Anda di halaman 1dari 40

ASKEP INFARK MIOKARDIUM

By: Ns.Miftafu Darussalam,M.Kep.,Sp.Kep.M.B.


Ns. Dwi Kartika Rukmi,M.Kep.,Sp.Kep.MB
Ns. Novita Nirmalasari, M.Kep
PENDAHULUAN

Aterosklerosis adalah suatu proses dimana


serabut otot dan lapisan endotel arteri kecil
dan arteriola mengalami penebalan.
Proses tersebut meliputi penimbunan lemak,
kalsium, komponen darah, karbohidrat dan
jaringan fibrosa pada tunika intima arteri.
Penimbunan tersebut dikenal sebagai
“ateroma” atau “plak”.
Pembagian aterosklerosis
1. Fatty streak
Lesi ini mulai tumbuh pada masa
kanak-kanak, makroskopik
berbentuk bercak berwarna
kekuningan, yang terdiri dari sel-
sel yang disebut foam cells. Sel-
sel ini ialah sel-sel otot polos dan
makrofag yang mengandung lipid,
terutama dalam bentuk ester
cholesterol.
2. Fibrous plaque
– Lesi ini berwarna keputihan dan sudah
menonjol ke dalam lumen arteri.
– Fibrous plaque berisi sejumlah besar
sel-sel otot polos dan makrofag yang
berisi cholesterol dan ester
cholesterol, di samping jaringan
kolagen dan jaringan fibrotik,
proteoglikan, dan timbunan lipid
dalam sel-sel jaringan ikat.
Etiologi

vPenyebabnya adalah aterosklerosis atau


penyumbatan total arteri oleh emboli atau
trombus.

vFactor resiko peningkatan aterosklerosis yang


muncul pada individu ada dua yaitu yang tidak
dapat dirubah dan kedua yang dapat dirubah.
Lanj..

Factor risiko yang tidak dapat dirubah


1. Usia
Sering terjadi pd usia diatas 40 tahun
2. Jenis kelamin
Laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan pada wanita,
ini diperkirakan karena hormone estrogen endrogen
bersifat protektif pada wanita sebelum menopause
Lanj..

3. Riwayat keluarga.
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner
sebelum usia 50 tahun, meningkatkan kemungkinan
timbulnya aterosklerosis.
4. Ras.
Ras Amerika- Afrika (kulit hitam) menunjukkan lebih
rentan terjadi aterosklerosis dari pada ras kulit putih.
Factor resiko yang dapat dirubah
1.Diet tinggi lemak jenuh
Berdasarkan data penelitian dengan peningkatan
kadar kolesterol diatas 180 mg/dl, resiko
aterosklerosis meningkat.
2.Hipertensi.
Tekanan darah yang tinggi mengakibatkan
gradient tekanan yang harus dilawan oleh
ventrikel kiri saat memompa darah.
Lanj..
3.Merokok.
Pelepasan katekolamin akibat rangsangan asam nikotinat
mengakibatkan vasokontriksi dan pembentukan thrombus
karena rokok meningkatkan adesi trombosit.
4.Gangguan toleransi glukosa (DM).
Hiperglikemia pada pasien DM menyebabkan
meningkatnya agregasi trombosit yang dapat menyebabkan
pembentukan thrombus, dan dapat mengakibatkan
kelainan metabolisme lemak.
Lanj..
5. Gaya hidup yang kurang aktivitas
Olah raga yang teratur berkaitan dengan penurunan insiden
penyakit koroner sebesar 20- 40%.
6. Stress psikologis.
Stress menyebabkan pelepasan katekolamin, sehingga dapat
mengakibatkan kontriksi pada pembuluh darah.
7. Tipe kepribadian
Tipe A antara lain sifat agresif, kompetitif, kasar, ambisius,
keinginan untuk dipandang, merasa diburu waktu.
A. Angina Stabil

Adalah nyeri episodik atau sensasi


seperti ditekan/diremas pd dada yg
disebabkan oleh iskemia miokard
terkait dg aktivitas dan membaik dg
istirahat atau nitrogliserin.
Lanj...
• Kebutuhan oksigen ditentukan oleh laju denyut
jantung,kontraktilitas ventrikel kiri,dan tegangan
dinding sistolik.

• Kebutuhan meningkat saat latihan,


hipertensi,dan dilatasi ventrikel kiri (ex.gagal
jantung kronik).

• Saat latihan aliran darah koroner dpt meningkat


sebanyak 4 hingga 6 kali aliran dasar.
Sejumlah faktor yang dapat
menimbulkan nyeri angina:
1. Latihan fisik dapat memicu serangan
dengan cara meningkatkan kebutuhan
oksigen jantung.

2. Pajanan terhadap dingin dapat


mengakibatkan vasokontriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai
peningkatan kebutuhan oksigen.
Lanj..
3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran
darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan,
sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk
supai jantung.

4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang


menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung
meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan
meningkatnya tekanan darah dengan demikian
beban kerja jantung juga meningkat.
B. Angina tak stabil
• Adalah suatu penurunan mendadak
aliran darah yg melalui pembuluh
koroner dan tidak cukup utk
menyebabkan nekrosis jantung.

• Angina tak stabil tdk mengalami elevasi


segmen ST maupun peningkatan kadar
penanda nekrosis miokard, durasinya
terbatas (<20 menit)
C. Akut Miokard Infark
Definisi
Proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga
aliran darah koroner berkurang

(Smeltzer & Bare, 2002)


Tanda dan Gejala

1.Nyeri di epigastrium atau dada kiri,


menjalar ke rahang, punggung, atau
lengan kiri. Rasa nyeri ini dapat
digambarkan oleh penderita seperti
tertekan benda berat, seperti diremas-
remas, seperti terbakar atau seperti
ditusuk-tusuk.
2. Perubahan gambar ECG
Evolusi EKG INFARK MIOKARD

22
Lanj..
3.Perubahan enzim jantung.

• Enzim jantung yang paling spesifik adalah troponin


dan CK-MB. Peningkatan troponin (Nilai normal <
0,16 Ug/L) dapat ditemukan 3-4 jam setelah terjadi
infark dan akan menetap sampai 2 minggu (Harun &
Alwi, 2006). CK-MB mulai meningkat 2–3 jam setelah
terjadinya infark, dan menurun setelah 24 jam (Nilai
normal kurang dari 10 U/L).
phase infark miokard
Phase 1 (0-2 jam) :
• serangan iskemik luas terjadi , terjadi injuri
subendokardial dalam waktu 20 - 40 menit, nekrosis
terjadi setelah sekitar 30 menit, nekrosis meluas
sekitar ½ dari miokardial dalam 2 jam.
Phase 2 (2 – 24 jam) :
• terjadi infark transmular komplet setelah 6 jam,
nekrosis meliputi 90% dari dinding miokardial.
Nekrosis berhenti atau istirahat pada akhir fase 2.
Phase 3 (24 – 72 jam):
• sedikit atau tidak ada iskemik, atau injuri menetap.
Mulai terjadi proses penyembuhan.
Phase 4 ( 2 – 8 minggu):
• terjadi penggantian jaringan nekrotik dengan jaringan
fibrosa.
Fakto resiko: Usia, Jenis kelamin,
Keturunan, Ras, Nutrisi (Tinggi lipid,
Lemak, Kolesterol, Kalori), Merokok,
Penyakit (Hipertensi, DM), kurang
aktifitas, Stress.

Plak, Trombosis, dan spasme arteri

Penyempitan lumen arteri


Rupture plak,
Trombosis
Gangguan suplai oksigen jantung
Oklusi sebagian
Oklusi Ketidak seimbangan kebutuhan
Gangguan suplai oksigen oksigen
Gangguan suplai jantung
oksigen jantung Metabolisme anaerob: pH sel turun
ST Depresi dan atau inverse
gelombang T
Produksi asam laktat meningkat
ST Elevasi,
CK/CKMB CK/CKMB normal dan
meningkat, atau meningkat, Troponin CK/CKMB normal,
Troponin T T meningkat Troponin T normal
meningkat
UAP (angina pectoris AP (Angina Pektoris
NSTEMI
STEMI takstabil Stabil)
Perbedaan
Penatalaksanaan Medis
Farmakoterapi

Vasodilator : menyebabkan dilatasi arteri dan


vena yg mengakibatkan pengumpulan darah di
perifer,shg menurunkan jumlah darah yg
kembali ke jantung (preload) dan mengurangi
beban kerja (workload) jantung. Ex nitrogliserin.
Lanj..
• Antikoagulan : memperpanjang waktu pembekuan
darah,shg dapat menurunkan kemungkinan
pembentukan trombus. Ex Heparin.

• Trombolitik : melarutkan setiap trombus yg telah


terbentuk di arteri koroner,memperkecil
penyumbatan, dan juga luasnya infark. Ex
streptokinase
Lanj..
• Pemberian oksigen

Terapi O2 dimulai saat awitan nyeri. Oksigen yg


dihirup akan meningkatkan saturasi darah.

• Analgetik

Pemberian anlgetik hanya utk pasien yg tdk efektif


diobati dg nitrat dan antikoagulan. Ex morfin sulfat
Penkes

1. Mengendalikan tekanan darah

2. Jangan pernah merokok lagi apapun


yang terjadi.

3. Berolah ragalah yang teratur.

4. Turunkan berat badan menjadi ideal


5. Turunkan kadar kolesterol LDL. Dan tingkatkan kadar
kolesterol HDL.

6. Kurangi konsumsi makanan yang berlemak untuk


menurunkan kadar kolesterol lipoprotein dan
triglesirida.

7. Konsumsilah makanan atau minuman yang


mengandung anti oksidan guna mencegah kerusakan
pembuluh darah akibat radikal bebas.
8. Konsumsilah makanan yang banyak
mengandung asam folat dan vitamin B lainnya
guna menurunkan kadar homosistein dalam
darah.

9. Bila diperlukan, minumlah obat obat pencegah


atherosklerosis yang dianjurkan oleh dokter.
Diagnosa yg mungkin muncul

1. Nyeri dada b/d berkurangnya aliran darah koroner.


NOC
• keefektifan pompa jantung (tingkat pemompaan darah dari
ventrikel kiri per menit untuk mendukung tekanan perfusi sistemik).

• perfusi jaringan perifer (tingkat pengaliran darah melalui vena-vena


kecil dari ekstremitas dan mempertahankan fungsi jaringan).

NIC

• Perawatan jantung, regulasi hemodinamik, Penatalaksanaan nyeri


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan.
NOC

• penghematan energi (tingkat pengelolaan energi aktif untuk


memulai dan memelihara aktivitas).

• perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari (kemampuan untuk


melakukan tugas-tugas fisik yang paling dasar dan aktivitas
perawatan pribadi).

NIC

• Terapi aktivitas, pengelolaan energi


3. Cemas b/d takut akan kematian.

NOC

• Kontrol ansietas (kemampuan utk menghilangkan atau


mengurangi perasaan khawatir dan tegang dr suatu sumber
yg tdk dpt diindentifikasi).

• Koping (tindakan utk mengatasi stressor yg membebani


individu).

NIC

• Pengurangan ansietas,peningkatan koping


Daftar Pustaka
• Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2011). Nursing Diagnosis Handbook: An
Evidence Based Guide To Planning Care. Ninth edition. USA: Mosby
Elseiver.
• Alwi, I. (2009).Peran Antikoagulan pada Sindrom Koroner Akut Non
Elevasi ST: Fokus pada LMWH. Dalam Alwi, I; Nasution, S.A; Ranitya,
R. Prosiding Simposium Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular
VIII. (hlm 14-25). Jakarta. PusatPenerbitan Deaprtemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
• Davis, L.L (2008). Care Of Patients With Acute Coronary Syndrome:
Unstable Angina And Non ST Segment Elevation Myocardial
Infarction. Dalam Moser, D.K. & Riegel, B. Cardiac Nursing: A
Companion to Braunwald’s Heart Disease. St. Louis. Saunders
Elsevier.
• Dharma, S. (2009) Sistematika Interpretasi EKG: Pedoman praktis.
Jakarta. EGC.
• Diklat PJT RSCM. (2008). Buku Ajar Keperawatan Kardiologi Dasar.
Jakarta: untuk kalangan sendiri.
• Muttaqin, A. (2009) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta.
Salemba Medika.
• NANDA International. (2015). Diagnosis keperawatan: definisi dan
klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
• Prince, S.A & Wilson, L.M. (2005) Patofisiologi; konsep klinis
proses- proses penyakit. Edisi 4. Jakarta. EGC.
SELESAI
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai