Penanggung Jawab :
Nur Haqiqotul Jannah, S.Kep.
Anggota:
1. Didit Wahyu Santoso, S.Kep
2. Ulul Azmi, S.Kep
3. Aldi Farisal Fitrah, S.Kep
4. Arriyanti Nurcahyani, S.Kep
5. Devy Inatasari, S.kep
6. Fiva Muharomah, S.Kep
7. Baiq Hairul Bariyah, S.Kep
8. Hidayatul Mustafida, S.Kep
9. Faridhotul Riski, S.Kep
PENDAHULUAN
1.2 Pengertian
1.3 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum:
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi.
Diskusi
Tahap Pra PP
Ronde
Penetapan Klien
Persiapan Klien :
- Informed Consent
- Hasil Pengkajian/
Validasi data
Tahap pelaksana di
Diskusi PP, Karu,
kamar pasien
Konselor
Lanjutan diskusi di
nurse station
Pasca Ronde
(nurse station)
Kesimpulan dan Lanjutan-Diskusi di
rekomendasi solusi nurse station
masalah
1.4. Peran Masing-Masing Anggota :
1. Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
1) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
2) Menjelaskan diagnosis keperawatan.
3) Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
4) Menjelaskan hasil yang didapat.
5) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
6) Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji.
2. Peran Perawat Konselor
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan reinforcement.
3) Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan.
4) Mengarahkan dan koreksi.
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.
2.5. Langkah-Langkah Kegiatan Ronde Keperawatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Keg. Pasien Tempat
1 hari Pra Pra Ronde : Perawat Primer RuangZona Bedah
sebelumnya Ronde 1. Menentukan kasus dan Bawah RSUD
topik Jombang
2. Menentukan Tim ronde
3. Menentukan literatur
4. Membuat Proposal
5. Mempersiapkan pasien
dengan pemberian informed
consent.
10 menit Ronde Pembukaan Karu Nurse station
a. Salam pembuka
b. Memperkenalkan
Tim Ronde.
c. menjelaskan tujuan
kegiatan ronde serta Kepala Ruangan
mempersilahkan Perawat
primer menyampaikan
kasusnya.
d. Menyampaikan
identitas pasien, masalah
keperawatan klien, intervensi
yang telah dilakukan, tingkat
keberhasilan dan dasar
pertimbangan dilakukan ronde.
30 menit Penyajian masalah PP Mendengarkan Nurse Stasiun
a.Memberikan salam dan
memperkenalkan pasien dan
keluarga kepada tim ronde.
b.Menjelaskan riwayat penyakit
dan keperawatan pasien.
c.Menjelaskan masalah pasien dan
rencana tindakan yang telah Memberikan
dilaksanakan dan serta respond an
menetapkan prioritas yang perlu menjawab
didiskusikan. pertanyaan
1. Struktur.
2. Proses.
b) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Hasil.
c) Perawat dapat :
KARU (Didit) : Lalu apakah kamu sudah menyiapkan tim ronde keperawatan
PP (Fiva) : Sudah Pak, rencananya besok tanggal 6 April 2020 pada jam
sesuatunya.
dulu.
J. Pe
me
riks
aan
Diagnostik
1. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) :
2. Mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan
perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk mengetahui adanya infark / iskemia
jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri.
3. MRI
4. Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif.
5. Cerebral Angiography
6. Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti perubahan jaringan otak sekunder
menjadi udema, perdarahan dan trauma.
7. Serial EEG
8. Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis
9. X-Ray
10. Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur
garis(perdarahan/edema), fragmen tulang.
11. Kadar Elektrolit:Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat
peningkatan tekanan intrakranial (Musliha, 2010).
K. Penatalaksanaan
1. Tindakan terhadap peningkatan TIK
a. Pemantauan TIK dengan ketat.
b. Oksigenasi adekuat
c. Pemberian manitol
d. Penggunaan steroid
e. Peninggatan tempat tidur pada bagian kepala
f. Bedah neuro
2. Tindakan pendukung lain
a. Dukung ventilasi
b. Pencegahan kejang
c. Pemeliharaan cairan, elektrolit dan keseimbangan nutrisi.
d. Terapi antikonvulsan
e. CPZ untuk menenangkan pasien
f. NGT
KONSEP KEPERAWATAN
CIDERA KEPALA
1. PENGKAJIAN
Nama :
Jenis kelamin :
No. RM :
Alamat :
Diagnosa Medis :
1. Pengkajian Primer
1. Airway : Kepatenan jalan napas, apakah ada sekret, hambatan
jalan napas.
2. Breathing :Pola napas, frekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan,
irama pernapasan, tarikan dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan,
pernapasan cuping hidung.
3. Circulation : Frekuensi nadi, tekanan darah, adanya perdarahan, kapiler
refill.
2. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanyakan kapan cedera terjadi. Bagaimana mekanismenya. Apa penyebab
nyeri/cedera. Darimana arah dan kekuatan pukulan?
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien pernah mengalami kecelakaan/cedera sebelumnya, atau kejang/
tidak. Apakah ada penyakti sistemik seperti DM, penyakit jantung dan
pernapasan. Apakah klien dilahirkan secara forcep/ vakum. Apakah pernah
mengalami gangguan sensorik atau gangguan neurologis sebelumnya. Jika
pernah kecelakaan bagimana penyembuhannya. Bagaimana asupan nutrisi.
c. Riwayat Keluarga
Apakah ibu klien pernah mengalami preeklamsia/ eklamsia, penyakit sistemis
seperti DM, hipertensi, penyakti degeneratif lainnya.
3. Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien ,
pemeriksaan fisik sangat mendukung data dari pengkajian anamnessis,
pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan persistem (B1-B6) dengan focus
pemeriksaan fisik pada pemeriksaan (B3) yang terarah dan dihubungkan dengan
keluhan-keluhan klien.
Keadaan Umum
Breathing (B1)
Blood (B2)
Brain (B3)
Blader (B4)
Pada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi, inkontinensia uri,
ketidakmampuan menahan miksi.
Bowel (B5)
Terjadi penurunan fungsi pencernaan: bising usus lemah, mual, muntah (mungkin
proyektil), kembung dan mengalami perubahan selera. Gangguan menelan (disfagia)
dan terganggunya proses eliminasi alvi.
Bone (B6)
Pasien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi. Pada kondisi
yang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat pula terjadi
spastisitas atau ketidakseimbangan antara otot-otot antagonis yang terjadi karena
rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak dengan refleks pada spinal
selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus otot
4. Diagnosa
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis kontraktur ( terputusnya jaringan tulang ).
2. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan persepsi / kognitif, tetapi pembatasan.
3. Ketidakefektifan bersih jalan napas b.d obstruksi jalan napas, ditandai dengan
dispenia.
4. Resiko pendarahan b. trauma, riwayat jatuh.
5. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan ruangan untuk
perfusi serebral, sumbatan aliran darah serebral.
6. Resiko infeksi.
5. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen NOC: Manajemen nyeri
cidera biologis Nyeri terkontrol o Kaji keluhan nyeri, lokasi, karakteristik, onset/durasi,
kontraktur (terputusnya Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri.
jaringan tulang ). Tingkat kenyamanan o Observasi respon ketidaknyamanan secara verbal dan non
verbal.
Batasan Karakteristik : Setelah dilakukan asuhan o \Pastikan klien menerima perawatan analgetik dg tepat.
o Laporan nyeri
ke-keperawatan selama …. x o Gunakan strategi komunikasi yang efektif untuk mengetahui
pala secara verbal24 jam, klien dapat : respon penerimaan klien terhadap nyeri.
atau non verbal o Mengontrol nyeri, de- o Evaluasi keefektifan penggunaan kontrol nyeri
o Respon autonom ngan indikator: o Monitoring perubahan nyeri baik aktual maupun potensial.
(perubahan vital o Mengenal faktor-faktor o Sediakan lingkungan yang nyaman.
sign, dilatasi pupil) penyebab
o Kurangi faktor-faktor yang dapat menambah ungkapan nyeri.
o Tingkah laku eks- o Mengenal onset nyeri
o Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi sebelum atau sesudah
presif (gelisah, me- o Tindakan pertolong-an
nyeri berlangsung.\
nangis, merintih) non farmakologi
o Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memilih tindakan
o Fakta dari observasi o Menggunakan anal-getik
selain obat untuk meringankan nyeri.
o Gangguan tidur o Melaporkan gejala-
(mata sayu, menye- gejala nyeri kepada tim o Tingkatkan istirahat yang adekuat untuk meringankan nyeri.
ringai, dll) kesehatan. Manajemen pengobatan
o Nyeri terkontrol o Tentukan obat yang dibutuhkan klien dan cara mengelola
Menunjukkan tingkat nyeri, sesuai dengan anjuran/ dosis.
dengan indikator: o Monitor efek teraupetik dari pengobatan.
o Melaporkan nyeri o Monitor tanda, gejala dan efek samping obat.
o Frekuensi nyeri o Monitor interaksi obat.
o Lamanya episode nyeri o Ajarkan pada klien / keluarga cara mengatasi efek samping
o Ekspresi nyeri; wajah pengobatan.
o Perubahan respirasi rate o Jelaskan manfaat pengobatan yg dapat mempengaruhi gaya
o Perubahan tekanan hidup klien.
darah Pengelolaan analgetik (2210)
o Kehilangan nafsu makan o Periksa perintah medis tentang obat, dosis & frekuensi obat
Tingkat kenyamanan, analgetik.
dengan indicator : o Periksa riwayat alergi klien.
o Klien melaporkan o Pilih obat berdasarkan tipe dan beratnya nyeri.
kebutuhan tidur dan o Pilih cara pemberian IV atau IM untuk pengobatan, jika
istirahat tercukupi mungkin.
o Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik.
o Kelola jadwal pemberian analgetik yang sesuai.
o Evaluasi efektifitas dosis analgetik, observasi tanda dan gejala
efek samping, misal depresi pernafasan, mual dan muntah,
mulut kering, & konstipasi.
o Kolaborasi dgn dokter untuk obat, dosis & cara pemberian yg
diindikasikan.
o Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan
sebelum pengobatan.
o Berikan obat dengan prinsip 5 benar
o Dokumentasikan respon dari analgetik dan efek yang tidak
diinginkan
2. Hambatan mobilitas fisik NOC : Exercise Therapy : ambulation
b.d kerusakan persepsi / o Joint movent : active o Monitoring vital sign sebelum / sesudah latihan dan lihat
kognitif, tetapi o Mobility level respon pasien saat latihan.
pembatasan. o Self care : ADLs o Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi
o Sianosis ada sianosis dan menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
dyspnea (mampu Airway Management
o Kesulitan berbicara
bernapas dengan o Buka jalan nafas, gunakan chin lift atau just thrust bila perlu.
atau mengeluarkan
mudah, tidak ada pursed o Posisikan pasien untuk maksimalkan ventilasi
suara
lips)
o Penurunan bunyi o Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
o Menunjukkan jalan
napas buatan
nafas yang paten (klien
o Dispneu o Pasang mayo bila perlu
tidak merasa tercekik,
o Sputum dalam jumlah o Keluarkan secret dengan batuk atau suction
irama nafas, frekuensi
yang berlebihan o Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
pernapasan dalam
o Batuk yang tidak o Lakukan suction pada mayo
rentang normal, tidak
efektif o Berikan bronkodilator bila perlu
ada suara nafas
o Orthopneu o Berikan pelembab kassa basah NaCl lembab
abnormal).
o Mampu o Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Brunner And Suddarth. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jakarta :
EGC.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
System Persyarafan. Jakarta : Salemba Medis.
Nur, Arif A.H & Kusuma H .2005. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnose Medis & NANDA NIC NOC. Jogyakarta : Media Action.