OLEH :
PUTU WIDIA
16089014116
S1 ILMU KEPERAWATAN
2019
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium dengan ciri tersendiri,
bulat, keras, berwarna putih hingga merah muda pucat, sebagian besar terdiri
atas otot polos dengan beberapa jaringan ikat. Kira-kira 95% berasal dari
korpus uteri dan 5% dari serviks. Hanya kadang-kadang saja berasal dari
tuba fallopi atau ligamentum rotundum. Mioma uteri adalah tumor pelvis
yang paling sering terjadi pada kira-kira 25% wanita kulit putih dan 50%
kulit hitam pada umur 50 tahun ( Benson & Pernoll, 2008 : 548).
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari miometrium dan
merupakan tumor jinak tersering pada wanita di atas usia 30 tahun. Angka
kejadiannya diperkirakan 3 dari 10 wanita berusia > 30 tahun menderita
mioma uteri. Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-
sel jaringan otot polos jaringan fibroid dan kolagen (Nurarif & Hardi, 2013 :
445).
Mioma uteri adalah tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot
polos rahim. Mioma uteri terjadi pada 20%-25% perempuan di usia
reproduktif, tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti. Mioma uteri
adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menopangnya (Unicef, 2013).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang
disebut juga dengan mioma uteri atau uterin fibroid. Mioma uteri umumnya
terjadi pada usia lebih dari 35 tahun (Marmi, 2010).
Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih
sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya
tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot
rahimnya, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis
tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata-rata pada wanita di atas usia 30
tahun (Irianto, 2015).
2. Epidemiologi
a. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ
reproduksi wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun dan
belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menarche, paling banyak
ditemukan pada wanita berumur 35-45 tahun (proporsi 25%). Setelah
menopause hanya kira-kira 10% mioma masih tumbuh. Proporsi mioma uteri
pada masa reproduksi 20-25%.15 Penelitian Nishizawa di Jepang (2008)
menemukan insidens rates mioma uteri lebih tinggi pada wanita subur yaitu
104 per seribu wanita belum menopause dan 12 per seribu wanita menopause
(P<0,001).20
Mioma uteri lebih banyak ditemukan pada wanita berkulit hitam,
karena wanita berkulit hitam memiliki lebih banyak hormon estrogen
disbanding wanita kulit putih. Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam
satu uterus pada wanita kulit hitam, dimana biasanya hanya 5-20 sarang
saja.19 Penelitian Baird di Amerika Serikat tahun 2003 terhadap 1364 wanita
dengan usia 35-49 tahun, 478 diantaranya menderita mioma uteri yaitu dengan
proporsi 35%.21 Penelitian Sela-Ojeme di London Hospital pada tahun 2008
melaporkan proporsi penderita mioma uteri sebanyak 14,06% yaitu 586 orang
dari 2.034 kasus ginekologi.22 Management of Uterine Fibroid at The
University of Nigeria Teaching Hospital Enugu tahun 2006 melaporkan
proporsi mioma uteri 9,8% dari seluruh kasus
Mioma intramular
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pemeriksaan abdomen
1) Uterus yang membesar dapat dipalpasi pada abdomen
2) Teraba benjolan tidak teratur, tetap dan lunak
3) Ada nyeri lepas yang disebabkan oleh perdarahan intraperitoneal
b. Pemeriksaan pelvis
1) Adanya dilatasi serviks
2) Uterus cenderung membesar, tidak beraturan dan berbentuk nodul
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Nurafif & Hardhi, 2013) pemerikasaan diagnostik mioma uteri
meliputi :
a. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat
disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar
hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan darah yang
kronik.
8. Diagnosis
Menurut (Unicef, 2013) Diagnosis dari mioma uteri
a. Adanya masa yang terlihat menonjol atau teraba seperti bagian janin.
b. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan USG
Menurut (Benson & Pernoll, 2008) Diagnosis banding mioma
uteri yaitu Pembesaran atau ketidak peraturan uterus yang di sebebkan
oleh mioma dapat di sebab kan oleh kehamilan, adenomiosis atau
neoplasma uteri yang salah didiagnosis. Keadaan lain yang perlu di
pertimbangkan adalah subinfolusi, kelainan kongenital, perlekapan
adneksa, omentum atau usus besar, hipertrofi jinak dan sarkoma atau
karsinoma.
9. Penatalaksanaan
a. Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih
besar dari kehamilan 10-12 munggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi
pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
b. Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan
mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi medikamentosa
masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analog
GnRHa (Gonadotropin Realising Hormon Agonis), progesteron, danazol,
gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen lain seperti
gossypol dan amantadine.
c. Operatif
Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan embolisasi
arteri uterus.
1) Miomektomi, adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada
mioma mioma submukosa pada mioma geburt dengan cara ekstirpasi
lewat vagina.
2) Histerektomi, adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan
terpilih. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan
mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri
3) Embolisasi arteri uterus (Uterin Artery Embolization / UAE), adalah
injeksi arteri uterina dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter
yang nantinya akan menghambat aliran darah ke mioma dan
menyebabkan nekrosis. Nyeri setelah UAE lebih ringan daripada
setelah pembedahan mioma dan pada UAE tidak dilakukan insisi serta
waktu penyembuhannya yang cepat.
d. Radiasi dengan radioterapi
Radioterapi dilakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi pada
beberapa kasus.
10. Komplikasi
Komplikasi merupakan suatu kondisi yang mempersulit atau reaksi negative
yang terjadi pada penderita akibat mioma uteri.
a. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi Leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 –
0,6 % dari seluruh mioma, serta merupakan 50 – 75 % dari seluruh
sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada
pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan
keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila
terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
b. Torsi (Putaran Tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul
gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan
demikian terjadilah syndrome abdomen akut. Jika torsi terjadi
perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya
dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang
mioma dalam rongga peritoneum. Sarang mioma dapat mengalami
nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi
darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang menyebabkan
perdarahan berupa metroragia disertai leukore dan gangguan-
gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Data pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, tanggal
masuk rumah sakit.
b. Data penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
hubungan dengan pasien.
c. Alasan masuk rumah sakit : keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga
d. Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien
dengan kanker servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih
spesifik ke arah pengkajian obstretri dan ginekologi, meliputi :
1) Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses
persalinan, lama persalinan, tempat persalinan, masalah
persalinan, masalah nifas serta laktasi, masalah bayi dan
keadaan anak saat ini
2) Pemeriksaan genetalia
3) Pemeriksaan payudara
4) Riwayat operasi ginekologi
5) Pemeriksaan papsmear
6) Usia menarche
7) Menopause
8) Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
e. Kesehatan lingkungan/hygiene
f. Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati,
hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem
nilai dan kepercayaan dan tingkat perkembangan.
1) Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
lain
2) Terapi medis yang diberikan
3) Efek samping dan respon pasien terhadap terapi
4) Persepsi klien terhadap penyakitnya
Diagnose
No NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut b.d. Setelah diberikan tindakan - Kaji secara
gangguan sirkulasi selama…….. diharapkan komprehensif
darah pada sarang nyeri berkurang (PQRST)
mioma akibat KH : - Bantu klien dalam
nekrosis dan - klien mampu menontrol mengidentifikasi
peradangan. nyeri factor pencetus
- klien mengatakan - Ajarkan tekhnik
merasakan nyaman non farmakologi
- kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian analgetic
Mediaction
Eprint.ums.ac.id. Bab I Pendahuluan latar Belakang Myoma Uteri. Pdf . diakses pada