DEMAM TIFOID
Oleh:
PRODI D3 KEPERAWATAN
2019
BAB I
A. Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella Typhi. Penyakit ini ditandai panas berkepanjangan, ditopangdengan bakteremia
tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endokardial dan invasi. Bakteri sekaligus
multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe, usus, dan
peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi.
B. Etiologi
Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain yaitu bakteri Gram-negatif,
mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob. Ia juga
mempunyai antigen somatic(O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen(H) yang
terdiri dari protein dan envelope antigen(K) yang terdiri dari polisakarida. Mempunyai
makromolikular lipopolisakaria komples yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan
dinamakan endotoksin. Salmonella typhi juga dapat memperoleh plasmid faktor-R yang
berkaitan dengan resistansi terhadapat multiple antibiotic.
C. Manifestasi Klinis
1. Gejala pada anak: Inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor, dan koma
4. Ruam muncul pada hari ke-7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
5. Nyeri kepala, otot, dan perut
6. Pusing, kembung, mual, muntah, diare, konstipasi, bradikardi
7. Batuk
8. Epistaksis
9. Lidah yang berselaput( kotor ditengah, tepi, dan ujung merah serta tremor)
10. Hepatomegali, splenomegoli, meteroismus
11. Gangguan mental berubah samnolen
12. Delirium atau psikosis
13. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai
penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, leukositosis, atau kadar leukosit normal. Leukositosis
dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT dapat meningkat , tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
c. Pemeriksaan Uji Widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri salmonella
typhi. Uji wedal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum
penderita demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella typhi maka
penderita membuat antibodi( aglutinin).
d. Kultur
Kultur darah: Bisa positif pada minggu pertama
Kultur urine: Bisa positif pada akhir minggu kedua
Kultur feses: bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
e. Anti Salmonella Typhi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut salmonella
typhi, karena antibody IgM muncul pada hari ke-3 dan 4 terjadinya demam.
E. Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
- Bed rest
- Diet: diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai
dengan tingkat kesembuhan pasien. Diet berupa makanan rendah serat.
2. Farmakologi
- Kloramfenikol, dosis 50 mg/ kgBB/ hari terbagi dalam 3-4 x pemberian oral
atau IV selama 14 hari.
- Bila ada kontraindikasi kloramfenikol deberikan ampisilin dengan dosis 200
mg/ kgBB/ hari terbagi kedalam 3-4x. Pemberian intravena saat belum dapat
minum obat selama 21 hari atau amoksilin dengan dosis 100 mg/ kgBB/ hari
terbagi 3-4x. Pemebrian oral/ intravena selama 21 hari kontrimoksasol dengan
dosis( tmp) 8 mg/ kgBB/ hari terbagi dalam 2-3x pemberian oral selama 14 hari.
- Pada kasus berat dapat diberi seftriakson dengan dosis 50 mg/ kgBB/ hari 1x
sehari, intravena selama 5-7 hari.
- Pada kasus yang diduga mengalami MDR maka pilihan antibiotika adalah
meropenem, azithromisin, dan fluoroquinolon.
F. Patofisiologi
Kuman salmonella
-
typhi yang masuk Lolos dari asam lambung
-
kesaluran
- Malaise, perasaan
gastrointestinal
- Bakteri masuk usus halus tidak enak badan,
nyeri pada abdomen
-
Pembuluh limfe Inflamasi Komplikasi
- intestinal: perdarahan
usus, perforasi usus(
Peredaran
- darah Masuk retikulo bag distal ileum),
- primer)
(bakteremia endothelial(RES) peritonituis
terutama hati dan limfa
Mempengaruhi pusat
Lase plak peyer Penurunan mobilitas usus
thermoregulator
dihipotalamus
-
Erosi
Penurunan peristaltik usus
Ketidakefektifan
termogulasi
Ketidakseimbangan
Komplikasi perforasi dan nutrisi kurang dari
perdarahan usus kebutuhan tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas Pasien
Meliputi Nama, Jenis Kelamin, Umur, Agama, Pendidikan, Alamat, Status perkawinan,
Suku bangsa, Pekerjaan, Tanggal Masuk, Tanggal Pengkajian, Jam Masuk, Jam Pengkajian
B. Riwayat Kesehatan Pasien
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh mual, muntah 3x, badan panas sejak 4 hari yang lalu,nyeri ulu hati
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan keluhan panas,pusing, mual, muntah 3x, sudah di periksakan ke
mantri, tetapi karena panas lagi maka segera dibawa ke rumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan belum pernah menderita sakit seperti ini dan tidak pernah dirawat di
rumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti ini dan tidak
ada penyakit menurun yang lain.
C. Pola Kebiasaan Pasien Sehari- Hari
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3 x sehari, dengan nasi,lauk dan sayur,
diselingi dengan makanan ringan. Pasien mengatakan minum 7-9 gelas sehari.
Selama sakit : Pasien mengatakan pasien makan 3x sehari, dengan bubur halus,hanya
habis 1/4 porsi, karena mual dan mulut terasa pahit. Pasien juga mengatakan setelah makan
perut terasa penuh. Pasien hanya makan makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Pasien
mengatakan minum 6-7 gelas sehari.
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit: Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsisitensi lunak,warna
kuning. BAK 5-6 x sehari,warna kuning jernih.
Selama sakit: Pasien mengatakan selama 3 hari pasien belum BAB. BAK 4-5 x sehari,
warna kuning jernih.
3. Pola Istirahat- Tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur 9 jam sehari dan tidak terbiasa tidur siang.
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan pasien tidur 6-7 jam saja karena merasakan mual
dan pusing.
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan aktivitasnya sebagai mahasiswa. Hampir tiap hari
kuliah.
Selama sakit: Pasien mengatakan hanya bisa terbaring lemah. Sebagian aktivitasnya
dibantu keluarga.
5. Pola Kebersihan
Sebelum sakit: Pasien mengatakan mandi 2- 3x sehari dengan menggunakan sabun dan
shampo. Gosok gigi 2- 3 x sehari.
Selama sakit: Pasien mengatakan mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun dan gosok
gigi 2x sehari.
Data Psikologis
1. Status emosi : Pasien mengatakan sabar dengan penyakit yang dideritanya.
2. Konsep diri : Pasien mengatakan dirinya merasa senang karena dapat bersekolah
sampai perguruan tinggi.
3. Gaya komunikasai : Pasien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa, kadang-
kadang juga berbahasa Indonesia.
4. Pola Interaksi : Pasien mudah diajak bicara dengan keluarga, perawat, maupun
orang lain.
5. Pola Koping : Pasien tampak tenang dengan kondisi penyakit yang di alaminya.
Keluarga pasien selalu mendampingi dan berdoa untuk kesembuhan
pasien.
Data Sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan : Pasien sekarang masih kuliah di universitas swasta, pasien
belum bekerja.
2. Hubungan Sosial : Pasien selalu ramah dengan perawat dan orang disekitar
lingkungannya
3. Faktor sosiokultural : Ibu pasien mengatakan tradisi dalam keluarga tidak ada
yang bertentangan dengan kesehatan.
4. Gaya Hidup : Tidak ada kebiasaan pasien yang dapat merugikan
kesehatan, seperti merokok atau minum minuman beralkohol.
Data Spiritual
Pasien beragama islam. Sebelum sakit, ibu pasien mengatakan pasien rajin sholat tepat
waktu dan selama sakit ini pasien tidak bisa melaksanakan sholat.
D. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis, pasien tampak lemah.
TTV : TD: 110/70 mmhg
N : 89x/ menit
T : 39.5 C
RR : 24x/ menit
BB sebelum sakit : 48 Kg
BB saat dikaji : 46 Kg
Kepala, leher dan axila
- Kepala : Normochepalic, rambut hitam, pendek dan lurus, tidak ada lesi,
tidak ada ketombe
- Leher : Bentuk leher simetris, tidak ada luka, tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid, trachea terletak di tengah,
- Axila : Tampak bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan atau masa
- Payudara : Simetris, tidak teraba massa ataupun benjolan
Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, tekstur halus, turgor kulit baik, kulit pasien teraba
panas.
Sistem Penglihatan
Bentuk dan ukuran mata simetris, konjungtiva anemis/pucat,sklera tidak ikterik, pupil
ishokor, tidak ada nyeri tekan.
Sistem Pendengaran
Bentuk dan ukuran telinga simetris, telinga tampak bersih, tidak ada serumen. Klien dapat
mendengar dengan baik.
Sistem Pernafasan
Hidung : Pernapasan tidak menggunakan cuping hidung, tidak ada polip, bersih.
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada massa, pergerakan paru kanan dan kiri normal
dengan frekuensi 20x/ menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,
Perkusi : Bunyi resonan pada lapang dada
Auskultasi : Vesikuler, tidak ada wheezing atau ronchi
Sistem cardiovaskuler
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada pembesaran dada kanan atau kiri
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Tidak terdengar suara pekak
Auskultasi : Terdengar suara jantung S1(lub) da S2 (dub), gallop (-), murmur (-)
Sistem pencernaan
- Mulut dan kerongkongan : Bentuk bibir simetris, tidak ada lesi, bibir agak kering,
mukosa mulut agak kering, warna merah muda, ovula berada di tengah, tonsil terletak
simetris, lidah tampak kotor,terdapat caries pada gigi.
- Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar,tidak ada lesi
Auskultasi : Bising usus 15x/menit
Palpasi : Hepar teraba tidak membesar, terdapat nyeri tekan pada bagian atas.skala
nyeri 2.
Perkusi : Timpani
Genetalia
Tidak ada keluhan.
Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada keluhan. Pergerakan sendi sesuai jenis, ROM baik.
E. Pemeriksaan Penunjang
Theraphy:
Infus RL 30 tpm
Injeksi:
Foricef 2x1gr
Pantotis 1x1amp
Ondesco 2x1amp
Oral:
Mucosta 3x1
Paracetamol tab 3x1
Profat syrup 3x1c
Zypras 0-0-0,25mg
Alinamin F 3x1
ANALISA DATA