Disusun oleh :
Kelompok 29
2. Timbang Terima/Operan
a) Definisi
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien.
b) Tujuan
1) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
3) Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggungjawab antar
anggota tim perawat.
4) Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
c) Manfaat
1) Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh
perawat pada shift berikutnya.
2) Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan
dengan keadaan pasien yang sebenarnya.
3) Pasien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
d) Metode Pelaporan
1) Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan
kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan
rencana keperawatan.
2) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat kemudian
dilanjutkan berkeliling mengunjungi pasien satu persatu.
e) Prosedur pelaksanaan
1) Kedua kelompok dinas sudah siap.
2) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan
(tanggungjawab).
3) Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicataat khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:
5) Identitas pasien dan diagnosa medis.
6) Masalah keperawatan yang masih muncul.
7) Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum).
8) Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
9) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan penunjang lain,
persiapan untuk konsultasi/ prosedur yang tidak rutin dijalankan.
10) Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
f) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.
2) Dipimpin oleh penanggung jawab pasien atau perawat primer.
3) Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
4) Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggungjawab.
5) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi pasien pada saat ini serta kerahasiaan pasien.
6) Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yang ada
pada pasien dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari
masalahnya terlebih dahulu (setelah diketahui melalui pengkajian), baru
kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan
serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.
7) Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara
yang pelan dan tegas (tidak berbisik) agar pasien disebelahnya tidak
mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privasi pasien,
terutama mengenai, hal yang perlu dirahasiakan, sebaiknya jangan
dibicarakan didekat pasien tetapi diruang perawat.
3. Pre Conference
Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan yang dipimpin oleh katim atau penanggungjawab tim isi pre conference
adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim atau
PJ tim:
Pre Conference
a) Mengenali masalah pasien
b) Membuat rencana asuhan keperawatan
c) Membagi tugas kepada PP
d) Melakukan analisis kritikan, memilih alternative pemecahan masalah dan
pendekatan kreatif.
e) Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam penyelesaian
masalah.
f) Menerima umpan balik dari kelompok.
g) Meningkatkan kemampuan untuk memformulasikan ide.
h) Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dalam kelompok.
i) Mengembangkan kemampuan berargumentasi.
j) PP membagikan pasien yang menjadi tanggung jawab PA.
k) PP menjelaskan tentang karakteristik pasien.
l) PP mengkaji kembali persiapan PA untuk menghadapi dan memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien baik aspek perencanaan sampai ke rencana
evaluasi.
4. Post Conference
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang sift dan sebelum operan.
Post Conference:
a) Mengetahui perkembangan pasien
b) Mengetahui pencapaian tujuan asuhan keperawatan
c) Mengetahui kendala yang dihadapi selama pemberian asuhan keperawatan
d) Mengetahui kejadian-kejadian lain yang ditemukan
e) Melakukan analisis kritikan, memilih alternatif pemecahan masalah dan
pendekatan kreatif.
f) Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam penyelesaian
masalah.
g) Menerima umpan balik dari kelompok.
h) Meningkatkan kemampuan untuk memformulasikan ide.
i) Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dalam kelompok.
j) Mengembangkan kemampuan berargumentasi.
k) Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
l) PP melakukan diskusi dengan PA untuk membahas.
5. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode kunjungan ke pasien secara langsung
untuk mengobservasi kondisi pasien, meninjau kembali asuhan keperawatan yang
diberikan dan mengumpulkan informasi dari pasien serta mendemonstrasikan
intervensi keperawatan secara spesifik. Tujuan dilaksanakan ronde keperawatan
meliputi:
a. Memberikan pengetahuan keperawatan kepada perawat pelaksana,pasien dan
keluarga.
b. Mendiskusikan tentang perubahan ide yang berkaitan dengan masalah dan cara
menyelesaikan masalah yang bertujuan untuk meningkatkan asuhan
keperawatan secara spesifik.
c. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Prosedur pelaksanaan :
Pra ronde
a. Menentukan kasus dan topik.
b. Menentukan tim ronde
c. Menentukan literature
d. Memebuat proposal
e. Mempersiapkan pasien
f. Diskusi pelaksanaan
Pembukaan
a. Salam pembuka
b. Memperkenalkan tim ronde
c. Menyampaikan identitas dan masalah pasien
d. Menjelaskan tujuan ronde
Penyampaian masalah :
a. Memberikan salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga kepada tim
ronde
b. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien
c. Menjelaskan masalah pasien dan rencana yang telah dilaksanakan dan
serta menetapkan prioritas yang perlu di diskusikan
Validitas data :
a. Mencocokan dan menjelaskan kembali data yang telah disampaikan.
b. Diskusi antar naggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan
tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor atau kepala ruang tentang
masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d. Menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah
ditetapkan.
Evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan, penutup.
6. Discharge planning
Discharge planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan
keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan
pasien dari satu tempat perawatan ke tempat lainnya. Dalam perencaan, pemulangan,
pasien dapat dipindahkan ke rumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas rehabilitasi,
nursing home, hospiece, homecare atau tempat-tempat lain di luar rumah sakit.
Infeksi nosokomial ini dapat menyebar melalui beberapa jalur yaitu jalur
kontak, jalur droplet dan jalur debu. Jalur kontak dibagi atas kontak langsung dan
tidak langsung. Kontak langsung adalah adanya kontak fisik langsung antara jalur
penyebaran yang paling sering, misalnya melalui tangan perawat, alat medis atau
darah (Depkes RI, 2003).