Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No.

1, Februari 2018

Penelitian
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP
TINGKAT STRES PADA LANSIA DI RUANG RAWAT
INAP RSU BHAYANGKARA TEBING-TINGGI

Deddy S Sagala
Dosen Prodi S1Keperawatan, STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan;

E-mail: deddyspsagala@gmail.com

ABSTRAK

Relaksasi Benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi pernafasan dengan melibatkan
faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu
pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahtraan yang lebih tinggi (Benson & Proctor 2000, dalam
Purwanto, 2014). Kelebihan latihan tehnik relaksasi dari pada latihan yang lain adalah latihan relaksasi
lebih mudah dilakukan bahkan dalam kondisi apapun serta tidak memiliki efek samping apapun (Deleon,
1999). Disamping itu kelebihan dari tehnik relaksasi lebih mudah dilaksanakan oleh pasien, dapat
menekan biaya pengobatan, dan dapat digunakan untuk mencegah terjadinya stres. Sedangkan kita tahu
pemberian obat-obatan kimia dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang dapat
membahayakan pemakainya seperti gangguan pada ginjal (Yosep, 2015). Jenis penelitian yang di
gunakan pada penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Desaign dengan rancangan one group pretens-
posttenst.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien lansia yang menjalani rawat inap di RSU
Bhayangkara Tebing-tinggi. Jumlah populasi pasien lansia bulan Maret ±2017 sebanyak 43
orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling, metode pengumpulan
data dengan intervensi secara langsung menggunakan lembar observasi pengukuran tingkat stress yang
diperoleh dari hasil Depression Anxiety Stres Scale (DASS) yang sudah di modivikasi oleh peneliti yang
terdiri dari 14 pertanyaan yang bersifat tertutup Analisa data dengan menggunakan uji wilcoxon Signed
Ranks Test didapatkan selisih mean rank > 10; p>0.005 Hal ini menunjukkan ada pengaruh Tekhnik
relaksasi benson Terhadap Tingkat Stress Pada Lansia yang Menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit
Umum Bhayangkara Tebing Tinggi Tahun 2017. Untuk itu diharapkan kepada Perawat dapat berperan
dalam memaksimalkan hajat hidup lansia dengan cara pemberian perawatan secara holistik untuk
meningkatkan kualitas kesehatan bagi populasi penduduk lansia (Gustiputrijayanti, 2016).

Kata kunci: Teknik Relaksasi Benson, tingkat stres, lansia, rawat inap

PENDAHULUAN juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar 71,1


tahun (Tjiptadinata Efendi, 2016)
Kantor Kementerian Koordinator Stres pada lansia dapat didefinisikan
Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan sebagai tekanan yang diakibatkan oleh
, jika tahun 1980 Usia Harapan Hidup stresor berupa perubahan-perubahan yang
(UHH) 52,2 tahun dan jumlah lansia menuntut adanya penyesuaian dari lansia.
7.998.543 orang (5,45%) maka pada tahun Tingkat stres pada lansia berarti pula tinggi
2006 menjadi 19 juta orang (8,90%) dan rendahnya tekanan yang dirasakan atau
UHH juga meningkat (66,2 tahun). Pada dialami oleh lansia sebagai akibat dari
tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di stresor berupa perubahan-perubahan baik
Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77 fisik, mental, maupun sosial dalam
% dan UHH sekitar 67,4 tahun. Sepuluh kehidupan yang dialami lansia (Indriana,
tahun kemudian atau pada 2020 perkiraan 2010). Beberapa faktor-faktor yang
penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 mempengaruhi stres pada lansia meliputi,
kondisi kesehatan fisik, kondisi psikologi,
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

keluarga, lingkungan, pekerjaan (Fitria, adalah latihan relaksasi lebih mudah


2015). dilakukan bahkan dalam kondisi apapun
Adanya penurunan pada kondisi lansia, serta tidak memiliki efek samping apapun
maka akan mengalami perubahan aspek (Deleon, 1999). Disamping itu kelebihan
psikologis yang berkaitan dengan keadaan dari tehnik relaksasi lebih mudah
kepribadian Lansia. Karakteristik Lansia dilaksanakan oleh pasien, dapat menekan
yang di panti werdha dengan Lansia yang biaya pengobatan, dan dapat digunakan
bersama keluarga memiliki perbedaan untuk mencegah terjadinya stres. Sedangkan
karakteristik, karakteristik ini berpengaruh kita tahu pemberian obat-obatan kimia
pada perilaku yang dilakukan sehari-hari. dalam jangka waktu lama dapat
Karakteristik stres lansia di panti werdha menimbulkan efek samping yang dapat
dipengaruhi lingkungan internal. Lingkunga membahayakan pemakainya seperti
n internal dipersepsi individu berupa gejala gangguan pada ginjal (Yosep, 2015).
dan kekecewaan atau kemarahan pada anak Proses pernafasan yang tepat
atau keluarga. Seperti diketahui lansia merupakan penawar stres. Proses pernafasan
seharusnya berkumpul dengan keluarga merupakan proses masuknya O2 melalui
tetapi malah ditempatkan pada panti jompo saluran nafas kemudian masuk keparu dan
dan terdapat pula yang menginginkan untuk diproses kedalam tubuh, kemudian
tinggal karena tidak mempunyai tempat selanjutnya diproses dalam paruparu
tinggal dan keluarga, perasaan jauh dari tepatnya di bronkus dan diedarkan keseluruh
keluarga dan rasa terbuang dari orang-orang tubuh melalui pembuluh vena dan nadi
yang disayangi itulah yang membuat lansia untuk memenuhi kebutuhan akan O2.
merasa dirinya tersisih. Sehingga lansia Apabila O2 dalam otak tercukupi maka
yang ditempatkan di panti akan mengalami manusia berada dalam kondisi seimbang.
perubahan prilaku seperti mudah merasa Kondisi ini akan menimbulkan keadaan
kesal, tidak sabaran, pemarah, gelisah, rileks secara umum pada manusia. Perasaan
pendiam dan perubahan strategi koping rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk
dengan kondisi tersebut maka lansia akan menghasilkan Corticotropin Releasing
mudah mengalami stres (Rosita, 2014). Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang
Salah satu upaya untuk mengatasi stres kelenjar di bawah otak untuk meningkatkan
adalah dengan metode relaksasi. Hal itu produksi Proopioidmelanocortin (POMC)
karna dalam relaksasi terkandung unsur sehingga produksi enkephalin oleh medulla
penenangan diri. Teknik ini disebutnya adrenal meningkat. Kelenjar dibawah otak
relaksasi Benson yaitu suatu prosedur untuk juga menghasilkan Eendorphin sebagai
membantu individu berhadapan pada situasi neurotransmitter yang mempengaruhi
yang penuh stres dan usaha untuk suasana hati menjadi rileks. Meningkatnya
menghilangkan stress (Dalimartha 2008). enkephalin GDQ endorphin kebutuhan tidur
Relaksasi ada beberapa macam (Miltenbarge akan terpenuhi dan lansia akan merasa lebih
r, 2004) mengemukakan ada 4 macan rileks dan nyaman (Taylor, 2001 dalam
relaksasi yaitu relaksasi otot (progressive Risnas 2015).
muscle relaxation), pernafasan (diaphragmat Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
ic breathing), meditasi (attention-foccusing oleh peneliti pada tanggal 8 Maret 2017 di
exercises), dan relaksasi prilaku (behavioral Unit Rawat inap RSU Bhayangkara Tebing-
relaxation training). Tinggi, diperoleh informasi dari pegawai
Relaksasi Benson merupakan pengemb yang bertugas mengatakan bahwa kapasitas
angan metode respon relaksasi pernafasan Unit Rawat inap RSU Bgayangkara Tebing-
dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, Tinggi adalah 120 dan sekarang dihuni
yang dapat menciptakan suatu lingkungan sebanyak 40 lansia dengan rentang usia 60-
internal sehingga dapat membantu pasien 90 tahun yang tersebar pada 15 ruangan.
mencapai kondisi kesehatan dan kesejahtraa Hasil observasi dan wawancara pada 10
n yang lebih tinggi (Benson & Proctor 2000, lansia, didapatkan hasil: 6 lansia diantaranya
dalam Purwanto, 2014). Kelebihan latihan mengalami stres yaitu: 2 orang mengeluh
tehnik relaksasi dari pada latihan yang lain penyakitnya tidak kunjung sembuh, susah
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

tidur, sulit fokus terhadap apa yang Bahan masukan pengembangan dan
dikerjakan dan terlihat tidak bersemangat, 3 keterampilan yang berharga bagi
orang mengeluh kangen dengan suasana di peneliti, dalam menerapkan pengalama
rumah, jarang dijenguk keluarga, terkadang n ilmiah untuk penelitian dimasa
memilih sendiri dan menangis saat teringat mendatang. Selain itu juga menyediaka
dengan keluarga, dan 1 orang mengalami n informasi mengenai pengetahuan dan
stroke, merasa kebingungan saat ditanya sikap perawat dalam penggunaan
(pelupa), tidak bersemangat dan 4 lansia Tehnik Relaksasi Benson Terhadap
diantaranya tidak mengalami stres. Upaya Penurunan Tingkat Stress Pada Lansia
yang dilakukan perawat dalam menangani Yang Menjalani Rawat Inap Di Rumah
masalah ini adalah dengan kolaborasi Sakit Umum Bhayangkara Tebing-
memberikan obat-obatan seperti obat Tinggi.
penenang. Berdasarkan latar belakang 4. Bagi Penelitian Keperawatan
tersebut, dapat dirumuskan masalah Menambah informasi bagi penelitian
SHQHOLWLDQ VHEDJDL EHULNXW ³DGDNDK 3HQJDUXK keperawatan mengenai peran perawat
Teknik Relaksasi Benson terhadap tingkat dalam penerapan Tehnik Relaksasi
stres pada lansia di ruang rawat inap RSU Benson Terhadap Penurunan Tingkat
Bhayangkara Tebing-Tinggi Tahun 2017. Stress Pada Lansia Yang Menjalani
Rawat Inap, sehingga memberikan ide
Rumusan Masalah bagi penelitian keperawatan selanjutnya
Berdasarkan fenomena diatas dapat .
dirumuskan masalah penelitian yaitu METODE
³%DJDLPDQD Pengaruh Teknik Relaksasi
Benson Terhadap Penurunan Tingkat Stres Jenis Penelitian
Pada Lansia Yang Menjalani Rawat Inap Di Jenis penelitian yang di gunakan pada
Rumah Sakit Umum Bhayangkara Tebing- penelitian ini adalah Quasi Eksperimental
Tinggi ? Desaign dengan rancangan one group
pretens-posttenst. One group pretens-
Tujuan Penelitian posttenst adalah rancangan yang tidak ada
Tujuan penelitian ini adalah untuk kelompok bandingan (kontrol) namun sudah
mengidentifikasi Bagaimana Pengaruh dilakukan observasi pertama (pre test) yang
Teknik Relaksasi Benson Terhadap memungkinkan peneliti dapat menguji
Penurunan Tingkat Stres Pada Lansia Yang perubahan yang terjadi setelah adanya
Menjalani Rawat Inap Di Rumah Sakit eksperiment (post test) (Notoatmodjo,
Umum Bhayangkara. 2013). Sugiono (2014) menambahkan
bahwa pada rancangan one group pretest-
Manfaat Penelitian postest terdapat pretest (01) sebelum di beri
1. Bagi Lansia beserta keluarga perlakuan (X) dan kemudian di lakukan
Sebagai masukan pengetahuan untuk pengukuran atau postest (02) setelah
memberikan rasa nyaman dan mengatas perlakuan, sehingga hasil perlakuan dapat
i rasa stress akibat hospitalisasi yang diketahui lebih akurat, karena dapat
cukup lama. membandingkan dengan adanya sebelum
2. Bagi Rumah Sakit diberikan perlakuan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Perlakuan yang diberikan berupa
informas bagi pihak pelayanan kesehata interpensi relaksasi benson dengan
n untuk mengidentifikasi Pengaruh pengukuran (01 dan 02) yang di lakukan
Tehnik Relaksasi Benson Terhadap adalah tingkat stress pada lansia di RSU
Penurunan Tingkat Stress Pada Lansia Bhayangkara Tebing-tinggi. Alasan
Yang Menjalani Rawat Inap Di Rumah penelitian memilih jenis penelitian ini
Sakit Umum Bhayangkara Tebing- adalah untuk mengetahui pengaruh
Tinggi. intervensi berupa terapi relaksasi terhadap
3. Bagi Pendidikan Keperawatan tingkat stress tanpa membandingkan dengan
variabel kontrol. Untuk menentukan bahwa
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

hasil postest yang di peroleh pada akhir a. Responden yang bersedia menjalani
penelitian merupakan akibat dari intervensi, penelitian.
maka peneliti membatasi karakteristik b. Responden yang menjalani rawat
responden dengan beberapa kriteria. inap di RSU Bhayangkara Tebing-
Rancangan penelitian dapat di gambarkan tinggi.
dalam bagan berikut : c. Responden yang mengalami stress
dan sedang menjalani rawat inap di
Gambar 1. Rancangan penelitian pra RSU Bhayangkara Tebing-tinggi.
eksperimental pre-test dan post-test group d. Responden yang tidak dalam
design Pre test Perlakuan Post test pengobatan terapi.
2. Kriteria Eksklusi
O1 X O2 a. Responden yang tidak bersedia
diteliti.
Keterangan: b. Lansia yang mengalami permasalaha
X : perlakuan n pada sistem pernafasan (ASMA,
O1 : pre test (tingkat stress sebelum PPOK, TBC, Pneumonia).
intervensi terapi benson). c. Lansia yang sementara mengkons
O2 : post test (tingkat stress sesudah umsi obat tidur, kopi
intervensi terapi benson). alcohol dan susu hangat.
Berdasarkan tehnik sampling diatas,
Populasi Penelitian jumlah sampel yang terkumpul dalam
Populasi dalam penelitian adalah penelitian ini berjumlah 28 lansia yang
sekelompok subyek yang menjadi sasaran menjalani rawat inap di RSU Bhayangkara
penelitian (Notoatmodjo, 2013). Populasi Tebing-tinggi.
dalam penelitian ini adalah seluruh klien
lansia yang menjalani rawat inap di RSU Lokasi dan Waktu Penelitian
Bhayangkara Tebing-tinggi. Jumlah Penelitian ini di lakukan di Wilayah
populasi pasien lansia bulan Maret ±2017 Kerja RSU Bhayangkara Tebing-tinggi.
sebanyak 43 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April
sampai Mei 2017. Waktu penelitian dihitung
Teknik Penentuan Sampel mulai dari pembuatan proposal sampai
Teknik pengambilan sampel dilakukan penyusunan laporan dan publikasi
dengan menggunakan teknik non probability penelitian.
sampling yaitu teknik yang tidak memberika
n kesempatan yang sama bagi anggota Definisi Operasional
populasi untuk dapat di pilih menjadi Definisi operasional dalam penelitian
sampel. Pendekatan teknik non probabiliti ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
sampling yang di gunakan adalah purposive indenpenden dan variabel dependen.
sampling. Tehnik ini merupakan teknik Variabel indenpenden dalam penelitian ini
pengambilan sampel dengan pertimbangan adalah tehnik relaksasi benson, sedangkan
tertentu sesuai yang di kehendaki peneliti variabel dependennya adalah tingkat stress
sendiri (Setiadi, 2013). pada lansia.

Sampel Penelitian Pengumpulan Data


Sampel adalah sebagian yang dimbil Data primer
dari keseluruhan objek yang di teliti dan di Data primer adalah data yana diperoleh
anggap mewakili seluruh populasi (Notoatm peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan,
odjo, 2013). Jumlah sampel untuk penelitian survei, dan lain-lain ( Setiadi, 2013). Data
Quasi Eksperimenbisa minimal 30 responde primer pada penelitian ini adalah data hasil
n (Sugiono, 2014). Adapun kriteria penentua pengukuran tingkat stress yang diperoleh
n sampel dalam penelitian ini yakni : dari hasil kuisioner dalam penelitian ini
1. Kriteria Inklusi menggunakan Depression Anxiety Stres
Scale (DASS) yang sudah di modivikasi
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

oleh peneliti yang terdiri dari 14 pertanyaan 1. Laki-laki diberi kode 1


yang bersifat tertutup. Pada setiap peryataan 2. Perempuan diberi kode 2
subyek diminta untuk menjawab stiap b. Usia
pertanyaan yang sudah di tentukan yaitu 1. 12-25 tahun
sangat sering diberi skor 3, sering diberi 2. 26-45 tahun
skor 2, kadang diberi skor 1 dan tidak 3. 46-65 tahun
pernah diberi skor 0. Pada tahab 4. >65 tahun
pengambilan data, peneliti datang ke c. Pendidikan
ruangan subyek pada hari yang telah di 1. Pendidikan
tentukan sebelumnya dengan pihak ruangan 2. SD
rawat inap dan responden diminta untuk 3. SMP
mengisi kuisioner yang telah disediakan. 4. SMA
Pada saat pengambilan data, kepada sampel 5. PT
secara langsung sebelum dan setelah d. Status Pernikahan
terapiyang dicatat menggunakan lembar 1. Menikah
observasi. 2. Belum Menikah
3. Processing/Entry
Data sekunder Prosessing/entry merupakan proses
Data sekunder adalah data yang memasukan data kedalam tabel
diperoleh dari pehak lain, badan/instansi dilakukan dengan program yang ada
yang secara rutinmengumpulkan data dikomputer (Setiadi, 2013). Entry
(Setiadi, 2013). Data sekunder penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
berupa data klien lansia yang terdaftar di SPSS 18.
wilayah kerja RSU Bhayangkara Tebing- 4. Cleaning
tinggi. Cleaning merupakan teknik pembersiha
n data, data yang tidak sesuai dengan
Pengolahan dan Analisa Data kebutuhan akan dihapus (Setiadi,
Pengolahan data adalah langkah- 2013). Apabila semua data dari setiap
langkah yang dilakukan dalam penelitian sumber data atau responden selesai
setelah data diperoleh dari instrumen atau dimasukan, perlu dicek kembali untuk
pengumpulan data kemudian dilakukan melihat kemungkinan adanya kesalahan
penyusunan data, klasifikasi, hingga analisa pengkodean maupun ketidaklengkapan,
adata (Notoatmodjo, 2013). Kegiatan dalam kemudian dilakukan pembetulan atau
pengolahan dan analisa data adalah sebagai koreksi (Notoatmodjo, 2013).
berikut :
1. Editing Tehnik Analisa Data
Proses editing adalah pemeriksaan Hasil pengukuran dibandingkan untuk
daftar pertanyaan yang diperoleh dari menguji hipotesis dengan menggunakan
responden. Pemeriksaan daftar Analisa data yang digunakan adalah
pertanyaan ini dapat berupa anilisaunivariat untuk mengetahui distribusi
kelengkapan jawaban, keterbacaan frekuensi dari masing-masing variabel
tulisan, dan relevansi jawaban dari sedangkan analisa bivariat menggunakan uji
responden (Setiadi, 2013). t test versi 18 melaui SPSS (Standart
2. Coding Pengoperasin Sistem Statistik) sehingga
Coding adalah peroses mengubah data dapat diketahui pengaruh antara variabel
berbentuk kalimat atau huruf menjadi independen dengan dependen.
data angka atau bilangan. Pemberian Hipotesis alternatif (Ha) diterima jika
kode pada suatu penelitian akan Adanya Pengaruh Teknik Relaksasi Benson
membantu dalam proses data entry atau Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada
memasukan data (Notoatmodjo, 2013). Lansia Yang Menjalani Rawat Inap Di
Pemberian kode pada penelitian ini Rumah Sakit Umum Bhayangkara Tebing-
adalah sebagai berikut: Tinggi Tahun 2017, Hipotesis Ha di tolak
a. Jenis kelamin responden: (Ho) jika tidak adanya Pengaruh Teknik
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

Relaksasi Benson Terhadap Penurunan atelektasi paru, meningkatkan efesiensi


Tingkat Stres Pada Lansia Yang Menjalani batuk, mengurangi stress baik stress fisik
Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum maupun emosional yaitu menurunkan
Bhayangkara Tebing-Tinggi, yang diperoleh intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan
dari hasil perhitungan uji statistik lebih p- serta menurunkan tekanan darah sistolik dan
value> (0,05). diastolic.
Penelitian ini juga sejalan dengan
HASIL pernyataan Dalimartha (2008) menyatakan
bahwa salah satu upaya untuk mengatasi
Hasil penelitian ini untuk mengidentifik stres adalah dengan metode relaksasi. Hal itu
asi Pengaruh Teknik Relaksasi Benson karna dalam relaksasi terkandung unsur
Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada penenangan diri. Teknik ini disebutnya
Lansia Yang Menjalani Rawat Inap Di relaksasi Benson yaitu suatu prosedur untuk
Rumah Sakit Umum Bhayangkara Tebing- membantu individu berhadapan pada situasi
Tinggi Tahun 2017. yang penuh stres dan usaha untuk
menghilangkan stress.
Karakteristik Responden
Hasil analisis data secara statistik KESIMPULAN
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
tekhnik Pengaruh Tehnik Relaksasi Benson Berdasarkan hasil penelitian dapat
Terhadap Penurunan Tingkat Stress Pada ditarik kesimpulan bahwa adanya pengaruh
Lansia Yang Menjalani Rawat Inap Di tekhnik relaksasi benson sebelum dan
Rumah SakitUmum Bhayangkara sesudah diberikan intervensi pada lansia
TebingTinggi. yang menjalani rawat inap di rumah
Stres pada lansia dapat didefinisikan sakiumum bhayangkara tebingtinggi.
sebagai tekanan yang diakibatkan oleh
stresor berupa perubahan-perubahan yang SARAN
menuntut adanya penyesuaian dari lansia.
Tingkat stres pada lansia berarti pula tinggi 1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
rendahnya tekanan yang dirasakan atau Hasil penelitian ini menunjukkan ada
dialami oleh lansia sebagai akibat dari pengaruh teknik relaksasi benson
stresor berupa perubahan-perubahan baik terhadap tingkat stres Lansia. Selain itu,
fisik, mental, maupun sosial dalam dapat juga dikembangkan dalam
kehidupan yang dialami lansia (Indriana, kurikulum mata ajar keperawatan
2010). Beberapa faktor-faktor yang gerontik untuk dijadikan sebagai salah
mempengaruhi stres pada lansia meliputi, satu intervensi keperawatan dalam
kondisi kesehatan fisik, kondisi psikologi, upaya menurunkan tingkat stress lansia
keluarga, lingkungan, pekerjaan (Fitria, yang menjalani rawat inap.
2015). 2. Bagi Rumah Sakit
Relaksasi Benson merupakan Hasil penelitian ini menunjukkan ada
pengembangan metode respon relaksasi pengaruh teknik relaksasi benson
pernafasan dengan melibatkan faktor terhadap tingkat stres lansia, untuk itu
keyakinan pasien, yang dapat menciptakan melalui bidang pendidikan dan latihan
suatu lingkungan internal sehingga dapat Rumah Sakit Bhayangkara bekerja
membantu pasien mencapai kondisi sama dengan bidang keperawatan
kesehatan dan kesejahtraan yang lebih tinggi dipandang perlu mengembangkan
(Benson & Proctor 2000, dalam Purwanto, program pelatihan perawat agar
2014). berkompeten di bidang tekhnik
Penelitian ini sejalan dengan relaksasi benson.
pernyataan Soeharto (2009) menyatakan 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam Bagi penelitian selanjutnya perlu
adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, dilakukan penelitian seperti ini kembali
memelihara pertukaran gas, mencegah dengan jumlah sampel yang lebih
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4, No. 1, Februari 2018

banyak sehingga dapat memberikan Maryam, S, dkk. (2011). Mengenal usia


power yang lebih tinggi lagi,. lanjut & perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA National Safety of Council. (2004).
Manjemen stres. Jakarta: EGC.
Dalimartha, S., dkk. (2008). Care your self Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
hipertensi. Cetakan 1. Jakarta: Penebar penelitian kesehatan. Edisi Revisi.
Plus. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmojo & Martono. (2004). Buku ajar Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). penelitian klinis. Jakarta: EGC.
Jakarta: FKUI. Nugroho. (2000). Keperawatan gerontik.
Dempsey, P. A.& Arthur D. D. (2002). Riset Jakarta: EGC.
keperawatan buku ajar & latihan. Edisi Nursalam, P.S. (2008). Pendekatan praktis
4. Jakarta: EGC. metodologi riset keperawatan. Jakarta:
Fitria. (2007). Prinsip Dasar dan Aplikasi Sagung Seto.
Penulisan Laporan Pendahuluan dan Nursalam. (2003). Konsep & penerapan
strategi pelaksanaan tindakan keperaw metodologi penelitian ilmu
atan. Jakarta: SalembaMedika. keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Handoyo. (2004). Meditasi dan Muara Hati. Patrick, Jeff and Dyck, Murray
Jakarta: P.T Jakarta. andBramston, Paul. (2010). Depression
Henry and John. (2005). The short-form Anxiety Stress.
version of the Depression Anxiety Potter & Perry. (2005). Fundamental
Stress Scales (DASS-21): Construct keperawatan. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
validity and normative datain a large Prabowo, Hendro. (2007). Tritmenmeta
non- clinical sample. British Journal of music untuk menurunkan stress.
ClinicalPsychology, 44, 227±239. Proceeding pesat (psikologi, ekonomi,
Hidayat. (2004). Model konsep dan teori sastra, arsitek, &sipil) auditorium
keperawaan. Jakarta: EGC. kampus gunatama, 21-22.
Indriani Y. (2010). Tingkat stress lansia Purwanto, S.2006. Relaksasi dzikir. Jurnal
dipanti werdha pucanggading semarang psikologi universitas Muhammadiayah
. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 8, no. 2. semarang, 18(1), 6-48.
Lumbotobing. (2006). Kecerdasan pada Risnas, N. (2005). Pengaruh relaksasi
usia lanjut dan dementia. Jakarta: benson terhadap pemenuhan kebutuhan
FKUI. tidur pada lansia. Jurnal kesehatan, 1-
26.

Anda mungkin juga menyukai