Anda di halaman 1dari 28

TUGAS

LITERATUR REVIEW
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
RHEUMATOID ATHRITIS

Oleh :

Deti Gusvena Sugiantari


NIM P07220420011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERWATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rheumatoid Arthtritis (RA) merupakan gangguan autoimun kronis di mana sistem


kekebalan tubuh menyerang sendi, mengarah kepada peradangan, erosi (pengikisan), dan
kelainan bentuk (Di et al., 2016). Rheumathoid Arthtritis sendiri merupakan penyakit
yang berada di peringkat ke-42 tertinggi yang dapat menyebabkan kecacatan, dengan
morbiditas wanita dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan laki- laki (Dargham et
al., 2018). Prevalensi penyakit Rheumatoid Arthtritis (RA) di seluruh dunia sekitar 0,5%
hingga 1% di antara orang dewasa (Handa et al., 2016). Menurut organisasi kesehatan
dunia WHO (World Health Organization) pada tahun 2016 dalam Widiastuti (2017)
dilaporkan bahwa angka kejadian Rheumathoid Arthtritis di dunia pada tahun 2016
mencapai 20% penduduk dunia dimana, 5-10 % adalah mereka yang berusia 5-20 tahun
dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun. Para peneliti Rheumatoid Arthtritis telah
mencatat bahwa prevalensi di Amerika Utara dan Eropa dapat lebih tinggi dibandingkan
prevalensi di Asia. Tidak jelas apakah hasil prevalensi ini diakibatkan perbedaan letak
geografis, genetik, faktor lingkungan atau metode penelitian yang digunakan (Handa et
al., 2016).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh WHO SAGE (World Health
Organization Study on Global Ageing and Adult health) (2017) melaporkan jumlah
prevalensi penyakit Rheumatoid Arthtritis di 6 negara penghasilan menengah hingga
rendah antara lain Cina sebanyak 15.050 (33,6%), Ghana sebanyak 5573 (12,5%), India
sebanyak 12.198 (27,3%), Meksiko sebanyak 2752 (6,1%), Rusia sebanyak 4947
(11,1%), dan Afrika Selatan sebanyak 4227 (9,5%). Sedangkan, berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan GHERG (Global Health Epidemiolgy Reference Group) pada
tahun 2015 angka prevalensi yang terjadi di negara berpenghasilan menengah kebawah
khususnya di Asia Tenggara mencapai angka 0,40% (Rudan et al., 2015).
Prevalensi penderita penyakit sendi di Indonesia sendiri dapat dikatakan cukup
tinggi, pada usia 45-54 tahun sebanyak 11,1%, usia 55-64 tahun 15,5%, usia 65-74 tahun
sebanyak 18,6% sedangkan usia lebih dari 75 tahun sebanyak 18,9%. Sedangkan, secara
spesifik prevalensi penderita penyakit sendi dijawa tengah sendiri berdasarkan
wawancara berdasarkan diagnosis dengan dokter sebanyak 5,5% (KEMENKES, 2018).
Penyakit Rheumatoid Arthtritis umumnya disertai dengan rasa nyeri, peradangan
dan kekakuan sendi pada pagi hari (Iltchev et al., 2016). Berdasarkan hasil penelitian
terakhir dari Zeng QY ( 2008 ) dalam Muhlisin (2015), prevalensi nyeri rematik di
Indonesia mencapai angka 23,6% hingga 31,3%. Seiring berjalannya waktu penyakit
Rheumatoid Arthtritis yang bertahun-tahun dapat menyebabkan kelemahan, kecacatan
dan bahkan kematian di usia muda (Iltchev et al., 2016). Jika peradangan pada penyakit
Rheumatoid Arthtritis tidak terkendali, maka dapat menyebabkan rusaknya tulang rawan,
jaringan elastis yang menutupi ujung tulang dalam sendi, serta tulang itu sendiri. Seiring
berjalannya waktu, Rheumatoid Arthtritis juga dapat mengakibatkan rusaknya tulang
rawan, jarak sendi antara tulang bisa menjadi lebih kecil, mengakibatkan rasa nyeri,
gangguan mobilitas, Serta dapat mengakibatkan kelainan bentuk sendi yang tidak dapat
kembali lagi (Arthritis Foundation, 2019).
Di jaman yang semakin modern ini terapi guna mengurangi nyeri yang dialami
penderita Rheumatoid Arthtritis dapat dilakukan secara non farmakologi, metode non
farmakologi ini digunakan karena memiliki resiko yang lebih rendah digunakannya terapi
non farmakologi ini sendiri bukan sebagai pengganti obatobatan namun, terapi ini
digunakan untuk mempersingkat episode nyeri yang dirasakan pasien (Andriani, 2016).
Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan pasien antara lain, kompres hangat, kompres dingin, relaksasi napas
dalam, guide imagery serta senam rematik (Afnuhazi, 2018).
Senam rematik adalah metode gerak tubuh yang digunakan untuk mempertahankan
dan meningkatkan status fungsional untuk meningkatkan kebugaran dan mengurangi
nyeri pada penderita Rheumatoid Arthtritis. Senam rematik adalah senam yang berfokus
pada gerak sendi sambil meregangkan otot, dan menguatkan otot karena otot tersebut
yang membantu sendi menopang tubuh (Afnuhazi, 2018).
B. Rumusan Masalah (Pertanyaan Klinis) Menggunakan PICO
Problem
Nyeri sendi pada pasien rheumatoid arthritis (RA)

Intervention
Intervensi senam rematik

Comparasion
Terdapat perbandingan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol

Outcome
Berdasarkan Tabel di atas didapatkan bahwa dari uji Independen dengan nilai p value
<0.05 maka Ho diterima, artinya ada perbedaan tingkat nyeri pada pasien rheumatoid
arthritis kelompok intervensi dan kelompok control, menunjukkan bahwa terjadi
penurunan nyeri pada pasien rheumatoid arthritis setelah dilakukan senam rematik.
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh senam rematik terhadap
tingkat nyeri pada pasien rheumatoid arthritis.

D. Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini adalah terdapat intervensi keperawatan dalam
mengurangi nyeri sendi pada pasien rheumatoid arthritis.
BAB II

TELAAH JURNAL

A. DESKRIPSI JURNAL :
JUDUL JURNAL 1
PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN SENAM REMATIK TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA RHEUMATOID
ARTHRITIS DI DESA MANCASAN KEC.BAKI KAB.SUKOREJO

Bela Arfitasari (2020)

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL


Apa masalah penelitian?

Nyeri pada pasien rheumatoid arthritis

Seberapa besar masalah tersebut?

Rheumathoid Arthtritis sendiri merupakan penyakit yang berada di peringkat ke-42 tertinggi
yang dapat menyebabkan kecacatan, dengan morbiditas wanita dua kali lipat lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki (Dargham et al., 2018). Prevalensi penyakit Rheumatoid
Arthtritis (RA) di seluruh dunia sekitar 0,5% hingga 1% di antara orang dewasa (Handa et al.,
2016). Menurut organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) pada tahun
2016 dalam Widiastuti (2017) dilaporkan bahwa angka kejadian Rheumathoid Arthtritis di
dunia pada tahun 2016 mencapai 20% penduduk dunia dimana, 5-10 % adalah mereka yang
berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun. Para peneliti Rheumatoid
Arthtritis telah mencatat bahwa prevalensi di Amerika Utara dan Eropa dapat lebih tinggi
dibandingkan prevalensi di Asia. Tidak jelas apakah hasil prevalensi ini diakibatkan
perbedaan letak geografis, genetik, faktor lingkungan atau metode penelitian yang digunakan
(Handa et al., 2016).

Dampak masalah jika tidak diatasi?

Jika peradangan pada penyakit Rheumatoid Arthtritis tidak terkendali, maka dapat
menyebabkan rusaknya tulang rawan, jarak sendi antara tulang bisa menjadi lebih kecil,
mengakibatkan rasa nyeri, gangguan mobilitas, Serta dapat mengakibatkan kelainan bentuk
sendi yang tidak dapat kembali lagi (Arthritis Foundation, 2019).
Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang
ada/kenyataan dengan harapan/target?

Kesenjangan yang terjadi ialah perawat mengharapkan pemberian intervensi yang


diberikan sesuai dengan target yang diharapkan yaitu penurunan intensitas nyeri pada
pasien rheumatoid arthtritis
Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti ?

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari senam rematik terhadap
intensitas nyeri pada pasien rheumatoid arthtritis di Desa Mancasan Kec. Baki
Kab.Sukoharjo tahun 2020.
Desain penelitian apa yang digunakan?

Quasi Eksperimental design

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :


Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu
intervensi ?

Terdapat kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Tidak dilakukan randomisasi

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan


randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?

Tidak dilakukan randomisasi

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?

Tidak di lakukan di dalam penelitian

Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan


perlakuan pada responden (responden tidak menyadari apakah sedang
mendapatkan intervensi yang diuji cobakan?

Tidak dilakukan masking dalam penelitian

Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat


mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau
control . Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.
Tidak dijelaskan dalam penelitian

POPULASI DAN SAMPEL


Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Populasi Target yaitu seluruh penderita rheumatoid arthtritis di Desa Mancasan


Kec.Baki Kab.Sukoharjo.

Populasi terjangkau yaitu seluruh penderita rheumatoid arthtritis di Desa Mancasan


Kec.Baki Kab.Sukoharjo.

Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita rheumatoid arthtritis di Desa Mancasan
Kec.Baki Kab.Sukoharjo.Kriteria inklusi dan eksklusi sampel tidak disebutkan dalam
penelitian.

Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi
target?

Sampel dipilih menggunakan tekhnik Purporsive Sampling.

Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel?

Sebanyak 30 orang pasien

PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA


Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?

Variabel dependen : intensitas nyeri pada pasien rheumatoid arthtritis


Variabel independen : Pengaruh senam rematik

Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi Numerical Rating Scale


(NRS) dengan proses penelitian sebelum dan sesudah dilakukan senam rematik
peneliti mengetahui pengukuran tingkat nyeri pada penderita rheumatoid arthtritis.

Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Lembar observasi Numerical Rating Scale (NRS)


Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah
peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang
digunakan untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?

Tidak dilakukan uji validas dalam penelitian

Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan


pelatihan khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

Perawat selaku peneliti

ANALISIS DATA
Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

Metode analisa data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji wilcoxon rank test
untuk mengetahui pengaruh pretest dan posttest senam rematik dan uji mann-whitney untuk
mengetahui beda pengaruh antar dua kelompok.

Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat


atau on treatment analysis?

Menggunakan metode on treatment analysis

Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak
diikutkan dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?

Tidak dijelaskan dalam penelitian

HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Tidak dijelaskan dalam penelitian

Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?

Karakteristik penderita rheumatoid arthtritis di Desa Mancasan Kec.Baki


Kab.Sukoharjo yaitu mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak
26(86.67%), mayoritas responden bekerja sebagai lai- lain sebanyak 16 (53.33%),
mayoritas responden berusia > 60 tahun sebanyak 14 (46.67%), mayoritas
responden berpendidikan SD sebanyak 11 (36.67%).

Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable) dalam


data base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa
dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable perancu?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah
hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistic )?
Apakah hasil penelitian juga bermakna secara klinis?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian bahwa ada dilakukan uji hipotesis

Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik apakah peneliti


menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need
to treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal- hal yang ditemukan dalam
penelitian berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai
dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu
menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.

Beradsarkan hasil uji wilcoxon diperoleh p value sebesar 0,00 ( maka Ho diterima,
artinya ada perbedaan intensitas nyeri pada pasien rheumatoid arthritis kelompok
intervensi dan kelompok kontrol di di Desa Mancasan Kec.Baki Kab.Sukoharjo
tahun 2020, Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mean pada kelompok
intervensi sebelum dilakukan senam rematik pre test sebesar 4,66 dan post test pada
kelompok intervensi sebesar 2,33. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan
skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan senam rematik

Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian


terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya relevansi?
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Afnuahzi (2018)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skala nyeri pada lansia dengan nyeri rematik
setelah dilakukan senam rematik dengan hasil mean sebelum dilakukan senam sebesar
3,19 dan mean skala nyeri setelah dilakukan senam sebesar 2,75. Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Cahyani (2019) meunjukkan bahwa
terdapat perubahan skala nyeri pada penderita arthtritis gout setelah dilakukan senam
rematik dengan nilai mean sebelum dilakukan senma rematik sebesar 4,67 dan nilai
mean sesudah senam sebesar 0,60.

Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil penelitiannya dengan


perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?

Peneliti menjelaskan hasil penelitiannya berpengaruh berdasarkan uji statistik yang


dilakukan

Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian


dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas,
pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek legal?

Penelitian ini dapat di terapkan di tinjau dari segala aspek.

Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan


ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian


B. DESKRIPSI JURNAL :

JUDUL JURNAL 2

Pengaruh Senam Rematik Terhadap Perubahan Skor Nyeri Sendi Pada Lansia Dengan
Rheumatoid Arthritis di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kelurahan Sungai Jawi
Luar Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak

Muthia Nanda Sari, Ramadhaniyati

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL


Apa masalah penelitian?

Nyeri sendi pada pasien rheumatoid arthritis

Seberapa besar masalah tersebut?

Menurut WHO (2015) untuk angka kejadian reumatoid arhtritis ini mencapai 20% dari
penduduk dunia, dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah
mereka yang berusia 55 tahun.4 Menurut Arhtritis Foundation (2015), sebanyak 22% atau
lebih dari 50 juta orang dewasa di Amerika Serikat berusia 18 tahun atau lebih didiagnosa
arhtiritis. Dari data tersebut, sekitar 3% atau 1,5 juta orang dewasa mengalami reumathoid
arthritis (WHO,2015).

Dampak masalah jika tidak diatasi?

Akan menghambat pasien untuk melakukan Activity of Daily Living (ADL).

Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang


ada/kenyataan dengan harapan/target?

Kesenjangan yang terjadi ialah perawat mengharapkan pemberian intervensi yang


diberikan sesuai dengan target yang diharapkan yaitu penurunan skor nyeri pada
pasien rheumatoid arthritis.

Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti ?

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Senam Rematik Terhadap


Perubahan Skor Nyeri Sendi Pada Lansia Dengan Rheumatoid Arthritis di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat
Kota Pontianak tahun 2018.
Desain penelitian apa yang digunakan?

Quasi Eksperimen

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN


Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu
intervensi ?

Terdapat kelompok intervensi dan tidak ada kelompok kontrol

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Tidak dilakukan randomisasi

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan


randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?

Tidak dilakukan randomisasi

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?

Tidak di lakukan di dalam penelitian

Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan


perlakuan pada responden (responden tidak menyadari apakah sedang
mendapatkan intervensi yang diuji cobakan?

Tidak dilakukan masking dalam penelitian

Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat


mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau
control . Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.

Tidak dijelaskan dalam penelitian

POPULASI DAN SAMPEL


Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Populasi Target yaitu semua penderita Rheumatoid Arthritis di Wilayah Kerja


UPTD Puskesmas Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat Kota
Pontianak
Populasi terjangkau yaitu semua penderita Rheumatoid Arthritis di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat Kota
Pontianak

Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian penderita Rheumatoid Arthritis di


Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak
Barat Kota Pontianak
Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi
target?

Menggunakan metode probability sampling. Kriteria inklusi dan eksklusi tidak


disebutkan.

Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel?

Sebanyak 80 orang pasien

PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA


Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?

Variabel dependen : Nyeri sendi


Variabel independen : Senam rematik

Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Observasi terstruktur

Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Menggunakan istrumen NVPSR (Non Visual Pain Scale Revied)

Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah


peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang
digunakan untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?

Tidak dilakukan uji validas dalam penelitian


Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan
pelatihan khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

Perawat selaku peneliti

ANALISIS DATA
Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

Uji stastistik yang digunakan yaitu dengan uji Wilcoxon

Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat


atau on treatment analysis?

Menggunakan metode on treatment analysis

Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak
diikutkan dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?

Analisa Stastistik dilakukan dengan analisa


bivariat menggunakan uji Wilcoxon

HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Responden yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian akan dijelaskan
mengenai penelitian setelah responden setuju untuk ikut dalam penilitian kemudian
peneliti akan melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang tela h ditetapkan,
selanjutnya selama penelitian dilakukan monitoring untuk melihat hasil sebelum dan
sesudah intervensi diberikan

Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?

Karakteristik usia responden terbanyak pada kelompok perlakuan adalah kelompok umur 60-65
tahun yang memiliki persentase sebesar 63,8%, karakteristik jenis kelamin dalam penelitian ini
yaitu berjumlah 6 orang dengan persentase 7,5% dan untuk perempuan sebesar 74 orang atau
92,5%., untuk tingkat pendidikan yang menjadi mayoritas yaitu SMP (Sekolah Menengah
Pertama) berjumlah 39 orang dengan persentase sebesar (48,8%).
Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable) dalam
data base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa
dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable perancu?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah
hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistic )?
Apakah hasil penelitian juga bermakna secara klinis?

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh p value sebesar 0,000. Karena p value < 0,05 maka H0
ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perubahan skor nyeri sendi sebelum dan
sesudah intervensi senam rematik. Dengan demikian, ada pengaruh pemberian senam rematik
terhadap skor nyeri sendi pada lansia dengan rheumatoid arhtritis terbukti dengan adanya
perubahan skor nyeri yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian senam rematik.
perubahan yang terjadi pada skor nyeri sendi sebelum dan sesudah intervensi senam rematik.

Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik apakah peneliti


menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need
to treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal- hal yang ditemukan dalam
penelitian berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai
dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu
menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang Kota
Pontianak pada tanggal 10 Mei 2018 sampai tanggal 31 Mei 2018 peneliti mulai melakukan
penelitian pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa
Karakteristik responden dalam penelitian ini berada dalam rentang 60-74 tahun yang di
kategorikan dalam lanjut usia/elderly. Dengan kelompok paling banyak dengan rentang usia
60-65 tahun. Jenis kelamin didominasi oleh perempuan (92,5%) dan tingkat pendidikan
responden tertinggi adalah SMP (48,8%) Rata-rata skala nyeri sendi lansia sebelum
dilakukan pemberian senam rematik yaitu 3.05. Skor nyeri pretest memiliki kategori nyeri
sedang. Ratarata skala nyeri sendi lansia sesudah dilakukan pemberian terapi senam rematik
sebasar 0.93. Sedangkan pada skor nyeri posttest tidak memiliki skor nyeri sedang.
Wilcoxon-Smirnov menunjukan nilai p value = 0.000 (p < 0.05) sehingga ada pengaruh
senam rematik terhadap perubahan skor nyeri sendi lanjut usia dengan rheumatoid artritis
sebelum dan sesudah senam rematik di UPTD Puskesmas Kelurahan Sungai Jawi Luar
Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak.
Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian
terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya relevansi?

Tidak dijelaskan dalam penelitian


Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil penelitiannya dengan
perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?

Tidak dijelaskan dalam penelitian


Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian


dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas,
pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek legal?

Penelitian ini dapat di terapkan di tinjau dari segala aspek

Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan


ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

JUDUL JURNAL 3

The effect of physical exercise on rheumatoid arthritis : An overview


of systematic revie ws and meta-analysis

Huiling Hu, Anqi Xu, Chao Gao, Zhenqing Wang,Xue Wu

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL


Apa masalah penelitian?

Nyeri pada pasien rheumatoid arthritis

Seberapa besar masalah tersebut?

Pada 2017, terdapat 19.965.115 kasus Rheumatoid Arthritis (RA) di seluruh dunia,
meningkat 7,4% sejak tahun 1990 (Safiri et al., 2019). Penyakit ini lebih sering terjadi
pada wanita dan dapat terjadi pada semua usia, dengan usia paling umum antara 50-60
tahun (Huizinga & Pincus, 2010).
Dampak masalah jika tidak diatasi?

Menyebabkan komplikasi kelainan bentuk dan penurunan fungsi tubuh

Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang ada/kenyataan


dengan harapan/target?

Kesenjangan yang terjadi ialah perawat mengharapkan pemberian intervensi yang


diberikan sesuai dengan target yang diharapkan

Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti ?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh latihan fisik untuk


mengurangi nyeri pasien rheumatoid arthritis
Desain penelitian apa yang digunakan?

Randomised controlled study

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :


Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu
intervensi ?

Terdapat kelompok pembanding/ kelompok control

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Dilakukan Randomisasi

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan


randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?

Tidak dijelaskan dalam penelitian

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?

Tidak di lakukan di dalam penelitian


Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan
pada responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi
yang diuji cobakan?

Tidak dilakukan masking dalam penelitian

Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat


mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau control .
Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.

Tidak dijelaskan dalam penelitian


POPULASI DAN SAMPEL
Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Populasi terjangkau dalam penelitian ini yaitu semua artikel tentang rheumatoid
arthritis yang telah melewati ekstraksi
Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?

Sampel dalam penelitian ini yaitu semua artikel tentang rheumatoid arthritis yang telah
diekstraksi.Kriteria inklusi adalah 1) RCT yang memeriksa latihan di RA, 2)
diterbitkan dalam bahasa Inggris, 3) peserta adalah orang dewasa dengan RA.
Intervensinya adalah olahraga atau aktivitas fisik sedangkan pembandingnya adalah
olahraga lain, daftar tunggu, perawatan biasa, atau olahraga mobilitas. Kami
mengecualikan ulasan RCT yang intervensi utamanya adalah non-olahraga (yaitu
pendidikan kesehatan, manajemen diri).
Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi
target?

Mengunakan simpel random sampling

Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel?

Sebanyak 7.190 orang pasien rheumatoid arthritis

PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA


Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?

Variabel dependen : nyeri pada pasien rheumatoid arthritis


Variabel independen : latihan fisik

Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian


Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Penulis secara independen menilai kualitas ulasan yang disertakan menggunakan


AMSTAR 2 (Alat Pengukuran untuk Menilai Sistematis Ulasan 2) dan kualitas
pelaporan menggunakan PRISMA (Item Pelaporan Pilihan untuk Tinjauan Sistematis
dan Meta-Analisis)
Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah
peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang
digunakan untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?

Tidak dilakukan uji validas dalam penelitian

Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

Perawat selaku peneliti

ANALISIS DATA
Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

Menilai kualitas pelaporan menggunakan PRISMA (item pelaporan pilihan

untuk tinjauan sistematis dan meta analysis)

Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat


atau on treatment analysis?

Menggunakan metode on treatment analysis

Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai selesai
saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak diikutkan
dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?

Analisa Stastistik dilakukan dengan SPSS versi 11

HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Tidak dijelaskan dalam penelitian

Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?

Untuk ikhtisar ulasan kami, kami mengambil 3.588 artikel, di antaranya 2.620 tersisa
setelah duplikat dihapus. Setelah menjelajahi file judul dan ringkasan, 45 ulasan yang
berpotensi relevan diidentifikasi. Kami menghapus 35 studi setelah membaca teks
lengkap, menyisakan total dari 10 ulasan (Baillet et al., 2010, 2012; Cairns & McVeigh,
2009; Hammond & Prior, 2016; Han et al., 2004; Hurkmans dkk., 2009; Peres dkk.,
2017; Rongen- van Dartel dkk., 2015; Salmon dkk., 2017; Williams et al., 2018)
termasuk 97 studi dan 7.190 peserta.

Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable) dalam data
base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable perancu?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis
penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistic )? Apakah
hasil penelitian juga bermakna secara klinis?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian bahwa ada dilakukan uji hipotesis

Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik apakah peneliti


menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need to
treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal- hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan
hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan
rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.

Hasil dari 3.588 artikel, setelah dilakukan ekstraksi data didapatkan 10 artikel
termasuk 7.190 responden. Menurut kriteria AMSTAR 2, semua ulasan berkualitas
rendah. Ini terutama karena tidak ada yang menyediakan protokol, yaitu domain
kritis. Hasil PRISMA dan evaluasi kualitas pelaporan menunjukkan bahwa skor
rata-rata adalah 20,1 poin (kisaran 13-24). Satu ulasan menerima ≤ 15 poin; empat
menerima 15–21 poin; dan lima menerima > 21 poin.
Untuk meta-analisis kami, kami memasukkan 30 ulasan yang telah dilaporkan
dalam satu atau lebih tinjauan sistematis. Intervensi latihan aerobik dipelajari
dalam tiga ulasan termasuk seorang Tai Chi intervensi, Latihan tangan dipelajari
dalam dua ulasan sementara latihan resistensi diperiksa dalam satu ulasan. Latihan
aerobik dan latihan kekuatan memainkan peran positif dalam aerobik kapasitas,
fungsi fisik, dan kelelahan; Latihan tangan memainkan peran positif dalam
kekuatan genggaman.SMD dan 95% CI tidak berubah secara substansial dengan
mengecualikan ulasan berkualitas rendah dari meta-analisis. Tes Egger
menunjukkan bahwa tidak ada bias publikasi yang signifikan (p> 0,05).

Kesimpulannya, untuk keuntungan maksimal pasien Rheumatoid Arthritis (RA),


metode latihan yang berbeda harus dipilih sesuai dengan gejalanya. Untuk Pasien
RA, olahraga apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali, tetapi intensitas,
frekuensi dan periode latihan untuk hasil yang lebih baik tidak ditentukan. Untuk
pasien RA dengan gejala yang berbeda, peneliti perlu menyesuaikan program
latihan spesifik yang sesuai di langkah berikutnya, yaitu untuk menentukan
parameter latihan untuk memaksimalkan efek di bawah premis keamanan.
Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian
terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya relevansi?

Tidak dijelaskan dalam penelitian


Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil penelitiannya dengan
perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?

Peneliti menjelaskan hasil penelitiannya berpengaruh berdasarkan uji statistik yang


dilakukan

Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan,
sumber daya manusia, dan aspek legal?

Penelitian ini dapat di terapkan di tinjau dari segala aspek

Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan


ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian


C. Ekstraksi Data Jurnal dan Critical Appraisal
N Penelitian (Peneliti & Sampel Desain/Seleksi Intervensi Hasil temuan/Kesimpulan Level Komentar reviewer (kekuatan dan
O Waktu) (karakteristik, responden peneliti Penelitian keterbatasan penelitian)
ukuran,
setting)
1 Pengaruh Sampel dalam Purposive Senam Beradsarkan hasil uji (IIa) Kekuatan :
Pemberian penelitianini sampling rematik wilcoxon diperoleh p value
Pelatihan Senam adalah sebagian Peneliti menjelaskan secara jelas
Rematik Terhadap
sebesar 0,00 (maka Ho
penderita terkait latar belakang, tujuan,
Penurunan diterima, artinya ada
penderita metode dan hasil penelitian
Intensitas Nyeri perbedaan intensitas nyeri
Pada Penderita rheumatoid penelitian
pada pasien rheumatoid
Rheumatoid arthritis di Desa
Arthritis Di Desa Mancasan arthritis kelompok Kelemahan :
Mancasan Kec.Baki Kec.Baki intervensi dan kelompok Kriteria inklusi dan eksklusi
Kab.Sukoharjo Kab.Sukoharjo kontrol di di Desa Mancasan sampel tidak disebutkan dalam
Tahun 2020 Kec.Baki Kab.Sukoharjo penelitian.
tahun 2020, Hasil Penelitian
Bela Arfitasari ini menunjukkan bahwa
(2020) nilai mean pada kelompok
intervensi sebelum
dilakukan senam rematik
pre test sebesar 4,66 dan
post test pada kelompok
intervensi sebesar 2,33. Hal
ini menunjukkan bahwa
terdapat perubahan skala
nyeri sebelum dan sesudah
dilakukan senam rematik
2 Pengaruh Sampel dalam probability Pengaruh Hasil uji menunjukkan bahwa (IIa) Kekuatan :
Senam Rematik penelitian ini sampling senam rematik Karakteristik responden dalam
Terhadap adalah lansia penelitian ini berada dalam Peneliti menjelaskan secara jelas
Perubahan rentang 60-74 tahun yang di terkait latar belakang, tujuan,
dengan kategorikan dalam lanjut
Skor Nyeri Rheumatoid metode dan hasil penelitian
usia/elderly. Dengan kelompok
Sendi Pada paling banyak dengan rentang penelitian
Arthritis di
Lansia Dengan usia 60-65 tahun. Jenis
Rheumatoid Wilayah Kelemahan :
kelamin didominasi oleh
Arthritis di Kerja UPTD perempuan (92,5%) dan Kriteria inklusi dan eksklusi
Wilayah Kerja Puskesmas tingkat pendidikan responden sampel tidak disebutkan dalam
UPTD Kelurahan tertinggi adalah SMP (48,8%) penelitian.
Puskesmas Sungai Jawi Rata-rata skala nyeri sendi
Kelurahan lansia sebelum dilakukan
Sungai Jawi Luar pemberian senam rematik
Luar Kecamatan yaitu 3.05. Skor nyeri pretest
Kecamatan Pontianak memiliki kategori nyeri
Pontianak sedang. Ratarata skala nyeri
Barat Kota
sendi lansia sesudah dilakukan
Barat Kota Pontianak pemberian terapi senam
Pontianak rematik sebasar 0.93.
Sedangkan pada skor nyeri
Muthia Nanda Sari,
posttest tidak memiliki skor
Ramadhaniyati
nyeri sedang. Wilcoxon-
(2018)
Smirnov menunjukan nilai p
value = 0.000 (p < 0.05)
sehingga ada pengaruh senam
rematik terhadap perubahan
skor nyeri sendi lanjut usia
dengan rheumatoid artritis
sebelum dan sesudah senam
rematik di UPTD Puskesmas
Kelurahan Sungai Jawi Luar
Kecamatan Pontianak Barat
Kota Pontianak.
3 The effect of physical 10 artikel Overview of Pengaruh Hasil dari sepuluh tinjauan (Ia) Kekuatan :
exercise on termasuk systematic latihan fisik sistematis dimasukkan ke
rheumatoid arthritis : 7.190 reviews and pada Peneliti menjelaskan secara jelas
dalam iktisar. Peningkatan
An overview of responden meta-analysis. terkait latar belakang, tujuan,
rheumatoid yang signifikan terjadi pada
systematic reviews an
arthritis design penelitian, sumber data
meta-analysis latihan aerobik untuk
metode review dan hasil
kapasitas aerobik, latihan
Huiling Hu, Anqi Xu, penelitian, dan kesimpulan
kekuatan untuk laju
Chao Gao, Zhenqing
Wang, Xue Wu sedimentasi eritrosit dan Kelemahan :
waktu berjalan, latihan Peneliti tidak menjelaskan
(2020) aerobik dikombinasikan intensitas, frekuensi dan periode
dengan latihan kekuatan latihan untuk hasil yang lebih
baik pada penderita rheumatoid
untuk fungsi fisik dan arthritis.
kelelahan sedangkan
latihan tangan untuk
peningkatan fungsi tangan.

Kesimpulannya, untuk
manfaat maksimal pasien
Rheumatoid Arthritis
(RA), metode latihan yang
berbeda harus dipilih sesuai
dengan gejalanya. Untuk
Pasien RA, olahraga apa
pun lebih baik daripada
tidak sama sekali, tetapi
intensitas, frekuensi dan
periode latihan untuk hasil
yang lebih baik tidak
ditentukan. Untuk pasien
RA dengan gejala yang
berbeda, peneliti perlu
menyesuaikan program
latihan spesifik yang sesuai
di langkah berikutnya,
yaitu untuk menentukan
parameter latihan untuk
memaksimalkan efek di
bawah premis keamanan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penatalaksanaan pada penyakit rheumatoid arthritis dapat dilakukan dengan cara
farmakologi dan non farmakologi. Berbagai terapi nonfarmakologi yang dapat dilakukan
untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien antara lain kompres hangat, kompres
dingin, relaksasi nafas dalam, guide imagery serta senam rematik. Senam rematik adalah
metode gerak tubuh yang digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan status
fungsional untuk meningkatkan kebugaran dan mengurangi nyeri pada penderita
Rheumatoid Arthtritis. Berdasarkan hasil penelitian intensitas nyeri penderita
Rheumatoid Arthtritis sebelum diberikan pelatihan senam rematik menunjukkan bahwa
rata rata responden mengalami nyeri sedang untuk pada kelompok intervensi dan kontrol.
Intensitas nyeri penderita Rheumatoid Arthtritis setelah dilakukan pelatihan senam
rematik pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa hampir keseluruhan berubah
menjadi skala nyeri ringan.
B. Saran

Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengajarkan berbagai macam


terapi non farmakologi kepada pasien rheumatoid arthritis yang mengalami nyeri
sendi. Dengan terapi nonfarmakologi yaitu senam rematik atau latihan fisik untuk
mempertahankan dan meningkatkan status fungsional untuk meningkatkan kebugaran
dan mengurangi nyeri sendi pada penderita rheumatoid arthritis, karena itu, penerapan
senam rematik sebagai terapi komplementer direkomendasikan untuk pasien
rheumatoid arthritis yang mengalami nyeri sendi.
DAFTAR PUSTAKA

Arfitasari, B., Abi Muhlisin, S. K. M., & Kep, M. (2020). Pengaruh Pemberian
Pelatihan Senam Rematik Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada
Penderita Rheumatoid Arthtritis di Desa Mancasan Kec. Baki Kab.
Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Hu, H., Xu, A., Gao, C., Wang, Z., & Wu, X. (2020). The effect of physical exercise
on rheumatoid arthritis: An overview of systematic reviews and meta‐analysis.

Journal of Advanced Nursing. doi:10.1111/jan.14574

Sari, M. N. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Perubahan Skor Nyeri Sendi Pada
Lansia Denganrheumatoid Arhtritis Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas
Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat Kota
Pontianak. Jurnal ProNers, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai