Oleh:
KELOMPOK 2
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 15
B. Saran ................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai
jaringan, baik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling
berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem ini
adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh
karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua fungsi
tersebut juga akan terganggu. Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit
yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem
muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya
bahkan membahayakan jiwa (Anonym, 2011).
Infeksi merupakan kasus yang sering terjadi mengikuti pasien-
pasien trauma Orthopaedi. Penanganan infeksi khususnya Osteomielitis
membutuhkan perhatian yang serius dari ahli bedah orthopaedi karena
cukup kompleks dan sukar serta membutuhkan waktu perawatan yang
lama serta biaya yang tidak sedikit dalam penanganannya. Kasus
Osteomielitis dan infeksi pasca operasi fiksasi interna merupakan bencana
atau masalah bagi pasien dan dokter ahli bedah. Pasien dengan
Osteomielitis akan meningkatkan pemakaian antibiotik, memperlama
perawatan di rumah sakit, tindakan debridement yg berulang serta
memperlama proses rehabilitasi (Anonym, 2011).
Di negara-negara berkembang osteomyelitis masih merupakan
dalam bidang ortopedi. Keberhasilan pengobatan osteomyelitis ditentukan
oleh faktor-faktor diagnosis yang dini dan penatalaksanaan pengobatan
berupa pemberian antibiotik atau tindakan pembedahan.
Osteomielitis adalah peradangan atau infeksi pada struktur tulang
yang akut ataupun kronis akibat infeksi bakteri, yang terbanyak adalah
jenis staphylococcus aureus. Infeksi ini dapat pula disebabkan oleh jamur
dan virus. Osteomielitis dapat mengenai tulang-tulang panjang, vertebra,
4
tulang pelvis, tulang tengkorak, dan mandibula. Secara umum, infeksi
tulang merupakan gangguan kondisi kesehatan yang serius dan dapat
terjadi pada semua usia (Noor Helmi, Zairin, 2012).
5
tulang. Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui
tentang Asuhan Keperawatan Osteomyelitis.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran umum mengenai Osteomyelitis.
2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari makalah ini adalah :
a. Untuk Mengetahui Konsep Penyakit Osteomyelitis.
b. Untuk Menjelaskan Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
penyakit Osteomyelitis.
C. Manfaat
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Memperoleh gambaran umum mengenai penyakit Osteomyelitis.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
menangani Klien dengan penyakit Osteomyelitis.
3. Buat Institusi/Poltekkes dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan
sebagai bahan referensi tentang asuhan keperawatan klien dengan
Osteomyelitis.
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Etiologi
a. Bakteri
b. Menurut Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomielitis adalah
Staphylococcus Aureus (70%-80%), selain itu juga bisa disebabkan oleh
Escherichia Coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.
c. Virus, jamur dan mikroorganisme lain.
7
Osteomielitis akut atau kronik:
a. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun
manifestasi lokal yang berjalan cepat.
b. Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak
ditangani dengan baik. Dan akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
3. Manifestasi Klinik
Menurut Nurarif. A.H. dan Kusuma. H (2015) Manisfestasi yang dialami
klien Osteomyelitis sebagai berikut :
a. Osteomielitis Kronik
1. Infeksi dibawa oleh darah
a) Biasanya awitannya mendadak.
b) Sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis.
Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise,
pembesaran kelenjar limfe regional).
2. Infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang
a) Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak, dan sangat
nyeri tekan.
3. Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau
kontaminasi langsung
a) Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri, dan nyeri tekan.
b) Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka.
c) Lab: anemia, leukositosis
b. Osteomielitis kronik
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir ke luar dari sinus atau
mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan
pengeluaran pus, Lab: LED meningkat.
8
4. Pemeriksaan Penunjang:
Menurut Nurarif. A.H. dan Kusuma. H (2015) pemeriksaa penunjang yang
dilakukan pada klien Osteomyelitis:
a. Osteomielitis akut
1) Pemeriksaan sinar-X awalnya menunjukkan pembengkakan
jaringan lunak, dan setelah dua minggu terdapat daerah
dekalsifikasi ireguler, nekrosis tulang, pengangkatan periosteum,
dan pembentukan tulang baru.
2) Pemeriksaan MRI
3) Pemeriksaan darah: leukosit meningkat dan peningkatan laju
endap darah
4) Kultur darah dan kultur abses untuk menentukan jenis antibiotika
yang sesuai
b. Osteomielitis kronik
1) Pemeriksaan sinar-X besar, kavitas ireguler, peningkatan
periosteum, sequestra, atau pembentukan tulang padat.
2) Anemia biasanya dikaitkan dengan infeksi kronik.
3) Pemeriksaan laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih
(biasanya normal).
5. Penatalaksanaan
Osteomielitis kronik lebih sukar diterapi, terapi umum meliputi
pemberian antibiotik dan debridemen. Tergantung tipe osteomielitis
kronik, pasien mungkin diterapi dengan antibiotik parenteral selama 2
sampai 6 minggu. Meskipun tanpa debridemen yang adekuat,
osteomielitis kronik tidak berespon terhadap kebanyakan regimen
antibiotik, berapa lamapun terapi dilakukan.
Pada osteomielitis kronik dilakukan sekuestrasi dan debridemen
serta pemberian antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur dan tes
resistensi. Debridemen berupa pengeluaran jaringan nekrotik di dinding
ruang sekuester dan penyaliran. Debridemen pada pasien dengan
9
osteomielitis kronik membutuhkan teknik. Kualitas debridemen
merupakan faktor penting dalam kesuksesan penanganan. Sesudah
debridemen dengan eksisi tulang, perlu menutup dead-space yang
dibentuk oleh jaringan yang diangkat. Managemen dead-space meliputi
mioplasti lokal, transfer jaringan bebas dan penggunaan antibiotik yang
dapat meresap.
Pada fase pascaakut, subakut, atau kronik dini biasanya
involukrum belum cukup kuat untuk menggantikan tulang asli yang
menjadi sekuester. Karena itu ekstremitas yang terkena harus dilindungi
dengan gips untuk mencegah patah tulang patologik, dan debridemen
serta sekuestrektomi ditunda sampai involukrum menjadi kuat. Selama
menunggu pembedahan dilakukan penyaliran nanah dan pembilasan
(Nurarif. A.H. dan Kusuma. H, 2015).
10
B. Asuhan Keperawatan pada penderita Osteomyelitis
1. Pengkajian
Menurut Brunner & Suddarth (2011) pengkajian yang dilakukan pada
penderita Osteomyelitis meliputi :
a. Kaji faktor risiko (mis, usia, lanjut, diabetes, terapi steroid jangka
panjang) dan kaji cedera, infeksi, atau pembedahan ortopedi yang
pernah dilakukan sebelumnya.
b. Pantau adanya gerakan yang hati-hati pada area yang terinfeksi dan
pantau adanya kelemahan umum karena infeksi sismetik.
c. Pantau adanya bengkak dan sensasi hangat di area yang terganggu,
drainase purulen, dan peningkatan suhu tubuh.
d. Perhatikan bahwa pasien osteomielitis kronis mungkin mengalami
peningkatan suhu tubuh minimal, yang terjadi di sore atau malam hari.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
b. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri alat
imobilisasi dan pembatasan aktivitas menopang berat badan.
c. Resiko perluasan infeksi : pembentukan abses tulang.
d. Defisiensi pengetahuan mengenai regimen terapi
11
Intervensi Keperawatan
Meredakan Nyeri
12
c. Pantau kesehatan umum dan nutrisi pasien.
d. Berikan diet seimbang tinggi protein guna memastikan keseimbangan
nitrogen dan membantu pemulihan; dorong hidrasi yang adekuat.
Melanjutkan Asuhan
13
4. Evaluasi
14
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan pada tulang yang
disebabkan oleh invansi mikroorganisme (bakteri dan jamur). Diagnosis perlu
ditegakan sedini mungkin, sehingga pengobatan dapat segera dimulai dan
perawatan pembedahan yang sesuai dapat dilakukan untuk mencegah
penyebaran infeksi dan kerusakan yang lebih lanjut pada tulang. Osteomielitis
disebabkan karena adanya infeksi yang disebabkan oleh penyebaran
hematogen (melalui darah) biasanya terjadi di tempat dimana terdapat trauma
atau dimana terdapat resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis
(tak jelas).
C. Saran
Semoga Makalah yang penulis susun ini bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi Mahasiswa/i Kesehatan, sehingga dapat membantu proses
pembelajaran, dan dapat mengefektifkan kemandirian dan kreatifitas
Mahasiswa. Selain itu, diperlukan lebih banyak referensi untuk menunjang
proses pembelajaran selanjutnya .
15
Daftar Pustaka
Alamat Web
Anonym,“Osteomyelitis”.2011.Available from:
http://www.mayoclinic.com/health/ osteomyelitis/DS00759
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46389/Chapter%20I.pdf;js
essionid=DEB8BDD12291ACE755F93AD1F73933B6?sequence=4
16