Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TELAAH DAN PENERAPAN JURNAL

PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA


DENGAN TERAPI MUSIK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Profesi Ners Stase Gerontik

Disusun Oleh :

1. Akhmad Fauzan A F J230215020


2. Erdiana Isnaini Ferlinda J230215070
3. Kharisma Putri Mahanani J230215071
4. Henry Achmad Aditya J230215072
5. Nurul Maulifatil Jannah J230215073
6. Dina Fakhrana J230215074
7. Lathifah Nur Hasanah J230215077
8. Langgang Budaya Rian E J230215080

PROGRAMSTUDIPROFESI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMUKESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan social sedikit
demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi
(tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada
makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami
penurunan kapasitas fungsional. Berdasarkan Undang-Undang No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan, upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut
usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
secara social maupun ekonomis. Selain itu, Pemerintah wajib menjamin
ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lansia
untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif, hal ini merupakan upaya
peningkatan kesejahteraan lansia khususnya dalam bidang kesehatan.
Upaya promotif dan preventif merupakan factor penting yang harus
dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan pada lansia (Kholifah, 2016).

Lansia akan mengalami perubahan atau kemunduran fisik, fungsi


biologis maupun psikis. Penurunan fungsi biologis dan psikis akan
berdampak di mobilitas dan hubungan dengan orang lain. Keadaan ini
dapat menimbulkan beberapa masalah, salah satunya masalah psikososial.
Hal itu menyebabkan lansia akan merasa sendiri dan merasa kesepian.
Kesepian merupakan rasa menyendiri, kesunyian, hening dari orang lain.
Kesepian yang dirasakan lansia dapat disebabkan karena kurangnya
hubungan dengan orang lain, absen atau kegiatan yang biasa dilakukan
dengan banyak orang berkurang, entah dengan keluarga, orang lain atau
teman kerja yang menjadi penyebab akibat terbatas hubungan kerja atau
karena pensiun. Kesepian dapat terjadi pada saat pasangan hidup atau
teman dekat meninggal terutama jika lansia mengalami penurunan
kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau
gangguan sensorik terutama pendengaran (Suadirman, 2016; Kholifah,
2016; Hawaij, et al, 2021).

Depresi merupakan masalah kesehatan yang sangat penting karena


sering diamati selama periode usia tua, itu tidak dapat sepenuhnya
didiagnosis dan diobati, itu menanggung risiko bunuh diri di jika tidak
diobati, hal itu berdampak negatif pada kualitas hidup, dan itu
menyebabkan kerugian ekonomi dan beban kerja Alasan Depresi pada
lansia adalah kehilangan kesehatan, pasangan,kerabat dan jaminan sosial,
masalah tidur dan disabilitas. Namun, tinggal di panti jompo adalah salah
satu faktor terpenting yang dapat meningkatkan risiko depresi lansia yang
tinggal di panti jompo telah dilaporkan 3 atau 4 kali lebih banyak daripada
orang tua yang berada di masyarakat Depresi di masa tua periode usia
menyebabkan kecacatan dan berdampak buruk pada kualitas hidup (Gök
Ugur et al., 2017).

Terapi musik dapat memicu pelepasan endorfin yang menyebabkan


respons fisiologis, seperti penurunan HR dan tekanan darah. Terapi musik
juga membantu mengurangi gejala depresi pada populasi orang dewasa
dan mungkin juga bermanfaat bagi pasien depresi dengan gangguan tidur
karena efeknya sebanding dengan hipnotis dalam meningkatkan kualitas
tidur pada orang tua. Banyak penelitian terbaru telah mengeksplorasi peran
terapi musik mungkin merupakan adjuvant yang berguna terapi yang
memfasilitasi kontrol emosi dan emosi yang lebih baik (Gök Ugur et al.,
2017).

Di griya Bahagia PMI lebih dari 50% lansia mengeluh bosan dan
kesepian karena kurangnya kegiatan di griya Bahagia PMI. Serta antusias
penghuni lain untuk berkegiatan pun dianggap kurang. Hal ini dapat
memicu peningkatan rasa depresi pada lansia sehingga diperlukan terapi
aktivitas untuk mengurangi tingkat depresi pada lansia di Griya Bahagia
PMI.
B. Rumusan Masalah
Apakah terapi musik dapat mengurangi tingkat depresi lansia di griya
Bahagia PMI?
C. Tujuan Telaah Hasil Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk melihat ide atau gagasan dari jurnal yang direview
2. Tujuan Khusus
a) Untuk melihat pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat
depresi pada lansia
b) Untuk meningkatkan aktifitas fisik lansia
BAB II
ANALISIS JURNAL
A. Analisis Jurnal Penelitian

Judul The effect of music therapy on depression and physiological parameters in elderly people living in a Turkish
nursing home: a randomized-controlled trial
(Pengaruh terapi musik pada depresi dan parameter fisiologis pada orang tua yang tinggal di panti jompo Turki:
kontrol acak uji coba)
(Gök Ugur et al., 2017)
Metode Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol secara acak, single-blind. Para peserta secara acak ditugaskan
Penelitian menjadi kelompok intervensi musik dan kelompok kontrol di mana para peserta tidak mengetahui alokasi
intervensi. Setelah membagi kelompok, dilakukan pengumpulan persetujuan Lansia dan penilaian skor depresi
peserta (Skala Depresi Geriatri - GDS) dilakukan pada awal (minggu 0). Perubahan gejala depresi dan
parameter fisiologis diamati pada minggu kedelapa
P (Problem) Terapi musik adalah jenis psikoterapi khusus di mana bentuk interaksi dan komunikasi musik digunakan
bersamaan dengan komunikasi verbal. Terapi ni telah didefinisikan sebagai 'proses intervensi sistematis di
mana terapis membantu klien untuk meningkatkan kesehatan, menggunakan pengalaman musik dan hubungan
yang berkembang melaluinya sebagai kekuatan perubahan yang dinamis. Dalam studi cross-over terkontrol
secara acak, Cooke dan rekan (2010) menunjukkan bahwa peserta dengan peningkatan gejala depresi memiliki
gejala depresi yang lebih sedikit dari waktu ke waktu.
Bagaimana pengaruh terapi musik terhadap depresi dan parameter fisiologis lansia yang tinggal di panti jompo.
I (Intervensi) Lansia diperdengarkan komposisi musik yang telah dipilih oleh terapis. Respon emosional dan fisik ( tekanan
darah, nadi dan pernafasan ) terhadap beberapa jenis musik diamati. Pengamatan juga dilakukan pada efek
emosional ini lebih menonjol selama 20 menit pertama. Sesi terapi musik yang sesuai dibatasi hingga 20 menit
untuk setiap jenis musik. Pada awal setiap sesi terapi, setiap peserta disambut dengan sangat ramah, dan terapis
musik serta peneliti yang mengkhususkan diri dalam keperawatan psikiatri dengan hati-hati menilai keadaan
emosi peserta.
C 1. Jurnal 1: PENGARUH TERAPI SOFT MUSIC TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA
(Comparassion) Hasil analisis data dengan menggunakan metode statistik parametrik uji T dependent / paired sampel t test,
mendapatkan nilai Pvalue = 0.000 (p<0,05), yang berarti ada perbedaan signifikan pada mean skor Depresi
antara Pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian soft music dengan
mendengarkan instrumen lagu jawa berpengaruh dalam menurunkan Depresi lansia di Panti Wredha Nirwana
Puri Samarinda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan memberikan hiburan berupa memperdengarkan soft
music (musik lembut) untuk para lansia agar mereka tidak merasa kesepian dan merasa tidak berharga.
2. Jurnal 2: PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK CAMPURSARI LANGGAM JAWA TERHADAP
TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PELAYANAN SOSIAL PERMI PONOROGO
Jenis penelitian Quasy Eksperimen dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel dalam
penelitian ini sejumlah 34 responden. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat
menggunakan Uji Mann Whitney U-Test. Dari data posttest kelompok intervensi didapatkan data sebesar
9,93 dan kelompok kontrol didapatkan data sebesar 26,06. Pada kedua kelompok tersebut, menunjukkan nilai
asymp sig (2-tailed) sebesar 0,000 yang berarti H0 ditolak H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi yang dilakukan pemberian terapi musik
campursari langgam jawa dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dilakukan pengamatan.
3. Komparasi pada jurnal ini antara kelompok kontrol dan eksperimen
Tidak ada perbedaan antara kedua kelompok dalam hal skor GDS pre-test (p> .05). Namun, perbedaan antara
skor GDS post-test dari kedua kelompok ditemukan signifikan secara statistik (t D ¡2,86, p <.01). Juga
ditentukan bahwa skor rata-rata dari pre-test dan post-test GDS ditemukan signifikan dalam kelompok musik
dan kontrol (p <.001 dan p <.01, masing-masing)
Tidak ada perbedaan pra-nilai SBP, DBP, HR dan RR antara kelompok musik dan kontrol (p> .05). Rata-rata
skor post-test SBP pada kelompok musik ditemukan secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok kontrol (t D ¡3.11, p <.05). Namun, nilai rata-rata post-test DBP, HR dan RR pada kelompok
musik tidak berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol (p> 0,05)
Ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pre-test dan post-test GDS pada
kelompok musik. Selanjutnya, tingkat depresi lansia menurun dibandingkan dengan nilai pre-test Dalam
penelitian ini, terapi musik menurunkan tingkat depresi dan SBP pada lansia yang tinggal di panti jompo.
Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam hal DBP, HR dan RR.
O (Out come) Penelitian ini menunjukkan bahwa musik memiliki pengaruh yang dapat digunakan sebagai alat terapi untuk
menurunkan tingkat depresi dan tekanan darah pada lansia.
Perawat dapat menerapkan terapi musik terutama pada lansia yang memiliki penyakit kronis dan
mendapatkan perawatan kesehatan dari institusi untuk mengelola gejala penyakit kronis (terutama parameter
fisiologis dan depresi).
B. Rencana pelaksanaan Kegiatan
1. Skenario
a. Sebelum dilakukan intervensi lansia dimintai persetujuan dan yang
setuju dilakukan penilaian skala depresi (GDS).
b. Lansia tersebut dikumpulkan dalam satu ruanga (Aula Griya
bahagia ).
c. Lansia diperdengarkan musik, campursari, tembang kenangan dan
soft music selama 20 menit.
d. Dilakukan pengamatan respon emosisonal selama proses intervensi
berlangsung
e. Setelah 3 kali intervensi, lansia dilakukan penilaian skala depresi
kembali
2. Hari/tanggal/jam pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Kamis, 14 April 2022
Jam : Pukul 09.30-selesai
b. Hari/tanggal : Jumat, 15 April 2022
Jam : Pukul 08.30-selesai
c. Hari/tanggal : Sabtu, 16 April 2022
Jam : Pukul 07.00-selesai
3. Lokasi pelaksanaan
Setting tempat di Aula Griya Bahagia PMI Surakarta
4. Pelaksanaan kegiatanan
a. Penilaian skala depresi

Tabel Skala Depresi Geriatrik Yesavage


NO PERTANYAAN YA TIDAK
Apakah bapak/ibu sebenarnya puas dengan kehidupan
1. Ya Tidak
bapak/ibu?
Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan dan
2. minat atau kesenangan bapak/ibu? Ya Tidak

Apakah bapak/ibu merasa kehidupan bapak/ibu kosong?


3. Ya Tidak
Apakah bapak/ibu sering merasa bosan?
4. Ya Tidak
Apakah bapak/ibu mempunyai semangat yang baik setiap
5. Ya Tidak
saat?
Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan
6. terjadi pada bapak/ibu? Ya Tidak

Apakah bapak/ibu merasa bahagia untuk sebagian besar


7. Ya Tidak
hidup bapak/ibu?
Apakah bapak/ibu sering merasa tidak berdaya?
8. Ya Tidak
Apakah bapak/ibu lebih senang tinggal di rumah daripada
9. pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru? Ya Tidak

Apakah bapak/ibu merasa mempunyai banyak masalah


dengan daya ingat bapak/ibu dibandingkan kebanyakan
10. Ya Tidak
orang?

Apakah bapak/ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu sekarang ini


11. Ya Tidak
menyenangkan?
Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga seperti perasaan
12. bapak/ibu saat ini? Ya Tidak

13. Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat? Ya Tidak


Apakah bapak/ibu merasa bahwa keadaan bapak/ibu tidak
14. ada harapan? Ya Tidak

Apakah bapak/ibu pikir bahwa orang lain lebih baik


15. keadaannya dari bapak/ibu? Ya Tidak

Total
Total Nilai: Hitunglah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
SKOR 0 – 5 = Normal
SKOR >5 poin menunjukkan depresi
SKOR > 10 poin hampir selalu menunjukkan depresi
b. Hasil penilaian skala depresi pre Intervensi
1) Ny. J 13 (depresi)
2) Ny. M 10 (depresi)
3) Ny. S 5 (depresi)
4) Ny. L 5 (depresi)
5) Ny. D 8 (depresi)
6) Ny. H 7 (depresi)
c. Mengumpulkan lansia di Aula, memperdengarkan musik pilihan
dan melakukan pengamatan.
d. Hasil penilaian skala depresi post Intervensi
1) Ny. J 11 (depresi)
2) Ny. M 8 (depresi)
3) Ny. S 4 (depresi)
4) Ny. L 4 (depresi)
5) Ny. D 7 (depresi)
6) Ny. H 6 (depresi)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil telaah 3 jurnal diatas didapatkan hasil bahwa terapi aktivitas
musik sangat berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan mental, fungsi
kognitif, dan kesehatan fisik bagi lansia.
Aktivitas musik diaplikasikan pada lansia di Griya Peduli PMI.
Penilaian skala depresi yang dilakukan pada pre dan post test
menunjukkan penurunan skor skala depresi.
Aktivitas musik merupakan strategi yang baik untuk meningkatkan
kinerja fisik dan kognitif serta sosialisasi pada lansia.
B. Saran
Terapi aktivitas musik terbukti dapat meningkat kepercayaan diri,
harga diri lansia. Hal itu dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di panti
jompo. Selain itu terapi aktivitas musik juga dapat mengurangi stress.
Terapi musik dapat menjadi strategi non-farmakologis untuk
meningkatkan penyembuhan terapeutik dan meningkatkan semua aspek
indra manusia. Untu Griya Bahagia PMI diharapkan dapat memilih terapi
musik sebagai salah satu terapi komplementer.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Öğr. Üyesi Sima POUYA*. (2018). The Importance of Horticulture Therapy
and Gardening for Older Adults in Nursing Home. *İnönü University
School of Fine Arts and Design Department of Landscape Architecture
Landscape Design Subdivision Malatya / TURKEY,
sima_pouya2002@yahoo.com

Hawaij, T., Rahayu, D. F., Kurniahadi, F., Salsabilah, N., Mauludyani, A. V.R.
(2021). Melansia: Pemberdayaan Lansia Anti-Stress Di Panti Werdha
Dengan Metode Berkebun Tanaman Herbal. Dharma: Jurnal Pengabdian
Masyarakat. Vol.2 No.2

Hui Yu Chan , Roger Chun-Man Ho, Rathi Mahendran, Kheng Siang Ng , Wilson
Wai-San Tam , Iris Rawtaer, Chay Hoon Tan, Anis Larbi, Lei Feng,
Angelia Sia, Maxel Kian-Wee Ng, Goh Lee Gan and Ee Heok Kua.
(2017). Effects of Horticultural Therapy on Elderly’ Health: Protocol of A
Randomized Controlled Trial. BMC Geriatrics (2017) 17:192

Kholifah, S.N. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan: Keperawatan Gerontik.


Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan

Musviro, Primasari Mahardhika Rahmawati, Anggia Astuti, Suhari. (2018).


Terapi Holticultura Sebagai Terapi Komplementer Dalam Keperawatan:
Literatur Review. Lectures of Nursing Diploma of Universitas Jember,
Indonesia

Suadirman, S.P.(2016). Psikologi Lanjut Usia.Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press. Gök Ugur, H., Yaman Aktaş, Y., Orak, O. S.,
Saglambilen, O., & Aydin Avci, İ. (2017). The effect of music therapy on
depression and physiological parameters in elderly people living in a
Turkish nursing home: a randomized-controlled trial. Aging and Mental
Health, 21(12), 1280–1286.
https://doi.org/10.1080/13607863.2016.1222348

Ernawati, Rini, Ismansyah. 2012. Pengaruh Terapi Soft Music Terhadap Depresi
Pada Lansia. Jurnal Husada Mahakam. Vol III No. 4 hal 172-182.

Diliyana, Yudha Fika, Edy Bachrun. 2021. Pengaruh Pemberian Terapi Musik
Campursari Langgam Jawa terhadap Tingkat Depresi pada Lansia di
Pelayanan Sosial Permi Ponorogo. VOL. 2 NO. 2 OKTOBER 2021. DOI :
10.47575/jpkm.v2i2.250 . ISSN (Online) : 2774-8502 . JPKM: Jurnal
Profesi Kesehatan Masyarakat (bhmm.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai