Anda di halaman 1dari 3

Nama : NANIK SARYATI HUTABARAT

Nim : 1711113669
Angkatan : A 2017 3

Jurnal 1

Judul Jurnal :Efektivitas Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Pada Lansia di Kelurahan Wonosari Semarang

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
(PERKENI, 2011). Di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama
yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Penyakit Diabetes Mellitus jika tidak
segera ditangani akan menimbulkan komplikasi jangka panjang meliputi penyakit
makrovaskuler (seperti penyakit jantung koroner, pembuluh darah kaki dan pembuluh darah
ke otak) dan penyakit mikrovaskuler (nefropati, retinopati dan neuropati).Tindakan
keperawatan yang bisa dilakukan untuk memodifikasi pada keluarga yang menderita diabetes
adalah dengan melakukan aktifitas fisik misalnya olahrga. Olahraga sangat efektif dalam
pengaturan kadar glukosa darah adalah senam (Anggriyana, 2010). Salah satu penanganan
supaya gula darah stabil dilakukan olahrga salah satunya adalah senam ergonomik. Senam
ergonomik adalah senam fundamental yang gerakannya sesuai dengan susunan dan fungsi
fisiologis tubuh. Senam ergonomik merupakan kombinasi dari gerakan otot dan pernafasan.
Senam ergonomik merupakan suatu teknik senam untuk mengembalikan atau membetulkan
posisi dan kelenturran system saraf dan aliran darah. Memaksimalkan suplai oksigen ke otak,
membuka system kecerdasan, system keringat, system pemanas tubuh, sistem pembakaran
asam urat, kolesterol, gula darah, asam laktat, system kesegaran tubuh, dan system kekebalan
tubuh (Kompas, 2012). Gerakan-gerakan senam ergonomik akan membantu dalam penurunan
kadar gula darah. Dengan gerakan-gerakan senam ergonomik yang terdiri dari lima gerakan
dasar dan satu penutup. Masing-masing gerakan ini mempunyai banyak manfaat yang luar
biasa dalam pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan. Melakukan senam ergonomik
secara rutin, minimal selama dua minggu, akan melatih tubuh untuk melakukan gerakan fisik
(Syauqi, 2012).. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 responden didapatkan kelompok
usia terbanyak yang mengalami kecemasan adalah 60-74 tahun sebanyak 20 responden
(100,0%). Pada umunya diabetes mellitus terjadi ada pada usia 30 tahun karena pada usia itu
kadar gula darah cenderung meningkat ringan, tetapi progresif setelah usia 50 tahun terutama
pada orang yang tidak aktif, obesitas dan jumlah selsel beta di dalam pankreas yang
memproduksi insulin cenderung menurun seiring bertambahnya usia (Smeltzer & Bare,
2002). Diabetes mellitus pada lansia dikarenakan lansia mengalami kemunduran fisik dan
mental yang menimbulkan banyak konsekuensi. Selain itu, sebagian besar lansia juga
mengalami masalah khusus yang memerlukan perhatian antara lain lebih rentan terhadap
komplikasi makrovaskular maupun mikrovaskular dari diabetes mellitus (Rochmah, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 responden, jenis kelamin yang paling banyak
mengalami diabetes mellitus adalah perempuan yaitu sebanyak 13 responden (65,0%),
sedangkan laki-laki hanya 7 responden atau (35,0%). Hal ini menunujukakan bahwa wanita
pada umumnya cenderung mudah terserang diabetes mellitus bila dibandingkan dengan pria,
dikarenakan wanita lebih banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya diabetes
seperti obesitas saat kehamilan, stress, kelelahan, serta makanan yang tidak terkontrol.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 responden, menunjukkan bahwa sebelum dilakukan
senam ergonomik pada lansia sebagian besar responden menglami diabetes mellitus sebanyak
20 orang (20,0%). Lansia yang mengalami diabetes mellitus dan kadar gula darah yang tinggi
terjadi karena perubahan fisiologi yang berhubungan dengan pertambahan usia, pola makan
dan jarang melakukan olahraga (Atun, 2010). Hal ini berarti bahwa senam ergonomik efektif
untuk menurunkan kadar gula darah pada lansia di Kelurahan Wonosari Semarang.

Jurnal 2

Judul Jurnal : Hipnosis Lima Jari dengan Pendekatan Spiritual Menurunkan Insomnia
pada Lansia

Pilihan pengobatan nonfarmakologis memiliki manfaat yang menguntungkan dan


bertahan lama dibandingkan dengan terapi farmakologis (Patel et al., 2018). Artinya terapi
non farmakologis berupa terapi hipnosis lima jari memiliki manfaat dan bertahan lama dalam
menurunkan kejadian insomnia. Terapi hipnosis lima jari ini tidak memiliki efek samping.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi et al (2018) bahwa terapi hipnosis lima jari dapat
mempengaruhi kualitas tidur pasien kanker payudara. Hipnosis lima jari dapat mempengaruhi
pernapasan, denyut jantung, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketegangan otot dan
koordinasi tubuh, dan memperkuat ingatan, meningkatkan produktivitas suhu tubuh, serta
mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan stres. Sebagian besar perubahan fisiologis
terjadi akibat aktivitas dua sistem neuroendokrin yang dikendalikan oleh hipotalamus yaitu
sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Menurut Mahoney, (2007, dalam Hastuti &
Arumsari, 2015) menyatakan bahwa hipnosis lima jari merupakan self hypnosis yang mampu
memberikan efek relaksasi yang tinggi, sehingga mengurangi atau menurunkan tingkat
ketegangan dan stress yang ada dalam pikiran seseorang (Affandi, 2017). Sedangkan menurut
Simatupang & Putri (2015), relaksasi hipnosis lima jari menurunkan cemas dengan cara
menciptakan suatu sugesti kepada individu yang akan dihipnosis Hipnosis lima jari sangat
efektif untuk menurunkan kejadian insomnia jika dilakukan secara rutin dan teratur. Teknik
ini menciptakan tanggapan emosional dan efek yang menenangkan. Terapi hipnosis ini
bertujuan membantu menyelesaikan masalah pikiran/emosi yang dirasakan oleh penderita
insomnia atau susah tidurdengan cara mengatasi penyebab masalah yaitu penyebab aktifnya
pikiran saat waktunya istirahat tidur. Seseorang dapat belajar kembali merasakan peristiwa
dalam kehidupannya yang menyenangkan melalui bayangan yang dihadirkan kembali. Ketika
seseorang dalam keadaan terhipnosis akan merasakan tingkat relaksasi yang tinggi, pikiran
dan perasaan pasien terfokus pada suatu kondisi yang terpisah dari lingkungan. Ketegangan
otot dan ketidaknyaman akan dikeluarkan sehingga tubuh menjadi rileks dan nyaman.
Perasaan yang dirasakan penderita saat ini misalnya kecemasan, takut,gelisah atau apapun
emosi tersebut belum tentu merupakan akar permasalahan sebenarnya (Rizkiya et al., 2017).
Terapi nonfarmakologis lain untuk menangani insomnia pada lansia adalah dengan
pendekatan spiritual. Spritual berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani batin).
Lansia yang memilikipengalaman spiritual yang lebih banyak setiap hari, umumnya jarang
memiliki masalah kesehatan. Artinya lansia menjadi jarang mengalami gangguan kesehatan
secara fisik seperti insomnia (Sharifi, Moeini, Bromand, & Binayi, 2019). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Silveira, Giacomin, Dias, & Firmo (2018) bahwa pengalaman religius
memberikan manfaat bagi lansia untuk penyembuhan terhadap keluhan yang dialami lansia.
Beberapa hasil penelitian dengan pendekatan spiritual pada lansia yang mengalami insomnia,
maka didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan kualitas tidur pada lansia (Arnata,
Rosalina, & Lestari, 2018). Penanganan masalah kesehatan mental pada lansia dengan
menekankan dimensi spiritual memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan lansia
(Heidari, Borujeni, Abyaneh, & Rezaei, 2019). Pada penelitian ini, peneliti menggabungkan
hipnosis lima jari dengan Do’a sebelum tidur. Doa sebelum tidur merupakan salah satu aspek
spiritual. Bagi orang Islam, ada beberapa amalan yang dianjurkan, sebagaimana dicontohkan
Nabi Muhammad SAW, yaitu membaca surat Al Ikhlas, membaca sholawat kepada nabi,
beristighfar bagi kaum muslimin dan muslimat, bertasbih dan juga hendaknya membaca do’a
tidur. Bila kedua aspek ini dapat dilakukan oleh lansia yang mengalami insomnia, maka
masalah gangguan tidur akan teratasi karena tercapai kedamaian hati akan dan bernilai
ibadah. Peneliti menggabungkan terapi hipnosis dan pendekatan spiritual secara Islam dalam
menangani insomnia pada lansia karena seluruh responden dalam penelitian ini beragam
Islam. Pada penelitian ini, terapi hipnosis lima jari dengan pendekatan spiritual efektif
menurunkan insomnia pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai