Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
OSTEOMELITIS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Keperawatan Medikal Bedah III


Dosen Pengampu : Ns. Mifetika Lukitasari, S.Kep., M.Kep

Di Susun Oleh :
Bella Gibrelda Pratitis (195070209111014)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
makalah tentang penyakit Osteomelitissebagai salah satu tugas untuk mata kuliah
Keperawatan Medika Bedah III.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ns. Mifetika Lukitasari, S.Kep., M.Kep
selaku koordinator mata kuliah ini serta kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis selama proses pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah

Sebagai manusia yang dhaif, apapun yang ada dan tertera pada makalah ini
tentunya memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua agar
kedepannya penulis bisa lebih baik lagi dan meningkatkan pengetahuan serta
pengalaman dalam menyelesaikan makalah selanjutnya.

Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih. Semoga ilmu
yang tertuang dalam makalah ini bisa mendatangkan manfaat bagi saya terutama
sebagai penulis dan bagi teman-teman semua yang membacanya.

Malang, 26 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
1.1 Latar belakang........................................................................................ 5
1.2 Rumusan masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan .................................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 6
1.4 Manfaat .................................................................................................. 6
1.4.1 Bagi Penulis .................................................................................. 6
1.4.2 Bagi Profesi ................................................................................... 6
1.4.3 Bagi Masyarakat............................................................................ 6
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN ................................................................ 7
2.1 Laporan Pendahuluan ............................................................................ 7
2.1.1 Definisi .......................................................................................... 7
2.1.2 Etiologi .......................................................................................... 7
2.1.3 Faktor Resiko ................................................................................ 7
2.1.4 Patofisiologi .................................................................................. 8
2.1.5 Manifestasi Klinis ....................................................................... 10
2.1.6 Klasifikasi ................................................................................... 10
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik .............................................................. 11
2.1.8 Tatalaksana Medis ....................................................................... 12
2.2 Askep Teori.......................................................................................... 13
2.2.1 Pengkajian ................................................................................... 13
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 14
2.2.3 Konsep Rencana Keperawatan .................................................... 14
2.2.4 Implementasi Keperawatan ......................................................... 17
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................. 18

iii
BAB 3 Penutup .........................................................Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ..............................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran ........................................................Error! Bookmark not defined.
Daftar pustaka ....................................................................................................... 19

iv
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di
dalam plasma (hiperusemia : >7 mg/dl). Adanya penurunan ekskresi asam urat.
Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang
berlebihan dan penurunan ekskrsikejadian gout di indonesia mencapai 65% dan
di jawa tengah mencapai 35,7%, khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Kartasura mencapai 23% pada bulan Maret-April 2015 mencapai 48 kasus.
Yang di bagi dalam kasus lama sebanyak 3 kasus lama dan 45 kasus baru.
Penderita yang mengidap asam urat antara perempuan lebih banyak di
bandingkan laki-laki (Depkes, 2011). Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik
untuk menyusun makalah dengan Judul "Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Osteomelitis".

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam


makalah adalah:
1. Apa definisi dari Osteomelitis?
2. Apa etiologi dari Osteomelitis?
3. Apa faktor resiko dari Osteomelitis?
4. Bagaimana patofisiologi dari Osteomelitis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari Osteomelitis?
6. Bagaimana klasifikasi dari Osteomelitis?
7. Apa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada Osteomelitis?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis dari Osteomelitis?
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari Osteomelitis?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengatahui gambaran Laporan Pendahuluan Osteomelitis.

5
1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk memahami definisi dari Osteomelitis.


b. Untuk memahami etiologi dari Osteomelitis.
c. Untuk memahami faktor resiko dari Osteomelitis.
d. Untuk memahami patofisiologi dari Osteomelitis.
e. Untuk memahami manifestasi klinis dari Osteomelitis.
f. Untuk memahami klasifikasi dari Osteomelitis.
g. Untuk memahami pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
Osteomelitis.
h. Untuk memahami penatalaksanaan medis dari Osteomelitis.
i. Untuk memahami asuhan keperawatan dari Osteomelitis.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan menerapkan teori yang didapat dari akademik


khususnya Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan OsteomelitisBagi
Pendidik

Bagi institusi pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas


Brawijaya diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif dalam
perkembangan ilmu dan praktik keperawatan serta menjadi sumber informasi dan
referensi bacaan dalam meningkatkan khasanah ilmu dibidang Keperawatan Anak.

1.4.2 Bagi Profesi

Bagi profesi perawat dapat dijadikan sebagai referensi dan panduan dalam
memaksimalkan tugas pengaplikasian Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Osteomelitis

1.4.3 Bagi Masyarakat

Manambah wawasan masyarakat agar dapat berperan aktif dalam perawatan


penyakit Osteomelitis.

6
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1 Laporan Pendahuluan


2.1.1 Definisi

Osteomelitis merupakan suatu istilah yang merujuk pada inflamasi tulang yang
disebabkan oleh infeksi. Penyembuhan jenis infeksi ini lebih sulit jika dibandingka
n dengan infeksi jaringan lunak karena:

 Sifat tulang yang tidak permeabel terhadap sel dan biokimia sistem imun
 Terbatasnya kemampuan penggantian tulang yang dihancurkan karena infeksi
 Mikrosirkulasi tulang yang sangat rentan terhadap kerusakan oleh toksin bakteri

Osteomielitis dapat menyebabkan masalah kronis yang akan pengaruhi kualita


s hidup seseorang atau bahkan dapat mengakibatkan hilangnya fungsi ekstremitas.
Osteomielitis cenderung terjadi pada anak dan remaja. Namun demikian osteomi
elitis dapat menyerang semua usia. Pada umumnya, kasus pada usia dewasa banya
k ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

2.1.2 Etiologi

Penyebab (etiologi) osteomielitis terdiri dari endogen dan eksogen. Endog


en (hematogen) disebabkan oleh patogen yang dibawa dalam darah dari tempat inf
eksi di manapun di seluruh tubuh. Osteomielitis yang disebabkan oleh penyebaran
hematogen ini umumnya terjadi pada tempat terjadinya trauma karena ketahanan t
erhadap infeksi yang rendah. Eksogen disebabkan oleh infeksi yang masuk dari lu
ar tubuh, misalnya fraktur terbuka, luka tusuk, atau prosedur operasi. Penyebab ost
eomielitis lainnya yaitu tonsil yang terinfeksi,gigi vang terinfeksi, ataupun infeksi
saluran pernapasan bagian atas. Organisme penyebab osteomielitis ialah : Staphylo
coccus aureus, Streptococcus, Pneumococcus dan Gnococcus, Salmonella. Psuedo
monas, dan Escherherichia coli.

2.1.3 Faktor Resiko

1. Nutrisi buruk.
2. Lansia .

7
3. Kegemukan.
4. Diabetes mellitus.
5. Artitis rheumatoid.
6. Mendapatkan terapi kortikosteroid jangka panjang.
7. Menjalani operasi ortopedi sendi.
8. Menjalani operasi ortopedi lama.
9. Mengalami luka yang mengeluarkan pus.
10. Mengalami infeksi insisi margina/dehisensi luka.

2.1.4 Patofisiologi

Tanpa melihat melihat sumber patogen, ciri patologis dari infeksi tulang sa
ma dengan jaringan tubuh lainnya. Respons awal terhadap infeksi patogen yaitu re
aksi inflamasi.Reaksi inflamasi pada tulang berupa peningkatan vaskularisasi,ede
ma,aktivitas leukosit yang meningkat dan pembentukan abses. Setelah inflamasi di
mulai, maka akan terjadi trombosis pembuluh darah pada tempat tersebut. Eksudat
inflamasi meluas ke dalam metafisis dan rongga sumsum tulang, Pada anak-anak,
eksudat yang mencapai permukaan luar korteks membentuk abses yang mengangk
at periosteum dari tulang. Kondisi ini mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tula
ng menghasilkan sequestrum (jaringan tulang yang mati).

Pengangkatan periosteum juga menghasilkan respons osteoblastik di mana


terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) yang mengelilingi sequesterum. Pe
mbukaan involukrum memungkinkan eksudat ke dalam jaringan lunak sekitar dan
melalui kulit. Pada usia dewasa, komplikasi ini jarang terjadi karena periosteum .
melekat dengan kuat pada korteks. Namun, infeksi merusak korteks yang membu
at tulang rentan terkena fraktur patologis

8
Pathway Osteomyelitis

9
2.1.5 Manifestasi Klinis

Jika osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya konta


minasi langsung, maka tidak akan ada gejala septikemia. Gejala yang ditimbulkan
bergantung pada tempat infeksi. Dengan gejala:

 Demam. Limfadenopati, nyeri lokal, dan bengkak.


 Nyeri tekan klien menggambarkan nyeri konstan.
 Berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan t
ekanan pus yang terkumpul.
 Gejala yang muncul secara mendadak misalnya menggigil demam tinggi deny
ut nadi cepat anoreksia, dan malaise.
 Gejala sistemik pada awalnya dapat menutupi gejala lokal.
 Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang , maka akan
mengenai periosteum dan jaringan lunak serta bagian yang terinfeksi menjadi
nyeri dan bengkak.
 Terlihat pus yang selalu mengalir keluar dan sinus mengalami periode nyeri be
rulang pembengkakan pengeluaran pus.

2.1.6 Klasifikasi

Menurut kejadiannya, osteomyelitis terbagi menjadi 2 macam, yaitu:

 Osteomyelitis primer
Osteomyelitis mencapai tulang secara langsung melalui luka.
 Osteomyelitis sekunder
Osteomyelitis mencapai tulang melalui aliran darah dari suatu infeksi di tempat
lain (misalnya infeksi saluran nafas dan infeksi genitourinaria).

Sementara menurut waktu kejadiannya


 Osteomyelitis akut dengan gejala :
o Nyeri pada area lesi
o Demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional
o Sering kali terdapat riwayat infeksi sebeleumnya atau terdapat luka
o Pembengkakakn local
o Kemerahan

10
o Suhu tubuh terasa hangat
o Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya anemia dan leukositosis
 Osteomyelitis kronis dengan gejala :
o Terdapat luka, bernanah, berbau busuk, dan nyeri
o Hasil laboratorium menunjukan peningkatan LED

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

(Rohan, 2016).
Jenis osteomyelitis Jenis pemeriksaan Kegunaan
Osteomyelitis akut Foto rotgen Menunjukan
pembengkakan jaringan
lunak
Terdapat daerah
dekalsifikasi irregular dan
nekrosis tulang baru
Bone scane dan MRI Membantu diagnosis
definitive awal
Pemeriksaan darah Memperlihatkan
peningkatan leukosit dan
peningkatan laju endap
darah
Kultur darah dan Menentukan jenis antibiotic
kultur abses yang sesuai
Osteomyelitis kronis Foto rotgen Memperlihatkan :
Ukuran besar
Kavitas irregular
Peningkatan periosterum
Sequesterum atau
pembentukan tulang padat
Bone scan Mengidentifikasi area
infeksi

11
Pemeriksaan darah Laju endap darah dan
jumlah leukosit biasanya
normal.
Jika hasil menunjukan
anemia, maka hal ini
dikaitkan dengan infeksi
kronis.
Pemeriksaan kultur Menentukan organisme
darah dan abses infektif dan terapi antibiotic
yang tepat.

2.1.8 Tatalaksana Medis

a. Pemberian terapi antibiotic intravena


Setelah hasil specimen kultur diperbolehkan, pemberian terapi
antibiotic intravena dapat segera diberikan dengan asumsi bahwa infeksi
Staphylococcus peka terhadap penisilin semisintetik atau sefalosporin.
Dengan tujuan yaitu mengontrol infeksi sebelum aliran darah ke area
tersebut menurun akibat terjadinya thrombosis. Pemberian dosisi
antibiotic secara kontinu tepat waktu sangat penting agar kadar antibiotic
dalam darag dapat dipertahankan tetap tinggi. Antibiotic yang paling
sensitive terhadap organisme penyebab diberikan jika telah diketahui
biakan dan sensitivitasnya. Jika infeksi tampak telah terkontrol, maka
antibiotic dapat diberikan per oral dan dilanjutkan sampai 3 bulan. Untuk
meningkatkan absorpsi antibiotic oral, sebaiknya tidak diminum bersama
makanan.
b. Pembedahan
Jika terapi antibiitik tidak merespon oleh tubuh klien atau kondisi kronis,
maka tulang yang mengalami infeksi harus dilakukan oembedahan.
Jaringan purulent dan nekrotik yang ada sebaiknya diangkat dan area
tersebut dialiri dengan larutan normal saline steril secara langsung.
Sementara itu, terapi antibiotic tetap dilanjutkan.

12
2.2 Askep Teori

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.Pengkajian yang
dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:
1. Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri
pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa
lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya diabetes,
terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi
sebelumnya)
d. Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
3. Kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi : anoreksia, mual, muntah.
b. Pola eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi,karena pada pasien yang kurang
aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi dan bisa berakibat urine
tertahan apabila kalsium pada tulang kandungannya terlalu tinggi.

13
c. Pola aktivitas :
N o Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
1. M a k a n
2. M a n d i
3. Toileting
4. Berpakaian
5. Mobilitas ditempat tidur
6. Berpindah
7. R O M

4. Pemeriksaan fisik
a. Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya
pus dari sinus disertai nyeri.
b. Kaji adanya faktor resiko Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi
sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)
c. Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan
purulen.
d. Identisikasi peningkatan tanda-tanda vital.
e. Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di
palpasi

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis


2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

2.2.3 Konsep Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan No. 1


Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis
Tujuan :

14
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang
sampai dengan hilang.
Kriteria Hasil :
NOC : Tingkat nyeri
Indikator Berat Cukup Berat Sedang Ringan Tdk ada
1. Nyeri yang
dilaporkan
2. Panjangnya
episode nyeri
3. Menggosok area
yang terkena
dampak
4. Ekspresi nyeri
wajah
5. Tidak bisa
istirahat
6. Mengernyit

Intervensi
NIC : Manajemen nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri.
3. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
4. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
5. Gunakan pendekatan multi disiplin untuk manajemen nyeri.

Diagnosa Keperawatan No. 2


Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 × 24 jam hambatan mobilitas
fisik berkurang sampai dengan hilang
Kriteria Hasil :
NOC : Ambulasi

15
Indikator Sangat Banyak Cukup Sedikit Tdk
terganggu terganggu terganggu terganggu terganggu
1. Menopang berat 1 2 3 4 5
badan
2. Berjalan dengan 1 2 3 4 5
langkah yang
efektif
3. Berjalan dengan 1 2 3 4 5
pelan
4. Berjalan dengan 1 2 3 4 5
kecepatan sedang
5. Berjalan menaiki 1 2 3 4 5
tangga
6. Berjalan 1 2 3 4 5
menanjak

Intervensi
NIC : Terapi latihan: ambulansi
1. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang sesuai
2. Tempatkan saklar posisi tempat tidur ditempat yang mudah di jangkau
3. Konsultasikan pada ahli terapi fisik mengenai ambulasi, sesuai kebutuhan
4. Bantu pasien untuk perpindahan, sesuai kebutuhan
5. Bantu pasien dengan ambulasi awal dan jiika diperlukan
6. Dorong ambulasi independen dalam batas aman

Diagnosa Keperawatan No. 3


Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 × 24 jam diharapkan pasien
terpenuhi kebutuhan informasinya
Kriteria Hasil :
NOC : Penetahuan: Proses penyakit
Indikator Tidak Pengetahua Pengetahua Pengetahua Pengetahuan
ada n terbatas n sedang n banyak sangat banyak
pengetah
uan

16
1. Karakter spesifik
penyakit
2. Faktor-faktor
penyebab dan
faktor yang
berkontribusi
3. Faktor resiko
4. Efek fisiologis
penyakit
5. Tanda dan gejala
penyakit
6. Proses
perjalanan
penyakit

Intervensi
NIC : Pengajaran: Proses penyakit
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkair dengan proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya dengan anatomi dan
fisiologi, sesuai kebutuhan
3. Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya
4. Eksplorasi bersama pasien apakah dia telah melakukan manajemen gejala
5. Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai kebutuhan
6. Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya, sesuai kebutuhan
7. Hindari memberikan harapan yang kosong

2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan langkah ke empat dalam tahap


proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan yang
telah direncanakan dalam perencanaan. Tahap tindakan keperawatan :
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Dokumentasi

17
2.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan


cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan.
Jenis evaluasi :
1. Evaluasi formatif
Merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
2. Evaluasi sumatif
Merupakan rekapitulasi dan hasil observasi dan analisis status pasien pada
waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan.

18
Daftar pustaka

Heriyati,Suratun,Santa Manurung, Een Raenah.2008.Klien Gangguan Sistem


Muskoloskeletal Seri Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC

19

Anda mungkin juga menyukai