FRAKTUR MONTEGGIA
Disusun oleh:
Muhammad Faris Alhakim
NIM. 2108436592
Pembimbing
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul
“FRAKTUR MONTEGGIA”.
telah membimbing saya dalam menyusun dan menyelesaikan laporan kasus ini.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Saya menyadari bahwa penyusunan case report
ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.
Atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan laporan kasus ini, saya
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
rawan epifisis yang bersifat total maupun parsial akibat trauma mekanik dan non-
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2011 sebanyak 1,3 juta
Asia Tenggara yaitu sebesar 1,3 juta per tahun dengan jumlah penduduk 238 juta. 4
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bagian tubuh yang
sering mengalami cedera yaitu ekstremitas bawah (67%) dan ekstremitas atas
(32%).5
Fraktur radius ulna adalah salah satu fraktur pada lengan bawah, lengan
bawah ini terdiri atas dua tulang panjang yaitu radius dan ulna.6 Radius ulna
berada pada lengan bagian bawah, yang sebelah proksimal berhubungan dengan
sendi siku dan distal berhubungan dengan sendi pergelangan tangan. Radius ulna
dalam artikulasi dengan pergelangan tangan.7 Fraktur pada ekstremitas atas yang
paling sering terjadi adalah fraktur pada radius dan ulna, lalu diikuti oleh
humerus.6
pada extremitas (anggota gerak) yang salah oleh bone setter (dukun patah), yang
masyarakat akan pentingnya menangani fraktur dengan benar agar tulang dapat
manifestasi klinis, x-ray, tatalaksana fraktur terbuka dan tertutup, serta komplikasi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
pendek, tulang pipih dan tulang yang tidak teratur. Radius dan ulna
Tulang panjang memiliki dua regio utama yaitu diafisis dan epifisis
berada diantara bagian proksimal dan ujung distal tulang. Didalam diafisis
terdapat kavitas medular yang berisi sumsum tulang kuning pada orang
osseus. Bagian tulang yang terletak antara diafisis dan epifisis disebut
Lengan bawah dibentuk oleh dua tulang yang paralel yaitu radius dan ulna.
Tulang radius dapat berputar pada ulna sehingga memungkinkan gerakan pronasi
dan supinasi. tulang ulna terletak di bagian medial dan memiliki bentuk yang
dan radius. Artikulasi antara humerus dan ulna memiliki dua proyeksi yaitu
olecranon yang membentuk tonjolan pada siku dan prosesus koronoid yang
Tulang radius terletak pada bagian lateral dan merupakan tulang yang
lebih pendek dari ulna. Kaput dari radius berbentuk cekung sebagai tempat
artikulasi dengan kapitulum humerus pada saat fleksi dan ekstensi sendi siku.
pada sendi siku secara eksklusif, sedangkan yang lain bekerja pada pergelangan
tangan dan jari. Otot-otot fleksor kompartemen anterior memiliki kira-kira dua
kali massa dan kekuatan otot-otot ekstensor kompartemen posterior. Otot fleksor
lengan bawah dipisahkan dari otot ekstensor lengan bawah oleh radius dan ulna
dan, pada dua pertiga distal lengan bawah, oleh membran interoseus yang
menghubungkan keduanya.11
longus, dan fleksor carpi ulnaris) semuanya melekat secara proksimal oleh tendon
hanya memasok otot ekstensor dan (2) bahwa semua fleksor terletak di
kompartemen anterior.11
1. Otot-otot yang ekstensi dan abduksi atau adduksi tangan pada sendi
3. Otot yang ekstensi atau abduksi ibu jari (abduktor polisis longus, ekstensor
Pulsasi a. ulnaris dapat dirasakan pada bagian lateral dari tendon flexor carpi
ulnaris atau berada pada bagian anterior dari caput ulnaris. Cabang-cabang arteri
periartikular siku dan memperdarahi otot-otot lengan bawah medial dan sentral,
radialis terletak pada otot sampai mencapai bagian distal lengan bawah. Arteri
radialis terletak di permukaan anterior radius dan hanya ditutupi oleh kulit dan
Persarafan pada lengan bawah adalah median, ulnaris, dan radial. Nervus
medianus adalah nervus utama dari bagian anterior (flexor-pronator) lengan
supinator) lengan bawah. Selain cabang cutaneous, hanya ada dua saraf di bagian
11
anterior lengan bawahGambar
yaitu n. median dan n.lengan
2.4 Inervasi ulnaris.bawah 12
2.2.1 Definisi
Fraktur Monteggia merupakan salah satu jenis fraktur yang terjadi pada
regio antebrachii. Fraktur Monteggia adalah fraktur pada os ulna bagian proksimal
disertai dislokasi dari caput radii pada proximal radioulnar joint (PRUJ).13
2.2.2 Epidemiologi
adalah ekstremitas bagian bawah (67%), ekstremitas bagian atas (32%), cedera
kepala (11,9%), cedera punggung (6,5%), cedera dada (2,6%), dan cedera perut
(2,2%).14 Sebagian besar kasus fraktur dari shaft regio antebrachii terjadi pada
anak-anak. Untuk usia diatas 20 tahun, jumlah kasus tahunan hanya di bawah 2
per 10.000 orang, dominan terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan di
semua kelompok umur.13 Di Amerika Serikat, insiden kasus ini 4 per 10.000 pada
atlet - atlet sekolah menengah atas. Insiden tertinggi pada pemain sepakbola
dengan insiden 6 per 10.000 atlet, dan terendah pada pemain bola voli dengan
insiden 1 per 10.000 atlet. Fraktur Monteggia terjadi 13% dari seluruh kasus
arah dari apeks ulna yang mengalami fraktur serta arah dari dislokasi caput radii. 15
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.5 Klasifikasi Fraktur Monteggia Menurut Bado (a) anterior fraktur
monteggia, (b) posterior fraktur monteggia, (c) lateral fraktur monteggia, (d)
monteggia fraktur.
lanjut oleh Jupiter dkk, berdasarkan lokasi dan jenis fraktur ulna serta pola cedera
caput radii3 (Tabel 2.2). Hal paling penting yang perlu dipahami dan ditangani
dengan tepat pada cedera tipe II adalah adanya fraktur kortikal ulna anterior.
Sebelum tahun 1951, lesi Monteggia posterior dianggap tidak umum, terhitung
hanya 10% sampai 15% dari fraktur Monteggia. Insiden yang relatif rendah ini
mungkin karena hasil dari masuknya fraktur yang sering terjadi pada anak-anak
maupun pada orang dewasa, karena cedera Bado tipe I lebih sering terjadi pada
anak-anak dan cedera tipe II jarang terjadi pada anak-anak. Penrose, Pavel dkk
mencatat klasifikasikan fraktur Bado tipe II dominasi terjadi pada pasien dewasa.
Penulis lain juga melaporkan bahwa fraktur Monteggia posterior merupakan 70%
sampai 75% dari semua fraktur Monteggia pada orang dewasa, dengan sebagian
besar fraktur ulnaris terjadi hanya di distal prosesus koronoideus (tipe IIB).
juga penting secara epidemiologis. Dislokasi posterior terjadi terutama pada orang
dewasa paruh baya dan lanjut usia, dislokasi lateral lebih sering terjadi pada anak-
anak, dan dislokasi anterior sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda15.
fraktur fragmen satu sama lain, hubungan fraktur ke lingkungan eksternal dan, ada
atau tidak adanya komplikasi. Deskripsi fraktur ini penting untuk menentukan
dislokasi.
masih ada bagian tulang yang intak. Fraktur tertutup meliputi crack atau
oblique, dan spiral. Jika terdapat lebih dari satu garis fraktur sehingga
5. Hubungan fraktur dengan lingkungan luar, jika pada fraktur kulit luar
masih utuh maka disebut fraktur tertutup. Sementara jika terjadi hubungan
antar fraktur dengan lingkungan diluar baik akibat tulang yang menembus
kulit maupun ada benda yang menembus kedalam kulit maka disebut
dapat diakibatkan oleh cedera itu sendiri dan akibat kesalahan penanganan
menyebabkan fraktur dan dislokasi juga akan menghasilkan cedera pada jaringan
lunak baik ringan maupun cedera berat. 16 Tscherne membuat klasifikasi dari
cedera jaringan lunak pada fraktur tertutup berdasarkan adanya cedera akibat
kekuatan langsung dan tidak langsung (Tabel 2.3). Sementara Gustilo dan
jaringan lunak yang terjadi (Tabel 2.4).17 Berdasarkan klasifikasi tersebut jika
terjadi fraktur segmental, farmyard injuries, fraktur yang terjadi di tempat dengan
kontaminasi tinggi, luka tembak senapan atau luka tembak dengan kecepatan
Gamb
menopang tubuh. Bila pada momen tersebut tubuh agak terpuntir maka hal
hebat otot bisep menyebabkan dislokasi caput radii. Fraktur ulna disebabkan oleh
tarikan membran interoseus dan tarikan otot brachialis.15 Caput radii akan
mengalami dislokasi paling sering ke arah anterior dan sepertiga proksimal dari
penyebab paling sering dari fraktur Monteggia, Fraktur monteggia dapat terjadi
akibat cedera berenergi rendah seperti jatuh dari ketinggian dan tangan terentang
dengan lengan bawah dipaksa pronasi, atau cedera berenergi tinggi, misalnya
jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas. Tipe yang jarang dari fraktur
Monteggia adalah yang disebakan oleh cedera fleksi (flexion type) yang ditandai
dengan angulasi posterior dari os ulna yang mengalami fraktur disertai dislokasi
menyampaikan bahwa lesi Bado tipe II terjadi ketika dua mekanisme cedera yang
berbeda. Fraktur akibat energi rendah cenderung terjadi pada pasien wanita usia
lanjut, sedangkan fraktur akibat energi tinggi terjadi pada pasien pria yang lebih
muda.15
pembengkakan pada siku, deformitas, krepitasi, serta rasa nyeri yang menyertai
pergerakan dari siku terutama pada gerakan supinasi dan pronasi. Pemeriksaan
neurovaskular yang teliti sangat penting untuk dilakukan karena cedera nervus
terutama nervus radialis dan posterior interosseus nerve (PIN) sangat sering
terjadi. Cedera neurovascular ini terutama terjadi pada fraktur Monteggia tipe II
berdasarkan klasifikasi Bado. Deformitas dari ulna biasanya nampak sangat jelas,
akan tetapi dislokasi dari caput radii biasanya tersamarkan oleh bengkak yang
terjadi pada pasien. Petunjuk penting yang dapat kita gunakan sebagai patokan
adalah nyeri pada sisi lateral dari siku. Pergelangan tangan dan tangan juga harus
2.2.6 X-Ray
sangat diperlukan dengan menampakkan secara jelas elbow joint dan wrist joint.
Untuk mendiagnosis dislokasi caput radii yang agak samar kita perlu mengetahui
keadaan normal seharusnya garis khayal yang ditarik dari caput radii dan shaft
harus selalu sejajar dengan capitellum. Pada posisi supinasi lateral, garis khayal
tangensial terhadap caput radii anterior dan posterior harus menempel pada
capitellum.1 Pada kasus umumnya caput radial dislokasi kearah anterior desertai
dengan fraktur ulna 1/3 proksimal dengan angulasi ke anterior. Angulasi ulna ke
posterior dan lateral jarang terjadi disertai dislokasi caput radial ke posterior atau
radial.21
terjadinya fraktur union. Berikut adalah aspek yang perlu diperhatikan dalam
baik untuk tumbuhnya kuman. Oleh karena itu, jaringan yang sudah
mati seperti kulit, lemak subkutan, fasia, otot, dan fragmen tulang
hapusan untuk kultur kuman pada tahap ini. Beberapa prinsip yang
a) Eksisi tepi luka. Tapi luka dieksisi hingga tepi kulit yang
sehat.
b) Ekstensi luka. Pembersihan luka yang baik membutuhkan
lebih dalam.
unit.16,21
fraktur kompresi ringan, atau impact fracture pada bagian atas humerus hasilnya
akan sembuh lebih baik tanpa dilakukan reduksi ataupun imobilisasi. Proteksi
pada fraktur bisa didapat dengan menggunakan sling pada ekstremitas atas atau
crutch untuk menopang kaki. Namun pada penggunaan proteksi saja dapat
pergerakan pada lokasi fraktur. Salah satu jenis imobilisasi relatif adalah dengan
fraktur undisplaced yang tidak stabil. Namun karena adanya penarikan pada
angulasi, rotasi, atau override sehingga perlu pemeriksaan radiografi pada fase
awal penyembuhan. Pemasangan gips atau bidai yang tidak tepat dapat
menyebabkan luka tekan lokal di atas tonjolan tulang, atau konstriksi ekstremitas
displaced baik pada anak dan dewasa. Prosedur ini dapat dilakukan pada fraktur
displaced yang perlu direduksi dan diperkirakan reduksi tersebut dapat diperoleh
dan dipertahankan dengan metode tertutup. Reduksi tertutup yang dilakukan tidak
tepat dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada jaringan lunak sekitar.
Traksi yang berlebihan di axis longitudinal mengakibatkan spasme arterial
terutama pada siku dan lutut. Pemasangan gips yang terlalu rapat dan kaku juga
dapat menyebabkan kerusakan pada sirkulasi. Luka akibat tekanan pada tulang
yang menonjol dan cedera tekanan pada saraf perifer juga dapat terjadi.16
menggunakan extension tape atau disebut traksi kulit. Pada dewasa muda dan
dewasa butuh kekuatan traksi yang lebih besar sehingga dilakukan traksi pada
tulang. Traksi dapat difiksasi pada ujung tempat tidur (fixed traction) atau
diindikasikan pada fraktur oblique yang tidak stabil, spiral atau fraktur komunitif
pada tulang panjang besar serta fraktur tulang belakang yang tidak stabil. Traksi
(kompartmen sindrom).16
Fraktur pada diafisis tibia, sepertiga distal femur, humerus, dan ulna pada
dewasa dapat ditangani dengan reduksi tertutup dan diikuti dengan pemasangan
oleh prinsip bahwa imobilisasi kaku kurang baik dalam penyembuhan tulang dan
penyembuhan pada jaringan lunak mulai terbentuk. Dengan penyangga ini sendi
Fiksasi eksternal pada tulang dilakukan dengan cara memasukkan 2-3 pin
metal secara perkutaneus dari atas dan bawah tulang yang mengalami fraktur dan
difiksasi dengan batang di bagian luar. Prosedur ini biasa dilakukan pada fraktur
kominutif berat dan tidak stabil pada tibia atau femur, terutama frkatur terbuka
tipe 3 dengan kerusakan jaringan lunak yang parah. Penggunaan fiksasi ekterna
skin graft. Eksternal fiksasi juga dapat digunakan pada fraktur tidak stabil pelvis,
menyebabkan infeksi pada pin yang digunakn baik dengan osteomyelitis maupun
tidak. Hal ini terjadi karena pin dimasukkan dengan bor kecepatan tinggi sehingga
tulang disekitarnya akan mati akibat panas yang dihasilkan oleh gesekan bor.16
fraktur. Insersi fiksasi internal dilakukan melalui insisi kecil pada kulit dengan
dapat terlihat dengan jelas. Namun dengan dibukanya lokasi frkatur maka
kemungkinan terjadi infeksi juga lebih besar. Setelah dilakuka reduksi terbuka
perkumpulan ahli bedah AO/ASIF membentuk sistem untuk fiksasi internal yang
dikenal dengan sistem AO/ASIF. Prinsip dari sistem tersebut adalah tercapainya
fiksasi internal yang kaku sehingga tidak perlu dilakukan imobilisasi eksternal dan
dapat berfungsinya otot dan sendi secara aktif segera setelah operasi.16
Reduksi terbuka dilaukan jika reduksi tertutup sudah tidak bisa lagi
displaced pada anak yang mengenai lempeng epifisis. Open reduction and
internal fixation (ORIF) dilakukan jika terdapat cedera pada pembuluh darah yang
butuh eksplorasi dan perbaikan. Sedangkan fraktur pada diafisi tibia atau humerus
tidak boleh dilakukan ORIF karena sudah cukup dengan menggunakan fiksasi
eksternal. Operasi yang dilakukan dalam prosedur ini dapat meningkatkan risiko
infeksi dan kemungkinan terjadi kerusakan pada pembuluh darah sehingga dapat
panggul dan siku karena memiliki kemungkinan tinggi terjadi nekrosis pada
fragmen sendi, fraktur non-union, dan penyaki sendi degeneratif post trauma.
Maka dari itu pada kejadian fraktur tersebut diperlukan eksisi dan penggantian
sendi dengan endoprothesis. Fraktur pada intrakapsular leher femur terutama pada
orang tua, fraktur kominutif pada kaput radius pada dewasa, dan fraktur kominutif
berat pada patella juga merupakan indikasi dilakukannya eksisi dan endoprothesis.
os ulna yang mengalami fraktur. Hanya dengan memastikan hal tersebut maka
reduksi sempurna dari caput radii dapat tercapai. Pada orang dewasa, hal ini dapat
karena angka keberhasilannya sebesar 50%. Pada orang dewasa semua jenis
fraktur monteggia harus segera dilakukan operasi terbuka dengan fiksasi interna
yang rigid karena fraktur ini adalah suatu fraktur yang juga mengenai sendi siku
plate dan screw. Caput radii biasanya akan tereduksi ketika os ulna telah
maksimal. Jika caput radii tidak tereduksi atau tidak stabil maka reduksi terbuka
harus dilakukan. Jika siku telah stabil sempurna, maka pasien dapat melakukan
gerakan fleksi dan ekstensi segera setelah operasi. Jika ada hambatan dalam
dengan yang terjadi pada orang dewasa. Namun, penting untuk diketahui bahwa
fraktur ulnaris incomplete (greenstick atau deformasi plastis); jika ini tidak
terdeteksi, dan dikoreksi, maka pada anak akan terjadi subluksasi kronis caput
radial. Karena osifikasi yang tidak sempurna dari caput radial dan epiphysis
capitella pada anak-anak, hal ini tidak mudah ditentukan pada x-ray dan dislokasi
proksimal sering terlewatkan. x-ray harus dinilai dengan sangat hati-hati dan, jika
ada keraguan, x-ray harus diambil dari sisi lain untuk perbandingan. Fraktur
diperlukan kekuatan yang cukup besar untuk meluruskan ulna dengan deformasi
plastis. Posisi kaput radial kemudian diperiksa; jika tidak sempurna, reduksi
tertutup dapat dilakukan dengan mengekstensi dan supinasi siku dan menekan
caput radial, kemudian lengan diimobilisasi dengan gips dan siku dalam posisi
ekstensi dan supinasi, selama 3 minggu. Fraktur complete paling baik diobati
dengan fleksi 90° selama sekitar dua minggu. Tergantung pada kondisi jaringan
lunak, gerakan awal aktif dan aktif di bantu (dimulai dengan bantuan gravitasi
fleksi dan ekstensi dibawah kontrol fisioterapi) tindakan ini dianjurkan pada hari
kedua atau ketiga setelah operasi untuk mencegah kekakuan siku pasca operasi.
Kontraksi otot yang aktif disekitar siku dapat meningkatkan stabilitas siku. Siku di
latih dengan posisi diatas kepala. pronasi dan supinasi dipraktekkan dengan siku
di fleksikan 90°. Penyatuan fraktur harus dievaluasi melalui x-ray enam minggu
pasca operasi. Penahanan beban maksimum dan kembali untuk olahraga dapat
2.2.8 Komplikasi
2. Malunion Meskipun ulna telah tereduksi sempurna namun tetap saja masih
gerak fleksi sendi siku. Pada anak-anak, caput radii harus direduksi dan
3. Non-union Non-union dari ulna harus ditangani dengan pemasangan plat serta
bone graft.21
BAB III
LAPORAN KASUS
PEKANBARU
PRIMARY SURVEY
GCS : 15
• Exposure & Enviromental (cegah hipotermi): Suhu 36,5 ºC, tidak ada
SECONDARY SURVEY
KELUHAN UTAMA :
Pasien datang ke RSUD AA dengan keluhan nyeri pada lengan kiri bawah
AMPLE
terakhir tidak diketahui. Pasien jatuh dari kaleng cat saat memasang lampu dengan
Pasien datang ke Poli RSUD AA dengan keluhan nyeri pada lengan kiri
bawah sejak sebulan yang lalu, nyeri dirasakan terus menerus dan tidak menjalar,
nyeri memberat ketika pasien beraktifitas dan berkurang dengan istirahat. Sekitar
1 bulan SMRS pasien mengaku terjatuh pada saat memasang bola lampu dengan
posisi jatuh tangan kiri mehanan beban tubuh. Setelah terjatuh keluhan tidak
tukang urat sebanyak 2 kali namun keluhan dan nyeri tidak berkurang, tapi pasien
dan terdapat kelemahan anggota gerak pada lengan kiri bawah. Akhirnya pasien
Riwayat DM (-)
Riwayat DM (-)
Merokok (-)
Minum Alkohol (-)
Olahraga (-)
PEMERIKSAAN FISIK :
STATUS GENERALIS :
VITAL SIGN
TD : 140/80 mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,5 ºC
Skala nyeri :4
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor,
Mulut : mukosa kering (-), lidah kotor (-), bibir pucat (-)
PEMERIKSAAN THORAKS :
Paru
Jantung
- Perkusi :
(-)
PEMERIKSAAN ABDOMEN :
- Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa (-), pembesaran hepar (-),
PEMERIKSAAN EKTREMITAS
- Superior : pucat (-), hangat, CRT <2 detik, edema (-), deformitas (+)
- Inferior : pucat (-), hangat, CRT <2 detik, edema (-), deformitas (-)
STATUS LOKALIS (Regio Antebrachii Sinistra)
Look : Deformitas (-) angulasi (-), jejas (-), swelling (+), hiperemis (-) ,
kontusio (-), luka (-), perdarahan aktif (-), kontaminasi (-), shortening,
o VAS = 5
Feel : nyeri tekan antebrachii sinistra (+), krepitasi (-), teraba hangat
(+). Pulsasi arteri brachialis (+), pulsasi arteri ulnaris (+), Pulsasi arteri
radialis (+). CRT <2 detik, teraba caput radii pada fossa antecubital.
supinasi lengan dan fleksi siku, ekstensi digiti I (+), fleksi digiti I (+),
5 4
5 5
DIAGNOSIS KERJA :
Neclegted fraktur ulna sinistra 1/3 proksimal dengan dislokasi caput radial
DIAGNOSIS DIFERENSIAL :
Fraktur Galeazzi
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Darah Rutin
2. Hitung Jenis
3. Hemostasis (08/11/2021)
PT INR
DM : ≥ 126
Ureum : 17,0 mg/dL Normal : 12,8 – 42,8
Tinggi : ≥ 240
5. Imunologi
Radiologi
Tampak garis fraktur tulang ulna sinistra pada 1/3 proksimal pada diafisis komplit
dengan konfigurasi transverse reduksi baik terfiksasi dengan plate dan screw, dan
DIAGNOSIS AKHIR :
Neclegted fraktur ulna sinistra 1/3 proksimal dengan dislokasi caput radial
TATALAKSANA :
• Ketorolac 3 x 30 mg
• IV Ceftriaxone 2 x 500 mg
PEMBAHASAN
mengeluhkan nyeri pada lengan bawah kiri setelah terjatuh dari kaleng cat pada
saat memasang bola lampu sekitar 1 setengah bulan SMRS. Pasien terjatuh
dengan posisi lengan bawah kiri menahan beban tubuh. Setelah terjatuh keluhan
tidak sadarkan diri, kejang, mual muntah disangkal. Pasien terdiagnosis patah
tulang lengan bawah kiri pada RSUD Dumai. Sebelum dibawa kerumah sakit
Dumai, pasien sempat berobat ke dukun patah tulang (bone setter) sebanyak dua
kali, dan tidak ada perbaikan. Semakin lama nyeri semakin hebat dan keluhan
kelemahan anggota gerak pada lengan bawah kiri mulai dirasakan. Pasien takut
dan terdapat kelemahan anggota gerak pada lengan kiri bawah. Pasien akhirnya
berobat ke RSUD Dumai dan didapatkan gambaran radiologi fraktur pada lengan
bawah kiri dan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau untuk penanganan
lebih lanjut.
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada 1/3 proksimal ulna sinistra disertai
kelemahan anggota gerak dan keterbatasan gerak sendi saat fleksi siku pronasi dan
supinasi, pada palpasi teraba caput radial pada fossa antecubital. Pada x-ray regio
ante brachii sinistra A/P dan lateral didapatkan fraktur ulna pada 1/3 proximal
pada diafisis komplit dengan konfigurasi transverse displaced kearah anterior
yaitu dengan cara terbuka melalui fiksasi internal/open reduction internal fixation
(ORIF) menggunakan plate dan screw pada 1/3 proksimal ulna dan menggunakan
k – ware pada 1/3 proksimal radial . Diharapkan dapat menstabilkan fraktur dan
kembali. Tatalaksana pasca operasi yang dilakukan pada pasien yaitu pemasangan
PENUTUP
tulang yang sebagian besar terjadi akibat trauma, namun juga dapat terjadi akibat
Fraktur pada ulna 1/3 proksimal disertai dengan dislokasi caput radii lazim
kedua fraktur yang sering terjadi setelah fraktur ekstremitas bawah. Fraktur
Monteggia jarang terjadi hanya 13% dari seluruh kasus fraktur pada regio
antebrachii.
pemeriksaan fisik dan radiografi, serta hasil laboratorium. Pasien dengan fraktur
serta rasa nyeri yang menyertai pergerakan dari siku terutama pada gerakan
supinasi dan pronasi, palpasi pada siku caput radii teraba di fossa antecubital
(Bado tipe 1, 4), di belakang (Bado tipe 2), dan lateral (Bado tipe 3). Pada foto
polos keadaan normal seharusnya garis khayal yang ditarik dari caput radii dan
shaft harus selalu sejajar dengan capitellum namun pada Monteggia fraktur caput
radii dapat berada pada anterior, posterior dan lateral. Tatalaksana fraktur
Monteggia dapat dilakukan secara konservatif dan operasi, tergantung pada usia