BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit tulang dan sendi yang sering dijumpai adalah artritis
bersifat kronis dan sistemik dengan etiologi yang tidak di ketahui, yang tidak
hanya mengenai sendi tetapi juga organ ekstra artikular (Rudi, 2017). Artritis
penduduk diseluruh dunia yang meliputi segala umur lebih dominan pada
ketergantungan (Desy, 2016). Nyeri pada bagian ankle yang sering timbul
(Izza, 2016).
seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang
bertambah hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan
2
mengalami kelumpuhan, muncul nya penyakit ini memang pada usia lanjut,
namun secara komulatif jumlah penderita yang besar adalah kelompok usia
lanjut dan jumlah paling kecil pada balita (World Health Organisation, 2011).
diperkirakan meningkat 75 orang (41,4%) atau empat kali lipat pada tahun
(15,5%) pada wanita dan 30 orang (12,7%) pada pria .Prevelensi yang cukup
tinggi dan sifatnya yang lebih besar baik dinegara maju maupun dinegara
(Diana,2011).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri arthritis
ketegangan otot yang dialami, lebih jauh lagi relaksasi dapat meningkatkan
nyeri yaitu antara tidak ada nyeri sampai dari nyeri sedang (Gultom, 2017).
terutama pada laki – laki faktor penyebab bahwa lansia sangat rentan terkena
penyakit arhritis reumatoid adalah karena lansia memiliki sistem imun yang
rendah dan mudah diserang penyakit, dan perawat juga telah melakukan
teknik relaksasi progresif pada beberapa pasien arthritis reumatoid dan pasien
menjadi 1006 orang dan ditahun 2017 penderita arthritis reumatoid menjadi
1015 orang dan masuk di tahun 2018 bulan Januari jumlah penderita arthritis
Berdasarkan hal tersebut dan dari uraian diatas peneliti tertarik untuk
progresif dalam mengurangi nyeri pada klien Ny. A dan Ny. S dengan
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
pada klien Ny. A dan Ny. S dengan arthritis reumatoid diwilayah kerja
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penelitian
1. Bagi perawat
Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan agar penulisan ini dapat
3. Bagi Puskesmas
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Gambar 2.1
a. Sendi
b. Sendi fibrosa
c. Sendi kartilago
Sendi ini dibentuk oleh bantalan fibro – kartilago, materi keras yang
d. Sendi sinovial
Sendi ini ditandai dengan adanya kapsul atau ruang antara tulang yang
jaringan fibrosa dan kapsul dilubrikasi oleh sedikit cairan, sendi ini
1) Kartilago hialin yang meliputi ujung tulang pada sendi, kartilago ini
dan mencegah ujung tulang agar tidak terpisah (Ross and Wilson,
2011).
ekstramitas bawah :
1) Sendi bahu
2) Sendi siku
oleh rim kepala radius yang beroritasi pada teknik radius dan ulna.
sendi ini merupakan sendi kondiloid antara ujung distal dan radius
1) Sendi lutut
kapsula.
Sendi ini merupakan sendi antara tarsal, antara tarsal dan metatarsal,
2. Defenisi
3. Etiologi
sebagai berikut :
Pada saat ini, reumatoid atritis diduga disebabkan oleh factor autoimun
dan infeksi .autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi
4. Patofisologi
berubah ini,biasa nya terdapat pada orang yang mengalami RA, disebut
komplek imun.
Kerusakan sendi yang terjadi pada RA merupakan hasil dari minimal tiga
proses :
kerusakan jaringan .
Konflek imun yang bersirkulasi dan sitokin IL-1, TNF, dan IL-6
dan vaskulitis.
5. Manifestasi klinis
sebagai berikut:
f. Anemia
6. Komplikasi
menjadi kurang agresif dan gejala bahkan dapat meningkat. Jika terjadi
kerusakan tulang dan ligament serta perubahan bentuk, maka efeknya akan
a. Anemia
b. Infeksi
perut dan usus, kanker perut dan kolorektal dalam tingkat yang rendah
d. Osteoporosis
Kondisi ini lebih umum dari pada rata-rata pada wanita post
rata-rata pada pria dengan rheumatoid arthritis yang lebih tua dari 60
tahun.
e. Penyakit Paru-Paru
f. Penyakit Jantung
g. Sindrom Felty
(Shiel, 2011).
16
7. Pemeriksaan Diagnostik
c. Reaksi – reaksi aglutinasi : positif pada lebih dari 50% kasus – kasus
khas.
perkembangan panas.
dan Farmakologis.
sedang
peradangan
d) Naproxen : obat ini juga untuk mengurangi nyeri ringan dan berat
(DMARDS) :
18
arhtritis
c. Memberikan kortikosteroid :
b) Magnesium hidroksida
c) Aluminium hidroksida
dan independensi.
f. Gips untuk menjaga sendi pada tempat nya yang paling sering
digunakan
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
aspek biologis, psikologis, sosial dan tinjauan dari aspek spritual, juga
pengetahuan tentang sistem keluarga dan kultur budaya serta nilai- nilai
pada tahap pengkajian ini maka tujuan dari pengkajian akan dapat dicapai ,
a. Pengumpulan data
b. Validasi data
c. Identifikasi pola/masalah
2. Diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
reumatoid
struktur tulang
3. Perencanaan keperawatan
4. Implementasi
klien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu rencana intervensi
5. Evaluasi
tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan,
28
Judul : penerapan terapi relaksasi progresif untuk mengatasi nyeri pada klien
Ny. A dan Ny. B dengan arthritis reumatoid diwilayah kerja puskesmas siulak
relaksasi otot yang terbukti atau terdapat hasil memuaskan dalam program
insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan darah
c. Kerutkan dahi ke atas. Pada saat yang sama tekan kepala sejauh
Kemudian relaks.
Kemudian relaks.
f. Tarik kaki dan ibu jari kebelakang mengarah ke muka, tahan. Kemudian
relaks. Lipat ibu jari secara serentak, kencangkaan betis, paha dan
D. Konsep nyeri
1. Defenisi
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman dan sangat individual yang tidak
dapat dirasakan atau dibagi dengan orang lain, setiap individu akan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Budaya
31
3. Klasifikasi nyeri
a. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan,
b. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat,
biasanya kurang dari 6 bulan, nyeri akut yang tidak diatasi secara 14
Perry, 2005).
teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu
(Smeltzer, 2002)
BAB III
tentang latar belakang, sifat maupun karakter yang khas dari suatu kasus
dengan kata lain bahwa studi kasus ini lebih memusatkan perhatian pada
sustu kasus secara intensif dan rinci, metode ini dilakukan secara mendalam
terhadap suatu keadaan atau kondisi yang disebut sebagai kasus dengan
dan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya (Pamungkas :2017 : 78).
Dan Penulis juga melakukan penelitian dengan desain studi kasus experimen
progresif dalam mengurangi nyeri pada klien Ny. A dan Ny. S dengan
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
kriteria di mana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang penyebab nya antara lain
adalah antara lain adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau
penyakit gangguan sendi lainya : asam urat, osteoporosis, dan lain - lain
nyeri sedang
1. Waktu
Studi kasus ini akan dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus tahun 2018
2. Tempat
Mukai.
hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak
informasi.
36
confidentially)
partisipan yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya
kasus dilakukan secara jujur, tepat, cermat. hati-hati dan dilakukan secara
(nonmaleficience).
37
1. Metode observasi
c. TTV :
1) TD : 130/90 mmhg
2) N : 90 x/i
3) RR : 22x/i
4) S : 37,5
d. TTV :
1) TD :150/100 mmhg
2) N : 95 x/i
3) RR : 22 x/i
4) S : 37
2. Metode wawancara
38
timbul
3. Metode pengukuran
menggunakan format skala nyeri dan didapatkan hasil pada klien Ny. S
dari skala nyeri lima menurun menjadi skala tiga sedangkan pada klien Ny.
BAB IV
progresif dari tanggal 03 Juli 2018 sampai pada tanggal 07 Juli 2018 dengan
sampel sebanyak dua orang di Puskesmas Siulak Mukai tahun 2018. Penulis telah
hasil penerapan teknik relaksasi progresif pada klien Ny. S yang telah
dilakukan pada tanggal 03 Juli 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Penerapan Teknik Relaksasi Progresif pada Ny. S dengan Arthritis
Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2018
Berdasarkan pada tabel yang diatas dapat dilihat hasil dari tindakan
keperawatan yang dilakukan selama lima hari mulai tanggal 03 Juli 2018
sampai 07 Juli 2018 perubahan skala nyeri pada Ny. S sebelum dan sesudah
diterapkan teknik relaksasi progresif. Dari tabel diatas dapat dilihat skala
nyeri yang dirasakan oleh Ny. S sebelum diterapkan teknik relaksasi progresif
yaitu skala 5 dan skala nyeri sesudah diterapkan teknik relaksasi progresif
Teknik Latihan Relaksasi Progresif sebagai salah satu teknik relaksasi otot
yang terbukti atau terdapat hasil memuaskan dalam program terapi terhadap
kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan darah tinggi, phobia
Sesuai dengan teori kushariyadi 2010 mengatakan Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri arthritis reumatoid pada lanjut usia
nyeri yang penulis lakukan dari tanggal 03 – 07 Juli tahun 2018 pada Ny. S,
menunjukan hasil yaitu nyeri yang pasien rasakan sudah berkurang dan
pasien sudah tidak meringis lagi akan tetapi pasien masih belum bisa
beraktifitas seperti biasa, dengan hal ini sesuai dengan teori Desy Pada
41
perendaman kaki dengan air hangat mampu menurunkan intensitas nyeri yang
hasil penerapan teknik relaksasi progresif pada klien Ny. A yang telah
dilakukan pada tanggal 03 Juli 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Hasil penerapan teknik relaksasi progresif pada Ny. A dengan arthritis
reumatoid diwilayah kerja puskesmas siulak mukai tahun 2018
Berdasarkan pada tabel yang diatas dapat dilihat hasil dari tindakan
keperawatan yang dilakukan selama lima hari mulai tanggal 03 Juli 2018
sampai 07 Juli 2018 perubahan skala nyeri pada Ny. A sebelum dan sesudah
42
diterapkan teknik relaksasi progresif. Dari tabel diatas dapat dilihat skala
progresif berbeda pada hari kedua yaitu skala 5 dan skala nyeri sesudah
skala 1.
Hal ini didukung oleh teori (Nurarif, 2013) salah satu intervensi keperawatan
intensitas nyeri pada klien, salah satu nya yaitu tindakan yang bisa
otot (Smeltzer and Bare, 2002). Tujuan dari relaksasi progresif yaitu mampu
mengatasi keluhan anxietas, insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan
nyeri yang penulis lakukan dari tanggal 03 – 07 Juli tahun 2018 pada Ny. A,
menunjukan hasil yaitu pasien sudah tidak merasa nyeri dan sudah bisa
beraktifitas seperti biasa dan tidak tampak meringis lagi akan tetapi nyeri
Dari uraian yang diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan relaksasi progresif
yang dilakukan pada klien yang menderita arhtritis reumatoid mampu untuk
Mengurangi Nyeri Pada Klien Ny. S Dan Klien Ny. A Dengan Arhtritis
hasil penerapan teknik teknik relaksasi progresif pada klien Ny. S yang telah
dilakukan pada tanggal 03 Juli 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Hasil penerapan teknik relaksasi progresif pada Ny. S dan Ny. A dengan
arthritis reumatoid diwilayah kerja puskesmas siulak mukai tahun 2018
Ny. S Ny.A
NO Post
HARI Post
Penerapan teknik relaksasi
Penerapan teknik relaksasi progresif
progresif
Skala Nyeri Skala Nyeri
1
5 4
Skala Nyeri Skala Nyeri
2
4 3
Skala Nyeri Skala Nyeri
3
3 2
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil dari penerapan teknik relaksasi
progresif pada kedua klien yaitu Ny. S dan Ny. A dimana setelah dilakukan
menemukan perbedaan respon antara kedua pasien tersebut, yaitu pada Ny. S
penulis dapat menyimpulkan bahwa nyeri yang dirasakan oleh Ny. S telah
dikarenakan kaki sebelah kanan pasien masih belum bisa digerakan yang
disebabkan oleh kecelakaan yang dialami pasien tiga minggu yang lalu
nyeri yang dirasakan pasien telah berkurang dan pasien bisa beraktivitas
seperti biasa nya dan pasien sudah tidak tampak meringis lagi setelah pasien
hasilnya berbeda, hal ini bisa dikarenakan oleh faktor fisik dan faktor sosial,
sebelah kanan nya terluka karena kecelakaan sedangkan Ny. S tidak memiliki
tinggal seorang diri sehingga susah untuk melakukan tindakan yang diajarkan
oleh penulis berbeda dengan Ny. A pasien tinggal bersama keluarga nya
sehingga tindakan yang diajarkan penulis dapat dibantu oleh keluarga untuk
Dan hal ini sesuai dengan pendapat (Desi, 2016) yang menyatakan bahwa
ketergantungan.
Hasil temuan dalam studi kasus ini memiliki beberapa implikasi yang
keperawatan.
45
Data dari studi kasus ini dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan
Penulis menyadari penuh bahwa studi kasus ini masih jauh dari
BAB V
A. Kesimpulan
sedang menjadi nyeri ringan yaitu dari skala lima menjadi skala tiga.
sedang menjadi nyeri ringan yaitu dari skala lima menjadi skala dua.
nyeri pada klien Ny. A dan Ny. S dengan arhritis reumatoid diwilayah
kerja Puskesmas Siulak Mukai dimana pada Ny. S pada hari kedua sudah
diterapkan teknik relaksasi progresif yaitu dari skala lima menjadi skala
empat, sedangkan pada Ny.A perbedaannya terlihat pada hari ketiga yaitu
B. Saran
relaksasi progresif untuk mengurangi nyeri pada klien Ny. A dan Ny. S
tahun 2018.
2. Bagi Puskesmas
Siulak Mukai.