PLEURA
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Mutia Nadra Maulida, S.Kep., Ners., M.Kep
BAGIAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan mampu :
a) Menumbuhkan cara berfikir kritis
b) Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah klien
c) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
d) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
e) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
f) Meningkatkan kemampuan justifikasi
g) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
h) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi perawat
a) Terciptanya komunitas perawatan yang professional
b) Terjalin kerjasama antar tim
c) Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan
benar
1.3.2 Bagi pasien
a) Masalah pasien dapat teratasi
b) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
BAB II
RENCANA STRATEGIS
RONDE KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EFUSI PLEURA
DI INTERNA II RUANGAN RESPIRASI II RSUD TOTO KABILA
Tahap
Perawat
Pra Ronde Primer
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien:
- Informed consent
- Hasil pengkajian / validasi
data
Validasi Data
8) Penatalaksanaan Medis
a. Irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik (Betadine).
b. Pleurodesis, untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi.
c. Drainase cairan (Water Seal Drainage) jika efusi menimbulkan gejala
subyektif seperti nyeri, dispnea, dll. Cairan efusi sebanyak 1 – 1,2 liter perlu
dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru, jika jumlah
cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutya baru dapat
dilakukan 1 jam kemudian.
d. Antibiotika jika terdapat empiema
e. Operatif
Pemeriksaan Fisik
Data Focus ( Pada dada paru)
Inspeksi : Pengembangan paru menurun, tampak sakit
Palpasi : Penurunan vocal fremitus vocal atau taktil.
Perkusi : Pekak pada perkusi.
Auskultasi : Penurunan bunyi napas.
1) B1 (Breathing)
Inspeksi
Peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan yang disertai penggunaan otot
bantu pernafasan. Gerakan pernafasan ekspansi dada yang asimetris (pergerakan
dada tertinggal pada sisi yang sakit), iga sedikit melebar, rongga dada asimetris
(cembung pada sisi yang sakit). Klien batuk kering
Palpasi
Taktil fremitus menurun. Pada palpasi juga ditemukan pergerakan dinding
dada yang tertinggal pada dada yang sakit.
Perkusi
Suara perkusi redup hingga pekak
Aukultasi
Bunyi nafas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit
2) B2 (Blood)
Inspeksi
Klien tidak sianosis, konjungtiva tampak anemis, tidak terdapat distensi
vena jugularis
Palpasi
Tidak terdpat nyeri tekan, CRT < 3 detik
Perkusi
Didapatkkan bunyi pekak pada area jantung
Auskultasi
Terdengar bunyi jantung I dan II tunggal
3) B3 (Brain)
GCS = E4 V5 M6, kesadaran composmentis, pupil isokor, tidak ada
gangguan penciuman, penglihatan, dan pendengaran.
4) B4 (Bladder)
BAK spontan, tidak terdapat pembesaran kandung kemih.
5) B5 (Bowel)
Pada saat inspeksi, abdomen datar, tepi perut tidak menonjol, tidak ada
benjolan-benjolan atau massa. Pada klien didapatkan indikasi mual, penurunan
nafsu makan, dan penurunan berat badan.
6) B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas, kekuatan otot tidak terdapat kelainan
ekstremitas.
Pengkajian Psikososial :
Ekspresi klien terhadap penyakitnya klien terlihat agak murung. Klien kooperatif ketika
diajak berkomunikasi.
Personal Hygiene dan kebiasaan :
Klien mandi sehari 1x. Klien berganti pakaian setiap hari.
Pemeriksaan penunjang :
1) Hasil Pemeriksaan radiografi thoras :
Posisi thorax sedikit asimetris. Fibroinfiltrat di kedua paru disertai perselubungan
homogeny di kedua hemithorax yang menutupi sinus, diaftagma dan batas jantung
setinggi ICS III kiri dan setinggi ICS VI depan.
Efusi pleura sinistra setinggi ICS III
Efusi pleura dextra setinggi ICS VI anterior
2) Hasil Pemeriksaan Lab
Hb : 14 g/dL
Leukosit : 6,58 103¿ μL
Eritrosit : 5,95 106¿ μL
Hematokrit : 43,3 %
Trombosit : 3,41 103¿ μL
Pemberian terapi
Codein : 3x1
Ceftriaxone : 3x1
PCT : 3x1
Diagnosa Keperawatan :
1) Pola nafas tidak efektif
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intervensi Keperawatan
Edukasi :
1) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif.
2) Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
dibulatkan selama 8 detik.
3) Anjurkan menulangi tarik nafas dalam
hingga 3 kali.
4) Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik nafas dalam yang ke-3
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
2. DS : Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN JALAN NAFAS
Klien mengatakan b.d deformitas dinding keperawatan selama 3x24 jam, Observasi :
sesak dada, penurunan energi maka pola napas membaik dengan 1) Monitor pola nafas ( Frekuensi, kedalaman,
DO : d.d penggunaan otot kriteria hasil : usaha nafas)
Irama pernapasan bantu pernapasan, pola 1) Dispnea menurun 2) Monitor bunyi nafas tambahan ( mis,
klien tidak teratur napas abnormal 2) Penggunaan otot bantu gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Terdapat bunyi (takhipnea), dan bentuk napas menurun 3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
napas tambahan dada funnel chest 3) Frekuensi napas membaik
Edukasi :
1) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Terapeutik :
1) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
2) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
piramida makanan)
3) Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
4) Berikan makan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
5) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
6) Berikan suplemen makanan, jika perlu
7) Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2) Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan, jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
BAB 5
PELAKSANAAN KEGIATAN
5.4 Metode
1) Presentasi
2) Diskusi dan tanya jawab
5.5 Media
1) Dokumentasi klien (status)
2) Informed Consent.
3) Sarana diskusi : Alat tulis: kertas dan bollpoint
5.6 Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok pada minggu kedua. Persiapan
kasus dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan, dengan uraian sebagai berikut:
a) Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan pasien yang
akan dilakukan ronde keperawatan.
b) Penanggung jawab kegiatan menyusun resume kasus ronde keperawatan
c) Menyiapkan resume keperawatan pasien selama dirawat
d) Konsultasi pada pembimbing akademik, pembimbing ruangan mengenai resume
kasus ronde keperawatan.
e) Meminta informed concent ronde keperawatan sesuai jenis kasus.
Mekanisme kegiatan
Kegiatan
Tahap Kegiatan Tempat Pelaksana Waktu
Klien
Pra Pra Ronde Ruang PP 1, PA1 - Dua hari
Ronde a) Menetapkan kasus dan topik Respirasi sebelum
b) Menentukan tim ronde. Khusus pelaksan
c) Mencari sumber dan literatur. (isolasi) aan
d) Membuat proposal ronde
e) Mempersiapkan klien
f) Informed consent kepada keluarga
Ronde Ronde
I. Pembukaan: Nurse Kepala Menden 5 Menit
a) Salam pembukaan Station Ruangan garkan
b) Memperkenalkan klien dan tim ronde
c) Menjelaskan tujuan kegiatan ronde
d) Mempersilahkan PP1 menyampaikan
kasusnya
5.7 Pelaksanaan
Topik : Ronde Keperawatan
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien Tn S.H dengan diagnosa medis
Bronkopneumonia + Efusi Pleura di Ruang Respirasi II
Hari/tanggal : Sabtu, 11 Mei 2019
Waktu : 09.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Respirasi II
Acara dihadiri oleh :
1. Pembimbing Akademik
2. Pembimbing Klinik
3. Supervisor
4. Dokter
Kepala ruangan : Krisna Perdana Putra
Konselor : Rahmat saleh Mustafa
PP1 : Rahmatia Djauhari
PA1 : Prian Pakaya
PP : Muh. Fadil Lamato, Lutfiah Fauzi Alamri, Lutfiani Samaun,
Nadillah Adjami, Sangrila Lagarusu, Nursia Theverestia
Mokoagow, dan Melki Akuba
Masalah keperawatan yang belum dapat diatasi dan dibahas dalam
ronde keperawatan adalah pola nafas tidak efektif, bersihan jalan napas
tidak efektif, dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5.8 Hambatan dan Dukungan
Selama pelaksanaan role play, semua kegiatan berjalan sesuai dengan alur yang
sudah direncanakan, waktu pelaksanaan tepat sesuai jadwal, undangan yang datang juga
sudah sesuai yang diharapkan yaitu ada pembimbing klinik, pembimbing akademik dan
juga supervisor, Ruangan sangat mendukung dilakukannya ronde keperawatan, karena
sampai saat ini belum bisa dilakukan ronde keperawatan di ruangan. Dukungan diberikan
dalam bentuk pemberian fasilitas kepada mahasiswa untuk melakukan praktek ronde
keperawatan di ruang Respirasi Khusus.
5.9 Hasil Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
Pelaksanaan Role Play Ronde Keperawatan yang dilakukan kelompok, telah dipersiapkan
sebelumnya yang meliputi penetapan kasus ronde keperawatan, pembuatan proposal
kegiatan, informed consent yang telah disetujui dan ditanda tangani oleh …. klien,
pembagian peran sebagai PP1, PA1, PP2, PA2, Karu, serta telah menyampaikan undangan,
dan proposal kepada perawat konselor dan dokter yang menangani klien. Pasien yang
diangkat sebagai kasus ronde keperawatan adalah pasien kelolaan yang telah menjalani
perawatan di Ruang Respirasi Khusus dengan kasus yang unik dan sukar untuk ditangani.
Sebelum pelaksanaan, pasien dan keluarganya telah diberitahukan dan bersedia untuk
menjadi pasien ronde keperawatan.
b. Evaluasi Proses Ronde Keperawatan
No WAKTU KEGIATAN
1 Proses pelaksanaan Role Play
2 Evaluasi dari pembimbing dan Supervisor
c. Evaluasi Hasil Ronde Keperawatan
1) Kegiatan ronde dihadiri oleh ...
2) Selama kegiatan setiap mahasiswa yang berperan bekerja sesuai tugasnya
masing – masing.
3) Acara dimulai tepat dengan jadwal yang telah ditentukan, acara berlangsung
selama ….. menit.
4) Kegiatan berjalan lancar dan mahasiswa dapat mencapai tujuan yang
diharapkan meskipun terdapat beberapa kekurangan, antara lain .....