Kandidiasis Pseudomembranous
Akut
8 Pemeriksaan Penunjang
1 Laboratorium : ditemukan adanya jamur
candida albicans pada swab mukosa.
2 Pemeriksaan endoskopi : hanya di
indikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3 Diagnosa pasti dengan biopsi.
9 Penatalaksanaan
Pengobatan antijamur topikal untuk
oral Kandidiasis meliputi penggunaan nistatin
oral pastilles atau clotrimazole troches, dosis
kedua obat topikal antijamur ini yaitu 10 mg
Keilitis Angularis dikulum di dalam mulut 2-5 kali sehari. Pada
7 Manifestasi Klinis bayi dan balita, diobati dengan mengoleskan
a. Masa bayi ( untuk diagnosis ) daerah terinfeksi dengan nistatin/gentian
violet atau suspensi nistatin (100.000 U/ml)
1 Perdarahan berkepanjangan setelah 1-2 ml empat kali sehari (Ilmu penyakit kulit
sirkumsisi. dan kelamin, 2006). Untuk kandidiasis yang
2 Ekimosis subkutan diatas tonjolan lebih berat (kandidiasis esofageal ) yang dapat
tonjolan tulang (saat berumur 3 4 menyebar sampai keluar rongga mulut, terapi
bulan ). supresif anti jamur meliputi ketokonazole
3 Hematoma besar setelah infeksi.
sistemik (10 mg/kg/hari), amphotericin B,
4 Perdarahan dari mukosa oral.
5 Perdarahan jaringan lunak. atau fluconazole 1 kali sehari. Topikal
6 Tampak bercak keputihan pada mulut, fluorida harus digunakan jika obat ini
seperti bekas susu yang sulit diberikan untuk jangka waktu yang panjang
dihilangkan. (Gelbier 2000).
7 Bayi kadang-kadang menolak untuk
2.10 Penyulit
minum atau menyusu.
1 Jika candida masuk ke esofagus(pada
8 Mukosa mulut mengelupas.
kasus yg berat) maka akan menjadi
9 Lesi multiple (luka-luka banyak) pada
candida esophagitisjika sudah terjadi
selaput lendir mulut sampai bibir
pasien akan mengalami kesulitan menelan
memutih menyerupai bekuan susu yang 2 Jika dibiarkan dan tidak di obati akan
melekat, bila dihilangkan dan kemudian tertelan dan masuk keusus,maka akan
berdarah. menimbulkan difteri dan lebih parahnya
10 Bila terjadi kronis maka terjadi akan infeksi usus (Bagian ilmu penyakit
granulomatosa (lesi berbenjol kecil) kulit & kelamin, 2009) .
menyerang sejak bayi sampai anak-anak
yang berlangsung lama hingga beberapa 2.11 Pencegahan
tahun akan menyerang kulit anak.
11 Gejala yang muncul adalah suhu badan
meninggi sampai 400C.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk signifikan pada stratum spinosum.
mencegah timbulnya oral kandidiasis Permukaan epitel dapat menunjukkan
menurut (Lamont et al ,2006) : penebalan lapisan parakeratin.
Diagnosis: terjadi penebalan epitel
Cuci tangan sebelum memberi
parakeratosis, adanya edema
makanan/ minuman kepada bayi
intraseluler pada stratum spinosum.
Memelihara kesehatan rongga mulut
Warna putih menghilang pada saat
Mengonsumsi makanan yang sehat
dilakukan peregangan mukosa bukal.
Beri bayi minum 2-5 sendok air
hangat untuk membilas mulut bayi
setelah minum susu.
2.1 Definisi
Ulkus aftosa, dikenal ju ga
seba gai sto matitis m e rupakan
radan g y a n g terjadi pada m ukosa
m ulut y a n g biasan ya berupa bercak
putih kekunin gan den gan
per mukaan y a n g a gak cekun g.
Bercak itu dapat berupa bercak
tun g gal m a u p un kelo mpok.
Sto matitis y a n g terjadi berulan g
pada ron g ga m ulut disebut dala m w aktu 10-14 hari tanpa
Reccurent Apthous Stomatitis m e nin g galkan bekas. 5 Pernah
(RAS). 4,5
Manifestasi klinis dari RAS dilaporkan adan ya g ejala - g ejala
adalah ulser tun g gal atau m ultipel, pendahulu seperti parastesia dan
dan gkal, bulat, lonjon g dan sakit. hiperestesia. Ulkus ini san gat
Hipotesis dari terjadin ya RAS ber variasi, ka mbu h, dan pola
9
ber maca m - m aca m tergantun g pada terjadin ya ber va riasi.
faktor pe micun ya, antara lain
disebabkan karena aler gi, faktor
g enetik, kekuran gan nutrisi,
kelainan he matolo gi, hor monal, Gambar 2.1. Rekuren
infeksi, trau ma dan stres. 6 Didala m Apthous Stomatitis Minor
ron g ga m ulut, RAS m e rupakan (Su m ber : Laskaris G, 2006)
kondisi y a n g palin g ban yak diju m pai Ulkus y a n g berkelo mpok dapat
pada jarin gan lunak m ukosa. m e netap dala m jan gka w aktu
beberapa bulan. Ulserasi y a n g
2.2 Klasifikasi
m e netap serin gkali san gat sakit dan
2.2.1 Reccurent Apthous
biasan ya m e m p u n y ai ga m baran tak
Stomatitis (RAS)
teratur. Frekuensi RAS lebih serin g
Sto matitis yang sifatn ya
pada laki-laki daripada w a nita dan
berulan g, dapat diklasi fikasikan
m a y o ritas pen yakit terjadi pada usia
berdasarkan karakteristik klinis y aitu
antara 10 dan 30 tahun. Pasien
ulser minor, ulser m ajor, dan ulser
den gan ulser minor m e n gala mi
herpetifor m: 8
a Rekuren Apthous ulserasi y a n g berulan g dan lesi
Stomatitis Minor indi vidual dapat terjadi dala m
Seba gian besar pasien (80 % ) jan gka w a ktu pendek dibandin gkan
yang m e n derita bentuk mi nor den gan ti ga jenis y a n g lain. Ulser ini
ditandai den gan ulser berbentuk serin g m u ncul pada m ukosa
bulat atau o val dan dan gkal den gan nonkeratin. Lesi ini didahului den gan
dia meter y a n g kuran g dari 5 m m rasa terbakar, gatal dan rasa pedih
serta pada ba gian tepin ya terdiri dan adan ya pertu m b u han m akula
dari erite matous. Ulserasi bisa erite matus. Klasikn ya, ulserasi
tun g gal ataupun m e rupakan berdia meter 3-10 m m dan se mb uh
kelo mpok y a n g terdiri atas e m pat tanpa luka dala m 7-14 hari. 10
atau li ma lesi dan akan sembuh
b Rekuren Apthous dan la man ya lesi terjadi. 5 A wal dari
Stomatitis Major ulser m a y o r terjadi setelah m asa
Rekuren apthous sto matitis puberti dan akan terus m e nerus
m ajor diderita kira - kira 10 % dari tu m b u h hin g ga 20 tahun atau
penderita RAS dan lebih hebat dari lebih. 10
bentuk minor. Secara klasik, ulser ini c Herpetiformis Apthous
berdia meter kira - kira 1-3 c m dan Stomatitis
berlan gsun g sela ma e m pat min g g u Istilah herpertiformis
atau lebih dan dapat terjadi pada di gunakan karena bentuk klinis dari
ba gian m a na saja dari m ukosa ulserasi herpetifor mis ( yan g dapat
m ulut ter masuk daerah - daerah y a n g terdiri atas 100 ulser kecil pada satu
berkeratin. 5 Dasar ulser lebih dala m, w a ktu) mi rip den gan
m elebihi 0,5 c m dan seperti ulser gingivostomatitis herpetik primer
minor, han ya terbatas pada jarin gan tetapi virus-virus herpes tidak
lunak tidak sa mpai ke tulan g. 11 m e m p u n y ai peranan dala m etiolo gi
ulserasi herpertifor mis atau dala m
setiap bentuk ulserasi aptosa. 2
2.3 Etiologi
Se makin ban yakn ya penelitian
dan teori - teori baru m e n genai faktor
predisposisi stomatitis
m e m u n gkinkan suatu saat nanti apa
y a n g saat ini m asih kita an g gap
faktor predisposisi telah terbukti
seba gai etiolo gi. Seperti y a n g telah
Gambar 2.4. Oral Trush (Su mber : diketahui bah wa faktor etiologi
Laskaris G, 2006) stomatitis adalah idiopatik (belu m
diketahui) na mu n telah ban yak
2.2.3 Stomatitis Herpetik
Yaitu saria wan yang du gaan m e n genai faktor
5
disebabkan virus herpes simplek predisposisi stomatitis. Faktor
dan beralokasi di ba gian belakan g faktor predisposisi y a n g dapat
ten g gorokan. Saria wan di m e n ye babkan terjadin ya sto matitis
ten g gorokan biasan ya lan gsun g adalah seba gai berikut :
terjadi jika ada virus y a n g sedan g a Genetik
Ri wa yat keluar ga terdapat
m e wa bah dan pada saat itu da ya
pada 50 % kasus. Insiden tertin g gi
tahan tubuh sedan g rendah
terdapat di antara saudara bila
sehin g ga siste m i mun tidak dapat
kedua oran g tua terkena stomatitis.2
Beberapa peneliti m e n y atakan yang de fisiensin ya terse mbu n yi,
bah wa hubun gan g enetik he mo globulin den gan batasan y a n g
berpen garuh terhadap ti mb uln ya nor mal dan ciri uta ma adalaah
stomatitis. Salah satu penelitian mikrositosis dan m akrositosis pada
m e ne m ukan bah wa 35 % dari oran g sel darah m e rah. 14
d
y a n g m e n derita stomatitis m e miliki Gastrointestinal
palin g tidak satu oran g tua y a n g Han ya seba gian kecil dari
ju ga m e n derita stomatitis. Penelitian pasien - pasien m e m p u n y ai g ejala
lain m e ne m ukan bah wa 91 % gastrointestinal, teruta ma pen yakit
ke mbar identik m e n derita stomatitis pada usus kecil y a n g berhubun gan
di mana untuk ke mbar biasa han ya den gan m alabsorpsi. Walaupun
57 %. 13 han ya 2-4 % pasien - pasien
b Imunologik stomatitis m e m p u n y ai pen yakit
Respon imun m u n gkin seliak tetapi terdapat 60 % pasien -
m e ru pakan peran uta ma stomatitis pasien den gan pen yakit seliak y a n g
u m u m terjadi pada pasien den gan m e n derita stomatitis. Stomatitis
imunodefisiensi sel B dan 40 % dari dapat dihubun gan den gan pen yakit
pasien - pasien stomatitis m e m p u n y ai Crohn dan colitis ulseratif.2
ko mpleks dari sirkulasi i mun. e Hormonal
Ulserasi dapat disebabkan oleh Pada umumn ya pen yakit
pen gendapan i mono globulin dan stomatitis ban yak m e n ye ran g
ko mponen - ko mponen ko mple men w a nita, khususn ya terjadi pada fase
dala m epitel atau respons i mun stress den gan sirkulasi m e nstruasi.
seluler terhadap ko mponen - Dala m sebuah penelitian, dite m ukan
2
ko mponen epitel. A ntibodi tersebut kadar hor mon pro gesterone y a n g
ber gantun g pada m ekanisme lebih rendah dari nor mal pada
sitoksik atau proses penetralisir penderita RAS sementara kadar
racun y a n g m asuk ke dala m tubuh. hor mone Estradiol, LH, Prolaktin,
Sehin g ga jika siste m i munolo gi FSH pada kedua g r up adalah
m e n gala mi abnor malitas, m aka nor mal. Pada w a wa ncara didapat
den gan m u dah bakteri ataupun adan ya ri wa y at an g gota keluar ga
virus m e n ginfeksi jarin gan lunak y a n g m e n gala mi RAS dibandin g
disekitar m ulut. 14 bukan penderita RAS. Dari penelitian
tersebut dapat disi mpulkan bah wa
penderita RAS pada u m u m n y a
c Hematologik m e m p u n y ai kadar hor mon
15-20 % pasien stomatitis pro gesteron y a n g lebih rendah dari
adalah penderita kekuran gan zat nor mal dan ada salah satu
besi, vita min B12 atau folid acid dan keluargan ya y a n g m e n derita RAS. 14
m u n gkin ju ga terdapat ane mia. Stomatitis dapat berlanjut atau
Pen ye m b uhan stomatitis serin g berhenti sela ma keha milan dan
terjadi sesudah terapi untuk karena pada seba gian kecil w a nita
m e n gatasi kekuran gan - kekuran gan ulserasi berke mban g han ya sela ma
tersebut. 2 Seperti frekuensi fase luteal dari siklus m e nstruasi
de fisiensi pada pasien a waln ya akan m aka kadan g - kadan g hal ini
m e njadi lebih buruk pada berhubun gan den gan adan ya
perten gahan usia. Ban yak pasien
perubahan - perubahan pada cara pen g g u naan dari sikat
2
hor monal. gi gi y a n g berlebihan dan cara
f Trauma m e n yikat gi gi y a n g salah
Terdapat beberapa fakta y a n g dapat m e rusak gi gi dan
m e nu njukkan bah wa trau ma pada jarin gan y a n g ada dala m
ba gian ron g ga m ulut dapat ron g ga m ulut.
m e n y e babkan stomatitis. Dala m d Men g gi git ba gian dala m
ban yak kasus, trau ma ini m ulut
disebabkan oleh m asalahmasalah Ban yak oran g yang
y a n g sederhana. Trau ma m e ru pakan m e nderita luka di dala m
salah satu faktor y a n g dapat m ulutn ya karena m e n g gi git
m e n y e babkan ulser teruta ma pada bibir dan jarin gan lunak
pasien y a n g m e m p u n y ai kelainan y a n ga da di dala m ron g ga
tetapi keban yakan stomatitis m ulut secara tidak sen gaja.
m e m p un yai da ya perlindun gan y a n g Serin gkali, hal ini dapat
relatif dan m ukosa m astikasi adalah m e njadi kebiasaan yang
salah satu proteksi y a n g palin g tidak disadari atau dapat
u m u m. 15 Faktor lain y a n g dapat terjadi sela ma tidur dan luka
m e n y e babkan trau ma di dala m ju ga disebabkan oleh
ron g ga m ulut m eliputi: ter gi gitn ya m ukosa ketika
a Pe makaian gi gi tiruan m akan dan tertusuk ka wat
Rekuren Apthous Stomatitis gi gi sehin g ga dapat
disebabkan oleh pe masan gan m e ni m b ulkan ulser yang
gi gi palsu. Serin gkali, gi gi m e n gakibatkan RAS. Luka
tiruan y a n g dipasan g secara ter gi git pada bibir atau lidah
tidak tepat dapat m e n giritasi akibat susunan gi gi y a n g
dan m elukai jarin gan y a n g tidak teratur.
ada di dala m ron g ga m ulut. e Prosedur dental
Masalah y a n g sa ma serin g Prosedur dental dapat
pula diala mi oleh oran g - m e n giritasi jarin gan lunak
oran g y a n g m e n g g u nakan m ulut yang tipis dan
gi gi tiruan keran gka lo ga m. m e n y e babkan terjadin ya
Lo ga m dapat m elukai ba gian RAS. Terdapat infor masi
dala m ron g ga m ulut. bah wa han ya den gan injeksi
b Trau ma m akanan novacaine den gan jaru m
Ban yak jenis m akanan y a n g dapat m e n y e babkan
kita m akan dapar m e n g gores ti mbuln ya RAS beberapa hari
atau m elukai jarin gan - setelah dilakukan
jarin gan y a n g ada di dala m pen y u ntikan. 16
18 Juniastuti M, Ekaputri S.
Perbandin gan efek anti in flamasi
substrat lidah bua ya 10 %
den gan substrat lidah bua ya
25 % sela ma 1 hari. Indonesian
Journal of Dentistr y 2005; 12(3) :
187
pe mberian imu nisasi baik secara ron g ga m ulut kita disebut (dala m
aktif atau pasif. istilah kedokteran gi gi) adalah
Sto matitis Aftosa Rekuren. Saria wan
atau sto matitis adalah radan g y a n g
terjadi pada m ukosa m ulut,
biasan ya berupa bercak putih
kekunin gan. Bercak itu dapat berupa
bercak tun g gal m a u pu n
berkelo mpok. Saria wan dapat
m e n ye ran g selaput lendir pipi
ba gian dala m, bibir ba gian dala m,
lidah, g usi, serta lan git - lan git dala m
ron g ga m ulut. Meskipun tidak
tergolon g berbaha ya, na m u n
STOMATITIS saria wan san gat m e n g gan g g u. Ada
2.1 Pengertian pula yang m e n gatakan bah wa
Sto matitis m e ru pakan bahasa
saria wan m e rupakan reaksi
a wa m untuk berba gai m aca m
imunolo gik abnor mal pada ron g ga
lesi/benjolan y a n g ti mbul di ron g ga
m ulut.
m ulut. Na mu n biasan ya jenis
saria wan y a n g serin g ti mbul sehari - 2.2 Etiologi
Sa mpai saat ini pen ye bab Merupakan ulcer y a n g terjadi
uta ma dari Sto matitis belu m berulan g. Bentukn ya 2 5
diketahui. Na mu n para ahli telah m m, a wal lesi kecil, dan
m e nd u ga ban yak hal y a n g m e njadi ber warna ke merahan. Akan
pen y ebab ti mb uln ya sto matitis ini, se mbuh 2 mi n g g u tanpa
diantaran ya adalah : luka parut.
Pen ye bab y a n g berasal dari keadaan 2 Herpes Simplek Sto matitis
dala m m ulut seperti : Sto matitis y a n g disebabkan
1 Kebersihan m ulut y a n g kuran g oleh virus. Bentukn ya
2 Letak susunan gi gi/ ka wat gi gi m e n ye rupai v esikel.
3 Makanan /minu man yang 3 Vincents Sto matitis
panas dan pedas Sto matitis y a n g terjadi pada
4 Rokok jarin gan nor mal ketika da ya
5 Pasta gi gi y a n g tidak cocok tahan tubuh m e n urun.
6 Lipstik
Etiologin ya, bakteri nor mal
7 Infeksi ja mu r
8 O v erhan g ta m balan atau y a n g ada pada m ulut, y aitu B.
karies, protesa ( gi gi tiruan) Flora. Bentuk sto matitis ini
9 Luka pada bibir akibat er y the m, ulcer dan nekrosis
ter gi git/benturan. pada gin g gi val.
Ba gian dari pen yakit siste mik antara 4 Trau matik Ulcer
lain : Sto matitis y a n g dite mukan
a Reaksi alergi : seria wan ti mbul karena trau ma. Bentukn ya lesi
setelah m akan jenis m akanan lebih jelas, dan n y e ri tidak
tertentu hebat.
b Jenis m akanan ini berbeda b Sto matitis Sekunder,
untuk tiap - tiap penderita m e rupakan sto matitis y a n g
c Hor monal imbalance secara u m u m terjadi akibat
d Stres m e ntal infeksi oleh virus atau bakteri
e Kekuran gan vita min B12 dan ketika host (inan g) resisten
mineral baik lokal m a up un siste mik.
f Gan g g uan pencernaan
g Radiasi 2.3 Patofisiologi
Infeksi vi rus dan bakteri ju ga didu ga Identi fikasi pada pasien
seba gai pencetus ti mbuln ya den gan resiko tin g gi,
saria wan ini. Ada pula yang m e m u n gkinkan dokter gi gi untuk
m e n gatakan bah wa saria wan m e m ulai e valuasi pra - pera watan
m e ru pakan reaksi imunolo gik dan m elakukan tindakan pro filaktis
abnor mal pada ron g ga m ulut. Dan y a n g terukur untuk m e mini malkan
i munolo gik san gat erat insidens dan m o rbiditas yang
hubun gann y a den gan psikolo gis berkaitan den gan toksisitas ron g ga
(stress). Faktor psikolo gis (stress) m ulut. Faktor resiko palin g uta ma
telah diselidiki berhubun gan den gan pada perke mban gan ko mplikasi oral
ti mbuln ya sto matitis (saria wan) di sela ma dan terhadap pera watan
seba gian besar m as yarakat. Berikut adalah pra - kehadiran pen yakit
adalah klasi fikasi sto matitis : m ulut dan gi gi, perhatian y a n g
a Sto matitis Pri mer, m eliputi : kuran g terhadap ron g ga m ulut
1 Recurrent A p htouch Sto matitis
sela ma terapi dan faktor lainn ya
(RAS)
berpen garuh pada ketahanan dari
ron g ga m ulut. Faktor resiko lainn ya
adalah : tipe dari kanker ( melibatkan
lokasi dan histolo g y ), pen g g u naan
antineoplastik, dosis dan
ad ministrasi penjad walan
pera watan, ke mu dian area radiasi,
dosisn ya, jad wal dilakukan radiasi
(kekerapan dan durasi dari antisipasi
m y elosuppresi) serta u m u r pasien.
Keadaan sebelu m hadirn ya pen yakit
seperti adan ya kalkulus, gi gi y a n g
rusak, kesalahan restorasi, pen yakit
periodontal, gin gi vitis dan
pen g g u naan alat prostodontik,
berkontribusi terhadap
berke mban gn ya infeksi lokal dan
siste mik. Kolonisasi bakteri dan
ja mur dari kalkulus, plak, pulpa,
poket periodontal, kerusakan
operculu m, gi gi palsu, dan
pen g g u naan alat- alat kedokteran
gi gi m e rupakan sebuah lahan y a n g
subur buat or ganisme opportunistik
dan patho genistik y a n g m u n gkin
berke mban g pada infeksi lokal dan
siste mik. Tambalan y a n g berlebih 2.4 Manifestasi Klinis
atau peralatan lain y a n g m elekat a Masa prodro mal atau pen yakit
pada gi gi, m e m b uat lapisan m ulut 1 24 ja m :
lebih buruk, m e nebal dan Hipersensitive dan perasaan
m e n gala mi atropi, ke mu dian seperti terbakar
m e n ghasilkan ulserasi local b Stadiu m Pre Ulcerasi
7 Riwayat imunisasi
Ibu klien m e n gatakan A n. G
i munisasi sudah len gkap.
G INTERVENSI
NIC N OC
INTERVENSI AKTIVITAS O UTCOME INDIKAT OR
Bantuan 1 Atur m akanan Nutrition 1 Nutrient
Pera watan dala m na m pan Status intake : 3
Diri : dan letakkan di De finition : 2 Food
Pe mberian atas m eja. e xtent to intake : 3
Makan 2 Buat w hich 3 Energ y : 4
lin gkun gan nutrients are 4 Wei ght/hei
(Feedin g)
De finisi : y a n g m e narik a vailable to g ht ratio :
m e m bantu sela ma ja m m eel 4
seseoran g m akan m etabolic
untuk m akan (contoh : a mbil needs.
pot urinal,
pispot dan
peralatan
suction)
3 Berikan
pen ghilan g
n ye ri secra
adekuat
sebelu m
m akan, jika
perlu.
4 Berikan
kebersihan
m ulut (oral
h y giene)
sebelu m
m akan.
5 Letakkan
pasien pada
posisi yang
n ya ma n.
6 Jaga m akanan
dala m kondisi
han gat.
7 Catat intake
m akanan, bila
perlu.
8 Bantu pasien
beradaptasi
untuk m akan
sendiri.
H IMPLEMENTASI
NO. AKTIVITAS
1. Men gatur m akanan dala m na m pan dan letakkan di atas
m eja.
2. Me mbuat lin gkun gan y a n g m e narik sela ma ja m m akan
(contoh : a mbil pot urinal, pispot dan peralatan suction).
3. Me mberikan pen ghilan g n ye ri secra adekuat sebelu m
m akan, jika perlu.
4. Me mberikan kebersihan m ulut (oral h y giene) sebelu m
m akan.
5. Meletakkan pasien pada posisi y a n g n ya ma n.
6. Menja ga m akanan dala m kondisi han gat.
7. Mencatat intake m akanan, bila perlu.
8. Me mbantu pasien beradaptasi untuk m akan sendiri.
I Evaluasi
Masalah T gl/ja m Catatan perke mban gan Paraf
kep/kolaboratif
Ketidaksei mban g 15-05- S : A n. G m a u m akan ,
an Nutrisi Kuran g 2012/ sudah tidak le mas, tidak
dari Kebutuhan 08.00 m ual dan tidak sakit di
Tubuh daerah m ulut.
O:
09.00
Suhu : 36,7 C
Nadi : 102
10.00 x/menit
11.00 RR : 23 x/menit
Tin g gi Badan : 113
cm
Berat Badan : 15 k g
A : Gangguan makan
teratasi dengan baik
P : Rencana tindakan
keperawatan 4,5 dan 6
dilanjutkan
BAB IV Serta hindari m akanan dan obat
PENUTUP obatan y a n g dapat m e n y e babkan
4.1 Kesimpulan reaksi alergi pada ron g ga m ulut.
Sto matitis adalah radan g y a n g
terjadi pada m ukosa m ulut, DAFTAR PUSTAKA
Ina ya h, Lin. 2004. Asuhan
biasan ya berupa bercak putih
Keperawatan Medikal-Bedah,
kekunin gan. Bercak itu dapat berupa
Edisi 1. Sale mba Medika : Jakarta
bercak tun g gal m a up un
Muttaqin dan Sari. 2011. Gangguan
berkelo mpok. Saria wan dapat
Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
m e n y e ran g selaput lendir pipi
Keperawatan Medikal Bedah.
ba gian dala m, bibir ba gian dala m,
Sale mba Medika : Jakarta
lidah, g usi, serta lan git - lan git dala m
ron g ga m ulut. Meskipun tidak
ter golon g berbaha ya, na mu n
saria wan san gat m e n g ga n g g u.
Pen ye bab y a n g berasal dari keadaan
dala m m ulut seperti :
1 Kebersihan m ulut y a n g kuran g
2 Letak susunan gi gi/ ka wat gi gi
3 Makanan /minu man yang
panas dan pedas
4 Rokok
5 Pasta gi gi y a n g tidak cocok
6 Lipstik
7 Infeksi ja mu r
8 O v erhan g ta m balan atau
karies, protesa ( gi gi tiruan)
9 Luka pada bibir akibat
ter gi git/benturan.
Ba gian dari pen yakit siste mik antara
lain :
1 Reaksi aler gi : seria wan
ti mbul setelah m akan jenis
m akanan tertentu
2 Jenis m akanan ini berbeda
untuk tiap - tiap penderita
3 Hor monal imbalance
4 Stres m e ntal
5 Kekuran gan vita min B12
dan mineral
6 Gan g g uan pencernaan
7 Radiasi
2 Saran
Sekaran g m ulai hidup sehat
den gan m e nja ga kebersihan m ulut,
ban yak konsu msi buah buahan,
hindari stress, ju ga hindari rokok.
GASTRITIS d Kurvatura minor, terdapat disebelah
kanan lambung terbentang dari osteum
kardiak sampai pilorus.
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI e Kurvatura mayor, lebih panjang dari
LAMBUNG kurvatura minor terbentang dari sisi
kiri osteum kardiakum melalui fundus
ventrikuli menuju kanan sampai ke
pilorus inferior. Ligamentum gastro
lienalis terbentang dari bagian atas
kurvatura mayor sampai ke limpa.
f Osteum kardiakum, merupakan tempat
dimana eosofagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Pada bagian ini
terdapat orifisium pilorik.
Lambung tersusun juga atas 4 lapisan , yakni :
a Tunika Serosa (Lapisan luar)
Merupakan bagian dari
peritonium viseralis. Dua lapisan
peritonium viseralis menyatu pada
kurvatura minor lambung dan
duodenum kemudian terus memanjang
ke hati membentuk omentum minus.
omentum minus adalah tempat yang
sering terjadi penimbunan cairan
(pseudokista pankreatikum) akibat
penyakit pankreatitis akut.
Lipatan peritonium yang
keluar dari satu organ menuju organ
lain disebut ligamentum. Pada
kurvatura mayor, peritonium terus ke
1 Anatomi Lambung bagian bawah membentuk omentum
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan majus yang menutupi usus halus dari
menyilang di abdomen atas tepat di bawah depan seperti sebuah apron besar.
diafragma. Dalam keadaan kosong lambung b Muskularis
menyerupai bentuk J, dan bila penuh, Terdiri dari 3 lapisan yaitu
berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas lapisan longitudinal (bagian luar),
normal lambung adalah 1 sampai 2 liter. lapisan sirkular (bagian tengah), dan
Secara anatomi lambung terdiri dari : lapisan oblik (bagian dalam). Susunan
a Fundus ventrikuli, bagian yang serabut otot yang unik ini
menonjol ke atas terletak sebelah kiri memungkinkan berbagai macam
osteum kardium dan biasanya penuh kontraksi yang diperlukan untuk
terisi gas. memecah makanan menjadi partikel
b Korpus ventrikuli, setinggi osteum partikel yang kecil, mengaduk, dan
kardium, suatu lekukan pada bagian mencampur makanan tersebut dengan
bawah kurvatura minor. cairan lambung, dan mendorongnya
c Antrum pilorus, bagian lambung ke arah duodenum.
berbentuk tabung mempunyai otot c Submukosa
tebal membentuk spinter pilorus.
Tersusun atas areolar longgar mencampurnya dengan getah lambung
yang menghubungkan lapisan mukosa melalui kontraksi otot yang
dengan lapisan muskularis. Jaringan mengelilingi lambung. Kontraksi
ini memungkinkan mukosa bergerak peristaltik diatur oleh suatu irama
peristaltik. Lapisan ini juga listrik intrinsik dasar.
mengandung pleksus saraf, pembuluh c Pengosongan lambung, diatur oleh
darah, dan saluran limfe. pembukaan spinter pilorus yang
d Mukosa dipengaruhi oleh viskositas, volume,
Tersusun atas lipatan lipatan keasaman, aktivitas osmotik, keadaan
longitudinal disebut rugae, yang fisik, serta oleh emosi, obat obatan,
memungkinkan terjadinya distensi dan olah raga.
lambung sewaktu diisi makanan. Fungsi pencernaan dan sekresi
Terdapat beberapa kelenjar pada a Pencernaan protein oleh pepsin dan
lapisan ini, yakni : HCl dimulai di sini; pencernaan
a Kelenjar kardia, berada di karbohidrat dan lemak oleh amilase
dekat orifisium kardia dan dan lipase dalam lambung kecil
menyekresiakn mucus. peranannya.
b Kelenjar fundus atau b Sintetis dari pelepasan gastrin
gastric,terletak di fundus dan dipengaruhi oleh protein yang
pada hamper seluruh korpus dimakan, peregangan antrum,
lambung. kelenjar gastri alkalinisasi, dan rangsangan vagus.
memiliki tiga tipe utama sel. c Sekresi faktor intrinsik
Sel-sel parietal d Sekresi mukus, membentuk
menyekresikan HCl dan selubung yang melindungi lambung
factor intrinsik. Factor serta berfungsi sebagai pelumas
intrinsik diperlukan untuk sehingga makanan lebih mudah
absorbsi vitamin B12 di diangkut.
dalam usus halus. e Sekresi bikarbonat, bersama
Kekurangan factor intrinsic dengan sekresi gel mukus,
akan mengakibatkan tampaknya berperan sebagai barier
terjadinya anemia pernisiosa. dan asam lumen dan pepsin.
Sel-sel mukus (leher)
ditemukan di leher kelenjar Getah Cerna Lambung
fundus dan menyekresikan HCl : untuk mengaktifkan
mukus. pepsinogen menjadi pepsin, sebagai
disinfektan, serta merangsang
2 Fisiologi Lambung pengeluaran sekretin dan kolesistokinin
Fungsi motorik lambung terdiri atas : pada usus halus.
a Menampung, menyimpan makanan Lipase : memecah lemak
sampai makanan tersebut sedikit demi menjadi asam lemak dan gliserol.
sedikit dicerna dan bergerak pada Renin : mengendapkan
saluran cerna. Menyesuaikan protein pada susu (kasein) dari air susu
peningkatan volume tanpa menambah (ASI)
tekanan dengan relaksasi reseptif otot Pepsin : memecah putih telur
polos, diperantarai oleh nervus vagus menjadi asam amino ( albumin dan
dan dirangsang oleh gastrin. pepton).
b Mencampur, memecahkan makanan
menjadi partikel partikel kecil dan
Mukus : untuk melindungi asetilkolin, yang merangsang sekresi
dinding lambung dari kerusakan akibat asam. Setelah makan, gastrin dapat
asam HCl. beraksi dan juga dapat merangsang
pelepasan histamine dari sel
Pengaturan Sekresi Lambung enterokromafin dari mukosa untuk
Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi sekresi asam.
menjadi fase sefalik, gastric, dan intestinal. Fase sekresi gastric menghasilkan
a Fase sefalik, sudah dimulai bahkan lebih dari duapertiga sekresi total
sebelum makanan masuk ke lambung, lambung setelah makan, sehingga
yaitu akibat melihat, mencium, dan merupakan bagian terbesar dari total
memikirkan, atau mengecap makanan. sekresi lambung harian yang
Fase ini diperantarai seluruhnya oleh berjumlah sekitar 2.000ml. fase gastric
saraf vagus dan dihilangkan dengan dapat terpengaruh oleh reseksi bedah
vagotomi. Sinyal neurogenik yang pada antrum pylorus, sebab disinilah
menyebabkan fase sefalik berasal dari pembentukan gastrin.
korteks serebsi atau pusat nafsu
c Fase intestinal, dimuali oleh gerakan
makan. Impuls eferen kemudian
kimus dari lambung ke duodenum.
dihantarkan melalui saraf vagus ke
Fase sekresi lambung diduga sebagian
lambung. Hal ini mengakibatkan
besar bersifat hormonal. Adanya
kelenjar gastric terangsang untuk
protein yang tercerna sebagian dalam
menyekresikan HCl, pepsinogen, dan
duodenum merangsang pelepasan
menambah mucus. Fase sefalik
gastrin di usus, suatu hormone yang
menghasilkan sekitar 10% dari sekresi
menyebabkan lambung terus-menerus
lambung normal yang berhubungan
menyekresikan sejumlah kecil cairan
dengan makanan.
b Fase gastric, dimulai saat makanan lambung.
Distensi usus halus menimbulkan
mencapai antrum pylorus. Distensi
antrum juga dapat menyebabkan refleks enterogastrik, diperantarai oleh
pleksus mienterikus, saraf simpatis, dan
terjadinya rangsangan mekanis dari
reseptor-resptor pada dinding vagus, yang menghambat sekresi dan
pengosongan lambung. Adanya asam (pH
lambung. Impuls tersebut berjalan
menuju medulla melalui aferen vagus kurang dari 2,5), lemak, dan hasil-hasil
pemecahan protein menyebabkan
dan kembali ke lambung melalui
eferen vagus; impuls ini merangsang lepasnya beberapa hormone di usus.
Sekretin, koleksitokinin, dan peptida
pengeluaran hormone gastrin dan
secara langsung juga merangsang pengahambat gastric, semuanya memiliki
efek inhibisi terhadap sekresi lambung.
kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin
dilepas di antrum dan kemudian
Tabel Kerja Gastrin
dibawa oleh aliran darah menuju
kelenjar lambung, untuk merangsang Kerja Mak
sekresi. Pelepasan gastrin juga
dirangsang oleh pH alkali, garam
empedu di antrum, dan terutama oleh
protein makanan dan alcohol.
Membrane sel parietal di fundus dan
korpus lambung mengandung reseptor
untuk gastrin, histamine, dan
Merangsang sekresi asam dan pepsin steroid, asam empedu atau terinfeksi
Merangsang sekresi factor intrinsic oleh Helicobacter Pylori.
Peradangan pada mukosa lambung
Merangsang sekresi enzim pancreas yang menyebabkan erosi dan
Merangsang peningkatkan aliran empedu perdarahan mukosa lambung dan
hati setelah terpapar pada zat iritan. Erosi
Merangsang pengeluaran insulin tidak mengenai lapisan otot lambung.
Merangsang motilitas lambung dan usus Klasifikasi
a Gastritis stress akut
Mempermudah relaksasi resepitif lambung yaitu disebabkan akibat pembedahan
besar, luka, trauma, luka bakar atau
Meningkatkan tonus istirahat sfingter infeksi berat yang menyebabkan
esophagus bagian bawah gastritis serta perdarahan pada
Menghambat pengosongan lambung lambung.
b. Gastritis erosife hemoragik difus
Biasanya terjadi pada peminum berat
dan pengguna aspirin, dan dapat
menyebabkan perlunya reseksi
lambung. Penyakit yang serius ini
akan dianggap sebagai ulkus akibat
stress, karena keduanya memiliki
II. KONSEP PENYAKIT banyak persamaan.
A. DEFINISI
1 Gastritis adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang bersifat akut, Etiologi
kronik difus, atau lokal dengan - Kesembronoan diit, misalnya: makan
karakteristik anoreksia, rasa penuh, terlalu banyak, terlalu cepat, makan
tidak enak pada epigastrium, mual dan makanan yang terlalu banyak bumbu,
muntah. atau makanan yang terinfeksi
2 Gastritis merupakan sutau keadaan - Alkohol
peradangan atau perdarahan mukosa - Aspirin
lambung yang dapat bersifat akut, - Refluks empedu
kronis, difus, atau lokal. - Terapi radiasi
3 Gastritis adalah inflamasi pada - Gastritis akut yang lebih parah
dinding gaster terutama pada lapisan disebabkan oleh asam kuat atau alkali,
mukosa gaster. yang dapat menyebabkan mukosa
4 Gastritis adalah peradangan lokal atau menjadi ganggren atau perforasi
penyebaran pada mukosa lambung dan Manifestasi Klinis
berkembang dipenuhi bakteri. 1 Dapat terjadi ulserasi superficial dan
mengarah pada hemoragi
B. KLASIFIKASI 2 Rasa tidak nyaman pada abdomen
1. Gastritis Akut dengan sakit kepala, kelesuan, mual,
Definisi dan anoreksia. Mungkin terjadi
Proses peradangan mukosa akut, muntah dan cegukan
3 Beberapa pasien menunjukkan
biasanya bersifat transien.
asimptomatik
Peradangan superficial akibat terpapar
4 Dapat terjadi kolik dan diare jika
oleh zat iritant seperti alcohol, aspirin, makanan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi malah mencapai pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan
usus pembuluh darah ini akan menimbulkan
5 Pasien biasanya pulih kembali sekitar perdarahan.
sehari, meskipun napsu makan a Gastritis tipe A:
mungkin akan hilang selama 2 sampai - Dihubungkan dengan penyakit
3 hari autoimun, misalnya anemia
pernisiosa.
2. Gastritis Kronis b Gastritis tipe B:
Definisi - Dihubungkan dengan bakteri
Gastritis kronis adalah suatu peradangan Helicobacter pylori.
- Faktor diet, seperti minum panas dan
bagian permukaan mukosa lambung yang
pedas.
menahun. Gastritis kronis adalah suatu
- Penggunaan obat
peradangan bagian permukaan mukosa - Alkohol
lambung yang berkepanjangan yang - Merokok
disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak - Refluks isi usus ke lambung
maupun ganas atau oleh bakteri Helicobacter Manifestasi klinis
pylori. - Bervariasi dan tidak jelas
Etiologi - Perasaan penuh, anoreksia
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut - Distress epigastrik yang tidak nyata
yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa - Cepat kenyang
- Mual dan muntah
lambung yang berulang-ulang dan terjadi
- Nyeri epigastrium setelah makan
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya - Rasa pahit pada mulut
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan
hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena
sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL. Pepsin dan fungsi intrinsik Klasifikasi
lainnya akan menurun dan dinding lambung Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :
juga menjadi tipis serta mukosanya rata, 1. Gambaran histopatology
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi - Gastritis kronik superficial
perdarahan serta formasi ulser. - Gastritis kronik atropik
Helicobacter pylori merupakan bakteri - Atrofi lambung
gram negatif. Organisme ini menyerang sel - Metaplasia intestinal
permukaan gaster, memperberat timbulnya - Perubahan histology kalenjar mukosa
desquamasi sel dan muncullah respon radang lambung menjadi kalenjar-kalenjar
kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar - mukosa usus halus yang mengandung
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu sel goblet.
2 Distribusi anatomi
mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi,
- Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe
yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
A).
misalnya dengan sel desquamosa yang lebih Sering dihubungkan dengan proses
kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka autoimun dan berlanjut menjadi
elastisitasnya juga berkurang. Pada saat anemia pernisiosa karena terjadi
mencerna makanan, lambung melakukan gangguan absorpsi vitamin B12
gerakan peristaltic tetapi karena sel dimana gangguan absorpsi tersebut
penggantinya tidak elastis maka akan timbul disebabkan oleh kerusakan sel parietal
kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan yang menyebabkan sekresi asam
rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan lambung menurun.
hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung,
sehingga akan menyebabkan kerusakan
- Gastritis kronik antrum (gastritis tipe kemudian akan dibawa ke laboratorium
B) untukdiperiksa.Tesinimemakanwaktu
Paling sering dijumpai dan kuranglebih20sampai30menit.Pasien
biasanya tidak langsung disuruh pulang
berhubungan dengan kuman
ketika tes ini selesai, tetapi harus
Helicobacter pylori. menunggu sampai efek dari anestesi
- Gastritis tipe AB menghilang, kurang lebih satu atau dua
Anatominya menyebar ke seluruh
jam.Hampirtidakadaresikoakibattes
gaster dan penyebarannya meningkat ini.Komplikasiyangseringterjadiadalah
seiring bertambahnya usia. rasa tidak nyaman pada tenggorokan
akibatmenelanendoskop.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
e Ronsensalurancernabagianatas.Tes
a Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan ini akan melihat adanya tandatanda
untuk memeriksa adanya antibodi H. gastritis atau penyakit pencernaan
pyloridalamdarah.Hasiltesyangpositif lainnya.Biasanyaakandimintamenelan
menunjukkan bahwa pasien pernah cairan barium terlebih dahulu sebelum
kontakdenganbakteripadasuatuwaktu dilakukan ronsen. Cairan ini akan
dalam hidupnya, tapi itu tidak melapisi saluran cernadan akan terlihat
menunjukkan bahwa pasien tersebut lebihjelasketikadironsen.
terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukanuntukmemeriksaanemia,yang
terjadiakibatpendarahanlambungakibat D. KOMPLIKASI
gastritis. 1 Gastritis akut
Komplikasi yang dapat timbul pada
b Pemeriksaanpernapasan.Tesinidapat
gastritis akut adalah hematemesis atau
menentukanapakahpasienterinfeksioleh
melema.
bakteriH.pyloriatautidak.
2 Gastritis kronis
Pendarahan saluran cerna bagian atas,
c Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa
apakah terdapat H. pylori dalam feses
ulkus, perforasi dan anemia karena
atau tidak. Hasil yang positif dapat gangguan absorpsi vitamin B12
mengindikasikan terjadinya infeksi. (anemia pernisiosa).
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feces. Hal ini
menunjukkan adanya pendarahan pada
lambung. E. PENDIDIKAN KESEHATAN
Makan dengan porsi sedikit tapi
d Endoskopi saluran cerna bagian atas.
sering.
Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidak normalan pada saluran cerna Jika pasien merasa lapar, jangan
bagian atas yang mungkin tidak terlihat langsung minum minuman yang
dari sinarX. Tes ini dilakukan dengan mengandung kafein seperti teh, tapi
cara memasukkan sebuah selang kecil digantikan dengan air putih hangat.
yangfleksibel(endoskop)melaluimulut
Bila maag kambuh karena terlambat
danmasukkedalamesophagus,lambung
danbagianatasususkecil.Tenggorokan
makan, jangan langsung makan
akan terlebih dahulu dimatirasakan makanan berat misalnya nasi, tapi
(anestesi)sebelumendoskopdimasukkan digantikan dengan makanan ringan
untukmemastikanpasienmerasanyaman seperti crackers.
menjalanitesini.Jikaadajaringandalam Makan secara benar, hindari makan
salurancernayangterlihatmencurigakan,
makanan yang dapat mengiritasi
dokter akan mengambil sedikit sampel
(biopsy)darijaringantersebut.Sampelitu
terutama makanan yang pedas dan G. PENATALAKSANAAN
asam Gastritis Kronik
Makan dengan jumlah yang cukup, 1 Eradikasi Helicobacter pyroli
Dapat mengembalikan
pada waktunya dan lakukan dengan
santai. gambaran histopatologi
Mengunyah makanan sampai benar menjadi normal.
2 Eradikasi dikombinasikan dengan
benar lumat.
penghambat pompa proton dan
Minum air putih yang banyak atau
antibiotik. Antibiotik dapat berupa
dapat digantikan dengan minuman tetrasiklin, metronidasol,
ber-ion. klaritromisin, dan amoksisilin.
Meminum obat sesuai dengan anjuran Untuk hasil pengobatan yang lebih
dokter. baik dapat digunakan lebih dari
Menjaga kebersihan lingkungan satu macam antibiotik.
seperti alat alat makan, tempat 3 Antagonis H2 (seperti ranitidine)
tidur,dll. dikombinasikan dengan
Hindari untuk meminum penghambat pompa proton
alkohol,karena alkohol dapat Dapat menurunkan sekresi
mengiritasi dan mengikis lapisan asam lambung.
mukosa dalam lambung serta dapat 4 Pemberian vitamin B12 melalui
mengakibatkan peradangan dan parenteral
Untuk memperbaiki keadaan
perdarahan.
anemianya.
Hindari untuk merokok, karena dapat
Gastritis Akut
mengganggu kerja lapisan pelindung 1 Pemberian antasida
lambung. Mengatasi perasaan bengah
Lakukan olahraga secara teratur, (penuh) dan tidak enak di
misalnya senam aerobik. Senam abdomen dan menetralisir
aerobik dapat meningkatkan asam lambung dengan
kecepatan jantung dan pernafasan juga meningkatkan pH lambung
dapat menstimulasi aktivitas otot usus sekitar 4-6.
sehingga membantu mengeluarkan 2 Gastrektomi
limbah makanan dari usus secara lebih Pembedahan gaster dengan
cepat. indikasi yang absolut.
Menghindari pemakaian aspirin saat Untuk klien dengan keluhan mual dan
merasa tidak enak badan, digantikan muntah dianjurkan untuk bedrest
dengan istirahat yang cukup. dengan status NPO (nothing per oral),
pemberian antimietik, dan
Hindari pemakaian obat gabungan,
pemasangan infus untuk
untuk mengurangi efek negatif obat.
mempertahankan cairan tubuh.
Hindari stress yang berlebihan. o Bila muntah berlanjut, maka
Selalu memperhatikan pola makan dipertimbangkan pemasangan
pasien. NGT (Nasogastric Tube)
Membantu klien mengatasi masalah o Klien yang mengalami anemia
yang dihadapinya untuk mengurangi pernisiosa, maka diberikan
rasa stress. injeksi intravena cobalamin.
Memperhatikan pemakaian obat dan o Klien yang merupakan
efek sampingnya. pengguna aspirin atau
antiinflamasi nonsteroid dapat
dicegah dengan misoprostol, klasik berupa rasa panas di dada (heartburn)
suatu derivat prostaglandin dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi
mukosa. termasuk dispepsia.3
Ada berbagai macam definisi
Daftar Pustaka dispepsia. Salah satu definisi yang
dikemukakan oleh suatu kelompok kerja
Perry Potter. 2005. Fundamental of internasional adalah: Sindroma yang terdiri
Nursing. dari keluhan - keluhan yang disebabkan
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta karena kelainan traktus digestivus bagian
Kedokteran, edisi 3, Jilid I. Jakarta: proksimal yang dapat berupa mual atau
FKUI. muntah, kembung, dysphagia, rasa penuh,
Sistem Gastrointestinal. Jakarta: TIM nyeri epigastrium atau nyeri retrosternal dan
Sylvia Price. 2005. Edisi 6 Vol 1 ruktus, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Dengan demikian dispepsia merupakan suatu
Proses Penyakit. Jakarta: EGC sindrom klinik yang bersifat kronik.2
Diane C. Baughman & Joann C. Dalam klinik tidak jarang para dokter
Hackley. 2000. Keperawatan Medikal menyamakan dispepsia dengan gastritis. Hal
Bedah. Jakarta: EGC ini sebaiknya dihindari karena gastritis adalah
LM, Wilson, Dkk.1995. Patofisiologi suatu diagnosa patologik, dan tidak semua
Konsep Klinis Proses proses dispepsia disebabkan oleh gastritis dan tidak
Penyakit. Jakarta : EGC semua kasus gastritis yang terbukti secara
Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi patologi anatomik disertai gejala dispepsia.
Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu Karena dispepsia dapat disebabkan oleh
Price, and Wilson. 2006. Patofisiologi banyak keadaan maka dalam menghadapi
Konsep Klinis Proses-Proses sindrom klinik ini penatalaksanaannya
Penyakit. Jakarta : EGC. seharusnya tidak seragam.3
Hirlan. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu
Dalam Jilid II edisi Ketiga. Jakarta: :
EGC. 1. Dispepsia organik, bila telah diketahui
adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. Sindroma dispepsia organik
DISPEPSIA
terdapat kelainan yang nyata terhadap organ
BAB II
tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus
PEMBAHASAN
dua belas jari, radang pankreas, radang
empedu, dan lain-lain.1,6
2.1 DEFINISI
2. Dispepsia non organik atau dispepsia
Dispepsia merupakan sindrom atau
fungsional, atau dispesia non ulkus, bila tidak
kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri
jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa
dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati,
disertai kelainan atau gangguan struktur organ
kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat
berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium,
kenyang, perut rasa penuh atau begah.1
radiologi, dan endoskopi setelah 3 bulan
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani
dengan gejala dispepsia.7
(Dys-), berarti sulit, dan (Pepse),berarti
Manifestasi Klinis
pencernaan (N.Talley, et al., 2005). Dispepsia
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan
merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis
atas keluhan/gejala yang dominan, membagi
yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut
dispepsia menjadi tiga tipe :
bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus a Alergi susu sapi, putih telur,
(ulkus-like dyspepsia), dengan gejala: kacang, makanan laut, beberapa
a Nyeri epigastrium terlokalisasi jenis produk kedelai dan beberapa
b Nyeri hilang setelah makan atau jenis buah-buahan
pemberian antasid b Non-alergi
c Nyeri saat lapar Produk alam : laktosa,
d Nyeri episodik sucrosa, galactosa, gluten,
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas kafein.
(dysmotility-like dyspesia), dengan gejala:
Bahan kimia : monosodium
a Mudah kenyang
glutamate (vetsin), asam
b Perut cepat terasa penuh saat
benzoat, nitrit, nitrat.
makan
c Mual Perlu diingat beberapa
d Muntah intoleransi makanan diakibatkan oleh
e e.Upper abdominal bloating penyakit dasarnya, misalnya pada
(bengkak perut bagian atas) penyakit pankreas dan empedu tidak
f Rasa tak nyaman bertambah saat bisa mentoleransi makanan berlemak,
makan jeruk dengan pH yang relatif rendah
3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala sering memprovokasi gejala pada
seperti kedua tipe di atas).2 pasien ulkus peptikum atau
2.2 ETIOLOGI esophagitis. 10
Rangsang Rangsang
Lokal Ganglion
(makanan)
Degranulasi
mastosit Pembebasa
Stimulasi sel
n
G
asethilkolin
Pembebasan Pembebasan
histamin Gastrin
Stimulasi Sel
Parietal
Pembebasan
HCl
Bagan 1. Pengaruh Sekresi Sel Parietal bahwa stres mencetuskan keluhan
2.4 PATOFISIOLOGI dispepsia. Beberapa studi mengatakan
Patofisiologi dispepsia non ulkus masih stres yang lama menyebabkan
sedikit diketahui, beberapa faktor berikut perubahan aktifitas vagal, berakibat
mungkin berperan penting (multifaktorial): gangguan akomodasi dan motilitas
Abnormalitas Motorik Gaster gaster.Kepribadian dispepsia non
Dengan studi Scintigraphic Nuklear ulkus menyerupai pasien Sindrom
dibuktikan lebih dari 50% pasien Kolon Iritatif dan dispepsia organik,
dispepsia non ulkus mempunyai tetapi disertai dengan tanda neurotik,
keterlambatan pengosongan makanan ansietas dan depresi yang lebih nyata
dalam gaster. Demikian pula pada dan sering disertai dengan keluhan
studi monometrik didapatkan non-gastrointestinal ( GI ) seperti
gangguan motilitas antrum nyeri muskuloskletal, sakit kepala dan
postprandial, tetapi hubungan antara mudah letih. Mereka cenderung tiba-
kelainan tersebut dengan gejala-gejala tiba menghentikan kegiatan sehari-
dispepsia tidak jelas. Penelitian harinya akibat nyeri dan mempunyai
terakhir menunjukkan bahwa fundus fungsi sosial lebih buruk dibanding
gaster yang "kaku" bertanggung jawab pasien dispepsia organik. Demikian
terhadap sindrom dispepsia. Pada pula bila dibandingkan orang normal.
keadaan normal seharusnya fundus Gambaran psikologik dispepsia non
relaksasi, baik saat mencerna makanan ulkus ditemukan lebih banyak
maupun bila terjadi distensi ansietas, depresi dan neurotik.5
duodenum. Pengosongan makanan
bertahap dari corpus gaster menuju ke Gastritis Helicobacter pylori
bagian fundus dan duodenum diatur Gambaran gastritis Helicobacter
oleh refleks vagal. Pada beberapa pylori secara histologik biasanya
pasien dyspepsia non ulkus, refleks ini gastritis non-erosif non-spesifik. Di
tidak berfungsi dengan baik sehingga sini ditambahkan non-spesifik karena
pengisian bagian antrum terlalu cepat.2 gambaran histologik yang ada tidak
Perubahan sensifitas gaster dapat meramalkan penyebabnya dan
Lebih 50% pasien dispepsia non ulkus keadaan klinik yang bersangkutan.
menunjukkan sensifitas terhadap Diagnosa endoskopik gastritis akibat
distensi gaster atau intestinum, oleh infeksi Helicobacter pylori sangat
karena itu mungkin akibat: makanan sulit karena sering kali gambarannya
yang sedikit mengiritasi seperti tidak khas. Tidak jarang suatu gastritis
makanan pedas, distensi udara, secara histologik tampak berat tetapi
gangguan kontraksi gaster intestinum gambaran endoskopik yang tampak
atau distensi dini bagian Antrum tidak jelas dan bahkan normal.
postprandial dapat menginduksi nyeri Beberapa gambaran endoskopik yang
pada bagian ini.10 sering dihubungkan dengan adanya
Stres dan faktor psikososial infeksi Helicobacter pylori adalah:
Penelitian menunjukkan bahwa a Erosi kronik di daerah antrum.
didapatkan gangguan neurotik dan b Nodularitas pada mukosa antrum.
morbiditas psikiatri lebih tinggi secara c Bercak-bercak eritema di antrum.
bermakna pada pasien dispepsia non d Area gastrika yang menonjol
ulkus daripada subyek kontrol yang dengan bintik-bintik eritema di
sehat.Banyak pasien mengatakan daerah korpus.13
Peranan infeksi Helicobacter pylori sendawa, diikuti oleh kembung yang
pada gastritis dan ulkus peptikum sudah lebih darah. Ini memerlukan
diakui, tetapi apakah Helicobacter pylori perbaikan tingkah laku.Abnormalitas
dapat menyebabkan dispepsia non ulkus di atas belum semua diidentifikasi
masih kontroversi. Di negara maju, hanya oleh semua peneliti dan tidak selalu
50% pasien dispepsia non ulkus menderita muncul pada semua penderita. Hasil
infeksi Helicobacter pylori, sehingga yang kurang konsisten dari bermacam
penyebab dispepsia pada dispepsia non ulkus terapi yang digunakan untuk terapi
dengan Helicobacter pylori negatif dapat juga dispepsia non ulkus mendukung
menjadi penyebab dari beberapa dispepsia keanekaragaman kelompok ini. 2,12,14.
non ulkus dengan Helicobacter pylori positif. Gastritis adalah suatu keadaan
Bukti terbaik peranan Helicobacter pylori peradangan atau pendarahan mukosa
pada dispepsia non ulkus adalah gejala lambung. Gastritis karena bakteri H. pylori
perbaikan yang nyata setelah eradikasi kuman dapat mengalami adaptasi pada linkungan
Helicobacter pylori tersebut, tetapi ini masih dengan pH yang sangat rendah dengan
dalam taraf pembuktian studi ilmiah. Banyak menghasilkan enzim urease yang sangat kuat.
pasien mengalami perbaikan gejala dengan Enzim urease tersebut akan mengubah urea
cepat walaupun dengan pengobatan plasebo. dalam lambung menjadi ammonia sehingga
Studi "follow up" jangka panjang sedang bakteri Helicobacter pylori yang diselubungi
dikerjakan, hanya beberapa saja yang tidak awan amoniak yang dapat melindungi diri
kambuh.2 dari keasaman lambung. Kemudian dengan
Kelainan gastrointestinal fungsional flagella Helicobacter pylori menempel pada
Dispepsia non ulkus cenderung dinding lambung dan mengalami multiplikasi.
dimasukkan sebagai bagian kelainan Bagian yang menempel pada epitel mukosa
fungsional GI, termasuk di sini lambung disebut adheren pedestal. Melalui
Sindrom Kolon Iritatif, nyeri dada zat yang disebut adhesin , Helicobacter
non-kardiak dan nyeri ulu hati pylori dapat berikatan dengan satu jenis
fungsional. Lebih dari 80% dengan gliserolipid yang terdapat di dalam epitel.13
Sindrom Kolon Iritatif menderita Selain urease, bakteri juga
dispepsia dan lebih dari sepertiga mengeluarkan enzim lain misalnya katalase,
pasien dengan dispepsia kronis juga oksidase, alkaliposfatase, gamma glutamil
mempunyai gejala Sindrom Kolon transpeptidase, lipase, protease, dan
Iritatif. Pasien dengan kelainan seperti musinase. Enzim protease dan fosfolipase
ini sering ada gejala extra GI seperti diduga merusak glikoprotein dan fosfolipid
migrain, myalgia dan disfungsi yang menutup mukosa lambung. H. Pylori
kencing dan ginekologi. Pada juga mengeluarkan toksin yang beperan
anamnesis dispepsia jangan lupa dalam peradangan dan reaksi imun local.13
menanyakan gejala Sindrom Kolon Obat anti-inflamasi non-steroid
Iritatif seperti nyeri abdomen mereda merusak mukosa lambung melalui beberapa
setelah defikasi, perubahan frekuensi mekanisme. Obat-obat ini menghambat
buang air besar atau bentuknya siklooksigenase mukosa lambung sebagai
mengalami perubahan, perut tegang, pembentuk prostaglandin dari asam
tidak dapat menahan buang air besar arakidonat yang merupakan salah satu faktor
dan perut kembung. Beberapa pasien defensif mukosa lambung yang sangat
juga mengalami aerophagia, lingkaran penting. Selain itu, obat ini juga dapat
setan dari perut kembung diikuti oleh merusak secara topikal. Kerusakan topikal ini
masuknya udara untuk menginduksi terjadi karena kandungan asam dalam obat
tersebut bersifat korosif, sehingga merusak patogenesis ulkus peptikum. Ulkus peptikum
sel-sel epitel mukosa. Pemberian aspirin juga sering terletak di antrum karena mukosa
dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan antrum lebih rentan terhadap difusi balik
mukus oleh lambung, sehingga kemampuan disbanding fundus. Selain itu, kadar asam
faktor defensif terganggu.13 yang rendah dalam analisis lambung pada
Ulkus peptikum merupakan keadaan penderita ulkus peptikum diduga disebabkan
di mana kontinuitas mukosa esophagus, oleh meningkatnya difusi balik dan bukan
lambung ataupun duodenum terputus dan disebabkan oleh produksi yang berkurang. 13
meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan Daya tahan duodenum yang kuat
mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah terhadap ulkus peptikum diduga akibat fungsi
epitel disebut erosi, walaupun seringkali kelenjar Brunner (kelenjar duodenum
dianggap juga sebagai ulkus. Ulkus kronik submukosa dalam dinding usus) yang
berbeda dengan ulkus akut, karena memiliki memproduksi sekret mukoid yang sangat
jaringan parut pada dasar ulkus. Menurut alkali, pH 8 dan kental untuk menetralkan
definisi, ulkus peptik dapat ditemukan pada kimus asam. Penderita ulkus peptikum sering
setiap bagian saluran cerna yang terkena mengalami sekresi asam berlebihan. Faktor
getah asam lambung, yaitu esofagus, penurunan daya tahan jaringan juga terlibat
lambung, duodenum, dan setelah dalam ulkus peptikum. Daya tahan jaringan
13
gastroduodenal, juga jejunum. juga bergantung pada banyaknya suplai darah
Sawar mukosa lambung penting untuk dan cepatnya regenerasi sel epitel (dalam
perlindungan lambung dan duodenum. Obat keadaan normal diganti setiap 3 hari).
anti inflamasi non steroid termasuk aspirin kegagalan mekanisme ini juga berperan
menyebabkan perubahan kualitatif mucus dalam patogenesis ulkus peptikum. 13
lambung yang dapat mempermudah
terjadinya degradasi mucus oleh pepsin.
Prostaglandin yang terdapat dalam jumlah
berlebihan dalam mucus gastric dan
tampaknya berperan penting dalam
13
pertahanan mukosa lambung.
Aspirin, alkohol, garam empedu dan
zat zat lain yang merosak mukosa lambung
mengubah permeabilitas sawar epitel,
sehingga memungkinkan difusi balik asam
klorida yang mengakibatkan kerosakan
jaringan, terutama pembuluh darah. Histamin
dikeluarkan, merangsang sekresi asam dan
pepsin lebih lanjut dan meningkatkan
permeabilitas kapiler terhadap protein.
Mukosa menjadi edema dan sejumlah besar
protein plasma dapat hilang. Mukosa kapiler
dapat rusak, mengakibatkan terjadinya
hemoragi interstitial dan perdarahan. Sawar
mukosa tidak dipengaruhi oleh penghambatan
vagus atau atropine, tetapi difusi balik
dihambat oleh gastrin.13
Destruksi sawar mukosa lambung
diduga merupakan faktor penting dalam
2.5 GEJALA KLINIK dalam dispepsia fungsional tetapi setelah
Sindroma dispepsia dapat bersifat ditemukan dasar-dasar organik maka
ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut GERD dimasukan kedalam dispepsia
atau kronis sesuai dengan perjalanan organik. Penyakit ini disebabkan
penyakitnya. Pembagian akut dan kronik Inkompetensi/relaksasi sphincter cardia
berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan. yang menyebabkan regurgitasi asam
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada lambung ke dalam esofagus.
perut atas atau dada mungkin disertai dengan Dulu sebelum penyebab GERD
sendawa dan suara usus yang keras diketahui dengan jelas, GERD
(borborigmi). Pada beberapa penderita, dimasukkan ke dalam kelompok
makan dapat memperburuk nyeri; pada dispepsia fungsional. Setelah
penderita yang lain, makan bisa mengurangi penyebabnya jelas maka GERD
nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan dikeluarkan dari kelompok tersebut dan
yang menurun, mual, sembelit, diare dan dimasukkan ke dalam dispepsia organik.7
flatulensi (perut kembung).6 Gejala GERD :
Dispepsia Organik Gejala khas, terdiri dari :
a Dispepsia Ulkus o Heart Burn
Dispepsia ulkus merupakan o Rasa panas di epigastrium
bagian penting dari dispepsia organik. Di o Rasa nyeri retrosternal
negara negara barat prevalensi ulkus o Regurgitasi asam
lambung lebih rendah dibandingkan o Pada kasus berat : ada gangguan
dengan ulkus duodeni. Sedang di negara menelan
berkembang termasuk Indonesia Gejala tidak khas :
frekuensi ulkus lambung lebih tinggi. o Nafas pendek
Ulkus lambung biasanya diderita pada o Wheezing
usia yang lebih tinggi dibandingkan o Batuk-batuk
ulkus duodeni.4 Gejala GERD lebih menonjol pada
Gejala utama dari ulkus peptikum waktu penderita terbaring terlentang dan
adalah hunger pain food relief. Untuk berkurang bila penderita duduk.
ulkus duodeni nyeri umumnya terjadi 1 Gambaran Endoskopi:
sampai 3 jam setelah makan, dan Didapatkan lesi berupa robekan pada daerah
penderita sering terbangun di tengah spinter esophagus yang dibagi menjadi 4
malam karena nyeri. Tetapi banyak juga derajat (Pembagian Los Angeles) :
kasus kasus yang gejalanya tidak jelas
dan bahkan tanpa gejala. Pada ulkus Grade A :
lambung seringkali gejala hunger pain Robekan mukosa tidak lebih dari 5 mm
food relief tidak jelas, bahkan kadang Grade B :
kadang penderita justru merasa nyeri Ada robekan mukosa yang lebih dari 5 mm
setelah makan.15 dan kalau ada robekan mukosa di tempat lain
Penelitian menunjukkan bahwa tidak berhubungan dengan robekan mukosa
penyebab utama ulkus duodenum adalah yang pertama.
infeksi H. pylori, dan ternyata sedikitnya Grade C :
95% kasus ulkus duodeni adalah H. Robekan mukosa pada 1 lipatan mukosa
pylori positif, sedang hanya 70% kasus berhubungan dengan lipatan mukosa yang
ulkus lambung yang H. pylori positif.13 lain tetapi tidak difus.
Grade D :
b GERD
Robekan mukosa difus.15
Dahulu GERD dimasukkan
Dispepsia Fungsional
Gejala dispepsia fungsional (menurut kriteria Perlu ditanyakan hal-hal yang
Roma) : berhubungan dengan stresor psikososial
a Gejala menetap selama 3 bulan misalnya: masalah anak (meninggal, nakal,
dalam 1 tahun terakhir. sakit, tidak punya), hubungan antar manusia
b Nyeri epigastrium yang (orang tua, mertua, tetangga, adik ipar,
menetap atau sering kambuh kakak), hubungan suami-istri (istri sibuk, istri
(recurrent). muda, dimadu, bertengkar, cerai), pekerjaan
c Tidak ada kelainan organik dan pendidikan (kegiatan rutin, penggusuran,
yang jelas (termasuk pindah jabatan, tidak naik pangkat). Hal ini
endoskopi) berakibat eksaserbasi gejala pada beberapa
d Tidak ada tanda-tanda IBS
orang.5
(Irritable Bowel Syndrome)
Harus diingat gambaran khas dari
2.6 ANAMNESIS
beberapa penyebab dispepsia. Pasien ulkus
Jika pasien mengeluh mengenai
peptikum biasanya berumur lebih dari 45
dispepsia, dimulakan pertanyaan atau
tahun, merokok dan nyeri berkurang dengan
anamnesis dengan lengkap. Berapa sering
mencerna makanan tertentu atau antasid.
terjadi keluhan dispepsia, sejak kapan terjadi
Nyeri sering membangunkan pasien pada
keluhan, adakah berkaitan dengan konsumsi
malam hari banyak ditemukan pada ulkus
makanan? Adakah pengambilan obat tertentu
duodenum. Gejala esofagitis sering timbul
dan aktivitas tertentu dapat menghilangkan
pada saat berbaring dan membungkuk setelah
keluhan atau memperberat keluhan? Adakah
makan kenyang yaitu perasan terbakar pada
pasien mengalami nafsu makan menghilang,
dada, nyeri dada yang tidak spesifik (bedakan
muntah, muntah darah, BAB berdarah, batuk
dengan pasien jantung koroner), regurgitasi
atau nyeri dada?11
dengan gejala perasaan asam pada mulut. Bila
gejala dispepsia timbul segera setelah makan
Pasien juga ditanya, adakah ada
biasanya didapatkan pada penyakit esofagus,
konsumsi obat obat tertentu? Atau adakah
gastritis erosif dan karsinoma. Sebaliknya bila
dalam masa terdekat pernah operasi? Adakah
muncul setelah beberapa jam setelah makan
ada riwayat penyakit ginjal, jantung atau
sering terjadi pada ulkus duodenum. Pasien
paru? Adakah pasien menyadari akan
dispepsia non ulkus lebih sering
kelainan jumlah dan warna urin? 11
mengeluhkan gejala di luar GI, ada tanda
Riwayat minum obat termasuk
kecemasan atau depresi, atau mempunyai
minuman yang mengandung alkohol dan
riwayat pemakaian psikotropik. 2, 6-11
jamu yang dijual bebas di masyarakat perlu
2.7 PEMERIKSAAN FISIK
ditanyakan dan kalau mungkin harus
Pemeriksaan fisik untuk
dihentikan. Hubungan dengan jenis makanan
mengidentifikasi kelainan intra-abdomen atau
tertentu perlu diperhatikan. Tanda dan gejala
intra lumen yang padat misalnya tumor,
"alarm"(peringatan) seperti disfagia, berat
organomegali, atau nyeri tekan sesuai dengan
badan turun, nyeri menetap dan hebat, nyeri
adanya ransang peritoneal/peritonitis.1
yang menjalar ke punggung, muntah yang
Tumpukan pemeriksaan fisik pada
sangat sering, hematemesis, melena atau
bagian abdomen. Inspeksi akan distensi,
jaundice kemungkinan besar adalah
asites, parut, hernia yang jelas, ikterus, dan
merupakan penyakit serius yang memerlukan
lebam. Auskultasi akan bunyi usus dan
pemeriksaan seperti endoskopi dan / atau
karekteristik motilitasnya. Palpasi dan perkusi
"USG" atau "CT Scan" untuk mendeteksi
abdomen, perhatikan akan tenderness, nyeri,
struktur peptik, adenokarsinoma gaster atau
pembesaran organ dan timpani.6 Pemeriksaan
esophagus, penyakit ulkus, pankreatitis kronis
atau keganasan pankreas empedu.11
tanda vital bisa ditemukan takikardi atau nadi 3. Endoskopi bisa digunakan untuk
yang tidak regular.10 memeriksa esofagus, lambung atau usus
Kemudian, lakukan pemeriksaan halus dan untuk mendapatkan contoh
sistem tubuh badan lainnya. Perlu ditanyakan jaringan untuk biopsi dari lapisan
perubahan tertentu yang dirasai pasien, lambung.
keadaan umum dan kesadaran pasien Contoh tersebut kemudian diperiksa
diperhatikan. Auskultasi bunyi gallop atau dibawah mikroskop untuk mengetahui
murmur di jantung. Perkusi paru untuk apakah lambung terinfeksi oleh
mengetahui konsolidasi. Perhatikan dan Helicobacter pylori. Endoskopi
lakukan pemeriksaan terhadap ektremitas, merupakan pemeriksaan baku emas,
adakah terdapat perifer edema dan dirasakan selain sebagai diagnostik sekaligus
adakah akral hangat atau dingin. Lakukan terapeutik.2,3,7 Pemeriksaan ini sangat
juga perabaan terhadap kelenjar limfa.6-11 dianjurkan untuk dikerjakan bila dispepsia
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG tersebut disertai oleh keadaan yang
Pemeriksaan untuk penanganan dispepsia disebut alarm symptoms, yaitu adanya
terbagi beberapa bagian, yaitu: penurunan berat badan, anemia, muntah
1. Pemeriksaan laboratorium untuk hebat dengan dugaan adanya obstruksi,
mengidentifikasi adanya faktor infeksi muntah darah, melena, atau keluhan sudah
(leukositosis), pakreatitis (amylase, berlangsung lama, dan terjadi pada usia
lipase), keganasan saluran cerna (CEA, lebih dari 45tahun.1
CA 19-9, AFP). Biasanya meliputi hitung Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan
jenis sel darah yang lengkap dan endoskopi adalah:
pemeriksaan darah dalam tinja, dan urine. a. CLO (rapid urea test)
Dari hasil pemeriksaan darah bila b. Patologi anatomi (PA)
ditemukan lekositosis berarti ada tanda- c. Kultur mikroorgsanisme (MO)
tanda infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jika jaringan
tampak cair berlendir atau banyak d. PCR (polymerase chain reaction),
mengandung lemak berarti kemungkinan hanya dalam rangka penelitian15
menderita malabsorpsi. Seseorang yang 4. Pemeriksaan penunjang meliputi
diduga menderita dispepsia tukak, pemeriksaan radiologi, yaitu OMD
sebaiknya diperiksa asam lambung. Pada dengan
karsinoma saluran pencernaan perlu kontras ganda, serologi Helicobacter
diperiksa petanda tumor, misalnya dugaan pylori, dan urea breath test (belum
karsinoma kolon perlu diperiksa CEA, tersedia di Indonesia). Pemeriksaan
dugaan karsinoma pankreas perlu radiologis dilakukan terhadap saluran
diperiksa CA 19-9. 1 makan bagian atas dan sebaiknya dengan
2. Barium enema untuk memeriksa kontras ganda. Pada refluks
esophagus, Lambung atau usus halus gastroesofageal akan tampak peristaltik di
dapat dilakukan pada orang yang esofagus yang menurun terutama di
mengalami kesulitan menelan atau bagian distal, tampak anti-peristaltik di
muntah, penurunan berat badan atau antrum yang meninggi serta sering
mengalami nyeri yang membaik atau menutupnya pilorus, sehingga sedikit
memburuk bila penderita makan. barium yang masuk ke intestin. Pada
Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi tukak baik di lambung, maupun di
kelainan struktural dinding/mukosa duodenum akan terlihat gambar yang
saluran cerna bagian atas seperti adanya disebut niche, yaitu suatu kawah dari
tukak atau gambaran ke arah tumor.1,3,15 tukak yang terisi kontras media. Bentuk
niche dari tukak yang jinak umumnya adalah diagnosis yang telah ditetapkan,
reguler, semisirkuler, dengan dasar licin). dimana pertama sekali penyebab kelainan
Kanker di lambung secara radiologis, organik atau struktural harus disingkirkan
akan tampak massa yang ireguler tidak melalui pemeriksaan. Pemeriksaan yang
terlihat peristaltik di daerah kanker, pertama dan banyak membantu adalah
bentuk dari lambung berubah. Pankreatitis pemeriksaan endoskopi. Oleh karena dengan
akut perlu dibuat foto polos abdomen, pemeriksaan ini dapat terlihat kelainan di
yang akan terlihat tanda seperti oesophagus, lambung dan duodenum. Diikuti
terpotongnya usus besar (colon cut off dengan USG (Ultrasonography) dapat
sign), atau tampak dilatasi dari intestin mengungkapkan kelainan pada saluran bilier,
terutama di jejunum yang disebut sentina hepar, pankreas, dan penyebab lain yang
loops.1 dapat memberikan perubahan anatomis.
5. Kadang dilakukan pemeriksaan lain, Pemeriksaan hematologi dan kimia darah
seperti pengukuran kontraksi esofagus akan dapat mengungkapkan penyebab
atau respon esofagus terhadap asam. dispepsia seperti diabetes, penyakit tyroid dan
gangguan saluran bilier. Pada karsinoma
saluran pencernaan perlu diperiksa pertanda
tumor.1,5
Kriteria Diagnostik Dispepsia
Fungsional berdasarkan Kriteria Rome III
yaitu:
1 berasa terganggu setelah makan
2 cepat kenyang
3 nyeri epigastrik
4 panas/ rasa terbakar di epigastrik
Terbukti tidak ada penyakit struktural
termasuk endoskopi proksimal yang dapat
menjelaskan penyebab terjadinya gejala klinis
tersebut.
Kriteria haruslah terjadi dalam masa 3
bulan terakhir dengan onset gejala klinis
sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum
diagnosis.3
2.10 DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Dispepsia adalah merupakan suatu
simptom atau kelompok keluhan atau gejala
dan bukan merupakan suatu diagnosis.
Diferensial diagnosis dyspepsia adalah seperti
box 1. Sangat penting mencari clue atau
.10
penanda akan gejala dan keluhan yang
Management of dyspepsia based on age and
merupakan etiologi yang bisa ditemukan
alarm features. EGD,
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
esophagogastroduodenoscopy.
50%60% kasus, didapati tidak ada
2.9 DIAGNOSIS
penyebab yang terdeteksi di mana pasien
Dispepsia melalui simptom-
dikatakan merupakan dispepsia fungsional.
simptomnya sahaja tidak dapat membedakan
Prevalensi ulkus peptikum adalah 15%- 25%
antara dispepsia fungsional dan dispepsia
dan prevalensi esofagitis adalah 5%-15%.
organik. Diagnosis dispepsia fungsional
Kanker digestif bagian atas < 2%. Disebabkan triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih
kanker digestif bagian atas jarang pada umur lama, juga berkhasiat sebagai adsorben
<50 tahun, pemeriksaan endoskopi sehingga bersifat nontoksik, namun dalam
direkomendasi pada pasien yang berusia > 50 dosis besar akan menyebabkan diare karena
tahun. Juga direkomendasi pada pasien yang terbentuk senyawa MgCl2. Sering digunakan
mangalami penurunan berat badan yang adalah gabungan Aluminium hidroksida dan
signifikan, terjadi pendarahan, dan muntah magnesium hidroksida.Aluminum hidroksida
yang terlalu teruk.2 boleh menyebabkan konstipasi dan penurunan
Box 1: Diagnosis banding dispepsia fosfat; magnesium hidroksida bisa
menyebabkan BAB encer. Antacid yang
Dispepsia non ulkus sering digunakan adalah seperti Mylanta,
Gastro-oesophageal reflux disease. Maalox, merupakan kombinasi Aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida.
Ulkus peptikum.
Magnesium kontraindikasi kepada pasien
Obat-obatan: obat anti inflamasi non- gagal ginjal kronik karena bisa menyebabkan
steroid, antibiotik, besi, suplemen hipermagnesemia, dan aluminium bisa
kalium, digoxin. menyebabkan kronik neurotoksik pada pasien
tersebut.15
Malabsorbsi Karbohidrat (lactose,
fructose, sorbitol). 2. Antikolinergik
Cholelithiasis or choledocholithiasis. Perlu diperhatikan, karena kerja obat
ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif
Pankreatitis Kronik.
yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor
Penyakit sistemik (diabetes, thyroid, muskarinik yang dapat menekan seksresi
parathyroid, hypoadrenalism, asam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin
connective tissue disease). juga memiliki efek sitoprotektif.10
Parasit intestinal. 3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan
Keganasan abdomen (terutama kanser untuk mengobati dispepsia organik atau
pancreas dan gastrik). esensial seperti tukak peptik. Obat yang
2.11 PENATALAKSANAAN termasuk golongan antagonis reseptor H2
Berdasarkan Konsensus Nasional antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan
Penanggulangan Helicobacter pylori 1996, famotidin.10,15
ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, 4. Penghambat pompa asam (proton pump
yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan inhibitor = PPI).
tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) Golongan obat ini mengatur sekresi
yang disertai fasilitas endoskopi dengan asam lambung pada stadium akhir dari proses
penatalaksanaan dispepsia di masyarakat. sekresi asam lambung. Obat-obat yang
Pengobatan dispepsia mengenal termasuk golongan PPI adalah omeperazol,
beberapa golongan obat, yaitu: lansoprazol, dan pantoprazol. Waktu paruh
1. Antasid PPI adalah ~18jam ; jadi, bisa dimakan antara
Golongan obat ini mudah didapat dan 2 dan 5 hari supaya sekresi asid gastrik
murah. Antasid akan menetralisir sekresi kembali kepada ukuran normal. Supaya
asam lambung. Antasid biasanya terjadi penghasilan maksimal, digunakan
mengandungi Na bikarbonat, Al(OH)3, sebelum makan yaitu sebelum sarapan pagi
Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian kecuali omeprazol.15
antasid jangan terus- menerus, sifatnya hanya
simtomatis, untuk mengurangi rasa nyeri. Mg 5. Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seperti 2. Psikoterapi
misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Reassurance
Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan Edukasi mengenai penyakitnya
sekresi asam lambung oleh sel parietal. 3. Perubahan diit dan gaya hidup
Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi Dianjurkan makan dalam porsi yang
prostoglandin endogen, yang selanjutnya lebih kecil tetapi lebih sering.
memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan Makanan tinggi lemak dihindarkan
produksi mukus dan meningkatkan sekresi Pengobatan terhadap dispepsia
bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan fungsional adalah bersifat terapi simptomatik.
protektif (site protective), yang bersenyawa Pasien dengan dispepsia fungsional lebih
dengan protein sekitar dominan gejala dan keluhan seperti nyeri
lesi mukosa saluran cerna bagian atas. Toksik pada abdomen bagian atas (ulcer - like) bisa
daripada obat ini jarang, bisa menyebabkan diobati dengan PPI (Proton Pump Inhibitors).
konstipasi (23%). Kontraindikasi pada Pasien dengan keluhan yang tidak jelas di
pasien gagal ginjal kronik. Dosis standard bagian abdomen atas di mana yang gagal
adalah 1 g per hari.15 dengan pengobatan PPI, bisa diobati dengan
tricyclic antidepressants, walaupun data yang
6. Golongan prokinetik menyokong masih kurang.16
Obat yang termasuk golongan ini, Pasien dengan keluhan dismotility
yaitu sisaprid, domperidon, dan like symptom bisa diobati dengan sama ada
metoklopramid. Golongan ini cukup efektif dengan acid suppressive therapy, prokinetic
untuk mengobati dispepsia fungsional dan agents, atau 5-HT1 agonists. Metoclopramide
refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan domperidone menunjukkan antara obat
dan memperbaiki bersihan asam lambung placebo dalam pengobatan dispepsia
(acid clearance).10 fungsional. 16
I DEFINISI
Penyakit ulkus peptikum
adalah putusnya kontinuitas
mukosa lambung yang meluas
sampai di bawah epitel. Penyakit
ulkus peptikum umumnya terjadi
di duodenum dan lambung, Ini
juga dapat terjadi pada
esofagus, pylorum, jejenum, dan
Meckels divertikulum. Penyakit
ulkus peptikum terjadi ketika
faktor agresif (gastrin, pepsin) Struktur dari dinding
menembus faktor defensif yang lambung secara umum mirip
melibatkan resistensi mukosa dengan organ intestinal, dengan
(mucus, bikarbonat, tambahan lapisan otot oblique
mikrosirkulasi, prostaglandin, yang membantu secara mekanik
dinding mukosa) dan dari efek dalam fungsi mengocok dan
Helicobacter pylori. 1, 2 membantu lambung untuk
mengembang. Dinding lambung
II ANATOMI dari luar ke dalam tersusun atas:
Lambung merupakan 3
Distal Gastrectomi
X KOMPLIKASI
Gastrectomi distal Komplikasi yang dapat
tanpa vagotomi (biasanya timbul pada umumnya : 5, 9, 10
sekitar 50% gastrectomi - Perdarahan : hematemesis/
termasuk dengan ulkus) melena dengan tanda syok
secara tradisional menjadi apabila perdarahan masif
prosedur pilihan untuk dan perdarahan
ulkus lambung tipe I. tersembunyi
Rekonstruksi dapat - Anemia : Anemia dapat
dilakukan Billroth I atau terjadi apabila terjadi
Billroth II. Vagotomi trunkal kekurangan daraha
ditambahkan untuk tipe II berlebihan dan anemia
dan II ulkus lambung, atau kronik
jika pasien diyakini berisiko - Perforasi : nyeri perut
untuk ulkus rekuren dan menyeluruh sebagai tanda
harus dipertimbangkan jika peritonitis
rekonstruksi Billroth II - Gastric Outlet Obstruction :
dimaksud. Walaupun tidak keluhan pasien akibat
secara rutin digunakan komplikasi ini berupa cepat
untuk pengobatan bedah kenyang, muntah berisi
untuk ulkus peptikum, makanan tak tercerna,
gastrectomi subtotal (75% mual, sakit perut setelah
gastrectomi distal) tanpa makan/ post prandial, berat
vagotomi dapat menjadi badan menurun. Obstruksi
pilihan untuk pasien ulkus yang terjadi akibat
peptikum. Diseksi peradangan daerah peri
periesofagus dihindari pilorik timbul odema,
(vagotomi tidak perlu jika spasme. Bisa obstruksi
75% gastrectomi permanen akibat fibrosis
dilakukan), dan diseksi dari suatu tukak sehingga
periduodenal diminimalkan mekanisme pergerakan
(Billroth II adalah antro duodenal terganggu.
rekonstruksi pilihan). Komplikasi Pasca Operasi:
1,9, 10
Akhirnya, ulkus lambung
bersamaan (tipe II atau III) - Obstruksi loop aferent
direseksi. Bagaimanapun, (Billroth II),
- Bile reflux gastritis,
gastrectomi subtotal
- Dumping syndrome
jarang merupakan pilihan
(pengosongan lambung
operasi pertama pada
menjadi cepat dengan
pasien dengan ulkus
abdominal distress),
duodenal, sejak vagotomi - Postvagotomy diare,
dan antrectomi memiliki - Bezoar,
tingkat rekurensi rendah,
- Anemia (iron, B12, 1 Del John. Peptic ulcer disease
malabsorpsi folat), and related disorders. In:
- Malabsorption, Kasper DL, Braunwald E, et al
- Osteomalacia and (eds). Harrisons principles of
osteoporosis (malabsorpsi internal medicine 16th
vitamin D and Ca), dan editions. United States:
- Gastric remnant carcinoma.
McGraw-Hill Companies; 2005.
p. 1746- 56.
XI PROGNOSIS 2 Price Sylvia, Wilson Lorraine.
Prognosis tergantung dari Gangguan lambung dan
perjalanan penyakit dan duodenum. Dalam: Glenda
komplikasi yang terjadi. Lindseth. Patofisiologi: Konsep
Kebanyakan pasien berhasil klinis proses-proses penyakit
diobati dengan eradikasi infeksi Volume 6. Jakarta: EGC; 2002.
H pylori, menghindari NSAID, hal. 423- 31.
dan penggunaan yang tepat 3 Keshav Satish. The
terapi anti sekresi. Eradikasi gastrointestinal system at a
infeksi H pylori menurunkan glance 1st ed. British:
tingkat kekambuhan ulkus 60- Blackwell Science Ltd; 2004.
90% menjadi sekitar 10-20%. 8 p. 20-3; 72-3.
Tingkat mortalitas dari 4 Sherwood, Lauralee. Fisiologi
ulkus peptikum, yang telah Manusia dari sel ke sistem
menurun dalam beberapa edisi 2. Jakarta: EGC; 1996.
dekade terakhir, sekitar 1 Hal. 551- 2; 556-9.
kematian per 100,000 kasus. 5 Tarigan Pengarapen, Akil HAM.
Jika suatu pertimbangan semua Tukak gaster dan tukak
pasien dengan ulkus duodenum. Dalam: Sudoyo
duodenum, tingkat mortalitas Aru, Alwi Idrus dkk editor.
karena perdarahan ulkus Buka ajar ilmu penyakit dalam
sekitar 5%. Selama 20 tahun jilid I edisi V. Jakarta:
terakhir, tingkat mortalitas InternaPublishing; 2009. hal.
pada perdarahan ulkus tidak 513-27.
berubah walaupun muncul 6 Townsend CM, David R, Mark
histamin-2 reseptor antagonis B, Mattox Kenneth. Sabiston
(H2RAs) dan PPI. textbook of surgery 17th
Bagaimanapun, bukti dari edition. Philadelphia: Elsevier
meta- analisis dan studi lain Saunders; 2004. p. 1279- 96.
7 Aro Pertti. Storstrubb Tom.
telah menunjukkan penurunan
Peptic ulcer disease in a
tingkat mortalitas dari
general adult population. USA:
perdarahan ulkus peptikum
America Journal of
ketika PPI intravena digunakan
Epidemiology; 2006. p. 3-8.
setelah terapi endoskopi
8
8 Anand BS. Peptic ulcer
berhasil.
disease. [online]. Update: June
20th 2011. [cited October 28th
DAFTAR PUSTAKA
2011]. Available from URL :
http://emedicine.medscape.co
m/article/181753-
overview#showall
9 Burnicardi Charles. Schwartzs
principles of surgery eighty
edition. United States:
McGraw-Hill companies; 2004.
p. 38- 69.
10 Souba Wiley, Fink Mitchell,
Jurkovich Gregory. ACS
surgery: principles & practice,
2007 edition. UK: WebMD Inc;
2007. p. 5-8.
GASTROPATI NSAID masalah gastrointestinal adalah
BAB I salah satu komplikasi yang paling
sering dari perawatan penyakit.2
PENDAHULUAN
I EPIDEMIOLOGI/INSIDEN KASUS
Gastropati merupakan kelainan Penyakit ini tersebar diseluruh
pada mukosa lambung dengan dunia dengan prevelensi berbeda
karakteristik perdarahan subepitelial tergantung pada sosial
dan erosi. Salah satu penyebab dari ekonomi,demografi dan dijumpai
gastropati adalah efek dari NSAID lebih banyak pada pria usia lanjut
(Non steroidal anti inflammatory dan kelompok sosial ekonomi
drugs) serta beberapa faktor lain rendah dengan puncak pada dekade
seperti alkohol, stres, ataupun faktor keenam. Di Amerika Serikat,
kimiawi. Gastropati NSAID dapat diperkirakan 13 juta orang
memberikan keluhan dan gambaran menggunakan NSAID secara teratur.
klinis yang bervariasi seperti Sekitar 70 juta resep ditulis setiap
dispepsia, ulkus, erosi, hingga tahun, dan 30 miliar NSAID dijual
perforasi.1,2 setiap tahun. Dengan meluasnya
Di Indonesia, Gastropati NSAID penggunaan NSAID telah
merupakan penyebab kedua mengakibatkan peningkatan
gastropati setelah Helicobacter prevalensi terjadi gastropati
pylori dan penyebab kedua NSAID. 2,3,4
Syndrome Mallory-Weiss
adalah suatu keadaan hematemesis
atau melena yang secara khas
mengikuti muntah muntah berat
yang berlangsung beberapa jam
atau hari, dapat ditemukan satu
atau beberapa laserasi mukosa
lambung mirip celah, terletak
memanjang di atau sedikit di bawah
persambungan esofagogastrikum.
Penyakit ini pertama kali ditemukan
oleh G. Kenneth Mallory dan Soma
Weiss di tahun 1929 pada 15 pasien
alkoholik. (Dorland, 2005; Weiss and
Mallory, 1932)
A. B.
Hemostasis endoskopi
merupakan terapi pilihan pada Gambar 23. Contoh alat ligasi
perdarahan karena varises esofagus. varises esofagus. (sumber dari:
Ligasi varises merupakan pilihan http://www.cookmedical.com/esc/co
pertama untuk mengatasi ntent/lg_thumbnail/esc_mbl.jpg)
perdarahan varises esofagus.
Dengan ligasi varises dapat
dihindari efek samping akibat
pemakaian sklerosan, lebih sedikit
frekuensi terjadinya ulserasi dan
striktur. Ligasi dilakukan mulai dari
distal mendekati cardia bergerak
spiral setiap 1 2 cm. Dilakukan
pada varises yang sedang berdarah
atau bila ditemukan tanda baru
mengalami perdarahan seperti
bekuan darah yang melekat, bilur
bilur merah, noda hematokistik, Gambar 24. Skleroterapi pada
vena pada vena. Skleroterapi varises esofagus.
endoskopik sebagai alternatif bila
(sumber dari: http://www.hopkins- II.5.6.4 Pembedahan
gi.org/Upload/200812241254_22934
_000.jpg) Pembedahan pada dasarnya
dilakukan bila terapi medik,
II.5.6.3 Terapi Radiologi endoskopi dan radiologi dinilai
gagal. Ahli bedah seyogyanya
Terapi angiografi perlu dilibatkan sejak awal dalam bentuk
dipertimbangkan bila perdarahan tim multidisipliner pada pengelolaan
tetap berlangsung dan belum bisa kasus perdarahan saluran cerna
ditentukan asal perdarahan, atau bagian atas untuk menentukan
bila terapi endoskopi dinilai gagal waktu yang tepat kapan tindakan
dan pembedahan sangat beresiko. bedah sebaiknya dilakukan. (Adi,
Tindakan hemostasis yang bisa 2007)
dilakukan dengan penyuntikan
vasopressin atau embolisasi arterial. BAB III
Bila dinilai tidak ada kontraindikasi PENUTUP
dan fasilitas dimungkinkan, pada
perdarahan varises dapat III.1 Kesimpulan
dipertimbangkan TIPS (Transjugular
Intrahepatic Portosystemic Shunt). Penyebab perdarahan saluran
(Adi, 2007) cerna bagian atas dapat
digolongkan menjadi 2 kelompok,
yaitu perdarahan varises dan
perdarahan non-varises.
Pengelolaan perdarahan
saluran cerna secara praktis
meliputi : evaluasi status
hemodinamik, stabilisasi
hemodinamik, melanjutkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan lain yang diperlukan,
memastikan perdarahan saluran
cerna bagian atas atau bawah,
menegakkan diagnosis pasti
penyebab perdarahan, terapi
spesifik.
Prioritas utama dalam
menghadapi kasus perdarahan
saluran cerna bagian atas adalah
penentuan status hemodinamik dan
Gambar 25. Transjugular upaya resusitasi sebelum
Intrahepatic Portosystemic Shunt menegakkan diagnosis atau
(TIPS). pemberian terapi lainnya.
(sumber dari: Pemeriksaan endoskopi
http://bookbing.org/wp- saluran cerna bagian atas
content/uploads/TIPS.jpg) merupakan cara terpilih untuk
menegakkan diagnosis penyebab
perdarahan dan sekaligus berguna Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
untuk melakukan hemostasis. Pada Dalam Fakultas Kedokteran
perdarahan tukak lambung dapat Universitas Indonesia, Jakarta.
dilakukan antara lain dengan 2007. Hal: 345, 347.
penyuntikan adrenalin 1 : 10.000, 4 Julius. Tumor Gaster. Buku
sedangkan pada perdarahan varises Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
esofagus dengan ligasi atau I. Edisi IV. Pusat Penerbitan
skleroterapi. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Manfaat terapi medik Kedokteran Universitas
tergantung macam kelainan yang Indonesia, Jakarta. 2007. Hal:
menjadi penyebab perdarahan. 350.
Somatostatin dapat digunakan 5 Lindseth, Glenda N.
untuk menghentikan perdarahan Gangguan Lambung dan
saluran cerna bagian atas, terutama Duodenum. PATOFISIOLOGI
pada perdarahan varises. Pada Konsep Klinis Proses-Proses
perdarahan karena tukak peptik Penyakit. Volume I. Edisi 6.
pemberian PPI intra vena dosis EGC:Penerbit Buku
tinggi bermanfaat untuk mencegah Kedokteran, Jakarta. 2003.
perdarahan ulang. Hal: 417-419, 423, 428.
6 Lindseth, Glenda N.
Ahli radiologi dan ahli bedah
Gangguan Usus Halus.
seyogyanya dilibatkan dalam tim
PATOFISIOLOGI Konsep Klinis
multidisipliner pengelolaan
Proses-Proses Penyakit.
perdarahan saluran cerna bagian
Volume I. Edisi 6. EGC:Penerbit
atas.
Buku Kedokteran, Jakarta.
2003. Hal: 437-439.
7 Mailliard, Mark E., Michael F.
Sorrell. Alcoholic Liver
DAFTAR PUSTAKA
Disease. Harrisons Principles
of Internal Medicine. Volume II.
1 Abdurachman, S.A. Tumor
16thEdition. McGraw-Hill
Esofagus. Buku Ajar Ilmu
Medical Publishing Division,
Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV.
USA. 2005. p:1865.
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
8 Sabatine, Marc S.
Dalam Fakultas Kedokteran
Gastrointestinal Bleeding.
Universitas Indonesia, Jakarta.
Pocket Medicine: The
2007. Hal: 327.
Massachusetts General
2 Adi, Pangestu. Pengelolaan
Hospital Handbook of Internal
Perdarahan Saluran Cerna
Medicine. Fourth Edition.
Bagian Atas. Buku Ajar Ilmu
Wolters Kluwer Health and
Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV.
Lippincott Williams & Wilkins,
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Philadelphia. 2011. Section:
Dalam Fakultas Kedokteran
GIB 3 3.
Universitas Indonesia, Jakarta.
9 Silbernagl, Stefan dan Florian
2007. Hal: 289 292.
Lang. Gastritis. Teks & Atlas
3 Akil, H.A.M. Tukak
Berwarna Patofisiologi.
Duodenum. Buku Ajar Ilmu
Cetakan I. EGC:Penerbit Buku
Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV.
Kedokteran, Jakarta.2007. Hal: American Medical
142, 146. Association,1932;98:1353-55.
10 Tarigan, Pengarapen. Tukak
Gaster. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV.
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
2007. Hal: 341.
11 Wilson, Lorraine M. dan
Glenda N. Lindseth.
Gangguan Esofagus.
PATOFISIOLOGI Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit.
Volume I. Edisi 6. EGC:Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta.
2003. Hal: 404-405.
12 Kamus Kedokteran
Dorland.Edisi ke
27.Jakarta:EGC.2005
13 Panduan Pelayanan Medis
Departemen Ilmu Penyakit
Dalam RSUP. Nasional Dr.
Cipto Mangunkusumo. Jakarta:
2007
14 Biecker, Erwin, Michael
Schepke, Tilman Sauerbach.
The Role of Endoscopy in
Portal Hypertension. Journal
of Digestive Diseases Clinical
Reviews, Vol.23, No.1.
Department of Internal
Medicine I, University Hospital
of Bonn, Bonn, Germany.
2005.
15 Shuhart, Margaret, M.D., Kris
Kowdley, M.D., dan Bill
Neighbor, M.D.,
Gastrointestinal Bleeding.
Medline Article, Vol.41,
http://www.uwgi.org/guidelines
/ch_07/ch07txt.htm (diunduh
pada tanggal: 27 Oktober
2011)
16 Weiss S, Mallory GK. Lesions
of the cardiac orifice of the
stomach produced by
vomiting. Journal of the
PERDARAHAN SALURAN CERNA pasien dengan usia kurang dari 50
BAWAH tahun, tetapi perdarahan biasanya
ringan. Penyebab utama LGIB
adalah divertikulosis sebesar 33%
TINJAUAN PUSTAKA kasus, diikuti dengan kanker dan
polip yaitu sebesar 19 %.11
2.1 Definsi dan Insidensi
Menurut penelitian yang
Perdarahan saluran cerna dilakukan di RSCM, tingkat kematian
bawah atau Lower gastrointestinal karena perdarahan saluran cerna
bleeding (LGIB) didefinisikan bagian atas juga cukup tinggi
sebagai perdarahan yang berasal hampir mencapai 26%. Penelitian
dari organ traktus gastrointestinalis yang dilakukan terakhir di RSCM dari
yang terletak distal dari 4.154 endoskopi saluran cerna atau
Ligamentum Treitz yang selama 5 tahun (2001-2005)
menyebabkan ketidakseimbangan didapatkan 837 kasus dengan
hemodinamik dan anemia perdarahan saluran cerna.19
1,11,17,18
simptomatis
2.2 Etiologi
Lebih dari 95% sampai 97%
kasus, sumber perdarahan berasal Pada studi retrospektif rekam
dari kolon, sedangkan 3 sampai 5% medis yang dilakukan oleh Gayer et
sisanya berasal dari usus halus, al, sekitar 1100 pasien dengan LGIB
LGIB memegang 15% dari episode akut yang mendapatkan terapi
perdarahan gastrointestinal. bedah, penyebab utama terjadinya
Insidensi LGIB meningkat dengan LGIB diantaranya adalah
bertambahnya usia, yang diverticulosis (33.5%), hemorrhoids
berhubungan dengan lesi yang (22.5%), and carcinoma (12.7%).
didapat pada colon sehingga terjadi Para ahli juga menemukan bahwa
perdarahan yang berasal dari kolon sebagian besar pasien (55.5 %)
yaitu pada diverticulosis dan mengalami hematochezia, yang
1,11
angiodisplasia. kemudian diikuti dengan
ditemukannya feses yang berwarna
LGIB yang memerlukan merah marun (16.7%) dan melena
perawatan di Rumah Sakit di (11%).1,11
Amerika adalah sebesar kurang dari
1 %. Penyebab LGIB yang paling Vernava dan kolega
sering adalah diverticulosis yaitu menemukan bahwa pasien dengan
sekitar 30-50% dan angiodisplasia LGBI yang memerlukan perawatan
sekitar 20-30% dari seluruh kasus. di rumah sakit hanya 0.7 %
Para ahli juga mengatakan bahwa (17,941). Rata-rata usai pasien
angiodisplasia dialami lebih sering adalah 64 tahun. Hanya 24 % dari
oleh pasien dengan usia lebih dari seluruh pasien yang dilakukan
65 tahun.11 colonoscopy, barium enema, dan
atau mesenteric angiography
Hemorrhoid merupakan diketahui penyebab paling sering
penyebab tersering LGIB pada dari LGIB adalah diverticular disease
(60%), IBD (13%), and anorectal
Neoplasia
diseases (11%). Walaupun beberapa 9%
studi menyebutkan arteriovenous -Malignant neoplasia of small
malformation sebagai penyebab intestine
-Malignant neoplasia of colon,
tersering, tapi pada studi ini hanya
sebesar 3 %. 11 rectum, and anus
-Diverticulosis/diverticulitis of IBD
colon -Crohn's disease
-Ulcerative colitis
IBD 13% -Indeterminate colitis