KELOMPOK 2 :
2. FeraWahyuni G1B117002
3. PazelaKumalaPutri G1B117003
6. HeriYawanto G1B117010
7. RhetiyaMekiza G1B117034
8. ArdilaTsenawatme G1B117036
9. NurmalizaUlfa G1B117032
12.RinidaElvita G1B117021
1
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, Tuhan sekalian alam
yang selalu melimpahkan petunjuk rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan tutor ini dengan judul“osteomielitis”. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu,
sehingga penulis merasa lebih ringan dan lebih mudah menulis makalah ini. Atas
bimbingan yang telah berikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari
segi penulisan, penyusunan kata demi kata maupun dalam penyusunan bahasa.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan
sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran dari para pembaca yang
sifatnyamembangun yang akan penulis terima dengan senang hati demi
penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Bab I. Pendahuluan........................................................................................ 1
1.4. Manfaat.......................................................................................... 2
2.1 DefenisiOsteomielitis...................................................................... 3
2.2 Klasifikasi....................................................................................... 3
2.3 Etiologi........................................................................................... 5
2.4 ManifestasiKlinis............................................................................ 6
2.5 Komplikasi...................................................................................... 7
2.6 Patofisiologi.................................................................................... 7
2.7 PemeriksaanPenunjang................................................................... 9
2.8 Penatalaksanaan..............................................................................10
2.9 Pencegahan.....................................................................................11
3
Bab III. Pembahasan Kasus...........................................................................13
3.1 Kasus............................................................................................... 13
Bab IV . PENUTUP........................................................................................ 28
4.2 Saran................................................................................................ 30
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
diagnosa dini dan opeasi yang tepat serta pemilihan jenis antibiotik yang tepat.
Seacar umum, dibutuhkan pendekatan multidisipliner yang melibtkan ahli
orthopadi, spesialis penyakit infeksi dan ahli bedah plastik pada kasus berat
dengan hilangnya jaringan lunak.
6
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan materi atau referensi pembelajaran dan menambah
pengetahuan khususnya mengenai asuhan keperawatan osteomielitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang.Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan
daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli
memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :
7
2.2 Klasifikasi
Menurut Henderson (1997), osteomielitis dapat diklasifikasikan dua macam
osteomielitis, yaitu:
a. Osteomielitis hematogen
b. Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma
atau pembedahan.Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat
inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus
infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan.Manifestasi klinis dari
osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.
8
2. Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau
sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.Osteomielitis sub-akut dan kronis
biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau
trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada
tulang yang fraktur.
2.3 Etiologi
Menurut Henderson (1997), Osteomielitisbisa disebabkan oleh bakteri,
antara lain :Staphylococcus aureus sebanyak 90%, Haemophylus
influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun, Streptococcus
hemolitikus, Pseudomonas aurenginosa, Escherechia coli, Clastridium perfringen,
Neisseria gonorhoeae, serta Salmonella thyposa.
a. Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke
tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada
anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa).
Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalahgunaaan obat suntik
ilegal, rentan terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral).
Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang,
seperti yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah tulang lainnya.
b. Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang
terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang
menembus tulang.Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama
pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di dekatnya.
9
c. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang
setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di
daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau
kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau
diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa
menyebar ke tulang tengkorak.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau
yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di
daerah diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini
tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang
normal.Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak,
biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.Jika suatu infeksi tulang
tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis menahun (osteomielitis
kronis).Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan
tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun.
10
hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang
terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk
dari tulang menuju kulit.
2.5 Komplikasi
Menurut Brunner, suddarth. (2001), Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi
akibat perkembangan infeksi yang tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang
tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab. Komplikasi osteomyelitis dapat
mencakup infeksi yang semakin memberat pada daerah tulang yang terkena
infeksi atau meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke
aliran darah sistemik.
1. Abses Tulang
2. Bakteremia
3. Fraktur Patologis
4. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
5. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar.
6. Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.
2.6 Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi
tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis
meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan
insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.
Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan
pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan penumpukan
hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi
antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium
3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah
pembedahan.
11
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan
vaskularisasi, dan edema.Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah
terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang
sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula.Infeksi kemudian
berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar
ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat
dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada perjalanan
alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus dilakukan
insisi dan drainase oleh ahli bedah.Abses yang terbentuk dalam dindingnya
terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir
keluar.Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada
jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan
mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan,
namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
Pathway
12
Brunner, suddarth. (2001)&Price, Wilson, (2005).
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endap darah
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi
oleh bakteri salmonella
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat
difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
Pemeriksaan tambahan :
2. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka
kemungkinan besar adalah osteomielitis.
13
2.8 Penatalaksanaan
Menurut Brunner, suddarth. (2001), Penatalaksanaan klinis pada pasien
osteomyelitis adalah dengan cara :
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai
kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
2. Penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan
antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan jaringan
nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta ruang kososng
yang ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan tulang, otot, atau
kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan
aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat
mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K
membantu mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.
b. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
c.Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur
untuk kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang
kemudian diendapkan pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara
pengerasan tulang ini adalah pada tulang kalsitriol dan hormon paratiroid
merangsang pelepasan kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam
darah.
14
1. Berhenti merokok
Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda, yang
keduanya buruk bagi sirkulasi Anda.Hal ini juga dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh.Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda berhenti sesegera
mungkin.
2. Diet sehat
Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan lemak di
arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat rendah lemak
dianjurkan, termasuk banyak buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi
sehari) dan biji-bijian.
3. Mengelola berat badan Anda
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan
berat badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat dengan
menggunakan kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga teratur.
4. Mengurangi alkohol
Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang
direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit sehari
untuk wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang normal-
kekuatan, segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh. Secara teratur
melebihi batas alkohol yang direkomendasikan akan meningkatkan baik
tekanan darah dan kadar kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk.
5. Olahraga teratur
15
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Kasus :
16
Seorang laki-laki usia 25 tahun, dirawat diruang orthopedic dengan diagnosa
Ostemielitis post ORIF, tiga bulan yang lalu pasien mengalami close fracture
femur sinistra. Saat pengkajian didapatkan data: nyeri, bengkak, kemerahan,
terdapat pus berawarna kekuningan dan balutan tampak basah pada luka operasi di
femur sinistra. vital sign TD 120/80 mmhg. Pasien diprogramkan untuk perawatan
luka sehari dua kali, namun pasien menolak karena khawatir rasa sakit akan
bertambah berat Pasien mendapatkan terapi, ketorolak 30 mg, cefriaxon 2g/24
jam, IVFD RL 35 TPM.
1. Osteomyelitis
3. Ortopedi
4. Cetorolax
5. Sefriaxson
6. Post orif
7. Ivfd
Jawaban :
2. Close fraktur femur sinistra adalah patah tulang tertutup pada paha kiri, patah
yang tidak menyebabkan robek pada kulit.
4. Cetorolax adalah obat dengan fungsi mengatasi nyeri sedang hingga berat
untuk sementara. Biasanya obat ini di gunakan sebelum atau sesudah operasi.
17
Katerolax tidak gi gunakan untuk nyeri ringan atau kondisi nyeri jangka
panjang (radang sendi).
11. Apa saja yang kegiatan positif yang dapat di lakukan pasien untuk
kesehtannya selain perawatan luka?
18
12. Bagaimana patofisiologi dari osteomyelitis ini dan apakah osteomyelitis
dapat menyebkan kelumpuhan ?
1. Tanda dan gejala biasanya diawali dengan rasa nyeri pada lokasi infeksi.
Gejala lainnya yaitu :
f) Malaise, anoreksia, nyeri yang konstan & progresif pada daerah tulang
yang terlibat.
19
imun melemah, maka bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi pada area
luka/bekas operasi.
d) Kanker kulit
20
a) Osteomielitis akut terjadi dalam waktu 2 minggu dan paling sering terjadi
pada anak-anak daripada orang dewasa. Gejala yang paling sering terjadi
yaitu panas, nyeri tulang serta terasa kaku.
a) Memberikan terapi
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI PENGERTIAN
21
OSTEMIELITIS
TANDA DAN
GEJALA
ASKEP
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI FAKTOR RESIKO
3.6 Step 5 : Learning Objektive
1. Penatalaksanaan osteomyelitis
2. pembedahan osteomyelitis
3. asuhan keperawatan osteomyelitis
Jawab :
1. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Harnawatiaj, 2008 yaitu :
22
4. Antibiotika yang efektif terhadap gram negative maupun gram positif
(broad spectrum) diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan
darah, dan dilakukan secara parenteral selama 3-6 minggu.
5. Immobilisasi anggota gerak yang terkena
6. Tindakan pembedahan.
Banyak peneliti yang melakukan tindakan pembedahan
pencegahan seperti yang dilakukan oleh TRUETA dengan alasan:
1. Dapat menegakkan diagnosis dan untuk pemeriksaan sensitifitas.
2. Mengurangi gangguan vaskularisasi yang disebabkan oleh penekanan.
3. Mengurangi rasa sakit dangan melakukan dekompresi terhadap
jaringan yang terinfeksi.
4. Menurut FKUI, pembedahan pencegahan ini tidak memberi hasil
memuaskan dan tindakan bedah sebaiknya dilakukan bila telah teraba
suatu abses.
Osteomielitis kronik tidak dapat sembuh sempurna sebelum semua
jaringan yang mati disingkirkan.Antibiotika dapat diberikan secara sistemik
atau lokal.
Indikasi untuk malakukan tindakan pembedahan ialah:
1. Adanya sequester
2. Adanya abses
3. Rasa sakit yang hebat
4. Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan (karsinoma
epidermoid).
Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila
involucrum telah cukup kuat: mencegah terjadimya fraktur paska
pembedahan.
Kegagalan pemberian antibiotika dapat disebabkan oleh:
1. Pemberian antibiotika yang tidak sesuai dengan mikro organism
penyebab.
2. Dosis tidak adekuat
3. Lama pemberian tidak cukup
23
4. Timbulnya resistensi
5. Kesalahan hasil biakan (laboratorium)
6. Antibiotika antagonis
7. Kesalahan diagnostic
2. Pembedahan osteomyelitis
3. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1) Identitas Klien
Nama : Tn.
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :
24
Diagnosa Medis : Ostemielitis Post ORIF
Tidak terkaji
3) Keluhan Utama
4) Riwayat Kesehatan
Tidak terkaji
5) Pemeriksaan fisik
a. Keadaam umum
b. TTV
25
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi :-
Respirasi rate :-
Suhu :-
3. Pola eliminasi
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
26
Tidak terkaji
Tidak terkaji
7) Pemberian obat
Ketorolak 30 mg
Cefriaxion 2g/24 jam
B. Analisa Data
27
berat, jatuh, dan
patah lagi.
DO :
Terdapat bengkak,
kemerahan, pus berwarna
kekuningan dan balutan
tampak basah di luka op
3 DS : pembedahan INTEGRITAS
1. Keluhan nyeri KULIT/JARINGA
DO : efek pembedahan N
1. Adanya nyeri immobilisasi
tekan
2. Terdapat bengkak, gangguan
kemerahan, pus integritas
berwarna kulit/jaringan
kekuningan dan
balutan tampak
basah di luka op
C. Diagnosa Keperawatan
28
D. Intervensi Keperawatan
29
kondisi nyeri klien
5. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat
analgetik
R/ untuk
mengurangi nyeri
2 Ansietas Setelah dilakukan 1. Lakukan pendekatan
berhubungan tindakan pada klien tentang
dengan kurangnya keperawatan 1x24 penyakitnya.
informasi jam diharapkan R/ Klien kooperatif
DS : ansietas dapat dengan perawatnya.
pasien menolak berkurang dengan 2. Berikan penjelasan
dilakukan kriteri hasil : pada klien tentang
perawatan karena 1. pasien penyakitnya
khawatir rasa sakit mau R/ Klien megerti
akan bertambah melakukan tentang penyakitnya.
berat, jatuh, dan latihan 3. berikan motivasi
patah lagi. berjalan pada klien dan
DO : 2. pasien keluarga.
Terdapat bengkak, mengetahu R/ agar klien mau
kemerahan, pus i informasi melakukan latihan
berwarna mengenai berjalan
kekuningan dan penyakitny 4. Observasi TTV.
balutan tampak a R/ untuk memonitor
basah di luka op keadaan klien
30
pembedahan diharapkan 2. lakukan perawatan luka
immobilisasi. gangguan klienteknik steril r;
Yang ditandai integritas untuk mengurangi
dengan : kulit/jaringan bisa kontaminasi kuman
DS : teratsi dengan langsung ke area luka
Keluhan nyeri criteria hasil : 3. tutup luka dengan kasa
DO : 1. klien tampak steril/kompres dengan
Adanya nyeri rileks NaCL r; mempercepat
tekan, Terdapat 2. klien penyembuhan
bengkak, menungnjukk 4. kolaborasi dengan
kemerahan, pus an perilaku dokter pemberian obat
berwarna atau teknik antibiotik/antimikroba
kekuningan dan untuk r; untuk membunuh
balutan tampak mencegah kuman yang merusak
basah di luka op kerusakan kulit
kulit
3. keadaan luka
membaik
4. tidak ada pus
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
31
1. Osteomielitis primer yaitu penyebaran secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui
sirkulasi darah.
2. Osteomielitis sekunder yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari
sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.
Osteomielitis dapat disebabkan oleh bakteri, antara lain:
a) Staphylococcus aureus sebanyak 90%
b) Haemophylus influenza (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
c) Streptococcus hemolitikus
d) Pseudomonas aurenginosa
e) Escherechia coli
f) Clastridium perfringen
g) Neisseria gonorhoae
h) Salmonella thyposa
a) Demam
b) Nafsu makan menurun
c) Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
d) Gangguan sendi karena adanya pembengkakan
a) Abses tulang
b) Bakteremia
c) Fraktur patalogis
d) Merengangnya implan prosthetic
e) Sellulitis pada jaringan lunak sekitar
f) Abses otak pada osteomyelitis di daerah cranium
32
medularis dan kebawah periosteumdan dapat menyebar ke jaringan lunak atau
sendi disekitarnya.
1. Pemeriksaan darah
2. pemeriksaan titer antibody-anti staphylococcus
3. pemeriksaan biopsy tulang
4. pemeriksaan feses
5. MRI
6. pemeriksaan radiologis
7. bone scan
8. pemeriksaan ultra sound
9. obat yang bisa diberikan pada pasien, yaitu:
a) penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam
b) Erithromisin 1-2 gr IV setiap 6 jam
c) Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
d) Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan
e) Pemberian cairan intravena dan kalau perlu transfuse darah
1. Berhenti merokok
2. Diet sehat
3. mengelola berat badan
4. menghindari alcohol
5. olahraga teratur
4.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34
35