REFERAT
KANDIDIASIS ORAL
Disusun Oleh:
Aditha Fitrina Andiani
112011101017
Dokter Pembimbing :
dr. Ahmad Nuri, Sp. A
dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp. A
dr. Saraswati Dewi, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
dr. Ali Shodikin, Sp.A
REFERAT
KANDIDIASIS ORAL
Disusun Oleh:
Aditha Fitrina Andiani
112011101017
Dokter Pembimbing :
dr. Ahmad Nuri, Sp. A
dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp. A
dr. Saraswati Dewi, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
dr. Ali Shodikin, Sp.A
DAFTAR ISI
Halaman
HALAM SAMPUL................................................................................ 1
DAFTAR ISI ......................................................................................... 2
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 5
2.1 Definisi ............................................................................... 5
2.2 Epidemiologi ...................................................................... 5
2.3 Etiologi ............................................................................... 6
2.4 Faktor Predisposisi ............................................................. 6
2.5 Patofisiologi ....................................................................... 7
2.6 Klasifikasi .......................................................................... 10
2.7 Manifestasi Klinis .............................................................. 15
2.8 Pemeriksaan Penunjang ..................................................... 15
2.9 Penatalaksanaan ................................................................. 16
2.10 Penyulit............................................................................. 16
2.11 Pencegahan ....................................................................... 16
2.12 Diagnosis Banding............................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 19
BAB 1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki kelembaban
tinggi sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai tanaman dan
mikroorganisme dengan baik. Salah satu mikroorganisme yang dapat tumbuh
dengan baik di Indonesia adalah jamur (Siregar,2005). Namun sayangnya, tidak
semua jamur bermanfaat bagi manusia. Terdapat beberapa jenis jamur yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia. Infeksi jamur superfisial yang menyerang
kulit dan selaput mukosa antara lain pityriasis versicolor (panu), pityriasis capitis
(ketombe), dermatophytosis, dan superficial candidosis (kandidiasis).
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur kandida, yang
sebelumnya disebut monilia. Penyebab infeksi oportunistik yang disebut
kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. Salah satu penyakit
yang muncul karena jamur kandida adalah kandidiasis oral. Kandidiasis oral
merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi
putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican
merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama. C. albicans sebenarnya
merupakan flora normal pada manusia, biasanya dijumpai pada kulit, selaput
lendir saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita. Namun
demikian, pada kondisi tertentu, jamur ini dapat berubah menjadi patogen dan
menyebabkan infeksi oral, genital, bahkan infeksi sistemik yang dapat
mengancam jiwa (Siregar, 2005)
Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu
infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan
prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa gejala. Penyakit ini dapat
menyerang semua usia, baik laki-laki dan perempuan. Penyakit candidiasis ini
sangat rentan terhadap orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah
termasuk pada penderita AIDS, steroid berlebihan, kontrasepsi hormone, diabetes,
kanker, depresi, orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang kronis
paling beresiko. Mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka lama dapat
mempercepat pertumbuhan jamur candidia ini. Pada bayi dan anak-anak infeksi
ini bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Oral kandidiasis dapat menyerang siapa saja yang
memiliki oral hygent yang buruk , system imun yang buruk ataupun hal hal lain
yang dapat menyebabkan terjadinya oral kandidiasis (Mourent ,2010).
.
2.3 Etiologi
Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti
Candida
krusei,
Candida
stellatoidea,
Candida
tropicalis,
Candida
ii
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
imunologinya.
terkontrolnya
pertumbuhan
candida
karena
faktor-faktor
Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germtube,
sedang germtube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting
untuk melekat adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein.
Daya lekat juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
imunosupresif,
dan
penderita
dengan
infeksi
HIV.
10
11
Kandida
albikan.
Pasien
yang
menderita
Kandidiasis
ini
akan
Tipe I : tahap awal dengan adanya pin point hiperemi yang terlokalisir
12
Tipe II : tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi
tiruan
13
3.Keilitis Angularis
Keilitis angularis merupakan infeksi Kandida albikan pada sudut
mulut, dapat bilateral maupun unilateral. Sudut mulut yang terkena infeksi
tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa sakit ketika membuka mulut.
Keilitis angularis ini dapat terjadi pada penderita defisiensi vitamin B12
dan anemia defisiensi besi.
14
Keilitis Angularis
Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit
dihilangkan.
Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir
memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan
kemudian berdarah.
10
11
15
12
Tidak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan
ASI, dan gelisah terus.
13
Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia
akan rewel.
2.9 Penatalaksanaan
Pengobatan antijamur topikal untuk oral Kandidiasis meliputi penggunaan
nistatin oral pastilles atau clotrimazole troches, dosis kedua obat topikal antijamur
ini yaitu 10 mg dikulum di dalam mulut 2-5 kali sehari. Pada bayi dan balita,
diobati dengan mengoleskan daerah terinfeksi dengan nistatin/gentian violet atau
suspensi nistatin (100.000 U/ml) 1-2 ml empat kali sehari (Ilmu penyakit kulit dan
kelamin, 2006). Untuk kandidiasis yang lebih berat (kandidiasis esofageal ) yang
dapat menyebar sampai keluar rongga mulut, terapi supresif anti jamur meliputi
ketokonazole sistemik (10 mg/kg/hari), amphotericin B, atau fluconazole 1 kali
sehari. Topikal fluorida harus digunakan jika obat ini diberikan untuk jangka
waktu yang panjang (Gelbier 2000).
2.10 Penyulit
1
Jika dibiarkan dan tidak di obati akan tertelan dan masuk keusus,maka akan
menimbulkan difteri dan lebih parahnya akan infeksi usus (Bagian ilmu
penyakit kulit & kelamin, 2009) .
2.11 Pencegahan
16
Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah
minum susu.
to
slate
surface), diffuse, dan filmy (seperti lapisan film), dengan banyak lipatanlipatan
permukaan
yang
diakibatkan
mengkerutnya
mukosa.Lesi
leukoedema
Prevalensinya lebih banyak pada ras African (50% anak kulit hitam,
90% dewasa kulit hitam), pada ras Caucasia hanya 50%.
17
epitel parakeratosis,
adanya
edema
Leukoedema
18
Inc, Hamilton
Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. 2006.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI :
Jakarta.
Mourent Miftahul Laila. Kandidiasis Oral Pada Penderita Leukemia Akut Yang
Menjalani Kemoterapi Di Rsup H Adam Malik Medan (Laporan Kasus).
FKG Universitas Sumatera Utara. 2010.
19
R.A. Cawson, Oral Patology and Oral Medicine. 2008. Churchill Livingstone.
Immunodeficiencies and HIV disease. page 350-507
Repentigny L, Lewandowski D, Jolicouer P. Imunopathogenesis of oropharyngeal
candidiasis in human immunodeficiency virus Infection. Clin Microbiol
rev. 2004;17:729-59.
Siregar,R.S. 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC