Anda di halaman 1dari 36

Teti Rahmawati, SKp., MKep, Sp.Kep.

Kom
Menurut American Association of Occupational Health
Nurses (AAOHN):
Praktek khusus yang berfokus pada promosi,
prevensi, dan restorasi kesehatan dalam konteks
lingkungan yang sehat dan aman. Meliputi
pencegahan efek samping kesehatan dari bahaya
lingkungan dan pekerjaan serta pogram keselamatan
dan pelayanan kepada klien.

 Keperawatan kesehatan lingkungan dan pekerjaan


merupakan kekhususan otonom dan perawat
membuat penilaian keperawatan independen dalam
memberikan layanan asuhan keperawatan. (AAOHN
dalam Nies & McEwen 2007).
 Memastikan bahwa tenaga kerja sehat dan
produktif sesuai standar AAOHN (Allender &
Spradley 2001)
 Mempromosikan kesehatan dan keselamatan
pekerja melalui prevensi dan intervensi dini”
(USDHHS dalam Nies & McEwen 2007)
Sasaran: cedera dan kematian karena kerja,
cedera gerakan repetitif, pembunuhan,
penyerangan, pemaparan, kelainan kulit,
stress, cedera needle stick, kehilangan
pendengaran (Nies & McEwen 2007).
Ilmu
keperawatan
Isu legal & etik
Ilmu medis

OHN
Kesehatan Ilmu
lingkungan kesehatan
kerja

Ilmu sosial & Epidemiologi


perilaku Prinsip,
konsep, teori
ekonomi &
Bisnis
1. Asuhan primer dan klinis
2. Manajemen kasus
3. Isu lingkungan, tenaga kerja, dan tempat kerja
4. Regulatori dan legislatif
5. Manajemen
6. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
7. Training dan pendidikan keselamatan,
kesehatan lingkungan dan kerja
8. Riset
9. Profesionalisme
(Nies & McEwen 2007)
 Perawat OHN memberikan askep dengan
mempertimbangkan martabat dan hak klien,
tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial,
ekonomi, kedudukan, atau status kesehatan
 Perawat OHN mengadakan kolaborasi
interdisiplin dg profesional lain dan lembaga
kesehatan komunitas untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan klien
 Perawat OHN berjuang untuk melindungi hak
pekerja terhadap privasi dengan melindungi
informasi rahasia dan memberikan informasi
hanya jika terdapat izin tertulis dari pekerja
atau sesuai hukum yang berlaku
 Perawat OHN memberikan askep berkualitas
untuk melindungi klien dari tindakan ilegal
dan tidak etis
 Perawat OHN memiliki lisensi untuk
memberikan pelayanan kesehatan
 Perawat OHN memelihara kompetensi
individual dalam praktik keperawatan
 Perawat OHN berpartisipasi dalam aktivitas
yang berkontribusi pada perkembangan
berkelanjutan body of knowledge profesi
sambil melindungi hak klien
 Prevensi primer  promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit
 Prevensi sekunder  diagnosis dini, intervensi
pengobatan dini, dan mencoba meminimalkan
ketidakmampuan. termasuk preplacement
dan evaluasi pemindahan pekerjaan
 Prevensi tersier  rehabilitasi dan restorasi
perkerja menuju level fungsi optimal. Strategi:
manajemen kasus, negosiasi akomodasi
tempat kerja, serta konseling dan dukungan
untuk pekerja yang terkena penyakit kronis.
(Nies & McEwen 2007)
1. Bahaya biologis-infeksi
2. Bahaya kimia
3. Bahaya lingkungan mekanik
4. Bahaya fisik
5. Bahaya psikososial
(Nies & McEwen 2007)
 Kelainan muskuloskeletal
 Kelainan dan penyakit kulit
 Kehilangan pendengaran akibat suara bising
 Masalah pernapasan
(McKenzie, Pinger, & Kotecki 2005)
1. Supervisiasuhan emergensi dan penyakit kecil
2. Konseling kepada karyawan mengenai risiko
kerja
3. Mem-follow up klaim kompensasi pekerja
4. Melakukan pengkajian kesehatan periodik
5. Mengevaluasi status kesehatan karyawan yang
kembali bekerja
1. Menganalisa trend (promkes, pengurangan risiko,
dan pengeluaran kesehatan)
2. Mengembangkan program yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
3. Merekomendasikan pelayanan kesehatan di rumah
yang lebih efisien dan efektif dalam hal biaya
4. Menentukan alternatif yang efektif biaya untuk
pelayanan dan program kesehatan
5. Berkolaborasi dengan pihak lain untuk
mengidentifikasi masalah dan mengajukan solusi
(Allender & Spradley 2001)
 Pemeriksaan pre-placement
 Program pencegahan penyakit
 Program keselamatan
 Program promosi kesehatan
 Program bantuan karyawan
(McKenzie, Pinger, & Kotecki 2005)
 Perawat OHN
 Safety engineer
 Industrial hygienist
 Epidemiologis
 Toksikologis
 Dokter kesehatan kerja
(Allender & Spradley 2001)
 IndividuPekerja
 Keluarga Pekerja
 Kelompok Pekerja
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
 Berdasarkan aplikasi model Epidemiologi
hubungan antara pekerja dan status
kesehatan dapat dilihat berdasarkan tiga
faktor yang saling mempengaruhi,
◦ Pekerja (host)
◦ Lingkungan (environment)
◦ Faktor resiko bahaya di tempat kerja
(health hazards)
 Host memiliki karakteristik tertentu yang
berhubungan dengan meningkatnya resiko
untuk terpapar dengan health hazards di
tempat kerja.
 (1) usia; (2) Jenis kelamin; (3) Memiliki atau
tidak memiliki penyakit kronis; (3) Aktifitas di
tempat kerja; (4) Satus imunologi; (5) Etnik;
(6) Gaya hidup
 Pekerja yang memiliki resiko yang tinggi
untuk mengalami kecelakaan di tempat kerja
adalah pekerja laki-laki yang berusia antara
18- 30 tahun dan memiliki pengalaman kerja
saat ini kurang dari 6 bulan. Karakteristik
host seperti usia, jenis kelamin, dan
pengalaman kerja yang dimiliki kelompok
pekerja diatas meningkatkan resiko mereka
untuk mengalami kecelakaan kerja karena
kurangnya pengetahuan dan kemampuan
mengatasi resiko di tempat kerja serta
keahlian kerja yang masih rendah.
 Agregat pekerja tersebut juga sangat
beresiko mengalami penyakit kronis misalnya
karena perokok atau gaya hidup lain yang
kurang mendukung kesehatan
 Sementara itu kelompok pekerja yang lebih
tua memiliki resiko untuk mengalami
peningkatan resiko kecelakaan di tempat
kerja yang disebabkan oleh penurunan
kemampuan persepsi sensori, sebagai efek
dari penyakit kronis atau telah mengalami
proses menua.
 Faktor lingkungan adalah faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi interaksi antara
host dan agent dan dapat menjadi mediasi
antara host dan agent.
 Lingkungan dapat digolongkan menjadi
lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.
Lingkungan fisik dapat berupa panas, bau
atau ventilasi yang yang mempengaruhi
interaksi host dan agent.
 Lingkungan fisik yang kurang nyaman dan
menimbulkan ketegangan bagi pekerja akan
memperberat resiko interaksi yang negatif
antara host dan agent.
 Misalnya pekerja yang terpapar dengan
health hazards kimia namun memiliki
lingkungan kerja yang panas dan kurang
ventilasi. Keadaan ini akan memperberat
resiko timbulnya masalah kesehatan bagi
diri pekerja tersebut.

 Faktor kimia, fisika, biologi,
enviromechanical dan psikologi, terdapat
pada hampir semua bentuk institusi kerja
(Stanhope & Lancaster, 2004).
 Tanpa memandang apakah industri kerja
tersebut bersifat tradisional atau modern,
teknologi tinggi. Perusahaan yang bersifat
mengelola jasa (bank, institusi pelayanan
kesehatan, hotel dan restoran) juga tidak
luput dari bahaya health hazards bagi pekerja
( Disnakertrans DKI, 2005).
 Debu, asbestos, mercury, arsenic, tembaga
dan zat kimia berbahaya lainnya
 Masuk tubuh manusia melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan, absorpsi
kulit, dan absorpsi oleh sistem penglihatan.
Pengaruh terhadap kesehatan manusia adalah
menimbulkan gejala sakit kepala, gangguan
sistem syaraf pusat, ataxia, luka bakar,
gangguan sistem reproduksi, dan penyakit
keganasan.
 Kebisingan, radiasi, getaran, suhu panas dan
dingin serta gelombang elektromagnetik.
 Health hazards fisika dapat menimbulkan
kerusakan pada sistem pendengaran,
gangguan sistem reproduksi, penyakit
keganasan, dehidrasi, serta serangan panas.
 Bakteri patogen, jamur dan virus yang masuk
tubuh manusia melalui sistem pernafasan,
kontak langsung dengan kulit, sistem
pencernaan, dan sistem penglihatan.
 Dampak terhadap kesehatan manusia dari
kategori ini adalah mengalami penyakit
infeksi akibat virus, bakteri dan jamur, seperti
penyakit hepatitis B, penyakit kulit serta
penyakit infeksi yang menyerang sistem
organ manusia.
 Segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan
penyakit atau kecelakaan di tempat kerja.
 Faktor resiko bahaya ini berhubungan dengan
proses kerja atau kondisi lingkungan kerja
yang memberikan pengaruh terhadap
kesehatan ketika aktifitas kerja tertentu
dilaksanakan secara berulang-ulang
 beresiko menimbulkan masalah gangguan
tulang dan persendian, cidera punggung,
sakit kepala, serta gangguan tidur
 Stress kerja dan hubungan yang kurang
harmonis dengan atasan dan sesama pekerja
dapat menimbulkan health hazards
psikososial.
 Kategori ini dapat menimbulkan masalah
psikososial pada pekerja yaitu kecemasan,
konflik di tempat kerja, stress kerja serta
penyakit psikosomatik yang menganggu
produktifitas kerja.

Contoh Kasus: (Hasil Pengkajian)
 74,8 % pekerja, BEKERJA ANTARA 8-10 JAM
 93% pekerja, TERPAPAR HEALTH HAZARDS

 30% pekerja, MENYATAKAN KEBISINGAN ADALAH HEALTH HAZARDS UTAMA


DI LINGKUNGAN KERJA
 DUA ORANG PEKERJA DI DIV. PRODUKSI: SUDAH MERASA TERBIASA DENGAN
KEBISINGAN
 DUA ORANG PEKERJA (YANG BERBEDA) DI DIV. PRODUKSI: BILA BICARA DI
LUAR LINGKUNGAN PABRIK/ DI RUMAH SERING DIINGATKAN LAWAN
BICARANYA UNTUK BICARA AGAK PELAN
 SATU ORANG PEKERJA DI DIV. PRODUKSI: JIKA BICARA DALAM JARAK NORMAL
HARUS MENDEKATKAN TELINGA KIRI, KARENA TELINGA KANAN DIRASAKAN
KURANG OPTIMAL
 SATU ORANG PEKERJA DI DIV. PRODUKSI : TIDAK SELALU PAKAI EAR PLUG
ALASAN TIDAK NYAMAN, SAKIT BILA DIPAKAI DALAM WAKTU LAMA
 PEKERJA (YANG SAMA): DULU PERNAH MENDAPATKAN EAR PLUG YANG
NYAMAN, SEKARANG BERBEDA
 DINYATAKAN SALAH SATU STAF SHEQ: KEBISINGAN DI DIV. PRODUKSI 83 Db

 KEBISINGAN DIRASAKAN DI DIV. PRODUKSI : ( PLANT, POWER HOUSE, WWT)

 MASIH TERLIHAT SEBAGIAN KECIL PEKERJA YANG TIDAK MENGGUNAKAN EAR


PLUG (PADA AREA YANG DIWAJIBKAN )
== RESIKO TERJADINYA GANGGUAN FUNGSI PENDENGARAN
 74,8% pekerja BEKERJA ANTARA 8-10 JAM
 57,9% pekerja MELAKUKAN PEKERJAAN BERULANG-ULANG DENGAN
FREKWENSI SERING DALAM SATU SHIFT
 57% pekerja BEKERJA TELAH BEKERJA ANTARA 5-20 TAHUN

 KELUHAN PALING MENONJOL YANG DIRASAKAN 6 BULAN TERAKHIR PEGAL


LINU (31), KELELAHAN (30)
 DUA ORANG PEKERJA DI DIV.PRODUKSI: PEKERJAAN BERULANG DILAKUKAN
DALAM WAKTU 1-1,5 JAM PER SHIFT
 DUA ORANG PEKERJA (YANG SAMA) SERING PEGAL LINU DI DAERAH LENGAN
DAN PUNGGUNG SERTA MERASAKAN KELELAHAN, NAMUN SUDAH DIANGGAP
BIASA
 DATA DARI KLINIK: MEI-NOVEMBER 2006: KELELAHAN (114), SAKIT KEPALA
(47), INSOMNIA (14)
 TAMPAK PEKERJAAN BERULANG DILAKUKAN DI DIV.PRODUKSI: MEMUTAR
DRUM (FILLING)
 DUA ORANG PEKERJA DI DIV.PRODUKSI SECARA MANUAL MEMEGANG
TABUNG SECARA STATIS DENGAN SATU TANGAN (SAAT FILLING)
 PEKERJAAN BERULANG TAMPAK DILAKULAN OLEH PEKERJA DI OFFICE :
MENGAMATI LAYAR KOMPUTER TERUS MENERUS, MENGETIK DENGAN
KEYBOARD, BERBICARA, MENERIMA TELPON
===>RISIKO TERJADINYA GANGGUAN: MUSKULOSKELETAL TRAUMA DAN
CARPAL TUNNEL SYNDROME
 Pada beberapa dekade sebelumnya peran
dan fungsi perawat OHN hanya terfokus
pada penanganan kasus kegawatdaruratan
dan penyakit akut yang dialami oleh pekerja
di tempat kerja, saat ini peran dan fungsi
perawat komunitas menjadi lebih luas dan
kompleks (Nies & Swansons, 2002).
 (Nies & Swansons, 2002). Lusk (1990, dalam
Stanhope & Lancaster, 2004), 8 peran OHN
 (1) Pemberi pelayanan kesehatan (care
provider);
 (2) Penemu kasus (case finder);
 (3) Pendidik kesehatan (health educator);
 (4) Perawat pendidik (nurse educator);
 (5) Pemberi layanan konseling (counselor);
 (6) Manajemen kasus (case manager);
 (7) Konsultan
 (8) Peneliti (researcher).
 (1) Melakukan supervisi terhadap kesja;
 (2) Melakukan surveilens thd lingk kerja;
 (3) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja;
 (4) Mencegah terjadinya peny akibat kerja
 (5) Penatalaksanaan penyakit baik yang
berhub/tidak dg pekerjaan, kecelakaan di
tempat kerja, serta pelkes dasar;
 (6) Mengatur & mengkoordinasikan upaya
pertolongan pertama di tempat kerja;
 (7) Melakukan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit di tempat kerja;
 (8) Melakukan konseling untuk pekerja;
 (9) Melakukan upaya rehabilitasi untuk pekerja
yang kembali bekerja setelah mengalami
kecelakaan atau dirawat di rumah sakit;
 (10) Melakukan pencatatan dan pelaporan kesja;
(11) Melakukan penatalaksanaan thd manajemen
pel kesja termasuk menetapkan perencanaan,
pengembangan kebijakan, pendanaan, staffing
 (12) melakukan tugas admininstrasi di unit
kesehatan atau klinik kesehatan yang tersedia
(13) melakukan riset keperawatan kerja
(AAOHN, 1994)
Allender, J.A., & Spradley, B.W. (2001).
Community health nursing: concepts and
practice 5th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
McKenzie, J.F., Pinger, R.R., & Kotecki, J.E.
(2005). An introduction to community health
nursing 5th ed. London: Jones and Bartlett
Publishers Inc.
Nies, M.A., & McEwen, M. (2007).
Community/public health nursing: promoting
the health of populations 4th ed. Missouri:
Saunders Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai