Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TERAPI MUSIK SULING TERHADAP KUALITAS TIDUR

LANSIA DI WILAYAH POSYANDU LANSIA DESA JULAH

SKRIPSI

Oleh :

Ni Wayan Wiatnyani

Nim. 16089014115

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, jumlah lansia juga

mengalami peningkatan. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan

yang akan terjadi dalam proses kehidupan manusia. Menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia

(Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

ke atas. Di Indonesia jumlah lansia pada tahun 2017 diperkirakan

sebanyak 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%) dari

keseluruhan penduduk indonesia. Pada tahun 2020 jumlah lansia

diperkirakan sebanyak (27,08 juta), pada tahun 2025 sebanyak (33,69

juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan pada tahun 2035 jumlah lansia

diperkirakan mencapai (48,19 juta). Bali menduduki posisi nomor 4 pada

5 besar kota dengan jumlah lansia terbanyak di Indonesia dengan

persentase 10,71% setelah DI Yogyakarta pada urutan pertama dengan

jumlah lansia sebanyak (13,81%) , urutan kedua di tempati oleh Jawa

Tengah dengan jumlah lansia (12,59%), dan pada urutan ketiga di tempati

oleh Jawa Timur dengan jumlah lansia sebanyak (12,25%). Data di atas

menyatakan jumlah lansia terus meningkat seiring berjalannya waktu . (RI

Kementrian Kesehatan, 2017)


World Health Organization ( WHO) dalam artinawati 2014

mengklasifikasikan lansia dalam empat tahapan, yaitu usia pertengahan

(middle age) : 45-49 tahun, Lanjut usia (elderly) : 60-74 tahun, Lanjut usia

tua (old) : 75-90 tahun, Usia sangat tua (very old) : >90 tahun. Menua atau

menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi dalam proses kehidupan

manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua.

Memasuki usia tua berarti secara perlahan manusia mengalami

kemunduran dalam berbagai aspek misalnya kemunduran fisik yang

ditandai dengan kulit yang mengendur sehingga lansia sering mengalami

kedinginan di malam hari yang mengakibatkan lansia kesulitan untuk tidur

, rambut memutih, gigi mulai ompong sehingga lansia harus menyesuaikan

tekstur makanan dan harus mulai memilah-milah makanan yang akan di

konsumsi, pendengaran kurang jelas sehingga komunikasi mulai terbatas ,

penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figure tubuh yang

proporsional. Proses menua juga menyebabkan perubahan psokologis

seperti gangguan tidur yang menyebabkan perubahan pola tidur pada

lansia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang

berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan

proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari

dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian. (Nugroho, 2014 :

11-12)
Pada proses menua manusia akan mengalami berbagai

permasalahan baik secara fisik, mental, maupun sosial ekonomi. Lansia

beresiko mengalami gangguan pola tidur yang biasanya disebabkan oleh

berbagai faktor misalnya stress, aktivitas fisik, kematian pasangan,

perubahan pola sosial, penyakit, penggunaan obat-obatan, perubahan

irama sirkandian pada lansia. Kualitas tidur yang buruk merupakan suatu

masalah kesehatan pada lansia. Tidur terjadi dalam siklus berulang yang

terjadi selama 90-110 menit. Tidur dibagi menjadi dua kategori yaitu tidur

non-REM (non-Rapid Eye Movement) atau tidur tenang yang terbagi

menjadi empat tahapan dan tidur REM (Rapid Eye Movement) atau tidur

aktif yang terjadi selama 90 menit. (Meiya dan Sembiring, 2018)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Sunaringtyas,

Ishariani dan Wahyuningtiyas, 2017) di dapatkan hasil bahwa ada

pengaruh terapi musik air mengalir dengan brainwave terhadap penurunan

insomnia pada lansia. Penelitian yang dilakukan oleh (Warawu et al.,

2019) di dapatkan hasil bahwa terapi musik suara alam mampu

meningkatkan kualitas tidur pasien kritis di ruang ICU. Penelitian yang

dilakukan oleh (Ximenes, Syafitri dan Amigo, 2016) di dapatkan Hasil

bawa ada pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur pada lansia.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 13 orang

responden pada tanggal 08 November 2019 di posyandu lansia desa julah

peneliti mendapatkan hasil, 7 orang mengalami gangguan pola tidur yang

kebanyakan mengatakan sulit untuk memulai tidur karna merasa gelisah

dan merasa nyeri pada kaki. 6 orang lainnya mengatakan sering terbangun

di malam hari.

Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Terapi Musik Suling terhadap Pola Tidur

Lansia di Wilayah Posyandu Lansia Desa Julah”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut bagaimana Pengaruh Terapi Musik Suling

terhadap Kualitas Tidur Lansia di Wilayah Posyandu Lansia Desa Julah?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Berdasakan rumusan masalah di atas adapun tujuan umum dari

penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh Terapi Musik Suling

terhadap Kualitas Tidur Lansia di Wilayah Posyandu Lansia Desa

Julah
2. Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan khusus dari

penelitian ini yaitu :

a. Mengidentifikasi kualitas tidur lansia sebelum dilakukan terapi

musik suling

b. Mengidentifikasi kualitas tidur lansia setelah dilakukan terapi

musik suling

c. Menganalisis Pengaruh Terapi Musik Suling terhadap Kualitas

Tidur Lansia di Wilayah Posyandu Lansia Desa Julah

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan untuk lebih

memahami tentang Pengaruh Terapi Musik Suling terhadap Kualitas

Tidur Lansia.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang


ada hubungannya dengan Pengaruh Terapi Musik Suling terhadap

Kualitas Tidur Lansia di Wilayah Posyandu Lansia Desa Julah.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman belajar untuk

menuangkan kemampuan dalam pembuatan Skripsi. Dengan

adanya penelitian ini, peneliti dapat meningkatkan pengetahuan

tentang Pengaruh Terapi Musik Suling terhadap Kualitas Tidur

Lansia di Wilayah Posyandu Lansia Desa Julah.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

acuan dan referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai

Pengaruh Terapi Musik Suling terhadap Kualitas Tidur Lansia di

Wilayah Posyandu Lansia Desa Julah.


DAFTAR PUSTAKA

Nugroho,Wahjudi. 2014. Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC.

Artinawati, Sri. 2014. Asuhan Keperawatan Gerontik. Bogor : IN MEDIA

Meiya, I. dan Sembiring (2018) “Perbandingan Pemberian Susu Hangat dan Teh

Chamomile Hangat Terhadap Kualitas Tidur Lansia.”

RI Kementrian Kesehatan (2017) “Analisis Lansia di Indonesia.”

Sunaringtyas, W., Ishariani, L. dan Wahyuningtiyas, R. A. (2017) “Pengaruh

Terapi Musik Suara Air Mengalir Dengan Brainwave Terhadap Penurunan

Insomnia Pada Lansia,” 4(November 2016), hal. 76–79.

Warawu, N. I. et al. (2019) “Pengaruh terapi musik suara alam terhadap kualitas

tidur pasien kritis di ruang icu rsu royal prima medan tahun 2019 1,” 5(2),

hal. 674–679.

Ximenes, P. N. L., Syafitri, E. N. dan Amigo, T. A. E. (2016) “Pengaruh Terapi

Musik Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Di BPSTW Yogyakarta Unit

Abiyoso,” 3(September), hal. 35–38.

Anda mungkin juga menyukai