OLEH:
c) Keilitis Angularis
Keilitis angularis merupakan infeksi Kandida albikan pada sudut
mulut, dapat bilateral maupun unilateral. Sudut mulut yang terkena
infeksi tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa sakit ketika
membuka mulut. Keilitis angularis ini dapat terjadi pada penderita
defisiensi vitamin B12 dan anemia defisiensi besi.(Brunner & Suddarth,
2017)
6. Manifestasi Klinis
Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan
lapisan kental berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding
mulut dalam). Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang
berwarna merah, nyeri, dan terasa seperti terbakar.
a. Pada Anak-anak dan Dewasa
Awalnya, seseorang mungkin tidak menyadari gejala oral trush.
Tergantung pada penyebab, tanda dan gejala dapat terjadi tiba-tiba dan
bertahan untuk waktu yang lama. Gejala-gejala tersebut, antara lain:
1) Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut,
gusi, dan amandel (tonsil)
2) Lesi menyerupai keju
3) Nyeri
4) Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
5) Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut (terutama pada pemakai
gigi tiruan)
6) Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
7) Kehilangan selera makan
Pada kasus yang berat, lesi dapat menyebar ke bawah ke
kerongkongan dan esofagus (Candida esophagitis). Jika hal ini terjadi,
pasien mungkin akan mengalami kesulitan menelan atau merasa seolah-
olah makanan terjebak di tenggorokan.
b. Pada Bayi dan Ibu Menyusui
Selain lesi mulut khas berwarna putih, bayi mungkin juga memiliki
kesulitan makan atau rewel dan mudah marah. Bayi dapat menularkan
infeksi tersebut kepada ibu mereka selama menyusui. Wanita yang
payudaranya terinfeksi candida mungkin mengalami tanda-tanda dan
gejala, antara lain:
1) Puting berwarna sangat merah, sensitif, dan gatal
2) Terdapat serpihan kulit di daerah berwarna gelap yang melingkari
puting (areola)
3) Puting terasa sakit saat menyusui
4) Sakit yang tajam jauh di dalam payudara (Nursalam & Dian, 2009)
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan meliputi pemeriksaan fisik umum
persistem dan observasi keadaan umum, tanda- tanda vitalda pemeriksaan
head to toe.
a) Keadaan umum dan tanda- tanda vital
Pemeriksaan keadaan umum dapat dilakukan dengan cara melihat
bentuk fisik pasien, seperti pemeriksaan GCS-nya (composmentis,
apatis, somnolen, sopor, sopor koma, koma), selain itu periksa juga
tanda- tanda vital pasien untuk mengetahui keadaanyan.
b) Head To Toe
Pemeriksaan fisik head to toe juga perlu dilakukan untuk mengetahi
keadaan bagian tubuh pasien.
8. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan
adanya pemeriksaan penunjang, antara lain :
a. Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH
10 % atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa
semu.
b. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa
Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol ) untuk
mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar
atau lemari suhu 370C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast
like colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan
tumbuhan tersebut pada corn meal agar.
Beberapa penunjang lain :
- Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada
swab mukosa.
- Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat
perbaikan dengan pemberian flukonazol.
- Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal
dengan swab atau kumur.
- Diagnosa pasti dengan biopsy
9. Diagnosis
Diagnosa yang tepat diperoleh dari pemeriksaan yang teliti.
Diagnosa kandidiasis oral yang dapat dilakukan meliputi anamnesa,
pemeriksaan klinis, dan pemeriksaaan penunjang seperti pemeriksaan
sitologi eksfoliatif, metode kultur swab, uji saliva, dan biopsi.
Berdasarkan hasil anamnesa dapat diperoleh informasi mengenai keadaan
rongga mulut yang dialami pasien. Pasien yang menderita kandidiasis
oral bisa mempunyai keluhan terhadap keadaan rongga mulutnya, namun
ada juga yang tidak menyatakan adanya keluhan pada rongga mulutnya.
Keluhan yang bisa terjadi pada kandidiasis oral seperti adanya rasa tidak
nyaman, rasa terbakar, rasa sakit, dan pedih pada rongga mulut.
Pemeriksaan klinis dilakukan dengan melihat gambaran klinis lesi yang
terdapat pada rongga mulut. Gambaran klinis kandidiasis oral yang
terlihat bisa berbeda-beda sesuai dengan tipe kandidiasis yang terjadi
pada rongga mulut pasien. Di samping itu, pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi sangat
diperlukan dalam mendukung diagnosa kandidiasis oral.
10. Therapy / Tindakan Penanganan
b. Cara Pencegahan
Kandidiasis mulut merupakan salah satu penyakit mukosa
mulut akibat infeksi jamur Candida albicans. Sehingga upaya
promotif dan preventif yang dapat dilakukan terhadap penyakit ini
yaitu dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang
menjaga oral hygiene yang baik. Salah satu caranya yaitu
menggosok gigi dengan teratur. Pada orang dewasa kandidiasis
oral juga bisa disebabkan karena penggunaan gigi tiruan sehingga
menjaga kesehatan mulut penting untung mencegah penyakit ini.
Selain itu menjaga kebersihan diri sangat penting dalam
pencegahan infeksi jamur salah satunya adalah gunting kuku.
Tidak banyak dari kita yang menyadari bahwa jamur yang dapat
tumbuh di daerah kuku dan sekitarnya. Jika ada kulit yang
terinfeksi jamur, kadang secara tidak sengaja ingin menggaruk
sekedar untuk menghilangkan rasa gatal tersebut, namun hal itu
justru akan membuat jamur itu menempel dibawah kuku dan
menginfeksi di daerah kuku bahkan dapat memindahkan infeksi
jamur ke tempat atau kulit di daerah lain tubuh. Hal ini juga
berhubungan dengan kebiasaan mencuci tangan dan mengonsumsi
air bersih. Sebab air yang terkontaminasi oleh jamur dapat
menjadi media penularan dan infeksi jamur. Sehingga menjaga
pola dan kebiasaan hidup sehat merupakan upaya pencegahan bagi
infeksi jamur khususnya Candida albicans ini.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Umum
Identitas pasien meliputi: Nama, umur, jeniss kelamin, agama, alamat,
tempat tanggal lahir, suku, diagnosa medis, No RM, tanggal MRS,
golongan darah. Identitas penanggung jawab meliputi: Nama, hubungan
dengan pasien, , umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan No Hp.
b. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Keluhan yang dirasakan pasien)
2) Alasan MRS (Kejadian yang menyebabkan pasien masuk RS)
3) Riwayat Penyakit (Tanya kepada pasien apakah memiliki riwayat
penyakit sebelumnya)
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Riwayat penyakit yang pernah dialami
2) Riwayat perawatan
3) Riwayat operasi
4) Riwayat pengobatan
5) Kecelakaan yang pernah dialami
6) Riwayat alergi
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang
telah dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
5. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dan dibuat dengan melihat perkembangan kondisi pasien
selama diberikan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, L., Ramadhian, M. R., Kedokteran, F., & Lampung, U. (2015). Kandidiasis
Oral Oral Candidiasis. 4, 53–57.