Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY


BANDUNG TAHUN 2016
Resa Sri Oktapiani
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung
Email : resasrioktapiani94@gmail.com
Intisari
Data World Health Organization (2010) menunjukkan lansia di dunia yang terkena depresi
sebanyak 7 juta orang. Meningkat pada lansia yang tinggal di institusi sekitar 50-75%. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Brain Gym terhadap tingkat depresi pada lansia di
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016.
Penelitian ini menggunakan Quasy eksperiment pre-post test dengan kelompok kontrol.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-
masing 17 orang. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Brain gym diberikan pada kelompok perlakuan sebanyak 9 kali dalam 5
hari. Kuesioner menggunakan Geriatric Depression Scale Short form yang memiliki nilai Alfa
Cronbach 0.960 0.632 menyatakan kuesioner valid dan reliabel. Data dianalisis
menggunakan uji wilcoxon dan uji Mann Whitney.
Hasil Penelitian : Wilcoxon menunjukkan hanya pada kelompok intervensi ada perbedaan
tingkat depresi dengan p value pada kelompok kontrol 0.109 (>0.05) dan p value pada
kelompok intervensi 0.000 (<0.05). Hasil Mann Whitney pada kedua kelompok didapatkan p
value 0.000 ( 0,05), maka Ho ditolak hal ini menunjukan ada pengaruh Brain Gym terhadap
tingkat depresi.
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Brain Gym dapat menurunkan tingkat
depresi pada lansia sehingga pada lansia penting dilakukan pemeriksaan tingkat depresi secara
berkala dan diterapkan gerakan Brain Gym untuk mengurangi tingkat depresi pada lansia.

Kata Kunci : Brain Gym, Depresi, Lansia


Daftar Pustaka : 1 Artikel (2008), 34 Buku (2006-2015), 9 Website (2006-2010), 22 Jurnal
(2006-2014)
The Effect of Brain Gym to the Level of Depression in Geriatric at Balai Perlindungan Sosial
Tresna Werdha Ciparay Bandung Year 2016
Resa Sri Oktapiani
Nursing Student from STIKes Bhakti Kencana Bandung
Email : resasrioktapiani94@gmail.com

Abstract
World Health Organization data (2010) showed the world population geriatric affected by
depression as many as 7 million people. Increasing in the geriatric lived in institutions around
50-75%. The purpose of this study to determine the effect of Brain Gym on the level of
depression in the geriatric in Balai Perlindungan sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
2016.
This study was a experimental quasy pre-post test with a control group. The sample in this
study as many as 34 people were divided into two groups of 17 people each.the sample used is
purposive sampling that meet the inclusion and exclusion criteria. Brain Gym was given to the
treatment group 9 times in 5 days. The questionnaire used Geriatric Depression Scale Short
form that had a value of Cronbach Alfa 0960 0632 declared valid and reliable questionnaire.
Data were analyzed using the Wilcoxon test and Mann Whitney test.
Results: Wilcoxon show was only the intervention group there are differences in the level
of depression with p value in the control group 0.109 ( 0.05) and p value 0.000 in the
intervention group ( 0.05). Results of mann whitney in both groups was obtained p value
0.000 ( 0.05), then Ho was rejected,this shows Brain Gym No Effect On The Level
Depression.
Based on the results of the study states that Brain Gym can reduce the level of depression
in the geriatric so important examination in geriatric depressed levels regulary and applied
Brain Gym movements to reduce the level of depression in the geriatric.

Keywords: Brain Gym, Depression, Geriatric


Source : 1 Articles (2008), 34 Books (2006-2015), 22 Journal (2006-2010),
9 web (2006-2014)
PENDAHULUAN antara 10-20% yaitu sekitar 7 juta dari 39
juta. Depresi adalah gangguan atau
Keberhasilan pemerintah dalam kekacauan mental yang ditandai dengan
pembangunan nasional, telah menunjukan suasana hati yang tertekan, hilangnya
hasil yang positif di berbagai bidang, antara kesenangan atau minat, merasa bersalah,
lain adanya kemajuan ekonomi, perbaikan gangguan tidur dan makan serta penurunan
lingkungan hidup, kemajuan ilmu konsentrasi WHO (2010).
pengetahuan, teknologi, dan kesehatan Menurut Kaplan (2010) Faktor
sehingga dapat meningkatkan kualitas penyebab depresi pada lansia yaitu faktor
kesehatan penduduk serta meningkatkan biologi, psikologi, stres kronis, dan
umur harapan hidup manusia (Purwani, penggunaan obat. Stresor pencetus
2011). terjadinya depresi yaitu diantaranya
Badan Pusat statistik (2010) pensiun yang terpaksa, kematian pasangan,
menyatakan jumlah usia harapan hidup di kemunduran kemampuan atau kekuatan
dunia menunjukan perbaikan signifikan fisik dan kemunduran kesehatan serta
dari tahun 2010-2015. Usia harapan hidup penyakit fisik, kedudukan sosial, keuangan,
yang tertinggi di negara Jepang yaitu dari penghasilan dan rumah tinggal sehingga
82,7 tahun menjadi 83,5 tahun, Singapura mempengaruhi rasa aman lansia dan
dari 81,2 tahun menjadi 82,2 tahun, menyebabkan depresi.
Malaysia 74,0 tahun menjadi 74,9 tahun, Menurut Ibrahim (2011)
Indonesia 69,1 tahun menjadi 70,1 tahun. penatalaksanaan untuk menurunkan depresi
Umur harapan hidup orang Indonesia pada lansia dapat dilakukan menggunakan
semakin meningkat seiring meningkatnya farmakologi yaitu dengan menggunakan
derajat kesehatan dan kesejahteraan obat antidepresan. Sedangkan teori lain
penduduk maka akan berpengaruh pada menyatakan untuk menurunkan depresi
peningkatan umur harapan hidup di pada lansia dapat diberikan terapi
Indonesia. nonfarmakologi yaitu terapi musik, terapi
Menurut (Stanley & Beare, 2007) warna, aromaterapi dan Brain Gym
masalah psikologis yang sering dijumpai (Yanuarita, 2012).
pada populasi lansia yaitu ansietas, Kelemahan terapi musik lansia yang
demensia, delirium, dan depresi. Hal ini memiliki minat terhadap jenis musik yang
didukung oleh penelitian yang dilakukan berbeda sehingga sulit untuk menentukan
oleh kesehatan Universitas Indonesia dan jenis musik yang diminati dan cocok untuk
Oxford Institute of aging yang kondisi depresi yang dialami lansia, dalam
menunjukkan bahwa 30% dari jumlah perubahan fisik yang terjadi pada lansia
lansia di Indonesia mengalami depresi juga mengalami hilangnya kemampuan
(Komnas Lansia, 2011). untuk mendengar terutama pada suara-
Menurut The national old peoples suara yang bernada tinggi atau suara tidak
walfare council di Inggris yang dikutip jelas, serta pendengaran bertambah
oleh Nugroho, dalam Anik (2011) menurun pada lansia yang mengalami
menyatakan bahwa depresi merupakan ketegangan jiwa sehingga kurang pas jika
salah satu penyakit atau gangguan umum terapi musik diberikan pada lansia yang
pada lansia yang menduduki ranking atas. mengalami depresi. Kelemahan terapi
Prevalensi kejadian depresi cukup tinggi warna yaitu dalam perubahan fisik yang
hampir lebih dari 350 juta penduduk di terjadi pada lansia juga mengalami
dunia tahun 2010 prevalensi gangguan kekeruhan pada lensa (katarak) sehingga
depresi di kalangan lansia di dunia berkisar mempengaruhi kemampuan untuk
membedakan warna-warna dengan terapi Panti Werdha Griya Sehat Bahagia
warna dikhawatirkan lansia depresi Karanganyar) jenis penelitian ini
mengalami berbagai hambatan dalam menggunakan pendekatan kualitatif dengan
melaksanakannya. Kelemahan aromaterapi design fenomenologis, sampel yang
adalah sulit untuk menentukan wewangian diambil dalam penelitian ini menggunakan
yang mudah di tebak oleh lansia dan di purposive sampling yaitu lansia yang
khawatirkan lansia memiliki alergi terhadap mengalami depresi ringan-sedang. Hasil
jenis bunga yang digunakan dalam penelitian membuktikan bahwa senam otak
aromaterapi sehingga dikhawatirkan lansia adalah gerakan senam yang menyenangkan,
memiliki hambatan dalam melakukan mudah dan cocok untuk rutinitas kegiatan
aromaterapi. setiap hari karena bisa dilakukan kapan
Kelebihan Brain Gym dibanding terapi saja, dimana saja serta bisa membuat otak
non farmakologi lain yaitu dapat sehat.
meningkatkan aliran darah ke otak, Balai perlindungan sosial tresna
meningkatkan penerimaan oksigen werdha ciparay bandung yang semula
sehingga dapat membersihkan otak bernama Panti sosial tresna werdha
(menghilangkan pikiran-pikiran negatif, iri, pakutandang yang merupakan UPT Kanwil
dengki), memperbaiki pernafasan, stamina, Departemen sosial provinsi jawa barat
melepaskan ketegangan, mengurangi berdiri tahun 1979 dan memulai operasinya
kelelahan, memperbaiki kurang perhatian, pada tanggal 19 Mei 1980 merupakan panti
kurang konsentrasi, dengan Brain Gym khusus lansia yang memiliki jumlah lansia
diharapkan lansia depresi yang mempunyai yang cukup banyak yaitu 150 lansia pada
pikiran negatif dapat dihilangkan dan yang bulan Agustus 2016, balai perlindungan
berprilaku tidak bersemangat, kurang sosial tresna werdha ciparay bandung juga
konsentrasi, tidak melakukan aktivitas memiliki sarana dan prasarana (lapangan,
sehari-hari dapat termotivasi kembali dalam aula) yang memadai sehingga peneliti
pemenuhan kebutuhan fisik maupun memutuskan untuk memilih tempat tersebut
psikososialnya. (Dennison, 2009). sebagai lokasi penelitian karena tempat
Yanuarita, (2012) menyatakan Brain tersebut dapat mendukung dalam proses
Gym dapat dilakukan oleh lanjut usia penelitian ini.
(Lansia) karena gerakan Brain Gym tidak Hasil wawancara dari studi
hanya dapat memperlancar aliran darah dan pendahuluan pada bulan Mei 2016 yang di
oksigen ke otak, tetapi dapat merangsang lakukan di Balai Perlindungan Sosial
kerja dan berfungsinya otak secara optimal, Tresna Werdha Ciparay Bandung, terdapat
yaitu lebih mengaktifkan kemampuan otak 10 orang perwakilan dari 150 lansia yang
kanan dan kiri sehingga kerjasama antara bersedia untuk diwawancara, dari 10 lansia
belahan otak kanan dan kiri bisa terjalin yang di wawancara terdapat 7 lansia
dengan melakukan Brain Gym kualitas mengeluh akhir-akhir ini sudah
hidup lansia pun akan meningkat. Hal meninggalkan aktivitas fisik dan lebih
tersebut sesuai dengan hasil penelitian sering berdiam diri di kamar, sedangkan 3
Panglipurethias (2015) yang menyatakan lansia masih tetap menjalankan aktivitas
bahwa Brain Gym secara signifikan dapat fisik seperti biasanya. Dari 10 lansia yang
menurunkan tingkat depresi pada lansia. diwawancara 9 orang lansia mengatakan
Penelitian lain yang mendukung yaitu hidupnya merasa hampa dan merasa bosan
penelitian yang dilakukan oleh Kusuma hingga berusaha untuk melarikan diri dari
(2014) dengan judul Persepsi lansia panti, sedangkan 1 orang lansia
depresi tentang senam otak (Studi Kasus mengatakan tidak merasa hampa dan bosan.
dari 10 orang lansia yang diwawancara 8 yang memberikan. Tetapi Brain Gym sudah
orang mengatakan resah dan gelisah hingga pernah dilakukan di Balai Perlindungan
mengurung diri, sedangkan 2 orang lansia Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
lainnya tidak merasa resah dan gelisah. pada lansia yang mengalami kerusakan
Dari 10 lansia yang di wawancara 8 orang fungsi kognitif ringan, sedang dan berat
mengatakan sering mengurung diri di bukan pada lansia yang depresi sehingga
kamar dan menangis, sedangkan 2 orang penulis tertarik untuk mencoba melakukan
lansia lainnya mengatakan tidak pernah penelitian tentang Pengaruh Brain Gym
mengurung diri dikamar dan menangis. terhadap tingkat depresi pada lansia di
Dari 10 lansia yang diwawancara 9 orang Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
mengatakan mengalami gangguan tidur Ciparay Bandung Tahun 2016.
berupa insomnia karena memikirkan
anggota keluarganya, sedangkan 1 orang METODOLOGI PENELITIAN
lansia selalu tidur tepat waktu. Penelitian ini menggunakan desain
Hasil observasi juga didapatkan penelitian Quasi Experiment Pre Test-Post
beberapa lansia ada yang menangis hingga Test Design with Control Group
meminta ingin pulang dan keluar dari Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
BPSTW Ciparay bandung, beberapa lansia perubahan tingkat depresi sebelum dan
ada yang sering menyendiri tidak sesudah diberikan perlakuan berupa Brain
mengikuti kegiatan yang ada di BPSTW, Gym. Penelitian ini membandingkan dua
ada yang tidak mau bersosialisasi dengan kelompok lansia yang mengalami depresi
teman di wismanya dan hanya mengurung di Balai Perlindungan Sosial Tresna
diri dikamar, ada yang terlihat ketakutan Werdha Ciparay Bandung, yaitu kelompok
saat dihampiri, ada yang diam saja dan perlakuan (kelompok yang diukur tingkat
terlihat tidak memiliki semangat yang baik depresi menggunakan kuesioner GDS dan
dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, diberikan Brain Gym) dan kelompok
ada yang terlihat menyalahkan diri sendiri, kontrol (kelompok yang diukur tingkat
ada yang apatis ketika di ajak berbicara, depresi menggunakan kuesioner GDS
ada yang terlihat tidak percaya diri dan namun tidak diberikan Brain Gym) hal ini
malu-malu saat di ajak berbicara, serta ada sesuai dengan pendapat Sastroasmoro dan
yang terlihat marah-marah hingga berteriak Ismail (2008) yang menyatakan bahwa
di wisma. pada penelitian quasi experiment ditujukan
Jumlah lansia yang mengalami depresi untuk mengungkapkan pengaruh dari
di BPSTW Ciparay yang sering perlakuan pada subyek dan mengukur hasil
memeriksakan diri ke klinik yaitu (efek) perlakuan.
berjumlah 11 lansia dan jumlah lansia yang
tinggal di ruang rawat karena mengalami HASIL PENELITIAN DAN
depresi yaitu berjumlah 18 lansia sehingga PEMBAHASAN
jumlah keseluruhan yang tercatat pada data 1. Kesetaraan Karakteristik Lansia
penyakit di BPSTW yang mengalami Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin,
depresi yaitu dari 150 baru tercatat 29 Umur Dan Pendidikan.
lansia. Penatalaksanaan yang sudah Tabel 4.2

dilakukan di Balai Perlindungan Sosial Uji Kesetaraan Karakteristik Sampel Pengaruh Brain Gym
Tresna Werdha Ciparay Bandung pada Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Balai Perlindungan
Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016 (n1 = 17, n2
lansia yang mengalami depresi hanya = 17)
memberikan obat antidepresan sedangkan
No Karakteristik Lansia p value
terapi nonfarmakologi belum pernah ada 1. Jenis Kelamin 0.153
2. Umur 0.728 0.05 adalah SD/sederajat berjumlah 8 orang
3. Pendidikan 0.461
(47.1%).
3. Kesetaraan Tingkat Depresi Pada
Hasil Uji Kesetaraan menunjukkan
Lansia Sebelum Dilakukan Intervensi
bahwa karakteristik lansia (jenis kelamin,
Pada Kelompok Kontrol Dan
umur, pendidikan) memiliki p value > 0.05
Kelompok Intervensi
artinya data setara atau homogen. Tabel 4.3

Uji Kesetaraan Kelompok kontrol dan kelompok intervensi


pada saat Pretest Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat
2. Karakteristik Sampel Depresi Pada Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Tresna
Tabel 4.2 Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016 (n1 = 17, n2 = 17)
Karakteristik Sampel Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat
Depresi Pada Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Tresna No Pretest p
Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016 (n1 = 17, n2 = 17) value
1. Kelompok Kontrol 0.952 0.05
No Karakteristik Kontrol Intervensi Dan Kelompok
n % n % Intervensi
1 Usia
60-74 tahun 12 70.6 9 52.9 Hasil uji kesetaraan menunjukkan
75-90 tahun 4 23.5 8 47.1
Diatas 90 1 5.9 0 0.0
nilai p value 0.952 > 0.05 yang berarti
tahun data kelompok kontrol dan kelompok
intervensi pada saat pretest setara atau
2 Jenis bersifat homogen.
Kelamin
Laki-laki 6 35.3 4 23.5 4. Tingkat Depresi Pada Lansia Di Balai
Perempuan 11 64.7 13 76.5 Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay Bandung Tahun 2016
3 Pendidikan Tabel 4.4
Tidak 5 29.4 5 29.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi Pada Kelompok Kontrol
Sekolah Dan Kelompok Intervensi Pengaruh Brain Gym Terhadap
SD/Sederajat 8 47.1 8 47.1 Tingkat Depresi Pada Lansia Di Balai Perlindungan Sosial
Tresna Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016 (n1 = 17, n2 = 17)
SMP 3 17.6 2 11.8
SMA 1 5.9 1 5.9 Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
S1 0 0.0 1 5.9
Pre test Post test Pre test Post test
n % n % n % n %
Hasil analisa menyatakan bahwa
Tidak 0 0.0 0 0.0 0 0.0 15 88.2
sebagian besar dari responden pada ada
kelompok kontrol berusia 60-74 tahun depresi
berjumlah 12 orang (70.6%) sedangkan Depresi 13 76.5 14 82.4 15 88.2 2 11.8
pada kelompok intervensi yang berusia 60- Ringan
74 tahun berjumlah 9 orang (52.9%). Depresi 4 23.5 3 17.6 2 11.8 0 0.0
Karakteristik sampel berdasarkan jenis Sedang
kelamin, sebagian besar dari responden Tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa
pada kelompok kontrol berjenis kelamin pada saat pretest kelompok kontrol hampir
perempuan berjumlah 11 orang (64.7%), seluruhnya dari responden mengalami
sedangkan pada kelompok intervensi depresi ringan berjumlah 13 orang (76.5%)
hampir seluruhnya dari responden berjenis dan sebagian kecil dari responden
kelamin perempuan berjumlah 13 orang mengalami depresi sedang berjumlah 4
(76.5%). Karakteristik sampel berdasarkan orang (23,5%) sedangkan pada saat posttest
pendidikan, hampir setengahnya dari hampir seluruhnya dari responden
responden pada masing-masing kelompok mengalami depresi ringan berjumlah 14
orang (82.4%) dan sebagian kecil dari orang (17.6%). Sebagian kecil dari
responden mengalami depresi sedang responden berpendidikan SD/Sederajat
berjumlah 3 orang (17.6%). Pada kelompok mengalami depresi sedang berjumlah 2
intervensi saat Pretest hampir seluruhnya orang (11.8%).
dari responden mengalami depresi ringan 6. Tabulasi Silang Karakteristik Sampel
berjumlah 15 orang (88.2%) dan sebagian Dan Tingkat Depresi Pada Kelompok
kecil dari responden mengalami depresi Intervensi Pengaruh Brain Gym
sedang berjumlah 2 orang (11.8%) Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia
sedangkan pada saat posttest hampir Di Balai Perlindungan Sosial Tresna
seluruhnya dari responden tidak ada depresi Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016
berjumlah 15 orang (88.2%) dan sebagian Tabel 4.6

kecil dari responden mengalami depresi Tabulasi Silang Karakteristik Sampel Dan Tingkat Depresi Pada
ringan berjumlah 2 orang (11.8%). Kelompok Intervensi Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat
Depresi Pada Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Tresna
Tabulasi Silang Karakteristik Sampel Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016 (n1 = 17, n2 = 17)
Dan Tingkat Depresi Pada Kelompok
N Karak Kelompok Kontrol
Kontrol Pengaruh Brain Gym Terhadap o teristi Pretest Posttest
Tingkat Depresi Pada Lansia Di Balai k Depresi Depresi Depresi Depresi
Ringan Sedang Ringan Sedang
Perlindungan Sosial Tresna Werdha n % n % n % n %
Ciparay Bandung Tahun 2016 1 Usia
60-74 7 47.2 2 11.8 7 41.2 2 11.8
5. Tabulasi Silang Karakteristik Sampel 75-90 8 47.1 0 0.0 8 47.1 0 0.0
Dan Tingkat Depresi Pada Kelompok 2 JK
L 4 23.5 0 0.0 4 23.5 0 0.0
Kontrol Pengaruh Brain Gym Terhadap P 11 64.7 2 11.8 11 67.2 2 11.8
Tingkat Depresi Pada Lansia Di Balai 3 Pendi
dikan
Perlindungan Sosial Tresna Werdha TS 4 23.5 1 5.9 4 23.5 1 5.9
Ciparay Bandung Tahun 2016 SD 8 47.1 0 0.0 8 47.1 0 0.0
Tabel 4.5 SMP 1 5.9 1 5.9 1 5.9 1 5.9
Tabulasi Silang Karakteristik Sampel Dan Tingkat Depresi Pada SMA 1 5.9 0 0.0 1 5.9 0 0.0
Kelompok Kontrol Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat S1 1 5.9 0 0.0 1 5.9 0 0.0
Depresi Pada Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Tresna Berdasarkan tabel 4.6 pada kelompok
Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016 (n1 = 17, n2 = 17)
intervensi sebagian kecil dari responden
N Karak Kelompok Kontrol pada saat pretest yang berusia 60-74 tahun
o teristi Pretest Posttest
k Depresi Depresi Depresi Depresi
dan berjenis kelamin perempuan
Ringan Sedang Ringan Sedang mengalami depresi sedang berjumlah 2
n % n % n % n %
1 Usia
orang (11.8%) sedangkan pada saat posttest
60-74 10 58.82 3 17.6 1 58.8 3 17.6 terjadi penurunan tingkat depresi menjadi
0
75-90 2 11.8 1 5.9 2 11.8 1 5.9
depresi ringan berjumlah 2 orang (11.8%).
Diatas 1 5.9 0 0.0 1 5.9 0 0.0 Tak seorangpun dari responden yang
90
2 JK
berpendidikan SD/Sederajat mengalami
L 5 29.4 1 5.89 5 29.4 1 5.89 depresi sedang.
P 8 47.1 3 17.65 8 47.1 3 17.65
3 Pendi
dikan
TS 3 17.6 2 11.8 3 17.6 2 11.8
SD 6 35.3 2 11.8 7 41.2 1 5.9
SMP 3 17.6 0 0.0 3 17.6 2 11.8
SMA 1 5.9 0 0.0 1 5.9 0 0.0
Berdasarkan tabel 4.5 pada kelompok
kontrol sebagian kecil dari responden yang
berusia 60-74 tahun dan berjenis kelamin
perempuan pada saat pretest dan posttest
mengalami depresi sedang berjumlah 3
7. Hasil Uji Statistik Wilcoxon Saat 8. Hasil Uji Statistik Mann Whitney Saat
Pretest Dan Posttest Pada Kelompok Posttest Skor Geriatric Depression
Kontrol Dan Intervensi Pengaruh Brain Scale Pada Kelompok Kontrol dan
Gym Terhadap Tingkat Depresi Pada Intervensi Pengaruh Brain Gym
Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia
Tresna Werdha Ciparay Bandung Di Balai Perlindungan Sosial Tresna
Tahun 2016 Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016
Tabel 4.7 Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Wilcoxon Saat Pretest Dan Posttest Pada Hasil Uji Statistik Mann Whitney Saat Posttest Skor Geriatric
Kelompok Kontrol Dan Intervensi Pengaruh Brain Gym Depression Scale Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi
Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Balai Perlindungan Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di
Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016 (n1 = 17, Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
n2 = 17) Tahun 2016 (n1 = 17, n2 = 17)

Kelo Mean SD p Kelompok Z p


mpo Mean value
k Pre Post Pre Post value
test test test test Kontrol -4.249 0.000
Kon 7.94 6.35 -1.59 1.75 1.62 0.109
trol Intervensi
Inte 6.59 3.76 -2.82 1.66 1.71 0.000
rven
si Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas,
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, hasil didapatkan nilai Z -4.249. Nilai negatif
pretest dan posttest kelompok kontrol pada Z menyatakan bahwa Brain Gym
terdapat selisih -1.59 poin, sedangkan dapat menurunkan skor depresi pada lansia.
kelompok intervensi terdapat selisih mean Hasil Uji Statistik pada kelompok kontrol
pada pretest dan posttest sebanyak -2.82 dan intervensi diperoleh p value 0.000
poin. Didapatkan hasil bahwa p value dari (0.05), maka Ho ditolak yang artinya ada
kelompok kontrol 0.109 (>0.05) artinya pengaruh Brain Gym terhadap tingkat
tidak ada perbedaan tingkat depresi depresi.
sebelum dan setelah diberikan Brain Gym Pembahasan
pada kelompok kontrol. dan p value 1. Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum
kelompok intervensi 0.000 (<0.05) artinya Diberikan Brain Gym Di Balai
ada perbedaan tingkat depresi sebelum dan Perlindungan Sosial Tresna Werdha
setelah diberikan Brain Gym pada Ciparay Bandung Tahun 2016.
kelompok intervensi. Berdasarkan uraian tentang hasil
penelitian tingkat depresi pada lansia
sebelum diberikan Brain Gym
menunjukkan bahwa sebagian kecil
responden dalam hal ini lansia di Balai
Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay Bandung Tahun 2016
mengalami depresi sedang pada
kelompok kontrol berjumlah 23.5% dan
pada kelompok intervensi berjumlah
11.8%. Dimana nilai tersebut diperoleh
dari total responden berjumlah 34 orang
lansia.
Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat depresi pada
lansia salah satunya adalah usia. Ini wanita post menopause sistem
juga sesuai dengan hasil penelitian yang ovariumnya tidak mampu lagi
dilakukan oleh Panglipurethias (2015) merespon sinyal hormonal yang dikirim
yang berjudul Pengaruh Senam Otak dari otak, hal itu menyebabkan hormon
Terhadap Tingkat Depresi Lansia Di estrogen menjadi berkurang sehingga
Posyandu Lansia Aji Yuswa Ngebel wanita terutama post menopause lebih
Tamantirto Kasihan Bantul rentan terhadap depresi. Selain itu
menyatakan bahwa penurunan fungsi wanita lebih sering terpajan dengan
otak akan bertambah berat seiring stresor lingkungan dan ambangnya
dengan bertambahnya usia yang dapat terhadap stresor lebih rendah bila
meningkatkan gejala depresi pada dibandingkan dengan pria. hal ini
lansia. didukung oleh penelitian yang
Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6, usia dilakukan oleh Zhou (2015) yang
terbanyak yang mengalami depresi menyatakan bahwa angka kejadian
adalah 60-74 tahun baik pada kelompok depresi lebih banyak terjadi pada lansia
kontrol maupun kelompok intervensi. perempuan dibanding lansia laki-laki.
Hal ini dapat disebabkan karena depresi Selain itu, pendidikan merupakan
mampu menjadi kronis apabila depresi salah satu faktor yang mempengaruhi
muncul untuk pertama kalinya pada tingkat depresi pada lansia. Hal ini
usia 60 tahun ke atas (Durand dan dapat ditunjukkan oleh tabel 4.5 dan
Barlow, 2006). Hal ini didukung oleh tabel 4.6, dimana tingkat pendidikan
penelitian yang dilakukan oleh lansia terbanyak yang mengalami
Purbowinto & Kartinah, (2012) bahwa depresi pada saat pretest yaitu
semakin tua seseorang maka akan SD/Sederajat pada masing-masing
semakin banyak penurunan dan kelompok. Ini menunjukkan bahwa
perubahan psikologis yang dialami oleh tingkat pendidikan responden rendah.
lansia salah satunya yaitu depresi. Pendidikan akan mempengaruhi cara
Faktor lain yang dapat berpikir dan prilaku suatu individu
mempengaruhi tingkat depresi pada dimana dengan pendidikan lebih tinggi
lansia adalah jenis kelamin. akan lebih mudah menerima informasi.
Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6, jenis Pendidikan menjadi suatu tolak ukur
kelamin yang paing banyak mengalami kemampuan klien berinteraksi secara
depresi pada saat pretest adalah efektif. (Prasetya, 2010). Semakin
perempuan, baik pada kelompok rendah pendidikan lansia maka semakin
kontrol dan intervensi. Hal ini dapat rendah pengetahuan lansia dalam
disebabkan karena terjadinya transisi memecahkan masalah pada diri lansia.
fungsi reproduksi dan hormonal atau Hal ini dibuktikan dalam penelitian
menopause (Azizah, 2011) hal ini yang dilakukan oleh Wulandari (2011)
didukung dengan penelitian yang yang menunjukkan bahwa proporsi
dilakukan oleh Colangelo (2013) depresi pada lansia di panti werdha
insiden depresi pada wanita lebih tinggi berpendidikan berpendidikan
dibanding laki-laki hal ini berhubungan menengah.
dengan post menopause dan faktor WHO (2010) Menyatakan
hormonal dimana hormon estrogen dan prevalensi lansia didunia yang
androgen yang berperan menekan mengalami depresi sebanyak 7 juta
depresi wanita akan berkurang pada orang. Depresi dapat terjadi pada semua
saat post menopause, selain itu pada umur khususnya pada lansia, dimana
lansia merupakan kelompok yang Berdasarkan uraian tentang
rentan terhadap perubahan-perubahan hasil penelitian tingkat depresi pada
fisik dan psikososialnya serta depresi lansia setelah diberikan Brain Gym
merupakan masalah kesehatan yang menunjukkan bahwa sebagian kecil
paling banyak ditemukan pada lansia dari responden penelitian dalam hal
(Kompas, 2008). Lansia depresi akan ini lansia di Balai Perlindungan
menunjukkan tanda gejala seperti Sosial Tresna Werdha Ciparay
perasaan sedih yang berlebihan, Bandung Tahun 2016 pada saat post
murung, tidak bersemangat, perasaan test kelompok kontrol hanya ada 1
tidak berharga, merasa kosong, putus orang yang mengalami penurunan
harapan, selalu merasa dirinya gagal, tingkat depresi dari depresi sedang
sampai ada ide bunuh diri. depresi menjadi depresi ringan. Sedangkan
merupakan salah satu bentuk gangguan pada saat posttest kelompok
alam perasaan dengan gejala disfungsi intervensi terjadi penurunan tingkat
afek, emosi, pikiran, dan aktivitas depresi dengan jumlah lansia yang
umum (Copel, 2007). sama 2 orang dari depresi sedang
The National Old Peoples Walfare menjadi depresi ringan serta 15
Council di Inggris dalam Azizah (2011) orang dari depresi ringan menjadi
menyatakan bahwa penyakit atau tidak ada depresi.
gangguan nomor satu yang terjadi pada P value yang didapatkan pada
lanjut usia adalah depresi. Di Indonesia kelompok kontrol yaitu 0.109
sendiri depresi pada lansia masih belum (>0.05) yang berarti tidak ada
terdata dengan baik karena masih perbedaan tingkat depresi sebelum
terfokus pada masalah kesehatan fisik dan setelah diberikan Brain Gym
saja. Hal ini didukung juga oleh pada kelompok kontrol. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Assil & p value yang didapatkan pada
Zeiden (2011) dan Purbowinto & kelompok perlakuan yaitu 0.000
Kartinah (2012) menyatakan bahwa (<0.05) yang berarti ada perbedaan
pada lanjut usia merupakan masa tingkat depresi sebelum dan setelah
transisi dimana terjadi perubahan- diberikan Brain Gym pada
perubahan pada kehidupan lansia kelompok perlakuan.
dimana perubahan tersebut dapat Penurunan tingkat depresi pada
menyebabkan depresi. kelompok intervensi bisa
Sebagaimana dinyatakan oleh Iyus disebabkan karena lansia yang
yosep (2010) seseorang yang memasuki menjadi sampel penelitian masih
usia lanjut akan mengalami berbagai sering mengikuti aktivitas yang ada
perubahan terutama perubahan di panti, sering bersosialisasi
psikologis sehingga diharapkan lansia dengan lansia lainnya, dan juga bisa
dapat memperbanyak aktifitas fisik disebabkan karena gerakan Brain
termasuk olahraga untuk mencegah Gym ini sangat menyenangkan dan
terjadinya depresi. dapat membuat relaks tubuh, dan
2. Tingkat Depresi Pada Lansia depresi yang dialami lansia
Setelah Diberikan Brain Gym Di berkurang. Hal ini sesuai dengan
Balai Perlindungan Sosial Tresna teori Yanuarita (2012) yang
Werdha Ciparay Bandung Tahun menyatakan bahwa Brain Gym
2016. dapat bermanfaat untuk orang yang
sulit konsentrasi, kerusakan otak depresi sedang menjadi depresi
dan depresi. ringan berjumlah 2 orang dan dari
Dennison (2009) juga depresi ringan menjadi tidak ada
menyatakan Brain Gym memiliki depresi berjumlah 15 orang lansia
prinsip yaitu mengaktifkan 3 (tiga) Penelitian yang dilakukan oleh
dimensi otak. Dimensi pemusatan Travers (2014) juga menyatakan
dapat meningkatkan aliran darah ke bahwa dengan aktifitas fisik maka
otak, meningkatkan penerimaan akan mencegah terjadinya depresi
oksigen sehingga dapat dan dapat meningkatkan kualitas
membersihkan otak (menghilangkan hidup lansia. Salah satu aktifitas
pikiran-pikiran negatif, iri, dengki fisik yang dapat dilakukan untuk
dan lain-lain). Dimensi lateralis mencegah depresi yaitu dengan
akan menstimulasi kombinasi kedua Brain Gym. Brain Gym adalah
belahan otak yakni otak kiri dan serangkaian latihan berbasis
otak kanan (memperbaiki gerakan tubuh sederhana yang
pernafasan, stamina, melepaskan dibuat untuk merangsang otak kiri
ketegangan, mengurangi kelelahan dan otak kanan, merelaksasi
dan lain-lain). Dimensi pemfokusan belakang otak dan bagian depan
untuk membantu melepaskan otak merangsang sistem yang terkait
hambatan fokus otak (memperbaiki dengan perasaan/emosional, yakni
kurang perhatian, kurang otak tengah serta otak besar.
konsentrasi dan lain-lain). Dengan Brain Gym diharapkan
3. Pengaruh Brain Gym Terhadap lansia depresi yang memiliki pikiran
Tingkat Depresi Pada Lansia Di negatif dapat dihilangkan dan yang
Balai Perlindungan Sosial Tresna berperilaku tidak bersemangat,
Werdha Ciparay Bandung Tahun kurang konsentrasi, tidak
2016. melakukan aktivitas sehari-hari
Hasil penelitian yang dilakukan dapat termotivasi kembali dalam
diketahui bahwa pada kelompok pemenuhan kebutuhan fisik maupun
kontrol dan kelompok intervensi psikososialnya (Yanuarita, 2012).
diperoleh p value 0.000 (0.05) Gerakan-gerakan Brain Gym
yang menyatakan bahwa ada dapat mengaktifkan neocortex dan
pengaruh Brain Gym terhadap saraf parasimpatis untuk
tingkat depresi pada lansia. mengurangi peningkatan hormon
Berdasarkan dari hasil adrenalin dalam tubuh yang dapat
penelitian ini, diketahui bahwa dari meredakan ketegangan psikis
17 orang lansia pada kelompok maupun ketegangan fisik sehingga
kontrol hanya 1 orang lansia yang jiwa dan tubuh menjadi relaks dan
mengalami penurunan tingkat seimbang (Prasetya, 2010).
depresi dari depresi sedang menjadi Hasil penelitian ini
depresi ringan setelah diberikan menunjukkan bahwa kelompok
intervensi berupa Brain Gym, dan intervensi mendapatkan pengaruh
sisa nya yaitu berjumlah 16 orang yang signifikan dari terapi yang
responden tetap tidak ada diberikan dibanding dengan
perubahan. Sedangkan pada kelompok kontrol. Hal ini dapat
kelompok intervensi ditemukan dilihat dari p value masing-masing
penurunan tingkat depresi dari kelompok, dimana pada kelompok
kontrol didapatkan nilai p value 2. Sebelum diberikan Brain Gym, pada
sebesar 0.109 ( > 0.05) dan nilai p saat pretest didapatkan hasil bahwa
value kelompok intervensi sebesar kelompok kontrol yang mengalami
0.000 ( < 0.05). Hal tersebut depresi ringan berjumlah 13 orang,
menunjukkan pada kelompok depresi sedang berjumlah 4 orang.
kontrol tidak ada penurunan skor Sedangkan setelah diberikan Brain
GDS, sedangkan pada kelompok Gym, tingkat depresi lansia pada
intervensi secara signifikan terjadi kelompok kontrol yang mengalami
penurunan skor GDS karena adanya depresi ringan berjumlah 13 orang dan
intervensi. Selain itu pada depresi sedang berjumlah 4 orang
kelompok kontrol selisih mean menjadi depresi ringan berjumlah 14
sebesar -1.59 poin sedangkan pada orang dan depresi sedang berjumlah 3
kelompok intervensi selisih mean orang.
sebesar -2.82 poin. Dari hasil 3. Pada kelompok perlakuan didapatkan p
penelitian dan pembahasan ini dapat value 0.000 (<0.05) artinya ada
disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan tingkat depresi sebelum dan
Brain Gym terhadap penurunan setelah diberikan Brain Gym pada
tingkat depresi pada lansia dengan kelompok perlakuan.
nilai p value 0.000 ( 0.05) hal ini 4. Pada kelompok kontrol didapatkan p
menunjukkan bahwa Ho ditolak value 0.109 (>0.05) artinya tidak ada
yang berarti ada pengaruh Brain perbedaan tingkat depresi sebelum dan
Gym terhadap tingkat depresi pada setelah diberikan Brain Gym pada
lansia di balai perlindungan sosial kelompok kontrol.
tresna werdha ciparay bandung 5. Ada pengaruh Brain Gym terhadap
tahun 2016. tingkat depresi pada lansia di Balai
perlindungan sosial tresna werdha
KESIMPULAN DAN SARAN ciparay bandung tahun 2016 dengan
Kesimpulan nilai p value 0,000 ( 0.05).
Dengan memperhatikan hasil
penelitian dan pembahasan pada bab 4 Saran
maka dapat disimpulkan tentang Pengaruh 1. Bagi Tempat Penelitian
Brain Gym Terhadap Tingkat Depresi Diharapkan bagi tempat penelitian
Pada Lansia Di Balai Perlindungan Sosial dapat memperbaiki lagi kegiatan-
Tresna Werdha Ciparay Bandung Tahun kegiatan yang berkaitan dengan PHBS
2016 kesimpulan sebagai berikut : Tatanan sekolah serta fasilitas lengkapi
1. Sebelum diberikan Brain Gym, pada agar Sekolah bisa lebih menanamkan
saat pretest didapatkan hasil bahwa PHBS.
pada kelompok perlakuan yang 2. Bagi Peneliti
mengalami depresi ringan berjumlah 15 Dapat memperdalam pengetahuan
orang, depresi sedang berjumlah 2 tentang PHBS tatanan sekolah, dapat
orang. Sedangkan setelah diberikan mengaplikasikan berbagai teori yang
Brain Gym terjadi perubahan skor dan dipelajari sehingga selain berguna bagi
tingkat depresi dari depresi ringan pengembangan, pemahaman, penalaran
berjumlah 15 orang dan depresi sedang dan pengalaman peneliti.
berjumlah 2 orang menjadi tidak ada 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
depresi berjumlah 15 orang dan depresi Diharapkan peneliti selanjutnya
ringan berjumlah 2 orang. melakukan penelitian lebih lanjut
dengan faktor yang lainnya yaitu sikap,
tindakan/praktik, dan pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
terhadap PHBS tatanan sekolah Alimul, Hidayat, A, Aziz. (2007). Metode
Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arita, Murwani. (2011). Perawatan Pasien
Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi I.
Yogyakarta. Gosyen Publising.
Assil, S. M., & Zeidan, Z. A. (2013).
Prevalence of depression and
associated factors among elderly
Sudanese: A household survey in
khartoum State/Prevalence de la
depression et des facteurs associes
chez des soudanais ages : Enquete
aupres des manages dans letat de
Khartoum. Eastern Mediterranean
Health Journal, 19(5), 435-40.
Retrieved from
http://search.proquest.com/docvie
w/1370721563?accountid=38628
diakses pada 08 Agustus 2016.
Ayinosa. (2009). Brain Gym (Senam Otak).
Dari http://book.store.co.id/2009.
Azizah, Lilik, Marifatul. (2011).
Keperawatan Lanjut Usia. (Edisi
Pertama). Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Azwar, S. (2007). Metode Penelitian.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2010). Angka
Harapan Hidup Penduduk
Beberapa Negara (Tahun) 1995-
2015. Dari
https://www.bps.go.id/linkTabelSt
atis/view/id/1517
_________________. (2013). Statistik Fianti, Atiko. (2007). Brain Gym (Senam
Penduduk Lanjut Usia. Jakarta- Otak). Dari
Indonesia : Badan Pusat Statistik. http://atikofianti.wordpress.com/20
Dari 07/12/05/health-brain-gym-senam-
http://www.bappenas.go.id/files/54 otak/
13/9148/4109/Proyeksi_Penduduk
_Indonesia_2010-2035.pdf diakses Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis
pada 21 Januari 2016. Multivariate Dengan Program
IBM SPSS 19 (edisi kelima)
Colangelo, L.A., Craft, L.L., Ouyang, P., Semarang : Universitas
Liu, K., Schreiner, P.J., Dipenogoro.
Michos,E.D. (2013). Association
of Sex Hormones and SHBG with Hanafi, Abdullah. (2014). Pengaruh Terapi
Depressive Symptoms in Post- Brain Gym Terhadap Peningkatan
Menopausal Women the Multi- Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia
Ethnic Study of Atherosclerosis. Di Posyandu Lanjut Usia Desa
NIH Public Access, Dari Pucangan Kartasura. Surakarta :
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t Fakultas Ilmu Kesehatan
34688.pdf diakses pada 20 Januari Universitas Muhammadiyah
2016. Surakarta. Dari
http://eprints.ums.ac.id/32228/24/2
Copel, L.C. (2007). Kesehatan Jiwa & .NASKAH%20PUBLIKASI%2BL
Psikiatri, Pedoman Klinis Perawat EMBAR%20PENGESAHAN.pdf
(Psychiatric and Mental Health diakses pada 19 Januari 2016.
Care: Nurses Clinical Guide).
Edisi Bahasa Indonesia (Cetakan Hastono, S, P. (2007). Modul Analisis Data
Kedua). Alih Bahasa : Akemat. Kesehatan. Jakarta: FKM - UI.
Jakarta : EGC. (Tidak Dipublikasikan). Dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/1
Dennison, P,E., dan Dennison, G,E. (2008). 37268-T-
Brain Gym. Jakarta : PT Grasindo. Anton%20Surya%20Prasetya.pdf
diakses pada 02 Maret 2016.
___________________________. (2009).
Brain Gym Childrens Edition Hidayat, A, A, A. (2007). Metode
Revised Senam Otak Buku Penelitian Keperawatan dan
Panduan Lengkap. (Edisi Teknik Analisa Data. Jakarta:
Indonesia). Jakarta : PT. Gramedia. Salemba Medika.
Durrand, V. M. dan Barlow, D. H. (2006). Ibrahim, A, S. (2011). Gangguan Alam
Psikologi Abnormal. Alih Bahasa: Perasaan; Manik depresi, edisi
Linggawati Haryanto. Yogyakarta : pertama Tanggerang : Jelajah
Pustaka Pelajar. Nusa.
Ferry, Efendi. (2009). Keperawatan Kaplan, H, I., Sadock, B, J., and Grebb, J,
Kesehatan Komunitas:Teori Dan A. (2010). Sinopsis Psikiatri : Ilmu
Praktek dalam Keperawatan. Jilid Pengetahuan Perilaku Psikiatri
1. Jakarta : Salemba Medika. Klinis. Jilid satu. Editor : Dr. I.
Made Wiguna S. Jakarta : Bina
Rupa Aksara.
Komnas Lansia. (2011). Perlindungan bagi http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2
Lansia di Indonesia. Paper 0312784-S%2043163-
disajikan pada Kongres Nasional Determinan%20tingkat-
API-4 tanggal 9-11 April 2011. full%20text.pdf diakses pada 19
Makasar. Januari 2016.
Kompas (2008). Waspadai Depresi pada Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal
Lansia, dari : Usia Lanjut dan Perawatannya.
http://tekno.compas.com Jakarta : Salemba Medika.
Kusuma, Wahyu, Jati. (2014). Persepsi Mubarak, W, I & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Lansia Depresi Tentang Senam Keperawatan Komunitas
Otak (video) di Panti Wredha Pengantar dan Teori. Jakarta :
Griya Sehat Bahagia Salemba Medika.
Karanganyar. Surakarta : Stikes
Kusuma Husada. Dari Mubarak, et al. (2011). Ilmu Keperawatan
http://digilib.stikeskusumahusada.a Komunitas Konsep dan Aplikasi.
c.id/files/disk1/12/01-gdl- Jakarta : Salemba Medika.
rizkiwahyu-572-1-skripsi_-a.pdf
Mujahidullah, Khalid. (2012).
diakses pada 19 Januari 2016.
Keperawatan Gerontik.
Mackenzie, N., and Knipe, S. (2006). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Research dilemmas: Paradigms,
National Institute of Mental Health. (2010).
methods and methodology. Issues
Depression and College Students.
In Educational Research, 16(2),
NIMH: 1-8 dari
193-205. Dari
http://www.nimh.nih.gov/health/tri
http://www.iier.org.au/iier16/mack
als/index.shtml
enzie.html [30 mei 2010] diakses
pada 19 Januari 2016. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Mahajudin, M, S. (2007). Peran
Rineka Cipta.
Psikogeriatri dan Perawatan
Paliatif dalam upaya ____________. (2012). Promosi Kesehatan
meningkatkan Kesehatan para dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Lanjut Usia. Disampaikan dalam Rineka Cipta.
pidato pengukuhan Guru Besar
UNAIR, Surabaya. Dari Nugroho, Riant (2006). Kebijakan Publik
http://digilib.mercubuana.ac.id/ma untuk Negara-Negara Berkembang
nager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_ (Model-Model Perumusan
Artikel_422162434272.pdf diakses Implementasi dan Evaluasi).
pada 14 Maret 2016. Jakarta : PT.Elex Media
Komputindo.
Marta, O, F, D. (2012). Determinan
Tingkat Depresi Pada Lansia di Nugroho, W. (2008). Keperawatan
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Gerontik & Geriatrik, Edisi-3.
Mulia 4 Jakarta Selatan. Jakarta : Jakarta : EGC.
Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia. Dari _________. (2012). Keperawatan Gerontik
Dan Geriatrik, Jakarta : EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Purwaningsih, W. (2010). Asuhan
Keperawatan.edisi 3. Jakarta : Keperawatan Jiwa, Nuha Medika,
Salemba Medika. Yogyakarta.
Palestin. (2006). Ranah penelitian Sapardjiman, Kartini. (2007). Brain Gym
keperawatan gerontik. Dari (Senam Otak), (Online), Dari
http://ina-ppni.or.id/index.php (http://atikofianti.wordpress.com/2
007/12/05/health-brain-gym-
Panglipurethias, Dwi, Ayu. (2015) senam-otak/)
Pengaruh Senam Latih Otak
(Brain Gym) Terhadap Tingkat Sari, Kartika. (2012). Gambaran Tingkat
Depresi Lansia Di Pposyandu Depresi Pada Lansia di PSTW
Lansia Aji Yuswa Ngebel Budi Mulia 01 dan 03 Jakarta
Tamantirto Kasihan Bantul. Timur. Skripsi Tidak diterbitkan.
Yogyakarta : Fakultas Ilmu Jakarta : Fakultas Ilmu
Keperawatan Muhammadiyah. Keperawatan Universitas
Dari Indonesia, Dari
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t http://lontar.ui.ac.id/file?file=digita
53794.pdf diakses pada 20 Januari l/20308713-S%2043105-
2016. Gambaran%20tingkat-
full%20text.pdf diakses pada 20
Prasetya, Anton, Surya. (2010). Pengaruh Februari 2016.
Terapi Kognitif Dan Senam Latih
Otak Terhadap Tingkat Depresi Sastroasmoro, Sudigdo., dan Ismael,
Dengan Harga Diri Rendah Pada Sofyan. (2008). Dasar-dasar
Klien Lansia Di Panti Tresna Metodologi Penelitian Klinis.Edisi
Wredha Bakti Yuswa Natar ke-3. Jakarta : Sagung Seto.
Lampung. Jakarta : Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sheikh, Jl, Yesavage, J, A. (1986).
Indonesia. Dari Geriatric Depression Scale(GDS):
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/1 recent evidence and development
37268-T- of a shorter version. Clin Gerontol.
Anton%20Surya%20Prasetya.pdf 1986 June;5(1/2):165-173, Dari
diakses pada 17 Januari 2016. https://www.healthcare.uiowa.edu/
igec/tools/depression/GDS.pdf
Priyoto. (2015). NIC dalam Keperawatan diakses pada 08 April 2016.
Gerontik. Jakarta : Salemba
Medika. Sholikhin, Trilistya. (2006). Tingkat
depresi korban tanah longsor di
Purbowinto, Sri Eko., & Kartinah (2013). Banjarnegara. Fakultas
Pengaruh terapi musik keroncong Kedokteran Universitas
terhadap penurunan ringkat depresi Dipenogoro. Semarang, .Dari
pada lansia di PSTW Budi Luhur https://core.ac.uk/download/files/3
Yogyakarta. Dari 79/11721196.pdf diakses pada 24
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t Januari 2016.
53794.pdf diakses pada 25 Januari
2016. Stanley, M., dan Beare, P, G. (2006). Buku
Ajar Keperawatan Gerontik,
Jakarta : EGC.
_______________________. (2007). Buku http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t
ajar keperawatan gerontik. Edisi 2. 53794.pdf diakses pada 21 Januari
Jakarta : Penerbit Buku 2016.
Kedokteran EGC.
WHO. (2010). World Health Statistik 2009.
Stikes Bhakti Kencana Bandung Program France. Dari :
Studi Ners. (2016). Buku Panduan http://www.who.int/healthinfo/stati
Penulisan Dan Penyusunan stics/programme/en/index.html
Skripsi, Bandung.
Wiwin, Priyantari. (2011). Konsep Dasar
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian dan Asuhan Keperawatan
Pendidikan. Pendekatan Homecare dan Komunitas,
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Fitramaya, Yogyakarta, Dari
Bandung : Alfabeta. http://digilib.stikeskusumahusada.a
c.id/files/disk1/14/01-gdl-
Supriani, Anik. (2011). Tingkat Depresi rizkiwahyu-657-1-artikel-f.pdf
Pada Lansia Ditinjau Dari Tipe diakses pada 08 Februari 2016.
Kepribadian dan Dukungan Sosial
(Studi Kasus di UPT Panti Werdha Wulandari, A.F.S. (2011). Kejadian dan
Mojopahit Mojokerto Dan tingkat depresi pada lanjut usia :
Jombang). Tesis. Program Studi studi perbandingan di panti werda
Magister Kedokteran Keluarga. dan komunitas. Dari
Program Pascasarjana Universitas http://eprints.undip.ac.id/32877/Ay
Sebelas Maret Surakarta. Dari u_Fitri.Pdf diakses pada 10 April
https://core.ac.uk/download/files/4 2016.
78/12347568.pdf diakses pada 04
Maret 2016. Yanuarita, F, A. (2012). Memaksimalkan
Otak Melalui Senam Otak (Brain
Sustyani, R, Indriati, P, Supriyadi. (2012). Gym). Yogyakarta: Teranova
Hubungan antara Depresi dengan Books.
Kejadian Insomnia pada Lanjut
Usia di Panti Wredha Harapan Yosep, Iyus. (2010). Keperawatan Jiwa.
Ibu.Dari : Bandung: Refika Aditama.
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.i
Zhou, X., Bi, B., Zheng, L., Li, Z., Yang,
d/
H., Song, H., & Sun, Y (2014) The
Tamher, S, Noorkasiani. (2011). Kesehatan prevalence and risk factors for
Lanjut Usia dengan Pendekatan depression symptoms in a rural
Asuhan Keperawatan. Jakarta : Chinese sample population. PLoS
Salemba Medika. One, 9(6). Dari
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t
Travers, B. B., Moraes, H., Deslandes, A. 53794.pdf diakses pada 19 Agustus
C., & Laks, J. (2014). Impact of 2016.
phsycal exercise on quality of life
of older adults with depression or
alzheimers disease: A systematic
review. Trends in Psychiatry and
psychotherapy, 36(3), 134-139.
Dari

Anda mungkin juga menyukai