144- 199
PENELITIAN
Abstrak. Depresi merupakan suatu gangguan perasaan yang secara umum ditandai
oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian yang berdampak pada ter-
ganggunya aktivitas sosial dalam sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui Pengaruh soft music Terhadap penurunan Depresi pada lansia di Panti Wredha
Nirwana Puri Samarinda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasy
eksperimen, dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Su-
byek penelitian sebanyak 30 orang lansia di Panti Wredha Nirwana Puri Samarinda
yang mengalami Depresi ringan hingga sedang yang diambil secara random. Ke-
lompok eksperimen diberi perlakuan mendengarkan musik lembut berupa instrument
lagu jawa dan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Hasil analisis data
dengan menggunakan metode statistik parametrik uji T dependent / paired sampel t
test, mendapatkan nilai Pvalue = 0.000 (p<0,05), yang berarti ada perbedaan
signifikan pada mean skor Depresi antara Pretest dan posttest. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian soft music dengan mendengarkan instrumen lagu
jawa berpengaruh dalam menurunkan Depresi lansia di Panti Wredha Nirwana Puri
Samarinda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan memberikan hiburan berupa
memperdengarkan soft music (musik lembut) untuk para lansia agar mereka tidak
merasa kesepian dan merasa tidak berharga.
Kata Kunci: Depresi, lansia, soft music
172
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
2009). Penduduk lanjut usia juga me- ra lain (1) menyesuaikan diri dengan
rupakan bagian dari anggota keluarga menurunnya kekuatan fisik dan ke-
dan anggota masyarakat yang sema- sehatan, (2) menyesuaikan diri de-
kin bertambah jumlahnya sejalan de- ngan masa pensiun dan berkurangnya
ngan peningkatan usia harapan hidup. income (penghasilan) keluarga, (3)
Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia menyesuaikan diri dengan kematian
baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2% pasangan hidup, (4) membentuk hu-
dari seluruh jumlah penduduk. Pada bungan dengan orang-orang yang
tahun 1990 jumlah penduduk lanjut seusia, (5) membentuk pengaturan
usia meningkat menjadi 11,3 juta jiwa kehidupan fisik yang memuaskan, (6)
atau 8,9%. Jumlah ini meningkat di menyesuaikan diri dengan peran so-
seluruh Indonesia 15,1 juta jiwa pada sial secara luwes (Hurlock, 1994).
tahun 2000 atau 7,2% dari jumlah Secara umum kondisi fisik seseorang
penduduk. Diperkirakan pada tahun yang telah memasuki masa lanjut usia
2020 akan menjadi 29 juta jiwa atau mengalami penurunan. Hal ini dapat
11,4%, hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari beberapa perubahan: (1)
penduduk lanjut usia meningkat seca- perubahan penampilan pada bagian
ra konsisten dari waktu ke waktu (BPS, wajah, tangan dan kulit, (2) perubahan
2000). bagian dalam tubuh seperti sistem
Peningkatan jumlah penduduk lan- saraf: otak, isi perut: limpa, hati, (3)
jut usia akan membawa dampak ter- perubahan panca indera: penglihatan,
hadap sosial ekonomi baik dalam ke- penciuman, pendengaran dan perasa,
luarga, masyarakat maupun dalam (4) perubahan motorik antara lain ber-
pemerintah. Implikasi yang penting kurangnya kekuatan, kecepatan dan
dari peningkatan jumlah penduduk belajar keterampilan baru (Kartari,
adalah peningkatan dalam ratio keter- 1990 dalam Bandiyah, 2009). Peru-
gantungan usia lanjut (old age ratio bahan-perubahan tersebut pada
dependency). Setiap penduduk usia umumnya mengarah pada kemun-
produktif akan menanggung semakin duran kesehatan fisik maupun psikis
banyak penduduk usia lanjut. dan seringkali merupakan pemicu
Wirartakusuma dan Anwar (Juniarti terjadinya depresi pada lansia.
dkk, 2008) memperkirakan angka ke- Masalah umum yang dialami lanjut
tergantungan lansia pada tahun 1995 usia yang berhubungan dengan kese-
adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi hatan fisik, yaitu rentannya terhadap
8,7% yang berarti bahwa pada tahun berbagai penyakit, karena berku-
1995 sebanyak 100 penduduk pro- rangnya daya tahan tubuh dalam
duktif harus menyokong 7 orang lansia menghadapi pengaruh dari luar. Ma-
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak salah kesehatan mental pada lansia
100 orang penduduk produktif harus dapat berasal dari empat aspek yaitu
menyokong 9 orang lansia. fisik, psikologik, sosial dan ekonomi.
Tugas perkembangan usia lanjut Masalah tersebut dapat berupa emosi
lebih banyak berkaitan dengan kehi- labil, mudah tersinggung, gampang
dupan pribadi dari pada kehidupan merasa dilecehkan, kecewa, tidak ba-
orang lain. Tugas-tugas tersebut anta- hagia, perasaan kehilangan dan tidak
173
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
berguna. Lansia dengan problem ter- Tujuan Penelitian ini adalah untuk
sebut menjadi rentan mengalami mengetahui pengaruh soft music ter-
gangguan psikiatrik seperti depresi, hadap depresi lansia di Panti Werdha
anxietas (kecemasan), psikosis (kegi- Nirwana Puri Samarinda. Manfaat
laan) atau kecanduan obat. Dari ber- yang bisa diperoleh dari pe-nelitian ini
bagai macam gangguan psikiatrik, akan berkontribusi terha-dap teori dan
depresi merupakan gangguan kese- praktik keperawatan, khususnya man-
hatan psikiatri yang paling sering di- faat bagi area asuhan keperawatan
dapatkan pada lansia (Maryam dkk, pasien lanjut usia.
2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Hill
(2007) menyatakan bahwa musik soft METODE
rock berkorelasi positif dengan rasa Disain atau rancangan yang digu-
senang (happiness). Dalam penelitian nakan pada penelitian ini adalah qua-
tersebut menunjukkan bahwa orang sy eksperimental, dengan pendekatan
yang diperdengarkan soft rock dalam Pretest-Posttest Control Group De-
kurun waktu tertentu memiliki pre- sign. Pada desain ini kelompok eks-
sentase lebih besar untuk merasa perimen diberikan intervensi beru-pa
senang dibandingkan dengan orang terapi soft musik sedangkan kelom-
yang diperdengarkan hard rock. Bila pok kontrol tidak diberikan intervensi
seorang yang mengalami depresi tetapi tetap melakukan kegiatan seper-
diperdengarkan musik yang bisa mem- ti biasa. Desain eksperimen ini digam-
buat perasaannya senang, bukan tidak barkan sebagai berikut :
mungkin terapi musik ini bisa
mengurangi tingkat depresinya. O1 R (Kelompok Eksperimen X O2
Musik dikatakan soft atau lebih
ringan apabila musik tersebut bisa O1 R (Kelompok Kontrol ~X O2
dinikmati secara santai, irama tidak
ada aksen atau aksentuasinya lemah.
Dikatakan soft music jika tidak ada Skema 4.1 Design Penelitian
hentakan. Namun untuk terapi pada
penderita depresi harus tetap diper- Keterangan:
hatikan syair lagunya. Berdasarkan O = Pengukuran (pengambilan data
data penghuniPanti Werdha Nirwana skor depresi)
Puri sebagian besar adalah suku R = Subyek kelompok KE dan KK
Jawa, maka jenis terapi music yang ditentukan dengan randomisasi
digunakan pada penelitian ini adalah X = Pemberian perlakuan (treatmen
music gending jawa, agar syair dan soft music)
melodinya mudah dicerna oleh res- ~X = Tidak diberi perlakuan
ponden. Musik memiliki fungsi sebagai
katalisator atau stimulus bagi timbul- Populasi dalam penelitian ini ada-
nya sebuah pengalaman emosi lah seluruh lansia suku jawa yang
(Djohan, 2005). tinggal Panti Werdha Nirwana Puri
Samarinda sebanyak 61 lansia. Pe-
174
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
175
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
Rata-rata PEMBAHASAN
18.00 2.055 0.531
Pretest
15 0.000 A. Analisis Karakteristik
Rata-rata Responden
16.51 2.152 0.556
Posttest Hasil analisis univariat tentang ka-
rakteristik usia responden menunjukan
bahwa usia responden yang terlibat
Berdasarkan data diatas didapat- dalam penelitian ini lebih banyak yang
kan bahwa mean skor depresi lansia berusia antara 60-70 tahun. Asumsi
pretest adalah 18.00 dengan standar peneliti secara fisiologis dan psikologis
deviasi 2.055. Pada skor depresi pada usia ini lansia akan mengalami
posttest didapatkan mean adalah penurunan fungsi yang semakin nyata,
16.51 dengan standar deviasi 2.152.
dan seseorang pada saat memasuki
Terlihat nilai mean perbedaan antara
sebelum dan sesudah adalah 1.49 usia lanjut akan membutuhkan waktu
dengan standar deviasi 0,4. Hasil uji untuk dapat beradaptasi atas penurun-
statistik didapatkan nilai P value = an-penurunan fungsi fisiologis maupun
0,000 lebih kecil dari nilai alpha (0,05) psikologis. Apabila seseorang tidak
. dapat beradaptasi atas penurunan-
penurunan fungsi tubuh maka akan
Tabel 2. Analisa Perbedaan Skor
sangat rentan terhadap depresi. Hal
Depresi Pretest dengan
ini diperkuat oleh teori yang dikemuka-
Posttest Pada Kelompok
kan oleh (Maryam dkk, 2008) Penu-
Kontrol
runan kondisi fisik lanjut usia berpe-
Skor Kelompok Kontrol ngaruh pada kondisi psikis. Dengan
Depresi P berubahnya penampilan, menurunnya
N Mean SD SE
lansia value fungsi panca indera menyebabkan
Rata-rata lanjut usia merasa rendah diri, mudah
17.93 22.89 0.591 tersinggung dan merasa tidak berguna
Pretest
15 0,240
Rata-rata lagi. Lansia dengan problem tersebut
18.11 21.55 0.557 menjadi rentan mengalami gangguan
Posttest
psikiatrik seperti depresi, anxietas (ke-
Berdasarkan data diatas didapat- cemasan), psikosis (kegilaan). Pada
kan bahwa mean skor depresi pretest umumnya masalah kesehatan mental
adalah 17.93 dengan standar deviasi lansia adalah masalah penyesuaian.
22.89. Pada rata-rata skor depresi Penyesuaian tersebut karena adanya
176
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
177
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
kan hasil Pvalue = 0.000 lebih kecil apapun. Hal ini sesuai dengan teori
dari alpha (0.05) berarti ada per- yang dikemukakan oleh Djohan
bedaan yang signifikan antara rata- (2009).
rata skor depresi pretest dengan post Menurut Djohan (2009) menga-
test (Ho=ditolak). Sedangkan hasil pe- takan musik dengan kategori gembira
nelitian yang diperoleh melalui uji menghasilkan peningkatan suasana
sttiatik paired sampel t-test pada ke- hati yang positif demikian pula musik
lompok kontrol didapatkan nilai Pvalue yang sedih juga menghasilkan pening-
= 0.240 lebih besar dari nilai alpha katan suasana hati negatif. Maka di-
(0.05) berarti tidak ada perbedaan simpulkan bahwa sebuah musik cen-
yang signifikan antara rata-rata skor derung menimbulkan suasana hati
depresi pretest dengan posttest (Ho = yang berbeda dalam diri pende-
gagal ditolak). ngarnya. Suasana hati yang dise-
Dari hasil penelitian yang diperoleh babkan oleh musik dapat merubah
melalui uji statistik paired sampel t-test konsentrasi, persepsi dan memori ser-
juga dapat dibandingkan skor depresi ta mempengaruhi keputusan sese-
lansia pada kelompok eksperimen orang terhadap kondisi mental dan
dangan kelompok kontrol, sehingga di- emosionalnya.
peroleh perbedaan skor depresi pada
kelompok eksperimen yang pada 2. Pengaruh Soft Music terhadap
pengukuran pretest 18.00 menjadi Depresi Lansia
16.51 pada pengukuran posttest, yang Depresi merupakan suatu gang-
berarti terjadi penurunan nilai mean
guan keadaan tonus perasaan yang
skor depresi. Sedangkan hasil pene-
litian ini diperoleh perbedaan skor secara umum ditandai oleh rasa ke-
depresi pada kelompok kontrol yang sedihan, apatis, pesimisme, dan ke-
pada pengukuran pretest 17.93 men- sepian yang mengganggu aktivitas
jadi 18.11 pada pengukuran posttest, sosial dalam sehari-hari. Depresi bia-
yang berarti terjadi peningkatan nilai sanya terjadi pada saat stress yang
mean skor depresi. dialami seseorang tidak kunjung reda,
Dari penjelasan diatas peneliti me-
sebagian besar individu pernah mera-
nyimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok eks- sa sedih atau jengkel, kehidupan yang
perimen dan kelompok kontrol. Pada penuh masalah, kekecewaan, kehi-
pengukuran rata-rata skor depresi langan dan frustasi yang dengan mu-
pretest dengan posttest pada kelom- dah menimbulkan ketidakbahagiaan
pok eksperimen terjadi penurunan dan keputusasaan. Namun se-cara
skor depresi, berbeda dengan kelom- umum perasaan demikian itu cukup
pok kontrol menunjukan bahwa tidak
normal dan merupakan reaksi sehat
ada perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor depresi pretest dengan yang berlangsung cukup singkat dan
posttest, justru terjadi peningkatan mudah dihalau.
skor depresi. Menurut asumsi peneliti Penelitian dilakukan terhadap lan-
hal tersebut terjadi karena pada ke- sia di Panti Wredha Nirwana Puri
lompok eksperimen telah diberi perla- Samarinda, dalam penelitian ini diana-
kuan yaitu diperdengarkan soft music
lisa dan didapatkan pengaruh soft
sehingga terjadi penurunan skor de-
presi, sedangkan pada kelompok music terhadap depresi lansia bahwa
kontrol tidak terjadi penurunan skor pada kelompok eksperimen dan ke-
depresi karena tidak diberi perlakuan lompok kontrol dilakukan pengukuran
178
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
179
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
180
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
181
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 144- 199
Radcoy, R., dan Boyle, J. 1997. Wisher, L.K., Parry, L.B. & Piontek,
Psychological Foundation of Music M.C. Postpartum Depression. The
Behavior 3rd ed. Springfield: New England Journal of Medicine,
Charles Inc. Vol. 347, No. 3, (online), http://
Seniati, L., Yulianto, A. & Setiadi, B.N. www.nejm.org (diakses tanggal 9
2005. Psikologi Eksperimen. Januari 2012).
Jakarta : PT. Indeks. Wiwie S. Nasrun dkk. 2004. Buku
Snyder, Keith A., & Tobing, Joshua Saku Psikiatri (6 ed). Jakarta: EGC
L.2004.Ada Apa dibalik Musik Yunizar, E. & Guntur, M. 2009. Pe-
Rock?.Bandung:Indonesia rempuan Lebih Rentan Terhadap
Publishing House. Depresi. (online), (http://berita.
Tomb, D.A. 2004. Buku Saku liputan6.com/sosbud/200104/1169
Psikiatri. Jakarta : Penerbit Buku 7/class=%27vidico%27, diakses
Kedokteran EGC. tanggal 26 Januari 2012).
182