Anda di halaman 1dari 16

Step5 (Tujuan Pembelajaran )

1. (silvi) mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pathogenesis infeksi jamur dan
manifestasi penyakit infeksi jamur.

2.(tara) mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur dan marfologi dari jamur.

3. (yolla) mahasiswa mampu memehami dan menjelaskan marfologi, jenis dan sifat dari candida
albicans pada skenario .

4. (miftahul) mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat al-quran dan hadist yang berkaitan
dengan skenario.

1. (yustika)

1. Oral thrush
Oral thrush adalah infeksi jamur pada mulut yang disebabkan oleh jamur

ada pasien dengan imunosupresi. Kandidiasis pseudomembran memiliki presentasi dengan plak putih
yang multipel yang dapat dibersihkan. Plak putih tersebut merupakan kumpulan dari hifa. Mukosa dapat
terlihat eritema. Ketika gejala-gejala ringan pada jenis kandidiasis ini pasien akan mengeluhkan adanya
sensasi seperti tersengat ringan atau kegagalan dalam pengecapan.

2. Kandidiasis Atrofik
Kandidiasis atrofik ditandai dengan adanya kemerahan difus, sering dengan mukosa yang relatif kering.
Area kemerahan biasanya terdapat pada mukosa yang berada dibawah pemakaian seperti gigi palsu.

3. Kandidiasis Hiperplastik
Kandidiasis hiperplastik dikenal juga dengan leukoplakia kandida. Kandidiasis hiperplastik ditandai
dengan adanya plak putih yang tidak dapat dibersihkan. Lesi harus disembuhkan dengan terapi
antifungal secara rutin.

sumber: Hakim, L & Ramadhian, M.R. 2015. Kandidiasis Oral. Vol 4. No 8

(miftahul) Patogenesis Candida albicans


Menurut Komariah dan Sjam (2012) terdapat beberapa tahapan
patogenesis Candida albicans dalam rongga mulut sebagai berikut :

1) Tahap Akuisisi

Tahap akuisisi adalah masuknya sel jamur ke dalam rongga

SAMBUNGAN : faktor predisposisi. Apabila penghilangan lebih kecil dibanding akuisisi maka Candida
Albicans akan melekat dan bereplikasi, hal ini merupakan awal terjadinya infeksi. Beberapa faktor
predisposisi seperti pemakaian gigi palsu, khususnya jika mengakibatkan rasa sakit dan diiringi kondisi
rongga mulut yang tidak bersih, dapat menjadi substrat bagi pertumbuhan Candida albicans.

3) Tahap Perlekatan (adhesi) dan Penetrasi


Adhesi adalah interaksi antara sel Candida albicans dengan sel
pejamu yang merupakan syarat berkembangnya infeksi. Kemampuan melekat pada sel inang merupakan
tahap penting dalam merusak sel dan penetrasi (invasi) ke dalam sel inang. Enzim fosfolipase yang
dimiliki oleh Candida albicans akan memberikan kontribusi dalam mempertahankan infeksi. Iritasi fisik
karena penetrasi terus menerus dapat menyebabkan luka lokal yang dapat digunakan sebagai jalan
masuk jamur:

sumber : repository unimus


http://repository.unimus.ac.id/14

(tara) Sumber : Reposito ry.um-surabaya


Candida albicans merupakan penyebab kandidiasis dan merupakan spesies jamur patogen yang
menyerang permukaan kulit, mukosa mulut dan vagina. Kandidiasis superficial (kutan atau mukosa)
terjadi melalui peningkatan jumlah Candida albicans dan adanya kerusakan pada kulit atau epitel. Pada
keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning sensation), rasa
sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering atau serostomia. Kandidiasis juga
dapat terjadi secara sistemik yang terjadi ketika Candida albicas masuk ke aliran darah dan dapat
menginfeksi ginjal, melekat pada katup jantung prostetik dan juga dapat melekat pada selaput otak,
atau menimbulkan infeksi kandidiasis hampir di semua tempat.

(y0lla) Patogenesis Candida Albicans


Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel host menjadi syarat
mutlak untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi
antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel
mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Makanan dan protein
merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas
adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida albicans
juga berperan dalam aktifitas adhesif. Setelah terjadi proses penempelan, Candida
albicans berpenetrasi ke dalam sel epitel mukosa. Enzim yang berperan adalah
aminopeptidase dan asam fosfatase, yang terjadi setelah proses penetrasi
tergantung dari keadaan imun dari host.
Candida albicans berada dalam tubuh manusia sebagai saprofit dan
infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamur

Kuleta, J.K., Maria R.K., and Andrzej K.,


Fungi Pathogenic To Humans: Molecular
Bases of Virulence of Candida Albicans,

(silvi) Patogenesis
Candida tidak membentuk simpai dan tidak berpigmen, serta pada
umumnya tidak membentuk akospora. Candida mudah hidup pada umumnya
dengan variasi pH yang luas. Spesies Candida dapat dibedakan berdasarkan
kemampuannya berfermentasi dan berasimilasi terhadap larutan glukosa, maltosa,
galaktosa dan laktosa. Sama seperti bakteri, faktor virulensi jamur dapat dibagi dalam dua
katagori: faktor virulensi yang memacu kolonisasi jamur pada host; dan faktor
virulensi yang menyebabkan kerusakan host.

(fahrul) Kandidiasis termasuk infeksi jamur superfisial yang menyerang jaringan berkeratin (rambut,
kuku, stratum korneum), yang disebabkan oleh jamur genus kandida. Kandida merupakan organisme
oportunistik yang dapat menjadi patogen pada kulit, kuku, dan mukosa (Jain, 2012).
Candida albicans merupakan penyebab tersering dari kandidiasis. Candida albicans sering ditemukan
sebagai jamur saprofit dan berkoloni di membran mukosa pada hewan berdarah panas. Pada sekitar
50% dari individu normal, terdapat kolonisasi di orofaring. Selain itu, Candida albicans merupakan
organisme komensal pada mukosa vagina pada 20 - 25% dari wanita sehat yang tidak memiliki gejala.
Jamur ini jarang diisolasi dari kulit normal kecuali pada area intertriginosa yang kadang-kadang dapat
ditemukan kolonisasi kandida (Fidel, et al., 1996).
Faktor predisposisi yang berpengaruh pada infeksi kandida meliputi kondisi kulit lokal, status nutrisi,
perubahan status fisiologi, penyakit sistemik, dan penyebab iatrogenik.

1)Faktor predisposisi mekanik : trauma, sumbatan lokal, kelembaban, dan atau maserasi, pemakaian gigi
palsu, sumbatan pakaian, dan obesitas.
2) Faktor predisposisi nutrisi : avitaminosis, defisiensi besi, malnutrisi.
3) Faktro predisposisi perubahan status fisiologis : umur yang berkaitan dengan status imunologis,
kehamilan dan menstruasi pada wanita.
4)Faktor predisposisi penyakit sistemik : sindrom down, acrodermatitis enteropathica, penyakit endokrin
(diabetes melitus, penyakit chusing, hipoadrenalism, hipotiroidism, hipoparatiroidism), uremia,
keganansan, dan kondisi imunodefisiensi.
5) Faktor predisposisi iatrogenik : penggunaan kateter dan jalur intravena, irradiasi-X, obat-obatan
(glukokortikoid, agen imunosupresif lain, antibiotik, kontrasepsi oral) (Klenk, et al., 2003).
Faktor penting lainnya adalah perbedaan virulensi di antara spesies kandida (Janik, et al., 2008). Faktor
lain yang mempengaruhi terjadinya kandidiasis adalah pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu aktifitas yang
dilakukan setiap hari dan biasa menyebabkan kelelahan, sehingga menyebabkan daya tubuh menurun
dan muncul gejala kandidiasis.

(dicky) yg di tulis oleh putu

Kandidiasis Mukokutaneus
Kandidiasis orofaringeal merupakan IO tersering pada penderita HIV. disebabkan oleh Candida albicans.
Kandidiasis orofaringeal bermanifestasi sebagai plak atau patch berwarna
putih seperti krim yang dapat dikerok dengan punggung skalpel dan
menampakkan jaringan mukosa berwarna merah cerah di bawahnya. Manifestasi
ini disebut sebagai pseudomembran dan paling sering didapatkan pada palatum
durum, mukosa gusi atau bukal serta permukaan dorsal lidah.
(fathinah) 1.Glositis Rhomboid Median
Merupakan bentuk lanjutan atau varian kandidiasis hiperplastik kronis. Pada bagian tengah permukaan
dorsal lidah terjadi atrofi papilla

2. Kheilosis candida Sinonim perleche,


angular cheilitis, angular stomatitis.Khas ditandai eritema, fisura, maserasi dan pedih pada sudut mulut.
Biasanya pada mereka yang mempunyai kebiasaan menjilat bibir atau pada pasien usia lanjut dengan
kulit yang kendur pada komisura mulut dan karena hilangnya dimensi vertical pada 1/3 bawah muka
karena hilangnya susunan gigi atau pemasangan gigi palsu yang jelek dan oklusi yang salah. Penyakit ini
dihubungkan dengan kandidiasis atrofi kronis karena pemakaian protesa.

3. Black Hairy Tongue


Di tandai dengan hipertrofi papilla lidah (khas), mungkin invasi sekunder candida albicans dari papilla
filiformis hipertrofi pada sisi dorsum lidah.

(sumber:epirints undip oleh cut mirna ediryanti tahun 2014)

(ulima)

kemampuan C. albicans
untuk menginfeksi beragam relung inang didukung oleh berbagai faktor virulensi dan atribut kebugaran.
sejumlah

manifestasi penyakit lain dari jamur candida albicans ialah kandidiasis vagina.
Pada Kandidiasis vagina terjadiinfeksi jamur Kandida pada dinding vaginayang disebabkan oleh genus
Kandida.1Beberapa spesies Kandida yang dikenalbanyak menimbulkan penyakit baik
padamanusia maupun hewan adalah Candidaalbicans yang merupakan fungi oportunistikpenyebab
sariawan, lesi pada kulit,vulvavaginistis, kandida pada
urin(kandiduria), gastrointestinal kandidiasisyang dapat menyebabkan gastric ulcer, atau bahkan dapat
menjadi komplikasi kanker.
sumber jurnal:Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Volume 1 Nomor 2, April 2014 128

2. (yustika)

a. Morfologi jamur :

● Khamir atau ragi, yaitu sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong atau memanjang yang berkembang
biak membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah atau berlendir.
● Kapang, yang terdiri atas sel-sel memanjang dan bercabang yang disebut hifa. Anyaman dari
hifa, baik yang multiseluler atau senositik,

b. Struktur pada jamur :

● Struktur tubuh jamur(fungi) terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding sel yang
mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin pada kerangka luar
arthropoda sobat. Zat kitin ini tersusun atas polisakarida, sifatnya kuat dan fleksibel.
● Benang - benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.
● Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh buah seperti pada
jamur merang.
● Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel yang disebut septa.
Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dari sel ke sel
lainnya.

● Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan hifa asepta. Hifa ini
merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nucleus yang
disebut dengan hifa senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak disebabkan pembelahan inti sel yang
berulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
● Adapun hifa yang

● Haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan host dan mengabsorbsi
nutrisi dari host.
● Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang fungsinya
menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan dengan miselium generatif. Hifa terbagi tiga :
1. Hifa sejati : bersekat,tumbuh memanjang.
2. Hifa Semu : tak bersekat,pertumbuhan diujung diantara hifa
3. Hifa senositik : tanpa sekat

(miftahul) Candida albicans mempunyai tiga bentuk morfologi yaitu :

1. Yeast Like cells, terlihat sebagai kumpulan sel berbentuk bulat atauoval dengan variasi ukuran lebar 2-
8 μm dan panjang 3-4 μm, diameter 1,5-5 μm. Sel-sel tersebut dapat membentuk blastospora.

2. Pseudohypha, karena blastospora tidak lepas dan terus membentuk tunas baru.

3. Chlamydospora, dinding sel bulat dengan diameter 8-12 μm .Chlamydospora terbentuk jika Candida
albicans di kultur pada medium kurang nutrien seperti
Corn meal agar.

Ada beberapa kriteria untuk mengidentifikasi spesies Candida, yaitu :


A. Warna, teksture (permukaan) dan bentuk koloni pada media Sabouraud’s dextrose agar.

B. Pemeriksaan mikroskopik.

C. Adanya Chlamydospora.

D. Fermentasi dan asimilasi pada karbohidrat khusus.


Struktur fisik Candida albicans terdiri dari dinding sel, membran sel, sitoplasma dan nukleus. Membran
sel Candida albicans terdiri dari fosfolipid ganda (lipid bilayer), lapisan terluar kaya akan phosphatidyl,
choline, ergosterol dan sphingolipids. Sphingolipids mengandung komponen negatif paling besar pada
membran plasma dan memegang peranan penting sebagai target antimikotik.

Berdasarkan reaksi ikatan antigen antibodi, Candida albicans dikelompokkan ke dalam 2 serotipe, yaitu :

a. Candida albicans serotipe A, mempunyai determinan antigen pada permukaan selnya sehingga
dengan reaksi ikatan antigen antibodi terjadi aglutinasi positif.

b. Candida albicans serotype B, tidak memiliki antigen pada permukaan selnya sehingga dengan adanya
reaksi antigen antibodi tidak terjadi aglutinasi

. sumber : e-prints undip


http://eprints.undip.ac.id/44519/3/Cut_Mirna_22010110130177_BAB2KTI.pdf

(fahrul)

Ribosom terdapat bebas dalam sitoplasma, tetapi ada juga yang terikat pada permukaan reticulum
endoplasma atau pada membran nukleus. Dalam riboson terjadi sintesis polipeptida. Ribosom terdapat
dalam matriks mitokondria.
6) Aparatus Golgi
Aparatus golgi mempunyai aneka peran, antara lain memroses dan menyekresi glikoprotein yang akan
menjadi bagian dari dinding sel, menyekresi bahan-bahan ekstraseluler seperti cell coat pada
pembelahan spora dari suatu sitoplasma yang multinukleat, menghasilkan vesikel yang berperan dalam
pertumbuhan dinding sel.
7) Microbodies
Microbodies, antara lain: peroksisom (mengandung katalase); glioksisom (mengandung enzim-enzim
yang terlibat dalam oksidasi asam lemak dan dalam siklus glio-oksalat); hidrogenosom (mengandung
hidrogenase untuk reaksi-reaksi yang anaerob dalam sel); lisosom (mengatur pemecahan komponen-
komponen sel, misalnya pemecahan septum agar inti sel bisa bergerak dari sel yang satu ke sel yang lain
dan pada fungi yang parasitic untuk.

8) Vesikel
Di dalam sel juga terdapat vesikel-vesikel, yaitu struktur- struktur mirip kantung, dalam jumlah besar di
lokasi-lokasi
10
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

pertumbuhan dinding sel, terutama pada hifa apikal. Vesikel tersebut mengosongkan isinya di antara
plasmalema dan dinding sel. Beberapa vesikel mengandung enzim-enzim yang melunakkan dinding sel
yang sudah ada agar kemudian dapat meluas (bertambah), karena ada vesikel-vesikel lain mengandung
bahan-bahan untuk membentuk dinding sel.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5741/4/Chapter%202.pdf.pdf

(fathninah, Morfologi Candida albicans adalah sel ragi bertulang tipis, gram positif, tidak memiliki
kapsul, berbentuk oval hingga bulat dengan ukuran 3 – 4 μm. Candida albicans juga membentuk
pseudohifa ketika tunas-tunasnya terus bertumbuh, tetapi gagal melepaskan diri sehingga menghasilkan
rantai-rantai sel panjang yang bertakik atau menyempit pada lokasi penyekatan di antara sel. Candida
albicans bersifat

Organisme Candida tumbuh dengan mudah dalam botol kultur darah dan pada plate agar. Pada kultur
media, spesies Candida terbentuk halus, berwarna putih krem, dengan koloni berkilau. Banyak spesies
Candida mudah diidentifikasi berdasarkan karakteristik pertumbuhan dan kit komersial yang
mengevaluasi asimilasi karbohidrat dan reaksi fermentasi serta memberikan identifikasi spesies dari
isolat Candida selama 2-4 hari (Dismukes, Pappas and Sobel, 2003).
(sumber poltekes Denpasar)

(yolla) Struktur Morfologi Fungi .


Struktur tubuh jamur tersusun atas benang-benang (filamen) berbentuk silinder dengan diameter 2-10
µm, panjang beberapa sentimeter, yang tertutup oleh dinding sel yang kaku. Filamen ini disebut dengan
hifa, yang kemudian bercabang berulang-ulang menjadi jaring-jaring kompleks yang disebut miselium.
Hifa dapat tanpa henti (tanpa sekat), atau bersekat-sekat dan terbagi menjadi kompartemen-
kompartemen (sel), sekat tersebut disebut dengan septa, sedangkan hifa yang tidak bersekat disebut
dengan senositik. Miselium tumbuh dengan menggunakan unsur hara dari lingkungan, lalu ketika
mencapai tingkat kematangan tertentu, dapat bercabang untuk menjadi tangkai spora (konidiofor atau
sporangiofor) yang membentuk spora (konidiospora atau sporangiospora) untuk berkembang biak.
Beberapa Fungi, seperti ragi, tidak membentuk miselium tetapi tumbuh sebagai sel tunggal yang
berkembang biak dengan budding (tunas) atau pada jenis tertentu dengan membelah diri.

- Miselium-miselium Fungi dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti pada dinding basah dan
makanan basi. Fungi ini yang sering disebut dengan cendawan (mold). Miselium yang tumbuh pada
media laboratorium umumnya disebut koloni. Koloni ini dapat menunjukan bentuk dan warna karena
pigmentasi dan warna, yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi spesies atau kelompok.

Fungi tidak memiliki tubuh yang terdiferensiasi dengan jelas, sehingga tidak memiliki akar, batang, dan
daun. Tubuh seperti ini disebut dengan talus. Semua bagian dari talus memiliki potensi untuk tumbuh.
Apabila potongan miselium ditempatkan pada kondisi yang tepat untuk tumbuh, miselium ini kemudian
tumbuh menjadi talus baru bahkan jika tidak ada ujung yang tumbuh yang termasuk dalam bagian yang
dipotong.
Apotesium, struktur khusus yang penting dalam reproduksi seksual pada Ascomycetes, berbentuk
seperti mangkok yang memegang lapisan jaringan yang mengandung sel-sel pembawa spora.

(dicky)
- Sumber dari: Buku MIKOLOGI, Ditulis oleh Dr. Hj. Yani Suryani,M.Si, Opik Taupiqurrahman, S.Si.,
M. Biotek, dan Yuni Kulsum, S. Si
Morfologi Jamur
a. Hifa dan Miselium
Jamur terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu thallus yang merupakan filament atau benang
hifa, miselium merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua golongan yaitu yang bersifat unuseluler
dikenal sebagai khamir atau ragi dan yang bersifat multiseluler dikenal sebagai kapang.
b. Dinding Hifa
Dinding Hifa atau dinding sel umumnya terdiri dari
selulose (suatu karbohidrat yang berantai panjang), zat serupa lignin dan beberapa zat organik lainnya.
c. Membran Hifa
Di bawah dinding sel yang kuat terdapat lapisan yang
melindungi isi sel, yaitu membran sel. Komposisi kimia membran sel fungi diduga terdiri dari senyawa-
senyawa sterol, protein (dalam bentuk molekul-molekul yang amorf), serta senyawa-senyawa fosfolipid.

d. Kompartemen lain pada Hyfa


Adanya kompartemen pada hifa memudahkan kita mempelajari isi sel fungi dengan mikroskop elektron.
Di samping nukleus seringkali terlihat bentuk-bentuk ultra struktur seperti mitokondria, reticulum
endoplasma, ribosom, apparatus Golgi, microbodies (peroksisom, glioksisom, hidrogenesom, dan
lisosom).
e. Haustoria
yaitu hifa bercabang atau gelembung bertangkai yang terdapat pada jamur parasit yang dapat
menembus dinding sel inang berfungsi untuk absorpsi makanan dari sel inang.
f. Plectenchym
Plectenchym yaitu jaringan tenun dari miselium, terdapat dua bentuk yaitu jaringan longgar disebut
prosenchyma dan jaringan padat disebut pseudopharenchyma.
g. Stroma
Stroma yaitu suatu anyaman / jalinan hifa yang cukup padat, fungsinya sebagai bantalan untuk tumbuh
bagian-bagian lain.

h. Sklerotium
Sklerotium yaitu anyaman padat serupa rizopor, berfungsi untuk melekat.
i. Spora
Spora adalah ujung hifa jamur yang menggelembung
membentuk serupa wadah, sedangkan protoplasmanya menjadi spora, berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan jamur.

(yovi) Artikel Dosen Pendidikan “ Kingdom Fungi(jamur) ” 2017.


Jenis Jamur :
1. Kelompok yeast-like fungi, Kelompok ini tumbuh terutama sebagai ragi yang membentuk tunas,
juga dapat membentuk rantai sel filamentosa memanjang yang disebut pseudohifa. Contohnya yaitu
Candida albicans
2. Kelompok jamur dimorfik, Jamur kelompok ini memiliki dua bentuk pertumbuhan yaitu
filamentosa pada suhu 22°C (fase sporofit) dan seperti ragi pada suhu 37°C (fase parasit). Contoh jamur
dari kelompok ini yaitu Blastomyces, Coccidioides, dan Histoplasma capsulatum. Ketiga jenis jamur ini
dapat menyebabkan infeksi pada paru – paru.
3. Candida auris. Berbeda dari jamur Candida lain, Candida auris kebal terhadap obat anti jamur
yang biasa digunakan untuk mengobati kandidiasis. Di samping itu, jenis jamur ini juga dapat
menyebabkan kematian pada sebagian besar penderitanya. Candida auris menyebar dari orang ke
orang, melalui pemakaian bersama pada peralatan yang terkontaminasi.
4. PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang men

PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui udara. PCP menyerang
individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS, atau pada pasien pasca
menjalani transplantasi organ dan obat imunosupresif.
5. Infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Spora jamur tersebut dapat
terhirup secara tidak sengaja, namun tidak menyebabkan infeksi. Hanya saja, individu dengan kekebalan
tubuh lemah berisiko tinggi terinfeksi jamur ini.
6. Kelompok ragi (yeast / khamir), Contoh jamur kelompok ragi (yeast) yaitu Cryptococcus
neoformans. Cryptococcus neoformans adalah ragi berkapsul yang dapat ditemui di seluruh dunia.
Habitat alaminya adalah tanah, khususnya tanah yang tercemar oleh kotoran burung.

(tara) Sumber : digilib.iain-palangkaraya, H. Yulysha 2014


Berdasarkan ciri morfologinya fungi dikelompokkan ke dalam tiga golongan yaitu kapang
(moulds/molds), khamir (yeasts) dan cendawan (mushroom). Kapang merupakan kelompok fungi yang
membentuk hifa misalnya Rhizopus sp yang berperan pada pembuatan tempe. Khamir kelompok fungi
yang memiliki sel vegetatif uniseluler yang sering pula membentuk miselium sejati misalnya
Saccharomyces. Kelompok fungi yang telah dibudidayakan dan telah dikonsumsi termasuk ke dalam
golongan cendawan atau disebut juga sebagai edible mushroom. Secara morfologi jamur yang masuk
dalam kelas Basidiomycetes memiliki beragam bentuk morfologi yang berbeda mulai dari bagian tudung
jamur sampai bagian dasar tangkai jamur.

(ulima) 3 Khamir
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara
 pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada
kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat
beragam ukurannya,berkisar
antara 1-
5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5
-
30 μm atau lebih.
Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau
 berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas,
namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas
dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada
umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau
organ-organ penggerak lainnya
bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar
antara 1-
5 μm lebarnya dan panjangnya dari

a. Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual
dengan pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan
sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces
carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp). (Coyne 1999)
 b. Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur.
Khamir ini mungkin digunakan dalam proses fermentasi,
meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang
menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau
yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur
dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah
anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang
dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air
 perasan anggur.

3. (miftahul) sumber : e-prints undip


http://eprints.undip.ac.id/44519/3/Cut_Mirna_22010110130177_BAB2KTI.pdf

Secara klinis ditemukan 4 macam kandidiasis di dalam rongga mulut yang merupakan infeksi superfisial
yang biasanya disebabkan oleh Candida albicans :

1. Kandidiasis Pseudomembran Akut

Disebut juga oral thrush, kandidiasis pseudomembran akut adalah suatu infeksi opportunistik yang
disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur Candida albicans superficial. Pseudomembran
tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi, sel radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan
jaringan nekrotik. Kandidiasis pseudomembran akut biasanya dijumpai pada mukosa pipi, lidah dan
palatum lunak. Tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal Secara klinis, plak-plak putih
tersebut tampak dalam

kelompok-kelompok yang mempunyai dasar mukosa eritematosa atau


mungkin berdarah dan terasa nyeri sekali. 2. Kandidiasis Atrofi Akut

Jenis ini dapat berada pada rongga mulut tetapi sebagian besar berada di atas permukaan dorsal lidah
dan atau palatum. Biasanya terlihat pada pasien yang mengalami perawatan jangka panjang dengan
antibiotik. Rasa sakit pada jenis kandidiasis ini sedikit lebih kuat daripada kandidiasis pseudo membran
akut. Pasien sering mengeluh perasaan terbakar.

Daerah yang terkena tampak khas sebagai lesi eritematosa, simetris, tetapi berbatas tidak teratur pada
permukaan dorsal tengah lidah, sering hilangnya papilla lidah dengan pembentukan pseudomembran
minimal ada pada rasa nyeri.

3. Kandidiasis Atrofi Kronis


Disebut juga denture stomatitis.

Bentuk tersering pada pemakai protese


(1 diantara 4 pemakai) dan 60% diatas usia 65 tahun, wanita lebih sering terkena. Gambaran khas
berupa eritema kronis dan edema di sebagian palatum di bawah prostesis maksilaris.

Pada kandidiasis atrofi kronis sering disertai kheilitis angularis, tidak menunjukkan gejala atau hanya
gejala ringan. Candida albicans lebih sering ditemukan pada permukaan gigi palsu daripada di
permukaan mukosa. Bila ada gejala umumnya pada penderita dengan peradangan granular atau
generalisata, keluhan dapat berupa rasa terbakar, pruritus dan nyeri ringan sampai berat.

Berdasarkan gambaran klinis yang terlihat pada mukosa yang terinflamasi di bawah gigi tiruan rahang
atas, denture stomatitis ini dapat diklasifikasikan atas tiga tipe, yaitu :

1. Tipe I : tahap awal dengan adanya pin point hiperemi yang terlokalisir

2. Tipe II : tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi
tiruan

3. Tipe III : tipe granular (inflammatory papillary hyperplasia) yang


biasanya tampak pada bagian tengah palatum keras.

4. Kandidiasis Hiperplastik Kronis


Disebut juga leukoplakia candida.

Gejala bervariasi dan bercak putih yang hampir tidak teraba sampai plak kasar yang melekat erat pada
lidah, palatum atau mukosa bukal. Keluhan umumnya rasa kasar atau pedih di daerah yang terkena.

Tidak seperti kandidiasis pseudomembran, plak disini tidak dapat dikerok. Harus dibedakan dengan
leukoplakia oral oleh sebab lain yang sering dihubungkan dengan rokok dan keganasan. Paling banyak
mengenai pria, umumnya diatas 30 tahun dan perokok
(dicky) Sumber dari: Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 7 No. 2 2010: 113-17. Disusun oleh: Pujiana
Endah Lestari
Jamur Candida albicans merupakan bagian dari flora normal dan dapat bersifat patogen invasif. Infeksi
C. albicans adalah infeksi jamur opportunistik yang paling umum. Infeksi ini dapat bervariasi dari infeksi
membran mukosa superficial sampai penyakit invasif seperti candidiasis hepatosplenic dan candidiasis
sistemik. Infeksi yang berat biasanya dikaitkan dengan keadaan immunocompromised termasuk
keganasan, disfungsi organ, atau terapi imunosupresif. Pasien dengan defisiensi imunitas sel T seperti
infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) juga rentan terhadap infeksi C. albicans yang dikenal
dengan candidiasis oropharingeal. Infeksi C. albicans dapat juga terjadi di rongga mulut yang dikenal
dengan oral candidiasis. Beberapa penemuan diklinis yang berkaitan denngan infeksi C. albicans antara
lain : pseudomembran candidiasis, erythematous candidiasis, candidal
leukoplakia, denture stomatitis, angular cheilitis, median rhomboid glositis dan oral candidiasis yang
terkait HIV. Daerah di rongga mulut yang paling sering terlibat adalah lidah, palatum, dan mukosa bukal.
Jamur C. albicans merupakan mikroorganisme endogen pada rongga mulut, traktus gastrointestinal,
traktus genitalia wanita dan kadang-kadang pada kulit. Mikroskopis ciri-ciri C. albicans adalah yeast
dimorfik yang dapat tmbuh sebagai sel yeast, sel hifa atau pseudohyphae.

(tara)

• Morfologi candida albicans


Sumber : eprints.undip
Candida albicans mempunyai tiga bentuk morfologi yaitu :21
1. Yeast Like cells, terlihat sebagai kumpulan sel berbentuk bulat atauoval
dengan variasi ukuran lebar 2-8 µm dan panjang 3-4 µm, diameter 1,5-5 µm.
Sel-sel tersebut dapat membentuk blastospora.
2. Pseudohypha, karena blastospora tidak lepas dan terus membentuk tunas baru.
3. Chlamydospora, dinding sel bulat dengan diameter 8-12 µm .Chlamydospora
terbentuk jika Candida albicans di kultur pada medium kurang nutrien seperti
Corn meal agar.

• Jenis candida albicans


Sumber : eprints.undip
Candida albicans adalah spesies jamur patogen dari golongan deuteromycota. Spesies cendawan ini
merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam
manusia. Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis
dengan diameter 3-5 μm dan dapat memproduksi pseudohifa. Spesies Candida albicans memiliki dua
jenis morfologi, yaitu bentuk seperti khamir dan bentuk hifa.

• Sifat candida albicans


Sumber : Repository.um-surabaya
Sel Candida albicans bersifat dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang
berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan
kecambah yang akan membentuk hifa semu.
(yolla)

3. Candida albicans adalah spesies jamur patogen dari golongan


deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik
yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. Beberapa karakteristik dari
spesies ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis
dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi pseudohifa. Spesies Candida
albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk seperti khamir dan bentuk
hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan mikroorganisme ini juga dapat berubah
dari berwarna putih dan rata menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang,
lingkaran, bentuk seperti topi, dan tidak tembus cahaya. Jamur ini memiliki
kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi. Candida
albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam
dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi
blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu

Candida dapat eksis dalam rongga mulut sebagai saprofit tanpa


menyebabkan lesi apapun. Antara genus Candida, Candida albicans diduga
spesies patogen dan diterima sebagai faktor penyebab paling umum kandidiasis
oral. Candida albicans dapat ditemukan dalam rongga mulut yang sehat pada
konsentrasi rendah (20 sel / cc saliva). Pada konsentrasi ini, organisme tidak bias
terdeteksi di bawah mikroskop, tetapi hanya dapat dideteksi melalui kultur dalam
media tertentu seperti pada Doxtroxe Sabouroud Agar dalam bentuk koloni.
Keseimbangan flora rongga mulut dapat berubah menimbulkan suatu keadaan
patologis atau penyakit karena beberapa faktor seperti kesehatan mulut yang
buruk, obat immunosupresan, penyakit sistemik yang menurunkan daya tahan
lokal tubuh.

(fathinah)

MORFOLOGI

SUMBER : Jurnal FKG UNSYIAH “GAMBARAN MORFOLOGI CANDIDA ALBICANS SETELAH TERPAPAR
EKSTRAK SERAI (CYMBOPOGON CITRATUS) PADA BERBAGAI KONSENTRASI” OLEH Afrina ., Abdillah
Imron Nasution, Cut Iryanti Sabila
( https://doi.org/10.24815/cdj.v9i2.9748)

C. albicans merupakan spesies jamur dimorfik yang bisa berubah bentuk sesuai dengan kondisi
lingkungannya. Morfologi C. albicans dipengaruhi oleh media pertumbuhan, suhu, konsentrasi nutrisi,
pH, dan tekanan osmotik. Dua bentuk utama C. albicans adalah bentuk ragi (blastospora) dan miselium
(pseudohifa dan hifa). Sel blastospora memiliki bentuk sferik, oval, atau elips dengan ukuran 3-15 μm.
Bentuk miselium C. albicans terdiri dari pseudohifa dan hifa. Pseudohifa adalah sel blastospora yang
mengalami perubahan di budding atau septal junction. Lebar dan panjang sel pseudohifa bervariasi, bisa
menyerupai hifa atau blastospora yang mengalami elongasi, namun, karakteristik dari pseudohifa adalah
lebar selnya tidak konstan
dengan bagian tengah sel lebih lebar dibandingkan kedua ujung sel, sementara sel hifa memiliki sisi
paralel dengan lebar sel sekitar 2 μm.

(yustika) Candida albicans penyebab kandidiasis yang merupakan infeksi jamur dengan insiden tertinggi
disebabkan oleh infeksi oportunistik. Respons imun cell-mediated terutama sel CD4 penting dalam
mengendalikan kandidiasis (seperti pada kandidiasis), seringkali muncul beberapa bulan sebelum
munculnya infeksi oportunistik yang lebih berat. Candida albicans adalah sel ragi bertulang tipis, gram
positif, tidak memiliki kapsul, bersifat dimorfik, selain ragi dan pseudohifa Candida albicans juga dapat
menghasilkan hifa sejati yang berkembang biak dengan cara memperbanyak diri dengan spora yang
tumbuh dari tunas yang disebut dengan blastospora. Morfologi mikroskopis C. albicans memperlihatkan
pseudohyphae dengan cluster di sekitar blastoconidia bulat bersepta panjang berukuran 3-7 x 3-14 µm.

(silvi)

MORFOLOGI & IDENTIFIKASI

Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong, kecil,berdinding tipis, bertunas, gram 
positif, berukuran 2-3 x 4-6 µm, yang memanjangmenyerupai hifa (pseudohifa).

Candida membentuk pseudohifa ketika tunas-tunasterus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghas
ilkan rantai sel-sel yangmemanjang yang terjepit atau tertarik pada septasi-septasi diantara sel. Candida
albicans bersifat dimorfik, selain ragi-ragi dan pseudohifa, ia juga bisa menghasilkanhifa sejati.
Candida berkembang-biak dengan budding.ada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar atau 3
7ºc selama 24 jam, spesies Candida menghasilkan koloni-koloni halus berwarna krem yangmempunyai b
au seperti ragi.Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunaslonjong. 

Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri ataspseudohifa yang membentuk blas
tokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadangklamidokonidia pada ujung-ujungnya.Dua tes morfologi 
sederhana membedakan C.albicans yang paling patogendari spesies candida lainnya yaitu setelah inkuba
si dalam serum selama sekitar 90menit pada suhu 37ºc, sel-sel ragi C albicans akan mulai membentuk hif
a sejati atautabung benih dan pada media yang kekurangan nutrisi C albicans menghasilkanchlamydospo
ra bulat dan besar. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa,menghasilkan asam dan gas; asam 
dari sukrosa; dan tidak bereaksi dengan laktosa.Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-sifat kolo
ni dan morfologi,membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya.

Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri ataspseudohifa yang membentuk blas
tokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadangklamidokonidia pada ujung-ujungnya.Dua tes morfologi 
sederhana membedakan C.albicans yang paling patogendari spesies candida lainnya yaitu setelah inkuba
si dalam serum selama sekitar 90menit pada suhu 37ºc, sel-sel ragi C albicans akan mulai membentuk hif
a sejati atautabung benih dan pada media yang kekurangan nutrisi C albicans menghasilkanchlamydospo
ra bulat dan besar. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa,menghasilkan asam dan gas; asam 
dari sukrosa; dan tidak bereaksi dengan laktosa.Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-sifat kolo
ni dan morfologi,membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya.

sumber: Dr. Maria Magdalena Simatupang : Candida Albicans, 2009USU Repository ©️ 2008

(yofi)

4. (miftahul) ‫ت فَهُ َو يَ ْشفِي ِْن‬


ُ ْ‫ۙ واِ َذا َم ِرض‬terjemahan
َ : “Dan apabila aku sakit, Dialah pada hakikatnya yang
menyembuhkan aku, baik melalui sebab atau tidak”.
Q.S asy-syu’ara’ (80)

(silvi) Jamur adalah organisme yang sifat hidupnya parasitik atau saprofitik
yang berperan sebagai pengurai/dekomposer bahan organik. Berkaitan dengan
dekomposisi bahan organik, dalam Al-Qur’an pada surat Az-Zumar ayat 21
Allah SWT berfirman:

Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah


menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di
bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang
bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar: 21)

Ayat diatas memberikan suatu pembelajaran, ketika Allah


menciptakan tumbuhan yang bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi
kering dan hancur atau berderai-derai. Hal tersebut ada penyebabnya salah
satunya adalah jamur, yang mana jamur tersebut juga akan menjadi manfaat
bagi orang yang mengetahuinya

(yustika)

● HR. Muslim dari Said bin Zaid


Rasulullah bersabda “kamat (jenis jamur) adalah bagian dari dunia jamur artinya adalah obat penyakit
mata”

Hadits ini menyebutkan tentang sebuah jamur yang merupakan bagian dari berbagai macam jenis jamur.

(yolla) Dalam ekologi, jamur adalah organisme yang sifat hidupnya parasitik
atau saprofitik yang berperan sebagai pengurai/dekomposer bahan organik.
Berkaitan dengan dekomposisi bahan organik dalam Al-Qur’an pada surah Az-
Zumur penggalan ayat 21 Allah Swt berfirman :
“ lalu tumbuhan itu menjadi kering lalu engkau melihatnya kekuning-
kekuningan, kemudian dia menjadikannya hancur. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi Ulil Albab.”
Teori sains menyatakan hancurnya tumbuhan atau bahan organik yang
mati dan tubuh hewan yang mati disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme,
terutama oleh bakteri penghancur dan fungi yang mendekomposisi

(fahrul)

(yovi) http://repository.unissula.ac.id
Kesehatan dan kebersihan menjadi perhatian yang cukup besar dalam
Islam dan ini merupakan salah satu pembeda antara agama Islam dengan agama
yang lain. Memelihara kebersihan tidak hanya sebagai kebiasaan dalam Islam,
selain itu kebersihan juga merupakan sebagian dari Iman. Seperti firman Allah
SWT yang tercantum dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-
orang yang menyucikan/membersihkan diri”. (Al-Baqarah : 222). Membersihkan
diri dalam Islam sangat dianjurkan termasuk juga memelihara kebersihan gigi
merupakan hal yang penting dan terkandung pula dalam hadits-hadits Allah dan
Rasul-Nya.

Anda mungkin juga menyukai