DENGAN KASUS
Oleh:
MALANG
2022
SATUAN ACARA RONDE
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif.
2. Tujuan Khusus
3. Sasaran
2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan bersihan jalan nafas tidak efektif serta
Intervensi keperawatan pada pasien dengan bersihan jalan nafas tidak efektif.
5. Metode
Diskusi
6. Media
Memberikan
respond dan
menjawab
pertanyaan
8. Kriteria Evaluasi
1) Struktur:
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang rawat irna 3 RSUD Kota Malang
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2) Proses:
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3) Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat:
- Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis
- Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan, menumbuhkan
pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien.
- Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
- Meningkatkan kemampuan justifikasi
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
4) Pengorganisasian
- Kepala ruangan : Syahda Juvenil
- Katim I : Mohammad Irwan Aviludin
- Katim II : M.Irbat
- PPA I : Bella G, Agresia L , Aulia Putri
- PPA II : Ingit Fatharani,Zuhliqatin N, Robby Hafidz
- Pembimbing : Ns. Linda Wieke Noviyanti,S.Kep,M.Kep
MATERI
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA PNEUMONIA
A. Pengertian
Bersihan jalan napas tidak efektif pada pneumonia merupakan suatu masalah keperawatan
yang ditandai dengan ketidakmampuan batuk secara efektif atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten pada pasien yang mengalami peradangan parenkim
paru.
B. Penyebab
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), penyebab dari bersihan jalan napas tidak efektif
antara lain. 1) Spasme jalan napas 2) Hipersekresi jalan napas 3) Disfungsi neuromuscular 4)
Benda asing dalam jalan napas 5) Adanya jalan napas buatan 6) Sekresi yang tertahan 7)
Hyperplasia dinding jalan napas 8) Proses infeksi dan respon alergi 9) Efek agen farmakologi
Terdapat beberapa penyebab bersihan jalan napas yang telah disebutkan, namun penyebab
yang mungkin pada terjadinya masalah bersihan jalan napas tidak efektif pada pneumonia yaitu
proses infeksi, respon alergi, dan sekresi yang tertahan.
Penyebab terjadinya pneumonia yaitu.
1) Bakteri : Streptococus pneumonia, Staphylococus aerus.
2) Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus, virus sinsisial pernapasan, hantaravirus,
rhinovirus, virus herpes simpleks, cytomegalovirus, micoplasma, pneumococcus, streptococcus,
staphylococcus.
3) Jamur : candidiasis, histoplasma, aspergifosis, coccidiodo mycosis, cryptococosis, pneumocytis
carinii
4) Aspirasi : makanan, cairan lambung
5) Inhalasi : racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
C. Patofisiologi
Pneumonia terjadi akibat inhalasi mikroba yang ada diudara, aspirasi organisme dari
nasofaring, atau penyebaran hematogen dari focus infeksi yang jauh. Bakteri yang masuk ke
paru melalui saluran pernapasan, masuk ke bronkiolus dan alveoli lalu menimbulkan reaksi
peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein dalam alveoli dan
jaringan interstitial. Bakteri pneumokokus dapat meluas melalui porus kohn dari alveoli ke 9
alveoli diseluruh segmen lobus. Timbulnya hepatisasi merah adalah akibat perembesan eritrosit
dan beberapa leukosit dari kapiler paru. Alveoli dan septa menjadi penuh dengan cairan edema
yang berisi eritrosit dan fibrin serta relatif sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi
melebar sehingga mengurangi luas permukaan alveoli untuk pertukaran oksigen dengan
karbondioksida. Peradangan yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan produksi
sputum. Jika pasien tidak dapat batuk secara efektif, berkurangnya luas permukaan alveoli serta
peningkatan produksi sputum akan menyebabkan terjadinya obstruksi jalan napas sehingga
akan menimbulkan bersihan jalan napas tidak efektif.
D. Manifestasi Klinis
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), gejala dan tanda pada masalah bersihan jalan
napas tidak efektif antara lain.
a. Batuk tidak efektif
b. Tidak mampu batuk
c. Sputum berlebih
d. Mengi atau wheezing, dan/ ronki kering
e. Mekonium dijalan napas (neonates)
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumonia antara lain
a. Oksigen 1-2 L/menit.
b. IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai
berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
c. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip.
d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis
untuk memperbaiki transport mukosilier.
e. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
f. Antibiotik sesuai hasil biakan
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan terkait Bersihan jalan nafas tidak efektif
beberapa hal yang diperlukan dalam pengkajian pada klien dengan bersihan jalan nafas tidak
efektif adalah adalah :
a. Keluhan Utama
Keluhan utama dan tanda mayor Keluhan utama pada pasien pneumonia biasanya
adalah sesak napas. Sedangkan keluhan utama yang harus ada menurut Tim Pokja
SDKI DPP PPNI (2016) untuk menentukan klien yang mengalami masalah keperawatan
bersihan jalan napas tidak efektif antara lain. 1) Batuk tidak efektif 2) Tidak mampu batuk
3) Sputum berlebih 4) Mengi atau wheezing, dan/ ronki kering
b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi Perlu diperhatikan adanya takipneu, dispneu, sianosis sirkumoral,
pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula non produktif menjadi
produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik napas.. Perlu diperhatikan adanya
tarikan didnding dada kedalam pada fase inspirasi. Pada pne umonia berat, tarikan
dinding dada kedalam akan tampak jelas.
2) Palpasi: Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba
mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan
(takikardia).
3) Perkusi Suara redup pada posisi yang sakit.
4) Auskultasi:.Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni, kadang – kadang terdengar
bising gesek pleura.
DAFTAR PUSTAKA
Moorhead, Johnson, Maas dan Swanson (2016), Nursing outcomes classification, (Intansari. N dam
Roxana. D, penerjemah), Indonesia : CV Mocomedia
Morton, P.G. (2005). Critical care nursing : a holistic approach. 8thedition. Philadelphia : Lippincott
William & Wilkins
Muttaqin. A, (2012), Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan, Jakarta :
Salemba Medika
Price Silvia A, Lorraine M Wilson, 1995, Patofisiologi KLinis Proses, ECG, Jakarta
Smeltzer, Suzzane C dan Brenda G Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, PPNI,
(2017), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia,Jakarta :EGC
Husna dan Dalhar, MNJ, Vol 03, No 02, (Juli 2017), Jurnal Review Patofisiologi dan
penatalaksanaan edema serebral
Indra Gunawan Affandi, Reggy Panggabean, CDK-238/ vol.43 no.3, (2016), jurnal Tinjauan Pustaka
Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial pada
Topik :Asuhan Keperawatan Pasien DenganRonde
Form Dokumentasi Pneumonia
Sasaran :Ny K (54 Tahun
Waktu :13.00
Hari/Tanggal :Rabu 02-02-2022
Tujuan Ronde Keperawatan :
- Menjustifikasi masalah keperawatan yang belum teratasi
- Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain
- Mendiskusikan
Proses Ronde alasan ilmiah terhadap masalah pasien
- Merumuskan
Pra Ronde : intervensi yang tepat Waktu :09.00
Sasaran :
Hari selasa 01/02/2022 menentukan kasus dan topik,menentukan tim
Pasien Ny K (54Th)
ronde,mencari Ruang Irna 3satuan
literatur,membuat Kls 3 Waniata Bedmelakukan
acara ronde, 5RSUD Kota
pengkajian
Malang
pada pasien,melakukan kontrak waktu dan penandatanganan inform konsen
persetujuan
Materi : ronde pada pasien dan keluarga
- Asuhan Keperawata Pasien dengan Pneumonia
Ronde : Keperawatan yang muncul serta intervensi keperawatan
- Masalah
- Masukan dari peserta :
-Diagnosa
Materi Bedside Teaching yang
Keperawatan : harus diangkat
1.Bersihan Jalan nafas tidak efektif
- 2.Pola
Validasi keluhan
nafas serta data yang mendukung terkait masalah
tidak efektif
keperawatan
3.Defisit perawatan diri
-Mencari jurnal terapi untuk mengatasi sesak
- Justifikasi dan saran
Bedside Teaching : untuk pemecahan masalah yang belum teratasi
- Hasil Observasi:
Keadaan umum tampak lemah.Klien tampak mengalami gangguan oksigenasi
Metode
(sesak: nafas) dengan RR 36 /menit.Klien juga mengeluh tidak bisa beraktivitas
- karena
Pemaparan
sesak masalah asuhan keperawatan
- Klarifikasi
- Hasil keevaluasi
pasien bedside teaching:
- -Melakukan
Diskusi pengukuran tanda tanda vital klien didapatkan Td 140/70,N
108x/mnt Rr 36x/menit S:36,8C SpO2 95% yang berarti klien mengalami
Peserta
gangguanRonde :
pernafasan
Karu Irna 3 pemeriksaan fisik didapatkan retraksi dinding dada,Ronchi (+)
-Melakukan
Wheezing
Kepala (-)(mahasiswa)
ruang
Post
Katim Ronde
2 (mahasiswa)
- Masukan (mahasiswa)
Perawat pelaksana Peserta
-Perubahan prioritas dan penambahan diagnosa intoleransi aktivitas
-Mencari literatur artikel terkait intervensi bersihan jalan nafas pada
pneumonia
-kolaborasi pemberian o2 menggunakan simple mask
- Hasil Diskusi dan rencana tindak lanjut
-Menentukan prioritas serta diagnosa keperawatan baru pada asuhan
keperawatan Ny K
-Melakukan tindakan keperawatan intervensi pneumonia berdasarkan jurnal
-Tindak lanjut intervensi meningkatkan jumlah pemberian O2 5lpm menggunakan
simple mask
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
A. Identitas Klien
Nama : Ny. K No. RM : 120xxxxx
Usia : 54 tahun Tgl. Masuk : 30-01-2022 pkl.11.10
Jenis kelamin : Perempuan Tgl. Pengkajian : 31-01-2022 pkl. 13.55
Alamat : Kedung kandang Sumber informasi : Tn M
No. telepon :- Nama klg. dekat yg bisa dihubungi:ayah/ibu
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam Status : Anak kandung
Suku : Jawa Alamat : Kedungkandang
Pendidikan : SMP No. telepon :-
Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA
Lama berkerja :- Pekerjaan : Karyawan
D. Riwayat Keluarga
klien mengatakan tidak ada dari keluarga yang menderita penyakit kronis atau menular lainnya.
GENOGRAM
Keterangan :
Tn M Ny. F = Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
E. Riwayat Lingkungan
F. Pola Aktifitas-Latihan
I. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
Tidur siang : Lamanya 1-2 jam 1-2 jam
- Jam …s/d… 12.00 -14.00 tidak tentu
- Kenyamanan stlh. tidur nyaman nyaman
Tidur malam: Lamanya 8-9 jam 9 jam
- Jam …s/d… 21.00 – 05.00 20.00 – 05.00
- Kenyamanan stlh. tidur nyaman................................. nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur Tidak Ada Berdoa
- Kesulitan tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
L. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Tidak terkaji
2. Ideal diri : Tidak terkaji
3. Harga diri : Tidak terkaji
4. Peran : Tidak terkaji
5. Identitas diri : Tidak terkaji
N. Pola Komunikasi
1. Bicara: ( ) Normal ( )Bahasa utama:indonesia
(v) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah:jawa
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian:......................
(v) Mampu mengerti pembicaraan orang lain( ) Afek:............................................
2. Tempat tinggal:
(v) Sendiri ( ) Kos/asrama ( ) Bersama orang lain, yaitu
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Adat jawa
b. Pantangan & agama yg dianut : Islam
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( v) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
P. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak terbaring lemah ditempat tidur, tampak sesak (retraksi), sesekali batuk
berdahak, terpasang IV line di tangan kiri, dan O2 nassal canule.
Kesadaran : Composmentis dengan GCS 456
Tanda-tanda vital: - SpO2 : 96% - Suhu :36 oC
- Nadi : 112. x/menit - RR :36 x/menit
Tinggi badan : 157cm
Berat Badan : 54 kg
2. Kepala & Leher
a. Kepala :
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, Tidak tampak benjolan atau massa, simetris, rambut
hitam, kulit kepala kurang bersih, tidak ada edema, terlihat simetris.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.
b. Mata:
Inspeksi : Konjungtiva tidak anemis, tidak ada ikterik, kemampuan visus klien belum
dapat diidentifikasi, tidak ada racoon eyes, Simetris, reflek pupil +/+, ishokor, sklera
putih, tidak tampak lesi dan edema palpebra,
Palpas i: tidak ada nyeri tekan di daerah mata.
c. Hidung:
Inspeksi : tidak ada perdarahan, tidak ada abrasi, simetris, tidak tampak lendir di
hidung, tidak tampak pernapasan cuping hidung, terpasang O2 nasal canule 2 lpm.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada tanda-tanda fraktur
d. Mulut & tenggorokan:
Inspeksi: Membran mukosa lembab, gigi lengkap, tampak pembesaran tonsil (T1
kiri dan kanan), tidak sianosis
e. Telinga:
Inspeksi: tidak ada luka, daun telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
f. Leher:
Inspeksi: Tidak nampak adanya benjolan, tidak nampak adanya lesi,
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada deviasi trakea, tidak ada peningkatan
tekanan vena jugularis.
3. Thorak & Dada :
Jantung
- Inspeksi: dada simetris, tidk tampak memar, Ictus cordis tidak tampak (<1 cm di ICS 5
mid clavicula sinistra)
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, nadi teraba kuat, reguler
- Perkusi:
Batasatas : Pekak pada ICS 2 parasternalis dextra dan ICS 2 parasternalis sinistra
Batas bawah : pekak pada ICS 4 linea parasternalis dextra dan ICS 4 linea medio
clavicularis sinistra
- Auskultasi:S1 tunggal terdengar di parasternal sinistra ICS 5 dan S2 tunggal terdengar di
ICS 2 parasternal sinistra, tidak ada gallop dan tidak ada murmur.
Paru
- Inspeksi: Dada kanan dan kiri simetris, pergerakan dinding dada simetris, bentuk dada
normal, napas reguler, nafas dangkal dan tampak retraksi dinding dada, penggunaan otot
bantu pernafasan
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada area sekitar dada, traktir vermitus +
- Perkusi: terdengar bunyi resonan
- Auskultasi :
D S D S
Ronkhi + -
Wheezing - -
+ -
4. Payudara & Ketiak + + - -
Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada bengkak, tidak ada nyeri tekan, dan kondisi
payudara simetris kanan dan kiri
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak ada perubahan bentuk tulang belakang, seperti lordosis, kifosis, dan scoliosis.Tidak ada
luka tusuk, tidak ada trauma, dan tidak ada jejas
6. Abdomen
Inspeksi:bentuk cembung, tidak ada benjolan, tidak ada bayangan pembuluh darah vena
Palpasi: Teraba soefel, tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan pada abdomen kiri bawah,
tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : Tymphani
Auskultasi : Bising usus 11x/menit (+)
7. Genetalia & Anus
Inspeksi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak terkaji
8. Ekstermitas
Ekstermitas Atas:
a. Kanan
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada edema, tidak ada luka,kekuatan otot 5, warna kulit
sawo matang,
b. Kiri
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada edema, tidak ada luka, kekuatan otot 5, warna kulit
sawo matang, terpasang Infus NS 20 tts / mnt
Ekstermitas Bawah:
a. Kanan
Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat edema, tidak ada luka, kekuatan otot 5, warna kulit
sawo matang dan akral hangat.
b. Kiri
Tidak ada nyeri tekan, terdapat edema di kaki kiri, tidak ada luka,kekuatan otot 5, warna
kulit sawo matang dan akral hangat.
- Kekuatan otot
5 5
5 5
9. Sistem Neorologi
Kesadaran pasien composmentis GCS 4-5-6
Reflek fisiologis : refleks patela normal, reflek otot bisep trisep normal
Reflek patologis : refleks babinski (-), kaku kuduk (-)
Pemeriksaan 12 saraf kranial:
a. N. I ( Nervus Olfactory ) : Klien mampu bereaksi menjauh dari sumber bau, ketika
didekatkan dengan aroma minyak kayu putih yang keras di dekat hidungnya.
b. N. II ( Nervus Optik/vision ) Pada inspeksi, tidak nampak tanda – tanda adanya
katarak, inflamasiataupun tanda konjungtivitis. Test ketajaman penglihatan dan test
lapang pandang tidak ditemukan penurunan penglihatan.
c. N. III ( Nervus Oculomotor ) : Ketika di beri rangsangan cahaya, kedua pupil nampak
kontriksi. Ukuran kedua pupil sama ( 3 mm/ 3 mm).
d. N. IV ( Nervus Trochlear ) : klien mampu menggerakan bola mata ke bawah dan ke
arah dalam
e. N. V ( Nervus Trigeminal ) ; Untuk pemeriksaan fungsi sensorik dilakukan dengan
menyentuhkan kapas lembut yang steril ke kornea atau sentuhan agak keras ke
kelopak mata, nampak reaksi mata klien berkedip. Nampak klien bereaksi, ketika
wajahnya di beri sentuhan dengan ujung sisir.
f. N. VI ( Nervus Abducens ) : klien mampu menggerakan bola mata sesuai dengan
arahan pemeriksa
g. N. VII ( Nervus Facial ) : klien mampu tersenyum, bersiul, mengangkat alis mata
(simetris), menjulurkan lidah, mentup mata dengan tahanan serta dapat membedakan
gula dan garam dengan tepat
h. N. VIII ( Nervus Vestibulocochlear/Acoustic ) : Klien merespon ketika di panggil. Tidak
terdapat penunrunan pendengaran
i. N. IX ( Nervus Glossopharyngeal ) : klien mampu membedakan rasa asam dan manis
j. N. X ( Nervus Vagus ) : terdapat reflex gag ketika menyentuh bagian pharynx dengan
spatel lidah. Respon menelan baik
k. N. XI ( Nervus spinal accessory ) : kemampuan untuk menggerakan bahu baik ketika
diberi tahanan klien mampu melawan
l. N. XII ( Nervus Hypoglossal ) : klien mampu menggerakan lidah sesuai arahan
pemeriksa.
10. Kulit & Kuku
Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit <2 detik, tidak pucat, kulit lembab
Kuku : Kuku klien tampak bersih dan panjang, CRT <2 detik
Kesimpulan :
BRONCHOPNEUMONIA
R. Terapi
Tanggal 31-1-2022
O2 : 2 lpm Nassal Canule
Infus NS 20 tts / mnt
Inj. Cefotaxim 3 x 1000 mg
Inj. Metylprednisolon 3 x 4 mg
PO puyer 3 x 1
Nebul ventolin 1, 5 cc
Pulmicort 0,5 cc / 2 – 3 jam
S. Kesimpulan
Klien mengalami masalah oksgenasi yaitu gangguan pola nafas dan bersihan jalan nafas
dibuktikan dengan keluhan sesak, batuk berdahak dan terdapat suara nafas tambahan.
Selain itu klien jugan masalah pada defisit perawatan diri yang berhubungan dengan hospitalisasi.
T. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang :Rumah
Transportasi pulang:mobil
Dukungan anak anak
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang:BPJS
Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang:keluarga mengatakan sudah mengerti akan
perawatan klien dirumah dan akan membawa kontrol ke RSUD Kota malang
Pengobatan : melanjutkan pengbatan ke RSUD kota Malang
Rawat jalan ke : Poli paru RSUD kota Malang
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah:menjaga asupan makanan terutama jenisnya serta
menjaga daya tahan tubuh klien
Keterangan lain:tidak ada.
Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan dan lakukan pengelompokkan data
berdasarkan subkategori diagnosis keperawatan
Kategori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif
Fisiologis Respirasi DS: DO :
klien mengatakan klien Batuk (+) Sputum (++)
masih mengeluh batuk Wheezing (-), Rhales (-)
disertai dahak dan Ronchi (+)
sesak nafas
+ -
+
+ +
Retraksi Dinding dada (+)
Penggunaan otot bantu
pernafasan & nafas dangkal
SpO2 : 96%
Nadi : 112 x/menit
RR : 36 x/menit
Klien terpasang O2 nasal
canule 2lpm
Sirkulasi - -
Nutrisi Cairan - -
Eliminasi - -
Aktivitas Istirahat - -
Neurosensori - -
Reproduksi dan - -
Seksualitas
Psikologis Nyeri dan - -
Kenyamanan
Integritas Ego - -
Pertumbuhan - -
Perkembangan
Perilaku Kebersihan Diri DS: DO:
klien mengatakan klien Keadaan umum lemah
kesulitan mandi, Klien tampak sering
keramas dan sikat gigi berbaring diatas tempat tidur
di kamar mandi dan Klien terpasang IV line di
memakai pakaian tangan kiri
karena terpasang infus Kulit rambut klien tampak
kurang bersih
Kuku klien tampak bersih
dan panjang
Penyuluhan - -
Pembelajaran
Relasional Interaksi Sosial - -
Lingkungan Keamanan dan
Proteksi
ANALISIS DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
Pemantauan Respirasi
1) Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Monitor pola napas (seperti bradipneu, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-stokes, Biot, ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
2) Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3) Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2 Bersihan Jalan Napas Tidak Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Nafas
Efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, bersihan 1).Observasi
Sekresi Yang Tertahan ditandai Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
jalan nafas meningkat dengan kriteria
dengan Batuk Tidak Efektif, Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi,
Sputum Berlebih, Rhonki (+) hasil:
wheezing, ronkhi kering)
- Batuk efektif meningkat
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
- Produksi sputum menurun 2).Terapeutik
- Ronkhi menurun Posisikan semi fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Berikan oksigen, jika perlu
3).Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
4).Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
3 Defisit Perawatan Diri Setelah dilakukan intervensi Dukungan Perawatan Diri: Mandi (1.11352)
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1.Observasi:
Kelemahan ditandai dengan
perawatan diri meningkat dengan Identifikasi usia dan budaya dalam membantu
Ketidakmampuan ke Kamar
kriterian hasil: kebersihan diri
Mandi dan Menolak Untuk
- Minat melakukan perawatan diri Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
Melakukan Perawatan Diri
(meningkat) Monitor kebersihan tubuh (mis. Rambut, mulut, kulit,
kuku)
- Mempertahankan kebersihan diri
Monitor integritas kulit
(meningkat)
2.Terapeutik:
Sediakan peralatan mandi (mis. Sabun, sikat gigi,
shampoo, pelembab kulit)
Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan
Fasilitasi mandi sesuai kebutuhan
Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
Berikan bantuan sesuai tingkat kemandirian
Edukasi:
Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi
terhadap kesehatan
Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien, jika
perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
1 1 31/01/202 Implementasi :
2 Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha)
Memonitor bunyi nafas tambahan (gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering)
Memposisikan klien semi fowler atau fowler
Memberikan minum hangat
Memberikan oksigen, nassal canule 2 lpm
Mengsnjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak ada kontraindikasi
Memberikan tindakan kolaborasi
bronkodilator (nebul ventolin 1,5cc)
Memonitor adanya produksi sputum
Memonitor saturasi oksigen
Evaluasi:
S :klien mengatakan klien masih batuk dan
masih sesak
O:
Batuk (+) Sputum (+)
Wheezing (-), Rhales (-)
Ronchi (+)
+ -
+
+ +
Retraksi Dinding dada (+), nafas dangkal
(+)
Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
SpO2 : 96%
Nadi : 110 x/menit
RR : 34 x/menit
Klien terpasang O2 nasal canule 2lpm
P : Intervensi dipertahankan
2 2 31/01/202 Implementasi:
2 Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
Memonitor bunyi nafas tambahan (gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering)
Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
memposisikan semi fowler atau fowler
memberikan minum hangat
Memberikan tindakan kolaborasi
bronkodilator (nebul ventolin 1,5cc)
Evaluasi:
S: klien mengatakan klien masih batuk disertai
dengan dahak
O:
Batuk (+) Sputum (++)
Wheezing (-), Rhales (-)
Ronchi (+)
+ -
+
+ +
Retraksi Dinding dada (+)
SpO2 : 96%
Nadi : 110 x/menit
RR : 34 x/menit
Klien terpasang O2 nasal canule 2lpm
P: Intervensi dipertahankan
3 3 31/01/202 Implementasi:
0 Mengidentifikasi jenis bantuan yang
dibutuhkan
Mengkaji kebersihan diri pasien
Membantu keluarga menyeka pasien
Monitor kebersihan tubuh (mis. Rambut,
mulut, kulit, kuku)
Memberikan bantuan sesuai tingkat
kemandirian
Menjelaskan manfaat mandi dan dampak
tidak mandi terhadap kesehatan
Mengajarkan kepada keluarga cara
memandikan pasien dan keramas
Evaluasi:
S: klien mengatakan klien tampak lebih segar
setelah diseka
O:
- Rambut dan pakaian rapih
- Kulit kepala dan wajah tampak bersih
P: Intervensi dipertahankan
4 1 01/02/202 Implementasi :
2 Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
Memonitor bunyi nafas tambahan (gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering)
Memposisikan klien semi fowler atau fowler
Memberikan minum hangat
Memberikan oksigen, nassal canule 2 lpm
Memonitor adanya produksi sputum
Memonitor saturasi oksigen
Evaluasi:
S : klien mengatakan masih sesak
O:
Batuk (+) Sputum (+)
Wheezing (-), Rhales (-)
Ronchi (+) berkurang
+ -
+
-
- Dinding dada (-), nafas dangkal (+)
Retraksi
Penggunaan otot bantu pernafasan (-)
SpO2 : 96%
Nadi : 100 x/menit
RR : 28 x/menit
Klien terpasang O2 nasal canule 2lpm
P : Intervensi dilanjutkan
5 2 01/02/202 Implementasi:
2 Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
Memonitor bunyi nafas tambahan (gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering)
Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
memposisikan semi fowler atau fowler
memberikan minum hangat
Memberikan tindakan kolaborasi
bronkodilator (nebul ventolin 1,5cc)
Evaluasi:
S:
klien mengatakan klien masih batuk disertai
dengan dahak
O:
Batuk (+) Sputum (+)
Wheezing (-), Rhales (-)
Ronchi (+)
P: Intervensi dipertahankan
6 3 01/02/202 Implementasi:
2 Mengidentifikasi jenis bantuan yang
dibutuhkan
Mengkaji kebersihan diri pasien
Membantu keluarga menyeka pasien
Monitor kebersihan tubuh (mis. Rambut,
mulut, kulit, kuku)
Memberikan bantuan sesuai tingkat
kemandirian
Menjelaskan manfaat mandi dan dampak
tidak mandi terhadap kesehatan
Mengajarkan kepada keluarga cara
memandikan pasien dan keramas
Evaluasi:
S:
klien mengatakan klien telah keramas dengan
shampoo dan gosok gigi dengan dibantu
perawat
klien mengatakan klien tampak lebih segar
setelah keramas dan gosok gigi
O:
Rambut dan pakaian rapih
Kulit kepala dan wajah tampak bersih
Gigi dan mulut bersih
P: Intervensi dipertahankan
EVALUASI
2/02/2022 1 S:
klien mengatakan klien masih sesak
O:
Batuk (+) Sputum (-)
Wheezing (-), Rhales (-)
Ronchi (+) berkurang
+ -
-
- -
Retraksi Dinding dada (-), nafas dangkal
(-)
Penggunaan otot bantu pernafasan (-)
SpO2 : 96%
Nadi : 98 x/menit
RR : 28 x/menit
Klien terpasang O2 nasal canule 2lpm
(k/p)
P : lanjutkan intervensi
2/02/2020 2 S:
klien mengatakan klien masih batuk tapi
dahak sudah tidak ada
O:
Batuk (+) Sputum (-)
Wheezing (-), Rhales (-) + -
Ronchi (+)
-
Retraksi Dinding dada (-) - -
SpO2 : 96%
Nadi : 98 x/menit
RR : 28 x/menit
Klien terpasang O2 nasal canule 2lpm (k/p)
P: lanjutkan Intervensi
2/02/2020 3 S:
Ibu klien mengatakan klien tampak lebih
segar
O:
- Rambut dan pakaian rapih
- Kulit kepala dan wajah tampak bersih
- Gigi dan mulut bersih
P: Intervensi dihentikan
CLINICAL PATHWAY DAN
BRONKOPNEUMONIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan
Profesi Ners pada Departemen Manajemen Keperawatan dengan
Dosen Pembimbing Ns. Linda Wieke Noviyanti,S.Kep,M.Kep
Oleh :
Mohammad Irwan Aviludin
NIM. 210070300111048
PNEUMONIA
4. Termoregulasi membaik
Menggigil menurun
Suhu tubuh membaik
Suhu kulit membaik
2. Terapi oksigen
Berikan oksigen tambahan
3. Pemantauan respirasi
Monitor pola napas, frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
Monitor produksi sputum dan kemampuan
batuk efektif
4. Manajemen hipertermia
Monitor suhu tubuh
Berikan cairan oral
Anjurkan tirah baring
5. Pencegahan infeksi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
Ajarkan etika batuk
6. Manajemen nutirisi
Monitor asupan makanan dan berat badan
7. Manajemen energi
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Anjurkan tirah baring
HARI PENYAKIT
5. ASSESMENT LANJUTAN
a. ASSESMENT MEDIS Dokter DPJP Visite harian/ follow up
Dokter non DPJP/ dr. Atas indikasi/
ruangan Emergency
b. ASSESMENT Tanda-tanda vital: demam Dilakukan dalam 3 shift
KEPERAWATAN dan napas cepat,
Respiratory: batuk, sesak,
pernapasan cuping hidung
dan sianosis, Nutrisi dan
cairan, Aktivitas: lemah dan
keletihan
c. ASSESMENT GIZI Tenaga gizi Lihat resiko malnutrisi
(Nutrisionis/Dientisien) melalui skrining gizi dan
mengkaji data
antopometri, biokimia,
fisik/klinis, riwayat
makan termasuk alergi
makanan serta riwayat
personal. Assesmen
dilakukan dalam waktu
48 Jam.
d. ASSESMENT Telaan resep Dilakukan dengan
FARMASI intervensi farmasi yang
Rekonsiliasi obat sesuai hasil telaah dan
rekonsiliasi obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS Bronkopneumonia
b. DIAGNOSIS Bersihan Jalan Napas Tidak Masalah keperawatan
KEPERAWATAN Efektif (D.0001) yang dijumpai setiap
Gangguan Pertukaran Gas hari dibuat oleh perawat
(D.0003) penanggungjawab.
Pola Napas Tidak Efektif Mengacu pada
(D.0005) diagnosa SDKI
Hipertermia (D.0130)
Resiko Infeksi (D.0142)
Defisit Nutrisi (D.0019)
Intoleransi Aktivitas (D.0056)
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE Rencana dan tujuan Program pendidikan
PLANNING pengobatan tentang penyakit pasien dan keluarga
Informasi pemantauan tanda-
tanda distres pernapasan
Hindari iritan atau allergen
yang memperparah penyakit
seperti asap rokok
Minum banyak air putih
Informasi nutrisi, pencegahan
infeksi penyakitnya,
mencegah komplikasi
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a. EDUKASI/ Penjelasan diagnosis Oleh semua pemberi
INFORMASI MEDIS asuhan berdasarkan
Rencanaterapi kebutuhan dan juga
Informed consent berdasarkan discharge
planning
b. EDUKASI&KONSELI
NG GIZI
c. EDUKASI Edukasi teknik napas dalam Pengisian formulir
KEPERAWATAN dan batuk efektif informasi dan edukasi
terintegrasi oleh
Edukasi etika batuk keluarga
Anjuran asupan cairan
2000ml/hari
Pentingnya menjaga asupan
nutrisiuntuk mempertahankan
nutrisi adekuat
Anjuran untuk istirahat dan
tirah baring
d. EDUKASI FARMASI
PENGISIAN FORMULIR Lembaredukasiterintegrasi DTT Keluarga/ pasien
INFORMASI DAN EDUKASI
TERINTEGRASI
9. TERAPI MEDIKAMENTOSA
a. INJEKSI
b. CAIRAN INFUS
c. OBAT ORAL
d. OBAT ANASTESI
10. TATALAKSANA / INTERVENSI (TLI)
a. TLI MEDIS
b. TLI KEPERAWATAN Manajemen jalan napas Mengacu pada SIKI
(Standar Intervensi
Terapi oksigen Keperawatan
Pemantauan respirasi Indonesia)
Manajemen hipertermia
Pencegahan infeksi
Manajemen nutrisi
Manajemen energi
c. TLI GIZI
d. TLI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien)
a. DOKTER DPJP Assessment ulang dan
review verifikasi rencana
asuhan
b. KEPERAWATAN Monitor bersihan jalan napas Mengacu pada SLKI
(Standar Luaran
Monitor pertukaran gas Keperawatan
Monitor pola napas Indonesia)
Monitor termoregulasi
Monitor tingkat infeksi
Monitor status nutrisi
Monitor toleransi aktivitas
c. GIZI
d. FARMASI
c. FISIOTERAPI
e. FARMASI
VARIAN
( ) ( ) ( )
Keterangan :
Yang harus dilakukan
Bisa atau tidak
√ Bila sudah dilakukan