Anda di halaman 1dari 6

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEPTEMBER 2017

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PROPOSAL : ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PADA PEKERJA INDUSTRI MEUBEL CV. MEGA JAYA FURNITURE
MAKASSAR
STATUS OKUPASI : LOW BACK PAIN PADA STAFF ADMINISTRASI
INDUSTRI MEUBEL CV. MEGA JAYA FURNITURE MAKASSAR

JURNAL : HUBUNGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA STAFF


ADMINISTRASI INDUSTRI MEUBEL CV. MEGA JAYA FURNITURE
MAKASSAR

Disusun oleh:
Andika Setiono
(111 2015 1128)

PEMBIMBING:
Dr. dr .H. Sultan Buraena, MS, SpOK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa :


Nama : Yusprasi Kasim
Stambuk : 111 2015 1128
Proposal : Aspek Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada
Pekerja Industri Meubel CV. Mega Jaya Furniture
Makassar
Judul Laporan Kasus : Low Back Pain Pada Staff Administrasi Industri
Meubel Cv. Mega Jaya Furniture Makassar
Jurnal : Hubungan Kejadian Low Back Pain Pada Staff
Administrasi Industri Meubel Cv. Mega Jaya
Furniture Makassar

Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada
Disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga dan Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, September 2017

Supervisor, Dokter Muda,

Dr. dr. H. Sultan Buraena MS, Sp.OK Yusprasi Kasim


BAB I
PENDAHULUAN
Definisi kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam
kesehatan kerja pada tahun 1950 yang disempurnakan pada tahun 1995 adalah
upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan
kesejahteraan sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya. Mencegah gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor
risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan
pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan
psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaannya.
Kecelakaan menurut Fank E. Bird yaitu suatu kejadian yang tidak
diinginkan yang menimbulkan kerugian pada manusia (menyebabkan orang
cedera), kerusakan properti, lingkungan ataupun kegiatan proses kerja, sebagai
akibat dari kontak dengan sumber energi seperti mekanis, kimia, kinetik dan fisik
yang melebihi batas kemampuan tubuh, alat atau struktur.
Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat
menyebabkan kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan
lingkungan kerja, atau kombinasi seluruhnya. Dari sudut pandang kesehatan kerja,
sistem kerja, mencakup empat komponen kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja,
pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja. Setiap komponen kerja
dapat menjadi sumber atau situasi yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi
kesehatan pekerja.
Kerugian kesehatan dapat berupa cedera atau gangguan kesehatan baik fisik
maupun mental. Sumber atau situasi yang potensial tersebut dikenal sebagai
hazard atau faktor risiko kesehatan. Pada kondisi tertentu hazard kesehatan dapat
menjadi nyata dan menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan. Peluang hazard
kesehatan untuk menimbulkan gangguan kesehatan disebut sebagai risiko
kesehatan.
Menurut Kurniawidjaja, 2010. Bahaya atau hazard dapat digolongkan
berdasarkan jenisnya yaitu:
Hazard Tubuh Pekerja
Hazard tubuh pekerja (somatic hazard), merupakan hazard yang berasal
dari dalam tubuh pekerja yaitu kapasitas kerja dan status kesehatan pekerja,
contohnya seorang pekerja yang buta warna bila mengerjakan alat elektronik yang
penuh dengan kabel listrik yang warna-warni, hazard somatiknya dapat
membahayakan dirinya maupun orang lain orang lain disekelilingnya bila ia salah
menyambung warna kabel tertentu, tindakan ini berpotensi menimbulkan
kebakaran atau ledakan.
Hazard Perilaku Kesehatan
Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard), yaitu hazard yang terkait
dengan perilaku pekerja. Contohnya antara lain model rambut panjang diruang
mesin berputar telah mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara tertarik
dalam mesin dan tubuhnya hancur akibat tergiling mesin penggiling bongkahan
batu (crusher).
Hazard Lingkungan Kerja
Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa faktor fisik,
kimia, dan biologik. Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bila kadarnya atau intensitas
pajanannya tinggi melampaui toleransi kemampuan tubuh pekerja.

Kesehatan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja


1. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik
fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit umum. Sebagai bagian spesifik keilmuan dalam ilmu
kesehatan,kesehatan kerja lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada
peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang
bertujuan untuk :4
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja.
2. Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat
lingkungan kerja atau pekerjaannya.
3. Menempatkan pekerja sesuai kemampuan fisik,mental dan pendidikan
atau keterampilannya.
4. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kondisi yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja adalah
kondisi fisik dan kondisi mental pekerja, khususnya disaat mereka sedang
menghadapi pekerjaannya.Laporan Kesehatan Dunia 2002 menempatkan
risiko kerja pada urutan kesepuluh penyebab terjadinya penyakit dan
kematian.5.6
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007,di Indonesia terdapat
106,3 juta angkatan kerja yang tersebar diberbagai lapangan kerja dengan
berbagai permasalahan yang timbul akibat pekerjaannya. Data menunjukkan
bahwa secara umum 68% bekerja disektor informal dan 32% di sektor
formal.5
Kondisi setiap pekerja ini sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni :
a. Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan
kekuatan otot dan/ataupun pikiran, adalah memerlukan beban bagi yang
melakukan, baik berupa beban fisik dan beban mental.
b. Beban tambahan
Disamping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja, pekerja sering
memikul beban tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan yang
tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Beban tambahan
inilah yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja.
c. Kemampuan kerja
Kemampuan seseorang dalam melalui pekerjaan berbeda dengan orang
lain, meskipun pendidikan atau pengalamannya sama dan bekerja pada
suatu pekerjaan atau tugas yang sama.
Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda, yang
dipengaruhi oleh nilai gizi dan kesehatan, genetik, dan lingkungan.

2. Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh pekerjaannya atau lingkungan kerjanya, dan diperoleh pada
waktu melakukan pekerjaan dan masyarakat umum biasanya tidak akan terkena.
Berat ringannya penyakit dan cacat tergantung dari jenis dan tingkat sakit.Cara
menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja agak berbeda dengan diagnosa
penyakit-penyakit umum karena untuk penyakit ini tidak cukup hanya dengan
pemeriksaan klinis dan laboratoris. Akan tetapi, harus pula diperiksa tempat, cara,
dan syarat-syarat kerja. Selain itu sebagai tambahan bagi anamnesis yang biasa,
harus pula dipertanyakan riwayat pekerjaan dari si penderita.
Penyebab Penyakit Akibat Kerja:
1. Golongan Fisik
Bising,radiasi,suhu ekstrem,tekanan udara,vibrasi,penerangan
2. Golongan Kimiawi
Semua bahan kimia dalam bentuk debu,uap,gas,larutan,kabut
3. Golongan Biologik
Bakteri,virus,jamur dan lain-lain
4. Golongan Fisiologik/ Ergonomik
Desain tempat kerja, beban kerja
5. Golongan Psikososial
Stress psikis,monotoni kerja,tuntutan pekerjaan,dan lain-lain.
Secara umum gangguan muskuloskeletal didaerah belakang dapat terjadi
karena posisi duduk,antara lain : neck pain, back pain dan low back pain.
Penelitian mengenai neck pain maupun low back pain telah banyak dilakukan
dan terbukti mempunyai hubungan bermakna dengan posisi tubuh saat
melakukan pekerjaan.Secarateori nyeri punggung mudah terjadi karena beberapa
faktor yaitu posisi duduk yang statis terus menerus selama kerja dan getaran yang
timbul selama aktivitas.
American Pain Society melaporkan bahwa kejadian LBP terjadi sangat
sering, di Negara berkembang, angka prevalensinya mencapai 12% sampai 33%,
dengan angka kejadia pertahun mencapai 22% sampai 65% dan prevalansi
hingga saat ini mencapai 11% sampai dengan 88%. Di Amerika, LBP non
spesifik menempati urutan kelima terbanyak angka kunjungan pasien ke dokter
dan merupakan keluhan terbanyak kedua yang dialami oleh pasien yang
berkunjung ke dokter, atau sekitar 2,3% dari seluruh angka kunjungan ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai