Anda di halaman 1dari 28

Laporan Jaga

Tension
Pneumothoraks
Dwichi Gusdianingsih
1508438063

Competention : 3A
ICD X : S 270
Identitas
Nama : Tn. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 28 tahun
Tanggal MRS : 03 Februari 2017
Primary Survey
Pasien datang via IGD tanggal 03 Februari 2017 pukul 22.30 WIB
dengan keluhan sesak napas setelah ditusuk pisau di dada kanan.
Airway & C-spine Control

Objective:
• Pasien dapat menjawab dengan tepat dan
jelas
Assessment:
• Airway clear
Actions :
• O2 nassal canul 3L/menit
• Pasang pulse oximetri
Breathing & Ventilation
Objective:
Leher :
• Inspeksi : Tidak tampak deviasi trakea
• Palpasi : Teraba deviasi trakea ke kiri
• Tidak ada ↑ JVP
Thoraks :
• Inspeksi
‐ Napas spontan
‐ Pengembangan thoraks dextra-sinistra tidak simetris  gerakan dinding thoraks
dextra sedikit tertinggal
‐ RR  32 x/menit
‐ Tampak luka terbuka yang dijahit 1 jahitan di thorakalis inferior dextra regio
axilaris posterior – sucking wound sulit dinilai
‐ Tidak tampak jejas trauma di regio thoraks lainnya
• Palpasi : Vokal fremitus sulit dinilai
• Perkusi : Thoraks dextra Hipersonor

Assessment

Ventilasi dan pengembangan


paru abnormal

Kesan  Tension
pneumothorax dextra
Actions :

tindakan surgical thoracostomi dan pemasangan WSD


 Undulasi (+)
 tidak ada darah
Evaluasi
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
‐ Napas spontan
‐ Pengembangan thoraks sinistra dan dekstra simetris
‐ RR  28 x/menit
• Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan
• Perkusi : Sonor di lapangan paru dextra
• Auskultasi : Vesikuler di lapangan paru dextra
Circulation & Bleeding Control
Objective :
Telah terpasang IV line 1 jalur dengan cairan RL 20 tpm
• Nadi 108x/menit
• Tekanan darah 90/60 mmHg
• CRT < 2 detik
• Akral dingin
Terdapat perdarahan aktif pada luka bekas tusukan

Assasement
Syok hipovolemia derajat II
Action :
 IVFD RL 2 jalur  guyur 1500 cc
 Pasang kateter urin No 16 Fr  urin output (+) 350 cc, warna
kuning jernih
Evaluasi
• Akral hangat, CRT < 2 detik
• Nadi: 98 kali/menit
• Tensi: 110/70 mmHg
Disability/Neurologic Evaluation
Objective
• GCS 15
• Pupil : isokor ø 2 mm/2 mm, refleks cahaya (+/+)
• Kekuatan motorik

5 5
5 5
Assasement
Lateralisasi (-)
Mini neurologis baik
Exposure/Environtment Control
Objectives :
Buka seluruh pakaian
Suhu tubuh 370C
Log roll
Assessments :
Hypotermia (-), jejas dan luka di bagian lain tidak ada

Actions :
Selimuti pasien
Naikkan suhu ruangan
Secondary Survey
• Anamnesis : Autoanamnesis & Alloanamnesis
• Keluhan utama
Sesak napas setelah ditusuk pisau sejak 4
jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang dan Mekanisme
Trauma
• Sejak 4 jam SMRS pasien mengeluhkan sesak napas setelah
ditusuk pisau. Pasien ditusuk pada dada sebelah kanan
bagian samping dengan menggunakan pisau belati. Setelah
ditusuk, pisau langsung dicabut. Pasien tidak ingat ukuran
pisau dan kedalaman tusukan pisau.
• Keluar darah mengalir dari tempat tusukan sebanyak ± 1
ember kecil. Sesak (+), muntah (-).
• Setelah kejadian, pasien langsung dibawa ke RS Tandun,
dilakukan penjahitan luka dan pemasangan infus. Pasien
dirujuk ke RSUD AA.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Composmentis
Keadaan Gizi : Baik
Vital Sign
TD : 120/70 mmhg
Nadi : 98 kali/menit
Suhu : 36,8˚C
Pernafasan : 28 x/menit
Urin output : 350 cc/1 jam
Pemeriksaan Fisik
▹ Kepala dan Leher : Konjungtiva anemis (-)
Sklera ikterik (-)
▹ Thoraks : Status Lokalis
▹ Abdomen : DBN
▹ Extremitas : DBN
▹ KGB : DBN
▹ Genitourinarius : DBN
Thoraks
Paru
Inspeksi
• Tampak 1 buah luka tusuk sepanjang 5 cm pada regio axilaris
posterior SIK 7-8 thorakalis dextra telah dijahit. Perdarahan aktif
tidak ada.
• Terpasang chest tube pada linea axilaris anterior SIK 5 thorakalis
dextra
Palpasi
• Vokal fremitus kiri , kanan baik sampai ke lateral
Perkusi
• Sonor pada seluruh lapang paru sinistra-kanan
Auskultasi
• Vesikuler (+) pada lapang paru sinistra-kanan
Jantung :

Inspeksi: IC tidak terlihat

Palpasi : IC teraba di SIK V linea midclavicularis sinistra


1 jari medial

Perkusi : Batas jantung kiri : SIK V linea linea


midclavicularis sinistra 1 jari medial. Batas jantung kanan
linea strenalis

Auskultasi : S1 normal, S2 normal, Murmur (-), Gallop (-)


Diagnosa Kerja :

tension pneumothoraks dextra ec


vulnus penetratum post WSD
Pemeriksaan penunjang
• Darah rutin, PT APTT, AGDA
• Kontrol foto thoraks  post WSD
Hasil pemeriksaan penunjang
Darah rutin : 03/02/ AGDA: 03/02/ 2017
• PH : 7,39 gr/dL
2017
• pCO2 : 40 mmHg
• Hb : 13,2 gr/dL • pO2 : 98 mmHg
• Ht: 39,2 % • HCO3 : 24,3 mmol/L
• TCO2 : 25,4 mmol/L
• PLT: 198.000/uL • BE : -0,7
• WBC : 17.270/uL • SO2c : >95%

PT APTT
PT : 12,3 sec
APTT : 27,9 Sec
Penatalaksanaan
• Non farmakologi
Rawat HCU
O2 3 L/Menit Nasal Canul
IVFD RL 20 tpm

• Farmakologi:
ATS 1500 IU IM
Ceftriaxone inj 1 x 2 gr IV
Ketorolac inj 3 x 30 mg IV
Ranitidin inj 2 x 50 mg IV
PNEUMOTORAKS
DEFINISI
PNEUMOTORAKS

Keadaan dimana terdapat udara bebas di


dalam rongga pleura
Open Pneumothoraks

masuknya udara kedalam cavum


pleura lewat
lubang pada dinding dada/ punggung
yang
terbentuk akibat trauma.
Kasus yang menimbulkan keadan ini,
misal:
kecelakaan trauma dada,
perkelahian / luka
Closed Pneumothoraks

masuknya udara dalam cavum


pleura lewat
lubang yg terbentuk secara tidak
semestinya
pada parenkhim paru, saluran
napas dan
esophageus
Tension Pneumothoraks
Jika udara dapat masuk
dalam
paru pada proses
inspirasi tapi
tidak dapat keluar paru
ketika
proses ekspirasi.
Akibat hal ini, maka
dapat
terjadi peningkatan
tekanan
intrapleural. Karena
tekanan
intrapleural makin
meningkat,
maka mediastinum
terdorong
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai