Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Mioma Uteri di


Ruang ICU RSU Kertha Usada

OLEH :

PUTU WIDIA

16089014116

S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2019
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium dengan ciri tersendiri,
bulat, keras, berwarna putih hingga merah muda pucat, sebagian besar terdiri
atas otot polos dengan beberapa jaringan ikat. Kira-kira 95% berasal dari
korpus uteri dan 5% dari serviks. Hanya kadang-kadang saja berasal dari
tuba fallopi atau ligamentum rotundum. Mioma uteri adalah tumor pelvis
yang paling sering terjadi pada kira-kira 25% wanita kulit putih dan 50%
kulit hitam pada umur 50 tahun ( Benson & Pernoll, 2008 : 548).
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari miometrium dan
merupakan tumor jinak tersering pada wanita di atas usia 30 tahun. Angka
kejadiannya diperkirakan 3 dari 10 wanita berusia > 30 tahun menderita
mioma uteri. Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-
sel jaringan otot polos jaringan fibroid dan kolagen (Nurarif & Hardi, 2013 :
445).
Mioma uteri adalah tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot
polos rahim. Mioma uteri terjadi pada 20%-25% perempuan di usia
reproduktif, tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti. Mioma uteri
adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menopangnya (Unicef, 2013).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang
disebut juga dengan mioma uteri atau uterin fibroid. Mioma uteri umumnya
terjadi pada usia lebih dari 35 tahun (Marmi, 2010).
Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih
sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya
tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot
rahimnya, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis
tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata-rata pada wanita di atas usia 30
tahun (Irianto, 2015).

2. Epidemiologi
a. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ
reproduksi wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun dan
belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menarche, paling banyak
ditemukan pada wanita berumur 35-45 tahun (proporsi 25%). Setelah
menopause hanya kira-kira 10% mioma masih tumbuh. Proporsi mioma uteri
pada masa reproduksi 20-25%.15 Penelitian Nishizawa di Jepang (2008)
menemukan insidens rates mioma uteri lebih tinggi pada wanita subur yaitu
104 per seribu wanita belum menopause dan 12 per seribu wanita menopause
(P<0,001).20
Mioma uteri lebih banyak ditemukan pada wanita berkulit hitam,
karena wanita berkulit hitam memiliki lebih banyak hormon estrogen
disbanding wanita kulit putih. Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam
satu uterus pada wanita kulit hitam, dimana biasanya hanya 5-20 sarang
saja.19 Penelitian Baird di Amerika Serikat tahun 2003 terhadap 1364 wanita
dengan usia 35-49 tahun, 478 diantaranya menderita mioma uteri yaitu dengan
proporsi 35%.21 Penelitian Sela-Ojeme di London Hospital pada tahun 2008
melaporkan proporsi penderita mioma uteri sebanyak 14,06% yaitu 586 orang
dari 2.034 kasus ginekologi.22 Management of Uterine Fibroid at The
University of Nigeria Teaching Hospital Enugu tahun 2006 melaporkan
proporsi mioma uteri 9,8% dari seluruh kasus

b. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri

Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ


reproduksi wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun dan
belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menarche, paling banyak
ditemukan pada wanita berumur 35-45 tahun (proporsi 25%). Setelah
menopause hanya kira-kira 10% mioma masih tumbuh. Proporsi mioma uteri
pada masa reproduksi 20-25%.15 Penelitian Nishizawa di Jepang (2008)
menemukan insidens rates mioma uteri lebih tinggi pada wanita subur yaitu
104 per seribu wanita belum menopause dan 12 per seribu wanita menopause
(P<0,001).20
Mioma uteri lebih banyak ditemukan pada wanita berkulit hitam,
karena wanita berkulit hitam memiliki lebih banyak hormon estrogen
dibanding wanita kulit putih. Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam satu
uterus pada wanita kulit hitam, dimana biasanya hanya 5-20 sarang saja.19
Penelitian Baird di Amerika Serikat tahun 2003 terhadap 1364 wanita dengan
usia 35-49 tahun, 478 diantaranya menderita mioma uteri yaitu dengan
proporsi 35%.21 Penelitian Sela-Ojeme di London Hospital pada tahun 2008
melaporkan proporsi penderita mioma uteri sebanyak 14,06% yaitu 586 orang
dari 2.034 kasus ginekologi.22 Management of Uterine Fibroid at The
University of Nigeria Teaching Hospital Enugu tahun 2006 melaporkan
proporsi mioma uteri 9,8% dari seluruh kasus ginekologi yaitu 190 kasus dari
1939 kasus ginekologi.23 Penelitian Gaym A di Tikur Anbessa Teaching
Hospital, Addis Ababa, Ethiopia tahun 2004 mencatat penderita mioma uteri
sebanyak 588 kasus.
3. Etiologi
Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos miometrium, menurut
teori onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu
insiator dan promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma
uteri masih belum diketahui dengan pasti. Dari penelitian menggunakan
glucose-6-phospatase dihydrogenase diketahui bahwa mioma berasal dari
jaringan yang uniselular. Transformasi neoplastik dari miometrium menjadi
mioma melibatkan mutasi somatik dari miometrium normal dan interaksi
kompleks dari hormon steroid seks dan growth factor lokal.
Faktor Risiko terjadinya mioma uteri yaitu:
a. Usia penderita
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan
sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun (Suhatno, 2007). Mioma
uteri jarang ditemukan sebelum menarke (sebelum mendapatkan haid).
Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar 10% .
b. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)
estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi daripada jaringan
miometrium normal.
c.  Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita
mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
d.  Indeks Massa Tubuh (IMT)
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri.
e. Makanan
Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan
daging babi menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau
menurunkan insiden mioma uteri.
f. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar
esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini
mempercepat pembesaran mioma uteri.
g. Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara
dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan 1
(satu) atau 2 (dua) kali (Khashaeva, 1992).
4. Patofisiologi terjadinya Penyakit
Ammaturemusclecellnest dalam miometrium akan berproliferasi hal
tersebut diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat
bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi
dapat juga terjadi pada servik. Tumotsubcutan dapat tumbuh diatas pembuluh
darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila tumbuh dengan sangat
besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan
menyebabkan perubahan rongga uterus.

Pada beberapa keadaan tumor subcutan berkembang menjadi


bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat menyebabkan
terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat ganas,
infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang mengobstruksi atau
menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii. Myoma pada badan
uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan
kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam


miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium
terdesak menyusun semacam pseudekapsula atau simpai semu yang
mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi
mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam
korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila
terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan
sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke atas sehingga sering
menimbulkan keluhan miksi.
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian
darah pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga
menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika
terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi
anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh
lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu
dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami
kekurangan volume cairan. (Sastrawinata S: 151)
Pathway Mioma Uteri

Faktor keturunan Wanita kurang subur

Reseptor astrogen lebih banyak

Sel imatur uterus (otot polos & jaringan ikat)

Tumor fibromatosa Cemas

Mioma submukosum Mioma subserosum

- Tumbuh bertangkai menjadi - Tumbuh diantara kedua lapisan


polip ligamentum luteum menjadi
- Dilahirkan melalui serviks
mioma intra ligamenter

Mioma intramular

- Terdapat didinding uterus


diantara miometrium

Nyeri, Infertilitas, pendarahan abnormal,


abortus spontan, gejala dan tanda
Nyeri akut
penekanan seperti retensio urine,
hidronefrosis

Resiko kekurangan volume


cairan Resiko Infeksi
5. Klasifikasi
Mioma uteri menurut letaknya dibagi menjadi 3 yaitu
a. Mioma submukosum : dibawah endometrium dan menonjol ke cavum
uteri
b. Mioma intramural : berada di dinding uterus di antara serabut
miometrium
c. Mioma subserosum : tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa (Nurafif & Hardi, 2013 :
445 ).

Menurut (Anwar, 2011) Mioma diklasifikasikan berdasarkan lokasinya


a. Mioma submukosa : menempati lapisan dibawah endometrium dan
menonjol ke dalam kavum uteri.

b. Mioma intramural : mioma yang berkembang diantara miometrium.

c. Mioma subrerosa : mioma yang tumbuh dibawah lapisan serosaa uterus


dan dapat bertumbuh ke arah luar dan juga bertangkai.

6. Tanda dan Gejala


Menurut (Benson & Pernoll, 2008) tanda gejala mioma uteri yaitu :
a. perdarahan uterus abnormal
Perdarahan uterus abnormal dijumpai pada kira-kira 30% pasien dengan
mioma uteri.Menoragi merupakan pola perdarahan uterus abnormal yang
paling umum dan meskipun pola apa saja mungkin terjadi, paling sering
berupa perdarahan bercak pre menstruasi dan sedikit perdarahan terus
menerus setelah menstruasi.
b. Efek penekanan.
c. Nyeri dan infertilitas.

Menurut (Anwar, 2011) tanda dan gejala mioma uteri yaitu :


a. Perdarahan abnormal uterus
Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada mioma dan hal ini
terjadi pada 30% penderita. Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi
anemia defisiensi zat besi dan bila berlangsung lama dan dalam jumlah yang
besar maka sulit untuk dikoreksi dengan suplementasi zat besi.
b. Nyeri
Mioma tidak menyebabkan nyeri dalam pada uterus kecuali apabila
kemudian terjadi gangguan vaskuler. Nyeri lebih banyak terkait dengan proses
degenerasi akibat oklusi pembuluh darah, infeksi, torsi tangkai mioma atau
kontraksi uterus sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma subrerosa dari
kavum uteri.
c. Efek tekanan
Walaupun mioma dihubungkan dengan adanya desakan tekan, tetapi
tidaklah mudah untuk menghubungkan adanya penekanan organ dengan
mioma. Bila ukuran tumor lebih besar lagi, akan terjadi penekanan ureter,
kandung kemih dan rektum (prawiroharjo 2011).

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pemeriksaan abdomen
1) Uterus yang membesar dapat dipalpasi pada abdomen
2) Teraba benjolan tidak teratur, tetap dan lunak
3) Ada nyeri lepas yang disebabkan oleh perdarahan intraperitoneal
b. Pemeriksaan pelvis
1) Adanya dilatasi serviks
2) Uterus cenderung membesar, tidak beraturan dan berbentuk nodul

7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Nurafif & Hardhi, 2013) pemerikasaan diagnostik mioma uteri
meliputi :

a. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat
disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar
hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan darah yang
kronik.

b. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin


Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang
simetrik menyerupai kehamilan atau terdpat bersama-sama dengan kehamilan.
c. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat membantu.
d. Pielogram intravena
Dapat membantu dalm evaluasi diagnostik.
1) Pap smear serviks
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks sebelum
histerektomi.
2) Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi dikemudian hari untuk
mengevaluasi distorsi rongga uterus dan kelangsungan tuba falopi (Nurarif &
Kusuma, 2013).
Menurut (Marmi, 2010) deteksi mioma uteri dapat dilakukan dengan cara :
a. Pemeriksaan darah lengkap
Hb : turun, Albumin : turun, Lekosit : turun atau meningkat, Eritrosit : turun.

b. USG : terlihat massa pada daerah uterus.


c. Vaginal toucher : didapatkan perdrahan pervaginam, teraba massa, konsistensi
dan ukurannya.
d. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
e. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat
menghambat tindakan operasi.
f. ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi
tindakan operasi.

8. Diagnosis
Menurut (Unicef, 2013) Diagnosis dari mioma uteri
a. Adanya masa yang terlihat menonjol atau teraba seperti bagian janin.
b. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan USG
Menurut (Benson & Pernoll, 2008) Diagnosis banding mioma
uteri yaitu Pembesaran atau ketidak peraturan uterus yang di sebebkan
oleh mioma dapat di sebab kan oleh kehamilan, adenomiosis atau
neoplasma uteri yang salah didiagnosis. Keadaan lain yang perlu di
pertimbangkan adalah subinfolusi, kelainan kongenital, perlekapan
adneksa, omentum atau usus besar, hipertrofi jinak dan sarkoma atau
karsinoma.

9. Penatalaksanaan
a. Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih
besar dari kehamilan 10-12 munggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi
pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
b. Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan
mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi medikamentosa
masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analog
GnRHa (Gonadotropin Realising Hormon Agonis), progesteron, danazol,
gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen lain seperti
gossypol dan amantadine.
c. Operatif
Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan embolisasi
arteri uterus.
1) Miomektomi, adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada
mioma mioma submukosa pada mioma geburt dengan cara ekstirpasi
lewat vagina.
2) Histerektomi, adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan
terpilih. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan
mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri
3) Embolisasi arteri uterus (Uterin Artery Embolization / UAE), adalah
injeksi arteri uterina dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter
yang nantinya akan menghambat aliran darah ke mioma dan
menyebabkan nekrosis. Nyeri setelah UAE lebih ringan daripada
setelah pembedahan mioma dan pada UAE tidak dilakukan insisi serta
waktu penyembuhannya yang cepat.
d. Radiasi dengan radioterapi
Radioterapi dilakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi pada
beberapa kasus.

10. Komplikasi
Komplikasi merupakan suatu kondisi yang mempersulit atau reaksi negative
yang terjadi pada penderita akibat mioma uteri.
a. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi Leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 –
0,6 % dari seluruh mioma, serta merupakan 50 – 75 % dari seluruh
sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada
pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan
keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila
terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
b. Torsi (Putaran Tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul
gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan
demikian terjadilah syndrome abdomen akut. Jika torsi terjadi
perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya
dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang
mioma dalam rongga peritoneum. Sarang mioma dapat mengalami
nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi
darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang menyebabkan
perdarahan berupa metroragia disertai leukore dan gangguan-
gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Data pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, tanggal
masuk rumah sakit.
b. Data penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
hubungan dengan pasien.
c. Alasan masuk rumah sakit : keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga
d.  Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien
dengan kanker servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih
spesifik ke arah pengkajian obstretri dan ginekologi, meliputi :
1) Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses
persalinan, lama persalinan, tempat persalinan, masalah
persalinan, masalah nifas serta laktasi, masalah bayi dan
keadaan anak saat ini
2) Pemeriksaan genetalia
3) Pemeriksaan payudara
4) Riwayat operasi ginekologi
5) Pemeriksaan papsmear
6) Usia menarche
7) Menopause
8) Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
e. Kesehatan lingkungan/hygiene
f. Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati,
hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem
nilai dan kepercayaan dan tingkat perkembangan.
1) Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
lain
2) Terapi medis yang diberikan
3) Efek samping dan respon pasien terhadap terapi
4) Persepsi klien terhadap penyakitnya

2. Diagnosa Keperawatan yang muncul


a. Nyeri b.d. gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma akibat nekrosis
dan peradangan.
b. Cemas b.d. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
c. Resiko kekurangan cairan tubuh b.d. perdarahan pervaginam berlebihan.
d. Resiko tinggi infeksi b.d. tidak adekuat pertahanan tubuh akibat anemia.
3. Rencana Keperawatan

Diagnose
No NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut b.d. Setelah diberikan tindakan - Kaji secara
gangguan sirkulasi selama…….. diharapkan komprehensif
darah pada sarang nyeri berkurang (PQRST)
mioma akibat KH : - Bantu klien dalam
nekrosis dan - klien mampu menontrol mengidentifikasi
peradangan. nyeri factor pencetus
- klien mengatakan - Ajarkan tekhnik
merasakan nyaman non farmakologi
- kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian analgetic

2 Anasietas b.d. Setelah diberikan tindakan - kaji prepestif


Kurangnya selama…….. diharapkan pasien terhadap
pengetahuan kecemasan klien berkurang situasi stress
tentang penyakit, KH : - gunakan
prognosis dan - klien mampu pendekatan yang
kebutuhan mengidentifikasi dan menenangkan
pengobatan. mengungkapkan gejala - bantu pasien
cemas mengenai situasi
- Klien mampu mengontrol yang menimbulkan
cemas kecemasan
- Intruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
3 Resiko Setelah diberikan tindakan - observasi vital sign
kekurangan cairan selama … diharapkan - monitor status
tubuh b.d. kekurangan volume cairan cairan termasuk
perdarahan dapat teratasi intake dan output
pervaginam KH : cairan
berlebihan. - tanda-tanda vital dalam - dorong pasien
batas normal untuk menambah
- mempertahankan urine intake oral
output sesuai dengan usia, - Kolaborasi dengan
BB, urine output dokter
5 Resiko tinggi Setelah diberikan tindakan -observasi
infeksi b.d. tidak selama……. Diharapkan kebersihan dan
adekuat pertahanan infeksi terkontrol kenyaman dari
tubuh akibat KH : lingkungan pasien
anemia. - klien terbebas dari tanda -instruksikan
dan gejala incfeksi pengunjung untuk
- menunjukan prilaku hidup mencuci tangan saat
bersih dan sehat berkunjung dan
setelah berkunjung
meninggalkan pasien
- ajarkan keluarga
dan pasien tanda dan
gejala dari infeksi
- kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian antibiotik
DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis (Berdasarkan Penerapan

Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus). Edisi1. Yogjakarta.

Mediaction

Digilib.unimus.ac.id. Bab II Tinjauan Pustaka Teori Medis Mioma Uteri. Pdf.

Diakses pada tanggal 10 Juni 2019

Eprint.ums.ac.id. Bab I Pendahuluan latar Belakang Myoma Uteri. Pdf . diakses pada

tanggal 10 Juni 2019

Repository.usu.ac.id>bitstream>handle. BAB II Tinjauan Pustaka definisi Mioma

Uteri. Pdf. Diakses pada tanggal 10 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai