Anda di halaman 1dari 18

Referat

GAMBARAN RADIOLOGI PADA SPONDILITIS TUBERKULOSIS

Oleh:
Faris Saadi Firdaus 2140312130
Nur Faydotus Salsabila 2140312013
Nabila Mustafa 1610311022

Pembimbing:
dr. Dina Arfiani Rusjdi, Sp.Rad

BAGIAN ILMU RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul
Gambaran Radiologi pada Spondilitis Tuberkulosis.
Referat ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di
Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada dr. Dina Arfiani Rusjdi, Sp.Rad selaku
pembimbing yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam pembuatan
referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakannya.
Penulis juga berharap referat ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan
dan wawasan penulis dan pembaca mengenai Gambaran Radiologi pada
Spondilitis Tuberkulosis.

Padang, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang umum dan paling sering
terjadi di antara penyakit arthritis lainnya. Penyakit ini memiliki prevalensi yang
cukup tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga
merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada orang tua. Faktor resiko
utama penyakit ini adalah obesitas. Oleh sebab itu, semakin tinggi prevalensi
obesitas pada suatu populasi akan meningkatkan angka kejadian penyakit
osteoarthritis. Di Amerika Serikat, prevalensi osteoartritis diperkirakan akan
meningkat sebesar 66-100% pada tahun 2020.1
Osteoarthritis menyerang sendi-sendi tertentu. Sendi yang sering terkena
meliputi tulang belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, pinggul, lutut,
dan sendi phalangeal metatarsal. Di tangan, OA juga sering terjadi pada sendi
interphalangeal distal dan proksimal dan pangkal ibu jari. Biasanya sendi-sendi
yang tidak rentan terkena OA adalah pergelangan tangan, siku, dan pergelangan
kaki. Terjadinya OA pada sendi-sendi yang telah disebutkan di atas
dimungkinkan karena sendi- sendi tersebut mendapat beban yang cukup berat
dari aktivitas sehari- hari seperti memegang/menggenggam benda yang cukup
berat (memungkinkan OA terjadi di dasar ibu jari), berjalan (memungkinkan OA
di lutut dan pinggul), dan lain sebagainya.1
Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur anatomis dan
atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. OA ditandai dengan patologi
yang melibatkan seluruh sendi, termasuk degradasi kartilago, remodeling tulang,
pembentukan osteofit inflamasi sinovial, menyebabkan nyeri, kekakuan,
pembengkakan, dan hilangnya fungsi sendi yang normal. Menurut studi kadaver
pada tahun-tahun terdahulu, perubahan struktural OA hampir universal, antara
lain hilangnya tulang rawan (dilihat sebagai berkurangnya/menyempitnya ruang
sendi pada pemeriksaan radiologis sinar-x) dan osteofit. Banyak orang yang
didiagnosis mengalami OA berdasarkan temuan radiologis tidak menunjukkan
gejala pada sendi.1
Osteoarthritis simptomatik (nyeri pada persendian yang didukung gambaran
radiologis OA) pada lutut terjadi sebesar 12% dari orang usia 60 di Amerika
Serikat dan 6% dari seluruh orang dewasa usia 30. OA panggul simptomatik
kira-kira sepertiga dari penyakit OA pada lutut. Sementara OA asimtomatik
(tidak menimbulkan gejala namun sudah dibuktikan dari gambaran radiologis)
pada tangan seringkali terjadi pada pasien usia lanjut. Meski begitu, OA
simptomatik di tangan juga terjadi pada 10% orang tua dan sering menghasilkan
keterbatasan fungsi gerak sendi.2,3
Prevalensi OA meningkat berbanding lurus dengan usia. Terlepas dari hal
tersebut, OA jarang terjadi pada orang dewasa di bawah usia 40 tahun dan
sangat lazim terjadi pada orang di atas usia 60 tahun. Penyekit ini juga jauh lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. OA yang sudah didiagnosis
berdasarkan temuan radiologis pada umumnya terjadi di punggung bawah dan
leher, namun nyeri punggung dan nyeri leher belum tentu dapat dikatakan
sebagai OA. Osteoarthritis pada punggung bawah dan leher dapat ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan radiologis yaitu pemeriksaan sinar-x.1

1.2 Batasan Masalah


Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor
risiko, klasifikasi, patogenesis, manifestasi klinis, pemeriksaan radiologi dan
penunjang lainnya, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis
osteoartritis.

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang definisi, epidemiologi,
etiologi dan faktor risiko, klasifikasi, patogenesis, manifestasi klinis,
pemeriksaan radiologi dan penunjang lainnya, diagnosis, penatalaksanaan,
komplikasi dan prognosis osteartritis.

1.4 Metode Penulisan


Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang
dirujuk dari berbagai literatur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sendi


Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan
tulang- tulang tersebut dapatbergerak satu sama lain, maupun tidak dapat
bergerak satu sama lain, pada sendi sinovial dilapisi oleh suatu kartilago yang
terbagi atas dua bagian yaitu kondrosit dan matriks ekstraseluler.
Matriksekstraseluler yang mengandung banyak kolagen tipe II, IX, dan XI
serta proteoglikan (terutama agregat). Agregat adalah hubungan antara
terminal sentral protein dengan asam hialuronatmebentuk agreratyang dapat
menghisap air. Sesudah kekuatan kompresi hilang maka air akan kembali
pada matriks dan kartilago kembali seperti semula. Jaringan kolagen
merupakan molekulprotein yang kuat. Kolagen ini berfungsi sebagai
kerangka dan mencegah pengembangan berlebihan dari agregat
proteoglikan.4
Rawan sendi hanya mempunyai sedikit kemampuan untuk penyembuhan
(reparasi). Agar tetap berfungsi dengan baik, rawan sendi hanya dapat
menanggung perubahan sebab fisis sedikit yaitusebesar 25kg/cm3. Fungsi
utama rawan sendi yaitu disamping memungkinkan gesekan padagerakan,
juga menyerap energi beban dengan mengubah bentuk dan dengan efektif
menyebarkan beban tersebut pada suatu daerah yang luas.1,4
Gambar 2.1 Anatomi Sendi1
Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi
yaitu: Kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang
di dasarnya. Kapsula dan ligamen-ligamen sendi memberikan batasan
pada rentang gerak (Range of motion) sendi. Cairan sendi (sinovial)
mengurangi gesekan antar kartilago pada permukaan sendi sehingga
mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang
disebut dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang
berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan apabila
terjadi cedera dan peradangan pada sendi.5
Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung suatu mekanoreseptor
yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang dikirimkannya
memungkinkan otot dan tendon mampu untuk memberikan tegangan yang cukup
pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak. Otot-otot dan tendon yang
menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi. Kontraksi otot yang
terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup
pada anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot tersebut turut
meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi
sebelum terjadi tumbukan (impact). Tumbukan yang diterima akan didistribusikan
ke seluruh permukaan sendi sehingga meringankan dampak yang diterima. Tulang
di balik kartilago memiliki fungsi untuk menyerap goncangan yang diterima.5
Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi. Kartilago dilumasi oleh cairan sendi
sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika
bergerak. Kekakuan kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai
penyerap tumbukan yang diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum
timbulnya OA dapat terlihat pada kartilago sehingga penting untuk mengetahui
lebih lanjut tentang kartilago. Terdapat dua jenis makromolekul utama pada
kartilago, yaitu Kolagen tipe dua dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan
ketat, membatasi molekul – molekul aggrekan di antara jalinan-jalinan kolagen.
Aggrekan adalah molekul proteoglikan yang berikatan dengan asam hialuronat
dan memberikan kepadatan pada kartilago. Kondrosit, sel yang terdapat di
jaringan avaskular, mensintesis seluruh elemen yang terdapat pada matriks
kartilago. Kondrosit menghasilkan enzim pemecah matriks, sitokin {Interleukin-1
(IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF)}, dan faktor pertumbuhan. Umpan balik
yang diberikan
enzim tersebut akan merangsang kondrosit untuk melakukan sintesis dan
membentuk molekul-molekul matriks yang baru. Pembentukan dan pemecahan ini
dijaga keseimbangannya oleh sitokin faktor pertumbuhan, dan faktor lingkungan.4
Kondrosit mensintesis metaloproteinase matriks (MPM) untuk
memecah kolagen tipe dua dan aggrekan. MPM memiliki tempat kerja di matriks
yang dikelilingi oleh kondrosit. Namun, pada fase awal OA, aktivitas serta efek
dari MPM menyebar hingga ke bagian permukaan (superficial) dari kartilago.
Stimulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi pergantian
matriks, namun stimulasi IL-1 yang berlebih malah memicu proses degradasi
matriks. TNF menginduksi kondrosit untuk mensintesis prostaglandin (PG),
oksida nitrit (NO), dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan
degradasi matriks. TNF yang berlebihan mempercepat proses pembentukan
tersebut. NO yang dihasilkan akan menghambat sintesis aggrekan dan
meningkatkan proses pemecahan protein pada jaringan. Hal ini berlangsung pada
proses awal timbulnya
OA.4
Anatomi dan Radioanatomi
Anatomi dan Radioanatomi Manus
Gambar 2.2 Anatomi Manus6

Manus (tangan) terdiri atas tulang carpal, metacarpal, dan phalang. Masing-
masing phalanges terdiri atas tiga ruas (proximal, medial, dan distal phalang).
Pencitraan manus biasanya dilakukan dengan posisi AP dan lateral(6)(7)

Gambar 2.3 Radioanatomi Manus Posisi AP dan Lateral7

Anatomi dan Radioanatomi Genu


Anatomi dari genu atau sendi lutut terbagi dalam beberapa struktur jaringan yaitu
komponen tulang, komponen jaringan lunak, dan jaringan saraf serta jaringan
pembuluh darah. 1. Komponen tulang dari sendi lutut antara lain femur, patella,
tibia, dan fibula. 2. Komponen jaringan lunak 3. Sendi lutut adalah sendi yang
terdiri dari dua buah sendi condyloid dan satu buah sendi sellar (artikulasi
patellofemoral).8

Gambar 2.4 Anatomi Genu8


Anatomi normal sendi lutut:
Gambaran radiografi AP / PA
Sendi lutut dibentuk oleh sendi femorotibial (artikulasi femur-tibia) dan sendi
patellofemoral (artikulasi patella-femur). Sendi femorotibial dibagi lagi menjadi
kompartemen medial dan kompartemen lateral. Terlepas dari kenyataan bahwa
tiga artikulasi di atas secara teratur digambarkan sebagai sendi terpisah, mereka
berbagi kapsul artikular yang sama. Kondilus femoralis dan tibial plateu terlihat
pada gambar AP / PA. Area lusen pada kompartemen medial & lateral sendi
femorotibial sama pada lutut normal. Ruang ini menunjukkan ruang sendi. Ruang
sendi yang asimetris mungkin menunjukkan gangguan meniskus dan/ atau
kehilangan tulang rawan (catatan: tulang rawan tidak terlihat pada sinar-X) dan/
atau kelemahan ligamen. Tibialis plateu medial & lateral dipisahkan oleh sedikit
elevasi; yaitu intercondylar tibialis.9,10
Gambar 2.5 Radioanatomi Genu Posisi AP/PA9
Gambaran Radiografi Lateral
Radiografi lateral menghasilkan gambar sendi patellofemoral yang lebih baik
daripada gambar AP. Selain tulang, kita juga bisa menilai jaringan lunak. Lutut
memiliki tiga bantalan lemak, yaitu bantalan lemak infrapatellar juga disebut
bantalan lemak Hoffa, bantalan lemak suprapatela posterior (= lemak prefemoral),
dan bantalan lemak suprapatellar anterior.9,10

Gambar 2.6 Radioanatomi Genu Posisi Lateral9


Anatomi dan Radioanatomi Pelvis
Sendi panggul terdiri atas empat tulang: dua os coxae, os sacrum, dan os coccygis.
Gelang panggul memberikan hubungan yang kuat dan stabil antara tubuh dan
extremitas inferior. Hubungan ini harus kuat karena memikul berat badan yang
besar.11
Gambar 2.7 Anatomi Pelvis11

Gambar 2.8 Radioanatomi Pelvis11


Anatomi dan Radioanatomi Acromioclavicular Joint
Sendi akromioklavikularis menghubungkan antara skapulohumeral dan klavikula.
Klavikula berfungsi sebagai penyangga antara lengan atas dan kerangka aksial.
Sendi akromioklavikularis adalah sendi sinovial diarthrodial antara permukaan
medial datar dari akromion dan ujung distal klavikula. Tulang-tulang ini
berartikulasi pada aspek yang tertutup tulang rawan yang awalnya hialin tetapi
berubah menjadi fibrokartilago seiring bertambahnya usia. Diskus
fibrokartilagenous menjadi bantalan pada dua permukaan sendi yang relatif kecil
sementara sendi terbungkus dalam kapsul sendi.12-15
Gambar 2.9 Anatomi Sendi Acromioclavicular14

Gambar 2.10 Radioanatomi Sendi Acromioclavicular14


2.2.5 Anatomi dan Radioanatomi Pedis

Gambar 2.11 Prevalensi populasi OA gejala radiografi pada persendian kaki.


metatarsophalangeal, cuneometatarsal, navicular - cuneiform, talonavicular15

Definisi Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai dengan perubahan
patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang
rawan/kartilago hialin. Hal tersebut disertai dengan peningkatan ketebalan dan
sklerosis dari subchondral yang bisa disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada
tepian sendi, peregangan kapsul artikular, synovitis ringan pada persendian, dan
lemahnya otot-otot yang menghubungkan persendian.1 Secara klinis, kondisi ini
ditandai dengan nyeri sendi,nyeri tekan, krepitasi, kekakuan dan keterbatasan
gerakan .
Epidemiologi
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua.
Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Di Amerika Serikat,
prevalensi osteoartritis pada populasi dengan usia di atas 65 tahun mencapai 80%
dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020.1,16
OA terjadi pada 13,9% orang dewasa berusia lebih dari 25 tahun dan 33,6% dari
mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Prevalensi sendi yang terkena OA
menurut temuan radiologis adalah pada tangan 7,3%, kaki 2,3%, lutut 0,9%, dan
panggul 1,5%. Prevalensi OA menurut gejala yang ditemui yaitu pada tangan 8%,
kaki 2%, lutut 12,1% pada orang dewasa berusia lebih dari 60 tahun dan 16%
pada orang dewasa berusia 45 – 60 tahun, dan panggul 4,4%.2,3,17,18
Angka kematian yang diakibatkan osteoarthritis adalah sekitar 0,2 hingga 0,3
kematian per 100.000 (1979-1988). Angka kematian akibat OA sekitar 6% dari
semua kematian akibat arthritis. Hampir 500 kematian per tahun disebabkan OA
dan angka tersebut meningkat selama 10 tahun terakhir.19
Klasifikasi
Osteoartritis dikelompokkan menjadi 2 kategori berdasarkan penyebabnya,
yaitu:20
Osteoartritis Primer
Osteoarhritis primer adalah degeneratif artikular sendi yang terjadi pada sendi
tanpa adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering menyerang sendi
penahan beban tubuh (weight bearing joint), atau tekanan yang normal pada sendi
dan kerusakkan akibatproses penuaan. Paling sering terjadi pada sendi lutut dan
sendi panggul, tapi ini juga ditemukan pada sendi lumbal, sendi jari tangan, dan
jari pada kaki.
Osteoartritis Sekunder
Osteoarthritis sekunder, paling sering terjadi pada trauma atau terjadi akibat dari
suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada kongenital dan adanya
penyakit sistem sistemik. Osteoarthritis sekunder biasanya terjadi pada umur yang
lebih awal daripada osteoarthritis primer.

Etiologi
Etiologi Menurut (Michael, Schlüter-brust, & Eysel, 2010) etiologi dari
osteoarthritis dibagi menjadi 2 keloompok, yaitu Osteoarthritis primer 9 dan
Osteoarthritis sekunder. Osteoarthritis primer merupakan osteoarthritis ideopatik
atau osteoarthritis yang belum diketahui penyebabnya. Sedangkan osteoarthritis
sekunder penyebabnya yaitu pasca trauma, genetik, mal posisi, pasca operasi,
metabolik, gangguan endokrin, osteonekrosis aseptik. Menurut (heidari, 2011)
osteoarthritis memiliki etiologi multifaktoral, yang terjadi karena karena interaksi
antara faktor sistemik dan lokal. Usia, jenis kelamin perempuan, berat badan, dan
obesitas, cedera lutut, penggunaan sendi berulang, kepadatan tulang, kelemahan
otot, dan kelemahan sendi memainkan peran dalam pengembangan OA sendi.21,22

Faktor Risiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko osteoartritis meliputi:
Usia yang lebih tua. Risiko osteoartritis meningkat seiring bertambahnya usia.
Seks. Wanita lebih mungkin untuk mengembangkan osteoarthritis, meskipun
tidak jelas mengapa.
Kegemukan. Membawa berat badan ekstra berkontribusi terhadap osteoartritis
dalam beberapa cara. Peningkatan berat badan menambah tekanan pada sendi
yang menahan beban, seperti pinggul dan lutut. Juga, jaringan lemak
menghasilkan protein yang dapat menyebabkan peradangan berbahaya di dalam
dan di sekitar sendi.
Cedera sendi. Cedera, seperti yang terjadi saat berolahraga atau karena
kecelakaan, dapat meningkatkan risiko osteoartritis. Bahkan cedera yang terjadi
bertahun-tahun yang lalu dan tampaknya sudah sembuh dapat meningkatkan
risiko osteoartritis.
Tekanan berulang pada sendi. Jika pekerjaan atau olahraga yang dimainkan
menempatkan tekanan berulang pada persendian, persendian itu pada akhirnya
dapat mengembangkan osteoartritis.
Genetika. Beberapa orang mewarisi kecenderungan untuk mengembangkan
osteoarthritis.
Deformitas tulang. Beberapa orang dilahirkan dengan sendi yang cacat atau
tulang rawan yang rusak.
Penyakit metabolik tertentu. Ini termasuk diabetes dan kondisi di mana tubuh
memiliki terlalu banyak zat besi (hemokromatosis).23

DAFTAR PUSTAKA
1. Spondilitis TB (TBS) adalah bentuk TB artikuloskeletal yang paling umum dan
paling serius dan menyumbang hingga 50% dari kasus TB ekstraparu dan 5-10%
dari total kasus TB. https://doi.org/10.1111/1744-9987.13505

Anda mungkin juga menyukai