Anda di halaman 1dari 33

ASKEP TUMOR

HIPOFISIS
TUMOR HIPOFISIS
Tumor Hipofisis biasanya tidak bersifat
ganas meskipun lokasinya penting dan
efeknya terhadap produksi hormon oleh
organ target dapat mengakibatkan
kematian.
Cont’d..
Tumor kelenjar hipofisis terdiri atas tiga tipe
utama yang menggambarkan
pertumbuhan berlebih pada:
1. Sel-sel eusinofil
2. Sel – sel basofil
3. Sel – sel kromofob
TUMOR EUSINOFIL
 Jikatumbuh secara dini dalam kehidupan
seseorang, akan menimbulkan
gigantisme. Jika terjadi pada usia dewasa
akan menyebabka akromegali
(Pertumbuhan skeletal yang berlebihan
pada kaki, tangan, margo orbita superior,
hidung dan dagu, serta terjadi
pertumbuhan pada jaringan dan organ
tubuh)
TUMOR BASOFIL
 Akan menyebabkan terjadinya sindrom
cushing dengan gambaran yang
sebagian besar berkaitan dengan
hiperadrenalisme, termasuk maskulinitas
dan amenore pada wanita, obesitas
batang tubuh, hipertensi, osteoporosis,
dan polisitemia.
TUMOR KROMOFOB
 Merupakan 90% dari seluruh tumor
hipofisis, biasanya tidak menghasilkan
hormon tetapi menghancurkan sisa
kelenjar hipofisis sehingga terjadi
hipopituarisme. Pasien tampak obesitas,
somnolen, rambut halus dan jarang, kulit
kering, muka pucat, sakit kepala,
kehilangan libido, dan gannguan visual.
KLASIFIKASI
• Adenoma hipofisis non fungsional (tidak memproduksi
hormon)
• Tumor ini berkisar sekitar 30% dari seluruh tumor pada
hipofisis. Biasanya muncul pada dekade ke 4 dan ke 5 dari
kehidupan, dan biasanya lebih sering ditemukan pada laki-
laki dari pada wanita. Nama lain dari tumor ini yaitu Null
cell tumor, Undifferentiated tumor dan non hormon
producing adenoma. Karena tumor ini tidak memproduksi
hormon, maka pada tahap dini seringkali tidak
memberikan gejala apa-apa. Sehingga ketika diagnosa
ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yang
sangat besar, atau gejala yang timbul karena efek
masanya. Tumor biasanya solid walaupun biasa ditemukan
tumor dengan campuran solid dan kistik.
2. Adenoma hipofisis fungsional yang terdiri
dari :
• o adenoma yang bersekresi prolaktin
• o adenoma yang bersekresi growth
hormon (GH)
• o adenoma yang bersekresi glikoprotein
(TSH, FSH, LH)
• o adenoma yang bersekresi
adrenokortikotropik hormon (ACTH)
ETIOLOGI
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui.
Sebagian besar diduga tumor hipofisis
hasil dari perubahan pada DNA dari satu
sel, menyebabkan pertumbuhan sel yang
tidak terkendali. Cacat genetik, sindroma
neoplasia endokrin multipel tipe I
dikaitkan dengan tumor hipofisis.
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinis Adenoma Hipofisis non fungsional:
• a) Nyeri kepala
• b) Karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan
menekan chiasma optikum, timbul gangguan lapang pandang
bitemporal. Karena serabut nasal inferior yang terletak pada aspek
inferior dari chiasma optikum melayani lapang pandang bagian
temporal superior (Wilbrand’s knee), maka yang pertama kali
terkena adalah lapang pandang quadrant bitemporal superior.
Selanjutnya kedua papil akan menjai atrophi.
• c) Tumor yang tumbuh perlahan akan menyebabkan
gangguan fungsi hipofisis yang progressif dalam beberapa bulan
atau beberapa tahun berupa :
• o Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang
kasar
• o Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah
• o Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan
kesuburan
• Manifestasi Klinis Adenoma Fungsional
• A) Adenoma yang bersekresi Prolaktin
• o Hyperprolactinemia pada wanita
didahului amenorhoe, galactorhoe,
kemandulan dan osteoporosis.
• o Pada laki-laki biasanya asimptomatik atau
timbul impotensi atau daya sexual yang
menurun. Karena perbedaan gejala tersebut
maka tumor ini pada laki-laki biasanya
ditemukan jika sudah menimbulkan efek
kompresi pada struktur yang berdekatan.
B) Adenoma yang bersekresi growth hormone
• Gejala timbul secara gradual karena pengaruh
meningginya kadar GH secara kronik. Dari sejumlah kasus
menunjukkan bahwa gejala yang timbul lebih karena efek
kompresi lokal dari masa tumor, bukan karena gangguan
somatiknya. Gejala dini berupa:
• o Ukuran sepatu dan baju membesar
• o Lalu timbul visceromegali
• o Muka yang kasar dan skin tags yaitu perubahan pada
cutis dan jaringan subcutisyang lambat berupa fibrous
hyperplasia terutama ditemukan pada jari-jari, bibir,telinga
dan lidah. Adanya skin tags ini penting karena
hubungannya dengankeganasan pada kolon.
C) Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH) Kecuali untuk
tumor yang bersekresi TSH, yang menunjukkan gejala :
• o Hypertiroidism glycoprotein secreting adenoma tidak
memberikan gejala yang spesifik sehubungan dengan
hipersekresinya, sehingga adenoma ini biasanya baru ditemukan
sesudah memberikan efek kompresi pada struktur didekatnya
seperti chiasma optikum atau tangkai hipofisis.
• o Hipertiroid yang disebabkan oleh TSH adenoma berbeda
dengan Graves disease, graves disease merupakan penyakit yang
diturunkan, dimana terdapat resistensi yang efektif terhadap
hormon tiroid yang menyebabkan pengaruh umpan balik negatif
dari hormon tiroid atau TSH lemah, sehingga timbul hipersekresi TSH.
Kelainan ini sering bersamaan dengan bisu tuli, stipled epiphyse
dan goiter, iniyang membedakan dengan hipertiroid akibat
adanya adenoma.
D) Adenoma yang bersekresi ACTH
• o Biasanya menyerang wanita sekitar usia 40
tahun
• o Khas ditandai dengan truncal obesity,
hipertensi, hirsutisme
(wanita),hyperpigmentasi, diabetes atau
glukosa intoleran, amenorrhea, acne,
striaeabdominal, buffallo hump dan moon
facies. Kelainan endokrinologik yang berat ini
sudah muncul pada tahap sangat dini dari
tumornya yang menyulitkan dalam
mendeteksi dan identifikasi sumbernya.
KOMPLIKASI
• Adenoma akan bermetastasi pada organ
lain yang akan menimbulkan kanker dan
organ yang terdekat dapat diserang
adalah otak yang mengakibatkan
menjadi tumor ataupun kanker otak.
• Hypotiroidism.
• Hypoadrenalism.
• Hypogonadism.
• Hyperprolactenemia.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Rontgen tengkorak
 MRI dan CT scan
 Pengukuran kadar prolaktin, GH, TSH, FH,
dan LH
PENATALAKSANAAN
1. FARMAKOLOGIS
2. PEMBEDAHAN
3. RADIASI
PENGKAJIAN
• Identitas
• a. Terjadi pada wanita dan pada laki-laki dengan pefalensi seimbang
dan mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.
• b. Keluhan Utama
• c. Klien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di
tengah dahi kabur atau penglihatan ganda; kehilangan samping (perifer)
visi, ptosis yang disebabkan oleh tekanan pada saraf yang menuju ke mata,
perasaan mati rasa pada wajah, demensia, perasaan mengantuk, kepala
membesar, makan berlebih atau berkurang.
• d. Riwayat penyakit sekarang
• e. Klien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada kepalanya,
dan pandangan kabur.
• f. Riwayat penyakit dahulu
• 2. Kaji apakah sebelumnya klien pernah mengalami tumor pada bagian
tubuh, Kaji apakah klien pernah mengalami cedera kepala berat ataupun
ringan.
• 3. Riwayat penyakit keluarga
• 4. Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit tumor hipofisis.
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi :
• o Klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal
pada seluruh bagian tubuh (jika timbul saat usia dini)
• o Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran
yang abnormal pada ujung-ujung tubuh seperti kaki,
tangan, hidung, dagu (timbul pada saat usia dewasa)
• o Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)
• o Tampak atropi pada pupil Klien tampak susah
membedakan warna
• o Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh
karena kelemahan otot
• Palpasi :
• o Terdapat nyeri kepala
• o Terdapat kelemahan otot tonus otot
• 3. Pengkajian data dasar
• 1. Aktifitas /istirahat :
• o Insomnia, bangun pada pagi hari dengan
disertai nyeri kepala.
• o Sakit kepala yang hebat saat aktivitas.
• o Perubahan aktivitas biasanya/hobi
sehubungan dengan gangguan penglihatan.
• o Kelemahan otot.
• Sirkulasi
• o Edema pada ekstermitas kaki dan tangan.
• o Takikardi.
• 3. Integritas ego
• o Ketidakberdayaan/putus asa sehubungan dengan perubahan
penampilan fisik.
• 4. Eliminasi.
• o Perubahan pola berkemih.
• o Perubahan warna urin contoh kuning pekat.
• 5. Makanan/cairan :
• o Nafsu makan menurun
• o Malnutrisi
• o Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot.
• o Perubahan pada kelembababn/turgor kulit, edema.
• Integritas ego
• o Ketidakberdayaan/putus asa sehubungan dengan
perubahan penampilan fisik.
• 4. Eliminasi.
• o Perubahan pola berkemih.
• o Perubahan warna urin contoh kuning pekat.
• 5. Makanan/cairan :
• o Nafsu makan menurun
• o Malnutrisi
• o Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot.
• o Perubahan pada kelembababn/turgor kulit, edema.
• Neurosensori.
– o Pening, disorientasi (selama sakit kepala), tidak
mampu berkonsentrasi.
– o Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas)
• 7. Nyeri/kenyamanan
– o Nyeri hebat, menetap, menyeluruh atau intermiten,
sering sekali membuat pasien terbangun. Mungkin
terlokalisasi, pada posisi tertentu.
• 8. Keamanan
• o Demam
• o Suhu meningkat (37,950 C atau lebih)
• o menggigil
Diagnosa Keperawatan
– Nyeri akut berhubungan dengan penekanan
korteks serebri di hipotalamus
– o Hipertermi berhubungan dengan kerusakan
control suhu sekunder akibat tumor hipofisis
– o Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan metabolic ( hipermetabolik)
– o Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
retensi air akibat peningkatan sekresi ADH
– o Kelemahan berhubungan dengan
ketidakmampuan menyokong tubuh
– o Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan penampilan fisik
 Nyeri akut berhubungan dengan
penekanan korteks serebri di
hipotalamus.
 Tujuan
 o Nyeri dapat dihilangkan/ditangani
 Kriteria hasil
 o Melaporkan nyeri berkurang.
 o Klien tampak tenang
 o Skala nyeri bahkan hilang.
• Intervensi
• Mandiri
• 1. Kaji keluhan nyeri, perhatiakan lokasi, itensitas, dan waktu nyeri.
• Rasional : Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-
tanda perkembangan komplikasi.
• 2. Letakan kantung es pada kepala klien.
• Rasional : Meningkatkan vasokontriksi, penumpulkan resepsi sensori yang
selanjutnya akan menurunkan nyeri atau sakit kepala.
• 3. Dorong pengungkapan perasaan klien.
• Rasional : Dapat mengurangi ansietas, sehingga mengurangi persepsi
akan intensitas rasa nyeri.
• 4. Lakukan tindakan paliatif. Misalnaya pengubahan posisi.
• Rasional : Meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan otot.
• Kolaborasi
• 1. Berikan analgesik/antipiretik, analgesic narkotik sesuai dengan indikasi.
• Rasional : Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman.
• Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan metabolic ( hipermetabolik)
• Tujuan
• o Nutrisi klien adekuat
• Kriteria hasil
• o Mendemonstrasikan berat badan yang
stabil
• o Bebas tanda dari malnutrisi.
• Intervensi
• Intervensi
• Mandiri
• 1. Pantau masukan makanan setiap hari.
• Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi
• 2. Ukur tinggi, berat badan. Timbang berat badan
setiap hari atu sesuai indikasi.
• Rasional : Membantu dalam identifikasi malnutrisi
protein kalori, khususnya bila berat badan kurang
dari normal.
• 3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori
kaya nutrient, dengan masukan cairan adekuat.
• Rasional : Kebutuhan jaringan metabolic
ditingkatkan.
• Kolaborasi
• 1. Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.
• Rasional: Membantu mengidentifikasi derajat
ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi dan mempe garuhi
pilihan intervensi diet.
• 2. Berikan obat sesuai indikasi.
• 6. Vitamin khususnya A, D, E, dan B6
• Rasional : Mencegah kekurangan karena penurunan
absorpsi vitamin larut dalam lemak.
• 3. Rujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi.
• Rasional : Memberikan rencana diet khusus untuk
memenuhi kebutuhan individu, dan menurunkan masalah
berkenaan dengan malnutrisi protein/kalori dan defisiensi
mikronutrien.
• Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan retensi air akibat peningkatan sekresi
ADH.
• Tujuan
• o Membuat/mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit klien.
• Kriteria hasil.
– o Menunjukan haluaran urin tepat dengan
berat jenis/hasil laboratorium mendekati
normal.
• Intevensi
• Mandiri
• 1. Awasi denyut jantung dan tekanan darah.
• Rasional: Takikardi terjadi kegagalan ginjal untuk mengeluarkan
urin.
• 2. Catat pemasukan dan pengeluaran akurat.
• Rasional: Perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan
penggantian cairan, dan penurunan resiko kelebihan cairan.
• 3. Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema.
• Rasional: Edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung
pada tubuh. Contoh tangan dan kaki.
• 4. Awasi kadar natrium serum. Batasi pemasukan natrium sesuai
indikasi.
• Rasional : Kadar natrium tinggi berhubungan dengan kelebihan
cairan.
• Kelemahan berhubungan dengan penurunan
produksi energy metabolik, malnutrisi.
• Tujuan
• o Menunjukan perbaikan kemampuan klien
untuk beraktivitas.
• Kriteria hasil
• o Melaporkan perbaikan rasa berenergi.
• o Berpatisipasi pada aktivitas yang
diinginkan.
• Intervensi
• 1. Evaluasi laporan kelemahan, kesulitan menyelesaikan
tugas. Perhatikan kemampuan istrahat/tidur dengan tepat.
• Rasiona : Menentukan derajat dari efek ketidakmampuan.
• 2. Kaji kemampuan untuk berpatisipasi pada aktivitas
yang dibutuhkan/diinginkan.
• Rasional: Mengidentifikasi kebutuhan individual dan
membantu pilihan intervensi.
• 3. Rencanakan priode istrahat adekuat.
• Rasional: Mencegah kelelahan berlebihan dan
menyimpan energy untuk penyembuhan.
• 4. Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan
ambulansi.
• Rasional : Memberikan keamanan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tahap Kegiatan
    Tahap Kegiatan
    Dokumen4 halaman
    Tahap Kegiatan
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • 54 217 1 PB
    54 217 1 PB
    Dokumen11 halaman
    54 217 1 PB
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen35 halaman
    1 PB
    Fadly M
    Belum ada peringkat
  • As
    As
    Dokumen1 halaman
    As
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • H
    H
    Dokumen1 halaman
    H
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 03 Mar-67-78
    Lampiran 03 Mar-67-78
    Dokumen12 halaman
    Lampiran 03 Mar-67-78
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • Tabel Program Dhyan
    Tabel Program Dhyan
    Dokumen2 halaman
    Tabel Program Dhyan
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • 54 217 1 PB
    54 217 1 PB
    Dokumen11 halaman
    54 217 1 PB
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • H
    H
    Dokumen1 halaman
    H
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • H
    H
    Dokumen1 halaman
    H
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • H
    H
    Dokumen1 halaman
    H
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • H
    H
    Dokumen1 halaman
    H
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • H
    H
    Dokumen1 halaman
    H
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen24 halaman
    Bab I
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • 1askep Halusinasi
    1askep Halusinasi
    Dokumen30 halaman
    1askep Halusinasi
    Roselin Megasari Mendrofa
    Belum ada peringkat
  • Bab I LP 1
    Bab I LP 1
    Dokumen35 halaman
    Bab I LP 1
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • GNK
    GNK
    Dokumen40 halaman
    GNK
    ayu mulya
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen1 halaman
    D
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat
  • Terapi Spiritual Islami Pada Depresi
    Terapi Spiritual Islami Pada Depresi
    Dokumen2 halaman
    Terapi Spiritual Islami Pada Depresi
    IlmiAmaliyah
    Belum ada peringkat