Oleh :
Desti Kumalasari
NIM : 62019040012
Aterosklerosis
Thrombosis
Konstriksi arteri koronaria
Gangguan perfusi
Nekrose lebih dari 30 menit jaringan miocard
Seluler hipoksia
Metabolismen an aerob
Intoleransi
aktivitas Kegagalan pompa jantung
Penurunan COP
Resiko kelebihan
volume cairan
ekstravaskuler
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiografi (EKG) adanya elevasi segmen ST pada sadapan
tertentu
- Lead II, III, Avf : Infrak inferior
- Lead VI-V3 : Infrak anteroseptal
- Lead I, aVL, VI-V6 : Infrak anterolateral
- Lead I, Avl: Infrak high lateral
- Lead I, Avl, VI-V6 : Infrak anterolateral luas
- Lead II, III, Avf, v5-v6 : Infrak inferolateral
2. Ekokardiogram
Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung
khususnya fungsi ventrikel dengan menggunakan
glombangultrasonoouns
3. Laboratorium, peningkatan enzim CK-MB, CK 3-8 jam setelah
serangan puncaknya 10-30 gram dab normal kembali 2-3 hari;
peningkatan LDH setelah serangan puncaknya 48-172 jam dan
kembali normal 7-14 hari – Leukosit meningkat 10.000-20.000
kolesterol atau trigliserid meningkat sebagai akibataterosklerosis
4. Foto thorax rontgen tampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan
terlihat pada bendungan paru berupa pelebaran corakan vaskuler paru
dan hipertropi ventrikel
5. Percutaneus Coronary Angiografi (PCA) pemasangan kateter jantung
dengan menggunakan zat kontras dan memonitir x-ray yang
mengetahui sumbatan pada arteri koroner
6. Tes treadmill uji latih jantung untuk mengetahui respon jantung
terhadap aktivitas
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Istirahat total, tirah baring, posisi semi fowler
2. Monitor EKG
3. Diet rendah kalori dan mudah dicerna, makanan linak/seringserta
rendah garam (bila gaggal jantung)
4. Pasang infuse dektrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena
5. Atasi nyeri:
- Morfin 2,5-5 mg atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang
- Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker
- Oksigen 2-4 liter/menit
- Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv
6. Antikoagulan :
a. Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv
dilakukan atas indikasi
b. Diteruskan asetakumoral atau wafarain
c. Streptokinase/ trombolisis
7. Pengobatan ditunjukkan sedapat mungkin menperbaiki kembali aliran
pembuluh darah koroner.
8. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian primer
a. Airway
Sumbatan atau penumpukan secret
Wheezing atau krekles
b. Breathing
Sesak dengan aktivitas ringan atau istirahat
RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
Ronchi, krekles
Ekspansi dada tidak penuh
Penggunaan otot bantu nafas
c. Circulation
Nadi lemah, tidak teratur
Takikardi
TD meningka/ menurun
Edema
Gelisah
Akral dingin
Kulit pucat
Output urin menurun
PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian sekunder
1. Aktivitas
Gejala :
- Kelelahan
- Kelemahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olahraga tidak teratur
Tanda:
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aktivitas
2. Sirkulasi
Gejala :
Riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus
Tanda
- Tekanan darah
Dapat normal/ naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau
berdiri
- Nadi
Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur
(distritmia)
- Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjjukkan
gagal jantung atau penurunan kontraktilitas atau complain
ventrikel
- Murmur
- Friksi : dicurigai perikarditis
- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
- Edema
Distensi vena jugularis, edema pedendent, perifer, krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
3. Integritas ego
Gejala :
Menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati,
perasaan ajal sudsh dekat, marah pada penyakit atau
perawatan, khawatir tentang pekerjaan.
Tanda
Menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
perilaku menyerang, focus pada diri sendiri
4. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun
5. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa
terbakar.
Tanda: penurunan turgor kulit, kulit kering berkeringat, perubahan
berat badan
6. Hygiene
Gejala/tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut, selama tidur atau saat bangun (duduk
atau istirahat)
8. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak
berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan
istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri
dalam dan viseral )
9. Pernafasan
Gejal :
- Dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat
- Dispnea nocturnal
- Batak tanpa atau denga produksi sputum
- Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis
Tanda :
- Peningkatan frekuensi pernafasan
- Nafas sesak/ kuat
- Bunyi nafas (bersih, krekles, mengi), sputum
10. Interaksi sosial
Gejala:
- Strees
- Kesulitan koping dengan streesor yang ada missal: penyaki,
perawatan di RS
Tanda:
- Kesulitan istirahat dengan tenang
- Respon terlalu emosi (marah terus menerus, takut)
- Menarik diri
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri
2. Resiko penurunan curah jntung berhubungan dengan perubahan factor-
faktor listrik, penurunan karakteristik miokard
3. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan
penurunan perfusi ginjal
4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah
ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membrane alveolar-
kapiler
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antra
suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemik/nekrosis
jaringan miokard
6. Gangguan perfusi jaringan miocard berhubungan dengan iskemik
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnose NOC (KH) NIC (INTERVENSI )
Keperawatan
1. Nyeri akut Tujuan : Intervensi :
Nyeri berkurang setelah - Observasi karakteristik,
berhubungan
dilakukan tindakan lokasi, waktu, dan
dengan iskemia keperawatan perjalanan rasa nyeri
KH: dada
jaringan sekunder
- Nyeri dada berkurang - Anjurkan pasien untuk
terhadap sumbatan dari skala 6 menjadi menghentikan aktivitas
2/1 selama ada serangan
arteri
- Ekspresi wajah dan istirahat
rileks/tidak gelisah - Bantu pasien untuk
- TTV dalam rentang melakukan tehnik
normal relaksasi (nafas dalam,
- distraksi)
- Pertahankan oksigenasi
dengan nasal kanul (2-4
L/menit)
- Monitor TTV
- Kolaborasi dalam
pemberian analgesik
2. Resiko penurunan Tujuan: Curah jantung Intervensi :
membaik/ stabil setelah - Pertahankan tirah
curah jntung
dilakukan tindakan baring selama fase
berhubungan keperawatan akut
KH: - Kaji dan laporkan
dengan perubahan
- Tidak ada edema adanya tanda-tanda
factor-faktor - Tidak ada disritmia penurunan COP, TD
- Haluaran urin normal - Monitor haluaran urin
listrik, penurunan
- TTV dalam rentang - Kaji dan pantau TTV
karakteristik normal tiap jam
- Kaji dan pantau EKG
miokard
tiap hari
- Berikan oksigen sesuai
kebutuhan
- Pertahankan cairan
parenteral dan obat-
obatan sesuai advis
- Berikan makanan
sesuai diitnya
3. Resiko kelebihan Tujuan : keseimbangan Intervensi :
volume cairan volume cairan dapat - Ukur masukan / haluan,
ekstravaskuler dipertahankan catat penurunan,
berhubungan HK: pengeluaran, sifat
dengan penurunan - Tekanan darah dalam konsentrasi, hitung
perfusi ginjal batas normal keseimbangan cairan
- Tak ada distensi vena - Observasi adanya
perifer dan edema oedema dependen
dependen - Timbang BB tiap hari
- Paru bersih - Pertahankan masukan
- Bbb ideal total cairan 2000 ml/24
jam dalam toleransi
kardiovaskuler
- Kolaborasi dalam
pemberian diit