Di susun Oleh :
NAMA NIM
Andi Wirada 18613179
Laila Thoriq 186113184
Woro Arum 18613155
Cindy Regita 18613173
Endah Pratiwi 18613258
Kuraini Fingki 18613149
Mega Anisa 18613163
PRODI D3 KEPERAWATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Managemen adalah proses bekerja melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Disini dituntut tugas manajer keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi
individu, keluarga, dan masyarakat (Gillies, 1996)
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperatan adalah pembenahan manajemen keperawatan karena dengan adanya factor kelola
yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian
pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu klien dalam
mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu bentuk pelayanan
keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan seluruh keluhan yang
dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan
pemecahan masalahnya. Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai
hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan.
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan
oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan, yang dilkukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan
perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim. Dimana ronde keperawatan
merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk
membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien dan seluruh
tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan dari kegiatan ronde
keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang di alami klien dapat
teratasi
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan ronde keperawatan, perawat mampu :
a. Berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah keperawatan klien
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
c. Menilai hasil kerja
d. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh
C. Manfaat
1. Bagi perawat
a. Terciptanya komunitas perawatan yang professional
b. Terjalin kerjasama antar TIM
c. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan benar
2. Bagi pasien
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
D. Tahap ronde keperawatan
1. Pra ronde (persiapan)
Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
Pemberian informed consent kepada klien / keluarga
2. Tahap pelaksana
Penjelasan tentang klien oleh perawat primer/ketua tim yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih
prioritas yang perlu didiskusikan
Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
3. Tahap pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan
BAB II
RENCANA STRATEGIS
-Ronde :
a. diskusi
b. pemberian pendidikan kesehatan untuk mengurangi keuhan
-pasca ronde :
-evaluasi pelaksanaan ronde
-revisi dan perbaikan
MEKANISME KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PEMERAN PASIEN
1 5 menit Pembukaan Mahasiswa 1 Mendengarkan
Pemberian salam
2 10 menit Menyampaikan tujuan Mahasiswa 2 Pasien dan
ronde keperawatan keluarga
Penyajian masalah : mendengarkan
Menyampaikan masalah
yang sudah terselesaikan
3 5 menit Menentukan masalah yang Ketua tim
belum terselesaikan
4 5 menit Implementasi yang sudah Ketua tim
di lakukan
5 5 menit Mengajarkan kepada Mahasiswa
keluarga pasien tentang
diskusi dan Tanya jawab
Penutup:
-ucapan terimakasih
-memberi salam
Evaluasi :
- Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan
- Bagaimana peran pelaksana saat ronde keperawatan
- Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih yang
umumnya steril. (Arif mansjoer, 2001).Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang
terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu
organisme (Corwin, 2001). Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection
(UTI) adalah suatu keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus
Tessy, 2001). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikrooganisme didalam saluran kemih yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung materi, virus atau mikroorganisme yang lain. ISK dapat terjadi baik di pria
maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering
menderita ISK daripada pria (Sudoyo Aru, Dkk 2009)
2. Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : usia, gender, prefalensi bakteri uria dan
factor pre disposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.
Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia :
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a. Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated (simple)
b. Pseudomonas, proteus, klepsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, stapillococcus epidemidis, enterococci dll
2. Prefalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang kurang efektif.
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
3. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang
terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah yang
terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplay
jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui
helium ginjal. 4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending.
Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen
kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah karena menderita
suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imun
supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu
tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen
dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain. Infeksi ascending yaitu
masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi pada
saluran kemih bawah. Infeksi ascending juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico
ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan
infeksi. Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang
naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan
mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada
dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui
berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.
PATHWAY
Akumulasi atiologi dan Makanan terkontaminasi
factor resiko infeksi Jaringan parut – total
mikroorganisme masuk
mikroorganisme, tersumbat
lewat mulut
penggunaan steroid
dalam jangka panjang,
usia lanjut, anomaly
HCL Lambung) Obstruksi saluran kemih
saluran kemih, cidera
yang bermuara kevesika
uretra, riwayat isk)
urinarius
Kuman mengeluarkan
Mati Penebalan dinding VU
endotoksin
nyeri
5. Penatalaksanaan Medis
1. Non farmakologi :
- Istirahat
- Diet; perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran kemih
2. Farmakologi
- Antibiotic sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan antibiotic antara lain
cefotaxime, ceftriaxone, cotrimoxazole
- Bila ada tanda-tanda urocepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi penicillin
dengan amino glikosida
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisa urin rutin, mikroskop urin segar tanpa putar, kultur urin, serta jumlah kuman
permL urin
2.Investigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis : ultrasonogram (USG), Radiografi
(Foto abdomen)
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. IDENTITAS KLIEN
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Tanggal masuk MRS
Diagnose medis
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Disuria
Polisuria
Nyeri
Terdesak kencing yang berwarna terjadi bersamaan
b. Riwayat penyakit sekarang
Penyebab dari disuria disebabkan karena masuknya organism eschericea coli kedalam
colon
c. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit ISK
d. Riwayat penyakit keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit yang sama
e. Riwayat psikososial dan spiritual
Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan gangguan dalam
beribadat karena klien lemah
3. Kebutuhan dasar manusia ( Gordon)
a. Persepsi kebutuhan dan menajemen kesehatan
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani
penyakitnya.
b. Aktifitas dan latihan
Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungabn dengan kelemahan
tubuh yang dialami. Aktifitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total
agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
c. Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena nyeri yang dialami.
d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan akibat
nafsuh makan yang kurang Karen mual, mual saat makan sehingga makan hanya
sedikit bahkan tidak makan sama ekali.
e. Eliminasi
Eliminasi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama.
Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan Karen ada organism yang masuk
sehingga urine tidak lancar.
f. Kognitif perceptual
Daya ingat pasien isk kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan
g. Konsep diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak
mengalami gangguan konsep diri.
h. Pola koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
pertolongan orang lain.
i. Pola seksual reproduksi
Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai jenis kelamin. Kebanyakan
pasien tidak melakukan hubungan seksuan karena kelemahan tubuh.
j. Pola peran hubungan
Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik
untuk melakukan peran .
4. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
2. Tingkat kesadaran
3. System respirasi
4. System kardiovaskuler
5. System integument
6. System gastrointestinal
7. System muscullusceletal
8. System abdomen
DIAGNOSA KEPERAWATAN