Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PREKLINIK KEPERAWATAN ANAK III

“Candidiasi Pada Anak”

Oleh:

Nurul Ashikin

1911312062

Kelompok C A2 2019

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2021
A. DEFINISI CANDIDIASIS
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60 %
dari populasi. Kandidasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.
albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya
AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya
penghalang. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan berupa lesi putih atau lesi
eritematus. Pada keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar
(burning sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering
atau serostomia. Pada umumnya infeksi tersebut dapat di tanggulangi dengan menggunakan
obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan kondisi atau
penyakit-penyakit yang menyertainya.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah
dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican
merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama. Kandidiasis oral pertama sekali
dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang
kemungkinan disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam
famili Deutromycetes, dan tujuh diantaranya (  C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C.
krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C. albican
merupakan jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora normal dan
penyebab infeksi oportunistik. Terdapat sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut
orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien
yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan
jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada
pasien HIV/AIDS.

B. KLASIFIKASI DAN GAMBARAN KLINIS CANDIDIASIS


Berdasarkan tempat yang terkena, candidiasis dibagi sebagai berikut: 
1. Candidiasis Selaput Lendir
a. Thrush / Candidosis oral
Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut berupa bercak
berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, seringmenimbulkannyeri.
Bercak ini bisa dilepas dengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush pada
dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan kekebalan, kemungkinan akibat
diabetes atau AIDS. Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan jamur
akan meningkatkan kemungkinan terjadinya thrush.
b. Perleche
Infeksi jamur ini merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang
menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya
bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh jamur.
c. Infeksi vagina (vulvovaginitis)
Vulvovaginitis sering berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari vagina
disertai rasa panas ditemukan pada wanita hamil, penderita diabetes
atau pemakai antibiotik. Gejalanya, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan
daerah luar vagina.
d. Balanitis atau balanopostitis
Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis
(glans penis) dan kulitnya. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan
membengkak, serta bisa menyebabkan terjadinya penyempitan uretra. Lelaki yang
berhubungan intim dengan perempuan yang mengidap jamur berpotensi terkena
penyakit ini. Peradangan biasanya terjadi akibat infeksi jamur atau bakteri di bawah
kulit pada penis yang tidak disunat.
e. Kandidosis mukokutan kronik
Kandidiasis mukokutan kronis (CMC) mengacu pada sekelompok gangguan
heterogen yang ditandai oleh infeksi superfisial berulang atau persisten pada
kulit, membran mukosa, dan kuku yang disebabkan oleh Candida albicans. Penyakit
ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem hormonal, biasanya
terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat genetik,
umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip dengan penderita
dengan defek poliendokrin.
2. Candidiasis kutis
a. Candidiasis intertriginosa
Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang lipatan-lipatan
kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat
payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikalis, berupa bercak
yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh
satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti
lesi primer.
b. Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.
c. Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat payudara, intergluteal
dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa
ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat
pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin
karena gangguan imunologik.
d. Paronikia dan onikomikosis
Infeksi jamur ini terjadi pada kuku dan jaringan sekitarnya ini menyebabkan rasa
nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Hal ini
sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.
e. Candidosis Sistemik
 Endokarditis
Infeksi ini sering disebabkan oleh penumpukan dan pertumbuhan ragi dan
pseudohifa /vegetasi pada katub jantung buatan juga pada morfinis sebagai
akibat penyuntikan sendiri.
 Meningitis
Gejala sama dengan meningitis TB atau karena bakteri lain
C. ETIOLOGI
Faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida meliputi faktor endogen maupun
eksogen, antara lain :
1. Faktor endogen :
a. Perubahan fisiologik
b. Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
c. Kegemukan, karena banyak keringat
d. Debilitas
e. Iatrogenik
f. Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
g. Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaanumum
yang buruk. 
h. Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna.
i. Imunologik : penyakit genetik.
2. Faktor eksogen :
a. Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat.
b. Kebersihan kulit
c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan
maserasi dan memudahkan masuknya jamur.
d. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada bayi
a. Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut
b. Menimbulkan nyeri
c. Infeksi mulut (peradangan).
2. Pada anak-anak dan dewasa
a. Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut gusi
danamandel (tonsil)
b. Lesi menyerupai keju
c. Nyeri
d. Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
e. Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut
f. Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
g. Kehilangan selera makan
E. PATOFISIOLOGI
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh
candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang
terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan
flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan
daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang
jaringan.
Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.
Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara
dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal.Tidak terkontrolnya
pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang
sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol.Sehingga, ketika
pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam
keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak
terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit
disebut candidiasis oral atau moniliasis. Cara Penularan melalui kontak sekret atau
ekskret dari mulut, kulit, vagina dan tinja, dari penderita ataupun “carrier”, atau tertulari
melalui jalan lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen.
F. DIAGNOSIS 
Diagnosa dari candidiasis biasanya berdasarkan dari gejala klinis yang ditimbulkan.
Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan langsung dan pemeriksaan biakan.
1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan
larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau
hifa semu. Pemeriksaan biakan: bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar
dektrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol)
untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau
lemari suhu 37ºC, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony.
Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut
pada corn meal agar.
2. Pemeriksaan biakan dilakukan dengan menanam bahan ke dalam agar dekstrosa
glukosa Sabouroud, setelah itu dapat ditambahkan dengan antibiotic (kloramfenikol)
untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Kemudian disimpan dalam suhu kamar 37ºC.
Setelah 24-24 jam, koloni akan tumbuh.
Identifikasi untuk Candida albicans dilakukan dengan membiakkannya pada corn
meal agar. Pada media ini, akan membentuk Chlamydoconidia dan pada serumnya
akan membentuk germ tube.
Germ tube test merupakan test yang dilakukan untuk membedakan Candida
albicans dengan candidia lainnya secara ekonomis dan efisien. 0,3 ml serum (bisa
serum manusia, kelinci, domba) dicampur dengan sel yeast. Lalu diinkubasi dengan
suhu 35-37 oC selama 2-3 jam. Serum diambil dengan usa dan diletakkan pada objek
glass dan ditutup dengan deck glass. Bila terbentuk germ tube maka kesimpulannya
adalah Candida albicans. Germ tube merupakan filament yang dibentuk oleh
Blastoconidia dengan ciri khas tidak ada konstriksi pada perbatasan antara Germ
Tube dan Blastoconida.
G. PENATALAKSANAAN 

Dalam menanganinya dapat dilakukan pengobatan yang bervariasi, tergantung pada


daerah mana yang terkena dampak dari timbulnya Kandidiasis tersebut, seperti:
Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu,
pengobatan yang paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop.
Nistatin ini akan diteteskan pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga
yang menyarankan cara pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih,
teteskan 2 tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara merata. Cara
ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun harus dilakukan dengan hati-
hati, jangan sampai membuat bayi muntah.
a. Bila menderita candidiasis sebaiknya segera mengkonsumsi obat-obatan antifungal
seperti Nistatin dan clotrimazole. Untuk kasus-kasus yang lebih parah, ketoconazole
atau flukonazol dapat diminum sekali sehari.
b. Bila menderita candida esophagitis dapat di obati dengan ketoconazole, itraconazole
(Sporanox) atau flukonazol. Kandidiasis cornu dapat diobati dengan dengan
antifungal powders dan krim.
c. Sedangkan bagi candidiasis yang terjadi pada vagina dan menyebabkan infeksi dapat
diobati dengan obat antifungal seperti butoconazole, clotrimazole, miconazole,
Nistatin, tioconazole dan terconazole.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
I. CARA PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :
1. Pencegahan Pada bayi biasakan mencuci bersih dan mensterilkan botol/dot/pacifier
yang digunakan dan menyimpan pada tempat yang bersih dan kering.
2. Biasakan berkumur setelah memakai kortikosteroid inhaler
3. Rajin berkumur dan menggosok gigi
4. Rajin membersihkan gigi tiruan atau kawat gigi
PATHWAY

Jamur Candidia

Payudara ibu menyusui


tidak bersih

Jamur tumbuh pada lidah


anak

Infeksi pada lidah anak

Inflamasi
(tumbuh bercak putih di lidah)

bercak menggumpal pada lidah Peningkatan hormon prostaglandin,


bradikinin,histamin pada anak

Menghambat Impuls syaraf


Peningkatan suhu HIPERTEMI
pengecapan
anak
Gejala makin berat Tidak dapat mengecap rasa Perasaan enggan untuk
makan

Bercak kemerahan Nyeri Akut Nafsu makan menurun


dengan eksudat bercak
putih
Defisit Nutrisi
J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan,
yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan
masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data
(meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan
juga).
a. System Kardiovaskuler
Tidak ada nyeri dada
b. System Pernafasan
Respirasi normal, nadi normal
c. System Integument
Turgor tidak elastis, terasa gatal dan mukosa oral adanya lesi, pecah-pecah dan
kemerahan pada sudut mulut.
d. System Musculoskeletal
Badan terasa lemas dan sulit untuk bergerak karena kurang asupan nutrisi
e. System Persyarafan
Kadang-kadang nyeri pada bagian mulut atau bagian lain yang terinfeksi dan
kesadaran penuh
f. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Perubahan pola tidur
Tanda : Tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih
kemerahan, garis hitam dibawah mata
g. Sirkulasi
Tanda : Timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit yang
terinfeksi
h. Makanan / Cairan
Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat, Anorexia,
Kehilangan nafsu makan karena nyeri, Diindikasi kan infeksi sudah menyebar
sampai esofagus sehingga terjadi gangguan menelan pula.
Tanda : Porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit buruk.
i. Keamanan
Gejala : Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit / ulkus
pada kulit, Riwayat berulangnya infeksi jamur.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa yang muncul pada penderita candidiasis yaitu :
1. Nyeri akut b.d proses infeksi yang menghasilkan bentukan warna merah dan
eksudat berwarna putih
2. Hipertermi b.d suhu tubuh meningkat
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun
4. Kerusakan integritas mukosa oral b.d inflamasi
5. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan adanya lesi dalam mulut

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri Akut NOC : NIC :
Setelah dilakukan tinfakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan selama 3 hari secara komprehensif termasuk
Pasien tidak mengalami lokasi, karakteristik, durasi,
nyeri, dengan kriteria frekuensi, kualitas dan faktor
hasil: presipitasi
1. Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi nonverbal
nyeri (tahu penyebab dari ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Bantu pasien dan keluarga
menggunakan tehnik untuk mencari dan
nonfarmakologi untuk menemukan dukungan
mengurangi nyeri, 4. Kontrol lingkungan yang
mencari bantuan) dapat mempengaruhi nyeri
2. Melaporkan bahwa seperti suhu ruangan,
nyeri berkurang dengan pencahayaan dan kebisingan
menggunakan 5. Kurangi faktor presipitasi
manajemen nyeri nyeri
3. Mampu mengenali 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri (skala, intensitas, untuk menentukan intervensi
frekuensi dan tanda 7. Ajarkan tentang teknik non
nyeri) farmakologi: napas dalam,
4. Menyatakan rasa relaksasi, distraksi, kompres
nyaman setelah nyeri hangat/ dingin
berkurang 8. Tingkatkan istirahat
5. Tanda vital dalam 9. Berikan informasi tentang
rentang normal nyeri seperti penyebab nyeri,
6. Tidak mengalami berapa lama nyeri akan
gangguan tidur berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
10. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
11. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri: ……...

4. Perubahan Nutrisi NOC : NIC :


. Kurang dari 1. Nutritional status: 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
2. Nutritional Status : food untuk menentukan jumlah
and Fluid Intake kalori dan nutrisi yang
3. Weight Control dibutuhkan pasien
Setelah dilakukan tindakan 3. Yakinkan diet yang dimakan
keperawatan mengandung tinggi serat
selama….nutrisi kurang untuk mencegah konstipasi
teratasi dengan indikator: 4. Ajarkan pasien bagaimana
1. Albumin serum membuat catatan makanan
2. Pre albumin serum harian.
3. Hematokrit 5. Monitor adanya penurunan
4. Hemoglobin BB dan gula darah
5. Total iron binding 6. Monitor lingkungan selama
capacity makan
6. Jumlah limfos 7. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
12. Monitor intake nuntrisi
13. Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat
nutrisi
14. Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
15. Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
16. Kelola pemberan anti
emetik:.....
17. Anjurkan banyak minum
18. Pertahankan terapi IV line
19. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval

3. Kerusakan NOC : NIC : Pressure Management


integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji lingkungan dan
keperawatan selama 3 hari peralatan yang menyebabkan
kerusakan integritas kulit tekanan
pasien teratasi dengan 2. Observasi luka : lokasi,
kriteria hasil: dimensi, kedalaman luka,
1. Integritas kulit yang karakteristik,warna cairan,
baik bisa granulasi, jaringan nekrotik,
dipertahankan tanda-tanda infeksi lokal,
(sensasi, elastisitas, formasi traktus
temperatur, hidrasi, 3. Anjurkan pasien untuk
pigmentasi) menggunakan pakaian yang
2. Tidak ada luka/lesi longgar
pada kulit 4. Hindari kerutan pada tempat
3. Perfusi jaringan baik tidur
4. Menunjukkan 5. Jaga kebersihan kulit agar
pemahaman dalam tetap bersih dan kering
proses perbaikan kulit 6. Mobilisasi pasien (ubah
dan mencegah posisi pasien) setiap dua jam
terjadinya sedera sekali
berulang 7. Monitor kulit akan adanya
5. Mampu melindungi kemerahan
kulit dan 8. Oleskan lotion atau
mempertahankan minyak/baby oil pada derah
kelembaban kulit dan yang tertekan
perawatan alami 9. Monitor aktivitas dan
6. Menunjukkan mobilisasi pasien
terjadinya proses 10. Monitor status nutrisi pasien
penyembuhan luka 11. Memandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
12. Cegah kontaminasi feses dan
urin
13. Lakukan tehnik perawatan
luka dengan steril
14. Berikan posisi yang
mengurangi tekanan pada
luka
15. Ajarkan pada keluarga
tentang luka dan perawatan
luka
16. Kolaburasi ahli gizi
pemberian diae TKTP,
vitamin

NIC :
NOC : 1. Gunakan penerjemah , jika
Setelah dilakukan tinfakan diperlukan
keperawatan selama 3 hari 2. Beri satu kalimat simple setiap
Pasien tidak mengalami bertemu, jika diperlukan
nyeri, dengan kriteria 3. Konsultasikan dengan dokter
4. Hambatan hasil: kebutuhan terapi bicara
Komunikasi 1. Komunikasi: 4. Dorong pasien untuk
Verbal penerimaan, intrepretasi berkomunikasi secara
dan ekspresi pesan perlahan dan untuk
lisan, tulisan, dan non mengulangi permintaan
verbal meningkat 5. Dengarkan dengan penuh
2. Komunikasi ekspresif perhatian
(kesulitan berbicara) : 6. Berdiri didepan pasien ketika
ekspresi pesan verbal berbicara
dan atau non verbal 7. Gunakan kartu baca, kertas,
yang bermakna pensil, bahasa tubuh, gambar,
3. Komunikasi reseptif daftar kosakata bahasa asing,
(kesutitan mendengar) : computer, dan lain-lain untuk
penerimaan komunikasi memfasilitasi komunikasi dua
dan intrepretasi pesan arah yang optimal
verbal dan/atau non 8. Ajarkan bicara dari
verbal esophagus, jika diperlukan
4. Gerakan 9. Beri anjuran kepada pasien
Terkoordinasi : mampu dan keluarga tentang
mengkoordinasi penggunaan alat bantu bicara
gerakan dalam (misalnya, prostesi
menggunakan isyarat trakeoesofagus dan laring
5. Pengolahan informasi : buatan
klien mampu untuk 10. Berikan pujian positive jika
memperoleh, mengatur, diperlukan
dan menggunakan 11. Anjurkan pada pertemuan
informasi kelompok
6. Mampu mengontrol 12. Anjurkan kunjungan keluarga
respon ketakutan dan secara teratur untuk memberi
kecemasan terhadap stimulus komunikasi
ketidakmampuan 13. Anjurkan ekspresi diri dengan
berbicara cara lain dalam
7. Mampu memanajemen menyampaikan informasi
kemampuan fisik yang (bahasa isyarat)
di miliki
8. Mampu
mengkomunikasikan
kebutuhan dengan
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai