1. (silvi) mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pathogenesis infeksi jamur dan
manifestasi penyakit infeksi jamur.
2.(tara) mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur dan marfologi dari jamur.
3. (yolla) mahasiswa mampu memehami dan menjelaskan marfologi, jenis dan sifat dari candida
albicans pada skenario .
4. (miftahul) mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat al-quran dan hadist yang berkaitan
dengan skenario.
1. (yustika)
1. Oral thrush
Oral thrush adalah infeksi jamur pada mulut yang disebabkan oleh jamur
ada pasien dengan imunosupresi. Kandidiasis pseudomembran memiliki presentasi dengan plak putih
yang multipel yang dapat dibersihkan. Plak putih tersebut merupakan kumpulan dari hifa. Mukosa dapat
terlihat eritema. Ketika gejala-gejala ringan pada jenis kandidiasis ini pasien akan mengeluhkan adanya
sensasi seperti tersengat ringan atau kegagalan dalam pengecapan.
2. Kandidiasis Atrofik
Kandidiasis atrofik ditandai dengan adanya kemerahan difus, sering dengan mukosa yang relatif kering.
Area kemerahan biasanya terdapat pada mukosa yang berada dibawah pemakaian seperti gigi palsu.
3. Kandidiasis Hiperplastik
Kandidiasis hiperplastik dikenal juga dengan leukoplakia kandida. Kandidiasis hiperplastik ditandai
dengan adanya plak putih yang tidak dapat dibersihkan. Lesi harus disembuhkan dengan terapi
antifungal secara rutin.
1) Tahap Akuisisi
SAMBUNGAN : faktor predisposisi. Apabila penghilangan lebih kecil dibanding akuisisi maka Candida
Albicans akan melekat dan bereplikasi, hal ini merupakan awal terjadinya infeksi. Beberapa faktor
predisposisi seperti pemakaian gigi palsu, khususnya jika mengakibatkan rasa sakit dan diiringi kondisi
rongga mulut yang tidak bersih, dapat menjadi substrat bagi pertumbuhan Candida albicans.
(silvi) Patogenesis
Candida tidak membentuk simpai dan tidak berpigmen, serta pada
umumnya tidak membentuk akospora. Candida mudah hidup pada umumnya
dengan variasi pH yang luas. Spesies Candida dapat dibedakan berdasarkan
kemampuannya berfermentasi dan berasimilasi terhadap larutan glukosa, maltosa,
galaktosa dan laktosa. Sama seperti bakteri, faktor virulensi jamur dapat dibagi dalam dua
katagori: faktor virulensi yang memacu kolonisasi jamur pada host; dan faktor
virulensi yang menyebabkan kerusakan host.
(fahrul) Kandidiasis termasuk infeksi jamur superfisial yang menyerang jaringan berkeratin (rambut,
kuku, stratum korneum), yang disebabkan oleh jamur genus kandida. Kandida merupakan organisme
oportunistik yang dapat menjadi patogen pada kulit, kuku, dan mukosa (Jain, 2012).
Candida albicans merupakan penyebab tersering dari kandidiasis. Candida albicans sering ditemukan
sebagai jamur saprofit dan berkoloni di membran mukosa pada hewan berdarah panas. Pada sekitar
50% dari individu normal, terdapat kolonisasi di orofaring. Selain itu, Candida albicans merupakan
organisme komensal pada mukosa vagina pada 20 - 25% dari wanita sehat yang tidak memiliki gejala.
Jamur ini jarang diisolasi dari kulit normal kecuali pada area intertriginosa yang kadang-kadang dapat
ditemukan kolonisasi kandida (Fidel, et al., 1996).
Faktor predisposisi yang berpengaruh pada infeksi kandida meliputi kondisi kulit lokal, status nutrisi,
perubahan status fisiologi, penyakit sistemik, dan penyebab iatrogenik.
1)Faktor predisposisi mekanik : trauma, sumbatan lokal, kelembaban, dan atau maserasi, pemakaian gigi
palsu, sumbatan pakaian, dan obesitas.
2) Faktor predisposisi nutrisi : avitaminosis, defisiensi besi, malnutrisi.
3) Faktro predisposisi perubahan status fisiologis : umur yang berkaitan dengan status imunologis,
kehamilan dan menstruasi pada wanita.
4)Faktor predisposisi penyakit sistemik : sindrom down, acrodermatitis enteropathica, penyakit endokrin
(diabetes melitus, penyakit chusing, hipoadrenalism, hipotiroidism, hipoparatiroidism), uremia,
keganansan, dan kondisi imunodefisiensi.
5) Faktor predisposisi iatrogenik : penggunaan kateter dan jalur intravena, irradiasi-X, obat-obatan
(glukokortikoid, agen imunosupresif lain, antibiotik, kontrasepsi oral) (Klenk, et al., 2003).
Faktor penting lainnya adalah perbedaan virulensi di antara spesies kandida (Janik, et al., 2008). Faktor
lain yang mempengaruhi terjadinya kandidiasis adalah pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu aktifitas yang
dilakukan setiap hari dan biasa menyebabkan kelelahan, sehingga menyebabkan daya tubuh menurun
dan muncul gejala kandidiasis.
Kandidiasis Mukokutaneus
Kandidiasis orofaringeal merupakan IO tersering pada penderita HIV. disebabkan oleh Candida albicans.
Kandidiasis orofaringeal bermanifestasi sebagai plak atau patch berwarna
putih seperti krim yang dapat dikerok dengan punggung skalpel dan
menampakkan jaringan mukosa berwarna merah cerah di bawahnya. Manifestasi
ini disebut sebagai pseudomembran dan paling sering didapatkan pada palatum
durum, mukosa gusi atau bukal serta permukaan dorsal lidah.
(fathinah) 1.Glositis Rhomboid Median
Merupakan bentuk lanjutan atau varian kandidiasis hiperplastik kronis. Pada bagian tengah permukaan
dorsal lidah terjadi atrofi papilla
(ulima)
kemampuan C. albicans
untuk menginfeksi beragam relung inang didukung oleh berbagai faktor virulensi dan atribut kebugaran.
sejumlah
manifestasi penyakit lain dari jamur candida albicans ialah kandidiasis vagina.
Pada Kandidiasis vagina terjadiinfeksi jamur Kandida pada dinding vaginayang disebabkan oleh genus
Kandida.1Beberapa spesies Kandida yang dikenalbanyak menimbulkan penyakit baik
padamanusia maupun hewan adalah Candidaalbicans yang merupakan fungi oportunistikpenyebab
sariawan, lesi pada kulit,vulvavaginistis, kandida pada
urin(kandiduria), gastrointestinal kandidiasisyang dapat menyebabkan gastric ulcer, atau bahkan dapat
menjadi komplikasi kanker.
sumber jurnal:Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Volume 1 Nomor 2, April 2014 128
2. (yustika)
a. Morfologi jamur :
● Khamir atau ragi, yaitu sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong atau memanjang yang berkembang
biak membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah atau berlendir.
● Kapang, yang terdiri atas sel-sel memanjang dan bercabang yang disebut hifa. Anyaman dari
hifa, baik yang multiseluler atau senositik,
● Struktur tubuh jamur(fungi) terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding sel yang
mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin pada kerangka luar
arthropoda sobat. Zat kitin ini tersusun atas polisakarida, sifatnya kuat dan fleksibel.
● Benang - benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.
● Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh buah seperti pada
jamur merang.
● Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel yang disebut septa.
Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dari sel ke sel
lainnya.
● Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan hifa asepta. Hifa ini
merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nucleus yang
disebut dengan hifa senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak disebabkan pembelahan inti sel yang
berulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
● Adapun hifa yang
● Haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan host dan mengabsorbsi
nutrisi dari host.
● Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang fungsinya
menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan dengan miselium generatif. Hifa terbagi tiga :
1. Hifa sejati : bersekat,tumbuh memanjang.
2. Hifa Semu : tak bersekat,pertumbuhan diujung diantara hifa
3. Hifa senositik : tanpa sekat
1. Yeast Like cells, terlihat sebagai kumpulan sel berbentuk bulat atauoval dengan variasi ukuran lebar 2-
8 μm dan panjang 3-4 μm, diameter 1,5-5 μm. Sel-sel tersebut dapat membentuk blastospora.
2. Pseudohypha, karena blastospora tidak lepas dan terus membentuk tunas baru.
3. Chlamydospora, dinding sel bulat dengan diameter 8-12 μm .Chlamydospora terbentuk jika Candida
albicans di kultur pada medium kurang nutrien seperti
Corn meal agar.
B. Pemeriksaan mikroskopik.
C. Adanya Chlamydospora.
Berdasarkan reaksi ikatan antigen antibodi, Candida albicans dikelompokkan ke dalam 2 serotipe, yaitu :
a. Candida albicans serotipe A, mempunyai determinan antigen pada permukaan selnya sehingga
dengan reaksi ikatan antigen antibodi terjadi aglutinasi positif.
b. Candida albicans serotype B, tidak memiliki antigen pada permukaan selnya sehingga dengan adanya
reaksi antigen antibodi tidak terjadi aglutinasi
(fahrul)
Ribosom terdapat bebas dalam sitoplasma, tetapi ada juga yang terikat pada permukaan reticulum
endoplasma atau pada membran nukleus. Dalam riboson terjadi sintesis polipeptida. Ribosom terdapat
dalam matriks mitokondria.
6) Aparatus Golgi
Aparatus golgi mempunyai aneka peran, antara lain memroses dan menyekresi glikoprotein yang akan
menjadi bagian dari dinding sel, menyekresi bahan-bahan ekstraseluler seperti cell coat pada
pembelahan spora dari suatu sitoplasma yang multinukleat, menghasilkan vesikel yang berperan dalam
pertumbuhan dinding sel.
7) Microbodies
Microbodies, antara lain: peroksisom (mengandung katalase); glioksisom (mengandung enzim-enzim
yang terlibat dalam oksidasi asam lemak dan dalam siklus glio-oksalat); hidrogenosom (mengandung
hidrogenase untuk reaksi-reaksi yang anaerob dalam sel); lisosom (mengatur pemecahan komponen-
komponen sel, misalnya pemecahan septum agar inti sel bisa bergerak dari sel yang satu ke sel yang lain
dan pada fungi yang parasitic untuk.
8) Vesikel
Di dalam sel juga terdapat vesikel-vesikel, yaitu struktur- struktur mirip kantung, dalam jumlah besar di
lokasi-lokasi
10
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
pertumbuhan dinding sel, terutama pada hifa apikal. Vesikel tersebut mengosongkan isinya di antara
plasmalema dan dinding sel. Beberapa vesikel mengandung enzim-enzim yang melunakkan dinding sel
yang sudah ada agar kemudian dapat meluas (bertambah), karena ada vesikel-vesikel lain mengandung
bahan-bahan untuk membentuk dinding sel.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5741/4/Chapter%202.pdf.pdf
(fathninah, Morfologi Candida albicans adalah sel ragi bertulang tipis, gram positif, tidak memiliki
kapsul, berbentuk oval hingga bulat dengan ukuran 3 – 4 μm. Candida albicans juga membentuk
pseudohifa ketika tunas-tunasnya terus bertumbuh, tetapi gagal melepaskan diri sehingga menghasilkan
rantai-rantai sel panjang yang bertakik atau menyempit pada lokasi penyekatan di antara sel. Candida
albicans bersifat
Organisme Candida tumbuh dengan mudah dalam botol kultur darah dan pada plate agar. Pada kultur
media, spesies Candida terbentuk halus, berwarna putih krem, dengan koloni berkilau. Banyak spesies
Candida mudah diidentifikasi berdasarkan karakteristik pertumbuhan dan kit komersial yang
mengevaluasi asimilasi karbohidrat dan reaksi fermentasi serta memberikan identifikasi spesies dari
isolat Candida selama 2-4 hari (Dismukes, Pappas and Sobel, 2003).
(sumber poltekes Denpasar)
- Miselium-miselium Fungi dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti pada dinding basah dan
makanan basi. Fungi ini yang sering disebut dengan cendawan (mold). Miselium yang tumbuh pada
media laboratorium umumnya disebut koloni. Koloni ini dapat menunjukan bentuk dan warna karena
pigmentasi dan warna, yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi spesies atau kelompok.
Fungi tidak memiliki tubuh yang terdiferensiasi dengan jelas, sehingga tidak memiliki akar, batang, dan
daun. Tubuh seperti ini disebut dengan talus. Semua bagian dari talus memiliki potensi untuk tumbuh.
Apabila potongan miselium ditempatkan pada kondisi yang tepat untuk tumbuh, miselium ini kemudian
tumbuh menjadi talus baru bahkan jika tidak ada ujung yang tumbuh yang termasuk dalam bagian yang
dipotong.
Apotesium, struktur khusus yang penting dalam reproduksi seksual pada Ascomycetes, berbentuk
seperti mangkok yang memegang lapisan jaringan yang mengandung sel-sel pembawa spora.
(dicky)
- Sumber dari: Buku MIKOLOGI, Ditulis oleh Dr. Hj. Yani Suryani,M.Si, Opik Taupiqurrahman, S.Si.,
M. Biotek, dan Yuni Kulsum, S. Si
Morfologi Jamur
a. Hifa dan Miselium
Jamur terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu thallus yang merupakan filament atau benang
hifa, miselium merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua golongan yaitu yang bersifat unuseluler
dikenal sebagai khamir atau ragi dan yang bersifat multiseluler dikenal sebagai kapang.
b. Dinding Hifa
Dinding Hifa atau dinding sel umumnya terdiri dari
selulose (suatu karbohidrat yang berantai panjang), zat serupa lignin dan beberapa zat organik lainnya.
c. Membran Hifa
Di bawah dinding sel yang kuat terdapat lapisan yang
melindungi isi sel, yaitu membran sel. Komposisi kimia membran sel fungi diduga terdiri dari senyawa-
senyawa sterol, protein (dalam bentuk molekul-molekul yang amorf), serta senyawa-senyawa fosfolipid.
h. Sklerotium
Sklerotium yaitu anyaman padat serupa rizopor, berfungsi untuk melekat.
i. Spora
Spora adalah ujung hifa jamur yang menggelembung
membentuk serupa wadah, sedangkan protoplasmanya menjadi spora, berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan jamur.
PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui udara. PCP menyerang
individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS, atau pada pasien pasca
menjalani transplantasi organ dan obat imunosupresif.
5. Infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Spora jamur tersebut dapat
terhirup secara tidak sengaja, namun tidak menyebabkan infeksi. Hanya saja, individu dengan kekebalan
tubuh lemah berisiko tinggi terinfeksi jamur ini.
6. Kelompok ragi (yeast / khamir), Contoh jamur kelompok ragi (yeast) yaitu Cryptococcus
neoformans. Cryptococcus neoformans adalah ragi berkapsul yang dapat ditemui di seluruh dunia.
Habitat alaminya adalah tanah, khususnya tanah yang tercemar oleh kotoran burung.
(ulima) 3 Khamir
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara
pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada
kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat
beragam ukurannya,berkisar
antara 1-
5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5
-
30 μm atau lebih.
Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas,
namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas
dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada
umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau
organ-organ penggerak lainnya
bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar
antara 1-
5 μm lebarnya dan panjangnya dari
a. Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual
dengan pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan
sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces
carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp). (Coyne 1999)
b. Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur.
Khamir ini mungkin digunakan dalam proses fermentasi,
meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang
menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau
yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur
dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah
anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang
dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air
perasan anggur.
Secara klinis ditemukan 4 macam kandidiasis di dalam rongga mulut yang merupakan infeksi superfisial
yang biasanya disebabkan oleh Candida albicans :
Disebut juga oral thrush, kandidiasis pseudomembran akut adalah suatu infeksi opportunistik yang
disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur Candida albicans superficial. Pseudomembran
tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi, sel radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan
jaringan nekrotik. Kandidiasis pseudomembran akut biasanya dijumpai pada mukosa pipi, lidah dan
palatum lunak. Tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal Secara klinis, plak-plak putih
tersebut tampak dalam
Jenis ini dapat berada pada rongga mulut tetapi sebagian besar berada di atas permukaan dorsal lidah
dan atau palatum. Biasanya terlihat pada pasien yang mengalami perawatan jangka panjang dengan
antibiotik. Rasa sakit pada jenis kandidiasis ini sedikit lebih kuat daripada kandidiasis pseudo membran
akut. Pasien sering mengeluh perasaan terbakar.
Daerah yang terkena tampak khas sebagai lesi eritematosa, simetris, tetapi berbatas tidak teratur pada
permukaan dorsal tengah lidah, sering hilangnya papilla lidah dengan pembentukan pseudomembran
minimal ada pada rasa nyeri.
Pada kandidiasis atrofi kronis sering disertai kheilitis angularis, tidak menunjukkan gejala atau hanya
gejala ringan. Candida albicans lebih sering ditemukan pada permukaan gigi palsu daripada di
permukaan mukosa. Bila ada gejala umumnya pada penderita dengan peradangan granular atau
generalisata, keluhan dapat berupa rasa terbakar, pruritus dan nyeri ringan sampai berat.
Berdasarkan gambaran klinis yang terlihat pada mukosa yang terinflamasi di bawah gigi tiruan rahang
atas, denture stomatitis ini dapat diklasifikasikan atas tiga tipe, yaitu :
1. Tipe I : tahap awal dengan adanya pin point hiperemi yang terlokalisir
2. Tipe II : tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi
tiruan
Gejala bervariasi dan bercak putih yang hampir tidak teraba sampai plak kasar yang melekat erat pada
lidah, palatum atau mukosa bukal. Keluhan umumnya rasa kasar atau pedih di daerah yang terkena.
Tidak seperti kandidiasis pseudomembran, plak disini tidak dapat dikerok. Harus dibedakan dengan
leukoplakia oral oleh sebab lain yang sering dihubungkan dengan rokok dan keganasan. Paling banyak
mengenai pria, umumnya diatas 30 tahun dan perokok
(dicky) Sumber dari: Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 7 No. 2 2010: 113-17. Disusun oleh: Pujiana
Endah Lestari
Jamur Candida albicans merupakan bagian dari flora normal dan dapat bersifat patogen invasif. Infeksi
C. albicans adalah infeksi jamur opportunistik yang paling umum. Infeksi ini dapat bervariasi dari infeksi
membran mukosa superficial sampai penyakit invasif seperti candidiasis hepatosplenic dan candidiasis
sistemik. Infeksi yang berat biasanya dikaitkan dengan keadaan immunocompromised termasuk
keganasan, disfungsi organ, atau terapi imunosupresif. Pasien dengan defisiensi imunitas sel T seperti
infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) juga rentan terhadap infeksi C. albicans yang dikenal
dengan candidiasis oropharingeal. Infeksi C. albicans dapat juga terjadi di rongga mulut yang dikenal
dengan oral candidiasis. Beberapa penemuan diklinis yang berkaitan denngan infeksi C. albicans antara
lain : pseudomembran candidiasis, erythematous candidiasis, candidal
leukoplakia, denture stomatitis, angular cheilitis, median rhomboid glositis dan oral candidiasis yang
terkait HIV. Daerah di rongga mulut yang paling sering terlibat adalah lidah, palatum, dan mukosa bukal.
Jamur C. albicans merupakan mikroorganisme endogen pada rongga mulut, traktus gastrointestinal,
traktus genitalia wanita dan kadang-kadang pada kulit. Mikroskopis ciri-ciri C. albicans adalah yeast
dimorfik yang dapat tmbuh sebagai sel yeast, sel hifa atau pseudohyphae.
(tara)
(fathinah)
MORFOLOGI
SUMBER : Jurnal FKG UNSYIAH “GAMBARAN MORFOLOGI CANDIDA ALBICANS SETELAH TERPAPAR
EKSTRAK SERAI (CYMBOPOGON CITRATUS) PADA BERBAGAI KONSENTRASI” OLEH Afrina ., Abdillah
Imron Nasution, Cut Iryanti Sabila
( https://doi.org/10.24815/cdj.v9i2.9748)
C. albicans merupakan spesies jamur dimorfik yang bisa berubah bentuk sesuai dengan kondisi
lingkungannya. Morfologi C. albicans dipengaruhi oleh media pertumbuhan, suhu, konsentrasi nutrisi,
pH, dan tekanan osmotik. Dua bentuk utama C. albicans adalah bentuk ragi (blastospora) dan miselium
(pseudohifa dan hifa). Sel blastospora memiliki bentuk sferik, oval, atau elips dengan ukuran 3-15 μm.
Bentuk miselium C. albicans terdiri dari pseudohifa dan hifa. Pseudohifa adalah sel blastospora yang
mengalami perubahan di budding atau septal junction. Lebar dan panjang sel pseudohifa bervariasi, bisa
menyerupai hifa atau blastospora yang mengalami elongasi, namun, karakteristik dari pseudohifa adalah
lebar selnya tidak konstan
dengan bagian tengah sel lebih lebar dibandingkan kedua ujung sel, sementara sel hifa memiliki sisi
paralel dengan lebar sel sekitar 2 μm.
(yustika) Candida albicans penyebab kandidiasis yang merupakan infeksi jamur dengan insiden tertinggi
disebabkan oleh infeksi oportunistik. Respons imun cell-mediated terutama sel CD4 penting dalam
mengendalikan kandidiasis (seperti pada kandidiasis), seringkali muncul beberapa bulan sebelum
munculnya infeksi oportunistik yang lebih berat. Candida albicans adalah sel ragi bertulang tipis, gram
positif, tidak memiliki kapsul, bersifat dimorfik, selain ragi dan pseudohifa Candida albicans juga dapat
menghasilkan hifa sejati yang berkembang biak dengan cara memperbanyak diri dengan spora yang
tumbuh dari tunas yang disebut dengan blastospora. Morfologi mikroskopis C. albicans memperlihatkan
pseudohyphae dengan cluster di sekitar blastoconidia bulat bersepta panjang berukuran 3-7 x 3-14 µm.
(silvi)
MORFOLOGI & IDENTIFIKASI
Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong, kecil,berdinding tipis, bertunas, gram
positif, berukuran 2-3 x 4-6 µm, yang memanjangmenyerupai hifa (pseudohifa).
Candida membentuk pseudohifa ketika tunas-tunasterus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghas
ilkan rantai sel-sel yangmemanjang yang terjepit atau tertarik pada septasi-septasi diantara sel. Candida
albicans bersifat dimorfik, selain ragi-ragi dan pseudohifa, ia juga bisa menghasilkanhifa sejati.
Candida berkembang-biak dengan budding.ada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar atau 3
7ºc selama 24 jam, spesies Candida menghasilkan koloni-koloni halus berwarna krem yangmempunyai b
au seperti ragi.Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunaslonjong.
Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri ataspseudohifa yang membentuk blas
tokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadangklamidokonidia pada ujung-ujungnya.Dua tes morfologi
sederhana membedakan C.albicans yang paling patogendari spesies candida lainnya yaitu setelah inkuba
si dalam serum selama sekitar 90menit pada suhu 37ºc, sel-sel ragi C albicans akan mulai membentuk hif
a sejati atautabung benih dan pada media yang kekurangan nutrisi C albicans menghasilkanchlamydospo
ra bulat dan besar. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa,menghasilkan asam dan gas; asam
dari sukrosa; dan tidak bereaksi dengan laktosa.Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-sifat kolo
ni dan morfologi,membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya.
Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri ataspseudohifa yang membentuk blas
tokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadangklamidokonidia pada ujung-ujungnya.Dua tes morfologi
sederhana membedakan C.albicans yang paling patogendari spesies candida lainnya yaitu setelah inkuba
si dalam serum selama sekitar 90menit pada suhu 37ºc, sel-sel ragi C albicans akan mulai membentuk hif
a sejati atautabung benih dan pada media yang kekurangan nutrisi C albicans menghasilkanchlamydospo
ra bulat dan besar. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa,menghasilkan asam dan gas; asam
dari sukrosa; dan tidak bereaksi dengan laktosa.Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-sifat kolo
ni dan morfologi,membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya.
sumber: Dr. Maria Magdalena Simatupang : Candida Albicans, 2009USU Repository ©️ 2008
(yofi)
(silvi) Jamur adalah organisme yang sifat hidupnya parasitik atau saprofitik
yang berperan sebagai pengurai/dekomposer bahan organik. Berkaitan dengan
dekomposisi bahan organik, dalam Al-Qur’an pada surat Az-Zumar ayat 21
Allah SWT berfirman:
(yustika)
Hadits ini menyebutkan tentang sebuah jamur yang merupakan bagian dari berbagai macam jenis jamur.
(yolla) Dalam ekologi, jamur adalah organisme yang sifat hidupnya parasitik
atau saprofitik yang berperan sebagai pengurai/dekomposer bahan organik.
Berkaitan dengan dekomposisi bahan organik dalam Al-Qur’an pada surah Az-
Zumur penggalan ayat 21 Allah Swt berfirman :
“ lalu tumbuhan itu menjadi kering lalu engkau melihatnya kekuning-
kekuningan, kemudian dia menjadikannya hancur. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi Ulil Albab.”
Teori sains menyatakan hancurnya tumbuhan atau bahan organik yang
mati dan tubuh hewan yang mati disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme,
terutama oleh bakteri penghancur dan fungi yang mendekomposisi
(fahrul)
(yovi) http://repository.unissula.ac.id
Kesehatan dan kebersihan menjadi perhatian yang cukup besar dalam
Islam dan ini merupakan salah satu pembeda antara agama Islam dengan agama
yang lain. Memelihara kebersihan tidak hanya sebagai kebiasaan dalam Islam,
selain itu kebersihan juga merupakan sebagian dari Iman. Seperti firman Allah
SWT yang tercantum dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-
orang yang menyucikan/membersihkan diri”. (Al-Baqarah : 222). Membersihkan
diri dalam Islam sangat dianjurkan termasuk juga memelihara kebersihan gigi
merupakan hal yang penting dan terkandung pula dalam hadits-hadits Allah dan
Rasul-Nya.