Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal.

144- 199

PENELITIAN

PENGARUH TERAPI SOFT MUSIC TERHADAP DEPRESI


PADA LANSIA

Rini Ernawati1), Ismansyah2)


1)Stikes Muhammadiyah Samarinda, 2) Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim

Abstrak. Depresi merupakan suatu gangguan perasaan yang secara umum ditandai
oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian yang berdampak pada ter-
ganggunya aktivitas sosial dalam sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui Pengaruh soft music Terhadap penurunan Depresi pada lansia di Panti Wredha
Nirwana Puri Samarinda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasy
eksperimen, dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Su-
byek penelitian sebanyak 30 orang lansia di Panti Wredha Nirwana Puri Samarinda
yang mengalami Depresi ringan hingga sedang yang diambil secara random. Ke-
lompok eksperimen diberi perlakuan mendengarkan musik lembut berupa instrument
lagu jawa dan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Hasil analisis data
dengan menggunakan metode statistik parametrik uji T dependent / paired sampel t
test, mendapatkan nilai Pvalue = 0.000 (p<0,05), yang berarti ada perbedaan
signifikan pada mean skor Depresi antara Pretest dan posttest. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian soft music dengan mendengarkan instrumen lagu
jawa berpengaruh dalam menurunkan Depresi lansia di Panti Wredha Nirwana Puri
Samarinda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan memberikan hiburan berupa
memperdengarkan soft music (musik lembut) untuk para lansia agar mereka tidak
merasa kesepian dan merasa tidak berharga.
Kata Kunci: Depresi, lansia, soft music

Abstract. Depression is a feeling of disorder that is generally characterized by a


sense of sadness, apathy, pessimism, and loneliness that resulted in disruption of
social activity in everyday. This research aims to know the influence of soft music to
decrease depression in elderly in Panti Wredha Nirvana Puri Samarinda. Methods
used on this research is quasy experiment by approach pretest-posttest control group
design. Respondent 30 elderly experiencing depression mild to moderate taken as
random. The experiment was listening to music treatment soft instrument song of Java
and the control group not getting treatment. The result analysis by the use of statistical
methods parametrik paired samples t-test, obtained p-value = 0.000 ( p<0.05 ), means
there are significant differences in the mean score of depression between pretest and
posttest. The results showed that the granting of soft music by listening to the song of
influential Java instrument in lowering depression of the elderly in Panti Wredha
Nirvana Puri Samarinda. Based on the results of the study, suggested giving
entertainment uttered a soft music for the elderly so that they do not feel lonely and
feel worthless.
Keywords: depression, elderly, soft music

PENDAHULUAN nurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU


No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan
Usia lanjut dikatakan sebagai ta- dikatakan bahwa usia lanjut adalah
hap akhir perkembangan pada daur seseorang yang telah mencapai usia
kehidupan manusia. Sedangkan me- lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,

172
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

2009). Penduduk lanjut usia juga me- ra lain (1) menyesuaikan diri dengan
rupakan bagian dari anggota keluarga menurunnya kekuatan fisik dan ke-
dan anggota masyarakat yang sema- sehatan, (2) menyesuaikan diri de-
kin bertambah jumlahnya sejalan de- ngan masa pensiun dan berkurangnya
ngan peningkatan usia harapan hidup. income (penghasilan) keluarga, (3)
Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia menyesuaikan diri dengan kematian
baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2% pasangan hidup, (4) membentuk hu-
dari seluruh jumlah penduduk. Pada bungan dengan orang-orang yang
tahun 1990 jumlah penduduk lanjut seusia, (5) membentuk pengaturan
usia meningkat menjadi 11,3 juta jiwa kehidupan fisik yang memuaskan, (6)
atau 8,9%. Jumlah ini meningkat di menyesuaikan diri dengan peran so-
seluruh Indonesia 15,1 juta jiwa pada sial secara luwes (Hurlock, 1994).
tahun 2000 atau 7,2% dari jumlah Secara umum kondisi fisik seseorang
penduduk. Diperkirakan pada tahun yang telah memasuki masa lanjut usia
2020 akan menjadi 29 juta jiwa atau mengalami penurunan. Hal ini dapat
11,4%, hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari beberapa perubahan: (1)
penduduk lanjut usia meningkat seca- perubahan penampilan pada bagian
ra konsisten dari waktu ke waktu (BPS, wajah, tangan dan kulit, (2) perubahan
2000). bagian dalam tubuh seperti sistem
Peningkatan jumlah penduduk lan- saraf: otak, isi perut: limpa, hati, (3)
jut usia akan membawa dampak ter- perubahan panca indera: penglihatan,
hadap sosial ekonomi baik dalam ke- penciuman, pendengaran dan perasa,
luarga, masyarakat maupun dalam (4) perubahan motorik antara lain ber-
pemerintah. Implikasi yang penting kurangnya kekuatan, kecepatan dan
dari peningkatan jumlah penduduk belajar keterampilan baru (Kartari,
adalah peningkatan dalam ratio keter- 1990 dalam Bandiyah, 2009). Peru-
gantungan usia lanjut (old age ratio bahan-perubahan tersebut pada
dependency). Setiap penduduk usia umumnya mengarah pada kemun-
produktif akan menanggung semakin duran kesehatan fisik maupun psikis
banyak penduduk usia lanjut. dan seringkali merupakan pemicu
Wirartakusuma dan Anwar (Juniarti terjadinya depresi pada lansia.
dkk, 2008) memperkirakan angka ke- Masalah umum yang dialami lanjut
tergantungan lansia pada tahun 1995 usia yang berhubungan dengan kese-
adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi hatan fisik, yaitu rentannya terhadap
8,7% yang berarti bahwa pada tahun berbagai penyakit, karena berku-
1995 sebanyak 100 penduduk pro- rangnya daya tahan tubuh dalam
duktif harus menyokong 7 orang lansia menghadapi pengaruh dari luar. Ma-
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak salah kesehatan mental pada lansia
100 orang penduduk produktif harus dapat berasal dari empat aspek yaitu
menyokong 9 orang lansia. fisik, psikologik, sosial dan ekonomi.
Tugas perkembangan usia lanjut Masalah tersebut dapat berupa emosi
lebih banyak berkaitan dengan kehi- labil, mudah tersinggung, gampang
dupan pribadi dari pada kehidupan merasa dilecehkan, kecewa, tidak ba-
orang lain. Tugas-tugas tersebut anta- hagia, perasaan kehilangan dan tidak

173
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

berguna. Lansia dengan problem ter- Tujuan Penelitian ini adalah untuk
sebut menjadi rentan mengalami mengetahui pengaruh soft music ter-
gangguan psikiatrik seperti depresi, hadap depresi lansia di Panti Werdha
anxietas (kecemasan), psikosis (kegi- Nirwana Puri Samarinda. Manfaat
laan) atau kecanduan obat. Dari ber- yang bisa diperoleh dari pe-nelitian ini
bagai macam gangguan psikiatrik, akan berkontribusi terha-dap teori dan
depresi merupakan gangguan kese- praktik keperawatan, khususnya man-
hatan psikiatri yang paling sering di- faat bagi area asuhan keperawatan
dapatkan pada lansia (Maryam dkk, pasien lanjut usia.
2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Hill
(2007) menyatakan bahwa musik soft METODE
rock berkorelasi positif dengan rasa Disain atau rancangan yang digu-
senang (happiness). Dalam penelitian nakan pada penelitian ini adalah qua-
tersebut menunjukkan bahwa orang sy eksperimental, dengan pendekatan
yang diperdengarkan soft rock dalam Pretest-Posttest Control Group De-
kurun waktu tertentu memiliki pre- sign. Pada desain ini kelompok eks-
sentase lebih besar untuk merasa perimen diberikan intervensi beru-pa
senang dibandingkan dengan orang terapi soft musik sedangkan kelom-
yang diperdengarkan hard rock. Bila pok kontrol tidak diberikan intervensi
seorang yang mengalami depresi tetapi tetap melakukan kegiatan seper-
diperdengarkan musik yang bisa mem- ti biasa. Desain eksperimen ini digam-
buat perasaannya senang, bukan tidak barkan sebagai berikut :
mungkin terapi musik ini bisa
mengurangi tingkat depresinya. O1  R (Kelompok Eksperimen  X  O2
Musik dikatakan soft atau lebih
ringan apabila musik tersebut bisa O1 R (Kelompok Kontrol ~X  O2
dinikmati secara santai, irama tidak
ada aksen atau aksentuasinya lemah.
Dikatakan soft music jika tidak ada Skema 4.1 Design Penelitian
hentakan. Namun untuk terapi pada
penderita depresi harus tetap diper- Keterangan:
hatikan syair lagunya. Berdasarkan O = Pengukuran (pengambilan data
data penghuniPanti Werdha Nirwana skor depresi)
Puri sebagian besar adalah suku R = Subyek kelompok KE dan KK
Jawa, maka jenis terapi music yang ditentukan dengan randomisasi
digunakan pada penelitian ini adalah X = Pemberian perlakuan (treatmen
music gending jawa, agar syair dan soft music)
melodinya mudah dicerna oleh res- ~X = Tidak diberi perlakuan
ponden. Musik memiliki fungsi sebagai
katalisator atau stimulus bagi timbul- Populasi dalam penelitian ini ada-
nya sebuah pengalaman emosi lah seluruh lansia suku jawa yang
(Djohan, 2005). tinggal Panti Werdha Nirwana Puri
Samarinda sebanyak 61 lansia. Pe-

174
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

neliti mengambil populasi lansia suku


jawa karena treatment yang diberikan 2. Jenis Kelamin
untuk terapi harus sesuai dengan Hasil penelitian didapatkan kelom-
kesukaan subjek, sedangkan di Panti pok eksperimen sebanyak 4 (26.7%)
Werdha Nirwana Puri Samrinda lebih laki-laki, dan 11 (73.3%) perempuan,
dari 50% dihuni oleh suku jawa yang pada kelompok kontrol dalam jumah
gemar mendengarkan musik bernuan- yang sama.
sa jawa, maka dalam penelitian ini
treatment yang digunakan adalah mu- 3. Pendidikan
sik bernuansa jawa atau gending jawa Hasilpenelitian didapatkan data pa-
yang merupakan kesukaan lansia ber- da kelompok eksperimen ada seba-
suku jawa. Sampel sebanyak 30 orang nyak 7 (46.7%) responden tidak
(masing-masing kelompok 15 orang) bersekolah, sedangkan responden SD
ada 6 (40.0%), dan responden SMP
yang diambil secara random.
ada 2 (13.3%). Pada kelompok kontrol
Penelitian dilakukan di Panti responden tidak sekolah ada 11
Werdha Nirwana Puri Samarinda pada (73.3%), sedangkan responden SD
tanggal 16 sampai 22 bulan juli 2012. ada 3 (20.0%), dan responden SMP
Alat digunakan untuk mengukur ting- ada 1 (6.7%).
kat depresi pada kelompok intervensi
maupun kelompok control yatu Beck
1. Lama Rawat
Depression Inventory (BDI) yang Hasi; penelitian didapatkan pada
dikembangkan oleh Aaron T Beck, kelompok eksperimen ada sebanyak 9
1967 dalam Achmad (1999), dengan (60.0%) responden dirawat < 3 tahun,
21 indikator depresi. Sedangkan untuk sedangkan yang dirawat > 3 tahun ada
perlakuan pada kelompok intervensi 6 (40.0%) responden. Pada kelompok
diberi perlakuan menggunakan musik kontrol responden yang dirawat < 3
gending Jawa dengan Lagu-lagu Jawa tahun ada 11 (73.3%), sedangkan
yang akan digunakan dalam penelitian responden yang dirawat > 3 tahun ada
adalah (1) Lir-ilir; (2) Gambang Suling; 4 (26.7%).
(3) Ing Taman Ono Lintang; (4)
Jenang Gulo; (5) Caping Gunung; (6) Analisa Bivariat
Nyidam Sari; (7) Ojo Lamis; (8) Melati Analis bivariat yang digunakan
Rinonce; (9) Kencono Katon Wingko dalam penelitian ini adalah uji paired
dan (10) Tresno. sampel t-test / dependent T test yaitu
untuk menguji perbedaan mean antara
HASIL dua kelompok data yang dependen
Analisis Univariat yaitu perbedaan antara rata-rata skor
Karakteristik responden depresi pretest dengan rata-rata skor
1. Usia posttest dan perbedaan skor depresi
Berdasarkan hasil penelitian dike- lansia antara kelompok eksperimen
tahui sebagian besar (70%) respon- dan kelompok kontrol, yang akan
den berusia antara 60 tahun sampai disajikan sebagai berikut :
70 tahun, sisanya (30%) berusia >70
tahun

175
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

posttest didapatkan mean adalah


Tabel 1. Analisa Perbandingan Skor 18.11 dengan standar deviasi 21.55.
Depresi Pretest dengan Terlihat nilai mean perbedaan antara
Posttest Pada Kelompok pretest dan posttest adalah -0.18
Eksperimen dengan standar deviasi 0.56. Hasil uji
statistik didapatkan nilai Pvalue =
Skor Kelompok Eksperimen 0,240 lebih besar dari nilai alpha
(0,05)
Depresi P
Lansia N Mean SD SE
value

Rata-rata PEMBAHASAN
18.00 2.055 0.531
Pretest
15 0.000 A. Analisis Karakteristik
Rata-rata Responden
16.51 2.152 0.556
Posttest Hasil analisis univariat tentang ka-
rakteristik usia responden menunjukan
bahwa usia responden yang terlibat
Berdasarkan data diatas didapat- dalam penelitian ini lebih banyak yang
kan bahwa mean skor depresi lansia berusia antara 60-70 tahun. Asumsi
pretest adalah 18.00 dengan standar peneliti secara fisiologis dan psikologis
deviasi 2.055. Pada skor depresi pada usia ini lansia akan mengalami
posttest didapatkan mean adalah penurunan fungsi yang semakin nyata,
16.51 dengan standar deviasi 2.152.
dan seseorang pada saat memasuki
Terlihat nilai mean perbedaan antara
sebelum dan sesudah adalah 1.49 usia lanjut akan membutuhkan waktu
dengan standar deviasi 0,4. Hasil uji untuk dapat beradaptasi atas penurun-
statistik didapatkan nilai P value = an-penurunan fungsi fisiologis maupun
0,000 lebih kecil dari nilai alpha (0,05) psikologis. Apabila seseorang tidak
. dapat beradaptasi atas penurunan-
penurunan fungsi tubuh maka akan
Tabel 2. Analisa Perbedaan Skor
sangat rentan terhadap depresi. Hal
Depresi Pretest dengan
ini diperkuat oleh teori yang dikemuka-
Posttest Pada Kelompok
kan oleh (Maryam dkk, 2008) Penu-
Kontrol
runan kondisi fisik lanjut usia berpe-
Skor Kelompok Kontrol ngaruh pada kondisi psikis. Dengan
Depresi P berubahnya penampilan, menurunnya
N Mean SD SE
lansia value fungsi panca indera menyebabkan
Rata-rata lanjut usia merasa rendah diri, mudah
17.93 22.89 0.591 tersinggung dan merasa tidak berguna
Pretest
15 0,240
Rata-rata lagi. Lansia dengan problem tersebut
18.11 21.55 0.557 menjadi rentan mengalami gangguan
Posttest
psikiatrik seperti depresi, anxietas (ke-
Berdasarkan data diatas didapat- cemasan), psikosis (kegilaan). Pada
kan bahwa mean skor depresi pretest umumnya masalah kesehatan mental
adalah 17.93 dengan standar deviasi lansia adalah masalah penyesuaian.
22.89. Pada rata-rata skor depresi Penyesuaian tersebut karena adanya

176
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

perubahan dari keadaan sebelumnya Lama perawatan responden yang


(fisik masih kuat, bekerja dan berpeng- terlibat dalam penelitian ini mayoritas
hasilan) menjadi kemunduran. adalah kurang dari 3 tahun yaitu
Jenis kelamin adalah karakteristik 66.7%. Asumsi peneliti bahwa sema-
atau sifat yang membedakan manusia. kin lama lansia berada di Panti
Resiko terjadinya depresi lebih besar Werdha maka lansia tersebut semakin
terjadi pada perempuan dari pada laki- terbiasa atas lingkungan Panti Werdha
laki. Dalam penelitian ini, responden tersebut dan sudah menganggap selu-
yang berjenis kelamin perempuan me- ruh pengguhi panti sebagai keluarga
miliki frekuensi lebih banyak diban- sehingga para lansia tidak lagi merasa
dingkan laki-laki, artinya penderita kesepian. Hasil penelitian ini didukung
depresi yang dialami lansia di panti oleh pendapat Smith dan Bengtson,
werdha didominasi oleh perempuan, 1979 dalam Gerald, (2006) bahwa
yaitu 73.3%. Demikian juga hasil perawatan yang diberikan panti wreda
penelitian yang dilakukan Ikatan menghilangkan tekanan dan beban
Dokter Ahli Jiwa Indonesia (IDAJI) di yang disebabkan oleh masalah fisik
Jakarta. Menurut Ketua IDAJI Sasano atau mental yang dihadapi orang tua.
Wibisono, perempuan akan lebih ren-
tan terhadap depresi lantaran tubuh
perempuan memiliki hormon yang le- B. Analisis Pengaruh Soft Music
bih mudah berubah-ubah lantaran Terhadap Depresi Lansia
mengalami siklus menstruasi dan me- Untuk menyimpulkan hasil pene-
nopause. Hal itu, menyebab-kan pera- litian ini, peneliti menggunakan uji sta-
saan perempuan lebih halus, peka dan tistic, paired sampel t-test / uji T de-
memiliki sensitivitas lebih besar dari penden untuk menguji perbedaan
laki-laki (Yunizar dan Guntur, 2009). mean dua kelompok data yang de-
Tingkat pendidikan responden penden yaitu perbedaan rata-rata skor
yang terlibat dalam penelitian ini ma- depresi lansia antara pretest dengan
yoritas adalah tidak bersekolah yaitu posttest pada kelompok eksperimen
sebesar 60%. Menurut peneliti hal dan kelompok kontrol, yang kemudian
inilah yang menyebabkan kurangnya dibandingkan mean skor depresi lan-
pengetahuan akan kesehatan dirinya, sia antara kelompok eksperimen de-
baik kesehatan fisik maupun mental, ngan kelompok kontrol untuk menja-
dengan rendahnya tingkat pendidikan wab pengaruh soft music terhadan
maka akan rendah pula pengetahuan depresi lansia di Panti Werdha
seseorang. Hal tersebut sesuai de- Nirwana Puri Samarinda.
ngan pendapat yang dikemukakan 1. Perbandingan hasil rata-rata skor
oleh (Kardjati, 1985) bahwa tinggi depresi lansia pretest dengan post
rendahnya pendidikan erat kaitanya test antara kelompok eks-perimen
dengan tingkat pengertian terhadap dengan kelompok kontrol.
perawatan kesehatan, serta kesa-
daran dalam menjaga kesehatan fisik Hasil penelitian yang diperoleh
maupun psikologis. melalui uji statistik paired sampel t-test
pada kelompok eksperimen didapat-

177
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

kan hasil Pvalue = 0.000 lebih kecil apapun. Hal ini sesuai dengan teori
dari alpha (0.05) berarti ada per- yang dikemukakan oleh Djohan
bedaan yang signifikan antara rata- (2009).
rata skor depresi pretest dengan post Menurut Djohan (2009) menga-
test (Ho=ditolak). Sedangkan hasil pe- takan musik dengan kategori gembira
nelitian yang diperoleh melalui uji menghasilkan peningkatan suasana
sttiatik paired sampel t-test pada ke- hati yang positif demikian pula musik
lompok kontrol didapatkan nilai Pvalue yang sedih juga menghasilkan pening-
= 0.240 lebih besar dari nilai alpha katan suasana hati negatif. Maka di-
(0.05) berarti tidak ada perbedaan simpulkan bahwa sebuah musik cen-
yang signifikan antara rata-rata skor derung menimbulkan suasana hati
depresi pretest dengan posttest (Ho = yang berbeda dalam diri pende-
gagal ditolak). ngarnya. Suasana hati yang dise-
Dari hasil penelitian yang diperoleh babkan oleh musik dapat merubah
melalui uji statistik paired sampel t-test konsentrasi, persepsi dan memori ser-
juga dapat dibandingkan skor depresi ta mempengaruhi keputusan sese-
lansia pada kelompok eksperimen orang terhadap kondisi mental dan
dangan kelompok kontrol, sehingga di- emosionalnya.
peroleh perbedaan skor depresi pada
kelompok eksperimen yang pada 2. Pengaruh Soft Music terhadap
pengukuran pretest 18.00 menjadi Depresi Lansia
16.51 pada pengukuran posttest, yang Depresi merupakan suatu gang-
berarti terjadi penurunan nilai mean
guan keadaan tonus perasaan yang
skor depresi. Sedangkan hasil pene-
litian ini diperoleh perbedaan skor secara umum ditandai oleh rasa ke-
depresi pada kelompok kontrol yang sedihan, apatis, pesimisme, dan ke-
pada pengukuran pretest 17.93 men- sepian yang mengganggu aktivitas
jadi 18.11 pada pengukuran posttest, sosial dalam sehari-hari. Depresi bia-
yang berarti terjadi peningkatan nilai sanya terjadi pada saat stress yang
mean skor depresi. dialami seseorang tidak kunjung reda,
Dari penjelasan diatas peneliti me-
sebagian besar individu pernah mera-
nyimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok eks- sa sedih atau jengkel, kehidupan yang
perimen dan kelompok kontrol. Pada penuh masalah, kekecewaan, kehi-
pengukuran rata-rata skor depresi langan dan frustasi yang dengan mu-
pretest dengan posttest pada kelom- dah menimbulkan ketidakbahagiaan
pok eksperimen terjadi penurunan dan keputusasaan. Namun se-cara
skor depresi, berbeda dengan kelom- umum perasaan demikian itu cukup
pok kontrol menunjukan bahwa tidak
normal dan merupakan reaksi sehat
ada perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor depresi pretest dengan yang berlangsung cukup singkat dan
posttest, justru terjadi peningkatan mudah dihalau.
skor depresi. Menurut asumsi peneliti Penelitian dilakukan terhadap lan-
hal tersebut terjadi karena pada ke- sia di Panti Wredha Nirwana Puri
lompok eksperimen telah diberi perla- Samarinda, dalam penelitian ini diana-
kuan yaitu diperdengarkan soft music
lisa dan didapatkan pengaruh soft
sehingga terjadi penurunan skor de-
presi, sedangkan pada kelompok music terhadap depresi lansia bahwa
kontrol tidak terjadi penurunan skor pada kelompok eksperimen dan ke-
depresi karena tidak diberi perlakuan lompok kontrol dilakukan pengukuran

178
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

pretest dan posttest. Berda-sarkan menunjukkan bahwa orang yang


hasil perhitungan pada kelompok diperdengarkan soft rock dalam kurun
eksperimen didapatkan Pvalue = waktu tertentu memiliki presentase
0.000 lebih kecil dari alpha (0.05) lebih besar untuk merasa senang
berarti (Ho=ditolak). Sedangkan pada dibandingkan dengan orang yang
kelompok kontrol berdasarkan hasil diperdengarkan hard rock. Penelitian
perhitungan didapatkan Pvalue 0.240 lain yang dilakukan oleh Dewi (2006)
lebih besar dari alpha (0.05) berarti pada pasien stroke di RSUD
(Ho= gagal ditolak). Maka dapat Banyumas dengan menggunakan
diketahui bahwa terdapat perbedaan musik gendhing Banyumasan ternyata
nilai rerata depresi yang signifikan an- dapat menurunkan tingkat depresi
tara depresi kelompok eksperimen dan bagi penderita depresi ringan dan
kelompok kontrol. Setelah dilakukan sedang secara signifikan.
terapi soft music, depresi kelompok
eksperimen lebih rendah dari pada SIMPULAN
depresi kelompok kontrol. Dari uraian
tersebut maka dapat dikatakan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
adanya perbedaan depresi pada dilakukan mengenai pengaruh sofy
kelompok eksperimen dan kelompok music terhadap depresi lansia dapat
kontrol disebabkan oleh adanya pem- diambil kesimpulan sebagai berikut:
berian treatmen, sehingga dapat di- 1. Karakteristik responden yang ter-
simpulkan bahwa ada pengaruh men- diri dari usia, jenis kelamin, pendi-
dengarkan soft music terhadap de- dikan dan lama perawatan, berda-
presi lansia di Panti Wredha Nirwana sarkan data primer 30 lansia dida-
Puri Samarinda. Hasil penelitian ini patkan hasil yaitu, usia yang ter-
mendukung teori yang dikemukakan
banyak adalah usia 60-70 tahun
oleh Mucci & Kate (Jumiatun, 2008), sebanyak 21 (70%), bardasarkan
bahwa apabila dengan menggabung- jenis kelamin yang terbanyak ada-
kan jenis musik yang tepat dan imaji- lah perempuan sebanyak 22
nasi yang terarah akan berpengaruh (73.3%), berdasarkan tingkat pen-
baik bagi penderita depresi. Hal didikan yang terbanyak adalah ti-
senada juga dikemukakan oleh Ortiz dak bersekolah sebanyak 18
(2002), yakni musik mampu mengusir (60%), sedangkan berdasarkan
kesedihan tersebut, menghapus ke-
lama perawatan yang terbanyak
marahan, melepaskan stress, serta
adalah kurang dari 3 tahun seba-
mengurangi rasa takut dan cemas. nyak 20 (66.7%).
Dalam hal ini, musik dengan kategori
tertentu dapat mempengaruhi suasana
2. Analisis tentang perbandingan skor
hati seseorang (Djohan, 2009).
depresi lansia antara pretest de-
Selain itu, hasil penelitian yang ngan posttest pada kelompok eks-
dilakukan oleh Hill (2007) menyatakan perimen terlihat signifikan, dengan
bahwa musik soft rock berkorelasi nilai Pvalue = 0,000. Sedangkan
positif dengan rasa senang
pada kelompok kontrol terlihat ti-
(happiness). Dalam penelitian tersebut

179
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

dak signifikan, dengan Pvalue = Blackburn, Ivy Marie and Katie


0,240 lebih besar dari nilai alpha Davidson. 1994. Terapi Kognitif
(0,05). untuk depresi dan kecemasan.
Semarang : IKIP Semarang Press.
3. Analisis tentang perbandingan skor Bongsoe. 2007. Lansia Rentan Alami
depresi lansia antara Kelompok Depresi. (online), (http://www.
eksperimen dengan kelompok kon- kompas.co.id/ver1/Kesehatan/070
trol terlihat adanya perbedaan. Pa- 7/23/102746.htm, diakses tanggal
da kelompok eksperimen terjadi 3 Januari 2012)
penurunan sedangkan pada ke- Chaplin, J.P. 2004. Kamus Psikologi
lompok kontrol terjadi peningkatan. Lengkap. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
4. Dari hasil penelitian dengan meng- Darmono. 2008. Lansia Depresi
gunakan uji paired sampel t-test Rawan Aksi Bunuh Diri. (online),
dapat ditarik kesimpulan bahwa (http://www.pdpersi.co.id/?show=d
ada pengaruh soft music berupa etailnews&kode=1416&tbl=cakraw
mendengarkan instrument lagu ala, diakses tanggal 3 Januari
Jawa terhadap depresi lansia di 2012).
Panti Wredha Nirwana Puri Davidson, G. C & Neale, J.M. 1974.
Samarinda. Abnormal Psychology (6 ed). New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Dewi. 2006. Pengaruh Terapi Musik
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Pasien Stroke di RSUD
Achmad, Saleh. 1999. Manual Skala Banyumas. Skripsi. Fakultas Ilmu
Kepribadian Univ. Muhammadiyah, Pendidikan Universitas Negeri
Malang: Bagian Psikologi Klinis Malang, Malang.
fakultas Psikologi Universitas Djohan. 2009. Psikologi Musik.
Muhammadiyah. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Best Publisher.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Djohan.2005. Terapi Musik. Yogyakarta:
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Galang Press.
Atkinson, Rita, L, & Atkinson, Fauzi, Luthfi S. 2008. Pengaruh Musik
Richard,C.1995.Pengantar Psiko- Terhadap Perkembangan Kognitif
logi I. terjemahan oleh Nurdjannah dan Kecerdasan Emosi. (online),
Taufiq. Jakarta : Erlangga. (http://luthfis.wordpress.com/2008/
Bandawiyah. 2009. Lanjut Usia Dan 04/20/pengaruh-musik-terhadap-
Keperawatan Gerontik.Yogyakarta: perkembangan-kognitif-dan-
Muha Medika. kecerdasan-emosi/, diakses tang-
gal 22 Januari 2012).
Beck, A.T. 1967. Deppression: Clinical
Gerald C, Davidson. 2006. Psikologi
Experimental and Theoritical
Abnormal (9 ed). Terjemahan Oleh
Aspect. New York: Hoeber Medical
Noermalasari Fajar. Jakarta: PT.
Davison, Harper & Row,
Raja Grafindo Persada
Publishers, Inc.
Herlinawati, Inandya Rakhma. 2009.
Depresi Pasca Persalinan Pada

180
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

Ibu di Kecamatan Kota Kabupaten Panti Sosial Tresna Werdha


Bojonegoro. Skripsi. Fakultas Ilmu Pakutandang Ciparay Bandung.
Pendidikan Univ. Negeri Malang, Fakultas Ilmu Keperawatan Univ.
Malang. Padjadjaran , Bandung. (online),
Heyne, Marcel.2008. Music and (http://pustaka. unpad.ac.id/wpcon
personality:Your iPersonic Perso- tent/uploads/2009/10/gambaran_je
nality. (online), (http://music-and- nis_dan_tingkat_kesepian.pdf,
personality.htm, diakses tanggal 7 diakses tanggal 4 Januari 2012).
Januari 2012). Kaplan, H.I & Sadock, B.J. 1998. Ilmu
Hidayat, AAA. 2007. Metode Pene- Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta :
litian Keperawatan dan Teknik Buku Kedokteran EGC.
Analisa Data. Jakarta : Salemba Kartono, K. 2002. Patologi Sosial.
Medika. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Kerlinger, F. N. 1986. Asas-asas
Hill, J. 2007. Assessing the Influence Penelitian Behavioral. Terjemahan
of Rock Music on Emotion. oleh Landung R. Simatupang.
(online), (http://www.sordc.com/ 1990. Yogyakarta: Gadjah Mada
files/Hill.pdf, diakses tanggal 22 University Press.
Januari 2012). Kushariyadi. 2010. Asuhan Kepera-
Horby, A.S. 2000. Oxford:Advanced watan pada Klien Lanjut Usia.
Learner’s Dictionary of Current Jakarta: Salemba Medika.
English. London: Oxford University Lubis. 2009. DEPRESI: Tinjauan Psi-
Press. kologis (1 ed). Jakarta: Kencana.
Hurlock, EB. 1994. Psikology Perkem- Maryam, dkk. 2008. Mengenal Lanjut
bangan; Suatu Pendekatan Sepan- Usia dan Perawatannya. Jakarta:
jang Rentang Kehidupan.Erlangga. Salemba Medika.
Jakarta. Murad, J, dkk. 2005. Psikologi Ab-
Ismiadi. 2008. Terapi Musik Hilangkan normal (5 ed). Jakarta: Erlangga
Depresi. (online), (http://lifestyle. Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik
okezone.com/index.php/ReadStory dan Geriatri (3 ed). Jakarta: EGC
/2008/03/25/27/94405/terapi- Nursalam. 2008. Konsep dan Pene-
musik-hilangkan-depresi, diakses rapan Metodologi Penelitian Ilmu
tanggal 26 Januari 2012). Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Jumiatun. 2008. Perbedaan Perilaku Tesis, dan Instrumen Penelitian
Antara Sebelum dan Setelah Di- Keperawatan (2 ed). Jakarta:
berikan Terapi Musik Klasik pada Salemba Medika.
Pasien Depresi di Rumah Sakit Ortiz, John.2002.Nurturing Your Child
Jiwa Surakarta. Skripsi. Fakultas with Music.Jakarta:PT Gramedia
Ilmu Kesehatan Universitas Pustaka Utama.
Muhammadiyah Surakarta, Perkins, Seth. 2008. Personality and
Surakarta. (online). Music:An Examination of the Five-
Juniarti, N., Eka, S. & Damayanti, S. Factor Model in Conjuction with
2008. Gambaran Jenis dan Tingkat Musical Preference.
Kesepian pada Lansia di Balai

181
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199

Prayoto. 2011. Gamelan-Gamelan. Utami, Hippy, Nurlinawati. 2006.


(http://gamelan-gamelan.blogspot. Kesehatan Masyarakat: Suatu
com/, Diakses 10 april 2012) Pengantar (4 ed). Jakarta: EGC

Radcoy, R., dan Boyle, J. 1997. Wisher, L.K., Parry, L.B. & Piontek,
Psychological Foundation of Music M.C. Postpartum Depression. The
Behavior 3rd ed. Springfield: New England Journal of Medicine,
Charles Inc. Vol. 347, No. 3, (online), http://
Seniati, L., Yulianto, A. & Setiadi, B.N. www.nejm.org (diakses tanggal 9
2005. Psikologi Eksperimen. Januari 2012).
Jakarta : PT. Indeks. Wiwie S. Nasrun dkk. 2004. Buku
Snyder, Keith A., & Tobing, Joshua Saku Psikiatri (6 ed). Jakarta: EGC
L.2004.Ada Apa dibalik Musik Yunizar, E. & Guntur, M. 2009. Pe-
Rock?.Bandung:Indonesia rempuan Lebih Rentan Terhadap
Publishing House. Depresi. (online), (http://berita.
Tomb, D.A. 2004. Buku Saku liputan6.com/sosbud/200104/1169
Psikiatri. Jakarta : Penerbit Buku 7/class=%27vidico%27, diakses
Kedokteran EGC. tanggal 26 Januari 2012).

182

Anda mungkin juga menyukai