Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

NOVEMBER 2016
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PROPOSAL : ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PADA PEKERJA MEUBEL DI UD. PONDOK MEKAR

STATUS OKUPASI : CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA


TUKANG AMPLAS KAYU

JURNAL : HUBUNGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL


SYNDROME (CTS) PADA LAKI-LAKI TUKANG AMPLAS KAYU
DI TEMPAT PENGRAJIN MEUBEL DI UD. PONDOK MEKAR
MAKASSAR

DISUSUN OLEH:
Fajar Hidayat

111 2015 0112

PEMBIMBING:
Dr. dr .H. Sultan Buraena, MS, SpOK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN


KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa :


Nama : Fajar Hidayat
Stambuk : 111 2015 0112
Proposal : Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pada Pekerja Meubel di UD.Pondok
Mekar
Judul Laporan Kasus : Carpal Tunnel Syndrome pada
Tukang Amplas Kayu
Jurnal : Hubungan Kejadian Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) pada Laki-Laki Tukang
Amplas Kayu di Tempat Pengrajin Meubel
di UD.Pondok Mekar Makassar
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka
kepaniteraan klinik pada Disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.

Makassar,
November 2016

Supervisor, Dokter Muda,


Dr. dr. H. Sultan Buraena MS, Sp.OK Fajar
Hidayat

BAB I
PENDAHULUAN

Definisi kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan


ILO/WHO dalam kesehatan kerja pada tahun 1950 yang
disempurnakan pada tahun 1995 adalah upaya mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan
kesejahteraan sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya.
Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang
merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas
fisiologi dan psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaannya.

Kecelakaan menurut Fank E. Bird yaitu suatu kejadian yang


tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian pada manusia
(menyebabkan orang cedera), kerusakan properti, lingkungan
ataupun kegiatan proses kerja, sebagai akibat dari kontak
dengan sumber energi seperti mekanis, kimia, kinetik dan fisik
yang melebihi batas kemampuan tubuh, alat atau struktur.

Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi yang


potensial dapat menyebabkan kerugian seperti luka, sakit,
kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, atau
kombinasi seluruhnya. Dari sudut pandang kesehatan kerja,
sistem kerja, mencakup empat komponen kerja, yaitu pekerja,
lingkungan kerja, pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan dan
budaya kerja. Setiap komponen kerja dapat menjadi sumber atau
situasi yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi kesehatan
pekerja.

Kerugian kesehatan dapat berupa cedera atau gangguan


kesehatan baik fisik maupun mental. Sumber atau situasi yang
potensial tersebut dikenal sebagai hazard atau faktor risiko
kesehatan. Pada kondisi tertentu hazard kesehatan dapat
menjadi nyata dan menimbulkan cedera atau gangguan
kesehatan. Peluang hazard kesehatan untuk menimbulkan
gangguan kesehatan disebut sebagai risiko kesehatan.

Menurut Kurniawidjaja, 2010. Bahaya atau hazard dapat


digolongkan berdasarkan jenisnya yaitu:

Hazard Tubuh Pekerja

Hazard tubuh pekerja (somatic hazard), merupakan hazard


yang berasal dari dalam tubuh pekerja yaitu kapasitas kerja dan
status kesehatan pekerja, contohnya seorang pekerja yang buta
warna bila mengerjakan alat elektronik yang penuh dengan kabel
listrik yang warna-warni, hazard somatiknya dapat
membahayakan dirinya maupun orang lain orang lain
disekelilingnya bila ia salah menyambung warna kabel tertentu,
tindakan ini berpotensi menimbulkan kebakaran atau ledakan.

Hazard Perilaku Kesehatan

Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard), yaitu


hazard yang terkait dengan perilaku pekerja. Contohnya antara
lain model rambut panjang diruang mesin berputar telah
mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara tertarik
dalam mesin dan tubuhnya hancur akibat tergiling mesin
penggiling bongkahan batu (crusher).

Hazard Lingkungan Kerja

Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat


berupa faktor fisik, kimia, dan biologik. Faktor fisik, kimia dan
biologik yang berada ditempat kerja berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan bila kadarnya atau intensitas pajanannya
tinggi melampaui toleransi kemampuan tubuh pekerja.

National Health Interview Study (NHIS) memperkirakan


prevalensi sindrom terowongan karpal (STK) yang dilaporkan
sendiri di populasi dewasa besarnya 1,55%. Sebagai salah satu
dari 3 jenis penyakit tersering di dalam golongan CTD pada
ekstremitas atas, prevalensi STK besarnya 40%, tendosinovitis
yang terdiri dari trigger finger sebesar 32% dan De Quervan’s
syndrome 12%, sedangkan epicondilitis sebesar 20%. Mahoney
(1995) melaporkan bahwa lebih 50% dari seluruh penyakit akibat
kerja di USA adalah CTD, dimana salah satunya adalah STK. Di
Indonesia, prevalensi STK dalam masalah kerja belum diketahui
karena sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang
dilaporkan.

Berbagai penelitian melaporkan bahwa STK merupakan


salah satu jenis CTD yang paling cepat menimbulkan gejala pada
pekerja. Penelitian pada pekerjaan dengan risiko tinggi di
pergelangan tangan dan tangan mendapatkan prevalensi STK
antara 5,6% - 14,8%. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan antara STK dan gerakan biomekanis berulang pada
pergelangan tangan dan tangan.
Pekerjaan dengan tekanan biomekanis berulang adalah
gerak berulang pada tangan, mempertahankan posisi tangan
pada posisi ekstrim, menggenggam alat dengan kuat, menjepit
benda dengan jari, tekanan langsung pada terowongan karpal
atau penggunaan alat bantu genggam yang bergetar. STK
menjadi pusat perhatian para peneliti disebabkan dapat
menimbulkan kecacatan pada pekerja. Selain menyebabkan rasa
nyeri, dapat pula membatasi fungsi-fungsi pergelangan tangan
dan tangan sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-
hari.

Sindrom terowongan karpal (STK) merupakan suatu


kelainan akibat penekanan saraf medianus pada terowongan
karpal di pergelangan tangan. Beberapa faktor berhubungan
dengan kelainan ini yaitu faktor intrinsik, penggunaan tangan
karena hobi, pekerjaan, dan trauma. STK dapat menimbulkan
kecacatan pada pekerja, karena selain menyebabkan rasa nyeri,
dapat pula membatasi fungsi pergelangan tangan dan tangan
sehingga produktivitas menurun serta pengeluaran biaya
meningkat. Tindakan pencegahan diperlukan dengan
menerapkan prinsip-prinsip ilmu ergonomi pada pekerjaan,
peralatan kerja, prosedur dan lingkungan kerja. Pengobatan
sangat penting di mulai pada fase permulaan sebelum kerusakan
bertambah.

LAPORAN KASUS DAN LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS


OKUPASINYA

I. ANAMNESIS
A. Anamnesis Klinis
1) Identitas
- Nama : Tn. M
- Umur : 27 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Pekerjaan : Tukang Amplas Kayu
- Status pernikahan : Sudah menikah
- Alamat : Jl. Nipa-Nipa Raya, Antang
No.32
2) Keluhan utama : Telapak tangan kanan sering
kesemutan
3) Anamnesis terpimpin
Pasien mengeluh kesemutan di telapak tangan
kanan yang dirasakan sejak ± 2,5 bulan yang lalu.
Kesemutan terutama dirasakan pada sisi dalam jari
tengah, telunjuk, dan ibu jari. Kesemutan bersifat
hilang timbul dan dirasakan terutama pada malam hari
dan berkurang bila dkebas-kebaskan.
Pasien mengeluh rasa sedikit tebal pada jari
tengah, telunjuk, dan ibu jari. Keluhan muncul
bersamaan dengan rasa kesemutan. Pasien juga
mengaku terdapat rasa nyeri di pergelangan tangan
yang tidak menjalar. Nyeri dirasakan ± 4 hari yang
lalu. Nyeri dirasakan berkurang bila pergelangan
tangan dipijat atau dikibas-kibaskan.
Oleh pasien tangan yang sakit masih tetap
digunakan untuk bekerja. Pasien bekerja sebagai
tukang amplas kayu yang aktivitasnya mengamplas
kayu dalam jumlah yang banyak setiap hari.
Pasien menyangkal riwayat bengkak dan panas
dipergelangan tangan. Pasien juga menyangkal
riwayat jatuh menumpu pada tangan. Pasien juga
menyangkal mempunyai kebiasaan tidur menumpu
pada pergelangan tangan. Pasien menyangkal adanya
riwayat kelemahan anggota gerak. Pasien menyangkal
riwayat kesulitan dalam memegang botol atau benda-
benda berbentuk yang sejenis.
4) Anamnesis sistemik
- Riwayat pengobatan:
4 bulan sebelumnya pasien pernah berobat ke
puskesmas dengan keluhan yang sama. Keluhan
membaik setelah diberikan pengobatan oleh dokter.
- Riwayat penyakit terdahulu:
Pasien pernah mengalami keluhan ini sebelumnya.
- Riwayat penyakit dalam keluarga:
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita
keluhan yang sama.
- Riwayat atopi:
Pasien tidak mempunyai riwayat asthma pada
dirinya maupun keluarganya.
- Riwayat alergi:
Tidak ada riwayat alergi terhadap substansi atau
obat-obatan tertentu pada pasien.
- Riwayat sosial:
Pasien tidak mempunyai riwayat minum alkohol dan
merokok.
B. Anamnesis Okupasi
1) Jenis pekerjaan

Jenis
Bahan / material Tempat Masa
pekerjaa
yang digunakan kerja kerja
n
2013-
Tukang UD. Pondok 2016
Kayu
Amplas Mekar (2,5
tahun)
2) Uraian tugas
Tugas
Seorang tukang amplas kayu melakukan pekerjaan
yaitu mengamplas kayu dengan menggunakan
amplas, pasien melakukannya secara manual yakni
menggunakan tangan. Setiap hari pasien mengamplas
kayu dalam jumlah yang banyak. Setelah
mengamplas, pasien mengangkat kayu yang telah
diamplas ke bagian tempat proses selanjutnya. Pasien
melakukan pekerjaan biasanya setiap hari senin
hingga sabtu selama 8 jam sehari.

Uraian Tugas Rutin

Jam 06.00 : Bangun, mandi

Jam 07.30 : Berangkat ke tempat kerja

Jam 08.00-12.00 : Kegiatan di tempat kerja

Jam 12.00-13.00 : Istirahat

Jam 13.00-17.00 : Kegiatan di tempat kerja

Jam 17.30 : Pulang ke rumah

Jam 17.30-22.00 : Aktivitas mandiri

Jam 22.00 : Istirahat/tidur

Berangkat ke tempat kerjaKegiatan di tempat kerja


Bangun Jam 07.30 Jam 08.00-12.00
Jam 06.00

Istirahat Istirahat
Jam 22.00 Jam 12.00-13.00

Aktivitas mandiri Pulang ke rumah Kegiatan di tempat kerja


Jam 17.30-22.00 Jam 17.30 Jam 13.00-17.00
3) Bahaya potensial

Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko


kegiatan kesehatan kecelakaa
yang n kerja
mungkin

Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko


Pengamplas Cahaya, Debu Bakteri, Posisi yang Monoton LBP, Luka tergores
an Suhu, virus, sama dalam konjungtivitis,
Bising parasit waktu lama CTS

4) Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami


(gejala / keluhan yang ada).
Pasien mengeluh kesemutan di telapak tangan
kanan. Keluhan kesemutan yang timbul dirasakan pada sisi
dalam jari tengah, telunjuk dan ibu jari. Pasien juga merasa
sedikit tebal pada jari tengah, telunjuk dan ibu jari. Selain
itu, pasien juga merasa nyeri di daerah pergelangan
tangannya. Pasien bekerja sebagai tukang amplas di UD.
Pondok Mekar yang bertugas mengamplas kayu

5). Body Discomfort Map


Lokasi
XX

KETERANGAN
1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat mengisi sendiri

2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan memberti


tanda/mengarsir

- Bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang


dirasakan pekerja
- Tanda pada gambar area yang dirasakan :
- Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /
- Baal = vvv Nyeri = ////////

6) Brief Surrvey
Keterangan :

1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat mengisi sendiri

2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan memberti


tanda/mengarsir

bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang


dirasakan

pekerja
Ket:

- Untuk tangan dan pergelangan tangan kanan dan kiri


resiko sedang (brief survey 2)
- Untuk lengan kanan dan kiri resiko sedang (brief survey
2)
- Untuk leher resiko sedang (brief survey 2)
- Untuk punggung kanan dan kiri resiko rendah (brief
survey 1)
- Untuk kaki kanan dan kiri resiko rendah (brief survey 1)

II. PEMERIKSAAN FISIK


1) Keadaan Umum : Sakit ringan / Gizi Baik /
Composmentis
2) Tanda Vital dan antropometri
TD : 110/80 mmHg Pernapasan :20 x/menit
Nadi : 70 x/menit Suhu : 36,6°C
BB : kg IMT : 19,27 kg/m2
(normoweight)
TB : 166 cm
KEPALA LEHER
 Anemis : (-) MT : (-)
 Ikterus : (-) Pembesaran
 Sianosis : (-) Tiroid : (-)
 Edema : (-) KGB : (-)
NT : (-)
DVS : R + 1 MmH20
THORAX JANTUNG
 I : Simetris: (D) = (S) I : IC tidak tampak
 P : MT : (-) NT : (-) P : IC tidak teraba
 P : Sonor
 A : BP: Vesikuler P : Batas Jantung : dalam batas
BT: Rh: -/- ; Wh: -/- normal
Pekak : (+)
A : BJ : I/II murni regular.
BT : Bising: (-)
ABDOMEN EKSTREMITAS, dll
 I : Bentuk: Datar  Edema : (-)
 A : Bising usus: (+) kesan  Deformitas : (-)
 Effloresensi kulit :
normal
 P : MT : (-) NT : (-) normal
 Hepar : Tidak teraba  Nyeri tekan gastrocnemius : (-)
 Lien : Tidak teraba  Tanda pendarahan : (-)
 P : Timpani (+)

III. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT


Seorang laki­laki berusia  27  tahun bekerja sebagai tukang amplas
di tempat pembuatan meubel datang dengan keluhan telapak tangan sering
kesemutan yang dirasakan sejak ± 2,5 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan
hilang timbul terutama setelah bekerja. Pasien juga mengeluh rasa sedikit
tebal pada jari tengah, telunjuk, dan ibu jari. Pasien juga mengaku terdapat
rasa nyeri di pergelangan tangan yang tidak menjalar sejak ± 4 hari yang
lalu dan menghilang setelah dikibas­kibaskan. 
Pasien   bekerja   sebagai   tukang   amplas   yang   aktivitasnya   mengamplas
kayu dalam jumlah yang banyak setiap hari. 
Pasien   menyangkal   riwayat   bengkak   dan   panas   dipergelangan
tangan.   Pasien   juga   menyangkal   riwayat   jatuh   menumpu   pada   tangan.
Pasien   juga   menyangkal   mempunyai   kebiasaan   tidur   menumpu   pada
pergelangan   tangan.   Pasien   menyangkal   adanya   riwayat   kelemahan
anggota   gerak.   Pasien   menyangkal   riwayat   kesulitan   dalam   memegang
botol atau benda­benda berbentuk yang sejenis. 4 bulan sebelumnya pasien
pernah   berobat   ke   puskesmas   dengan   keluhan   yang   sama.   Keluhan
membaik setelah diberikan pengobatan oleh dokter.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: keadaan umum: Sakit ringan / Gizi
Baik  /   Composmentis.   Tanda   Vital   dan   antropometri:   TD:   110/80   mmHg,
Pernapasan: 20 x/menit, Nadi: 70 x/menit, Suhu: 36,6°C. Status gizi: IMT: 19,27
kg/m2 (obesitas).
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

V. DIAGNOSIS KERJA
Carpal Tunnel Syndrome Dextra Pada Tukang Amplas

VI. DIGNOSIS DIFFERENTIAL


- Pronator Teres Syndrom
- Cervical radiculopaty
VII. DIAGNOSIS OKUPASI

Langkah Diagnosis Pertama

1. Diagnosis Klinis Carpal Tunnel Syndrome Dextra

Dasar diagnosis
(anamnesis, pemeriksaan Seorang laki-laki berusia 27 tahun bekerja sebagai tukang
fisik, pemeriksaan
penunjang, body map, brief
survey) amplas di tempat pembuatan meubel datang dengan keluhan
telapak tangan sering kesemutan yang dirasakan sejak ± 2,5
bulan yang lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul terutama
setelah bekerja. Pasien juga mengeluh rasa sedikit tebal pada jari
tengah, telunjuk, dan ibu jari. Pasien juga mengaku terdapat rasa
nyeri di pergelangan tangan yang tidak menjalar sejak ± 4 hari
yang lalu dan menghilang setelah dikibas-kibaskan.

Pasien bekerja sebagai tukang amplas yang aktivitasnya


mengamplas kayu dalam jumlah yang banyak setiap hari.

Pasien menyangkal riwayat bengkak dan panas dipergelangan


tangan. Pasien juga menyangkal riwayat jatuh menumpu pada
tangan. Pasien juga menyangkal mempunyai kebiasaan tidur
menumpu pada pergelangan tangan. Pasien menyangkal adanya
riwayat kelemahan anggota gerak. Pasien menyangkal riwayat
kesulitan dalam memegang botol atau benda-benda berbentuk
yang sejenis. 4 bulan sebelumnya pasien pernah berobat ke
puskesmas dengan keluhan yang sama. Keluhan membaik
setelah diberikan pengobatan oleh dokter.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan: keadaan umum: Sakit


ringan / Gizi Baik / Composmentis. Tanda Vital dan
antropometri: TD: 110/80 mmHg, Pernapasan: 20 x/menit, Nadi:
70 x/menit, Suhu: 36,6°C. Status gizi: IMT: 19,27 kg/m2
(obesitas).

2. Pajanan di tempat
kerja

Fisik Cahaya, Suhu, Bising, Getaran

Kimia Debu ruangan, debu kayu

Biologi Bakteri, jamur, virus, parasit


Ergonomi Bekerja dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama
Psikososial Pekerjaan yang monoton, hubungan dengan rekan kerja

3 . Evidence Based Berdasarkan jurnal:


(sebutkan secara teoritis) 1. Scand J Work Environmental Health. The natural course
pajanan di tempat kerja of carpal tunnel syndrome in a woodwork artisan
(carpenters, sandpaper artisan and sawmill) in working
yang menyebabkan
population Tahun 2014,
diagnosis klinis di langkah 2. Penelitian Lusianawaty Tana. Kejadian Sindrom
1. Terowongan Karpal Pada Pekerja. Tahun 2013
- Sindrom terowongan karpal merupakan jenis neuropati perifer
Dasar teorinya apa?
pada ekstremitas atas yang paling umum terjadi yang
disebabkan karena terjebaknya saraf medianus dalam
terowongan karpal pada pergelangan tangan, yang ditandai
oleh rasa kesemutan, nyeri, kebas pada jari-jari dan tangan di
daerah persarafan saraf medianus.
- Sindrom terowongan karpal yang berhubungan dengan
pekerjaan adalah suatu sindrom disebabkan oleh pekerjaan
dengan tekanan biomekanis pada pergelangan tangan dan
tangan , tekanan biomekanis dapat berupa gerakan berulang,
gerakan menggenggam atau menjepit secara kuat, posisi
ekstrim pada pergelangan tangan misalnya deviasi ulnar,
tekanan langsung pada terowongan karpal, dan penggunaan
alat bantu genggam.
- Adanya riwayat pekerjaan seperti melakukan pekerjaan
berulang atau repetitive, pekerjaan yang disertai kekuatan
tangan, menggunakan alat dengan getaran tinggi, serta terjadi
pada tekanan pada pergelangan tangan dan tangan.
- Faktor pekerjaan (gerakan biomekanis berulang), sikap, cara
kerja, dan kondisi tempat kerja yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya STK yaitu pada pekerjan-pekerjaan dengan
kombinasi antara pemakaian tenaga yang kuat dan
pengulangan gerakan yang sama pada jari dan tangan, posisi
tubuh bagian belakang yang tidak baik, faktor psikososial di
tempat kerja.
- Hubungan sindrom terowongan karpal dengan pekerjaan
dipakai beberapa petunjuk berikut yaitu ada pengulangan yang
sering dari gerakan yang sama/serupa pada tangan dan
pergelangan tangan pada sisi yang terkena, pekerjaan/tugas
sehari-hari yang terus-menerus dengan posisi yang kurang
baik pada tangan yang terkena, pekerjaan atau tugas sehari-
hari yang memakai obat bantu genggam dan tekanan yang
lama atau sering di atas pergelangan atau pada dasar telapak
tangan yang terkena.
4. Apakah pajanan cukup Ya

Masa kerja 2,5 tahun

Jumlah jam terpajan/ hari 8 jam

Pemakaian APD Tidak ada

Konsentrasi pajanan Sulit dinilai

Lainnnya...........

Kesimpulan jumlah -
pajanan dan dasar
perhitungannya

5. Apa ada faktor individu -


yang berpengaruh thd
timbulnya diagnosis
klinis? Bila ada, sebutkan.

6 . Apa terpajan bahaya


potensial yang sama spt di
langkah 3 luar tempat -
kerja?

Bila ada, sebutkan

7 . Diagnosis Okupasi Carpal Tunnel Syndrome Dextra pada Tukang Amplas Kayu

Apa diagnosis klinis ini


termsk penyakit akibat
kerja?

Bukan penyakit akibat


kerja (diperberat oleh
pekerjaan/ PENYAKIT AKIBAT KERJA

bukan sama sekali PAK)_

Butuh pemeriksaan lbh


lanjut)?

VIII. PROGNOSIS
1) Klinik : ad vitam : dubia ad ad bonam
ad sanasionam : dubia ad ad bonam
ad fungsionam : dubia ad ad bonam
2) Okupasi : dubia ad bonam

IX. PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA


PENATALAKSANAAN

Jenis Rencana Tindakan (materi &


Permasalaha metoda); Tatalaksana Hasil

n Medis & medikamentosa; non medika Targe yang


No non medis mentosa (nutrisi, olahraga, t dihar

dll) konseling dan OKUPASI) waktu apka


n
Carpal Terapi okupasi:
Tunnel - Eliminasi : sulit dilakukan
Symdrome - Subsitusi : mengurangi hari kerja
sehingga tidak dilakukan setiap
hari.
- Isolasi : sulit dilakukan
- Engineering Control : sulit
dilakukan
- Administrative control : diberikan
edukasi kepada tukang amplas
untuk mengurangi hari atau jam
kerjanya.
- Alat pelindung diri (APD) : sangat
diperlukan penggunaan sarung
tangan.
Terapi medikamentosa:
- Sistemik : Meloxicam 15 mg 1 x 1
dan Vitamin B 6 (piridoksin) tab
50 mg 3 x 1.
.
Terapi nonmedikamentosa:

- Mengurangi posisi kaku


pada pergelangan tangan,
gerakan repetitif, getaran
peralatan tangan pada saat
bekerja.
- Mengistirahatkan tangan
atau mengurangi aktivitas yang
dapat memberatkan gejala.
- Peralatan kerja
disesuaikan dengan alat kerja
sehingga posisi tangan dapat
bekerja secara natural dan
nyaman.
- Adanya modifikasi
ruangan kerja selain nyaman
berpengaruh pula pada kondisi
kesehatan kerja bagi pekerja.
- Mengubah metode kerja
untuk mengurangi kelelahan
diperlukan adanya istirahat
sejenak untuk mengendalikan
kekakuan otot.
- Menggunakan sarung
tangan setiap kontak dengan
bahan iritan saat mengamplasi
atau pun membersihkan.
- Perlunya peningkatan
pengetahuan tentang Carpal
Tunnel Syndrome dari bahay
terjadinya hingga bagaimana cara
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing : Dr.dr. H. Sultan Burena, MS,
Sp.OK
Tanda Tangan :
Nama Jelas : Fajar Hidayat
Tanggal : 04 November 2016

Anda mungkin juga menyukai