KEDOKTERAN KERJA
LOW BACK PAIN
Disusun Oleh :
Pembimbing:
1
LEMBAR PENGESAHAN
Muhammadiyah Makassar.
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah,
“Kedokteran Kerja Low Back Pain” ini dapat diselesaikan. Salam dan shalawat
senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, yang menjadi suri tauladan
kepada dosen pembimbing dr. H. Anwar Umar, M.Kes yang telah memberikan
kasus ini.
kekurangan dalam penyusunan tutorial kasus ini, baik dari isi maupun
penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis
3
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan maupun
bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan
memungkinkan bekerja secara optimal. Kesehatan kerja juga diatur dalam Undang
kerja dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja pada setiap tempat kerja khususnya
tempat kerja yang berisiko terjadinya suatu bahaya kesehatan yang cukup besar
bagi para tenaga kerja supaya dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
karyawan akan rendah jika kesehatannya terganggu akibat lingkungan kerja yang
bersih, sehat, dan tenang akan mampu mencapai tingkat produktivitas yang tinggi.
4
peningkatan.
yaitu penyakit umum dan penyakit akibat kerja. Kesehatan suatu lingkungan
tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja
berbagai sentra usaha kecil di kota Makassar, salah satunya adalah industri
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya
terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara
Akibat Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap
2. Faktor Risiko
berikut: 3
1) Faktor Biologis
kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat
6
Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan
infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi
2) Faktor Kimia
Petugas yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-
yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi
paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya
disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh
penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan
7
3) Faktor Ergonomi
kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to
(stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja
4) Faktor Fisik
ketulian
8
Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan,
menangani.
5) Faktor Psikososial
tamahan
9
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER-
4) Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
5) Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
beracun.
beracun.
beracun.
beracun.
10
10) Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang
beracun.
beracun.
beracun.
beracun.
beracun.
beracun.
18) Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena
19) Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat
lainnya.
21) Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
11
22) Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24) Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan
lebih.
25) Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang
mengion.
27) Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
zat tersebut.
29) Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang
khusus.
30) Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas
31) Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan
obat.
12
1) Tentukan diagnosis klinis dengan anamnesis yang baik, pemeriksaan
Kapan pertama kali bekerja, sudah berapa lama bekerja, apa yang
bahaya yang ada, jumlah pajanan, kapan mulai timbul gejala, kejadian
sama pada pekerja lain, pemakaian alat pelindung diri, cara melakukan
tidak bekerja
a. Pada saat bekerja maka gejala timbul atau menjadi lebih berat, tetapi
pada saat tidak bekerja atau istirahat maka gejala berkurang atau
hilang
13
c. Dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui
b. Pemeriksaan audiometrik
yang ada
pemajanan
4. Pencegahan
penyakit (five level of prevention disease) pada penyakit akibat kerja, yakni:2,4
14
a. Peningkatan kesehatan (health promotion). Misalnya: penyuluhan
helm, kacamata kerja, masker, penutup telinga (ear muff dan ear plug)
15
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya
berbahaya.
lanjut.
a. Definisi
Low Back pain adalah suatu sensasi nyeri di daerah lumbosakral dan
sakroiliakal, umumnya pada daerah L4-L5 dan L5-S1, nyeri ini sering disertai
Low Back Pain juga didefinisikan sebagai nyeri yang dirasakan daerah
punggung bawah, dapat menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau
keduanya, atau nyeri yang berasal dari punggung bawah yang dapat menjalar
ke daerah lain atau sebaliknya (referred pain). Nyeri ini terasa diantara sudut
iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-
sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.5
b. Etiologi
16
tersebut antara lain kelainan congenital atau kelainan perkembangan yang
gangguan korda spinalis, trauma minor yaitu regangan dan cedera whiplash,
aorta abdominal, diseksi arteri vertebral, dan lainnya seperti nyeri alih dari
gangguan visceral, sikap tubuh, psikiatrik, pura-pura sakit serta sindrom nyeri
kronik.6
c. Prevalensi
17
prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan
17%.8
d. Gambaran klinis
yang datang tiap episode, tapi ada juga yang mampu tidur tanpa rasa nyeri.
belakang. Nyeri pada kaki juga merupakan bagian dari masalah. Nyeri
kebanyakan pada punggung atau samping luar paha dan kemudian menjalar
ke kaki. Nyeri yang menjalar pada kaki disebut sciatica karena nyeri berasal
ischiadikus sering menjadi lebih nyeri bila bersin atau batuk. Pada episode
akut, LBP dapat menjadi sangat akut untuk beberapa hari atau seminggu dan
akan lebih meningkat. Pada 2-4 minggu kemudian penderita akan merasa
lebih baik. Episode panjangnya waktu nyeri berbagai macam pada tiap
penderita, begitu juga dengan intensitas tiap episode nyeri dan seberapa
18
Menurut Bimariotejo (2009) berdasarkan perjalanan klinisnya LBP
dibagi menjadi 2 jenis yaitu 1) acute Low Back pain ditandai dengan rasa
antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang
atau sembuh. Acute Low Back pain dapat disebabkan karena luka traumatic
seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat
melukai otot, ligament dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur
tulang pada daerah lumbal masih dapat sembuh sendiri. Sampai saat ini
pemakaian analgesik. 2) chronic Low Back pain, rasa nyeri pada chronic Low
Back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-
ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya
dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic Low Back pain dapat terjadi
f. Faktor Resiko
1. Usia
19
Secara teori, nyeri pinggang atau LBP dapat dialami oleh siapa
saja, pada umur berapa saja. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada
mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada
dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama semakin
2. Jenis Kelamin
pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya
pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga
Berat Badan
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya
nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat
pinggang.10
Tinggi Badan
beban tubuh.10
20
4. Pekerjaan
membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur
pada kasur yang tidak menopang spinal. Kasur yang diletakkan di atas
lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur.
sering dapat meringankan nyeri. Namun jika terlalu lama tidak dianjurkan.
21
yang lebih keras dapat digunakan seperti muscle relaksan dan narkotik
ablation (RFA). Ini lebih invasive sebab dapat merusak jaringan, memiliki
resiko yang lebih besar dan efek samping yang lebih lama dibanding terapi
yang lain. Jika berhasil maka dapat membantu pasien untuk tidak
dilakukan prosedur bedah yang lebih besar. Tetapi hal ini tetap menjadi
kontroversi.
a. Bed Rest
dengan sikap tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau
b. Medikamentosa
22
Ada 2 jenis obat dalam tatalaksana LBP ini, ialah obat yang
klordiasepoksid.12
1. Salisilat
mg diberikan 4x sehari
2. Paracetamol
(untuk HNP).
23
c. Rehabilitasi Medik
mekanik akut, serta traksi pelvis misalnya untuk relaksasi otot dan
mengurangi lordosis.11
1. Terapi panas
atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad (kantong
hangat)
2. Elektrostimulus
3. Traction
5. Acupunture
menyebabkan infeksi
24
d. Terapi Operatif
kekakuan dari tangan dan kaki. Bagian kecil dari tulang sepanjang
C. Ergonomi
a. Definisi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, Ergon yang berarti kerja dan
Nomos yang berarti aturan/hukum. Jadi ergonomi secara singkat juga dapat
suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu
25
dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu,
dengan efektif sehat, nyaman, dan efisien. Tidak hanya hubungannya dengan
unsur-unsur sistem kerja lain, yaitu bahan dan lingkungan, bahkan juga
menimbukan cedera pada pekerja. Ada beberapa faktor resiko yang dapat
berulang-ulang
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
26
Nama : Ny. S
Agama : Islam
(produksi)
B. Anamnesis (Autoanamnesis)
1. Keluhan Utama
Riwayat trauma tidak ada. Riwayat hipertensi (+), DM tidak ada. Pasien
pernah berobat hanya diberikan obat anti nyeri. BAB biasa dan BAK
3. Anamnesis Okupasi
a. Uraian Tugas/Pekerjaan
27
Pasien bekerja di bagian pembuatan dan pemindahan adonan
selama 4 tahun. Pasien bekerja dari hari senin sampai sabtu (jam
loyang.
b. Potensial Hazard
28
membungkuk juga memperberat keluhan pasien ditambah dengan
4. Riwayat Pekerjaan
6. Riwayat Pengobatan
Tidak ada
7. Riwayat Alergi
Tidak ada
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Nadi : 74x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36,5oC
BB : 68 Kg
TB : 152 cm
29
Status Gizi : Overweight
a. Kepala
b. Leher
Bentuk : Simetris
Trakhea : Di tengah
c. Thorax
Paru
dan kiri
wheezing (-/-)
Jantung
30
Palpasi : Iktus Kordis teraba di sela iga V linea midklavikularis
kiri
Perkusi : Pekak
d. Abdomen
e. Ekstremitas
2. Status Lokalis
Punggung bawah
Tes Lasegue :-
D. Diagnosis Kerja
E. Diagnosis Banding
31
Spondilosis Lumbalis
Osteoporosis
F. Terapi
Amlodipin 5 mg 1 x 1 tab
Vitamin Bcomp 1 x 1
G. Edukasi
memulai pekerjaan
2. Bila mengangkat beban berat dari posisi yang lebih rendah, jangan
3. Kursi jangan terlalu pendek sehingga kaki tidak tertekuk dan bisa rileks
5. Bila tidur dengan punggung mendatar, alas tidur sebaiknya yang keras
6. Saat akan bangun tidur dengan cara melipat kedua kaki terlebih dahulu,
kemudian badan dimiringkan dan kedua kaki terlebih dahulu turun dari
H. Prognosis
32
Quo ad functionam : Ad bonam
33
BAB IV
PEMBAHASAN
pekerja, didapatkan berturut- turut dengan diagnosis Low Back Pain 2 orang, 2
dengan CTS, 3 dengan sefalgia, 4 dengan hipertensi dan sisanya tidak ada
keluhan. Berkaitan banyaknya Low Back Pain yang dialami oleh pekerja,
serta duduk yang lama, maka diambil sampel observasi yaitu pekerja dengan
didiagnosa Low Back Pain dan ditemukan adanya penyakit lain yaitu hipertensi.
Keluhan ini dirasakan sejak ± 2 tahun terakhir. Keluhan ini dirasakan hilang
timbul, nyeri memberat setelah bekerja dan berkurang setelah beristirahat. Nyeri
dirasakan terkadang menjalar ke tungkai bawah. Riwayat trauma tidak ada. Pasien
telah bekerja selama empat tahun. Pasien bekerja dari hari senin sampai sabtu (
jam kerja 54 jam/minggu), sejak pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WITA (9 jam
kerja dalam sehari). Setiap hari pasien mengangkat beban berat yaitu adonan yang
tersebut, 2 diantaranya mengeluh keluhan yang sama dan didiagnosis Low Back
Pain.
34
Pada pasien ini dapat ditemukan sebab terjadinya penyakit akibat kerja
adalah ergonomis akibat Unsafe Action pada pasien ini yaitu posisi saat
mengangkat beban dan posisi duduk. Dengan mengangkat beban dengan cara
yang salah, maka secara fisiologis tubuh akan berusaha menghadapinya dengan
memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligament dan sendi.
Beban yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot, kerusakan
otot, tendon dan jaringan lainnya. Faktor-faktor pengaruh kerja seperti waktu
kerja selama 9 jam/hari, waktu istirahat yang kurang dan pekerjaan yang monoton
seperti posisi duduk lama dapat meningkatkan resiko terjadinya low back pain.
Pada pasien ini posisi duduk yang dilakukan saat memindahkan adonan ke loyang
per hari dengan sikap membungkuk merupakan faktor risiko terjadinya LBP.
Adanya faktor usia dimana paling banyak menyerang usia 35-55 tahun seiring
punggung belakang di tempat kerja yaitu ketegangan otot, spasme atau kejang
otot, trauma dan gangguan mekanik. Pada pasien ini juga ditemukan faktor risiko
overweight lebih berisiko 5 kali menderita LBP dibandingkan dengan orang yang
memiliki berat badan ideal. Ketika berat badan bertambah, tulang belakang akan
35
mengakibatkan mudahnya terjadi kerusakan dan bahaya pada stuktur tulang
belakang. Salah satu daerah pada tulang belakang yang paling berisiko akibat efek
lumbal akibat perubahan titik berat badan dengan kompensasi perubahan posisi
tubuh dan akan menimbulkan nyeri Keterangan (strain) otot dan keregangan
mengangkat beban berat dari posisi yang lebih rendah, jangan membungkuk tetapi
menekuk lutut terlebih dahulu, kursi jangan terlalu pendek sehingga kaki tidak
tertekuk dan bisa rileks, memperbaiki posisi duduk yaitu duduk tegak jangan
bungkuk, bila tidur dengan punggung mendatar, alas tidur sebaiknya yang keras,
saat akan bangun tidur dengan cara melipat kedua kaki terlebih dahulu, kemudian
badan dimiringkan dan kedua kaki terlebih dahulu turun dari tempat tidur
kemudian diikuti badan, istirahat yang cukup dan biasakan lakukan peregangan
36
Cara mengangkat beban berat dengan baik dan benar:
berikut:
Pelvic Tilts
37
Abdominal Curls
10
Knee-to-Chest Stretch
38
Hip and Quadriceps Stretch
39
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Low Back Pain pada kasus ini disebabkan oleh ketegangan otot akibat
posisi duduk yang tidak ergonomis yang terjadi selama beberapa tahun dan
2. Penyakit akibat kerja pada pasien ini terjadi akibat unsafe action.
B. SARAN
1. Untuk Pekerja
peregangan.
2. Untuk Perusahaan
40
- Menerapkan batas waktu kerja 8 jam per hari untuk para pekerja.
3. Untuk Puskesmas
tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja pada tempat kerja minimal
41
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
43