BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian ini dapat dicegah dengan cara meningkatkan kesehatan masyarakat yang
diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada beberapa kasus
Arthritis ada 3 macam yaitu monosiklik, polisiklik dan progresif. Sebagian besar
yang berarti sendi, dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis
berarti radang pada sendi. Sedangkan Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit
autoimun
dimana persendian (biasanya tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga
kecacatan dan banyak mengenai penduduk pada usia produktif sehingga memberi
dampak sosial dan ekonomi yang besar. Diagnosis dini sering menghadapai
kendala karena pada masa dini sering belum didapatkan gambaran karakteristik
yang baru akan berkembang sejalan dengan waktu dimana sering sudah terlambat
28,8 juta jiwa (11,34%) dari total populasi. Di Indonesia akan menduduki
peringkat dengan struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India
dan Amerika serikat dengan harapan hidup di atas 70 tahun (Nugroho, 2008, bab
(WHO) (2016) 335 juta penduduk di dunia yang mengalami Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid Arthritis telah berkembang dan menyerang 2,5 juta warga Eropa,
harapan hidup mereka sampai 10 tahun. Bukan hanya di Eropa, menurut Arthritis
2
Menurut Riskesdas (2018) jumlah penderita Rheumatoid Arthritis di
dibanding dengan kasus penyakit tidak menular. Secara keseluruhan pada tahun
2019 sebanyak 4.514 dan pada tahun 2020 sebanyak 1.651 orang kemudian pada
beberapa gejala berikut yakni nyeri, inflamasi, kekakuan sendi di pagi hari,
3
yang terkena, teraba lebih hangat dan bengkak (Santoso, 2012). Penyakit ini juga
oleh kelelahan yang sangat hebat, anoreksia dan berat badan menurun
(Rubenstein, 2013).
nyeri sendi. Upaya untuk meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan melalui
pada pasien Rheumatik perlu diajarkan bagaimana teknik gersak relaksasi yang
baik dan benar serta mengenali perubahan yang muncul, misalkan menenangkan
Berdiri dan berjalan dengan badan tegak, leher harus dibiasakan latihan
4
peregangan dan penguatan otot, jangan membiasakan gerakan leher yang cepat
dan mendadak ke segala arah, hindari bantal yang tebal dan posisi tidur dengan
leher tertunduk, hindari duduk dikursi rendah dan tumpang kaki, latihan lingkup
Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik gerak relaksasi
guide imaginary. Dengan menggunakan teknik ini yang merupakan suatu teknik
untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk
sehat (Carpenito, 2014). Hasil penelitian Fuad, Isomah dan Meikawati (2013)
Krobokan Semarang.
2021 sebanyak 161 pasien, lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian Rheumatik
5
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh teknik gerak relaksasi guided
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
b. Untuk mengetahui gambaran nyeri sendi pada lansia penderita
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Puskesmas Cimalaka.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
7
yang telah diberikan kepada Mahasiswa dan meningkatkan mutu
c. Bagi Perawat
e. Bagi Lansia
8
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Lansia
pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3),
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 Tahun (Maryam,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
2. Batasan Lansia
(elderly) 60-70 tahun. Lansia tua (old) 75-90 tahun dan lansia sangat tua
1998
10
10
2013).
a. Teori Biologi
organel sel.
3. Teori Imunologi
b. Teori Psikologi
c. Teori Sosial
11
kesinambungan (continuity theory), teori perkembangan (development
d. Teori Spiritual
arti kehidupan.
a. Perubahan Fisik
ketahanan dingin.
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata 50%
12
4. Sistem penglihatan, sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya
volumenya.
meliputi Kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Indera
13
berat jenis urin menurun, proteinuria, BUN (Blood Urea Nitrogen)
meningkat.
10. Sistem kulit, kuku jari menjadi tebal dan rapuh, kuku kaki tumbuh
b. Perubahan Mental
penyakit.
14
2. Kenangan (memory), kenangan lama tidak berubah, kenangan
c. Perubahan Psikososial
15
B. Konsep Guided Imagery
dengan imajinasi terarah untuk mengurangi stres (Patricia dalam Kalsum, 2012).
relaksasi. Imajinasi dapat dilakukan dengan berbagai indra antara lain visual,
auditor, olfaktori maupun taktil. Bimbingan imajinasi merupakan teknik yang kuat
untuk dapat fokus dan berimajinasi yang juga merupakan proses terapeutik
menurunkan mood negatif individu secara signifikan dan level kortisol yang
rileks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra meliputi sentuhan,
menyenangkan
16
C. Rheumatik
1. Pengertian Rheumatik
yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ.
peradangan sendi yang sifatnya kronis dan tidak akan pernah sembuh dan
maupun jari-jari.
akan membengkak, terjadi kerusakan bagian sendi dan ciri khas yang
sendi kecil di jari tangan dan kaki, tangan dan kaki mengalami peradangan
dilanjutkan terjadinya kaku terutama saat bangun tidur atau setelah lama
tulang ataupun jaringan dan tulang atau jaringan penunjang yang bersifat
17
2. Anatomi dan Fisiologi
a. Tulang
Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses
pergerakan)
b. Otot
1. Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada sistem skeletal dan berfungsi
18
2. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada sauran penceranaan, saluran
c. Kartilago
kuat. Kartilago sangat kuat tap fleksibel dan tidak bervascular dan nutrisi
d. Ligament
membungkus setiap otot yang tebal dimana merupakan akhir dari suatu
e. Tendon
f. Fasia
19
pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang
g. Bursae
dimana digunakan diatas bagian yang bergerak. Misalnya terjadi pada kulit
dan tulang antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai
h. Persendian
terdiri dari tulang, sendi, dan otot. Ketiga sistem ini akan bekerjasama
untuk menimbulkan gerak. Artikel kali ini akan membahas tentang fungsi
berbagai macam sendi mulai dari sendi yang pasif (tidak dapat bergerak)
hingga sendi yang aktif (dapat bergerak). Fungsi utama sendi adalah
20
Berdasarkan fungsinya, persendian dibedakan menjadi tiga, yaitu:
peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi geser, dan sendi pelana.
3. Penyebab Rheumatik
Tendon dan ligamen yang berada di sekitar sendi menjadi lemah dan
4. Etiologi Rheumatik
21
dan faktor dalam (usia, jenis kelamin, keturunan, dan psikologis).
Diperkirakan infeksi virus dan bakteri sebagai pencetus awal RA. Sering
faktor cuaca yang lembab dan daerah dingin diperkirakan ikut sebagai
faktor pencetus.
5. Patofisiologi Rheumatik
sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel-sel
spesifik.
sendi siku, kaki, pergelangan kaki dan lutut. Sinovial sendi, sarung tendo,
dan bursa menebal akibat radang yang diikuti oleh erosi tulang dan
22
destruksi tulang disekitar sendi (Syamsuhidajat, 2010). Ditinjau dari
a. Stadium sinovitis.
yang terlibat umumnya simetris, meski pada awal bisa jadi tidak simetris.
b. Stadium destruksi.
c. Stadium deformitas.
simetris berupa inflamasi sendi, bursa, dan sarung tendo yang dapat
kemerahan dan teraba hangat mungkin ditemukan pada awal atau selama
23
kekambuhan, namun kemerahan dan perabaan hangat mungkin tidak
dan lutut, sering menjadi manifestasi klinis tetap, meskipun sendi-sendi ini
trauma sendi penumpu berat badan seperti sendi panggul, lutut, dan
peregelangan kaki.
b. Keluhan morning stiffness atau kaku pagi hari saat bangun tidur,
c. Bengkak dan nyeri, umunya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri
self report didapatkan dari hasil pelaporana anak terhadap respon nyeri
yang ditimbulkan anak saat mengalami nyeri (Tsze Beyer, Bulloch &
Peter, 2013).
24
Menurut Wati, Pudjiadi dan Latief (2012), secara umum teknik self
nyeri. Salah satu metode pengukur nyeri ini adalah Wong Baker’s Pain
Scale atau biasanya dikenal dengan Faces Pain Rating Scale (FPRS).
7. Dampak Rheumatik
masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta
8. Pemeriksaan Diagnostik
25
c. Reaksi-reaksi algunitasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus
khas.
perkembangan panas.
26
9. Penatalaksanaan Rheumatik
a. Terapi Farmakologi
3. Obat kortikosteroid
b. Terapi Non-Farmakologi
1. Terapi Meditasi
5. Akupuntur
27
C. Nyeri Sendi
1. Pengertian
Nyeri sendi adalah rasa sakit dan tidak nyaman pada sendi,
lutut, jari-jari, rahang, dan leher. Nyeri sendi merupakan gejala dari suatu
penyakit atau kondisi medis, seperti radang sendi (artritis) dan peradangan
pada bantalan sendi atau bursa (bursitis). Tingkat keparahan rasa nyeri
sendi bisa ringan hingga berat, dan lama terjadinya pun bisa singkat (akut)
mulai dari cedera hingga peradangan pada sendi, bursa, ligamen, tulang
rawan, tendon, dan tulang-tulang di sekitar sendi. Pada orang tua, nyeri
Jika dibagi berdasarkan letak dan jumlah sendi yang terasa nyeri,
Salah satu sendi yang paling sering mengalami nyeri pada satu
sendi adalah sendi lutut. Ada beberapa macam penyebab nyeri pada
28
1. Penyakit asam urat (gout dan pseudogout) yang biasanya
menyebabkan nyeri pada sendi jempol saja atau sendi lutut saja
lutut
Rasa nyeri dan tidak nyaman juga bisa terjadi pada lebih dari satu
3. Sarkoidosis
29
4. Peradangan pada jaringan ikat, seperti akibat skleroderma atau
lupus
dan kortikosteroid
di sekitar sendi
Nyeri sendi dapat dialami oleh semua orang. Namun, ada beberapa
yaitu:
30
a. Berusia lebih dari 60 tahun
e. Terlahir dengan kelainan bentuk tulang, cacat sendi, atau cacat tulang
rawan
hemokromatosis
pada sendi, seperti melukis, memasang ubin, bermain alat musik, atau
berkebun
Skala intensitas numerik ini yang sering kali digunakan untuk menilai
derajat nyeri. Penderita akan menilai nyeri dengan menggunakan skala ini
dari 0-10. Skala ini paling efektif dan mudah untuk digunakan saat
Keterangan :
0 : tidak nyeri
31
4-6 : nyeri sedang. Pasien mendesis, menyeringai, dapat mendeskripsikan,
7-9 : nyeri berat. Pasien terkadang tidak dapat mengikut perintah namun
dapat mendeskripsikan, distraksi dan tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang. 10 : nyeri sangat berat dan pasien tidak bisa berkomunikasi.
D. Guided Imaginary
1. Pengertian
suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif
perasaan tenang dan damai serta merupakan obat penenang untuk situasi
serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan.
32
Guided imaginary merupkan salah satu jenis dari teknik relaksasi
sehingga manfaat dari teknik ini pada umunya sama dengan manfaat dari
teknik relaksasi yang lain. Para ahli dalam bidang teknik guided imaginary
(pelepasan impuls secara massal). Pada respon stress dari sistem saraf
pada pelambatan aliran darah yang melewati arteriol dan kapiler, sehingga
pelan juga memicu terjadi sinkronisasi getaran seluruh sel tubuh dan
gelombang medan biolektrik pun menjadi sangat tenang (Potter and Perry,
33
3. Macam-macam Teknik Imajinasi
digunakan yaitu:
banyak digunakan.
dan fokus pada nafas mereka, lalu klien didorong untuk relaksasi
dan tenang dalam pikiran klien (Rahmayati, 2017 dalam Patasik et al,
34
2013). Kozier & Erb (2018) dalam Novarenta (2013) menyatakan bahwa
lingkungan ini harus bebas dari distraksi. Lingkungan yang bebas dari
dan harus memahami apa yang harus dilakukan dan hasil akhir yang
disukai. Berbicara dengan jelas. Atur nada suara yang tenang dan
netral. Mintalah subyek untuk menarik nafas dalam dan perlahan untuk
35
ketentraman. Setelah itu, membawa klien keluar dari bayangan.
mandiri.
secara pasti tetapi teori menyatakan bahwa relaksasi dan imajinasi positif
Respon stress dipicu ketika situasi atau peristiwa (nyata atau tidak)
36
E. Kerangka Teori
Penatalaksanaan Rheumatik
Upaya Farmakologi :
3. Obat kortikosteroid
Rheumatik
Upaya Non-Farmakologi :
1. Meditasi
progresif
(Guided Imaginary)
5. Akupuntur
Sumber : Dimodifikasi dari Ika Puspitasari (2013)
37
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
38
X di Denpasar uji Mann Whitney Test
didapatkan Zhitung
=6,431.Ztabel=1,96 dan
p=value=0,001< a 0,05. Hasil
menunjukan bahwa Ha
diterima Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh yang
signifikan skala nyeri anak
pada kelompok intevensi dan
kelompok kontrol saat
pemasangan infus. Disarankan
agar pemberian guide imagery
saat pemadangan infus
terutama pada paien anak dapat
dijadikan sebagai alternatif
pemasangan nyeri
nonfarmakologis dengan
menindaklanjuti pembuatan
Standar Operasional Prosedur
2018 Pengaruh terapi guided Hasil analisis diperoleh nilai
imaginary terhadap p=0,001 dengan kata lain
respon nyeri penderita p<0,05. Oleh karena itu dapat
Rheumatoid Atritis di ditarik kesimpulan Ho ditolak.
Komunitas Universitas Jadi hasil penelitian ini
Muhammadiyah menunjukan bahwa erapi
Surakarta. relaksasi guided imagery
terbukti efektif dalam
menurunkan itensitas nyeri
pada penderita Rheumatoid
Athritis di komunitas. Terdapat
pengaruh pemberian terapi
relaksasi guided imagery
terhadap respon nyeri penderita
Rheumatoid Athtritis di
komunitas
2019 Pengaruh guide imagery Hasil penelitian pre test
terhadap penurunan rasa mayoritas nyeri sedang dan
nyeri pada penderita nyeri berat sebanyak 17
Gastritis di Rumah Sakit responden (44,7%) dan
Umum Royal minoritas tidak ada nyeri dan
Rengasdengklok nyeri ringan 2
responden(5,3%) . penelitian
post test didapati mayoritas
sebanyak 18 responden
(47,4%) dan minoritas nyeri
berat sebanyak 3 responden
39
(7,9%). Nilai sig
(2tailed)=0,000 dan a=0,05,
maka 0,000<0,05 maka Ho
ditolak Ha diterima artinya ada
pengaruh guide imagery pada
penurunan rasa nyeri pada
Gastritis.
40
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
konsep terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti
Imaginary
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
Variabel independen yang diambil dalam penelitian ini adalah nyeri sendi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Arikunto, 2014).
42
Tabel 3.2 Definisi Operasional Pengaruh Teknik Gerak Relaksasi Guided
Imaginary Terhadap Nyeri Sendi Lansia Penderita Rheumatik
43
terdapat di
seluruh tubuh,
termasuk bahu,
pinggul, siku,
lutut, jari-jari,
rahang, dan
leher
B. Hipotesis Penelitian
berikut :
Cimalaka.
eksperimen. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
perlakuan dilakukan intervensi sesuai dengan protocol uji coba yang telah
44
direncanakan. Setelah perlakuan dilakukan pengukuran akhir (posttest) pada
Perlakuan O1 X O2
Keterangan :
45
1. Populasi
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Kerja UPTD Puskesmas Cimalaka berdasarkan data yang diperoleh dari pihak
tahun (2021)
2. Sampel
3. Kriteria sampel
a. Kriteria inklusi
46
4) Yang tidak sedang mengkonsumsi obat anti nyeri
b. Kriteria ekslusi
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab antara
lain :
E. Instrumen Penelitian
dan pengukuran skala nyeri NRS (Numeric Rating Scale). Data umum berisi
tentang nama, usia, alamat. Pengukuran skala nyeri NRS (Numeric Rating
Scale) menunjukan angka Nilai 0 tidak nyeri, nilai 1-3 nyeri ingan, nilai 4-6
Skala penilaian numerik Numeric rating scale (NRS) lebih di gunakan sebagai
ganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini klien menilai nyeri dengan
tahap tahap saat melakukan metode pengukuran ini yaitu mengukur nyeri
47
sebelum pelakuan memberikan perlakuan guided imaginary, dan mengukur
F. Pengumpulan Data
data penelitian dari responden. Penelitian dibantu oleh perawat dari Wilayah
48
2. Mencuci tangan
3. Memakai masker
5. Pembukaan
8. Post tes dan Evaluasi : Kaji apakah ada perubahan atau tidak setelah
G. Pengolahan Data
tahapan dan aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan
dan menyesuaikan data dengan rencana semula seperti apa yang diinginkan.
49
b. Pemberian kode ( Coding Data )
merubah kata – kata menjadi angka (misalnya, 0 : tidak nyeri 1-3 : nyeri
c. Klasifikasi (Classyfing)
Hal ini dilakukan agar data yang telah diperoleh menjadi mudah dibaca,
pesamaan berdasarkan data yang diperoleh pada saat wawancara dan memulai
referensi
d. Verifikasi (Verifying)
dapat dari lapangan agar validtas data dapat diakui dan digunakan dalam
50
e. Sorting
sebagainya.
f. Entry Data
Pembersihan data antara lain dengan melihat tiap variabel apakah data
sudah benar atau belum. Tahapan ini bertujuan untuk menghindari adanya
h. Pengeluaran Informasi
i. Kesimpulan (Concluding)
pengolahan data. Kesimpulan inilah yang nantinya akan menjadi sebuah data
51
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan antara terapi guided
imaginary dan nyeri sendi pada penderita Rheumatik. Sifat data secara umum
dibedakan atas dua macam yaitu data kategori berupa skala nominal dan
ordinal, data numerik berupa skala rasio dan interval. Pada penelitian ini,
1. Analisis Univariat
(Notoatmodjo, 2012).
52
Data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk
sentral adalah untuk menemukan skor single yang paling khusus atau
dan modus :
1. Rata-rata (Mean)
Mean adalah suatu nilai rata-rata dari semua nilai data observasi.
u=
∑X
N
keterangan :
53
u = Rata-rata data observasi
∑ ¿ Jumlah
X = Nilai data observasi
u=
∑ FM
∑F
Keterangan :
∑ ¿ Jumlah
F = Frekuensi
M = Nilai tengah
1. Median
urutan data tersebut, atau data observasi yang membagi data observasi
54
2) Tentukan letak median dengan rumus :
N+1
3) Md =
2
[ ]
N
−CF
Md : BMd + 2 Xi
F Md
Md : Median
Xi : Interval
3. Modus (Mo)
55
b) Modus data observasi berkelompok, dapat ditentukan sebagai
berikut :
Mo : BMo + [ d1
]
d 1+d 2
Xi
Mo : Modus
sebelumnya
sebelumnya
Xi : Interval kelas
2. Analisis Bivariat
Uji yang dipakai adalah chi-square dengan batas kemaknaan 0,05. Hal
adalah :
maka hasil tersebut menunjukkan hasil yang bermakna (Ho ditolak), yang
56
artinya kedua variabel (variabel independen dengan variabel dependen)
0,05) maka hasil tersebut menunjukkan hasil yang tidak bermakna (Ho
Keterangan :
X² : Chi Square
O: Nilai observasi
E : Nilai harapan
Ʃ : Jumlah
(Sugiyono, 2012).
Apabila terdapat sel yang kosong atau nilai ¿ 5, maka digunakan fisher
Ketentuan :
1) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (E/Expected cel) ¿ 1
2) Tidak boleh lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan (E/Expected cel) ¿ 5
57
1. Bila tabel lebih dari 2 x 2, maka :
b. Bila tidak, maka gunakan uji Chi Square dengan kooreksi Chi Square
( IO−IE−0,5 )2
c. X ² = Ʃ
E
2. Bila tabel 2 x 2 dan masih ada sel dengan nilai harapan ¿ 1, maka gunakan uji
N ( Iad−Ibc−N−2)²
3. X ² =
(a+ b)(c +d )(a+c )(b+ d)
a. Nyeri persendian
pre post
b. Fleksibilitas sendi
pre post
58
Dua variabel dari Spermean, dengan bantuan pogram komputer karena
skala variabel berbentuk skala. Data skala spermean bentuk ordinal, dan sumber
I. Etika Penelitian
Responden diberi kebebasan untuk ikut serta ataupun mengundurkan diri dari
keikutsertaannya.
59
responden pada hasil penelitian, tetapi responden diminta untuk mengisi
inisial dari namanaya dan semua kuesioner yang telah terisi hanya akan diberi
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti menyimpan data di tempat yang aman dan tidak terbaca oleh orang
seluruh informasi.
J. Jadwal Penelitian
60
61