DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
OSTEOMELITIS
Di Susun Oleh :
Bella Gibrelda Pratitis (195070209111014)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
makalah tentang penyakit Osteomelitissebagai salah satu tugas untuk mata kuliah
Keperawatan Medika Bedah III.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ns. Mifetika Lukitasari, S.Kep., M.Kep
selaku koordinator mata kuliah ini serta kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis selama proses pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah
Sebagai manusia yang dhaif, apapun yang ada dan tertera pada makalah ini
tentunya memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua agar
kedepannya penulis bisa lebih baik lagi dan meningkatkan pengetahuan serta
pengalaman dalam menyelesaikan makalah selanjutnya.
Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih. Semoga ilmu
yang tertuang dalam makalah ini bisa mendatangkan manfaat bagi saya terutama
sebagai penulis dan bagi teman-teman semua yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 3 Penutup .........................................................Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ..............................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran ........................................................Error! Bookmark not defined.
Daftar pustaka ....................................................................................................... 19
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
5
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
Bagi profesi perawat dapat dijadikan sebagai referensi dan panduan dalam
memaksimalkan tugas pengaplikasian Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Osteomelitis
6
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN
Osteomelitis merupakan suatu istilah yang merujuk pada inflamasi tulang yang
disebabkan oleh infeksi. Penyembuhan jenis infeksi ini lebih sulit jika dibandingka
n dengan infeksi jaringan lunak karena:
Sifat tulang yang tidak permeabel terhadap sel dan biokimia sistem imun
Terbatasnya kemampuan penggantian tulang yang dihancurkan karena infeksi
Mikrosirkulasi tulang yang sangat rentan terhadap kerusakan oleh toksin bakteri
2.1.2 Etiologi
1. Nutrisi buruk.
2. Lansia .
7
3. Kegemukan.
4. Diabetes mellitus.
5. Artitis rheumatoid.
6. Mendapatkan terapi kortikosteroid jangka panjang.
7. Menjalani operasi ortopedi sendi.
8. Menjalani operasi ortopedi lama.
9. Mengalami luka yang mengeluarkan pus.
10. Mengalami infeksi insisi margina/dehisensi luka.
2.1.4 Patofisiologi
Tanpa melihat melihat sumber patogen, ciri patologis dari infeksi tulang sa
ma dengan jaringan tubuh lainnya. Respons awal terhadap infeksi patogen yaitu re
aksi inflamasi.Reaksi inflamasi pada tulang berupa peningkatan vaskularisasi,ede
ma,aktivitas leukosit yang meningkat dan pembentukan abses. Setelah inflamasi di
mulai, maka akan terjadi trombosis pembuluh darah pada tempat tersebut. Eksudat
inflamasi meluas ke dalam metafisis dan rongga sumsum tulang, Pada anak-anak,
eksudat yang mencapai permukaan luar korteks membentuk abses yang mengangk
at periosteum dari tulang. Kondisi ini mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tula
ng menghasilkan sequestrum (jaringan tulang yang mati).
8
Pathway Osteomyelitis
9
2.1.5 Manifestasi Klinis
2.1.6 Klasifikasi
Osteomyelitis primer
Osteomyelitis mencapai tulang secara langsung melalui luka.
Osteomyelitis sekunder
Osteomyelitis mencapai tulang melalui aliran darah dari suatu infeksi di tempat
lain (misalnya infeksi saluran nafas dan infeksi genitourinaria).
10
o Suhu tubuh terasa hangat
o Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya anemia dan leukositosis
Osteomyelitis kronis dengan gejala :
o Terdapat luka, bernanah, berbau busuk, dan nyeri
o Hasil laboratorium menunjukan peningkatan LED
(Rohan, 2016).
Jenis osteomyelitis Jenis pemeriksaan Kegunaan
Osteomyelitis akut Foto rotgen Menunjukan
pembengkakan jaringan
lunak
Terdapat daerah
dekalsifikasi irregular dan
nekrosis tulang baru
Bone scane dan MRI Membantu diagnosis
definitive awal
Pemeriksaan darah Memperlihatkan
peningkatan leukosit dan
peningkatan laju endap
darah
Kultur darah dan Menentukan jenis antibiotic
kultur abses yang sesuai
Osteomyelitis kronis Foto rotgen Memperlihatkan :
Ukuran besar
Kavitas irregular
Peningkatan periosterum
Sequesterum atau
pembentukan tulang padat
Bone scan Mengidentifikasi area
infeksi
11
Pemeriksaan darah Laju endap darah dan
jumlah leukosit biasanya
normal.
Jika hasil menunjukan
anemia, maka hal ini
dikaitkan dengan infeksi
kronis.
Pemeriksaan kultur Menentukan organisme
darah dan abses infektif dan terapi antibiotic
yang tepat.
12
2.2 Askep Teori
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.Pengkajian yang
dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:
1. Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri
pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa
lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya diabetes,
terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi
sebelumnya)
d. Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
3. Kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi : anoreksia, mual, muntah.
b. Pola eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi,karena pada pasien yang kurang
aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi dan bisa berakibat urine
tertahan apabila kalsium pada tulang kandungannya terlalu tinggi.
13
c. Pola aktivitas :
N o Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
1. M a k a n
2. M a n d i
3. Toileting
4. Berpakaian
5. Mobilitas ditempat tidur
6. Berpindah
7. R O M
4. Pemeriksaan fisik
a. Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya
pus dari sinus disertai nyeri.
b. Kaji adanya faktor resiko Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi
sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)
c. Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan
purulen.
d. Identisikasi peningkatan tanda-tanda vital.
e. Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di
palpasi
14
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang
sampai dengan hilang.
Kriteria Hasil :
NOC : Tingkat nyeri
Indikator Berat Cukup Berat Sedang Ringan Tdk ada
1. Nyeri yang
dilaporkan
2. Panjangnya
episode nyeri
3. Menggosok area
yang terkena
dampak
4. Ekspresi nyeri
wajah
5. Tidak bisa
istirahat
6. Mengernyit
Intervensi
NIC : Manajemen nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri.
3. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
4. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
5. Gunakan pendekatan multi disiplin untuk manajemen nyeri.
15
Indikator Sangat Banyak Cukup Sedikit Tdk
terganggu terganggu terganggu terganggu terganggu
1. Menopang berat 1 2 3 4 5
badan
2. Berjalan dengan 1 2 3 4 5
langkah yang
efektif
3. Berjalan dengan 1 2 3 4 5
pelan
4. Berjalan dengan 1 2 3 4 5
kecepatan sedang
5. Berjalan menaiki 1 2 3 4 5
tangga
6. Berjalan 1 2 3 4 5
menanjak
Intervensi
NIC : Terapi latihan: ambulansi
1. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang sesuai
2. Tempatkan saklar posisi tempat tidur ditempat yang mudah di jangkau
3. Konsultasikan pada ahli terapi fisik mengenai ambulasi, sesuai kebutuhan
4. Bantu pasien untuk perpindahan, sesuai kebutuhan
5. Bantu pasien dengan ambulasi awal dan jiika diperlukan
6. Dorong ambulasi independen dalam batas aman
16
1. Karakter spesifik
penyakit
2. Faktor-faktor
penyebab dan
faktor yang
berkontribusi
3. Faktor resiko
4. Efek fisiologis
penyakit
5. Tanda dan gejala
penyakit
6. Proses
perjalanan
penyakit
Intervensi
NIC : Pengajaran: Proses penyakit
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkair dengan proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya dengan anatomi dan
fisiologi, sesuai kebutuhan
3. Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya
4. Eksplorasi bersama pasien apakah dia telah melakukan manajemen gejala
5. Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai kebutuhan
6. Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya, sesuai kebutuhan
7. Hindari memberikan harapan yang kosong
17
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
18
Daftar pustaka
19