Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344387457

Pengaruh Terapi Musik terhadap Skor Depresi pada Lanjut Usia di Panti Jompo
Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya

Article · July 2017

CITATIONS READS

0 103

1 author:

Firman Prastiwi
Brawijaya University
8 PUBLICATIONS   183 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Firman Prastiwi on 26 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP SKOR


DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI
JOMPO GRAHA KASIH BAPA
KABUPATEN KUBU RAYA

FIRMAN PRASTIWI
NIM I1031131024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP SKOR DEPRESI PADA LANJUT
USIA DI PANTI JOMPO GRAHA KASIH BAPA
KABUPATEN KUBU RAYA
(The Effect of Music Theraphy on Score Depression in Elderly in Graha Kasih Bapa
Geriatry Shelter Kubu Raya Regency)

Firman Prastiwi*, Arina Nurfianti**, Maria Fudji Hastuti**


*Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura,
**Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura

ABSTRAK
Latar Belakang : Depresi merupakan gangguan mental yang paling sering ditemukan
pada lansia. Akan tetapi masalah depresi pada lansia seringkali tidak diperhatikan akibat
kurangnya perhatian dari masyarakat, sehingga seringkali depresi pada lansia tidak
terdeteksi, salah didiagnosis, atau tidak ditangani dengan baik. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk membuat kondisi rileks dan dapat mengatasi depresi adalah dengan
terapi musik. Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi musik terhadap skor depresi pada
lanjut usia di Panti Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya. Metode : Penelitian
kuantitatif menggunakan pendekatan pre eksperiment dalam kategori satu kelompok (one
group pretest- posttest design) pada 16 lansia yang mengalami depresi. Beberapa
instrumen musik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gemelan jawa, keroncong dan
campur sari dan jenis analitis menggunakan uji wilcoxon. Hasil : Setelah diberikan terapi
musik pada lansia menunjukan adanya penurunan skor Geriatric Depression Scale yang
ditunjukan oleh uji wilcoxon yang memberikan nilai signifikan p 0,001, nilai median dari
6,00 menurun ke 3,00. Kesimpulan : Adanya pengaruh terapi musik terhadap skor
depresi pada lanjut usia di Panti Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya.
Sehingga direkomendasikan bahwa terapi musik dapat membantu mengurangi skor
depresi lansia.
Kata Kunci : Depresi, Lansia, Instrumen Musik

ABSTRACT
Background : Depression is the most common mental disorder found in the elderly.
However, depression problems in the elderly are often overlooked due to lack of attention
from the public, commonly depression in elderly is undetectable, misdiagnosed, either
poorly handled. Things to attempt the condition of relax and overcome the depression is
using music theraphy. Aim : To know the effect of music theraphy on score depression in
elderly in Graha Kasih Bapa Geriatry Shelter Kubu Raya Regency. Methods :
Quantitative research used a pre experimental approach in one- pretest–postest design in
16 depressed elderlies. Some type of music instruments were used in this study, namely
gemelan jawa, keroncong, and campur sari and analysis types used the wilcoxon test.
Results : After being given music theraphy in elderly showed a decrease score of
Geriatric Depression Scale indicated by wilcoxon test which gave significan p value
0,001, median score from 6,00 declines to 3,00. Conclusion : There are the effect of
music theraphy on score depression in elderly in Graha Kasih Bapa Geriatry Shelter
Kubu Raya Regency. So that is recommended that music therapy can help reduce the
score of elderly depression.
Keyword : Depression, Elderly, Music Instruments
PENDAHULUAN Data di Negara Canada, lansia yang
tinggal di dalam suatu komunitas
Proses menua adalah suatu mengalami depresi sebanyak 5-10 %,
keadaan yang tidak dapat dihindari dan 30-40% hidup disuatu
manusia dan berjalan secara alami lingkungan institusi atau instansi
secara berkesinambungan dan terus- (Irawan, 2013).
menerus. Kemudian akan terjadi Angka kejadian depresi pada
perubahan anatomis, fisiologis dan lanjut usia di Indonesia sebesar 11,6
biokimia pada tubuh, sehingga akan % atau 17,4 juta jiwa yang
berpengaruh pada tubuh secara mengalami gangguan mental
menyeluruh (Maryam, 2008). emosional atau gangguan kesehatan
Di dunia data World Health jiwa. Masalah psikologis ini cukup
Organization (WHO) menunjukan serius bila tidak tertangani karena
tahun 2009 data lansia berjumlah sekitar 25% lansia yang mengalami
7,49% dari semua populasi, tahun depresi dan tidak mendapatkan
2011 meningkat menjadi 7,69% dan penanganan secara khusus dapat
tahun 2013 data populasi penduduk menyebabkan bunuh diri (Afia dalam
berusia 60 tahun keatas adalah 11,7% Mikhaline, 2015).
dari semua populasi dunia dan Terapi modalitas adalah terapi
dipediksikan jumlah tersebut akan yang cocok untuk mengontrol
terus meningkat selaras dengan depresi dimana kegiatannya untuk
peningkatan usia harapan hidup mengisi waktu luang pada lansia.
(WHO, 2015). Terapi modalitas meliputi: terapi
Data lansia di Indonesia pada okupasi, psikodrama, terapi aktivitas
tahun 2006 kurang lebih berjumlah kelompok (TAK) dan mengubah
19 juta jiwa, dan tahun 2010 terus prilaku, terapi kognitif, terapi
mengalami peningkat menjadi 23,9 berkebun, terapi dengan binatang,
juta (9,77%). Badan Pusat Statitik dan terapi musik (Setyoadi dalam
(BPS) memprediksi tahun 2020 data Rahma, 2013).
lansia akan mencapai jumlah 28,8 Kondisi nyaman dan tenang
juta jiwa atau 11,34% dari jumlah dapat menurunkan memperbaiki
penduduk Indonesia (Ariastuti, perasaan emosi sehingga banyak
2015). model terapi depresi yang dilakukan
Lansia pasti akan mengalami dengan mempengaruhi perasaan
perubahan fisik dan mental. klien sehingga mendatangkan
Perubahan tersebut membuat lansia perasaan rilaks dan memuaskan.
mudah untuk mengalami masalah Salah satu cara yang tepat dilakukan
emosional. Hal ini akan membuat dengan terapi musik (Suardiman,
lansia tidak dihargai dan 2011 dalam Kirnantoro, 2013).
mencetuskan lansia mengalami Penelitian sebelumnya yang
kesepian dan kesepian ini awal dari dilakukan oleh Hadi W (2013)
terjadinya depresi (Soejono dalam intervensi musik yang dilakukan
Ariastuti, 2015). pada lansia sangat efektif untuk
Depresi adalah suatu gangguan menurunkan tingkat depresi pada
mental yang banyak dijumpai pada lansia dengan nilai signifikan p 0,001
lanjut usia akibat dari proses menua. (P <0,05). Sejalan dengan penelitian
Soeraya (2015) menjelaskan bahwa instrumen yang sama pada akhir
ada pengaruh yang signifikan terapi pertemuan.
musik terhadap tingkat depresi lansia Populasi pada penelitian ini
dibuktikan dengan nilai p value seluruh lansia yang berjumlah 28
0,001. orang di Panti Sosial Panti Jompo
Hasil pengambilan data awal Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu
Tanggal 13 Februari 2017 yang Raya. Sampel didapatkan dengan
lakukan di Panti Jompo Graha Kasih menggunakan teknik total sampling.
Bapa didapatkan jumlah lansia yang Dengan demikian, peneliti akan
tinggal di Panti tersebut sebanyak 28 mengambil sampel dari seluruh
orang dengan jumlah 15 orang lansia yang mengalami depresi yang
perempuan dan 13 orang laki-laki. sesuai dengan kriteria inklusi dan
Dari hasil observasi bahwa sebagian eksklusi yang berjumlah 16 orang di
lansia mengatakan jika mereka Panti Graha Kasih Bapa Kabupaten
merasa tertekan dan tidak bahagia Kubu Raya.
tinggal di panti dikarenakan jauh dari Kriteria inklusi dalam
keluarga. Berdasarkan fenomena penelitian ini yaitu: Lansia yang
tersebut peneliti tertarik untuk tidak menerima terapi antidepresan,
melakukan penelitian tentang lansia yang menyukai musik.
pengaruh terapi musik terhadap skor Sedangkan kriteria eksklusi dalam
depresi pada lansia di Panti Jompo penelitian ini yaitu: Lansia yang
Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu mengalami gangguan pendengaran
Raya. berat dan lansia yang keluar dari
panti atau tidak dapat hadir selama 5
METODE hari saat proses terapi.
Penelitian ini adalah termasuk Veriabel independen dalam
ke dalam jenis penelitian kuantitatif penelitian ini adalah terapi musik
dengan pendekatan pre eksperiment sedangkan veriabel dependen dalam
dalam kategori satu kelompok (one penelitian ini adalah penurunan skor
group pretest- posttest design). depresi yang diukur menggunakan
Penelitian dilakukan selama 5 Geriatric Depression Scale (GDS).
hari berturut-turut dan kemudian skor Tempat penelitian dilakukan di
depresi diukur dengan menggunakan Panti Jompo Graha Kasih Bapa
instrumen Geriatric Depression Kabupaten Kubu Raya. Penelitian
Scale (GDS) sebelum diberikan dilakukan setelah melalui tahapan
terapi dan kemudian diukur kembali studi pendahuluan dimulai dari
skor depresinya setelah dilakukan tanggal 8 Mei sampai 20 Mei 2017.
terapi musik dengan menggunakan
HASIL
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Tingkat
Pendidikan

Karakteristik Frekuensi Persen


Responden (f) (%)
Jenis kelamin Laki-laki 7 43,8 %
Perempuan 9 56,3 %
45-59 (middle) 1 6,3 %
Usia 60-74 (elderly) 6 37,5 %
75-90 (old) 9 56,3 %
Tidak sekolah 8 50 %
Tingkat
SD 6 37,5 %
Pendidikan
SMP 2 12,5 %
Total 16 100 %

Berdasarkan tabel 1 didapatkan depresi menunjukan lansia dengan


jumlah responden perempuan lebih kategori (old) mempunyai angka
banyak dari pada responden laki-laki yang lebih tinggi dengan jumlah 9
dikarenakan jumlah populasi dari responden (56,3 %). Sedangkan pada
responden perempuan lebih tinggi tingkat pendidikan reponden yang
yang didapat dari hasil skrining terbanyak yaitu tidak sekolah
depresi yaitu 9 responden (56,3 %). dikarenakan dari hasil skrining
Rentang usia terbanyak didapatkan depresi didapat lansia yang tidak
yaitu rentang usia 75-89 tahun (old) sekolah mempunyai angka tertinggi
dikarenakan dari hasil skrining dengan jumlah 8 responden (50 %).

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan skor Geriatric Depression Scale


(GDS)Tingkat Depresi pada Pretest dan Posttest
Pretest Postest
Tingkat Depresi
Frekuensi Persen Frekuensi Persen (%)
(f) (%) (f)
Tidak Depresi 0 0% 13 81,3 %
Depresi Ringan 11 68,8 % 3 18,8 %
Depresi Sedang 4 25,0 % 0 0%

Depresi Berat 1 6,3 % 0 0%

Total 16 100% 16 100%


Berdasarkan tabel 2 didapatkan Tingkat depresi pada posttest paling
Tingkat depresi pada pretest paling tinggi adalah tidak depresi sebanyak
tinggi yaitu depresi ringan sebanyak 13 responden (81,3 %) sedangkan
11 responden (68,8 %) dan tingkat tingkat depresi paling rendah adalah
depresi paling rendah adalah depresi depresi ringan sebanyak 3 orang
berat sebanyak 1 responden (6,3 %). responden (18,8 %).

Tabel 3 Hasil Uji Wilcoxon skor depresi sebelum dan sesudah terapi musik

Variabel f Median SD Min-max P Value


Skor depresi
16 6,00 ±2,43499 5,00- 13,00
sebelum
0,001
Skor depresi
16 3,00 ±1,62788 1,00- 7,00
sesudah

Berdasarkan tabel di atas dari percaya antara peneliti dan


16 responden, dikatatan ada responden sehingga responden
pengaruh terapi musik jika p < 0,05 dapat mengungkapkan perasaannya
dan didapatkan hasil median skor dan dapat mengatasi depresi. Selain
depresi sebelum dilakukan terapi itu seringnya kunjungan perawatan
musik di Panti Jompo Graha Kasih yang dilakukan oleh perawat
Bapa Kabupaten Kubu Raya yaitu membuat lansia tersebut dapat
6,00 dengan standar deviasi 2,43499 membangun komunikasi yang baik
dan memiliki nilai min-max 5,00- saat melakukan pemeriksaan
13,00. Dan median skor depresi kesehatan.
sesudah diberikan terapi musik yaitu Sejalan dengan penelitian yang
3,00 dengan standar deviasi 1,62788 dilakukan Aniharyati (2011) yang
dan memiliki nilai min-max 1,00- mengungkapkan komunikasi
7,00 didapatkan nilai p value 0,001. terapeutik sangat penting
Berdasarkan data diatas dapat dilakukan. Hal untuk menciptakan
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan hubungan positif antara perawat,
ada pengaruh terapi musik terhadap pasien, dan tenaga kesehatan
penurunan skor depresi lansia di lainnya, guna mengenal kebutuhan
Panti Jompo Graha Kasih Bapa fisik, emosi, psikologi dari pasien
Kabupaten Kubu Raya. tersebut. Kemudian perawat
menentukan rencana tindakan
PEMBAHASAN untuk memenuhi kebutuhan
Penurunan depresi yang begitu tersebut. Komunikasi terapeutik
signifikan dialami oleh lansia merupakan komunikasi yang
setelah diberikan terapi musik terstruktur bertujuan untuk
dipengaruhi oleh komunikasi kesembuhan pasien. Keefektifan
teraupetik yang dilakukan oleh komunikasi terapeutik antara
peneliti. Dari proses komunikasi perawat dan pasien akan
yaitu fase pra interaksi, fase membangun hubungan saling
orientasi, fase kerja, dan fase percaya dan dapat mempercepat
terminasi membangun rasa saling proses penyembuhan fisik dan
psikologis pasien. Komunikasi Sejalan dengan hasil penelitian
terapeutik membantu pasien dalam Kirnantoro (2013) dimana dari 28
mengatasi persoalan yang dilalui orang yang mengalami kejadian
pada tahap perawatan. depresi, 27 diantaranya mengalami
Hasil penelitian dikatakan ada depresi ringan (96 %) dan 1 orang
pengaruh terapi jika p < 0,05 dan mengalami depresi sedang (4 %).
didapatkan hasil uji wilcoxon nilai Terapi musik dapat menciptakan
p value 0,001. Berdasarkan data suasana yang tenang sehingga dapat
diatas dapat disimpulkan bahwa Ho menurunan skor depresi secara
ditolak dan ada pengaruh terapi signifikan. Terapi musik dapat
musik terhadap skor depresi pada dijadikan terapi nonfarmakologi
lanjut usia di Panti Jompo Graha untuk mengatasi depresi. Musik
Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya. mampu membuat seseorang dapat
Sejalan dengan penelitian mengungkapkan perasaannya,
Soeraya (2015) dimana dari 9 mampu meningkatkan kognitif
lansia yang mengalami depresi serta mampu mempengaruhi emosi
sebanyak 6 responden (66,7%) dan suasana hati kearah lebih
mengalami depresi ringan dan 3 positif.
responden (33,3%) mengalami Musik yang memiliki bagian
depresi sedang. Tingkat depresi irama dan nada kemudian
responden menurun seiring dihubungkan ke telinga luar, lalu
diberikan terapi musik. Pengaruh akan masuk melalui tulang-tulang
musik telah banyak dilakukan pendengaran. Bagian musik
untuk mengatasi masalah tersebut dapat mempengaruhi
psikologis, dan hasilnya, terapi memori di limbik dan akan
musik sangat efektif diberikan mempengaruhi zat kimia otak,
dengan lansia yang mengalami kemudian secara langsung
gangguan emosional. Terapi musik mempengaruhi hypothalamus lalu
dapat memberikan reaksi berupa ke hipofisis. Musik yang sudah
ketenangan, perasaan rileks, berada pada kelenjar hipofisis
perubahan dalam ritme pernafasan, mampu meredakan emosional
tekanan darah pada kardiovaskuler melalui feedback negative ke
dan aliran darah. kelenjar adrenal untuk pengeluaran
hormon stress (Zahra, 2016).
Model adaptif
Model Adaptasi Roy

Model konsep diri


Proses keperawatan
Intervensi
Fisik Diri pribadi

Terapi musik Nyeri Depresi Ansietas Kualitas


hidup

Orang Menerima Perawatan atau Perawatan Paliative

Skema 1 Kerangka Teori Terapi Musik Terhadap Depresi


Sumber : Fawcet (2017)

IMPLIKASI KEPERAWATAN depresi melalui GDS pretest yaitu


Banyak sekali manfaat yang 6,00 dan setelah intervensi posttest
ditimbulkan dari terapi musik yang yaitu 3,00. Pada pretest 11 orang
diberikan kepada lansi di Panti lansia mengalami depresi ringan
Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten (68,8%), 4 orang depresi mengalami
Kubu Raya. Salah satu manfaatnya depresi sedang (25%) dan 1 orang
adalah menjadi hasil penelitian ini mengalami depresi berat (6,3%). Dan
dapat dijadikan media untuk setelah diberikan intervensi posttest,
pengembangan intervensi 13 orang lansia tidak mengalami
pencegahan pada kejadian depresi depresi (81,3%) dan 3 orang lansia
lansia serta dapat menjadi media mengalami depresi ringan dan tidak
pembelajaran berbasis bukti ditemukan lansia yang mengalami
khususnya kepada keperawatan depresi sedang dan depresi berat.
gerontik. Dan sebagai terapi Berdasarkan hasil uji analisis
alternatif untuk menurunkan depresi dengan menggunakan Wilxocon
tanpa memberikan efek samping menunjukkan bahwa terdapat
seperti halnya terapi farmakologi pengaruh terapi musik terhadap skor
sehingga direkomendasikan ke panti depresi pada lanjut usia di Panti
werdha agar dapat dijadikan suatu Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten
terapi untuk meningkatkan status Kubu Raya yang dibuktikan dengan
fisik, mental, dan sosial lansia. nilai p value 0,001

KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan studi pada 16 Saran dalam penelitian ini agar
lansia didapatkan median skor penelitian selanjutnya menggunakan
peningkatan perbaikan metode
dengan menggunakan eksperimen Hadi W.Rita (2013). Pengaruh
murni dan menggunakan kelompok Intervensi Musik Gamelan
kontrol sebagai pembanding. Terhadap Depresi Pada
Kemudian menambah jenis musik Lansia Di Panti Wreda
yang diberikan agar meminimalisar Harapan Ibu, Semarang.
rasa bosan pada lansia. Selain itu Jurnal Keperawatan
peneliti dapat menyiapkan Komunitas. Volume 1, No.
lingkungan yang tenang agar 2.
responden lebih mudah
berkonsentrasi ketika proses terapi. Irawan, Hendry. (2013). Gangguan
Kemudian peneliti juga Depresi Pada Lanjut Usia.
memperhatikan kondisi fisik CDK-210/ Vol. 40 No. 11.
responden karena dengan kondisi Tapin; RSUD Datu
fisik yang kurang baik akan Sanggul. Diakses pada
berdampak pada sulitnya responden tanggal 03 Oktober 2016.
untuk menerima efek relaksasi dari
terapi musik. Kirnantoro, Suarsih Siti &
Sulistyarini,Wahyu Dewi.
(2013). Pengaruh Musik
DAFTAR PUSTAKA Campursari Terhadap
Penurunan Skor Depresi
Aniharyati. (2011). Komunikasi pada Lansia di PSTW Unit
Terapeutik Sebagai Sarana Budi Luhur Yogyakarta.
Efektif Bagi Jurnal Ners dan
Terlaksananya Tindakan Kebidanan Indonesia. Vol.
Keperawatan Yang 1, No. 2.
Optimal. Jurnal Kesehatan Maryam, R. S., Ekasri M.F.,
Prima Vol. 5 No. 2. Rosidawati, Jubaedi A.,
Batubara I. (2008).
Ariastuti, N. L. P., Aryawangsa, A. A. Mengenal Usia Lanjut dan
N. (2015). Prevalensi Dan Perawatannya. Jakarta:
Distribusi Faktor Risiko Salemba Medika.
Depresi Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mikhaline Christianto. (2015).
Tampaksiring I Kabupaten Pengaruh Terapi Tertawa
Gianyar Bali. Ism. Vol. 7 Terhadap Penurunan Skor
No.1. Depresi Pada Lanjut Usia
(Lansia) Di Panti Graha
Fawcett Jacqueline. (2017). Applying Werdha Marie Joseph
Conceptual Models Of Kota Pontianak. Naskah
Nursing. New York: publikasi. Pontianak:
Springer Publishing Universitas Tanjungpura.
Company Diakses Pada Tanggal 11
Oktober 2016.
Petrovsky D., Pamela Z., Cacchione
and George M. (2015).
Review Of The Effect Of
Music Interventions On
Symptoms Of Anxiety
And Depression In Older
Adults With Mild
Dementia. International
Psychogeriatrics. 27:10,
1661–1670

Rahma P. E., Sulastri, Rohayati.


(2013). Pengaruh Terapi
Musik Terhadap Tingkat
Depresi Pada Lansia.
Jurnal Keperawatan,
Volume 9, No. 2.

Soeraya Linda Aviengalista, Sarifah


Siti. (2015). Pengaruh
Terapi Musik Keroncong
Terhadap Tingkat Depresi
Pada Lansia. Profesi.
Volume 13, Nomor 1.

WHO. (2015). Global Health


Observatory Data
Repository. Diakses Pada
Tanggal 03 Oktober
2016http://apps.who.int/gh
o/data/view.main.60750?la
ng=en

Zahra Mufidah Z. (2016). Pengaruh


Terapi Musik Klasik
Mozart Dan Terapi Musik
Kesukaan Terhadap
Tingkat Depresi
Mahasiswa Tugas Akhir
Fisioterapi S1 Di Fakultas
Ilmu Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Naskah Publikasi.
Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai