Anda di halaman 1dari 13

JANTUNG KORONER

 Fernanda Widya
 Intan Pambudiasih
 Handa Tri nurcahyo
 Nurul Azizah
 Devi Oktavia
 Nurma Dwi Lestari
 LATAR BELAKANG
Penyakit jantung koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan
karena penyempitan arteri koronaria akibat proses anterosklorosis atau spasme atau
kombinasi keduanya. PJK merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih
menjadi masalah baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di USA setiap
tahunnya 550.000 orang meninggal karana penyakit ini di eropa diperhitungkan 20-40 ribu
orang dari 1 juta penduduk penderita PJK hasil survey yang dilakukan departemen
kesehatan RI menyatakan prevalensi PJK di indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Bahkan, sekarang(tahun 2000an) dapat dipastikan, kecenderungan penyebab kematian
di indonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskuler(anatara lain PJK dan
degeneratif).
DEFINISI KASUS
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah keadaaan dimana terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan
penyediaan yang di berikan oleh pembuluh darah koroner (Mila, 2010).
Penyakit jantung koroner terjadi oleh sebab suplai darah ke otot jantung
berkurang sebagai akibat tersumbatnya (obstruksi) pembuluh darah arteri
koronaria (Heller.T,1987).
Penyakit jantung koroner adalah suatu manifestasi khusus dari atherclerosis
pada arteri koronaria (Depkes RI,1993).
ETIOLOGI
Penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri
koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke
otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung
memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan
berakhir dengan kematian. (Hermawatirisa,2014:hal 2).
KLASIFIKASI
-Angina pektoris stabil
Penyakit iskemik disebakan ketidak seimbangan antara kebutuhandan suplay oksigen miokard. Di
tandai oleh rasa nyeri yang terjadi jika kebutuhan oksigen kiokardium melebihi suplaiya. Iskemia miokard
dapat bersifat asimtomatis( iskemia sunyi), terutama pada pasien diabetes.
-Angina pektoris tidak stabil
Sindroma klinis nyeri dada yang sebagian besar di sebabkan oleh distrubsi plak ateroskelrotik dan diikuti
kaskade proses patalogis yang menurunkan darah korener, ditandai dengan peningkatan frekuensi
intensitas atau warna nyeri, angina timbul pada saat melakukan aktifitas ringan atau istrahat, tanpa terbukti
adanya nikrosis miokard
-Angina varian prinzmetal
Arteri koroner bisa menjadi kejang, yang menggangu aliran darah keotot jantung ini terjadi ada orang
tanpa penyakit areti koroner yang signifikan. Namun 2 atau 3 orang dengan angina farian mempunyai
penyakit parah dalam paling sedikit satu pembuluh, dan kekejangan terjadi pada tempat penyumbatan
MANIFESTA KLINIS
1. Gejala pjk
-badan terasa tidak enak
-nyeri dada
2. Tanda-tanda pjk
• Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya sangat
tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu penumpukan lemak yang disebut xantoma di dalam
tendon (urat daging) dan di dalam kulit.
• Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38°C
• Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit
• Muka pucat pasi
• Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh
• Gerakan menjadi lamban (kurang semangat)
• Sesak nafas
• Cemas dan gelisah
• Pingsan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran
elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk
memberi petunjuk adanya PJK
2. Foto rontgen dada
Dari foto rontgen, dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-
tidaknya pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran
paru. Kelainan pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto rontgen
ini
3. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai faktor
resiko. Dari pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya
serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung
 PENATALAKSANAAN
1. MENURUT HERMAWATISARI,2014 HAL 24
 HINDARI MAKANAN KANDUNGAN KOLESTEROL YANG TINGGI
 KOLESTEROL JAHAT LDL DI KENAL SEBGAI PENYEBAB UTANA TERJADINYA PROSES ATEROSKLEROSIS, YAITU PROSES PENGERASAN DINDING
PEMBULUH DARAH, TERUTAMA DI JANTUNG, OTAK, GINJAL, DAN MATA.
 KONSUMSI MAKANAN YANG BERSERAT TINGGI
 HINDARI MENGONSUMSI ALKOHOL.MERUBAH GAYA HIDUP, MEMBERHENTIKAN KEBIASAAN MEROKOK
 OLAHRAGA DAPAT MENINGKATKAN KADAR HDL KOLESTEROL DAN MEMPERBAIKI KOLATERAL KORONER SEHINGGA PJK DAPAT
DIKURANGI, OLAHRAGA BERMANFAAT KARENA MEMPERBAIKI FUNGSI PARU DAN PEMBERIAN O2 KE MIOKARD.
 MENURUNKAN BERAT BADAN SEHINGGA LEMAK LEMAK TUBUH YANG BERLEBIH BERKURANG BERSAMA-SAMA DENGAN MENURUNNYA LDL
KOLESTEROL
 MENURUNKAN TEKANAN DARAH
 MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI
2. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
OBAT-OBATAN KIMIA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENURUNKAN KADAR LEMAK DALAM DARAH: OBAT YANG TERSEDIA DI PASARAN
MENGURANGI KONSENTRASI LIPID PLASMA UMUMNYA MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL ATAU TRIGLISERID, TETAPI TIDAK MENURUNKAN
KEDUANYA SEKALIGUS; OBAT INI MEMPENGARUHI KADAR KOLESTEROL LDL ATAU VLDL DALAM SIRKULASI. NIASIN (ASAM NIKOTINAT)
MERUPAKAN PENGECUALIAN DAN OBAT INI DAPAT MENURUNKAN KADAR LDL DAN SEKALIGUS VLDL. OBAT ANTIHIPERLIPIDEMIA DAPAT
DIREKOMENDASIKAN UNTUK PENGOBATAN PASIEN DENGAN KADAR KOLESTEROL LDL DI ATAS 160 MG/DL (EKUIVALEN DENGAN 240 MG/DL
TOTAL KOLESTEROL). TUJUAN PENGGUNAAN OBAT HIPOLIDEMIK ADALAH UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL LDL DI BAWAH 130 MG/DL.
PEDOMAN UNTUK MEMULAI TERAPI OBAT DIBERIKAN DALAM TABEL 32-3, DAN OBAT SERTA PENGGUNAANNYA DITUNJUKKAN DALAM TABEL
32-4.
ETIOLOGI
(Aterosklerosis)

Timbul endapan lemak Penimbunan /


dalam tunika intima penumpukan lipid
dan jaringan fibrosa
dalam arteri
Ateroma Regresi sebagian dan koronaria
(Kompleks sebagian berkembang
aterosklerosis) menjadi plak fibrosa

Lumen pembuluh
darah menyempit
- Perdarahan
- Kalsifikasi
-Trombosis

Endapan lemak dan


pengerasan
pembuluh darah

Aliran darah ke
Ketidakefektifan pola jantung terhambat
Sesak nafas
nafas

Suplai O2 berkurang
Intoleransi aktivitas

Ketidakseimbangan
Nyeri akut Penurunan cardiac output antara suplai dan
kebutuhan O2 Infark miocardium
miokardium
Laporan kasus secara umum
A. DATA UMUM PASIEN: Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS dan diagnosa
medis. (Wantiyah, 2010: hal 17)
B. PENGKAJIAN
• KELUHAN UTAMA: Pasien PJK biasanya merasakan nyeri dada dan dapat
dilakukan dengan skala nyeri 0-10, 0 tidak nyeri dan 10 nyeri paling tinggi.
Pengakajian nyeri secara mendalam menggunakan pendekatan PQRST,
meliputi prepitasi dan penyembuh, kualitas dan kuatitas, intensitas,
durasi, lokasi, radiasi atau penyebaran, dan onset. (Wantiyah, 2010: hal
18).
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:Dalam mengkaji hal ini menggunakan
analisa sistem PQRST. Untuk membantu klien dalam mengutamakan
masalah keluhannya secara lengkap. Pada klien PJK umumnya
mengalami nyeri dada. (Wantiyah, 2010: hal 18).
• RIWAYAT KESEHATAN DAHULU: Dalam hal ini yang perlu dikaji atau
ditanyakan pada klien antara lain apakah klien pernah menderita
hipertensi atau diabetes millitus, infark miokard atau penyakit jantung
koroner itu sendiri sebelumnya. Serta ditanyakan apakah pernah MRS
sebelumnya. (Wantiyah, 2010: hal 17).
• POLA SEHARI-HARI
C. PEMERIKSAAN FISIK
• KEADAAN UMUM:Keadaan umum klien mulai
pada saat pertama kali bertemu dengan klien
dilanjutkan mengukur tanda-tand vital. Kesadaran
klien juga diamati apakah kompos mentis, apatis,
samnolen, delirium, semi koma atau koma.
Keadaan sakit juga diamati apakah sedang,
berat, ringan atau tampak tidak sakit.

• TTV : Kesadaran compos mentis, penampilan


tampak obesitas, tekanan darah 180/110 mmHg,
frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20
kali/menit, suhu 36,2 C. (Gordon, 2015: hal 22)
• PEMFIS HEAD TO TOE:
1. Kepala
2. Kulit
3. Pemeriksaan abdomen
4. Pemeriksaan Genetalia
5. Pemeriksaan Extermitas
D. ANALISA DATA
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalah penderita. Analisa
merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan menyeleksi data, menklarisfikasikan,
mengelompokkan data, mengaitkan dan menentukan kesenjangan informasi, membandingkan dengan
standart, menginterprestasikan serta akhirnya membuat diagnosa keperawatan. (lismidar 1990).

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada
arteri koronaria.
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
• Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama,
konduksi jantung, menurunnya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penyakit jantung
SAYANGI JANTUNG MU SEBELUM AJAL MENYAYANGI MU

Sekian terima kasih

Anda mungkin juga menyukai