh tumor yang mensekresi gastrin.
ulkus lambung. H. Pylori paling banyak Bagaimanapun, produksi asam
terjadi pada orang dengan sosialekonomi lambung biasanya rendah pada
rendah dan bertambah seiring dengan orang-orang dengan ulkus lambung
usia. Penyebab lain dari ulkus peptikum dan ini dapat menghasilkan gastritis
adalah penggunaan NSAIDs, kurang kronik.
dari 1% akibat gastrinoma (Zollinger- 2. Balance Theory 1974 5
Ellison syndrome), luka bakar berat, dan Ulkus terjadi bila terjadi
faktor genetik. 6, 7 gangguan keseimbangan antara
Faktor risiko terjadinya ulkus faktor agresif/ asam dan pepsin
adalah herediter (berhubungaan dengan dengan defensif (mukus, bikarbonat,
peningkatan jumlah sel parietal), aliran darah, PG), bisa faktor agresif
merokok, hipercalcemia, mastositosis, meningkat atau faktor defensif
alkohol, dan stress. 6, 7 menurun.
3. Prostaglandin 5
VI. PATOGENESIS Faktor risiko pada ulkus peptikum
1. Faktor Asam Lambung No Acid No meningkat pada pasien yang
Ulcer 3, 5 menggunakan non-steriod anti
Sel parietal/oxyntic inflammatory drugs (NSAIDs),
mengeluarkan asam lambung HCl, termasuk aspirin, yang menghambat
produksi prostaglandin oleh sel berkurangnya aliran darah mukosa
epitel. Oleh karena itu, risiko dari dan kerusakan mikrovaskular yang
ulkus peptikum berkurang oleh diperberat oleh kerja sama platelet
artifisial prostaglandin E2 agonist, dan mekanisme koagulasi.
misoprostil. 5. Helicobacter pylori 5,6,8,9
4. Obat Anti Inflamasi Non- Steroid Bakteri spiral pada lambung
(OAINS) 5,6,8,9 telah diketahui selama lebih ratusan
Obat anti inflamasi non tahun, dan menjadi lebih signifikan
steroid (OAINS) dan asam asetil pada tahun 1982 ketika Warren dan
salisilat (ASA) merupakan salah satu Marshall melakukan kultur dari 11
obat yang paling sering digunakan pasien dengan gastritis dan dr
dalam berbagai keperluan. Marshall mendemonstrasikan bahwa
Pemakaian OAINS/ASA secara hal itu menyebabkan gastritis.
kronik dan reguler dapat Infeksi H. Pylori sebagian besar
menyebabkan terjadinya resiko ditemukan pada pasien dengan ulkus
perdarahan gastrointestinal 3 kali peptikum, meskipun hanya sekitar
lipat dibanding yang tidak 15% dari infeksi tersebut
menggunakannya. berkembang menjadi ulkus.
Patogenesis terjadinya Eradikasi infeksi H. Pylori secara
kerusakan mukosa terutama permanent dapat mengobati sebagian
gastroduodenal penggunaan besar pasien dengan ulkus peptikum.
OAINS/ASA adalah akibat efek Kebanyakan kuman patogen
toksik/ iritasi langsung pada mukosa memasuki barier dari mukosa
yang memerangkap OAINS/ASA lambung, tetapi HP sendiri jarang
yang bersifat asam sehingga terjadi sekali memasuki epitel mukosa
kerusakan epitel dalam berbagai lambung ataupun bagian yang lebih
tingkat, namun yang paling utama dalam dari mukosa tersebut. Bila HP
adalah efek OAINS/ASA yang bersifat patogen maka yang pertama
menghambat kerja dari enzim kali terjadi adalah HP dapat bertahan
siklooksigenase (COX) pada asam dalam suasana asam di lambung;
arakidonat sehingga menekan kemudian terjadi penetrasi terhadap
produksi prostaglandin/prostasiklin. mukosa lambung; dan pada akhirnya
Seperti diketahui, prostaglandin HP berkolonisasi di lambung
endogen sangat berperan dalam tersebut. Pada keadaan tersebut
memelihara keutuhan mukosa beberapa faktor dari HP memainkan
dengan mengatur aliran darah peranan penting diantaranya urease
mukosa, proliferasi sel-sel epitel, memecah urea menjadi amoniak
sekresi mukus dan bikarbonat, yang bersifat basa lemah yang
mengatur fungsi immunosit mukosa melindungi kuman tersebut terhadap
serta sekresi basal asam lambung. asam lambung.
Kerusakan mukosa akibat Infeksi H. Pylori pada antrum
hambatan produksi prostaglandin gaster, yang menstimulasi produksi
pada penggunaan OAINS/ ASA gastrin, menyebabkan hipersekresi
melalui 4 tahap, yaitu : menurunnya asam dan ulkus duodenum,
sekresi mukus dan bikarbonat, sementara infeksi pada corpus
terganggunya sekresi asam dan lambung, dimana terdapat sel
proliferasi sel-sel mukosa, parietal paling banyak,
menyebabkan berkurangnya kanal pilorik (obstruction gastric outlet).
2,3,5
produksi asam lambung dan
dihubungkan dengan gastritis, ulkus
lambung, kanker lambung, dan VIII. DIAGNOSIS
lymphoma gaster. Diagnosis ulkus peptikum
Ulkus peptikum merupakan ditegakkan berdasarkan: 1) anamnesis
hasil dari ketidakseimbangan antara (dispepsia/ rasa sakit pada ulu hati); 2)
faktor gastroprotektif, seperti lapisan pemeriksaan penunjang (radiologi
mukus dan prostaglandins, dan dengan barium meal kontras/ colon in
faktor agresif, seperti asam lambung loop dan endoskopi); dan 3) hasil
dan efek dari merokok, alkohol, dan biopsi untuk pemeriksaan kuman H.
NSAIDs. Ulkus lambung Pylori. 2,5
kebanyakan disebabkan infeksi HP Ulkus Duadenum
(30- 60%) dan OAINS sedangkan Upper Gastrointestinal
ulkus duodenum hampir 90% Endoscopy (UGIE) atau Upper
disebabkan oleh HP, penyebab lain Gastrointestinal barium radiografi. 7,8
adalah Sindrom Zollinger Elison. Ulkus lambung
Upper Gastrointestinal
7,8
VII. GAMBARAN KLINIS Endoskopi.
Secara umum, pasien dengan Deteksi H. Pylori
ulkus peptikum biasanya mengeluh Deteksi antibodi pada serum
dispepsia. Dispepsia adalah suatu dan rapid urease test pada biopsi antral.
sindroma klinik/ kumpulan gejala pada Urea breath test umumnya digunakan
saluran cerna seperti mual, muntah, untuk mengetahui eradikasi dari H.
kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa Pylori jika perlu.7
terbakar, rasa penuh dan cepat merasa
kenyang. 2,3,5 IX. TERAPI
Pada ulkus duodenum rasa sakit Tujuan terapi adalah
timbul waktu pasien merasa lapar, rasa menghilangkan keluhan/ gejala,
sakit bisa membangunkan pasien tengah menyembuhkan/ memperbaiki
malam, rasa sakit hilang setelah makan kesembuhan ulkus, mencegah
dan minum obat antasida (Hunger Pain kekambuhan/rekurensi ulkus, dan
2, 5
Food Relief = HPFR). Sakit yang mencegah komplikasi.
dirasakan seperti rasa terbakar, rasa tidak Walaupun ulkus lambung dan
nyaman yang mengganggu dan tidak ulkus duodenum sedikit berbeda dalam
terlokalisir. 3,5 patofisiologi tetapi respon terhadap
Pada ulkus lambung rasa sakit terapi sama. Ulkus lambung biasanya
timbul setelah makan, rasa sakit di ukurannya lebih besar, akibatnya
rasakan sebelah kiri, anoreksia, nafsu memerlukan waktu terapi yang lebih
makan berkurang, dan kehilangan berat lama. Untuk pengobatan ulkus lambung
badan. Walaupun demikian, rasa sakit sebaiknya dilakukan biopsi untuk
saja tidak dapat menegakkan diagnosis menyingkirkan adanya suatu
5
ulkus lambung karena dispepsia non keganasan/kanker lambung.
ulkus juga dapat menimbulkan rasa sakit Terapi terhadap ulkus peptikum
yang sama. Muntah juga kadang timbul terdiri dari: Non-medikamentosa,
pada ulkus peptikum yang disebabkan medikamentosa, dan tindakan operasi. 5,6,
9, 10
edema dan spasme seperti pada ulkus
TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA secara parenteral (supositorik dan
DIET. Walaupun tidak diperoleh injeksi) tidak terbukti lebih aman.
bukti yang kuat terhadap berbagai Bila diperlukan dosis OAINS
bentuk diet yang dilakukan, namun diturunkan atau dikombinasikan
pemberian diet yang mudah cerna dengan ARH2/PPI/misoprostrol.
khususnya pada ulkus yang aktif Pada saat ini sudah tersedia COX 2
perlu dilakukan. Makan dalam inhibitor yang selektif untuk
jumlah sedikit dan lebih sering, penyakit OA/RA yang kurang
lebih baik daripada makan yang menimbulkan keluhan perut. Agen
sekaligus kenyang. 5 inhibitor COX-2 selektif dibedakan
Mengurangi makanan yang menurut susunan sulfa (rofecoxib,
merangsang pengeluaran asam etoricoxib) dan sulfonamida
lambung/ pepsin, makanan yang (celecoxib, valdecoxib).
merangsang timbulnya nyeri dan Penggunaan parasetamol atau
zat-zat lain yang dapat mengganggu kodein sebagai analgesik dapat
pertahanan mukosa gastroduodenal. dipertimbangkan pemakaiannya. 5, 7,
9, 10
Beberapa peneliti menganjurkan
makanan biasa, lunak, tidak
merangsang dan diet seimbang. TERAPI MEDIKAMENTOSA 1,5
Merokok menghalangi ANTASIDA. Pada saat ini antasida
penyembuhan ulkus, menghambat sudah jarang digunakan, antasida
sekresi bikarbonat pankreas, sering digunakan untuk
menambah keasaman bulbus menghilangkan keluhan rasa
duodeni, menambah refluks sakit/dispepsia. Preparat yang
dudenogastrik akibat relaksasi mengandung magnesium tidak
sfingter pilorus sekaligus dianjurkan pada gagal ginjal karena
meningkatkan kekambuhan ulkus. menimbulkan hipermagnesemia dan
Merokok sebenarnya tidak kehilangan fosfat sedangkan
mempengaruhi sekresi asam alumunium menyebabkan
lambung tetapi dapat konstipasi dan neurotoksik tapi bila
memperlambat pemyembuhan luka dikombinasi dapat menghilangkan
serta meningkatkan angka kematian efek samping. Dosis anjuran 4 x 1
karena efek peningkatan tablet, 4 x 30 cc.
kekambuhan penyakit saluran KOLOID BISMUTH (COLOID
pernafasan dan penyakit jantung BISMUTH SUBSITRAT/CBS
koroner. DAN BISMUTH
Alkohol belum terbukti mempunyai SUBSALISILAT/BSS).
bukti yang merugikan. Air jeruk Mekanisme belum jelas,
yang asam, coca-cola, bir, kopi tidak kemungkinan membentuk lapisan
mempunyai pengaruh ulserogenik penangkal bersama protein pada
tetapi dapat menambah sekresi asam dasar ulkus dan melindunginya
lambung dan belum jelas dapat terhadap pengaruh asam dan pepsin,
menghalangi penyembuhan luka berikatan dengan pepsin sendiri,
dan sebaiknya jangan diminum merangsang sekresi PG, bikarbonat,
sewaktu perut kosong. 5 mukus. Efek samping jangka
OBAT-OBATAN. OAINS panjang dosis tinggi khusus CBS
sebaiknya dihindari. Pemberian neuro toksik.
Obat ini mempunyai efek ANTAGONIS RESEPTOR
penyembuhan hampir sama dengan H2/ARH2. (Cimetidin, Ranitidine,
ARH2 serta adanya efek Famotidine, Nizatidine), struktur
bakterisidal terhadap Helicobacter homolog dengan histamin.
pylori sehingga kemungkinan relaps Mekanisme kerjanya memblokir
berkurang. Dosis anjuran 2x2 tablet efek histamin pada sel parietal
sehari dengan efek samping berupa sehingga sel parietal tidak dapat
tinja berwarna kehitaman sehingga dirangsang untuk mengeluarkan
menimbulkan keraguan dengan asam lambung. Inhibisi ini bersifat
perdarahan. reversibel. Pengurangan sekresi
SUKRALFAT. Suatu kompleks asam post prandial dan nokturnal,
garam sukrosa dimana grup yaitu sekresi nokturnal lebih
hidroksil diganti dengan aluminium dominan dalam rangka
hidroksida dan sulfat. Mekanisme penyembuhan dan kekambuhan
kerja kemungkinan melalui ulkus.
pelepasan kutub aluminium Dosis terapeutik :
hidroksida yang berikatan dengan Cimetidin : dosis 2x400 mg atau
kutub positif molekul protein 800 gr malam hari
membentuk lapisan fisikokemikal Ranitidin : 300 mg malam hari
pada dasar ulkus, yang melindungi Nizatidine : 1x300 mg malam hari
ulkus dari pengaruh agresif asam Famotidin : 1x40 mg malam hari
dan pepsin. Efek lain membantu Roksatidin : 2x75 mg atau 150 mg
sintesa prostaglandin, menambah malam hari
sekresi bikarbonat dan mukus, Dosis terapetik dari keempat ARH2
meningkatkan daya pertahanan dan dapat menghambat sekresi asam
perbaikan mukosal. Dosis anjuran dalam potensi yang hampir sama,
4x1 gr sehari. tapi efek samping simetidin lebih
PROSTAGLANDIN. Mekanisme besar dari famotidin karena dosis
kerja mengurangi sekresi asam terapeutik lebih besar.
lambung menambah sekresi mukus, PROTON PUMP INHIBITOR/
bikarbonat, dan meningkatkan PPI (Omeprazol, Lanzoprazol,
aliran darah mukosa serta pantoprazol, Rabeprazol,
pertahanan dan perbaikan mukosa. Esomesoprazol). Mekanisme kerja
Efek penekanan sekresi asam PPI adalah memblokir kerja enzim
lambung kurang kuat dibandingkan K+ H+ ATPase yang akan memecah
dengan ARH2. Biasanya digunakan K+ H+ ATP menghasilkan energi
sebagai penangkal terjadinya ulkus yang digunakan untuk
lambung pada pasien yang mengeluarkan asam HCl dari
menggunakan OAINS. Dosis kanalikuli sel parietal ke dalam
anjuran 4x200 mg atau 2x400 mg lumen lambung. PPI mencegah
pagi dan malam hari. Efek samping pengeluaran asam lambung dari sel
diare, mual, muntah, dan kanalikuli, menyebabkan
menimbulkan kontraksi otot uterus pengurangan rasa sakit pasien ulkus,
sehingga tidak dianjuran pada orang mengurangi aktivitas faktor agresif
hamil dan yang menginginkan pepsin dengan pH>4 serta
kehamilan. meningkatkan efek eradikasi oleh
triple drugs regimen.
Dosis Terapetik : penyembuhan ulkus, mencegah
Rabeprazole 2x 20 mg/ hari kekambuhan. Eradikasi selain dapat
Omeprazole 2x 20 mg/ hari mencegah kekambuhan ulkus, juga
Esomesoprazole 2x 20 mg/ hari dapat mencegah perdarahan dan
Lanzoprazole 2x 30 mg/ hari keganasan.
Pantoprazole 2x 40 mg/ hari Terapi Quadripel. Jika gagal dengan
REGIMEN TERAPI terapi triple, maka dianjurkan
HELICOBACTER PYLORI 5 memberikan regimen terapi
Terapi Triple. Secara historis Quadripel yaitu: PPI 2x sehari,
regimen terapi eradikasi yang Bismuth subsalisilat 4x2 tab, MNZ
pertama digunakan adalah: bismuth, 4x250, Tetrasiklin 4x500, bila
metronidazole, tetrasiklin. Regimen bismuth tidak tersedia diganti
triple terapi (PPI 2x1, Amoxicillin dengan triple terapi. Bila belum
2x1000, klaritromisin 2x500, berhasil, dianjurkan kultur dan tes
metronidazole 3x500, tetrasiklin sensitivitas.
4x500) dan yang banyak digunakan
saat ini: TINDAKAN OPERASI
1. Proton pump inhibitor (PPI) 2x1 Tindakan operasi
5, 6, 9, 10
+ Amoksisilin 2 x 1000 + dilakukan pada keadaan:
Klaritromisin 2x500 1. Elektif (gagal pengobatan/
2. PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + ulkus refrakter)
Claritromisin 2x500 (bila alergi 2. Darurat (komplikasi:
penisilin) perdarahan, perforasi, stenosis
3. PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + pilorik)
Amoksisilin 2x 1000 3. Ulkus lambung dengan
4. PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + keganasan
Tetrasiklin 4x500 bila alergi Terdapat tiga tindakan
terhadap klaritromisin dan operasi yang dilakukan pada ulkus
penisilin lambung, yaitu: highly selective
Lama pengobatan eradikasi HP 1 vagotomy (HSV), vagotomi dan
minggu (esomesoprazol), 5 hari drainage, vagotomi dan
rabeprazole. Ada anjuran lama gastrectomi distal.
pengobatan eradikasi 2 minggu, Highly Selective Vagotomy
untuk kesembuhan ulkus, bisa Highly selective vagotomy
dilanjutkan pemberian PPI selama (HSV), juga disebut vagotomi sel
3-4 minggu lagi. Keberhasilan parietal atau vagotomi gastric
eradikasi sebaiknya di atas 90%. proximal, aman (risiko mortalitas
Efek samping triple terapi 20-30%. < 0.5%) dan menyebabkan efek
Kegagalan pengobatan eradikasi samping yang minimal. Operasi
biasanya karena timbulnya efek ini memutuskan suplai nervus
samping dan compliance dan vagus ke 2/3 proksimal dari
resisten kuman. Infeksi dalam lambung, dimana pada dasarnya
waktu 6 bulan pasca eradikasi terletak sel parietal. Sedangkan
biasanya suatu rekurensi denfan innervasi vagus ke antrum,
infeksi kuman lain. pylorus, dan abdmoninal viscera
Tujuan eradikasi HP adalah tetap dipertahankan.Tidak
mengurangi keluhan/gejala, adekuatnya innervasi ke daerah
tersebut karena kesalahan teknik diakui berhasil untuk operasi
operasi dapat mengakibatkan terhadap penyakit ulkus peptikum
penekanan asam tidak adekuat dan dengan komplikasi. Ini telah
insiden tinggi terjadinya ulkus dikatakan sebagai operasi yang
rekuren. HSV menurunkan sekresi berguna untuk mengobati
asam lambung sekitar 65-75%, perdarahan duodenum dan ulkus
yang sebanding dengan lambung, perforasi duodenum dan
dilakukannya truncal vagotomi ulkus lambung, dan obstruksi
dan obat-obat supresi asam. duodenum dan ulkus lambung
Pengosongan lambung terhadap (tipe II dan III). 9, 10
makanan biasa umumnya normal Gastrojejunostomi adalah
pada pasien setelah vagotomi sel pilihan terbaik pada pasien dengan
parietal. Pengosongan cairan dapat obstruksi gastic outlet atau
normal atau meningkat karena penyakit berat pada duodenum
penurunan compliance proximal. Anastomosis dilakukan
berhubungan dengan kehilangan antara proksimal jejenum dan
relaksasi reseptif dan akomodasi. bagian dari curvatura mayor
HSV tidak dilakukan sebagai lambung, salah satunya antecolic
pengobatan untuk tipe II (gastric atau retrocolic. Di sisi lain,
dan duodenal) dan III (prepyloric) pyloroplasti berguna pada
ulkus lambung karena beberapa pasien yang
hipergastrinemia yang disebabkan membutuhkan pyloroduodenotomi
oleh obstruksi gastic outlet dan untuk menangani komplikasi
antrum statis. 6,9 ulkus (perdarahan ulkus duodenal
Vagotomi dan Drainage posterior), pada scar fokal atau
Truncal vagotomi dan terbatas pada daerah pyloric, atau
pyloroplasti, dan truncal vagotomi ketikan gastrojejunostomi sulit
dan gastrojejunostomi adalah dilakukan. Pyloroplasti yang
prosedur dari vagotomi dan umum terjadi adalah tipe Hieneke-
drainage (V+D). Bagaimanapun, Mikulicz, yang menutup insisi
vagotomi selektif dan drainage, transpyloric longitudinal secara
dan HSV dan gastrojejunostomi transversal. Teknik lainnya yang
dapat digunakan untuk operasi digunakan termasuk Finney dan
ulkus pada pasien tertentu. Jaboulay pyloroplasti. 9
Keuntungan dari V+D karena Vagotomi dan Antrectomi
aman dan dapat dilakukan dengan Keuntungan dari vagotomi
cepat oleh dokter bedah dan antrectomi (V+A) adalah
berpengalaman. Kerugiannya risiko rendah terjadinya
karena efek sampingnya (10% kekambuhan ulkus dan penerapan
pasien mengalami dumping atau operasi pada pasien dengan ulkus
diare), dan 10% dengan rata-rata peptikum dengan komplikasi
ulkus rekuren. Selama vagotomi (perdarahan duodenum dan ulkus
truncal, perawatan harus dilakukan lambung, obstruksi ulkus
agar tidak terjadi perforasi peptikum, ulkus lambung yang
esofagus, yang berpotensi tidak sembuh, dan ulkus rekuren).
menyebabkan kematian. Tidak Kerugian dari V+A adalah operasi
seperti HSV, V+D secara luas ini memilki mortalitas tinggi
dibandingkan dengan HSV atau - Perdarahan : hematemesis/ melena
V+D. Setelah antrectomi, dengan tanda syok apabila
gastrointestinal disambung perdarahan masif dan perdarahan
kembali, baik melalui Billroth I tersembunyi
gastroduodenostomi atau Billroth - Anemia : Anemia dapat terjadi
II loop gastrojejunstomi. 6, 9, 10 apabila terjadi kekurangan daraha
Distal Gastrectomi berlebihan dan anemia kronik
Gastrectomi distal tanpa - Perforasi : nyeri perut menyeluruh
vagotomi (biasanya sekitar 50% sebagai tanda peritonitis
gastrectomi termasuk dengan - Gastric Outlet Obstruction :
ulkus) secara tradisional menjadi keluhan pasien akibat komplikasi ini
prosedur pilihan untuk ulkus berupa cepat kenyang, muntah
lambung tipe I. Rekonstruksi dapat berisi makanan tak tercerna, mual,
dilakukan Billroth I atau Billroth sakit perut setelah makan/ post
II. Vagotomi trunkal ditambahkan prandial, berat badan menurun.
untuk tipe II dan II ulkus lambung, Obstruksi yang terjadi akibat
atau jika pasien diyakini berisiko peradangan daerah peri pilorik
untuk ulkus rekuren dan harus timbul odema, spasme. Bisa
dipertimbangkan jika rekonstruksi obstruksi permanen akibat fibrosis
Billroth II dimaksud. Walaupun dari suatu tukak sehingga
tidak secara rutin digunakan untuk mekanisme pergerakan antro
pengobatan bedah untuk ulkus duodenal terganggu.
peptikum, gastrectomi subtotal Komplikasi Pasca Operasi: 1,9, 10
(75% gastrectomi distal) tanpa - Obstruksi loop aferent (Billroth II),
vagotomi dapat menjadi pilihan - Bile reflux gastritis,
untuk pasien ulkus peptikum. - Dumping syndrome (pengosongan
Diseksi periesofagus dihindari lambung menjadi cepat dengan
(vagotomi tidak perlu jika 75% abdominal distress),
gastrectomi dilakukan), dan - Postvagotomy diare,
diseksi periduodenal - Bezoar,
diminimalkan (Billroth II adalah - Anemia (iron, B12, malabsorpsi
rekonstruksi pilihan). Akhirnya, folat),
ulkus lambung bersamaan (tipe II - Malabsorption,
atau III) direseksi. Bagaimanapun, - Osteomalacia and osteoporosis
gastrectomi subtotal jarang (malabsorpsi vitamin D and Ca),
merupakan pilihan operasi dan
pertama pada pasien dengan ulkus - Gastric remnant carcinoma.
duodenal, sejak vagotomi dan
antrectomi memiliki tingkat XI. PROGNOSIS
rekurensi rendah, kurang aman, Prognosis tergantung dari
dan memiliki banyak efek perjalanan penyakit dan komplikasi yang
samping. 2, 9, 10 terjadi. Kebanyakan pasien berhasil
diobati dengan eradikasi infeksi H pylori,
X. KOMPLIKASI menghindari NSAID, dan penggunaan
Komplikasi yang dapat timbul yang tepat terapi anti sekresi. Eradikasi
pada umumnya : 5, 9, 10 infeksi H pylori menurunkan tingkat
kekambuhan ulkus 60-90% menjadi jilid I edisi V. Jakarta:
sekitar 10-20%. 8 InternaPublishing; 2009. hal. 513-27.
Tingkat mortalitas dari ulkus 6. Townsend CM, David R, Mark B,
peptikum, yang telah menurun dalam Mattox Kenneth. Sabiston textbook of
beberapa dekade terakhir, sekitar 1 surgery 17th edition. Philadelphia:
kematian per 100,000 kasus. Jika suatu Elsevier Saunders; 2004. p. 1279- 96.
pertimbangan semua pasien dengan 7. Aro Pertti. Storstrubb Tom. Peptic
ulkus duodenum, tingkat mortalitas ulcer disease in a general adult
karena perdarahan ulkus sekitar 5%. population. USA: America Journal of
Selama 20 tahun terakhir, tingkat Epidemiology; 2006. p. 3-8.
mortalitas pada perdarahan ulkus tidak 8. Anand BS. Peptic ulcer disease.
berubah walaupun muncul histamin-2 [online]. Update: June 20th 2011.
reseptor antagonis (H2RAs) dan PPI. [cited October 28th 2011]. Available
Bagaimanapun, bukti dari meta- analisis from URL :
dan studi lain telah menunjukkan http://emedicine.medscape.com/article
penurunan tingkat mortalitas dari /181753-overview#showall
perdarahan ulkus peptikum ketika PPI 9. Burnicardi Charles. Schwartzs
intravena digunakan setelah terapi principles of surgery eighty edition.
endoskopi berhasil. 8 United States: McGraw-Hill
companies; 2004. p. 38- 69.
DAFTAR PUSTAKA 10. Souba Wiley, Fink Mitchell,
Jurkovich Gregory. ACS surgery:
principles & practice, 2007 edition.
1. Del John. Peptic ulcer disease and UK: WebMD Inc; 2007. p. 5-8.
related disorders. In: Kasper DL,
Braunwald E, et al (eds). Harrisons
principles of internal medicine 16th
editions. United States: McGraw-Hill
Companies; 2005. p. 1746- 56.
2. Price Sylvia, Wilson Lorraine.
Gangguan lambung dan duodenum.
Dalam: Glenda Lindseth.
Patofisiologi: Konsep klinis proses-
proses penyakit Volume 6. Jakarta:
EGC; 2002. hal. 423- 31.
3. Keshav Satish. The gastrointestinal
system at a glance 1st ed. British:
Blackwell Science Ltd; 2004. p. 20-3;
72-3.
4. Sherwood, Lauralee. Fisiologi
Manusia dari sel ke sistem edisi 2.
Jakarta: EGC; 1996. Hal. 551- 2; 556-
9.
5. Tarigan Pengarapen, Akil HAM.
Tukak gaster dan tukak duodenum.
Dalam: Sudoyo Aru, Alwi Idrus dkk
editor. Buka ajar ilmu penyakit dalam
GASTROPATI NSAID dekade keenam. Di Amerika Serikat,
BAB I diperkirakan 13 juta orang menggunakan
NSAID secara teratur. Sekitar 70 juta resep
PENDAHULUAN ditulis setiap tahun, dan 30 miliar NSAID
dijual setiap tahun. Dengan meluasnya
Gastropati merupakan kelainan pada penggunaan NSAID telah mengakibatkan
mukosa lambung dengan karakteristik peningkatan prevalensi terjadi gastropati
perdarahan subepitelial dan erosi. Salah satu NSAID.2,3,4
penyebab dari gastropati adalah efek dari II. FAKTOR RISIKO2,3,5
NSAID (Non steroidal anti inflammatory Beberapa faktor risiko gastropathy NSAID
drugs) serta beberapa faktor lain seperti meliputi:
alkohol, stres, ataupun faktor kimiawi. - usia lanjut >60 tahun
Gastropati NSAID dapat memberikan keluhan - Riwayat pernah menderita tukak
dan gambaran klinis yang bervariasi seperti - Riwayat perdarahan saluran cerna
dispepsia, ulkus, erosi, hingga perforasi.1,2 - Digunakan bersama-sama dengan
Di Indonesia, Gastropati NSAID steroid
merupakan penyebab kedua gastropati setelah - Dosis tinggi atau menggunakan 2 jenis
Helicobacter pylori dan penyebab kedua NSAID
perdarahan saluran cerna bagian atas setelah - Menderita penyakit sistemik yang
ruptur varises oesophagus.1 Menurut data dari berat
Moskow Ilmiah Lembaga Penelitian Mungkin sebagai faktor risiko
Gastroenterology, pengobatan dengan NSAID - Bersama-sama dengan infeksi
menyebabkan gastritis akut dalam 100% kasus Helicobacter pylory
dalam satu minggu setelah awal pengobatan. - Merokok
Lesi erosif gastrointestinal terjadi pada 20- - Meminum alkohol
40% pasien, yang menerima secara teratur III. FISIOLOGI LAMBUNG
NSAID. Sekali atau untuk perawatan waktu
yang lama dengan tukak lambung NSAID Lambung adalah organ berbentuk J,
menyatakan di 12-30%, dan ulkus duodenum - terletak pada bagian superior kiri rongga
di 2-19%.2 abdomen dibawah diafragma. Semua bagian,
Para pasien dengan rheumatoid arthritis kecuali sebagian kecil, terletak sebelah kiri
yang mengambil NSAID secara jangka garis tengah. Ukuran dan bentuk setiap
panjang, komplikasi yang terkait dengan risiko individu bervariasi. Secara anatomi, lambung
GI perdarahan dan kematian perkiraan 1,3- terdiri dari kardia, fundus, korpus, dan pilorus.
1,6% per tahun. Hal ini membuat Fungsi lambung antara lain, penyimpanan
kemungkinan untuk menyimpulkan bahwa makanan, produksi kimus, digesti protein,
pada pasien dengan rheumatoid arthritis produksi mucus dan produksi faktor intrinsik,
masalah gastrointestinal adalah salah satu suatu glikoprotein yang disekresi sel
komplikasi yang paling sering dari perawatan parietal.6,7
penyakit.2 Sekresi kelenjar lambung menurut bagian-
bagian histologi lambung :6
I. EPIDEMIOLOGI/INSIDEN KASUS
1) Kelenjar kardia hanya mensekresi
mukus
Penyakit ini tersebar diseluruh dunia
2) Kelenjar fundus-korpus terdiri dari sel
dengan prevelensi berbeda tergantung pada
utama (chief cell) mensekresi
sosial ekonomi,demografi dan dijumpai lebih
pepsinogen, Sel parietal mensekresi
banyak pada pria usia lanjut dan kelompok
asam klorida (HCl) dan faktor intrinsik,
sosial ekonomi rendah dengan puncak pada
serta sel leher mukosa mensekresi
mukus.
3) Kelenjar pilorus di antrum pilorus
mensekresi mukus dan gastrin.
Tahap-tahap fisiologi sekresi HCl lambung,
terdiri dari 3 tahap :6,7
1) Tahap sefalik, diinisiasi dengan
melihat, merasakan, membaui, dan
menelan makan, yang dimediasi oleh
aktivitas vagal. Hal ini mengakibatkan
kelenjar gastrik menyekresi HCL,
pepsinogen, dan menambah mukus.
2) Tahap gastrik meliputi stimulasi
reseptor regangan oleh distensi
lambung dan dimediasi oleh impuls
vagal serta sekresi gastrin dari sel
endokrin (sel G) di kelenjar-kelenjar
antral. Sekresi Gastrin dipicu oleh
asam amino dan peptida di lumen dan
mungkin distimulasi vagal.
3) Tahap intestinal terjadi setelah kimus
meninggalkan lambung dan memasuki
proximal usus halus yang memicu
faktor dan hormon. Sekresi lambung
distimulasi oleh sekresi gastrin
duodenum, melalui sirkulasi menuju Gambar 1. Mekanisme sekresi asam lambung
lambung. Sekresi dihambat oleh dan faktor-faktor yang mempengaruhi7
hormon-hormon polipeptida yang
dihasilkan duodenum jika PH di bawah Semua signal yang menyebabkan
2 dan jika ada makanan berlemak. aktivasi pompa proton pada sel parietal
Hormon-hormon ini meliputi gastric meliputi, asetilkolin dihasilkan dari aferen
inhibitory polipeptide (GIP), sekretin, chepalic-vagal atau vagal lambung,
kolesistokinin dan hormon pembersih menstimulasi sel-sel parietal melalui reseptor
enterogastron. 3 kolinergik-muskarinik menghasilkan
peningkatan Ca2+ sitoplasma dan berakibat
aktivasi pompa proton. Gastrin mengaktivasi
reseptor gastrin sehingga mengningkatkan
Ca2+ sitoplasma dalam sel parietal. sel-sel
Enterochromaffin-like (ECF) memainkan
peranan sentral, gastrin dan aferen vagal
menginduksi pelepasan histamin dari sel-sel
ECL, yang mana histamin akan menstimulasi
reseptor H2 pada sel-sel parietal. Cara ini
dianggap paling penting untuk aktivasi pompa
proton. Aktivasi beberapa reseptor pada
permukaan sel parietal menghambat produksi
asam. Reseptor tersebut meliputi reseptor
somatostatin, prostaglandin seri E, dan faktor vasodilatasi dari prostaglandin E dan I
pertumbuhan epidermal.6 akan meningkatkan aliran darah
mukosa. Obat-obat yang menghambat
Sistem Pertahanan Mukosa7 sintesis prostaglandin, misalnya
Untuk penangkal iritasi tersedia sistem NSAID akan menurunkan sitoproteksi
biologi canggih, dalam mempertahankan dan memicu perlukaan mukosa
keutuhan dan pembaikan mukosa lambung bila lambung dan ulserasi.
timbul kerusakan. Sistem pertahan mukosa Faktor pertumbuhan :Beberapa faktor
gastrodeudonal terdiri dari 3 rintangan yaitu : pertumbuhan memegang peran
pre-epitel, epitel dan sub-epitel seperti : EGF, FGF, TGF dalam
membantu proses pemulihan.
Lapisan pre-epitel : Lapisan sub-epitel :
Sekresi mukus : lapisan tipis pada Aliran darah (mikrosirkulasi) yang
permukaan mukosa lambung. Cairan berperan mengangkut nutrisi, oksigen
yang mengandung asam dan pepsin dan bikarbonat ke epitel sel.
keluar dari kelenjar lambung melewati Ekstravasasi leukosit yang merangsang
lapisan permukaan mukosa dan reaksi inflamasi jaringan.
memasuki lumen lambung secara
langsung tanpa kontak langsung
dengan sel-sel epitel permukaan
lambung.
Sekresi bikarbonat : sel-sel epitel
permukaan lambung mensekresi
bikarbonat ke zona batas adhesi mukus,
membuat PH mikrolingkungan netral
pada perbatasan dengan sel epitel..
Active surface phospholipid yang
berperan untuk meningkatkan
hidrofobisitas membrane sel dan
meningkatkan viskositas mucus.
Lapisan epitel :
Kecepatan perbaikan mukosa yang
rusak dimana terjadi migrasi sel-sel
yang sehat ke daerah yang rusak untuk
pembaikan
Pertahanan seluler yaitu kemampuan
untuk memelihara electrical gradient
dan mencegah pengasaman sel
Kemampuan transporter asam basa Gambar 2. Komponen pertahanan dan
untuk mengangkut bikarbonat ke pembaikan mukosa gastrduodenal7
dalam lapisan mukus dan jaringan
subepitel dan untuk mendorong asam IV. PATOMEKANISME GASTROPATI
keluar jaringan. NSAID
Prostaglandin merangsang produksi
mukus dan bikarbonat, yang mana Mekanisme NSAID menginduksi
akan menghambat sekresi asam sel traktus gastrointestuinal tidak sepenuhnya
parietal. Disamping itu, aksi dipahami. Dalam sebuah referensi, NSAID
merusak mukosa lambung melalui 2 aliran darah menurun dan menyebabkan
mekanisme yaitu tropikal dan sistemik. nekrosis epitel.4
Kerusakan mukosa secara tropikal terjadi
karena NSAID bersifat asam dan lipofili,
sehingga mempermudah trapping ion
hydrogen masuk mukosa dan menimbulkan
kerusakan. Efek sistemik NSAID lebih penting
yaitu kerusakan mukosa terjadi akibat
produksi prostaglandin menurun secara
bermakna. Seperti diketahui prostaglandin
merupakan substansi sitoprotektif yang amat
penting bagi mukosa lambung. Efek
sitoproteksi itu dilakukan dengan cara menjaga
aliran darah mukosa, meningkatkan sekresi
mukosa dan ion bikarbonat dan meningkakan
epitel defensif. Ia memperkuat sawar mukosa
lambung duodenum dengan meningkatkan
kadar fosfolipid mukosa sehingga
meningkatkan hidrofobisitas permukaan
mukosa, dengan demikian
mencegah/mengurangi difusi balik ion
hidrogen. Selain itu, prostaglandin juga
menyebabkan hiperplasia mukosa lambung
duodenum (terutama di antara antrum
lambung), dengan memperpanjang daur hidup
sel-sel epitel yang sehat (terutama sel-sel di
permukaan yang memproduksi mukus), tanpa
meningkatkan aktivitas proliferasi.3
Elemen kompleks yang melindungi
mukosa gastroduodenal merupakan
Gambar 3. Mekanisme NSAID
prostaglandin endogenous yang di sintesis di
mempengaruhi mukosa lambung5
mukosa traktus gastrointestinal bagian atas.
COX (siklooksigenase) merupakan tahap
Penghambatan COX oleh NSAID ini
katalitikator dalam produksi prostaglandin.
lebih lanjut dikaitkan dengan perubahan
Sampai saat ini dikenal ada dua bentuk COX,
produksi mediator inflamasi. Sebagai
yakni COX-1 dan COX-2. COX-1 ditemukan
konsekuensi dari penghambatan COX-2,
terutama dalam gastrointestinal,
terjadi sintesis leukotrien yang disempurnakan
ginjal,endotelin,otak dan trombosit : dan
dapat terjadi oleh shunting metabolisme asam
berperan penting dalam pembentukan
arakidonat terhadap-lipoxygenase jalur
prostaglandin dari asam arakidonat. COX-2
5. Leukotrien yang memberikan kontribusi
pula ditemukan dalam otak dan ginjal yag juga
terhadap cedera mukosa lambung dengan
bertanggungjawab dalam respon inflamasi.
mendorong iskemia jaringan dan
Endotel vaskular secara terus-menerus
peradangan. Peningkatan ekspresi molekul
menghasilkan vasodilator prostaglandin E dan
adhesi seperti molekul adhesi antar sel-1 oleh
I yang apabila terjadi gangguan atau hambatan
mediator pro-inflamasi seperti tumor necrosis
(COX-1) akan timbul vasokonstriksi sehingga
factor- mengarah ke peningkatan adheren dan
aktivasi neutrofil-endotel. Wallace
mendalilkan bahwa pengaruh NSAID terhadap muntah memiliki lesi minimal pada studi
neutrofil adheren mungkin berkontribusi endoskopi. Sementara pasien dengan keluhan
terhadap patogenesis kerusakan mukosa tidak ada ataupun ringan GI memiliki lesi erosi
lambung melalui dua mekanisme utama: (i) mukosa parah dan ulcerating. Perkembangan
oklusi microvessels lambung oleh penyakit berbahaya tersebut dapat
microthrombi menyebabkan aliran darah menyebabkan pasien dengan komplikasi
lambung berkurang dan kerusakan sel iskemik, mematikan.2
(ii) meningkatkan pembebasan dari radikal 30-40% dari pasien yang menggunakan
bebas yang berasal-oksigen. Oksigen radikal NSAID secara jangka panjang (> 6 minggu),
bebas bereaksi dengan poli asam lemak tak memiliki keluhan dispepsia yang tidak dalam
jenuh dari mukosa menyebabkan peroksidasi korelasi dengan hasil studi endoskopi. Hampir
lipid dan kerusakan jaringan. NSAID tidak 40% dari pasien dengan tidak ada keluhan GI
hanya merusak perut, tetapi dapat telah luka parah mengungkapkan pada studi
mempengaruhi saluran pencernaan seluruh endoskopi, dan 50% dari pasien dengan
dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi keluhan GI memiliki integritas mukosa
ekstraintestinal parah seperti kerusakan ginjal normal.2
sampai gagal ginjal akut pada pasien yang Gastropati NSAID dapat diungkapkan
memiliki faktor risiko, retensi natrium dan dengan tidak hanya dispepsia tetapi juga
cairan, hipertensi arterial, dan, kemudian, dengan gejala sakit, juga mungkin memiliki
gagal jantung.5,8 onset tersembunyi dengan penyebab
mematikan seperti ucler perforasi dan
perdarahan.7
VI. DIAGNOSIS

Spektrum klinis Gastropati NSAID


meliputi suatu keadaan klinis yang bervariasi
sangat luas, mulai yang paling ringan berupa
keluhan gastrointestinal discontrol. Secara
endoskopi akan dijumpai kongesti mukosa,
erosi-erosi kecil kadang-kadang disertai
perdarahan kecil-kecil. Lesi seperti ini dapat
sembuh sendiri. Kemampuan mukosa
mengatasi lesi-lesi ringan akibat rangsangan
kemis sering disebut adaptasi mukosa. Lesi
yang lebih berat dapat berupa erosi dan tukak
multipel, perdarahan luas dan perforasi saluran
Gambar 4. Fungsi fisiologis dan patofisiologi cerna.3
dari COX (siklooksigenase)5 Untuk mengevaluasi gangguan mukosa
dapat menggunakan Modified Lanza Skor
(MLS) kriteria. Sistem grading ini menurut
V. GEJALA KLINIS MLS adalah sebagai berikut:1
Grade 0 : tidak ada erosi atau
Gastropati NSAID ditandai dengan perdarahan
inbalance antara gambaran endoskopi dan Grade 1 : erosi dan perdarahan
keluhan klinis. Misalnya pada pasien dengan di satu wilayah atau jumlah lesi 2
berbagai gejala, seperti ketidaknyamanan dan Grade 2 : erosi dan perdarahan
nyeri epigastrium, dispepsia, kurang sering di satu daerah atau ada 3-5 lesi
Grade 3 : erosi dan perdarahan Penatalaksanaan pada pasien gastropati
di dua daerah atau ada 6-10 lesi NSAID, terdiri dari non-mediamentosa dan
Grade 4 : erosi dan perdarahan> medikamentosa. Pada terapi non-
3 daerah atau lebih dalam lambung medikametosa, yakni berupa istirahat, diet dan
Grade 5 : sudah ada tukak jika memungkinkan, penghentian penggunaan
lambung NSAID. Secara umum, pasien dapat
Secara histopatologis tidak khas. Dapat dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila kurang
dijumpai regenerasi epitelial, hiperplasia berhasil atau ada komplikasi baru dianjurkan
foveolar, edema lamina propia dan ekspansi rawat inap di rumah sakit.7
serabut otot polos ke arah mukosa. Ekspansi Pada pasien dengan disertai tukak, dapat
dianggap abnormal bila sudah mencapai kira- diberikan diet lambung yang bertujuan untuk
kira sepertiga bagian atas.Namun, tanpa memberikan makanan dan cairan secukupnya
informasi yang jelas tentang konsumsi NSAID yang tidak memberatkan lambung, mencegah
gambaran histopatologis seperti ini sering dan menetralkan asam lambung yang
disebut sebagai gastropati reaktif.3 berlebihan serta mengusahakan keadaan gizi
Feces dapat diambil setiap hari sampai sebaik mungkin. Adapun syarat diet lambung
laporan laboratorium adalah negatif terhadap yakni:9
darah samar.7 1. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering
Pemeriksaan sekretori lambung diberikan.
merupakan nilai yang menentukan dalam 2. Energi dan protein cukup, sesuai
mendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat asam dengan kemampuan pasien untuk
hdroklorida dalam getah lambung) dan menerima
sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang 3. Rendah lemak, yaitu 10-15% dari
dengan makanan atau antasida, dan tidak kebutuhan energi total yang
adanya nyeri yang timbul juga ditingkatkan secara bertahap hingga
7
mengidentifikasikan adanya ulkus. sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, adanya H. Pylory dapat 4. Rendah serat, terutama serat tidak
ditentukan dengan biopsy dan histology larut air yang ditingkatkan secara
melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes bertahap.
laboratorium khusus. serta tes serologis 5. Cairan cukup, terutama bila ada
terhadap antibody pada antigen H. Pylori.7 muntah
6. Tidak mengandung bahan makanan
atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, maupun kimia
VII. DIAGNOSIS BANDING (disesuaikan dengan daya terima
Dengan tanda-tanda perdarahan pada perseorangan)
sistem gastrointestinal bagian atas maupun 7. Laktosa rendah bila ada gejala
dispepsia, Gastropati NSAID dapat intoleransi laktosa; umumnya tidak
9
didiagnosis banding dengan: dianjurkan minum susu terlalu
1. Varises esofagus banyak.
2. Karsinoma lambung 8. Makan secara perlahan
3. Zollinger-Ellison Syndrome 9. Pada fase akut dapat diberikan
4. Ulkus duodenum makanan parenteral saja selama 24-
48jam untuk memberikan istirahat
VIII. PENATALAKSANAAN [ada lambung.
Evaluasi sangat penting karena sebagian
besar gastropati NSAID ringan dapat sembuh
sendiri walaupun NSAID tetap diteruskan. ulserasi lambung ditemukan dikurangi
Antagonis reseptor H2 (ARH2) atau PPI dapat secara signifikan dalam kedua
mengatasi rasa sakit dengan baik. Pasien yang penggunaan NSAID, kronis dan akut,
dapat menghentikan NSAID, obat-obat tukak sedangkan ulserasi duodenum berkurang
seperti golongan sitoproteksi, ARH2 dan PPI secara signifikan hanya dalam pengobatan
dapat diberikan dengan hasil yang baik. kronis. Dalam studi-co aplikasi mukosa
Sedangkan pasien yang tidak mungkin misoprostol 200 mg empat kali sehari
terbukti

menghentikan NSAID dengan berbagai mengurangi tingkat keseluruhan


pertimbangan sebaiknya menggunakan PPI. komplikasi NSAID sekitar 40%. Namun,
Mereka yang mempunyai faktor risiko untuk penggunaan misoprostol dosis tinggi
mendapat komplikasi berat, sebaiknya dibatasi karena efek samping terhadap
dberikan terapi pencegahan mengunakan PPI GI. Selain itu, penggunaan misoprostol
atau analog prostaglandin.3 tidak berhubungan dengan pengurangan
Gambar 5. Alogaritma penatalaksanaan pada gejala dispepsia.
pasien yang menggunakan NSAID dan Sukralfat / antasida
terdapat gejala GastroIntestinal4 Selain mengurangi paparan asam pada
Tiga strategi saat ini diikuti secara rutin epitel yang rusak dengan membentuk gel
klinis untuk mencegah kerusakan yang pelindung (sucralfate) atau dengan
disebabkan gastropati NSAID: (i) netralisasi asam lambung (antasida),
coprescription agen gastroprotektif, (ii) kedua regimen telah ditunjukkan untuk
penggunaan inhibitor selektif COX-2, dan (iii) mendorong berbagai mekanisme
pemberantasan H. pylori. gastroprotektif.
Gastroprotektif4,5 Sukralfat dapat menghambat hidrolisis
Misoprostol protein mukosa oleh pepsin. Sukralfat
Misoprostol adalah analog prostaglandin masih dapat digunakan pada pencegahan
yang digunakan untuk menggantikan tukak akibar stress, meskipun kurang
secara lokal pembentukan prostaglandin efektif. Karena diaktivasi oleh asam, maka
yang dihambat oleh NSAID. Menurut sukralfat digunakan pada kondisi lambung
analisis-meta dilakukan oleh Koch, kosong. Efek samping yang paling banyak
misoprostol mencegah kerusakan GI: terjadi yaitu konstipasi.
Antasida diberikan untuk menetralkan NSAID). Namun, dalam ringkasan, PPI
asam lambung dengan mempertahankan menyajikan comedication pilihan untuk
PH cukup tinggi sehingga pepsin tidak mencegah NSAID-induced gastropathy.
diaktifkan, sehingga mukosa terlindungi
dan nyeri mereda. Preparat antasida yang
paling banyak digunakan adalah
campuran dari alumunium hidroksida
dengan magnesium hidroksida. Efek
samping yang sering terjadi adalah
konstipasi dan diare
H2-reseptor antagonis
H 2 reseptor antagonis (H2RA)
merupakan standar pengobatan ulkus
sampai pengembangan PPI. Mereka
adalah obat pertama yang efektif untuk
menyembuhkan esofagitis refluks serta
tukak lambung. Namun, dalam
pencegahan Gastropati NSAID,
H2RA pada dosis standar tidak hanya
kurang efektif tetapi juga dapat
meningkatkan risiko ulkus pendarahan.
Menggandakan dosis standar (famotidin
40 mg dua kali sehari) secara signifikan
menurunkan kejadian 6 bulan ulkus
lambung.
Proton-pump inhibitor
Supressi asam oleh PPI lebih efektif
dibandingkan dengan H2RA dan sekarang
terapi standar untuk pengobatan baik
tukak lambung dan refluks gastro-
esofageal-penyakit (GERD). Jika
diberikan dalam dosis yang cukup,
produksi asam harian dapat dikurangi
hingga lebih dari 95%. Sekresi asam akan
kembali normal setelah molekul pompa
yang baru dimasukkan ke dalam membran
lumen. Omeprazol juga secara selektif
menghambat karbonat anhidrase mukosa
lambung yang kemungkinan turut
berkontribusi terhadap sifat supresi
asamnya. Proton Pump Inhibitor yang
lain diantaranya lanzoprazol, esomeprazol,
rabeprazol dan Pantoprazol. Kelemahan
dari PPI mungkin bahwa mereka tidak
mungkin untuk melindungi terhadap
cedera mukosa di bagian distal lebih dari
usus (misalnya di colonopathy
Gambar 6. Perbandingan medikasi terhadap NSAID menyebabkan penurunan aliran darah
penggunaan NSAID5 ginjal. Pada orang normal, dengan hidrasi yang
Tindakan operasi saat ini frekuensinya cukup dan ginjal yang normal, gangguan ini
menurun akibat keberhasilan terapi tidak banyak mempengaruhi fungsi ginjal
medikamentosa. Indikasi operasi terbagi 3 karena PGE2 dan PGI2 tidak memegang
yaitu :7 peranan penting dalam pengendalian fungsi
Elektip (tukakak refrakter/gagal ginjal. Tetapi pada penderita hipovolemia,
pengobatan) sirosis hepatis yang disertai asites, dan
Darurat ( komplikasi : perdarahan penderita gagal jantung, PGE2 dan PGI2
massif, perforasi, senosis polorik) menjadi penting untuk mempertahankan
Tukak gaster dengan sangkutan fungsi ginjal. Sehingga bila NSAID diberikan,
keganasan. akan terjadi penurunan kecepatan filtrasi
glomerulus dan aliran darah ginjal bahkan
IX. KOMPLIKASI4,11,12 dapat pula terjadi gagal ginjal. Penghambatan
Pada gastropati NSAID, dapat terjadi enzim siklooksigenase dapat menyebabkan
ulkus, yang memiliki beberapa komplikasi terjadinya hiperkalemia. Hal ini sering sekali
yakni: terjadi pada penderita diabetes mellitus,
1. Hemoragi-gastrointestinal atas, gastritis insufisiensi ginjal, dan penderita yang
dan hemoragi akibat ulkus peptikum menggunakan -blocker dan ACE-inhibitor
adalah dua penyebab paling umum atau diuretika yang menjaga kalium
perdarahan saluran GI. (potassium sparing). Selain itu, penggunaan
2. Perforasi, merupakan erosi ulkus melalui NSAID dapat menimbulkan reaksi idiosinkrasi
mukosa lambung yang menembus ke yang disertai proteinuria yang masif dan
dalam rongga peritoneal tanpa disertai nefritis interstitial yang akut.
tanda. Efek samping lain adalah gangguan
3. Penetrasi atau Obstruksi, penetrasi fungsi trombosit dengan akibat perpanjangan
adalah erosi ulkus melalui serosa waktu perdarahan. Ketika perdarahan,
lambung ke dalam struktur sekitarnya trombosit yang beredar dalam sirkulasi darah
seperti pankreas, saluran bilieratau mengalami adhesi dan agregasi. Trombosit ini
omentum hepatik. kemudian menyumbat dengan endotel yang
4. Obstruksi pilorik terjadi bila area distal rusak dengan cepat sehingga perdarahan
pada sfingter pilorik menjadi jaringan terhenti. Agregasi trombosit disebabkan oleh
parut dan mengeras karena spasme atau adanya tromboksan A2 (TXA2). TXA2, sama
edema atau karena jaringan parut yang seperti prostaglandin, disintesis dari asam
terbentuk bila ulkus sembuh atau rusak. arachidonat dengan bantuan enzim
Selain terjadinya gangguan di saluran siklooksigenase. NSAID bekerja menghambat
gastrointestinal, penggunanaan NSAID yang enzim siklooksigenase. Aspirin mengasetilasi
berlebihan, dapat menyebabkan berbagai efek Cox I (serin 529) dan Cox II (serin 512)
samping lain, baik di ginjal, pada kulit, sehingga sintesis prostaglandin dan TXA2
maupun sistem syaraf. terhambat. Dengan terhambatnya TXA2, maka
Prostaglandin E2 (PGE2) dan I2 (PGI2) proses trombogenesis terganggu, dan
yang dibentuk dalam glomerulus mempunyai akibatnya agregasi trombosit tidak terjadi. Jadi,
pengaruh terutama pada aliran darah dan efek antikoagulan trombosit yang memanjang
tingkat filtrasi glomerulus. PGI1 yang pada penggunaan aspirin atau NSAID lainnya
diproduksi pada arteriol ginjal juga mengatur disebabkan oleh adanya asetilasi
aliran darah ginjal. Penghambatan biosintesis siklooksigenase trombosit yang irreversibel
prostaglandin di ginjal, terutama PGE2, oleh (oleh aspirin) maupun reversibel (oleh NSAID
lainnya). Proses ini menetap selama trombosit Indonesian Journal of
masih terpapar NSAID dalam konsentrasi Gastroenterology Hepatology and
yang cukup tinggi. Digestive Endoscopy Vol. 5, No. 3,
Dengan menggunakan meta analisis, December 2004; p.89-94.
dapat diketahui bahwa NSAID dapat
meningkatkan tekanan darah rata-rata (mean 2. Tugushi M. Nonsteroidal anti
arterial pressure) sebanyak kurang lebih 5 inflamatory drug (NSAID) associated
mmHg. NSAID paling kuat mengantagonis gastropathies [online]. World
efek antihipertensi -blocker dan ACE- Medicine [cited January 28 2011].
inhibitor, sedangkan terhadap efek Available from:
antihipertensi vasodilator atau diuretik http://www.worldmedicine.ge/?Lang=
efeknya paling lemah. NSAID yang paling 2&level1=5&event=publication&id=3
kuat menimbulkan efek meningkatkan tekanan 9
darah ialah piroksikam.
NSAID juga dapat menyebabkan reaksi 3. Hirlan. Gastritis. In: Sudoyo AW,
kulit seperti erupsi morbiliform yang ringan, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
reaksi-reaksi obat yang menetap, reaksi-reaksi Setiati S (editor). Buku Ajar Ilmu
fotosensitifitas, erupsi-erupsi vesikobulosa, Penyakit Dalam, Ed.4 Jilid.I. Jakarta:
serum sickness, dan eritroderma exofoliatif. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Hampir semua NSAID dapat menyebabkan FKUI. 2006. p.335-7.
urtikaria terutama pada pasien yang sensitif
dengan aspirin. Menurut studi oleh Akademi 4. Scheiman JM. Nonsteroidal
Dermatologi di Amerika pada tahun 1984, antiinflamatory drug (NSAID)-
NSAID yang paling sedikit menimbulkan induced gastropathy. In: Kim, Karen
gangguan kulit adalah piroksikam, zomepirac, (editor). Acute gastrointestinal
sulindak, natrium meklofenamat, dan bleeding; diagnosis and treatment.
benaxoprofen. New Jersey: Humana Press Inc. 2004.
Pada sistem syaraf pusat, NSAID dapat p.75-93
menyebabkan gangguan seperti, depresi,
konvulsi, nyeri kepala, rasa lelah, halusinasi, 5. Becker JC, Domschke W, Pohie T.
reaksi depersonalisasi, kejang, dan sinkope. Current approaches to prevent NSAID-
Pada penderita usia lanjut yang menggunakan induced gastropathy COX selectivity
naproksen atau ibuprofen telah dilaporkan and beyond. Br J Clin Pharmacol
mengalami disfungsi kognitif, kehilangan 58 :6.2004; p.587600
personalitas, pelupa, depresi, insomnia, iritasi,
rasa ringan kepala, hingga paranoid.20 Pada 6. Lindseth GN. Gangguan lambung dan
beberapa orang dapat terjadi reaksi duodenum. In: Price SA, Wilson LM
hipersensitifitas berupa rinitis vasomotor, (editors). Patofisiologi: konsep klinis
oedem angioneurotik, urtikaria luas, asma proses-proses penyakit Ed.6 Vol.1.
bronkiale, hipotensi hingga syok. Jakarta: Penerbit ECG. 2002. p.417-35.

DAFTAR PUSTAKA 7. Tarigan P. Tukak Gaster. In: Sudoyo


AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
1. Suyata, Bustami E, Bardiman S, Bakry M, Setiati S (editor). Buku Ajar Ilmu
F. A comparison of efficacy between Penyakit Dalam, Ed.4 Jilid.I. Jakarta:
rebamipide and omeprazole in the Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
treatment of nsaids gastropathy. The FKUI. 2006. p.338-48.
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAG
8. Anonim. Kerusakan lambung akibat ATAS
NSAID. Otuska Indonesia [online].
2008 [cited January 28 2011]. II.1 Definisi
Available from:
http://www.otsuka.co.id/?content=arti Perdarahan saluran cerna bagian atas
cle_detail&id=144&lang=id adalah perdarahan yang terjadi dan berasal
pada area proksimal saluran pencernaan
9. Shrestha S, Lau D. Gastric Ulcers: bagian proximal dari Ligamentum Treitz.
differential diagnose & workup. Yang termasuk organ organ saluran cerna di
Emedicine [online]. 2009 [cited proximal Ligamentum Trieitz adalah esofagus,
January 28 2011]. Available from: lambung (gaster), duodenum dan sepertiga
http://emedicine.medscape.com/article proximal dari jejunum. Kejadian perdarahan
/175765-overview saluran cerna bagian atas merupakan yang
paling sering terjadi dan sering ditemukan
10. Almatsier S (editor). Diet penyakit dibandingkan dengan kejadian perdarahan
lambung. In: Penuntun diet edisi baru. saluran cerna bagian bawah. Lebih dari 50%
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. kejadian perdarahan saluran cerna bagian atas
2007. p.108-16. dikarenakan oleh penyakit erosif dan ulseratif
dari gaster dan/atau duodenum. (Shuhart,
11. Tjay TH, Rahardja K. Analgetika Kowdley, and Neighbor, 2002)
antiradang dan obat-obat rema. In:
Obat-obat penting; khasiat, II.2 Epidemiologi
penggunaan, dan efek-efek
sampingnya. Jakarta: Elex Media Data epidemiologik dari Eropa
Komputindo. 2007. p.321-47. menunjukkan bahwa insidensi tahunan
kejadian perdarahan saluran cerna bagian atas
12. Anonim. Obat anti inflamasi terdapat pada 48 dari 145 per 100.000 populasi
nonsteroid part 1. FKUNSRI [online]. di tahun 1960-an dan 1970-an. Di tahun 1978
2008 [cited January 28 2011]. didapatkan estimasi total dari jumlah rawat
Available from: inap rumah sakit akibat perdarahan saluran
http://fkunsri.wordpress.com/2008/02/ cerna bagian atas di Amerika Serikat sebanyak
09/obat-anti-inflamasi-nonsteroid- 150 per 100.000 populasi. Penelitian HMO
part-1 tunggal terbaru tentang kesehatan dasar pada
suatu populasi di Amerika Serikat, ditemukan
sebanyak 102 kasus rawat inap akibat
perdarahan saluran cerna bagian atas per
100.000 populasi di tahun 1995. Pada data
1992 1999 dari National Hospital Discharge
Survey ditemukan angka rawat inap tahunan
akibat perdarahan saluran cerna bagian atas
didapatkan sebanyak 149 172 kasus per
100.000.

Disamping perkembangan pengobatan


di bidang endoskopi, kejadian mortalitas yang
berhubungan dengan perdarahan saluran cerna
bagian atas meningkat secara signifikan dari Surabaya, perdarahan karena tukak peptik
semula 5% hingga sekarang telah mencapai sebanyak 51.2%, gastritis erosif sebanyak
11%. Faktor faktor yang berhubungan 11.7%, varises esofagus sebanyak 10.9%,
dengan kejadian mortalitas akibat dari keganasan sebanyak 9.8%, esofagitis 5.3%,
perdarahan saluran cerna bagian atas telah sindrom Mallory-Weiss sebanyak 1.4%,
diidentifikasi dalam penelitian prospektif. idiopatik sebanyak 7% dan penyebab
Dalam penelitian ini juga dikutsertakan penyebab lainnya sebanyak 2.7%. Di negara
penyakit kelainan renal, hepar, neoplastik, barat, tukak peptik berada di urutan pertama
penyakit sistem saraf pusat atau paru, dan sebagai penyebab perdarahan saluran cerna
penyakit lain yang ditemukan dalam bagian atas dengan frekuensi sekitar 50%.
pemeriksaan fisik yang telah dibuktikan Walaupun pengelolaan perdarahan saluran
melalui pemeriksaan cardiorespiratori atau cerna bagian atas telah banyak berkembang
hemodinamik, atau gagal fungsi hati. Pasien namun mortalitasnya relatif tidak berubah,
dengan perdarahan aktif saat ditemukan pada masih berkisar 8 10%. Hal ini dikarenakan
waktu endoskopi, transfusi darah diperlukan bertambahnya kasus perdarahan dengan usia
cukup banyak dan lebih dari 5 kantong darah, lanjut, dan akibat komorbiditas yang
dan kebutuhan terhadap pembedahan juga menyertai. (Adi, 2007)
dapat meningkatkan kejadian mortalitas.
Sebagai tambahan, pasien yang membutuhkan II.3 Etiopatologi
pembedahan darurat memiliki tingkat kejadian
mortalitas yang cukup tinggi dibandingkan Etiopatologi terjadinya perdarahan
dengan pasien yang membutuhkan saluran cerna bagian atas menurut literatur
pembedahan elektif. Pasien jenis lain yang yang ditulis oleh Margaret Shuhart, M.D. ,
memiliki tingkat kejadian mortalitas yang Kris Kowdley, M.D., and Bill Neighbor, M.D.,
tinggi termasuk di dalamnya pasien dengan 2002, yaitu:
perdarahan berulang setelah rawat inap dan 1. Erosi/ulkus duodenum.
pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian 2. Erosi/ulkus gaster.
atas yang semakin parah setelah rawat inap 3. Stress gastritis.
karena alasan alasan yang lain. (Shuhart, 4. Sindrom Mallory-Weiss.
Kowdley, and Neighbor, 2002). 5. Esofagitis / ulkus esofagus.
6. Varises esofagus/gaster.
Dari 1673 kasus perdarahan saluran 7. Hipertensi portal gastropati.
cerna bagian atas di SMF Penyakit Dalam 8. Neoplasma
RSU dr.Sutomo Surabaya, 76.9% disebabkan a. Karsinoma gaster.
oleh pecahnya varises esofagus, 19.2% oleh b. Karsinoma esofagus.
gastritis erosif, 1.0% oleh tukak peptik dan c. Tumor stroma.
0.6% oleh kanker lambung, dan 2.6% oleh 9. Anomalitas Pembuluh Darah
karena sebab sebab yang lain. Laporan dari a. Angiodisplasia/Ektasia.
RS pemerintah di Jakarta, Bandung, dan b. Lesi dieulafoy.
Yogyakarta urutan 3 penyebab terbanyak c. Gastric antral vascular ectasia
perdarahan saluran cerna bagian atas sama (GAVE).
dengan di RSU dr.Sutomo Surabaya. d. Telagiectasia hemorragik
Sedangkan laporan dari RS pemerintah di herediter (Sindrom Osler-
Ujung Pandang menyebutkan tukak peptik Webber-Rendu).
menempati urutan pertama penyebab e. Malformasi arteriovenosa.
perdarahan saluran cerna bagian atas. Laporan 10. Erosi aortoduodenale atau fistula.
kasus di rumah sakit swasta, yakni RS Darmo
11. Hemobilia.
12. Hemosuccus pancreatikus. bawah esofagus. Terjadinya varises esofagus
13. Epistaksis di luar saluran cerna. dikarenakan sebagai konsekuensi dari
hipertensi porta akibat sirosis hepatis sehingga
14. Factitious bleeding. pasien dengan varises esofagus sering sekali
mengalami perdarahan. Penegakan diagnosis
Menurut literatur dalam Oxford varises esofagus dilakukan dengan endoskopi.
Handbook of Clinical Medicine, 2010, (Biecker, Schepke, & Sauerbruch, 2005)
penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas
yang paling sering ditemukan adalah: Varises esofagus merupakan penyebab
1. Ulkus peptikum. perdarahan yang paling sering dan paling
2. Sindrome Mallory-Weiss. berbahaya pada sirosis hepatis yang
3. Varises esofagus. merupakan penyebab dari sepertiga angka
4. Erosi gastritis. kematian keseluruhan. Penyebab lain
5. Penggunaan obat berupa NSAID, perdarahan pada saluran cerna atas yang sering
aspirin, steroid, trombolitik, dan ditemukan juga adalah adalah tukak lambung
antikoagulan. dan duodenum (pada sirosis, insidensi
6. Esofagitis. gangguan ini meningkat), erosi lambung akut,
7. Duodenitis. dan kecenderungan perdarahan (akibat masa
8. Keganasan. protrombin yang memanjang dan
9. Idiopatik. trombositopenia).
Dan penyebab timbulnya perdarahan saluran
cerna bagian atas yang jarang ditemukan Penderita datang dengan melena atau
adalah: hematemesis. Tanda perdarahan kadang
1. Kelainan perdarahan. kadang adalah ensefalopati hepatik.
2. Hipertensi portal gastropati. Hipovolemia dan hipotensi dapat terjadi
3. Fistula aorto-enterikus. bergantung pada jumlah dan kecepatan
4. Angiodisplasia. kehilangan darah.
5. Hemobilia.
6. Lesi dieulafoy. Berbagai tindakan telah digunakan
7. Divertikulum Meckel. untuk segera mengatasi perdarahan.
8. Sindrome Peutz-Jegher. Tamponade dengan alat seperti pipa
9. Sindrome Osler-Weber-Rendu Sengstaken-Blakemore (triple-lumen) dan
(Oxford Handbook of Clinical Minnesota (quadruple lumen) dapat
Medicine, 2010). menghentikan perdarahan untuk sementara
waktu. Vena vena dapat dilihat dengan
Dalam literatur yang ditulis oleh memakai peralatan serat optik dan disuntik
Pangestu Adi, 2007, penyebab timbulnya dengan suatu larutan yang akan membentuk
perdarahan saluran cerna bagian atas yang bekuan di dalam vena, sehingga akan
sering dilaporkan adalah varises esofagus, menghentikan perdarahan. Sebagian besar
gastritis erosif, tukak peptik, gastropati klinisi beranggapan bahwa cara ini hanya
kongestif, sindrome Mallory-Weiss, dan berefek sementara dan tidak efektif untuk
keganasan. pengobatan jangka panjang. Vasopresin
(Pitressin) telah digunakan untuk mengatasi
II.3.1 Varises Esofagus perdarahan. Obat ini menurunkan tekanan
vena porta dengan mengurangi aliran darah
Dalam ilmu gastroenterologi, varises splangnikus, walaupun efeknya hanya bersifat
esofagus adalah dilatasi berlebihan pada vena sementara. Kendati telah dilakukan tindakan
vena di lapisan submukosa pada bagian
darurat, sekitar 35% penderita akan meninggal
akibat gagal fungsi hati dan komplikasi.

Gambar 8. Hasil gambaran gastroscopy pada


varises esofagus yang disertai dengan cherry-
red spot (sumber dari:
Gambar 7. Varises pada esofagus dan http://en.wikipedia.org/wiki/File:Esophageal_
gaster. varices_-_wale.jpg)
(sumber dari: http://www.hopkins-
gi.org/Upload/200710290905_34615_ II.3.2 Gastritis Erosif
000.jpg)
Gastritis merupakan suatu keadaan
Bila penderita pulih dari perdarahan peradangan atau perdarahan mukosal lambung
(baik secara spontan atau setelah pengobatan yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau
darurat), operasi pirau porta kaval harus lokal. Pada gastritis akan didapatkan mukosa
dipertimbangkan. Pembedahan ini mengurangi memerah, edema, dan ditutupi oleh mukus
tekanan porta (tekanan tinggi) dengan vena yang melekat serta sering terjadi erosi kecil
kava inferior (tekanan rendah). Pirau dan perdarahan. Derajat perdarahan yang ada
merupakan terapi drastis untuk komplikasi sangat bervariasi. Manifestasi klinis gastritis
utama sirosis ini. Operasi ini memperkecil erosif ini dapat bervariasi dari keluhan
kemungkinan perdarahan esofagus selanjutnya, abodmen yang tidak jelas, seperti anoreksia,
tetapi menambah resiko ensefalo hepatik. bersendawa, atau mual, sampai gejala yang
Harapan hidup penderita tidak bertambah lebih berat seperti nyeri epigastrium, muntah,
karena masih ditentukan oleh perkembangan perdarahan, dan hematemesis. Pada beberapa
penyakit hati. kasus tertentu, bila gejala gejala tersebut
menetap dan adanya resistensi terhadap
Perdarahan saluran cerna merupakan pengobatan, maka akan diperlukan tindakan
salah satu faktor penting yang mempercepat diagnostik tambahan seperti endoskopi, biopsi
terjadinya ensefalopati hepatik. Ensefalopati mukosa, dan analisis cairan lambung untuk
terjadi bila amonia dan zat zat toksik lain memperjelas penegakan diagnosis. (Lindseth,
masuk dalam sirkulasi sistemik. Sumber 2002).
amonia adalah pemecahan protein oleh bakteri
pada saluran cerna. Ensefalopati hepatik akan Terjadinya gastritis erosif dapat disebabkan
terjadi bila darah tidak dikeluarkan melalui oleh berbagai hal, misalnya:
aspirasi lambung, pemberian pencahar dan Penggunaan obat anti inflamasi non
enema, dan bila pemecahan protein darah oleh steroid (OAINS) yang memiliki efek
bakteri tidak dicegah dengan pemberian perusakan mukosa yang bersifat lokal
neomisin atau antibiotik sejenis. (Lindseth, dan sistemik. Contoh OAINS yang
2002) dapat menimbulkan gastritis erosif
hingga menjadi ulkus ini adalah
indometasin, diklofenak, aspirin
(terutama dosis tinggi), ibuprofen,
naproksen, serta obat obat yang lain
berupa sulfonamida, steroid, dan
digitalis. Selain itu, asam empedu,
enzim pankreas, dan etanol juga
diketahui dapat mengganggu sawar
mukosa lambung. Efek anti inflamasi
dan analgetiknya terutama didasarkan
Gambar 9. Gastritis erosif, tampak inflamasi
melalui penghambatan siklo
pada lapisan mukosa gaster (sumber dari :
oksigenase sehingga menghambat
http://odlarmed.com/wp-
sintesis prostaglandin (dari asam
content/uploads/2008/10/clip_image008-
arakidonat). Salah satu efek OAINS
300x200.jpg)
yang tidak diinginkan adalah obat ini
menghambat sintesis prostaglandin
II.3.3 Tukak Peptik (Ulkus Peptikum)
secara sistemik, termasuk di epitel
Penyakit tukak peptik yaitu tukak
lambung dan duodenum, serta
lambung dan tukak duodenum merupakan
menurunkan sekresi HCO3- sehingga
penyakit yang masih banyak ditemukan dalam
memperlemah perlindungan lapisan
klinik terutama dalam kelompok umur di atas
mukosa dan juga menghentikan
umur 45 tahun. Perdarahan yang terjadi pada
penghambatan sekresi asam. Selain itu,
saluran cerna bagian atas akibat tukak peptik
obat ini juga merusak mukosa secara
atau ulkus peptikum merupakan penyulit yang
lokal melalui difusi non-ionik ke dalam
paling sering ditemukan, sedikitnya ditemukan
sel mukosa. Efek penghambatan obat
pada 15 hingga 25% kasus selama perjalanan
ini terhadap agregasi trombosit akan
penyakit. Walaupun ulkus di setiap tempat
meningkatkan bahaya perdarahan
dapat mengalami perdarahan, namun tempat
ulkus.
perdarahan yang paling sering adalah dinding
Kejadian iskemia, misalnya vaskulitis
posterior bulbus duodenum, karena di tempat
atau saat melakukan lari maraton.
ini dapat terjadi erosi arteri
Stres, yakni kegagalan multi-organ,
pankreatikoduodenalis atau arteria
luka bakar, pembedahan, trauma
gastroduodenalis. (Akil, 2007; Lindseth, 2002)
sistem saraf pusat.
Penyalahgunaan konsumsi alkohol dan
zat kimia korosif.
Trauma akibat gastroskopi, tertelannya
benda asing, rasa enek, muntah dan
mual berlebihan.
Trauma radiasi. (Silbernagl dan Lang,
2007; Lindseth, 2002)

Gambar 10. Ulkus dan perforasi disertai


perdarahan pada gaster (sumber dari :
http://altincekodhima.com/images/19235.jpg)
Gejala yang berkaitan dengan akibat adanya penyakit degeneratif dan
perdarahan ulkus bergantung pada kecepatan meningkatnya pemakaian OAINS (20% tanpa
kehilangan darah. Hematemesis atau melena simptom dan tanda penyakit sebelumnya).
dengan tanda syok apabila perdarahan masif Sebagian besar perdarahan dapat berhenti
dan perdarahan tersembunyi yang kronik secara spontan, sebagian memerlukan tindakan
sehingga dapat menyebabkan terjadinya endoskopi terapi, bila gagal dilanjutkan
anemia defisiensi besi. Hasil pemeriksaan dengan terapi operasi (5% dari pasien yang
darah samar dari feses dapat memperlihatkan memerlukan transfusi darah). Pemberian
hasil yang positif (tes guaiac positif) atau feses pantozol/PPI 2 amp/100cc NaCl 0.9 drips
mungkin berwarna hitam dan seperti ter selama 10 jam secara parenteral dan diteruskan
(melena). Perdarahan masif dapat beberapa hari dapat menurunkan kejadian
mengakibatkan hematemesis (muntah darah), ulang perdarahan, pemberian transfusi dengan
menimbulkan syok, dan dapat memerlukan memperhatikan tanda tanda hemodinamik,
transfusi darah serta pembedahan darurat. yakni:
Hilangnya nyeri sering menyertai perdarahan 1. Tekanan darah sistol < 100 mmHg
sebagai efek bufer darah. Mortalitas berkisar 2. Hb < 10 gr%
hingga 10%, dan pasien yang berusia lebih dari 3. Nadi > 100x/menit
50 tahun memiliki angka mortalitas yang lebih 4. Hematokrit < 30% / jam dianjurkan
tinggi. Kelompok ini mewakili sekitar 20 untuk pemberian transfusi dengan
hingga 25% kematian total dari ulkus darah segar hingga hematokrit
peptikum. (Akil, 2007; Lindseth, 2002) mencapai > 30%. (Tarigan, 2007).

Gambar 11. Ulkus peptikum pada gaster dan


duodenum (sumber dari :
Gambar 12. Ulkus peptikum pada duodenum
http://images.medicinenet.com/images/illustra
(sumber dari:
tions/peptic_ulcer.jpg)
http://altincekodhima.com/images/bleeding-
indication-picture.jpg)
Insiden perdarahan akibat tukak
sebesar 15 25% dan cenderung meningkat
II.3.4 Gastropati Kongestif
pada usia lanjut, yakni di atas usia 60 tahun
Perdarahan varises merupakan
penyebab komplikasi perdarahan yang paling
sering ditemukan pada pasien dengan
hipertensi portal dan sebagian besar pasien
tersebut juga mengalami gastropati kongestif
dikarenakan oleh hipertensi venosus.

Terjadinya gastropati kongestif


dikarenakan akumulasi darah yang berlebihan
pada area gaster akibat dari hipertensi porta
yang menyebabkan penekanan dan
pembendungan pada vena vena yang
memperdarahi area gaster. Identifikasi
terjadinya gatropati kongestif melalui
pemeriksaan endoskopi dimana ditemukan
lapisan mukosa yang menggembung bulat dan
bersifat mudah rapuh. Munculnya perdarahan
mukosa pasif didahului dengan perdarahan
aktif dari lokasi utama varises. Pemberian blok
b-adrenergik dengan propanolol dapat
mengurangi tekanan arteri splanknikus sama
baiknya pada tekanan vena porta dimana
kadang kadang ameliorasi pada keadaan ini
Gambar 13. Endoskopi pada
cukup efektif untuk diterapkan. Pemberian
gastropati kongestif (sumber dari :
proton pump inhibitor atau preparat lainnya http://api.ning.com/files/xmOwH-
yang sejenis yang berguna dalam terapi
sMn2BcfRGvO6fW*3lGyED3oG5kd
penyakit penyakit peptik seringkali tidak
yH7KkLekMnfa2pXcO8SRBF2XJN8
bermanfaat banyak dalam gastropati kongestif.
Z8oZ/NSAIDInducedGastropathy.png
(Mailliard and Sorrell, 2005) ?width=652&height=425)

II.3.5 Syndrome Mallory-Weiss

Syndrome Mallory-Weiss adalah suatu


keadaan hematemesis atau melena yang secara
khas mengikuti muntah muntah berat yang
berlangsung beberapa jam atau hari, dapat
ditemukan satu atau beberapa laserasi mukosa
lambung mirip celah, terletak memanjang di
atau sedikit di bawah persambungan
esofagogastrikum. Penyakit ini pertama kali
ditemukan oleh G. Kenneth Mallory dan Soma
Weiss di tahun 1929 pada 15 pasien alkoholik.
(Dorland, 2005; Weiss and Mallory, 1932)
A. B.
Gambar 14. Robekan mukosa pada pertautan
gastroesofageal pada Sindrome Mallory-
Weiss (sumber dari:
http://pds10.egloos.com/pds/200808/18/95/f0
013595_48a9727b5b0c3.jpg)

Riwayat umum terjadinya Sindrome


Mallory-Weiss dikarenakan oleh muntah,
mual, atau batuk yang disertai hematemesis,
terutama pada pasien alkoholik. Perdarahan
akibat kejadian ini menyebabkan robekan
lapisan mukosa pada area gastrik pada Gambar 15. Endoskopi pada robekan di
pertautan gastroesofageal, berhenti secara mukosa pertautan gastroesofageal pada
spontan pada 80% hingga 90% pasien dan Sindrome Mallory-Weiss (sumber dari:
kambuh hanya pada 0% hingga 5%. http://www.gangmed.com/images/es23.jpgA;
Pengobatan dengan endoskopi diindikasikan http://cheilpkh.egloos.com/721213B)
pada perdarahan aktif akibat robekan Mallory-
Weiss. Pengobatan dengan angiografi dengan
infusi vasopressin intraarterial atau embolisasi II.3.6 Keganasan
dan operasi dengan penjahitan pada area
robekan jarang diperlukan. Keganasan atau karsinoma yang dapat
memicu timbulnya perdarahan saluran cerna
bagian atas berupa keganasan pada esofagus
dan gaster.

II.3.6.1 Keganasan Pada Esofagus

Perdarahan saluran cerna bagian atas


akibat dari keganasan pada esofagus menjadi
keluhan yang cukup sering ditemukan pada
pasien dimana hematemesis bisa terjadi
dengan atau tanpa disertai melena. Akibat dari
perdarahan ini dapat menimbulkan anemia
defisiensi besi pada pasien. (Abdurachman,
2007)
Gambar 17. Adenokarsinoma ulseratif pada
mukosa gaster. (sumber: http://www.hopkins-
gi.org/Upload/200802291411_54331_000.jpg
)

Gambar 16. Salah satu bentuk nidasi Karsinoma gaster berasal dari
keganasan pada esofagus. (sumber dari: perubahan epitel pada membran mukosa gaster,
http://www.riversideonline.com/source/image yang berkembang pada bagian bawah gaster,
s/image_popup/c7_esophageal_cancer.jpg) sedangkan pada atrofi gaster didapatkan
bagian atas gaster dan secara multisenter.
II.3.6.2 Keganasan Pada Gaster Bentuk benturk dari karsinoma gaster, antara
lain:
Salah satu keluhan yang diutamakan 1. Seperempatnya berasal dari propia
oleh pasien dengan keganasan pada gaster yang berbentuk fungating dan tumbuh
adalah hematemesis (7%) sehingga menjadi ke lumen sebagai massa.
faktor terjadinya perdarahan saluran cerna 2. Seperempatnya berbentuk tumor yang
bagian atas. Hal ini tidak lepas dari bentuk berulserasi.
patologi dari keganasan gaster serta lokasi 3. Massa yang tumbuh melalui dinding
tumbuhnya keganasan tersebut dalam lumen menginvasi lapisan otot.
gaster. 4. Penyebarannya melalui dinding yang
Keganasan atau karsinoma gaster yang dicemari penyebaran pada permukaan
paling sering ditemukan adalah (8%).
adenokarsinoma (90 99%), sedangkan jenis 5. Berbentuk linitisplastika (10 15%).
yang lain berupa limfoma, leiomiosarkoma, (Julius, 2007)
adenoxanthoma, dan lainnya cukup jarang
ditemukan. Kebanyakan lokasi karsinoma
terletak pada daerah antropilorik dengan
kurvatura minor lebih sering daripada
kurvatura mayor.
II.5 Tatalaksana Perdarahan Saluran
Cerna Bagian Atas

Pengelolaan dasar pasien perdarahn


saluran cerna sama seperti perdarahan pada
umumnya, yakni meliputi pemeriksaan awal,
resusitasi, diagnosis, dan terapi. Tujuan
pokoknya adalah mempertahankan stabilitas
hemodinamik, menghentikan perdarahan, dan
mencegah terjadinya perdarahan ulang.
Konsensus Nasional PGI PEGI PPHI
menetapkan bahwa pemeriksaan awal dan
resusitasi pada kasus perdarahan wajib dan
harus bisa dikerjakan pada setiap lini
pelayanan kesehatan masyarakat sebelum
dirujuk ke pusat layanan yang lebih tinggi.
Adapun langkah langkah praktis pengelolaan
Gambar 18. Tampilan endoskopik dari
perdarahan saluran cerna bagian atas adalah
adenokarsinoma yang menginfiltrasi area
sebagai berikut:
kardia dan fundus. (sumber:
1. Pemeriksaan awal, penekanan pada
http://www.gastrointestinalatlas.com/English/
evaluasi status hemodinamik.
Stomach/Gastric_Cancer_II_/gastric_cancer_i
2. Resusitasi, terutama untuk stabilisasi
i_.html)
hemodinamik.
3. Melanjutkan anamnesis, pemeriksaan
II.4 Gejala dan Tanda Klinis
fisik, dan pemeriksaan lain yang
diperlukan.
Gejala dan tanda klinis perdarahan
4. Memastikan perdarahan saluran cerna
saluran cerna bagian atas yang sering
bagian atas atau bagian bawah.
ditemukan pada pasien adalah:
5. Menegakkan diangosis pasti penyebab
1. Anemia defisiensi besi akibat
perdarahan.
perdarahan tersembunyi yang telah
6. Terapi untuk menghentikan
berlangsung lama.
perdarahan, penyembuhan penyebab
2. Hematemesis dan atau melena yang
perdarahan dan mencegah terjadinya
disertai atau tanpa anemia, dengan atau
perdarahan ulang.
tanpa gangguan hemodinamik, derajat
Dengan adanya penegakan diagnosis
hipovolemi menentukan tingkat
penyebab perdarahan sangat menentukan
kegawatan pasien. (Adi, 2007)
langkah terapi yang akan diambil pada tahap
selanjutnya. (Adi, 2007)
Adapun manifestasi klinis yang
ditemukan sebagai ciri khas dari perdarahan
II.5.1 Pemeriksaan Awal Pada Perdarahan
saluran cerna bagian atas terutama dapat
Saluran Cerna
dibedakan dari perdarahan saluran cerna
bagian bawah, antara lain: hematemesis,
Langkah awal pada semua kasus
melena, emesis yang berwarna seperti kopi,
perdarahan saluran makanan adalah
nyeri pada epigastrium, dan reaksi vasovagal
menentukan beratnya perdarahan dengan
seperti mual, muntah dan rasa enek. (Sabatine,
memfokuskan pada status hemodinamik.
2011)
Pemeriksaannya meliputi:
1. Tekanan darah dan nadi dalam posisi garam fisiologis) dengan tetesan cepat
berbaring. menggunakan dua jarum berdiameter besar
2. Perubahan ortostatik tekanan darah dan (minimal 16 G) dan pasang monitor CVP
nadi. (central venous pressure); tujuannya
3. Ada tidaknya vasokonstriksi perifer memulihkan tanda tanda vital dan
berupa akral teraba dingin. mempertahankan tetap stabil. Biasanya tidak
4. Kelayakan nafas. sampai memerlukan cairan koloid (misalnya
5. Tingkat kesadaran. dekstran) kecuali pada kondisi
6. Produksi urin. hipoalbuminemia berat. Secepatnya kirim
pemeriksaan darah untuk menentukan
Perdarahan akut dalam jumlah besar golongan darah, kadar hemoglobin, hematokrit,
melebihi 20% volume intravaskuler akan trombosit, leukosit. Adanya kecurigaan
mengakibatkan kondisi hemodinamik tidak diatesis hemoragik perlu segera ditindaklanjuti
stabil, dengan tanda tanda sebagai berikut: dengan melakukan tes Rumpel-Leede,
1. Hipotensi (< 90/60 mmHg atau MAP < pemeriksaan waktu perdarahan, waktu
70 mmHg) dengan frekuensi nadi lebih pembekuan, retraksi bekuan darah, PTT, dan
dari 100x/menit. aPTT.
2. Tekanan diastolik ortostatik turun lebih
dari 10 mmHg atau sistolik turun lebih Kapan transfusi darah diberikan
dari 20 mmHg. sifatnya sangat individual, tergantung dari
3. Frekuensi nadi ortostatik meningkat jumlah darah yang hilang, perdarahan masih
15x/menit. aktif atau sudah berhenti, lamanya perdarahan
4. Akral dingin. berlangsung, dan akibat klinik dari perdarahan
5. Kesadaran menurun. tersebut. Pemberian transfusi darah pada
6. Anuria atau oliguria (produksi urin perdarahan saluran cerna dipertimbangkan
kurang dari 30 ml/jam). pada keadaan berikut ini:
1. Perdarahan dalam kondisi
Kecurigaan perdarahan akut dalam hemodinamik tidak stabil.
jumlah besar selain ditandai dengan kondisi 2. Perdarahan baru atau masih
hemodinamik tidak stabil ialah bila ditemukan: berlangsung dan diperkirakan
1. Hematemesis. jumlahnya 1 liter atau lebih.
2. Hematoskezia. 3. Perdarahan baru atau masih
3. Darah segara pada aspirasi pipa berlangsung dengan hemoglobin
nasogastrik dan dengan lavase tidak kurang dari 10 g% atau hematokrit
segera jernih. kurang dari 30%.
4. Hipotensi persisten. 4. Terdapat tanda tanda oksigenasi
5. Dalam waktu 24 jam telah jaringan yang menurun.
menghabiskan transfusi darah melebihi
800 1000 ml. Perlu dipahami bahwa nilai hematokrit
(Adi, 2007) untuk memperkirakan jumlah perdarahan
kurang akurat bila perdarahan sedang atau
II.5.2 Resusitasi Terutama Untuk Stabilisasi baru berlangsung. Proses hemodilusi dari
Hemodinamik Pada Perdarahan Saluran cairan ekstravaskuler selesai dalam waktu 24
Cerna. hingga 72 jam setelah onset perdarahan. Target
pencapaian hematokrit setelah transfusi darah
Pada kondisi hemodinamik tidak stabil, tergantung kasus yang dihadapi, untuk usia
berikan infus cairan kristaloid (misalnya cairan muda dengan kondisi sehat cukup sebesar 20
25%, usia lanjut sebanyak 30%, sedangkan 1. Elektrokardiogram, terutama pada
pada hipertensi portal jangan melebihi hingga pasien berusia di atas 40 tahun.
27 28%. (Adi, 2007) 2. BUN dan kadar kreatinin serum karena
pada perdarahan saluran cerna bagian
II.5.3. Melanjutkan Anamnesis, atas, pemecahan darah oleh kuman
Pemeriksaan Fisik, dan Pemeriksaan Lain usus akan mengakibatkan kenaikan
Yang Diperlukan. BUN, sedangkan kreatinin serum tetap
normal atau sedikit meningkat.
Sambil melakukan upaya 3. Kadar elektrolit (Natrium, Kalium,
mempertahankan stabilisasi hemodinamik, Clorida) dimana perubahan elektrolit
maka bisa dilengkapi anamnesis, pemeriksaan bisa terjadi karena perdarahan,
fisik, dan pemeriksaan pemeriksaan lain transfusi, atau kumbah lambung.
yang diperlukan. 4. Dan pemeriksaan pemeriksaan
penunjang lainnya yang perlu
dilakukan tergantung jenis kasus
Dalam anamnesis yang perlu ditekankan perdarahan saluran cerna atas yang
adalah : dihadapi.
1. Sejak kapan terjadinya perdarahan dan (Adi, 2007).
berapa perkiraan darah yang keluar. II.5.4. Membedakan Perdarahan Saluran
2. Riwayat perdarahan sebelumnya. Cerna Bagian Atas atau Bawah
3. Riwayat perdarahan dalam keluarga.
4. Ada tidaknya perdarahan di bagian Cara praktis dalam membedakan
tubuh lain. perdarahan saluran cerna bagian atas atau
5. Penggunaan obat obatan terutama saluran cerna bagian bawah terdapat pada tabel
anti inflamasi non-steroid dan anti berikut ini.
koagulan.
6. Kebiasaan minum alkohol. Tabel 1. Perbedaan Perdarahan Saluran
7. Mencari kemungkinan adanya Cerna Bagian Atas dan Perdarahan
penyakit hati kronik, demam berdarah, Saluran Cerna Bagian Bawah.
demam tifoid, gagal ginjal kronik, Perdarahan Perdarahan
diabetes melitus, hipertensi dan alergi Saluran Saluran
obat obatan. Cerna Cerna
8. Riwayat transfusi sebelumnya. Bagian Bagian
Atas Bawah
Pemeriksaan fisik yang perlu diperhatikan: Manifestasi Hematemes Hematoskez
1. Stigmata penyakit hati kronik. klinik pada is ia
2. Suhu badan dan perdarahan di bagian umumnya dan/melena
tubuh lain. Aspirasi Berdarah Jernih
3. Tanda tanda kulit dan mukosa nasogastrik
penyakit sistemik yang bisa disertai Rasio Meningkat < 35
perdarahan saluran cerna, misalnya (BUN/Kreatini > 35
pigmentasi mukokutaneus pada n)
sindrom Peutz-Jegher. Auskultasi Hiperaktif Normal
usus
Kelengkapan pemeriksaan yang perlu
diperhatikan: Seorang pasien yang datang dengan
keluhan hematemesis, muntahan seperti kopi
karena berubahnya darah oleh asam lambung, II.5.5 Diagnosis Penyebab Perdarahan
hampir pasti perdarahannya berasal dari Saluran Cerna Bagian Atas
saluran cerna bagian atas. Timbulnya melena,
berak hitam lengket dengan bau busuk, bila Dari 1673 kasus perdarahan saluran
perdarahannya berlangsung sekaligus cerna bagian atas di SMF Penyakit Dalam
sejumlah 50 100 ml atau lebih. Untuk lebih RSU dr.Sutomo Surabaya, 76.9% disebabkan
memastikan keterangan melena yang oleh pecahnya varises esofagus, 19.2% oleh
diperoleh dari anamnesis, dapat dilakukan gastritis erosif, 1.0% oleh tukak peptik dan
pemeriksaan digital rektum. Perdarahan 0.6% oleh kanker lambung, dan 2.6% oleh
saluran cerna bagian atas dengan manifestasi karena sebab sebab yang lain. Laporan dari
hematoskezia dimungkinkan bila RS pemerintah di Jakarta, Bandung, dan
perdarahannya cepat dan banyak melebihi Yogyakarta urutan 3 penyebab terbanyak
1000 ml dan disertai kondisi hemodinamik perdarahan saluran cerna bagian atas sama
yang tidak stabil atau syok. dengan di RSU dr.Sutomo Surabaya.
Sedangkan laporan dari RS pemerintah di
Pada semua kasus perdarahan saluran Ujung Pandang menyebutkan tukak peptik
cerna disarankan untuk pemasangan pipa menempati urutan pertama penyebab
nasogastrik, kecuali pada perdarahan kronik perdarahan saluran cerna bagian atas. Laporan
dengan hemodinamik stabil atau yang sudah kasus di rumah sakit swasta, yakni RS Darmo
jelas perdarahan saluran cerna bagian bawah. Surabaya, perdarahan karena tukak peptik
Pada perdarahan saluran cerna bagian atas sebanyak 51.2%, gastritis erosif sebanyak
akan keluar cairan seperti kopi atau cairan 11.7%, varises esofagus sebanyak 10.9%,
darah segar sebagai tanda bahwa perdarahan keganasan sebanyak 9.8%, esofagitis 5.3%,
masih aktif. Selanjutnya dilakukan bilas sindrom Mallory-Weiss sebanyak 1.4%,
lambung dengan air suhu kamar. Sekiranya idiopatik sebanyak 7% dan penyebab
sejak awal tidak ditemukan darah pada cairan penyebab lainnya sebanyak 2.7%. Di negara
aspirasi, dianjurkan pipa nasogastrik tetap barat, tukak peptik berada di urutan pertama
terpasang sampai 12 atau 24 jam. Bila selama sebagai penyebab perdarahan saluran cerna
kurun waktu tersebut hanya ditemukan cairan bagian atas dengan frekuensi sekitar 50%.
empedu dapat dianggap bukan perdarahan Walaupun pengelolaan perdarahan saluran
saluran cerna bagian atas. cerna bagian atas telah banyak berkembang
namun mortalitasnya relatif tidak berubah,
Perbandingan BUN dan kreatinin masih berkisar 8 10%. Hal ini dikarenakan
serum juga dapat dipakai untuk bertambahnya kasus perdarahan dengan usia
memperkirakan asal perdarahan, nilai puncak lanjut, dan akibat komorbiditas yang
biasanya dicapai dalam 24 hingga 48 jam sejak menyertai.
terjadinya perdarahan, normal
perbandingannya 20, di atas 35 kemungkinan Sarana diagnostik yang bisa digunakan
perdarahan berasal dari saluran cerna bagian pada kasus perdarahan saluran cerna adalah
atas, dibawah 35 kemungkinan perdarahan endoskopi gastrointestinal, radiografi dengan
berasal dari saluran cerna bagian bawah. Pada barium, radionuklid, dan angiografi. Pada
kasus yang masih sulit untuk menentukan asal semua pasien dengan tanda tanda perdarahan
perdarahannya, langkah pemeriksaan saluran cerna bagian atas atau yang asal
selanjutnya ialah endoskopi saluran cerna perdarahannya masih meragukan, maka
bagian atas. (Adi, 2007) pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian
atas merupakan prosedur pilihan. Dengan
pemeriksaan ini sebagian besar kasus
diagnosis penyebab perdarahan bisa Salah satu usaha dalam menghentikan
ditegakkan. Selain itu dengan endoskopi bisa perdarahan yang sudah lama dilakukan adalah
pula dilakukan upaya terapeutik. Bila bilas lambung lewat pipa nasogastrik dengan
perdarahan masih tetap berlanjut atau asal air suhu kamar. Prosedur ini diharapkan
perdarahan sulit diidentifikasi perlu mengurangi distensi lambung dan
dipertimbangkan pemeriksaan dengan memperbaiki proses hemostatik, namun
radionuklid atau angiografi yang sekaligus demikian manfaatnya dalam menghentikan
bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan tidak terbukti. Bilas lambung ini
perdarahan. Adapun hasil tindakan endoskopi sangat diperlukan untuk persiapan
atau angiografi sangat tergantung tingkat pemeriksaan endoskopi dan dapat dipakai
keahlian, keterampilan, dan pengalaman untuk membuat perkiraan kasar jumlah
operator pelaksana. perdarahan. Berdasar percobaan hewan, bilas
lambung dengan air es kurang menguntungkan,
Tujuan pemeriksaan endoskopi selain waktu perdarahan menjadi memanjang, perfusi
menemukan penyebab serta asal perdarahan, dinding lambung menurun, dan bisa timbul
juga untuk menentukan aktivitas perdarahan. ulserasi pada mukosa lambung.
Forest membuat klasifikasi perdarahan tukak
peptik atas dasar temuan endoskopi yang Pemberian vitamin K pada pasien
bermanfaat untuk menentukan tindakan dengan penyakit hati kronis yang mengalami
selanjutnya. (Adi, 2007) perdarahan saluran cerna bagian atas
diperbolehkan, dengan pertimbangan
Tabel 2. Klasifikasi Aktivitas Perdarahan pemberian tersebut tidak merugikan dan relatif
Tukak Peptik Menurut Forest. murah.
Aktivitas Kriteria
Perdarahan Endoskopis Vasopressin dapat menghentikan
Forest Ia Perdarahan Perdarahan perdarahan saluran cerna bagian atas lewat
aktif. arteri efek vasokonstriksi pembuluh darah
menyembur. splanknikus, menyebabkan aliran darah dan
Forest Ib Perdarahan Perdarahan tekanan vena porta menurun. Digunakan di
aktif. merembes. klinik untuk perdarahan akut varises esofagus
Forest II Perdarahan Gumpalan sejak tahun 1953. Pernah dicoba pada terapi
berhenti dan darah pada perdarahan nonvarises, namun berhentinya
masih dasar tukak perdarahan tidak berbeda dengan plasebo.
terdapat sisa atau terlihat Terdapat dua bentuk sediaan, yakni pitresin
sisa pembuluh yang mengandung vasopressin murni dan
perdarahan. darah. preparat pituitary gland yang mengandung
Forest III Perdarahan Lesi tanpa vasopressin dan oxytocin. Pemberian
berhenti tanpa tanda sisa vasopressin dilakukan dengan mengencerkan
sisa perdarahan. sediaan vasopressin 50 unit dalam 100 ml
perdarahan. dekstrose 5%, diberikan 0.5 1 mg/menit/iv
selama 20 60 menit dan dapat diulang tiap 3
II.5.6 Terapi Perdarahan Saluran Cerna 6 jam; atau setelah pemberian pertama
Bagian Atas dilanjutkan per infus 0.1 0.5 U/menit.
Vasopressin dapat menimbulkan efek samping
II.5.6.1 Terapi Perdarahan Saluran Cerna serius berupa insufisiensi koroner mendadak,
Bagian Atas Non-Endoskopis oleh karena itu pemberiannya disarankan
bersamaan dengan preparat nitrat, misalnya
nitrogliserin intravena dengan dosis awal 40
mcg/menit kemudian secara titrasi dinaikkan
sampai maksimal 400 mcg/menit dengan tetap
mempertahankan tekanan sistolik di atas 90
mmHg.

Somatostatin dan analognya


(ocreotide) diketahui dapat menurunkan aliran
darah splanknikus, khasiatnya lebih selektif
dibanding vasopressin. Penggunaan di klinik
A B
pada perdarahan akut varises esofagus dimulai
sekitar tahun 1978. Somatostatin dapat
menghentikan perdarahan akut varises
esofagus pada 70 80% kasus, dan dapat pula
digunakan pada perdarahan nonvarises. Dosis
pemberian somatostatin, diawali dengan bolus
250 mcg/iv, dilanjutkan per infus 250 mcg/jam
selama 12 24 jam atau sampai perdarahan
berhenti; ocreotide dosis bolus 100 mcg/iv
dilanjutkan per infus 25 mcg/jam selama 8
24 jam atau sampai perdarahan berhenti.
Gambar 19. Pemasangan Sengstaken-
Blakemore tube (SB-tube) (sumber dari:
Obat-obatan golongan anti sekresi
http://img.tfd.com/dorland/thumbs/tube_Seng
asam yang dilaporkan bermanfaat untuk
staken-Blakemore.jpgA;
mencegah perdarahan ulang saluran cerna
http://img.tfd.com/dorland/tamponade_esopha
bagian atas karena tukak peptik adalah
gogastric.jpgB)
inhibitor pompa proton dosis tinggi. Diawali
bolus omeprazol 80 mg/iv kemudian
Penggunaan balon tamponade untuk
dilanjutkan per infus 8 mg/kgBB/jam selama
menghentikan perdarahan varises esofagus
72 jam, perdarahan ulang pada kelompok
dimulai sekitar tahun 1950, paling populer
plasebo 20% sedangkan yang diberi omeprazol
adalah Sengstaken-Blakemore tube (SB-tube)
hanya 4.2%. Suntikan omeprazol yang beredar
yang mempunyai tiga pipa serta dua balon
di Indonesia hanya untuk pemberian bolus,
masing masing untuk esofagus dan lambung.
yang bisa digunakan per infus adalah
Komplikasi pemasangan SB-tube yang bisa
persediaan esomeprazol dan pantoprazol
berakibat fatal ialah pnemonia aspirasi,
dengan dosis sama seperti omeprazol. Pada
laserasi sampai perforasi. Pengembangan
perdarahan saluran cerna bagian atas ini, obat
balon sebaiknya tidak melebihi 24 jam.
obatan seperti antasida, sukralfat, dan
Pemasangan SB-tube seyogyanya dilakukan
antagonis reseptor H2 masih boleh diberikan
oleh tenaga medik yang berpengalaman dan
untuk tujuan penyembuhan lesi mukosa
ditindaklanjuti dengan observasi yang ketat.
penyebab perdarahan. Antagonis reseptor H2
(Adi, 2007)
dalam mencegah perdarahan ulang saluran
cerna bagian atas dikarenakan tukak peptik
kurang bermanfaat.
Berbagai cara terapi endoskopi
tersebut akan efektif dan aman apabila
dilakukan oleh ahli endoskopi yang terampil
dan berpengalaman. Endoskopi terapeutik ini
dapat diterapkan pada 90% kasus perdarahan
saluran cerna bagian atas, sedangkan 10%
sisanya tidak dapat dikerjakan karena alasan
teknis seperti darah terlalu banyak sehingga
Gambar 20. Sengstaken-Blakemore tube (SB- pengamatan terhalang atau letak lesi tidak
tube) terjangkau. Secara keseluruhan 80%
(sumber dari: perdarahan tukak peptik dapat berhenti
http://intensivecare.hsnet.nsw.gov.au/five/ima spontan, namun pada kasus perdarahan yang
ges/sbtube2.jpg) berasal dari arterial yang bisa berhenti spontan
hanya 30%. Terapi endoskopi yang relatif
mudah dan tanpa banyak peralatan pendukung
ialah penyuntikan submukosa sekitar titik
perdarahan menggunakan adrenalin 1 : 10.000
sebanyak 0,5 1 ml tiap kali suntik dengan
batas dosis 10 ml atau alkohol absolut (98%)
tidak melebihi 1 ml. Penyuntikan bahan
sklerosan seperti alkohol absolut atau
polidokanol umumnya tidak dianjurkan karena
bahaya timbulnya tukak dan perforasi akibat
nekrosis jaringan di lokasi penyuntikan.
Keberhasilan terapi endoskopi dalam
menghentikan perdarahan bisa mencapai di
atas 95% dan tanpa terapi tambahan lainnya
perdarahan ulang frekuensinya sekitar 15
20%.
Gambar 21. Mekanisme pemasangan dan
penggunaan SB-tube.
(sumber dari: http://www.heart-
intl.net/HEART/011507/Portal9.gif)

II.5.6.2 Terapi Perdarahan Saluran Cerna


Bagian Atas Secara Endoskopis

Terapi endoskopi ditujukan pada


perdarahan tukak yang masih aktif atau tukak
dengan pembuluh darah yang tampak. Metode
terapinya meliputi:
Gambar 22. Endoscopic variceal band
1. Contact thermal (monopolar atau
ligation of esophageal varices.
bipolar elektrokoagulasi, heater probe).
(sumber dari: http://www.hopkins-
2. Noncontact thermal (laser).
gi.org/Upload/200812241302_05212_000.jpg
3. Nonthermal (misalnya suntikan
)
adrenalin, polidokanol, alkohol,
cyanoacrylate, atau pemakaian klip).
Hemostasis endoskopi merupakan
terapi pilihan pada perdarahan karena varises
esofagus. Ligasi varises merupakan pilihan
pertama untuk mengatasi perdarahan varises
esofagus. Dengan ligasi varises dapat dihindari
efek samping akibat pemakaian sklerosan,
lebih sedikit frekuensi terjadinya ulserasi dan
striktur. Ligasi dilakukan mulai dari distal
mendekati cardia bergerak spiral setiap 1 2
cm. Dilakukan pada varises yang sedang
berdarah atau bila ditemukan tanda baru Gambar 24. Skleroterapi pada varises
mengalami perdarahan seperti bekuan darah esofagus.
yang melekat, bilur bilur merah, noda (sumber dari: http://www.hopkins-
hematokistik, vena pada vena. Skleroterapi gi.org/Upload/200812241254_22934_000.jpg
endoskopik sebagai alternatif bila ligasi )
endoskopik sulit dilakukan karena perdarahan
yang masif, terus berlangsung, atau teknik II.5.6.3 Terapi Radiologi
yang tidak memungkinkan. Sklerosan yang
bisa digunakan antara lain campuran sama Terapi angiografi perlu
banyak polidokanol 3%, NaCl 0.9%, dan dipertimbangkan bila perdarahan tetap
alkohol absolut. Campuran dibuat sesaat berlangsung dan belum bisa ditentukan asal
sebelum skleroterapi dikerjakan. Penyuntikan perdarahan, atau bila terapi endoskopi dinilai
dimulai dari bagian paling distal mendekati gagal dan pembedahan sangat beresiko.
kardia dilanjutkan ke proksimal bergerak Tindakan hemostasis yang bisa dilakukan
spiral sampai sejauh 5 cm. Pada perdarahan dengan penyuntikan vasopressin atau
varises lambung dilakukan penyuntikan embolisasi arterial. Bila dinilai tidak ada
cyanoacrylate sebab skleroterapi untuk varises kontraindikasi dan fasilitas dimungkinkan,
lambung hasilnya kurang baik. (Adi, 2007) pada perdarahan varises dapat
dipertimbangkan TIPS (Transjugular
Intrahepatic Portosystemic Shunt).
(Adi, 2007)

Gambar 23. Contoh alat ligasi varises


esofagus. (sumber dari:
http://www.cookmedical.com/esc/content/lg_t
humbnail/esc_mbl.jpg)
melanjutkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan lain yang diperlukan,
memastikan perdarahan saluran cerna bagian
atas atau bawah, menegakkan diagnosis pasti
penyebab perdarahan, terapi spesifik.
Prioritas utama dalam menghadapi
kasus perdarahan saluran cerna bagian atas
adalah penentuan status hemodinamik dan
upaya resusitasi sebelum menegakkan
diagnosis atau pemberian terapi lainnya.
Pemeriksaan endoskopi saluran cerna
bagian atas merupakan cara terpilih untuk
menegakkan diagnosis penyebab perdarahan
dan sekaligus berguna untuk melakukan
hemostasis. Pada perdarahan tukak lambung
dapat dilakukan antara lain dengan
penyuntikan adrenalin 1 : 10.000, sedangkan
pada perdarahan varises esofagus dengan
ligasi atau skleroterapi.
Gambar 25. Transjugular Intrahepatic Manfaat terapi medik tergantung
Portosystemic Shunt (TIPS). macam kelainan yang menjadi penyebab
(sumber dari: http://bookbing.org/wp- perdarahan. Somatostatin dapat digunakan
content/uploads/TIPS.jpg) untuk menghentikan perdarahan saluran cerna
bagian atas, terutama pada perdarahan varises.
II.5.6.4 Pembedahan Pada perdarahan karena tukak peptik
pemberian PPI intra vena dosis tinggi
Pembedahan pada dasarnya dilakukan bermanfaat untuk mencegah perdarahan ulang.
bila terapi medik, endoskopi dan radiologi Ahli radiologi dan ahli bedah
dinilai gagal. Ahli bedah seyogyanya seyogyanya dilibatkan dalam tim
dilibatkan sejak awal dalam bentuk tim multidisipliner pengelolaan perdarahan
multidisipliner pada pengelolaan kasus saluran cerna bagian atas.
perdarahan saluran cerna bagian atas untuk
menentukan waktu yang tepat kapan tindakan
bedah sebaiknya dilakukan. (Adi, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
PENUTUP 1. Abdurachman, S.A. Tumor Esofagus.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III.1 Kesimpulan I. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Penyebab perdarahan saluran cerna Universitas Indonesia, Jakarta. 2007.
bagian atas dapat digolongkan menjadi 2 Hal: 327.
kelompok, yaitu perdarahan varises dan 2. Adi, Pangestu. Pengelolaan
perdarahan non-varises. Perdarahan Saluran Cerna Bagian
Pengelolaan perdarahan saluran cerna Atas. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
secara praktis meliputi : evaluasi status Jilid I. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu
hemodinamik, stabilisasi hemodinamik, Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta. 2007. Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Hal: 289 292. Universitas Indonesia, Jakarta. 2007.
3. Akil, H.A.M. Tukak Duodenum. Hal: 341.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 11. Wilson, Lorraine M. dan Glenda N.
I. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Lindseth. Gangguan Esofagus.
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran PATOFISIOLOGI Konsep Klinis
Universitas Indonesia, Jakarta. 2007. Proses-Proses Penyakit. Volume I.
Hal: 345, 347. Edisi 6. EGC:Penerbit Buku
4. Julius. Tumor Gaster. Buku Ajar Kedokteran, Jakarta. 2003. Hal: 404-
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. 405.
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 12. Kamus Kedokteran Dorland.Edisi ke
Fakultas Kedokteran Universitas 27.Jakarta:EGC.2005
Indonesia, Jakarta. 2007. Hal: 350. 13. Panduan Pelayanan Medis Departemen
5. Lindseth, Glenda N. Gangguan Ilmu Penyakit Dalam RSUP. Nasional
Lambung dan Duodenum. Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta:
PATOFISIOLOGI Konsep Klinis 2007
Proses-Proses Penyakit. Volume I. 14. Biecker, Erwin, Michael Schepke,
Edisi 6. EGC:Penerbit Buku Tilman Sauerbach. The Role of
Kedokteran, Jakarta. 2003. Hal: 417- Endoscopy in Portal Hypertension.
419, 423, 428. Journal of Digestive Diseases
6. Lindseth, Glenda N. Gangguan Usus Clinical Reviews, Vol.23, No.1.
Halus. PATOFISIOLOGI Konsep Department of Internal Medicine I,
Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume University Hospital of Bonn, Bonn,
I. Edisi 6. EGC:Penerbit Buku Germany. 2005.
Kedokteran, Jakarta. 2003. Hal: 437- 15. Shuhart, Margaret, M.D., Kris
439. Kowdley, M.D., dan Bill Neighbor,
7. Mailliard, Mark E., Michael F. Sorrell. M.D., Gastrointestinal Bleeding.
Alcoholic Liver Disease. Harrisons Medline Article, Vol.41,
Principles of Internal Medicine. http://www.uwgi.org/guidelines/ch_07
Volume II. 16thEdition. McGraw-Hill /ch07txt.htm (diunduh pada tanggal: 27
Medical Publishing Division, USA. Oktober 2011)
2005. p:1865. 16. Weiss S, Mallory GK. Lesions of the
8. Sabatine, Marc S. Gastrointestinal cardiac orifice of the stomach
Bleeding. Pocket Medicine: The produced by vomiting. Journal of the
Massachusetts General Hospital American Medical
Handbook of Internal Medicine. Fourth Association,1932;98:1353-55.
Edition. Wolters Kluwer Health and
Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia. 2011. Section: GIB 3 3.
9. Silbernagl, Stefan dan Florian Lang.
Gastritis. Teks & Atlas Berwarna
Patofisiologi. Cetakan I. EGC:Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta.2007. Hal:
142, 146.
10. Tarigan, Pengarapen. Tukak Gaster.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
I. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu
PERDARAHAN SALURAN CERNA endoskopi saluran cerna atau selama 5 tahun
BAWAH (2001-2005) didapatkan 837 kasus dengan
perdarahan saluran cerna.19

TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Etiologi

2.1 Definsi dan Insidensi Pada studi retrospektif rekam medis


yang dilakukan oleh Gayer et al, sekitar 1100
Perdarahan saluran cerna bawah atau pasien dengan LGIB akut yang mendapatkan
Lower gastrointestinal bleeding (LGIB) terapi bedah, penyebab utama terjadinya LGIB
didefinisikan sebagai perdarahan yang berasal diantaranya adalah diverticulosis (33.5%),
dari organ traktus gastrointestinalis yang hemorrhoids (22.5%), and carcinoma (12.7%).
terletak distal dari Ligamentum Treitz yang Para ahli juga menemukan bahwa sebagian
menyebabkan ketidakseimbangan besar pasien (55.5 %) mengalami
hemodinamik dan anemia simptomatis 1,11,17,18 hematochezia, yang kemudian diikuti dengan
ditemukannya feses yang berwarna merah
Lebih dari 95% sampai 97% kasus, marun (16.7%) dan melena (11%).1,11
sumber perdarahan berasal dari kolon,
sedangkan 3 sampai 5% sisanya berasal dari Vernava dan kolega menemukan
usus halus, LGIB memegang 15% dari episode bahwa pasien dengan LGBI yang memerlukan
perdarahan gastrointestinal. Insidensi LGIB perawatan di rumah sakit hanya 0.7 %
meningkat dengan bertambahnya usia, yang (17,941). Rata-rata usai pasien adalah 64
berhubungan dengan lesi yang didapat pada tahun. Hanya 24 % dari seluruh pasien yang
colon sehingga terjadi perdarahan yang berasal dilakukan colonoscopy, barium enema, dan
dari kolon yaitu pada diverticulosis dan atau mesenteric angiography diketahui
angiodisplasia.1,11 penyebab paling sering dari LGIB adalah
diverticular disease (60%), IBD (13%), and
LGIB yang memerlukan perawatan di anorectal diseases (11%). Walaupun beberapa
Rumah Sakit di Amerika adalah sebesar studi menyebutkan arteriovenous
kurang dari 1 %. Penyebab LGIB yang paling malformation sebagai penyebab tersering, tapi
sering adalah diverticulosis yaitu sekitar 30- pada studi ini hanya sebesar 3 %.11
50% dan angiodisplasia sekitar 20-30% dari
seluruh kasus. Para ahli juga mengatakan Dengan demikian penyebab dari
bahwa angiodisplasia dialami lebih sering oleh perdarahan saluran cerna bawah pada orang
pasien dengan usia lebih dari 65 tahun.11 dewasa diantaranya diverticular
disease,inflammatory bowel disease,benign
Hemorrhoid merupakan penyebab anorectal diasease, neoplasia, coagulopathy,
tersering LGIB pada pasien dengan usia dan arteriovenous malformation, yang dapat
kurang dari 50 tahun, tetapi perdarahan dilihat pada tabel berikut.1,2,3,4,5,8,9,10,11,18,17
biasanya ringan. Penyebab utama LGIB adalah
divertikulosis sebesar 33% kasus, diikuti Tabel 2.1 Penyebab LGIB pada orang dewasa
dengan kanker dan polip yaitu sebesar 19 %.11 dan persentasenya12
LOWER GI PERCENTAG
Menurut penelitian yang dilakukan di HEMORRHAGE IN E OF
RSCM, tingkat kematian karena perdarahan ADULTS PATIENTS
saluran cerna bagian atas juga cukup tinggi Diverticular disease 60%
hampir mencapai 26%. Penelitian yang
dilakukan terakhir di RSCM dari 4.154
- IBD
Diverticulosis/diverticuli -Crohn's disease
tis of small intestine -Ulcerative colitis
-Indeterminate colitis
-
Diverticulosis/diverticuli Meckel diverticulum
tis of colon
IBD 13% Penyebab lain, yang jarang, juga telah
ditemukan, diantaranya adalah perdarahan dari
-Crohn's disease of small diverticulosis usus halus, Dieulafoy lesions
bowel, colon, or both pada colon dan usus halus, portal colopathy
dengan varices colon dan rectal,
-Ulcerative colitis endometriosis, solitary rectal ulcer syndrome,
dan vasculitides dengan ulserasi usus halus
-Noninfectious dan kolon, radiation-induced disorders,
gastroenteritis and colitis nonsteroidal anti-inflammatory drug
Benign anorectal diseases 11% associated disorder, Osler-Weber-Rendu
syndrome, aortoenteric fistula, vasculitis, dan
-Hemorrhoids
mesenteric ischemia.1,11, 12
-Anal fissure
Penilaian berat ringannya perdarahan yang
diakibatkan dari penyebab-penyebab diatas
-Fistula-in-an
sangat diperlukan dalam menentukan perlunya
Neoplasia 9%
terapi operatif.1,12
-Malignant neoplasia of
small intestine
2.2.1 Divertikulitis
-Malignant neoplasia of
colon, rectum, and anus Diverticulosis adalah kondisi yang
Coagulopathy 4% diperoleh secara umum pada kalangan
Arteriovenous 3% masyarakat Barat. Sekitar 50% orang dewasa
malformations (AVM) yang lebih tua dari 60 tahun memiliki bukti
Total 100 & radiologis dari diverticulosis. Diverticulosis
colon merupakan penyebab yang paling umum
Sedangkan, penyebab LGIB yang sering pada dari perdarahan saluran cerna bagian bawah,
anak-anak dapat dilihat pada tabel berikut yang bertanggung jawab untuk 40% sampai
55% dari kasus perdarahan dari semua kasus.
Tabel 2.2 Penyebab LGIB pada anak-anak dan
Divertikula kolon merupakan lesi yang
dewasa muda12
diperoleh secara umum dari usus besar pada
LOWER GI HEMORRHAGE IN
perut. Meskipun 40% pasien setelah hidup
CHILDREN & ADOLESCENTS
selama 5 dekade memiliki divertikula,
Intussusception kejadian ini terus meningkat menjadi 80%
Polyps and polyposis syndromes pada usia kehidupan dekade ke-9. Perdarahan
-Juvenile polyps and polyposis merupakan faktor penyulit sebanyak 3%
-Peutz-Jeghers syndrome sampai 5% dari pasien dengan diverticulosis.
-Familial adenomatous polyposis (FAP) Dasar anatomi penyebab dari perdarahan ialah
pecahnya secara asimetris cabang intramural
(di vasa recta) dari arteri marginal pada kubah
divertikulum atau pada margin recta menjadi luka, karena mereka memiliki
antimesenterikus. Divertikula paling sering bagian leher yang lebih luas dan bagian kubah
terletak pada kolon sigmoid dan kolon yang lebih besar dibandingkan dengan
descendens. Kemungkinannya disebabkan divertikulum khas pada kolon sisi kiri.
1,2,5,11,12,13,20
oleh faktor traumatis lumen, termasuk fecalith
yang menyebabkan abrasi dari pembuluh
darah, sehingga terjadi perdarahan. 2.2.2 Arteriovenous Malformation
(Angiodysplasia)
Perdarahan jarang diakibatkan oleh
peradangan diverlikulitis klinis. Perdarahan Angiodisplasia bertanggung jawab atas
divertikular berhenti secara spontan pada 90% 3% sampai 20% dari kasus perdarahan saluran
pasien. Jarang terjadi dilakukannya transfusi cerna bagian bawah. Angiodisplasia, yang juga
lebih dari 4 unit sel darah merah (Packed Red disebut sebagai malformasi arteriovenosa,
Cells= PRC). Meskipun divertikula colon adalah distensi atau dilatasi dari pembuluh
sebelah kiri lebih umum terjadi, namun darah kecil pada submukosa saluran
perdarahan cenderung lebih umum terjadi pada pencernaan. Pada pemeriksaan histologis
divertikular kolon kanan. Perdarahan dari lesi spesimen pembedahan atau otopsi dari
kolon kanan dapat lebih banyak dan angiodisplasia diketahui bahwa mukosa
menghasilkan volume yang lebih besar diatasnya sering tipis, dan terjadi erosi
daripada divertikula sisi sebelah kiri. Setelah dangkal. Angiodisplasia diidentifikasi terjadi
terjadinya episode awal pendarahan, pada 1% sampai 2% kasus dari evaluasi otopsi
perdarahan ulang (rebleeding) mungkin terjadi dan terjadi peningkatan jumlah seiring dengan
kembali pada 10% pasien pada tahun pertama, bertambahnya usia pasien. Angiodisplasia
setelah itu, risiko untuk perdarahan ulang dapat terjadi sepanjang saluran pencernaan dan
(rebleeding) meningkat menjadi 25% setalah 4 merupakan penyebab paling umum dari
tahun. Dengan prevalensi diverticulosis kolon, perdarahan dari usus kecil pada pasien berusia
dan fakta bahwa sebagian besar episode di atas 50 tahun. 1,13
perdarahan cenderung berhenti secara spontan,
banyak episode dari perdarahan saluran cerna Angiodisplasia tampak jelas pada
bagian bawah yang disebabkan diverticulosis kolonoskopi berwarna merah, lesi rata dengan
kolon dianggap sebagai dugaan, bukan diameter sekitar 2 sampai 10 mm. Lesi tampak
diagnosis definitif. 1,2,5,11,12,13,20 seperti bintang, oval, tajam, atau tidak jelas.
Meskipun angiografi mampu mengidentifikasi
Perdarahan divertikular berasal dari lesi, namun colonoskopi adalah metode yang
vasa recta yang terletak di submukosa, yang paling sensitif untuk mengidentifikasi
dapat pecah pada bagian puncak atau leher dari angiodisplasia. Penggunaan meperidin selama
divertikulum tersebut. Sampai dengan 20% kolonoskopi dapat menurunkan kemampuan
dari pasien dengan penyakit divertikular untuk mengidentifikasi angiodisplasia karena
mengalami pendarahan. Sebanyak 5% pasien, terjadi penurunan aliran darah mukosa. Studi
pendarahan karena penyakit divertikular dapat lain telah mengidentifikasi bahwa penggunaan
terjadi secara massif. Perdarahan dari penyakit antagonis narkotika dapat meningkatkan
divertikular berhenti secara spontan pada 80% ukuran angiodisplasia dan meningkatkan
pasien. Meskipun diverticulosis terjadi pada tingkat deteksi. Pada angiografi,
kolon kiri, sekitar 50% dari perdarahan angiodisplasia tampak sebagai suatu dilatasi
divertikular berasal dari divertikulum yang atau distensi, secara perlahan mengosongkan
terletak proksimal dari fleksura lienalis. vena atau sebagai malformasi arteri dengan
Divertikula yang terletak pada sisi kanan dapat cepat, mengisi vena lebih awal. Lebih dari
mengekspos bagian yang lebih besar dari vasa setengah angiodisplasia terdapat pada lokasi
colon kanan, dan pendarahan dari Pendarahan lesi aktif dapat diobati dengan
angiodisplasia berhubungan dengan distribusi elektrokoagulasi colonoskopi.1,13
ini. Angiodisplasia dapat berhubungan dengan
kondisi medis, termasuk stadium akhir dari 2.2.3 Inflammatory Bowel Disease (IBD)
penyakit ginjal, stenosis aorta, penyakit von
Willebrand, dan lain-lain. Masih belum jelas Macam-macam kondisi peradangan
apakah hubungan ini mencerminkan dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna
kecenderungan perdarahan yang lebih besar bagian bawah yang akut. Perdarahan jarang
pada angiodisplasia dalam kondisi ini atau muncul menjadi tanda, melainkan berkembang
apakah, sebenarnya, perdarahan dalam perjalanan penyakitnya, dan
angiodisplasia lebih umum terjadi karena penyebabnya diduga berdasarkan riwayat
penyebab strukturalnya. 1,13 pasien. Sampai dengan 20% kasus perdarahan
saluran cerna bagian bawah akut disebabkan
Angiodisplasia usus merupakan oleh salah satu kondisi peradangan.
malformasi arteri yang terletak di sekum dan Kebanyakan pendarahan berhenti secara
kolon ascenden. Angiodisplasia usus spontan atau dengan terapi spesifik pada
merupakan lesi yang diperoleh dan penyebabnya. 1,11,12,20
mempengaruhi orang tua berusia lebih dari 60
tahun. Lesi ini terdiri dari kelompok-kelompok Perdarahan merumitkan jalannya
pembuluh darah yang berdilatasi, terutama kolitis ulserativa hingga 15% kasus.
pembuluh darah vena, pada mukosa dan Kolektomi darurat pada kasus pendarahan
submukosa kolon. Angiodisplasia colon yang terus-menerus terjadi sebanyak 6% sampai
diduga terjadi sebagai akibat dari proses yang 10% dari kolektomi darurat bedah pada pasien
kronis, intermiten, obstruksi bagian rendah dengan penyakit ini. Penyakit Crohn,
dari submukosa vena sambil mereka cenderung kurang menyebabkan perdarahan
menembus lapisan otot dari colon. Temuan colon dan terjadi pada sekitar 1% dari pasien
karakteristik angiographik meliputi adanya dengan kondisi ini. Penyebab infeksi meliputi
kelompok-kelompok kecil arteri arteri selama Escherichia coli, tifus, sitomegalovirus, dan
tahap penelitian, akumulasi media kontras Clostridium difficile. Cedera radiasi paling
dalam lempeng vaskular, opacification awal, umum terjadi pada rectum setelah radioterapi
dan opacification persisten karena panggul untuk prostat atau keganasan
keterlambatan pengosongan vena. Jika ginekologi. Pendarahan biasanya terjadi 1
angiografi mesenterika dilakukan pada saat tahun setelah pengobatan radiasi, tetapi dapat
pendarahan aktif, ekstravasasi media kontras juga terjadi hingga 4 tahun kemudian. Pasien
dapat dilihat. 1,13 dengan imunosupresi atau mempunyah
immunodeficiency syndrome (AIDS) beresiko
Tidak seperti pendarahan divertikular, terjadinya perdarahan saluran cerna bagian
angiodisplasia cenderung menyebabkan bawah karena penyebab yang unik.
pendarahan dengan episode lambat tetapi Sitomegalovirus adalah penyebab paling
berulang. Oleh karena itu, pasien dengan umum; sarcoma Kaposis, histoplasmosis, dan
angiodisplasia muncul dengan anemia dan perianal fistula dan fissures juga menjadi
episode pingsan. Angiodisplasia yang masalah dan lebih cenderung terjadi
menyebabkan hilangnya darah dalam jumlah perdarahan pada pasien dengan
1,2,7,20
besar jarang didapat. Angiodisplasia dapat trombositopenia akibat AIDS.
dengan mudah diketahui oleh kolonoskopi
dengan gambaran potongan kecil berwarna Perdarahan masif karena IBD jarang
merah dengan ukuran 1.5-2-mm pada mukosa. terjadi. Colitis menyebabkan diare berdarah
pada banyak kasus. Pada hingga 50% pasien
dengan kolitis ulserativa, perdarahan membuat pendarahan masif saluran cerna
gartointestinal bagian bawah ringan-sedang bagian bawah tanpa rasa sakit, sehingga
muncul, dan sekitar 4% pasien dengan kolitis pemeriksaan awal anorectum menjadi penting.
ulserativa terjadi perdarahan yang masif. 1,12 Jika diketahui terjadi pendarahan aktif,
mengobatinya harus agresif. Perhatikan bahwa
Perdarahan saluran cerna bagian penemuan penyakit anorektal jinak tidak
bawah pada pasien dengan penyakit Crohns mengenyampingkan kemungkinan pendarahan
jarang terjadi, tidak seperti pada pasien dengan yang lebih proksimal dari saluran cerna bagian
kolitis ulserativa, hanya 1-2% pasien dengan bawah.1,3,10,12
penyakit Crohns terjadi perdarahan yang
masif. Pada sumber lain mengatakan hanya Hemorrhoid biasanya dicatat pada
kurang dari 1% pasien saja. Walaupun begitu, pemeriksaan fisik lebih dari separuh pasien
kejadian tersebut membutuhkan operasi dengan perdarahan saluran cerna bawah.
darurat. Frekuensi perdarahan pada pasien Kurang dari 2% perdarahan disebabkan oleh
dengan penyakit Crohns, lebih umum terjadi lesi ini. Kecuali tanda tegas perdarahan yang
secara signifikan dengan adanya keterlibatan jelas pada anoscopi, dan pemeriksaan pasien
kolon dibandingkan dengan hanya keterlibatan untuk pendarahan saluran cerna bagian bawah
usus kecil saja. 1,726,12,20 yang disebabkan oleh sumber lain harus
dihilangkan. Pasien dengan hipertensi portal
Kolitis iskemik, merupakan bentuk dapat membuat perdarahan yang masif dari
yang paling umum dari cedera iskemik pada hemorrhoid, seperti juga pada pasien
sistem pencernaan, sering melibatkan daerah trombositopenia terkait HIV dengan
batas air (watershed), termasuk fleksura 1,3,10,12
hemorrhoid.
lienalis dan rectosigmoid junction. Pada
kebanyakan kasus, faktor presipitasinya tidak Skin tag anal mempunyai ciri-ciri
dapat diketahui. Iskemia kolon merupakan terdiri dari lipatan kulit yang berbatasan
penyakit pada orang tua lanjut usia dan dengan anus. Ciri-ciri tersebut menghasilkan
umumnya terjadi setelah dekade keenam haemorrhoid eksternal trombosis, atau jarang
pasien. Iskemia menyebabkan peluruhan dikaitkan dengan penyakit radang usus.
mukosa dan peluruhan ketebalan parsial Haemorrhoid internal berada di atas linea
dinding kolon, edema, dan pendarahan. Kolitis dentata yang dilapisi oleh sel epitel
iskemik tidak berhubungan dengan kehilangan transisional dan slindris. 1,3,10,12
darah yang signifikan atau hematochezia,
walaupun sakit perut dan diare berdarah adalah 2.2.5 Neoplasma
manifestasi klinis yang utama. 1,12
Neoplasma kolon, termasuk polip
2.2.4 Benign Anorectal Disease adenomatosa, polip juvenile, dan karsinoma,
muncul dalam bentuk dan sifat yang
Penyakit anorektal jinak (misalnya, bermacam-macam. Biasanya, perdarahan dari
hemorrhoid, fissure ani, fistula anorektal) lesi ini lambat, ditandai dengan pendarahan
dapat menyebabkan perdarahan rektum samar dan anemia sekunder. Neoplasma ini
intermiten. Pendarahan anus yang masif juga dapat berdarah dengan cepat, namun, dan
disebabkan penyakit anorektal jinak juga telah pada beberapa bentuk, sampai dengan 20%
dilaporkan. Tinjauan database VA dari kasus perdarahan akut pada akhirnya
menunjukkan bahwa 11% dari pasien dengan ditemukan muncul karena polip kolon atau
perdarahan saluran cerna bagian bawah terjadi kanker. Sedangkan, Polip juvenile merupakan
dari penyakit anorektal. Pasien yang memiliki penyebab perdarahan kedua paling umum pada
varises rektum dengan hipertensi portal dapat pasien lebih muda dari usia 20 tahun.1,3,9,12
Adenokarsinoma kolorektal adalah Massive bleeding merupakan suatu
kanker paling umum ketiga di Amerika keadaan yang mengancam jiwa yang
Serikat. Karsinoma kolorektal menyebabkan memerlukan sedikitnya 5 unit labu tranfusi
perdarahan samar, dan pasien biasanya dating darah. Pemeriksaan yang didapatkan pada
dengan anemia dan episode syncop. Insidensi pasien dengan keadaan seperti ini adalah
terjadinya perdarahan yang masif disebabkan tekanan darah sistol kurang dari 90 mmHg dan
karsinoma kolorektal bervariasi 5-20% dalam kadar hemoglobin darah kurang atau sama
bentuk yang berbeda. Perdarahan dengan 6 gr/dl. Kasus ini lebih sering terjadi
postpolipektomi dilaporkan terjadi hingga 1 pada pasien dengan usia lebih atau sama
bulan berikutnya yang diikuti reseksi dengan 65 tahun, ada penyakit penyerta,
kolonoskopi. Insidensi yang dilaporkan adalah dengan risiko kematian karena perdarahan
antara 0,2-3%. Perdarahan postpolipektomi akut atau komplikasi perdarahan. Tingkat
dapat dikelola oleh elektrokoagulasi pada letak kematian LGIB jenis massive bleeding sebesar
polipektomi/pendarahan dengan 0-21%. Occultbleeding menunjukkan adanya
menggunakan baik snare maupun forsep biopsi anemia hipokrom mikrositer dan reaksi guaiac
panas atau dengan suntikan epinefrin.1,3,9,12 intermiten.12

2.2.6 Penyakit vascular Definisi massive bleeding adalah


adanya darah dalam jumlah yang sangat
Penyebab vaskuler dari pendarahan banyak dan berwarna merah marun yang
saluran cerna bagian bawah akut meliputi melewati rectum, adanya ketidakseimbangan
vasculitides (polyarteritis nodosa, hemodinamik dan syok, penurunan initial
granulomatosis Wegeners, rheumatoid hematokrit kurang atau sama dengan 6 gr/ dl,
arthritis, dan lain-lain), yang disebabkan oleh tranfusi minimal 2 unit labu transfuse PRC,
ulserasi punktata dari usus besar dan usus perdarahan yang berlangsung terus menerus
kecil. Iskemia kolon dengan ulserasi dan selama 3 hari.12
kerapuhan mukosa dapat juga menyebabkan
perdarahan akut, yang sering kali muncul pada 2.4 Manifestasi Klinis
sakit perut akut dan sepsis. Iskemia
mesenterika akut dapat didahului dengan Anamnesis dan pemeriksaan fisik
sebuah episode hematochezia yang muncul dilakukan untuk menentukan sumber
dengan sakit perut yang parah, penyakit perdarahan dan berat riangannya perdarahan.
pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya, Sebagian besar kasus LGIB disebabkan oleh
risiko emboli arteri, atau hiperkoagulabilitas. angiodisplasia dan divertikutlitis. Pada kedua
Meskipun pendarahan merupakan unsur dalam kelainan ini tidak memberikan gejala sampai
pengelolaan klinis pasien ini, namun jarang perdarahan pertama kali terjadi. Pada
kontrol perdarahan menjadi fokus utama dari anamnesis juga harus ditanyakan tentang
terapinya. Sebaliknya pemulihan perfusi riwayat penggunaan NSAID atau obat
visceral adalah tujuan terapi utama.1,12 antikoagulan, adanya sakit perut atau tidak,
adanya diare dan demam yang dialami
2.3 Klasifikasi sebelumnya yang dapat mengarah pada colitis
baik infeksi atau iskemi. Pasien yang pernah
Perdarahan saluran cerna bagian mempunyai operasi aorta harus terlebih dahulu
bawah dibagi menjadi 3 jenis, berdasarkan dianggap memiliki fistula aortoenteric sampai
jumlah perdarahan, yaitu massive bleeding, dibuktikan bukan.12
moderate bleeding, occult bleeding, yang
dapat dilihat pada Gambar berikut Baru-baru ini ditemukan bahwa
kolonoskopi dapat menyebabkan perdarahan
dari daerah yang pernah di biopsy atau pernah marun atau merah muda yang berasal dari
mengalami polypectomy. Penyebab rectum juga muncul pada perdarahan saluran
perdarahan sebelumnya harus ditelusuri, yang cerna bagian atas. Salah satu penanganan yang
pada sebagian besar kasus adalah penting pada pasien LGIB yang massive
inflammatory bowel disease. Riwayat penyakit adalah resusitasi. Pasien ini dipasang infuse
keluarga berupa sindrom poliposis atau dengan cairan kristaloid dan dipanatu tekanan
keganasan kolon juga dapat dipertimbangkan. darah sistolik, pulse pressure, urine output.
Perdarahan Saluran Cerna Bawah pada pasien Hipotensi ortostatik (tekanan darah menurun >
yang berusia kurang dari 30 tahun biasanya 10 mmHG) menandakan adanya kehilangan
berhubungan dengan polip usus dan Meckel darah lebih dari 1000 ml.1,12
diverticulum.12
2.5 Diagnosis
Pemeriksaan fisik meliputi
pemeriksaan tanda-tanda vital untuk Intervensi bedah darurat untuk
mengetahui adanya syok, oropharynx, perdarahan masif yang sedang berlangsung
nasopharynx, abdomen, perineum, and anal jarang diperlukan sebelum upaya untuk
canal. Semua pasien harus diresusitasi. menentukan lokasi sumber perdarahan yang
Pemeriksaan fisik yang ditemukan adalah luka pasti, dimana penentuan lokasi sumber
bekas operasi terdahulu, adanya masa di perdarahan adalah penting untuk memilih jenis
abdominal, lesi pada kulit dan mulut yang terapi mana yang akan dilakukan. Setelah
menunjukkan sindrom poliposis. 1, 12 keadaan pasien stabil baru akan dilakukan uji
diagnostic yaitu colonoscopy, Selective
Perdarahan yang berasal dari Visceral Angiography, dan Technetium 99m-
hemorrhoid atau varices yang disebabkan Red Blood Cell Scintigraphy. Sebuah
hipertensi portal pada pasien sirosis sebaiknya algoritma untuk diagnosis perdarahan akut
dipertimbangkan. Pemeriksaan rectum gastrointestinal bagian bawah ditunjukkan
diperlukan untuk mengetahui adanya kelainan pada Gambar 2.10 12
pada anorectal, yaitu tumor, ulser, atau polip.
Warna pada daerah anorectal, dan adanya Colonoscopy
bentuk atau gunpalan darah harus
diperhatikan. Nasogastric tube (NGT) harus Colonoscopy dapat dilakukan Setelah
dipasang untuk menyingkirkan penyebab episode perdarahan berhenti secara spontan
perdarahannya adalah bukan dari saluran cerna dan tidak didapatkan stigmata perdarahan.
atas yang menunjukkan adanya gambaran Colonoscopy yang harus dilakukan segera,
coffee ground. Pada 50 % kasus pasien yang diindikasikan pada pasien yang telah 12 jam
dipasang NGT, hasil aspirasinya adalah false dirawat dirumah sakit dengan perdarahan yang
negative. Oleh karena itu diperlukan telah berhenti, telah mendapat resusitasi
pemeriksaan lain yaitu disertai dengan keadaan hemodinamik yang
esogastroduodenoscopy (EGD) untuk stabil. Pada keadaan ini colonoscopy dapat
mengetahui lokasi sumber perdarahan. Pasien dilakukan setelah proses pembersihan kolon.
dengan hematochezia dan hemodinamik yang Temuan pada colonoscopy pada LGIB
tidak seimbang, dilakukan emergency upper diantaranya adalah daerah sumber perdarahan
endoscopy.1,12 aktif,, bekuan darah yang menempel pada
orificium divertikel yang mengalami ulserasi,
Perdarahan saluran cerna bawah yang bekuan darah yang menempel pada focus dan
massive merupakan kondisi yang mengancam mukosa atau darah segar yang berada pada
jiwa. Terkadang manifestasi LGIB yang segmen kolon.1,9,12,13
massive adalah feses yang berwarna merah
Penting untuk diperhatikan bahwa lesi berulang, dan metode ini tidak cock untuk
incidental, yaitu bekuan darah pada orificium sebagian pesar pasien. 1,13
divertikular multiple, AVM tanpa perdarahan,
polip tanpa perdarahan, dan divertikule tanpa Angiografi perlu dilakukan, mengingat
perdarahan bukan merupakan penyebab insidensi tertinggi terjadinya perdarahan
perdarahan yang baru terjadi. Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah pada pasien
hanya terjadi pada lesi yang menunjukkan dengan usia lebih atau sama dengan 60 tahun,
tanda-tanda perdarahan yang jelas. 1,9,12,13 yang biasanya telah mengidap penyakit
penyerta, diantaranya adalah stroke, penyakit
Colonoscopy tidak dilakukan pada pembuluh darah, insuffisiensi renal. Kondisi
pasien LGIB dengan massive bleeding. ini akan meningkatkan risiko komplikasi dari
Prosedur yang akan dilakukan secara teknis prosedur. Jadi, angiografi dilakukan pada
akan menjadi sangat sulit karena permukaan pasien dengan perdarahan yang sedang
mukosa tidak dapat terlohat dengan jelas. berlangsung dengan tanda-tanda yang jelas.
1,13
Pasien ini juga mengalami ketidakseimbangan
hemodinamik yang dapat menyebabkan risiko
terjadinya hipoksemia dan komplikasi lainnya Technetium 99m-Red Blood Cell
meningkat. Reusitasi juga diperlukan jika Scintigraphy
dilakukan prosedur ini. 1,9,12,13
99m Tc-red blood cell scintigraphy
Jadi, colonoscopy merupakan prosedur merupakan prosedur pencitraan nuklir yang
pilihan pada pasien yang telah mengalami non invasive dengan cara menempelkan sel
perdarahan yang telah dilakukan colonoscopy darah merah pasien dengan isotop techtenium
polypectomy. yang kemudian akan beredar ke dalam
sirkulasi darah. Setiap perdarahan terjadi, sel
polypectomy. 1,9,12,13 darah merah yang telah diberi label akan
ditumpahkan ke dalam lumen colon yang akan
Selective Visceral Angiography menbuat focus isotop yang dapat dicitrakan
dengan whole abdominal scintigraphy.
Mesenteric arteriography telah banyak Perdarahan sebanyak 0.1 ml/min dapat
digunakan dalam evaluasi dan pengobatan terdeteksi oleh metode ini. Gambar dapat
pasien dengan perdarahan gastrointestinal diperoleh pada dua waktu yang berbeda yaitu
bagian bawah. injeksi selektif radiografi pada 2 jam setelah injeksi dan 4-6 jam
kontras ke arteri superior mesenterika atau kemudian atau adanya tanda-tanda terjadinya
inferior mesenterika mengidentifikasi perdarahan berulang. Setelah memenuhi
perdarahan pada pasien perdarahan mulai dari lumen, darah akan bergerak dari kolon kanan
0,5 ml/min atau ke kolon kiri atau bergerak mundur karena
lebih. Penelitian dapat secara akurat adanya kontraksi dari kolon.1,3,12,13
mengidentifikasi pendarahan arteri di 45%
sampai 75% dari pasien jika pasien mengalami Jika perdarahan terjadi pada saat
perdarahan pada saat injeksi kontras.1,13 injeksi dan pencitraan awal, 99m Tc-red blood
cell scans secara akurat dapat mengidentifikasi
Metode ini bukan merupakan pilihan sumber pendarahan di hingga 85% kasus. Jika
pada pasien dengan perdarahan yang terjadi perdarahan tidaksedang berlangsung pada saat
pertama kalo atau perdarahan berulang yang deteksi awal, atau jika terjadi pendarahan
waktunya tidak pasti. Karena 90% dari kasus tertunda, pencitraan untuk mendeteksi isotop
perdarahan berhenti secara spontan, dan dapat lumen tidak akurat. Penelitian ini akurat
hanya 10% yang mengalami perdarahan yang hanya pada 40% sampai 60% dari pasien,
sedikit lebih baik dari rasio 50:50, untuk 80 % kasus. Perdarahan berulang mungkin
mengisolasi pendarahan ke kolon kiri atau terjadi jika terapi tidak dilanjutkan.
kolon kanan. Oleh karena itu, pasien yang Komplikasi yang sering dan serius pada
pernah dilakukan reseksi bedah untuk metode ini adalah iskemi miokard, edema
mencegah perdarahan berulang atau persisten paru, thrombosis mesenterika, dan
harus di periksa dengan memiliki pendarahan hiponatremia. Transarterial vasopressin tidak
dikonfirmasikan dengan baik angiogram boleh digunakan pada pasien dengan penyakit
positif atau kolonoskopi positif. positive arteri koroner atau penyakit vaskular lainnya.
angiogram or a positive colonoscopy.1,3,12,13 Peran utama dari terapi ini adalah untuk
mengehentikan perdarahan sebagai terapi
2.6 Terapi darurat sebelum bedah definitif. Embolisasi
transkateter pendarahan massive dapat juga
2.6.1 Endoskopi dilakukan pada pasien yang tidak mempunyai
cukup biaya untuk menjalani operasi.
Thermal heater probe, Embolisasi dari gelatin spons atau microcoils
elektrokoagulasi, dan sclerotherapy telah dapat menghentikan pendarahan sementra
banyak digunakan. terdapat laporan yang yang disebabkan angiodysplasias dan
menunjukkan bahwa elektrokoagulasi bdapat divertikula. Metode ini juga dapat
berhasil diterapkan untuk pendarahan menyebabkan demam dan dan sepsis yang
divertikula kolon, meskipun terapi ini belum disebabkan oleh kurangnya pasokan darah ke
banyak dianut. Terapi dengan endoscopy ini kolon sehingg aterjadi infark kolon.1,3,12,13
juga dapat memicu perdarahan berulang yang
lebih signifikan. Sebaliknya, angiodysplasias 2.6.3.Pembedahan
dapat segera diobati dengan tindakan
endoskopik. Perdarahan akut dapat dikontrol Indikasi dilakukannya tindakan bedah
dalam hingga 80% dari pasien dengan diantarnya pasien dengan perdarahan yang
perdarahan angiodysplasias, meskipun terus menerus berlangsung dan berulang, tidak
perdarahan berulang juga dapat terjadi hingga sembuh dengan tindakan non operatif.
15%. Terapi endoskopi ini juga sesuai untuk Transfusi lebih dari 6 unit labu transfusi PRC,
pasien dengan perdarahan dari daerah yang perlu transfusi, ketidakseimbangan
telah dilakukan polypectomy. Pendarahan hemodinamik yang persisten merupakan
dapat terjadi pada 1% sampai 2% pasien indikasi colectomy pada perdarahan akut.1,13
setelah polypectomy dan mungkin terjadi
hingga 2 minggu setelah polypectomy dimana Pembedahan emergensi dilakukan
terapi endoskopik dianjurkan.1,3,12,13 pada pasien dengan LGIB sebanyak 10%
kasus, dilakukan pada saat setelah
2.6.2 Angiographic ditemukannya lokasi sumber perdarahan.
Tingkat kejadian perdarahan yang berulang
Angiography dipakai sebagai metode adalah 7% (0-21%) dan tingkat mortalitas
perioperatif, terutama pada pasien-pasien sebesar 10% (0-15%). Pada sebagian besar
dengan risiko gangguan vascular, sementara studi segmental colectomy tidak mempunyai
menunggu terapi bedah definitive. Pada tingkat mortalitas, morbiditas dan perdarahan
metode ini dilakukan katerisasi selektif dari berulang yang tinggi. Segmental colectomy
pembuluh darah mesentrika yang langsung diindikasikan pada pasien dengan perdarahan
menuju ke lokasi sumber perdarahan yang colon persisten dan rekuren. Pasien dengan
akan dilanjutkan dengan pemberian LGIB rekuren juga sebaiknya dilakukan
vasokontriktor intra-arteridengan vasopressin colectomy karena risiko meningkatnya
yang dapat menghentikan perdarahan sekitar
beratnya perdarahan dengan berjalannya 75%. Mortalitas setelah colectomy rata-rata
waktu. 1,3,12,13 adalah kerang dari 5%. 1,13

Jika pasien mengalami Pasien dengan riwayat perdarahan


ketidakseimbangan hemodinamik berulang dengan lokasi sumber perdarahan
pembedahan emergensi ini dilakukan tanpa uji yang tidak diketahui harus dilakukan elective
diagnostic dan lokasi sumber perdarahan mesenteric angiography, upper and lower
ditentukan pada intraoperatif dengan cara endoscopy, Meckel scan, Foto serial saluran
EGD, surgeon-guided enteroscopy, and cerna atas dengan usus halus, and enteroclysis.
colonoscopy. Dengan melihat kondisi dan Pemeriksaan seluruh bagian saluran cerna
peralatan yang ada, dapat dilakukan subtotal diperlukan untuk mendiagnosis lesi yang
colectomy dengan inspeksi distal ileal jarang dan AVM yang tidak terdiagnosis. 1,13
daripada dengan ketiga metode yang telah
disebutkan.13 Jika lokasi sumber perdarahan telah
diketahui dengan mesenteric angiography,
Subtotal colectomy dilakukan jika infuse vasopressin dapat digunakan secara
sumber perdarahan tidak diketahui dengan berkala untuk control perdarahan dan
studi diagnostic perioperatif dan intraoperatif. penstabilan pasien untuk antisipasi apabila
Jika lokasi sumber perdarahan tidak dapat harus dilakukan segmental colectomy semi
didiagnosis dengan endoscopy intraoperatif urgent. Embolisasi mesenteric selektif
dan dengan pemeriksaan dan jika terdapat digunakan pada pasien dengan risiko tinggi
bukti perdarahan berasal dari kolon, subtotal apabila dilakukan operasi, dan perhatikan
colectomy dilakukan dengan anastomosis iskemi dan perforasi. Subtotal colectomy
iloerectal. Subtotal colectomy adalah pilihan dengan ileoprostostomy dilakukan pada pasien
yang tepat karena berhubungan dengan tingkat dengan perdarahan berulang dengan lokasi
perdarahan berulang yang rendah dan tingkat sumber perdarahan tidak diketahui, dan pada
morbiditas (32%) dan tingkat mortalitas pasien dengan perdarahan yang berasal dari
(19%).1,3,12,13 kedua bagian colon13.

Hemicolectomy lebih baik dilakukan Tidak ada kontraindikasi terhadap


daripada blind subtotal abdominal colectomy, pembedahan pada pasien dengan
apabila bertujuan untuk mengetahui lokasi hemodinamik yang tidak stabil dan perdarahan
sumber perdarahan. Saat lokasi sumber yang berlangsung terus menerus. Pembedahan
perdarahan diketahui, operasi dengan positive juga diperintahkan walaupun pada pasien yang
99m Tc-red blood cell scan. juga dapat membutuhkan 5 unit labu transfuse atau lebih
menyebabkan perdarahan berulang pada lebih pada 24 jam dan penentuan lokasi sumber
dari 35% pasien.Blind total abdominal perdarahan secara perioperatif tidak akurat.
colectomy tidak dianjurkan karena memiliki embedahan juga perlu dilakukan pada pasien
perdarahan berulang 75% tingkat morbiditas dengan perdarahan berulang selama dirawat di
83%, tingkat mortalitas 60%. Sekali lokasi rumah sakit. 13
sumber perdarahan diketahui, lakukan
segmental colectomy.1,3,13 Preoperatif

Diare setelah total abdominal Perdarahan Saluran cerna bawah akut


colectomy juga dapat terjadi pada pasien merupakan masalah kesehatan yang serius
dengan dengan usia yang lebih tua. Jenis yang berhubungan dengan tingkat morbiditas
operasi ini hanya dilakukan pada pasien dan mortalitas yang tinggi. Tingkat mortalitas
dengan tingkat perdarahan berulang sebanyak adalah sebesar 10-20% dan tergantung pada
usia (> 60 tahun), penyakit multiorgan, Komplikasi dini postoperative yang
kebutuhan transfuse (> 5 labu), perlu paling sering adalah perdarahan intraabdomina
dilakukan operasi, dan stress (pembedahan, dananastomose, ileus, obstruksi usus halus
trauma, sepsis)13 mekanik, sepsis intraabdominal, peritonitis
local dan diffuse, infeksi luka operasi,
Tiga aspek utama yang berperan dalam Clostridium difficile colitis, pneumonia,
penanganan LGIB adalah perawatan initial retensi urin, infeksi saluran kemih, deep vein
syok, mecari lokasi sumber perdarahan, dan thrombosis, dan emboli paru. Sedangkan
rencana intervensi. Pasang NGT pada semua komplikasi lanjut biasanya muncul lebih dari 1
pasien, aspirasi cairan yang jernih tanpa cairan minggu setelah operasi, yaitu sriktur
empedu menyingkirkan perdarahan yang anastomosis, hernia insisional, dan
berasal dari proximal Ligamentum Treitz. 13
incontinens.
Setelah resusitasi inisial, sumber perdarahan
dapat dicari dengan cara angiogram, 2.7 Prognosis
perdarahan dapat terkontrol sementara dengan
embolisasi angiographic atau infuse Identifikasi letak pendarahan adalah
vasopressin. Segmental colectomy dilakukan langkah awal yang paling penting dalam
12-24 jam kemudian.13 pengobatan. Setelah letak perdarahan
terlokalisir, pilihan pengobatan dibuat secara
Intraoperatif langsung dan kuratif. Meskipun metode
diagnostik untuk menentukan letak perdarahan
Intervensi pembedahan yang yang tepat telah sangat meningkat dalam 3
diperlukan memiliki persentase yang kecil dekade terakhir, 10-20% dari pasien dengan
pada kasus LGIB. Pilihan dilakukanyya perdarahan saluran cerna bagian bawah tidak
tindakan bedah tergantung dari sumber dapat dibuktikan sumber pendarahannya. Oleh
perdarahan yang telah diidentifikasi pada saat karena itu, masalah yang kompleks ini
preoperative sebelumnya.setelah itu baru dapat membutuhkan evaluasi yang sistematis dan
dilakukan segmental colectomy. 13 teratur untuk mengurangi persentase kasus
perdarahan saluran cerna yang tidak
Jika sumber perdarahan tidak terdiagnosis dan tidak terobati.1,12
diketahui, dilakuakan endoscopy saluran cerna
bagian atas. Jika tidak berhasil lakukan
intraoperative pan-intestinal endoscopy dan
jika gagal, lakukan subtotal colectomy dengan
end ileostomy DAFTAR PUSTAKA

Postoperatif 1)
Barbara LB, Douglas JT. Acute
Gastrointestinal Hemorrhage. In:Courtney
Hipotensi dan syok biasanya terjadi
MT et al, editor. Sabiston textbook of
akibat kehilangan darah, tetapi tergantung dari
surgery 17ed. Pennsylvania: Elsevier
tingkat perdarahan dan respon pasien. Syok
Saunders; 2004. p. 1256-1261
dapat mempresipitasi infark miokard, kelainan 2)
F. Charles B.Small intestine. In : Stanley
cerecrovaskular, gagal ginjal dan gagal hati.
WA. E book Schwartzs principles of
Azotemia biasanya muncul pada pasien
Surgery 8 ed. New York : Mc Graw Hill.
dengan perdarahan saluran cerna.13
2004.
3)
F. Charles B.Colon, Rectum, and anus. In :
Komplikasi pembedahan
Kelli MB. E book Schwartzs principles of
Surgery 8 ed. New York : Mc Graw Hill. http://emedicine.medscape.com/article/8020
2004. 64 Accessed in : April 21st, 2010
4) 15)
F. Charles B.The Appendix. In : David HB. Anynomous. Rectal Bleeding. Emedicine
E book Schwartzs principles of Surgery 8 ed. Health.2010. Available from :
New York : Mc Graw Hill. 2004. http://www.emedicinehealth.com/rectal_ble
5)
Michael JZ, Stanley WA. Diverticulosis eding/article_em.htm#Rectal%20Bleeding
Disease of the Colon. E book Maingots %20Overview Accessed in : April 21st, 2010
abdominal surgery 11th ed. New York : 16)
Anynomous. Gastrointestinal Bleeding.
McGraw Hill. 2007 Emedicine Health.2010. Available from :
6)
Michael JZ, Stanley WA. Crohns Disease. E http://www.emedicinehealth.com/gastrointe
book Maingots abdominal surgery 11th ed. stinal_bleeding Accessed in : April 21st,
New York : McGraw Hill. 2007 2010
7) 17)
Michael JZ, Stanley WA.Ulcerative Colitis. Rome J, J Thomas L, Anne CT. Etiology of
E book Maingots abdominal surgery 11th ed. lower gastrointestinal bleeding in adults.
New York : McGraw Hill. 2007 2010. Available from :
8)
Michael JZ, Stanley WA. Tumors of the http://www.utdol.com/patients/content/topic
Small Intestine. E book Maingots .do?topicKey=~hakksDf4t24eq Accessed
abdominal surgery 11th ed. New York : in : April 21st, 2010
18)
McGraw Hill. 2007 Bounds BC, Friedman LS. Lower
9)
Michael JZ, Stanley WA. Tumors of the gastrointestinal bleeding. Gastroenterol Clin
Colon. E book Maingots abdominal surgery North Am. 2003 Dec;32(4):1107-25.
11th ed. New York : McGraw Hill. 2007 19)
Irfan A. Penanganan Kasus
10)
Michael JZ, Stanley WA. Benign Disorders Kegawatdaruratan dalam Penyakit
of the Anorectum (Pelvic Floor, Fissures, Lambung dan Pencernaan.. National
Hemorrhoids, and Fistulas). E book Cardivascular Center Harapan Kita.2007.
Maingots abdominal surgery 11th ed. New Available from :
York : McGraw Hill. 2007 http://www.pjnhk.go.id/index.php?option
=com_content&task=view&id=192&Item
id=31 Accessed in : April 22nd, 2010
20)
Haile T. Debas. Small and Large Intestine
In: Gastrointestinal Surgery
Pathophysiology and Management. New
11)
Gavin F. Chico. Lower Gastrointestinal York: Springer-Verlag; 2004. Pg 262
Bleeding. Emedicine. 2009. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/1884 21 Lindenauer PK and Terdiman JP:
78 Accessed in : April 21st, 2010 Acute gastrointestinal bleeding.
12)
Burt C. Lower Gastrointestinal Bleeding, 22 Djumhana A;Hadi S;Abdurachman
Surgical Treatment. 2009. Available from : SA;Wijojo J;Saketi R: Upper GI
http://emedicine.medscape.com/article/1952 bleeding in Hasan
46 Accessed in : April 21st, 2010 23 Sadikin Hospital during 1996 1998 .
13)
Atit R. Gastrointestinal Bleeding, Lower: Analysis of 605 cases. Workshop on
Imaging. Emedicine. 2009. Available from : Therapeuetic
http://emedicine.medscape.com/article/4178 24 Endoscopy .Hong Kong 1998
58 Accessed in : April 21st, 2010 25 Galley HF;Webster NR;Lawler
14)
Renee YH. Pediatrics, Gastrointestinal PGP;Soni N;Singer M:Critical care
Bleeding. Emedicine.2009. Available from : Focus 9 Gut.
26 BMJ.Publishing Group . London.2002
27 Krasner N: Gastrointestinal GANGGUAN PSIKOSOMATIK
bleeding.BMJ Publishing Group.
London 1996 II. DEFINISI
28 Elta GH:Approach to the patient with Gangguan psikosomatik ialah gangguan atau
gross gastrointestinal bleeding in penyakit dengan gejala-gejala yang
Yamada T;Alpers menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya
29 DH;Kaplowitz N;Laine L;Owyang hubungan yang erat antara suatu peristiwa
C;Powell DW eds: Text Book of psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-
Gastroenetrology 4 gejala tersebut. Ada juga yang memberikan
30 edition.Lippincot William & Wilkins. batasan bahwa gangguan psikosomatik
Philadelphia.2003 merupakan suatu kelainan fungsional suatu
31 Rockey DC: Gastrointestinal bleeding alat atau sistem organ yang dapat dinyatakan
in Feldman M;Friedman LS;Sleisenger secara obyektif, misalnya1 adanya spasme,
MH eds: hipo atau hipersekresi, perubahan konduksi
32 Sleisenger & Fordtrans saraf dan lainlain.
Gastrointestinal and Liver Disease 7 Keadaan ini dapat disertai adanya
edition. WB organik/struktural sebagai akibat gangguan
33 Sauders.Philadelphia.2002 fungsional yang sudah berlangsung lama.1
34 Gilbert DA;Silverstein FE: Acute Menurut JC. Heinroth yang dimaksud dengan
upper gastrointestinal bleeding in gangguan psikosomatik ialah adanya
SivaK MV gangguan psikis dan somatik yang menonjol
35 ed :Gastroenetrologic endoscopy.WB dan tumpang tindih. Berdasarkan pengertian
Sauders.Philadelphia. 2000 dan kenyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
36 Work shop perdarahan saluran cerna. yang dimaksud dengan gangguan
Hotel Horison Bandung. April 2002 psikosomatik adalah gangguan atau penyakit
37 http://referensikedokteran.blogspot.co yang ditandai oleh keluhan-keluhan psikis dan
m/2010/07/referat-perdarahan-saluran- somatik yang dapat merupakan kelainan
cerna-bagian.html fungsional suatu organ dengan ataupun tanpa
gejala objektif dan dapat pula bersamaan
dengan kelainan
organik/ struktural yang berkaitan dengan
stressor atau peristiwa psikososial tertentu.1
Gangguan fungsional yang ditemukan
bersamaan dengan gangguan struktural
organis dapat berhubungan sebagai berikut:
Gangguan fungsional yang lama dapat
menyebabkan atau mempengaruhi timbulnya
gangguan struktural seperti asma bronchial,
hipertensi, penyakit jantung koroner, arthritis
rheumatoid dan lain-lain
Gangguan atau kelainan struktural dapat
menyebabkan gangguan psikis dan
menimbulkan gejala-gejala gangguan
fungsional seperti pada pasien penyakit
jantung, penyakit kanker, gagal ginjal dan lain-
lain.
gangguan fungsional dan struktural organik koordinasi antara simpatik dan parasimpatik
berada bersamaan oleh sebab yang berbeda.1 sudah tidak ada lagi dan amfotoni
Dalam kenyataannya, di klinik jarang sekali bila gejala hipertoni simpatik dan parasimpatik
faktor psikis/emosi seperti frustasi, konflik, terjadi silih berganti.1
ketegangan dan sebagainya dikemukakan b. Gangguan Konduksi Impuls Melalui
sebagai keluhan utama oleh pasien. Justru Neurotransmitter
keluhan keluhan fisis yang beraneka ragam Gangguan konduksi ini disebabkan adanya
yang selalu ditonjolkan oleh pasien. Keluhan- kelebihan atau kekurangan neurotransmitter di
keluhan yang dirasakan pasien umumnya presinaps atau adanya gangguan sensitivitas
terletak di bidang penyakit dalam seperti pada reseptor-reseptor postsinaps. Beberapa
keluhan sitem kardiovaskuler, sistem neurotransmitter yang telah diketahui berupa
pernapasan, saluran cerna, saluran urogenital, amin biogenik antara lain noradrenalin,
dan sebagainya. 2 dopamine, dan serotonin.13
Keluhan-keluhan tersebut adalah manifestasi c. Hiperalgesia Alat Viseral
adanya ketidakseimbangan sistem saraf Meyer dan Gebhart (1994) mengemukakan
otonom vegetatif, seperti sakit kepala, pusing, konsep dasar terjadinya gangguan fungsional
serasa mabuk, cenderung untuk pingsan, pada organ visceral yaitu adanya visceral
banyak keringat, jantung berdebar-debar, hyperalgesia. Keadaan ini mengakibatkan
sesak napas, gangguan pada lambung, dan respon reflex yang berlebihan pada beberapa
usus, diare, anoreksia, kaki dan tangan dingin, bagian alat visceral tadi. Konsep ini telah
kesemutan, merasa panas atau dingin seluruh dibuktikan pada kasus-kasus non-cardiac
tubuh dan banyak lagi gejala lainnya.1 chest pain, non-ulcer
dyspepsia dan irritable bowel syndrome.1
III. PATOMEKANISME d. Gangguan Sistem Endokrin/Hormonal
Patofisiologi timbulnya kelainan fisis yang Perubahan-perubahan fisiologi tubuh yang
berhubungan dengan gangguan psikis/emosi disebabkan adanya stress dapat terjadi akibat
belum seluruhnya dapat diterangkan namun gangguan sistem hormonal. Perubahan
sudah terdapat banyak bukti dari hasil tersebut terjadi melalui hypothalamic-
penelitian para ahli yang dapat dijadikan pitutary-adrenal axis (jalur hipotalamus-
pegangan. Gangguan psikis/konflik emosi pituitari-adrenal). Hormone yang berperan
yang menimbulkan gangguan psikosomatik pada jalur ini antara lain: hormon pertumbuhan
ternyata diikuti oleh perubahan-perubahan (growth hormone), prolactin, ACTH,
fisiologis dan biokimia pada tubuh seseorang. katekolamin.1
Perubahan fisiologi ini berkaitan erat dengan e. Perubahan dalam Sistem Imun
adanya gangguan pada sistem saraf autonom Perubahan tingkah laku dan stress selain dapat
vegetatif, sistem endokrin dan sistem imun.1 mengaktifkan sistem endokrin melalui
Patofisiologi gangguan psikosomatik dapat hypothalamus-pituitary axis (HPA) juga dapat
diterangkan melalui beberapa teori sebagai mempengaruhi imunitas seseorang sehingga
berikut: mempermudah timbulnya nfeksi dan penyakit
a. Gangguan Keseimbangan Saraf Autonom neoplastik. Fungsi imun menjadi terganggu
Vegetatif karena sel-sel imunitas merupakan
Pada keadaan ini konflik emosi yang timbul immunotransmitter mengalami berbagai
diteruskan melalui korteks serebri ke sistem perubahan. 1
limbik kemudian hipotalamus dan akhirnya ke Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
sistem saraf autonom vegetatif. Gejala klinis imunitas adalah sebagai
yang timbul dapat berupa hipertoni berikut:
parasimpatik, ataksi vegetatif yaitu bila Kualitas dan kuantitas stress yang timbul
Kamampuan individu dalam mengatasi suatu dioperasi; adiksi terhadap obat-obatan,
stress secara efektif tembakau, dan lain-lain
Kualitas dan kuantitas rangsang imunitas - Faktor psikologik: stress psikologik; keadaan
Lamanya stress jiwa waktu operasi; status dalam keluarga.2
Latar belakang lingkungan sosio-kultural Untuk menentukan gangguan fungsional,
pasien maka anmnesa penting sekali. Bila kita sudah
Faktor pasien sendiri (umur, jenis kelamin, menentukan bahwa penderita itu mempunyai 5
status gizi)14 gangguan fungsional, maka selanjutnya kita
harus menetapkan apakah sebabnya itu
IV. DIAGNOSIS gangguan psikogenik atau non-psikogenik.
Menegakkan diagnosis pasien dengan Apabila kita sudah menduga bahwa hal itu
gangguan psikosomatik tidak berbeda dengan merupakan gangguan psikogenik, sebaiknya
menegakkan diagnosis penyakit lain pada harus dicari juga korelasi antara gejala-gejala
umumnya yaitu dengan cara anamnesis, dan stress psikologik.2
pemeriksaan fisis dan pemeriksaan Lewis memberikan beberapa kriteria untuk
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lain diagnosa gangguan psikomatik:
yang diperlukan. Pada umumnya pasien 1. Gejala-gejala yang didapat mempunyai
dengan gangguan psikosomatik datang ke permulaan, akibat, manifestasi dan jalannya
dokter dengan keluhan somatiknya. Jarang yang sangat mencurigakan akan adanya
sekali keluhan psikis atau konfliknya gangguan psikosomatik
dikeluhkan secara spontan. Keluhan psikis 2. Dengan pemeriksaan fisis dan laboratorium
yang menjadi stressornya baru akan muncul tidak didapati penyakit organik yang dapat
setelah dilakukan anamnesis yang baik dan menyebabkan gejala-gejala (atau sebagian
mendalam. Keluhan somatisnya sangat gejalgejala)
beraneka ragam dan sering berpindah-pindah 3. Adanya suatu stress atau konflik yang
dari satu sistem organ ke organ lain.1 menyukarkan penderita
Gangguan psikosomatik pada orang yang tidak 4. Reaksi penderita terhadap stress ini banyak
stabil, dapat disebabkan bukan saja oleh stress hubungannya dengan gejala-gejala yang
yang luar biasa, tetapi juga oleh kejadian- dikeluhkannya, yaitubahwa gejala-gejala itu
kejadian dan keadaan sehari-hari, umpamanya secara psikosomatik merupakan manifestasi
rumah tangga yang sibuk, terlalu banyak orang badaniah dari konflik atau penyelesaian
di dalam satu rumah, suami atau isteri yang masalah yang tidak memuaskan
tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak 5. Terjadinya stress itu harus mempunyai
mengindahkan keinginan satu sama lain.2 korelasi antara waktu dan timbulnya keluhan,
Untuk itu, penting ditanyakan beberapa bertambah beratnya atau/dan menahunnya
pertanyaan berikut dalam proses anamnesis: penyakit yang ada.2
- Faktor sosial dan ekonomi: kepuasan dalam Tidak semua kriteria harus ada, tetapi apabila
pekerjaan; kesukaran ekonomi; pekerjaan terdapat beberapa kriteria yang sesuai sudah
yang tidak tentu; hubungan dengan keluarga merupakan indikasi kea rah gangguan
dan orang lain; minatnya; pekerjaan yang psikosomatik.1
terburu-buru; kurang terbiasa
- Faktor perkawinan: perselisihan, perceraian, V. JENIS GANGGUAN PSIKOSOMATIK
dan kekecewaan dalam hubungan sexual; Untuk klasifikasi jenis gangguan psikosomatik,
anak-anak yang nakal dan menyusahkan. maka jenis gangguan dibagi menurut organ
- Faktor kesehatan: penyakit-penyakit yang yang paling sering terkena, yaitu gangguan
menahun; pernah masuk rumah sakit; pernah gastrointestinal, gangguan kardiovaskular,
gangguan pernapasan, gangguan endokrin,
gangguan kulit, gangguan muskuloskeletal, Terhadap keluhan-keluhan dispepsia dapat
psikoonkologi. 6 diberikan pengobatan simptomatis seperti
a. Gangguan Gastrointestinal antasida, obat-obat H2 antagonis seperti
1. Dispepsia Fungsional Cimetidin, ranitidine. Obat inhibitor pompa
Merupakan perasaan tidak enak dan sakit pada proton seperti omeprazole, lansoprazole. Yang
daerah epigastrium, sering disebabkan karena tidak kalah pentingnya ialah
kelainan fungsi lambung: melakukan psikoterapi dengan beberapa
sekresi asam lambung yang berlebihan, edukasi dan saran agar dapat mengatasi atau
motilitas dan tonus yang meninggi pada otot- mengurangi stress dan konflik psikososial.3
otot dinding lambung.2 Legarde dan Spiro 2. Konstipasi Psikogenik
(1984) mengatakan bahwa keluhan tidak enak Buang air besar biasanya terjadi setelah timbul
pada perut bagian atas yang bersifat rangsangan di hipotalamus yang diteruskan ke
intermitten sedangkan pada pemeriksaan tidak kolon dan sfingter ani melalui susunan saraf
didapatkan kelainan organis. Gejala-gejala autonom. Pada waktu tertentu kemungkinan
yang sering dikeluhkan pasien berupa rasa rangsangan tersebut tidak timbul. Hal ini dapat
penuh pada ulu hati sesudah makan, kembung, terjadi pada
sering bersendawa, cepat kenyang, anoreksia, seseorang yang sedang murung, kecewa, putus
nausea, vomitus, rasa terbakar pada daerah ulu asa, dan gangguan jiwa lain. Pasien sering
hati dan regurgitasi.3 mempunyai keluhan tidak dapat atau
Peran faktor psikososial pada dispepsia mengalami kesulitan buang air besar. Akibat
fungsional sangat penting karena dapat kelainan tersebut, rangsangan di hipotalamus
menyebabkan hal-hal di bawah ini: ikut menurun sampai tidak ada,
- Menimbulkan perubahan fisiologi saluran sehingga rangsangan di usus besar pun sangat
cerna berkurang. Bila berlangsung terus-menerus
- Perubahan penyesuaian terhadap gejala- akan terjadi atoni kolon dan konstipasi kronik
gejala yang timbul yang selanjutnya disebut konstipasi
- Mempengaruhi karakter dan perjalanan psikogenik. 4
penyakitnya Pengelolaan pasien konstipasi psikogenik
- Mempengaruhi prognosis lebih menitikberatkan pada psikoterapi. Perlu
Rangsangan psikis/emosi sendiri secara pendekatan psikomatik dengan
fisiologi dapat mempengaruhi lambung memperdulikan faktor-faktor psikis sebagai
dengan dua cara: penyebabnya. 4
- Jalur Neurogen: rangsangan konflik emosi 3. Diare Psikogenik
pada korteks serebri mempengaruhi kerja Seseorang yang sedang mengalami
hipotalamus anterior dan selanjutnya ke ketegangan jiwa, sedang emosi, atau sedang
nucleus vagus, dan kemudian ke lambung dalam keadaan stress , hidupnya tidak teratur.
- Jalur Neurohormonal: rangsangan pada Keadaan demikian akan menyebabkan
korteks serebri diteruskan ke hipotalamus terangsangnya hipotalamus terus-menerus
anterior selanjutnya ke hipofisis anterior yang secara tidak teratur. Rangsangan di
mengeluarkan kortikotropin. Hormon ini hipotalamus ini akan diteruskan ke susunan
merangsang korteks adrenal dan kemudian saraf autonom. Susunan saraf yang berulang
menghasilkan hormon adrenal yang kali terangsang ini akan menyebabkan
selanjutnya merangsang produksi asam timbulnya hiperperistaltik kolon, sehingga
lambung.3 bolus makanan terlalu cepat dikeluarkan
Pengobatan melalui pendekatan psikosomatis karena hiperperistaltik tersebut, reabsorpsi air
yaitu dengan memperhatikan aspek-aspek fisik, di kolon8 terganggu, dan timbullah diare. Bila
psikososial, dan lingkungan. 7 terjadi berulang kali, timbul diare kronik.
Keadaan demikian disebut diare psikogenik perubahan suatu reaksi fisiologis yang
kronik. 4 Sifat diare psikogenik pada dihubungkan dengan behavior readiness, oleh
umumnya memperlihatkan sering buang air suatu reaksi neuroviseral; sebagai ganti
besar yang bersifat lembek, hampir tidak aktivitas neuromuscular yang kuat dan
pernah bersifat cair, jarang disertai lender dan volume semenit jantung yang meningkat, serta
darah, dan tidak pernah disertai demam. Diare resistensi pembuluh darah yang meningkat
yang timbul biasanya berlangsung beberapa pula.5
hari, selama masih ada gangguan psikis. 4 Karena sifat etiologi yang multifaktorial,
4. Obesitas kebanyakan pasien membutuhkan terapi
Pada obesitas yang hebat sering didapati faktor kombinasi. Terapi dengan obat seringkali
psikologik. Tidak dapat diterangkan secara perlu diberikan, namun efek samping harus
memuaskan dengan teori: efisiensi otot-otot diperhatikan. Reserpine, misalnya, juga
yang tinggi, respiratory quotient yang mempunyai efek samping depresif.
rendah, specific dynamic action dari Latihan autogen (autogenic training) sebagai
makanan atau penyimpanan yang abnormal latihan rileks pada hakikatnya sangat baik,
oleh orang gemuk itu. 2 namun seringkali menambah rasa takut dan
Faktor psikologik, mulai dari ketegangan yang kegelisahan, karena aktivitas defense yang
ringan smapai dengan suatu nerosa yang hebat menutup-nutupi rasa takut dihilangka,
dapat menyebabkan makan berlebihan. sehingga konflik internal malah dialami lebih
Kadang-kadang orang yang merasa tidak jelas. 5
bahagia mencari kesenangan dalam makanan. 2. Gangguan Irama Jantung
Mungkin bila ia mengalami banyak Mekanisme regulasi jantung mudah bereaksi
kekecewaan dalam pekerjaan atau kehidupan terhadap rangsangan pikis dan penilaiannya
seksual, dalam hal khayalan dan pengalaman
makanan bukan saja daoat merupakan merupakan faktor-faktor yang menentukan
pembelaan atau hiburan, tetapi juga dapat dalam terjadinya penyakit. Faktor-faktor
merupakan substitusi. 2 emosional dapat bekerja dengan
Pengobatan ialah meyakinkan penderita 3 cara:
bahwa berat badan itu perlu diturunkan, a. Afek seperti rasa takut, sedih, gembira atau
mengatur tabiat makanan, diet yang pantas, ketegangan jiwa mempengaruhi fungsi
dan psikoterapi bila terdapat konflik; dapat somatik secara tidak khas.emosi agresif
juga diberikan obat-obat untuk menekan nafsu mempercepat frekuensi jantung. Pengalaman
makan beserta vitamin supaya tidak depresif menekan dan memperlambatnya.
kekurangan bila makan berkurang. 2 b. Bila dalam keadaan normal, jantung
b. Gangguan Kardiovaskular berdenyut teratur, maka persepsi gangguan
1. Hipertensi irama dapat menimbulkan kecemasan atau
Hipertensi oleh banyak peneliti dianggap ketidakseimbangan vegetatif.5
sebagai suatu penyakit yang multifaktorial. 10
Selain faktor psikis yang menstimulasi efek Faktor-faktor psikis berpengaruh pada
simpatikotonik, pengaruh lingkungan sekitar 9 timbulnya gangguan frekuensi denyut dan
dan sosio-kultural juga ikut berperan. Faktor- disaritmia jantung. Pada gangguan frekuensi
faktor psikis stuasional yang menyebabkan jantung, pengaruh fisis, toksik, infeksi dan
kenaikan tekanan darah, merupakan model degenerasi, juga faktor piskis.5
outlet yang aman sebagai reaksi normal Aritmia psikogenik tanpa adanya gangguan
fisiologis. 5 struktural pada umumnya tidak akan
Menurut Groen, mekanisme utama menyebabkan kematian, namun dapat
perkembanghan menjadi hipertensi yaitu memberikan impilkasi yang buruk terhadap
kondisi ppsikis pasien. Maka psikoterapi d. Psikoterapi: membantu menyelesaikan
suportif dan pemberian ansiolitik dapat problem-problem emosional pada pasien,
mencegah perburukan kondisi psikis dan termasuk melakukan terapi pelaku (Cogntive
menghilangkan ritma.5 Behavioral Teraphy)
c. Gangguan Pernapasan e. Karena hiperventilasi sering merupakan
1. Sindrom Hiperventilasi bagian dari serangan panic (panic disorder),
Sindrom hiperventilasi didefinisikan sebagai maka pemberian obat yang tepat adalah
suatu keadaan ventilasi berlebihan yang golongan benzodizepin atau golongan SSRI
menyebabkan perubahan hemodinamik dan (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
kimia sehingga menimbulkan berbagai gejala. 2. Asma Bronkial
Mekanisme yang mendasari hingga terjadi Asma merupakan suatu gangguan karena
sindrom hiperventilasi belim jelas hiperaktivitas yang diikuti bronkokontriksi
diketahui.6 yang reversible serta adanya reaksi inflamasi
Menurut Arautigam (1973) secara psikologis kronik serta kerusakan epitel. Dalam
penyebab yang mencetuskan penyakit ini ialah perkembangannya, pathogenesis asam
perubahan pernapasan, yang ia namakan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor genetik ,
sindrom pernapasan nervous yang biasanya permusuhan, kejengkel(atopi dan
disebabkan oleh faktor emosional/stress psikis. hiperaktivitas bronkus pada keluarga), faktor
Terapat 2 jenis pernapasan yang dapat lingkungan, allergen seperti debu rumah,
ditemukan, yaitu: 6 serbuk sari bunga, virus dan bakteri, polusi
a. Pernapasan yang tidak teratur yang dianggap udara; faktor individu, adanya stressor dan
sebagai pengutaraan rasa takut yang khas. kemampuan untuk mengatasi asma.7
b. Pernapasan yang dangkal yang diselingi Beberapa keadaan yang merupakan stressor
dengan penarikan napas dalam sebagai psikososial, sebagai berikut: 12
pengutaraan situasi pribadi yang bersifat - Pengalaman luar biasa: permulaan masuk
keletihan dan pasrah, yaitu pertanda tujuan sekolah, ujian, pertama masuk kerja,
tidak dapat dicapai kendati sudah diusahakan. menderita penyakit, berpisah dengan orang tua,
Gejala klinis yang dapat ditemukan pada dll
pasien adalah napas sesak, napas pendek, dada - Kejadian-kejadian traumatic:
tertekan, nyeri pada epigastrium, pusing, sakit perkelahian/pertentangan dengan orang tua,
kepala,mulut dan tenggorokan kering, disfagi, permusuhan, kejengkelan dalam kerja.
dan rasa penuh 11 pada lambung.penyebab - Pengalaman yang menyedihkan: kematian
paling sering untuk hiperventilasi ialah emosi orang tua, atau anak, kehilangan harta benda,
rasa takut dan kegelisahan. 6 dan musibah lainnya7
Terapi untuk pasien dengan sindrom Terhadap gejala asma secara fisik diberikan
hiperventilasi: pengobatan standar yang sudah baku sesuai
a. Pasien disuruh bernapas (inspirasi dan dengan tingkat beratnya penyakit
ekspirasi) ke dalam sungkup kantong plastic (bronkodilator, kortikosteroid). Sedangkan
bila didapatkan tanda alkalosis agar PCO2 untuk gangguan psikosomatik seperti adanya
dalam darah naik. anxietas atau depresi secara bersamaan
b. Suntikkan 10 cc larutan kalsium glukonas dilakukan psikoterapi dan psikoedukasi serta
10% intravena mempunyai efek placebo. psiokfarmaka yang sesuai. Pada gangguan
Pasien merasa hangat dan enak, tetapi kadar anxietas yang menyertai atau mencetuskan
ion kalsium tidak akan naik. asma dapat diberikan golongan
c. Belajar bernapas torako-abdominal dengan benzodiazepine seperti alprazolam, klobazam.
menggerakkan diafragma. Bila dijumpai adanya presi, maka dapat
diberikan antidepresan yang aman misalnya Diabetes Melitus adalah suatu kelompok
golongan SRI seperti sertraline, fluoksetin.7 penyakit meabolik yang ditandai dengan
Cara pengobatan psikosomatik yang khusus adanya defek pada sekresi insulin, kerja insulin,
pada asma memang belum ada standar, namun atau keduanya. Hipetglikemia kronik pada
pada umumnya pengobatan meliputi pasien diabetes berhubungan dengan
psikoterapi superfisial, edukasi, instruksi. kerusakan jangka panjang, disfungsi atau
- Psikoterapi individual dan psikoterapi kegagalan berbagai organ seperti mata, ginjal,
kelompok. Mereka diberikan edukasi saraf, jantung, dan pembuluh darah serta
mengenai perjalanan penyakit asma, mempengaruhi kondisi psikis. Gangguan
mekanisme timbul, faktor resiko, pengobatan psikis yang biasa terjadi pada penderita
dan pencegahan. diabetes mellitus adalah depresi. 9
Psikoterapi ini diberikan untuk meningkatkan Depresi terjadi akibat faktor psikologis dan
daya adaptasi dan kemampuan untuk psikososial yang berhubungan dengan
menyelesaikan atau menghilangkan stressor penyakit atau terapinya. Depresi pada diabetes
psikososial yang dialami pasien.2,7 terjadi akibat meningkatnya tekanan pasien
- Instruksi tentang penatalaksanaan mandiri yang dialami 14 dari penyakitnya yang kronik.
dengan monitoring Hubungan ketidakmampuan adaptasi dengan
PEFR (Peak Expiratory Flow Rate) di rumah. gejala depresi ditentukan oleh beberapa faktor,
- Autogrnic training yaitu latihan untuk dapat yaitu:9
bersantai dengan memahami bahwa faktor a. Pandangan terhadap penyakit yang diderita.
psikis dapat menimbulkan reaksi b. Dukungan sosial yang kurang baik
bronkospasme. 13 c. Coping strategy, mencegah pikiran untuk
- Cara sugestif yaitu mengalihkan atau lari dari kenyataan dan adaptasi psikologis
mencurahkan perhatian diri sendiri kepada hal- menjadi lebih baik sehingga mengurangi
hal yang bermanfaat. kemungkinan gejala depresi.
- Psikoterapi analisis yang sederhana.7 Pengobatan depresi dan diabetes dilakukan
d. Gangguan Endokrin bersama-sama dengan psikoterapi,
1. Kelainan Tiroid psikoedukasi, psikofarmaka secara serentak.
Pasien tirotoksikosis umumnya datang dengan Cognitive Behavioral Theraphy (CBT) sangat
keluhan yang dianggap bersifat psiksi belaka. bermanfaat diberikan pada pasien depresi
Misalnya rasa cemas, mudah marah, paranoid, dengan diabetes mellitus dan dikombinasikan
rasa seperti leher tercekik atau terikat, rasa dengan edukasi diabetes. Teknik CBT tersebut
takut tanpa sebab yang jelas, insomnia dengan adalah:9
mimpi buruk, dan gugup. a. Merubah perilaku dengan mengembalikan
Keluhan ini sering diikuti dengan aktuvitas fisik dan kehidupan sosial yang
hiperaktivitas saraf otonom seperti keringat menyenangkan pasien.
banyak, mulut kering, pupil lebar, kulit pucat, b. Upaya pemecahan masalah atau stress yang
nadi cepat, dan sebagainya.8 dihadapi.
Pengobatan ialah usaha untuk mengendalikan c. Teknik kognitif dengan mengidentifikasi
metabolism dengan obat-obat dan bila perlu adanya maldaptasi dan menggantinya dengan
dioperasi. Transquilaizer dapat sangat pandangan yang akurat, adaptif dan akurat.
membantu. Psikoterapi perlu, terutama pada Beberapa golongan obat antidepresan yang
penderita dengan konflik yang mendalam dan biasa diberikan untuk penderita diabetes
yang tidak dapat melitus adalah golongan SSRI (Selective
menyesuaikan diri.2 Serotonin Reuptake Inhibitor) dapat
2. Diabetes Melitus mengurangi resistensi insulin sehingga gula
darah dapat lebih terkontrol. Beberapa
golongan obat SSRI seperti fluoksetin Irritable bladder, yang bukan disebabkan oleh
memiliki efek menurunkan berat kelainan organik terutama pada wanita hingga
badansehingga baik diberikan pada penderita klimakterium, jarang pada pria. Secara
diabetes yang gemuk. Efek samping yang psikofisiologis yang mendasari terjadinya
perlu diperhatikan adalah kemungkinan irritable bladder ialah sensibilitas fungsi
terjadinya hipoglikemia, disfungsi seksual dan kandung kemih yang berlebihan atau ambang
pasien yang disertai gangguan ginjal.9 16 rangsang yang rendah yang bersifat
15 psikovegetatif, yang dapat
e. Gangguan Muskuloskeletal ditemukan dengan pengukuran tegangan
Arthritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi intravesikal. Dengan demikian perubahan-
kronik dengan pathogenesis autoimun dan perubahan pengisian kandung kemih yang
etiologi yang multikompleks. Berbagai faktor berlebihan. Secara psikodinamik hal ini dapat
yang dapat berperan penting seperti terjadi pada situasi konflik seksual, rasa malu
immunogenetik, kelamin, umur dan stress. dan takut pada percobaan koitus, rasa segan
Hubungan stress dengan AR masih belum jelas, terhadap pasangan.11
meskipun pada berbagai penelitian terdapat Beberapa contoh lain gangguan psikosomatik
perkembangan bahwa faktor stressor saluran kemih:
lingkungan, psikologis, dan biologis menjadi - Fobia mengenai buang air kecil yang tak
faktor predisposisi.10 diinginkan
Sebelum timbulnya penyakit AR, pasien - Polakisuria tanpa ada kelainan organ
menunjukkan ciri-ciri psikodinaik dan - Retensio urin tidak organik yang sepintas lalu
kepribadian yang khas, yaitu: atau residivans
- Ketelitian yang berlebihan, perfeksionisme, - Bercampur aduknya fungsi berkemih dengan
kepatuhan, dengan kecenderungan menekan fungsi seksual11
semua dorongan agresi dan permusuhan. VI. PENATALAKSANAAN
- Ciri mesokistis-depresif dengan tendensi Di Amerika Serikat 1/3 penderita yang datang
pengorbanan diri, sifat menolong yang berobat pada dokter umum tidak mempunyai
berlebihan, bermoral tinggi dan cenderung gangguan organik, 1/3 yang lain mempunyai
depresif. gangguan organik tetapi keluhannya
- Kebutuhan aktivitas badaniah seperti berlebihan.2 Dengan kesabaran dan simpati
olahraga, kerja di rumah dan berkebun sebagai banyak penderita dengan gangguan
penyaluran agresi.2,10 psikosomatik dapat ditolong. Kita dapat
Kepribadian, stressor psikologis, ancaman menerangkan kepada penderita
terserang AR, kemampuan menanggulangi tidak dapat sesuatu dalam tubuhnya yang rusak
nyeri dan menanggulagi ketidakmampuan atau yang kurang, tidak terdapat infeksi dan
serta dukungan sosial telah terbukti kanker, hanya anggota tubuhnya bekerja tidak
berhubungan dengan derajat nyeri, disabilitas teratur. Untuk menerangkan bagaimana emosi
dn aktivitas penyakit AR. Faktor psikososial dapat mengganggu tubuh dapat diambil contoh
seperti stress psikologis, penyesuaian, depresi, sehari-hari seperti orang yang malu mukanya
keyakinan dalam kemampuan menanggulangi akan menjadi merah, orang yang takut menjadi
penyakit dan dukungan sosial berperan pada bergemetar dan pucat. Dapat dipakai
keadaan perumpamaan menurut pendidikan
sakit dengan mempengaruhi pelepasan dan pengetahuan penderita.2
hormone stress, yang selanjutnya berpengaruh Setelah dibuat diagnosis gangguan
pada mekanisme dalam tubuh termasuk psikosomatis, terdapat 3 fase terapi
kerentanan dan kekambuhan penyakit AR.10 yaitu: 2
f. Gangguan Urologi
Fase 1 : ialah fase pemeriksaan dan pemberian dan dalam suasana penuh kepercayaaan dan
ketenangan, penderita dan dokter bersama- pengertian.
sama berusaha dan saling membantu melalui Dokter menjelaskan saja agar pembicaraan
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang berjalan dengan baik, tidak terlalu
teliti dan tes laboratorium bila perlu. menyimpang dari pokok pembicaraan.
Diusahakan membuktikan bahwa tidak Terdapat 3 golongan senyawa psikofarmaka2
terdapat penyakit organik dan dijelaskan 1. Obat tidur (hipnotik)
kepada penderita tentang mekanisme Diberikan dalam jangka waktu pendek 2-4
fisiologik serta keterangan 17 tentang gejala- minggu. Obat yang dianjurkan adalah senyawa
gejala. Berikan kesempatan kepada penderita benzodiazepine berkhasiat pendek seperti 18
untuk bertanya. nitrazepam, flurazepam, dan triazolam. Pada
Fase 2 : merupakan fase pendidikan, fase ini insomnia dengan kegelisahan dapat diberikan
dokter lebih banyak bicara. Untuk memberi senyawa fenotiazin seperti tioridazin,
keterangan tentang keluhan, meyakinkan serta prometazin.2,12
menenangkan pasien, dapat dikatakan antara 2. Obat penenang minor dan mayor
lain : Obat penenang minor
Bahwa gejala-gejalanya benar ada, dapat Diazepam merupakan obat yang efektif yang
dimengerti kalau ia mengeluh dan menderita dapat digunakan pada anxietas,agitasi, spasme
Bahwa gejala-gejalanya sering terdapat juga otot, delirium, epilepsi. Benzodiazepine hanya
pada orang lain yang sudah kita obati diberikan pada anxietas hebat maksimal 2
Bahwa tidak ada kanker atau penyakit bulan sebelum dicoba dihentikan secara
berbahaya lain perlahan (tapering off) untuk menghindari
Bahwa gejala-gejala itu timbul karena toleransi dan adiksi.2,12
ketegangan sehari-hari dan gangguan Obat penenang mayor
emosional Yang paling sering digunakan adalah senyawa
Bahwa gejala itu tidak akan segera hilang, fenotiazin dan butirofenon seperti
diperlukan beberapa waktu, tetapi akan hilang clorpromazin, tioridazin dan haloperidol.
atau berkurang bila diobati dengan baik Diberikan hanya pada kasus gejala agitasi ,
Bahwa kita semua mengalami ketegangan, kegelisahan yang berlebihan, agresi dan
kekecewaan, godaan dan kecemasan kegaduhan.2,12
Bahwa kelelahan fisik atau jiwa dapat 3. Antidepresan
mengurangi daya tahan tubuh sehingga timbul Yang biasa digunakan adalah senyawa trisiklik
gejala dan tetrasiklik seperti amitriptilin, imipramin,
Bahwa kita apabila terlalu terburu-buru akan mianserin dan maprotilin yang dimulai dengan
timbul ketegangan jiwa dosis kecil yang kemudian ditingkatkan. Saat
Bahwa tubuh kita bereaksi terhadap ini, golongan trisiklik sudah jarang digunakan
ketegangan yang terlalu berat. Sering gejala karena efek samping yang banyak akibat kerja
merupakan pekerjaan alat tubuh yang bekerja anti kolinergiknya. Antidepresan baru dengan
berlebihan efek samping yang minimal adalah golongan:
Bahwa ini akan lebih baik bila pasien - SSRI (Selective Serotonin Reuptake
mengerti akan penyebab gejala. Inhibitor): sertalin, paroksetin, fluoksetin,
Fase 3 : ialah fase keinsafan intelektual dan fluvoksamin
emosional. Pada fase ini pasien yang lebih - SSRE (Selective Serotonin Reuptake
banyak bicara. Terjadi pengakuan, katarsis dan Enhancer): Tianeptin
wawancara psikiatrik. Hal ini harus berjalan - SNRI (Serotonin Nor Epinephrin Reuptake
sangat pribadi, rahasia, tanpa sering terganggu Inhibitor): Venlafaksin
- RIMA (Reversible Inhibitory Monoamine jilid II FK UI. Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI.
Oxidose type A): Moklobemid 2006. p906
- NaSSA (Nor-adrenalin ang Serotonin Anti 5. Hadi, Sujeno. Psikosomatik Pada Saluran Cerna
Depressant): Mitrazapin Bagian Bawah. Dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta:
- Atipik: Trazodon, Nefazodon12
Pusat Penerbitan FKUI.
19
2006. p907-9
VII. KESIMPULAN 6. Halim, S. Budi, dkk. Aspek Psikosomatik
Gangguan psikosomatik merupakan Hipertensi. Dalam Buku Ajar Ilmu
gangguan yang melibatkan antara pikiran dan Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
tubuh. Hal ini berarti bahwa adanya faktor Penerbitan FKUI. 2006. p913-4
psikologis yang mempengaruhi kondisi medis. 7. Putranto, Rudi. Mudjaddid, E. shatri, Hamzah.
Komponen emosional memainkan peranan Sindrom Hiperventilasi. Dalam
penting pada gangguan psikosomatik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI.
Manifestasi penyakit fisik juga sering Jakarta: Pusat Penerbitan
diturunkan dan kepribadian seseorang. FKUI. 2006. p920-1
8. Mudjaddid, E. Aspek Psikosomatik pada Asma
Gangguan psikosomatik dapat rnelibatkan
Brokhial. Dalam Buku Ajar
berbagai sistem organ di dalam tubuh sehingga
Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
memerlukan penanganan secara terintegrasi Penerbitan FKUI. 2006.
dari ahli medis dan ahli psikiatri. p922-3
Pengobatan gangguan psikosomatik dari 9. Djokomoeljanto, R. Psikosomatik Pada
sudut pandang psikiatrik adalah tugas yang Kelainan Tirod. Dalam Buku Ajar
sulit. Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
Tujuan terapi haruslah mengerti motivasi dan Penerbitan FKUI. 2006.
mekanisme gangguan fungsi dan untuk p937-8
membantu pasien mengerti sifat penyakitnya. 10. Mudjaddid, E. Putranto, Rudi. Aspek
Tilikan tersebut harus menghasilkan pola Pikosomatik Pasien Diabetes Melitus.
Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK
perilaku yang berubah dan lebih sehat.
UI. Jakarta: Pusat
20
Penerbitan FKUI. 2006. p939-40
21
DAFTAR PUSTAKA 11. Sukatman, D. Budihalim, S. Putranto, Rudi.
1. Mudjaddid, E. Shatri, Hamzah. Gangguan Gangguan Psikosomatik Pada
Psikosomatik: Gambaran Umum Penyakit Reumatik dan Sistem Muskuloskeletal.
dan Patofisiologinya. Dalam Buku Ajar Ilmu Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid II FK UI. Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI. 2006. p896-8 Penerbitan FKUI. 2006. p924-5
2. Maramis, W.F. Gangguan Psikosomatik. Dalam 12. Budihalim, S. Sukatman, D. Mudjaddid, E.
Catatan Ilmu Kedokteran Gangguan Psikosomatik Saluran
Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. p339- Kemih. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
72 jilid II FK UI. Jakarta: Pusat
3. Elvira, Sylvia D., Hadisukanto, Gitayanti. Faktor Penerbitan FKUI. 2006. p953
Psikologik Yang 13. Mudjaddid, E. Budihalim, S. Sukatman, D.
Mempengaruhi Kondisi Medis (d/h Gangguan Psikofarmaka dan Psikosomatik.
Psikosomatik). Dalam Buku Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK
Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas UI. Jakarta: Pusat
Kedokteran Universitas Penerbitan FKUI. 2006. p901-2
Indonesia.2010.p287-93 22
4. Mudjaddid, E. Dispepsia Fungsional. Dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Anda mungkin juga menyukai