Anda di halaman 1dari 53

Laporan Kegiatan Orientasi Karyawan

RSU Nurusyifa Kudus

Nama : Siti Farida S.kep., Ns


Jabatan : Perawat
No. HP : 085712423480
Alamat : Ds.Kandangmas Rt : 01 / Rw : 015 Kec. Dawe,
Kab. Kudus

RSU Nurusyifa Jekulo Kudus

JL. KUDUS-PATI KM 10 JEKULO, KUDUS, JAWA TENGAH

Telp. (0291) 4246440 Call Center IGD :081575540540

E-Mail : rsu.nurussyifa.kudus@gmail.com

i| R S N S
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan orientasi dengan baik, dan tak lupa shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, kerabatnya, dan sahabatnya hingga
akhir zaman. Sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Orientasi selama 2 Bulan (29
Desember 2020 s/d 28 Februari 2021)”.

Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong
dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. H. Sobirin, Sp.S selaku Ketua Yayasan RSU Nurusyifa Kudus.


2. dr Siti Khoiryah,Sp.PK selaku Pembina RSU Nurusyifa Kudus.
3. Suwardi, S.Ked, MARS selaku Konsultan RSU Nurusyifa Kudus
4. dr. TitiWulandari selaku DirekturRSU Nurusyifa Kudus.
5. dr. A.A. Gede Suprihatin S. selaku Kabid Keperawatan dan Pelayanan
6. dr.Wulandari selaku Kabid Umum Dan Keuangan
7. Tri Mardani, Amd.Keb selaku Kasie Keperawatan
8. dr. Ina Marlina selaku Kabid Penunjang Medis
9. Minakhul Fikriah, SKM selaku Kasie Umum & Admin
10. dr. Fachruriza selaku Kasie PSDM
11. dr. Safira Aulia Rahma selaku Kasie Keuangan

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kudus, 27 Februari 2021


Penulis,

Siti Farida S.Kep.,Ns

ii | R S N S
LAPORAN ORIENTASI UMUM
29 Desember 2020 – 28 Februari 2021

A. PROFIL RSU NURUSSYIFA


Rumah Sakit Umum Nurussyifa  berada di Jln.Raya Kudus – Pati KM.10 Klaling Jekulo Kudus merupakan rumah sakit dibawah Yayasan Al-Mabrur,
yang bermula dari sebuah praktek pribadi dr.Sobirin, Sp.S dan dr.Siti Khoiriyah, Sp.PK, kemudian berkembang menjadi Balai Pengobatan atas nama dr.Siti
Khoiriyah, Sp.PK dan Rumah Bersalin atas nama dr.Sobirin, Sp.S. Pada perkembangannya, tahun 2004 menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak dan pada bulan
November tahun 2010 mendapat ijin dari pemerintah menjadi Rumah Sakit Umum dengan nama RSU NURUSSYIFA yang pada saat ini menempati lahan
seluas 4218 M2 dan lahan yang baru ditempati sebagai bangunan terbuka seluas 1000 M2 dengan luas bangunan 3218 M2. Untuk pelayanan tahun 2016 IGD
pindah ke gedung baru yang berada digedung belakang rumah sakit lama.
Sebagai intitusi pelayanan jasa kesehatan yang terus berupaya untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik sejalan dengan visi Membentuk
Masjid Berwujud Rumah Sakit dan Menjadi Rumah Sakit Terbaik di Kudus Tahun 2021 dan operasionalnya RSU Nurussyifa mencoba menerapkan nilai-nilai
Islam ke dalam seluruh aspek pelayanan dan managemennya.
B. JADWAL ORIENTASI
1. ORIENTASI UMUM
1.1 Visi
Membentuk Masjid Berwujud Rumah Sakit dan Menjadi Rumah Sakit Terbaik di Kudus Tahun 2021
1.2 Misi
1. Menjadikan Islam sebagai motivasi dan landasan aktifitas rumah sakit
2. Memberikan layanan prima dengan aklakul karimah
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia
4. Memberikan penyuluhan kesehatan sebagai bentuk upaya promotif preventif
5. Mengoptimalkan dan melengkapi sarana dan prasaran
6. Peduli Sosial
7. Mendorong Rumah Sakit untuk tumbuh dan berkembang

3|RSNS
8. Menciptakan rasa Aman dan Nyaman di lingkungan Rumah Sakit
1.3 Motto
Menggapai kesembuhan atas ridho Illahi
1.4 Tata Nilai (BERTAHMID)
B ( BERSIH )
- Bersih hati dari maksiat
Bersih Berpakaian (dari jilbab hingga sepatu)
- Bersih Lingkungan
- Bersih bahan dan alat
- Bersih dari hal-hal yang haram

E ( EMPATI )
- Memperlakukan pasien dan keluarga pasien sebagaimana kita ingin diperlakukan
- Menghargai pasien tidak pilih pilih
- Membantu mengupayakan apapun yang terbaik bagi pasien
- Menjadi pendengar yang baik
- Nyedulur dengan pasien (mengenaal nama pasien, alamatnya dan KK nya)

R ( RAMAH )
- Senyum setiap berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
- Mengucapkan salam setiap masuk ruangan
- Menyapa pasien dan keluarga pasien dengan sapaan yang lembut
- Mohon permisi  bila melewati keluarga atau pengunjung pasien
- Menjawab setiap pertanyaan dengan bahasa yang sopan

4|RSNS
T ( TANGGAP )
- Inisiatif dan sadara perubahan
- Tahu apa yang dibutuhkan pasien
- Cepat menolong sebelum diminta
- Melaksanakan pekerjaanya tanpa menunggu disuruh
- Menyelesaikan masalah yang dikeluhkan pasien dengan segera

A ( AMANAH )
- Jujur dan tidak bohong
- Tepat waktu dan disiplin
- Bisa dipercaya kata dan perbuatannya
- Profesional, tertib, dan prosedural
- Tanggung jawab atas tugasnya

H ( HANDARBENI )
- Open
- Gatek
- Gemati
- Tresno
- Setia ( Loyal )

M ( MUHASABAH )
- Selalu mengevaluasi diri

5|RSNS
- Tiada hari tanpa prestasi
- Berlapang dada danbersedia menerima kritikan

I ( IKHLAS )
- Tetap bekerja optimal walau tidak dilihat oleh pimpinan
- Ikhlas untuk beramal jama'i
- Mengharap ridho ALLAH SWT
- Tidak mengharap pujian atau imbalan dari pasien atas kebaikannya
- Tidak mudah mengeluh dan tidak mutungan

D ( DISIPLIN )
- Tepat waktu
- Tepat cara
- Tepat prosedur

6|RSNS
1.5 Jadwal Dokter

7|RSNS
1.6 Bantuan Hidup Dasar (BHD)
a. Aman diri, aman pasien, aman lingkungan
b. Cek respon korban
c. Panggil bantuan
d. Cek pernafasan korban
e. Jika korban tidak ada respon, tidak ada nafas à HENTI JANTUNG
f. Panggil CODE BLUE dan AED terdekat
g. Lakukan kompresi dada : Tekan cepat 100-120x/m, Tekan kuat 5-6 cm, Recoil Sempurna
h. Mulai siklus kompresi dada dan bantuan pernapasan
i. Buka Jalan napas dan berikan bantuan pernapasan
j. Setelah 30 kompresi dada.. à buka jalan napas dengan teknik (angkat dagu-tengadahkan kepala).
k. AED datang àSetelah 30 kompresi dadaà buka jalan napas dengan teknik (angkat dagu-tengadahkan kepala).
1.) Shock diperintahkan..!
- Jangan sentuh korban
- Tekan tombol shock
- Lanjutkan RJP 30:2
Jika shock tidak diperintahkan,
- lanjutkan RJP 30:2, sesuai dengan perintah alat AED.
2.) Posisi Recovery (Pulih) àPosisi pulih (recovery) digunakan pada korban dewasa yang tidak respon dengan pernapasan dan sirkulasi yang
adekuat.
3.) Mempertahankan patensi jalan napas dan mengurangi resiko obstruksi jalan napas dan aspirasi

8|RSNS
1.7 Struktur Organisasi RSU Nurussyifa

9|RSNS
Struktur Organisasi RSU NURUSSYIFA :
a. Ketua yayasan : dr. H.Sobirin , Sp,S.M.Pd
b. Pembina RS : dr.Hj.Siti Khoiriyah, Sp.PK
c. SPI/ Konsultan : Bpk. Suwardi, S.Ked.MARS
d. Direktur RS : dr.Titi Wulandari
e. Kabid Keperawatan dan Penunjang medis : dr. Ina Marlina
f. Kabid Umum Dan Keuangan : dr.Wulandari
g. Kasie Keperawatan : Tri Mardani, Amd., Keb.
h. Kasie Umum & Admin : Minakhul Fikriah, SKM
i. Kasie PSDM : dr. Fachru Riza Ahmad
j. Kasie Keuangan : dr. Safira Aulia Rahma

1.8 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


a. Ketepatan identifikasi pasien
Nama dan tanggal lahir, kemudian ada 2 identitas tambahan yaitu Nomor
Rekam Medis dan Alamat pasien.
b. Peningkatan komunikasi efektif

10 | R S N S
Pesan secara verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca ulang oleh penerima
pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan kemudian di stempel TBK,
dilengkapi dan dimintakan Ttd dalam waktu 1x24 jam atau pada saat dokter
melakukan visite
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai (hight alert medications)
Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai.
Tempat penyimpanan, pelabelan, dan penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai termasuk HIGH ALERT dan LASA diatur ditempat yang aman (troli
emergency dan dipastikan terkunci).Dilakukan pengecekan ulang (double
croscek) setiap pemberian obat hight alert atau Lasa
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Pelayanan di RSU Nurussyifa menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat
dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam
proses penandaan/pemberi tanda.Rumah Sakit Umum Nurussyifa
menggunakan satu tanda ditempat sayatan operasi pertama atau tindakan
invasif yang dapat dikenali dengan cepat yaitu dengan tanda √ ᴑ
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan Kesehatan mengadopsi atau mengadaptasi pedoman
hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (dari
WHO)
f. Pengurangan risiko pasien jatuh
Fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan proses asesmen awal risiko pasien
jatuh dan melakukan assesmen lanjutan terhadap semua pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.

1.9 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


a. 5 Momen Cuci Tangan
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

b. 6 Langkah Cuci Tangan


1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar;
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian;
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih;
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci;
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian; dan
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

11 | R S N S
c. Prinsip dari 6 Langkah Cuci Tangan
1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik
(handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash)
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3. 5 (lima) kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

1.10 Hak dan Kewajiban Pasien


Menurut perundang-undangan no 44 tahun 2009
HAK:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit;
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit;
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit;
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya;
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya;
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit;
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;

12 | R S N S
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
q. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana; dan
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

KEWAJIBAN
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Nurussyifa
b. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengujung lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit Umum
Nurussyifa
d. Memberikan informasi mengenai yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
Rumah Sakit Umum Nurussyfa dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perudang-undangan
g. Menerima segela konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang di terima

1.11 APAR
Penggunaan APAR adalah ketentuan tentang tata cara penggunaan alat
pemadam api ringan. Cara Penggunaan APAR, yaitu sebagai berikut:
1. Memastikan tabung APAR terisi
2. Mengangkat tabung dan bawa ketempat terjadinya kebakaran.
3. Cabut Pin pengunci
4. Arahkan nozzle ke sumber api
5. Tekan tangkai penekan nozzle dan arahkan pancaran serbuk kimia seperti
gerakan menyapu, agar terbentuk semacam awan diatas nyala api.
6. Ratakan serbuk yang keluar dan pancaran harus dilakukan searah dengan
arah angin.

13 | R S N S
7. Bila api sudah padam,hentikan pancaran.

1.12 SPILL KIT


Cara pengunaan spill kit, yaitu:
a. Petugas segera mempersiapkan peralatan dan bahan :
1. APD sarung tangan, google, apron, masker, penutup kepala.
2. SPILL KIT yang berisi perangkat kebersihan (lap penyerap, plastik sampah
kuning/infeksius, pengki kecil, sapu kecil, desinfektan)
3. Alat pel
4. Tanda peringatan
b. Teknik atau cara pembersihan tumpahan :
1. Gunakan APD
2. Relokasi tempat terjadi tumpahan dengan tanda peringatan.
c. Lokalisir tumpahan dengan menggunakan tisu dan tunggu 2 menit.
d. Beri desinfektan tepat pada area tumpahan dan tunggu 5-10 detik.
e. Kemudian lap dengan menggunakan l\kain (pembersihan dilakukan dengan
memutar searah jarum jam).
f. Masukan kotoran dan lap bekas tumpahan ke kantong plastik warna kuning.
g. Semua peralatan dimasukan ke dalam plastik warna kuning untuk dicuci
kembali
h. Selanjutnya lantai disemprot lagi dengan desinfektan dan tunggu 2 menit, lalu
pel lantai bekas area tumpahan.
i. Ambil safety sign kembali dan lepas APD.
j. Petugas mencuci tangan sesuai prosedur, dan mencatat kejadian di logbook.
k. Limbah B3 dibawa dengan troli tertutup ke TPS B3.

1.13 Pelayanan RSU Nurussyifa


a. Layanan 24 Jam 5. Gizi
1. IGD c. Poliklinik
2. Persalinan 1. Poliklinik Umum
3. Rontgen 2. Poliklinik Gigi
4. Instalasi Farmasi 3. Poliklinik Saraf
5. Ruang Bersalin 4. Poliklinik Penyakit Dalam
6. Ruang Operasi 5. Poliklinik Penyakit Dalam Sub
7. Ambulance Spesialis Konsultan Kardiovaskular
b. Layanan Penunjang 6. Poliklinik Bedah
1. Rehabilitasi Medik 7. Poliklinik Bedah Ortopedi
(Okupasi, Fisioterapi, 8. Poliklinik Paru
Terapi Wicara) 9. Poliklinik Anak
2. Echocardiografi 10. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
3. EKG 11. Poliklinik Kedokteran Fisik dan
4. USG Rehabilitasi

14 | R S N S
d. Layanan Unggulan Lain 3. Nurussyifa Home Care
1. Nurussyifa Beauty Care 4. Nurussyifa Mart
2. Nurussyifa Khitan Care

15 | R S N S
FASILITASRAWAT INAP :
 Ruang VIP (5Tempat Tidur)
 1 Kamar diisi 1 bed pasien
 AC, Kulkas, TV LCD, Sofa, Teko Pemanas Air, Almari Cabinett, Over Table,
Water Heater, dengan kamar mandi di dalam
 Ruang Kelas 1 (5Tempat Tidur)
 1 kamar 1 bed
 AC,TV LCD, Sofa, Almari Cabinett, Over Table Water Heater, dengan
kamar mandi di dalam
 Ruang kelas 2 (20 Tempat Tidur)
 1 kamar 1 bed
 Kipas, Almari Cabinett, Over Table dengan kamar mandi di dalam ruangan
 Ruang Kelas 3(12 Tempat tidur)
 1 ruang diisi 3bed
 Kipas, Almari Cabinett, Over Table dengan kamar mandi di dalam ruangan

16 | R S N S
Lantai I Admin

TPSB3 HCU CSSD OK IGD


R.
VK
Apotik
TPPRI
JENAZAH
RO
TRANSIT
NS Gud
Kardio
R.
ang
BC Far. Tunggu

NS Mart R. Tunggu

Gizi

Laundry Aisyah Perina

Musholla
Lantai II

P. Bedah P. Paru P. Obsgyn


R. MARWA

P. Penyakit
Dalam
R. Tunggu R. MARWA
R. Tunggu R.
P. Saraf Perawat Toilet
Pantry
R. Tunggu

Musholla
R. Tunggu

P. Anak Taman P. Gigi


H
Apotek K
R. Tunggu Aula PPI
Musholla RM
Kasir

Tensi R. Tunggu
RM
Asuransi R. Shofa
Fisioterapi Laboratorium
Pendaftaran

17 | R S N S
18 | R S N S
LAPORAN ORIENTASI KHUSUS
29 Desember 2020 – 28 Februari 2021

I. TTD PERKENALAN
- TTD Dokter

19 | R S N S
- TTD Karyawan Rsu Nurussyifa

20 | R S N S
21 | R S N S
II. Kegiatan Sehari-hari (ADL)

22 | R S N S
23 | R S N S
24 | R S N S
25 | R S N S
III. Membuat 4 ASKEP selama orientasi 2 Bulan
1. Askep Pada Tn.H Dengan SNH (Stroke Non Haemoragic)
Diagnose keperawatan :
- gangguan mobilitas fisik
- kurangnya pengetahuan
2. Askep Pada An.N Dengan KDS (Kejang Demam Sederhana)
Diagnosa keperawatan
- hipertermi
- resiko kejang berulang
3. Askep Pad Any.S Dengan Hipertensi
Diagnosa keperawatan
- nyeri akut
- gangguan mobilitas fisik
4. Askep Pad Any.S Dengan DM (Diabetes Mellitus)
Diagnosa keperawatan
- gangguan rasa nyaman nyeri
- resiko infeksi

26 | R S N S
LAPORAN PENDAHULUAN

KEJANG DEMAM

DI RUANG MARWA

RSU NURUSSYIFA JEKULO KUDUS

Nama : Siti Farida S.kep., Ns


Jabatan : Perawat
No. HP : 085712423480
Alamat : Ds.Kandangmas Rt : 01 / Rw : 015 Kec.
Dawe, Kab. Kudus

RSU Nurusyifa Jekulo Kudus

JL. KUDUS-PATI KM 10 JEKULO, KUDUS, JAWA TENGAH

Telp. (0291) 4246440 Call Center IGD :081575540540

E-Mail : rsu.nurussyifa.kudus@gmail.com

27 | R S N S
A. PNGERTIAN
Kejang demam adalah suatu kondisi saat tubuh anak sudah tidak dapat menahan
serangan demam pada suhu tertentu (Widjaja, 2018).
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu
badan ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial (Lumbantobing, 2018).
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu
rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan
fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga
mengakibatkan renjatan berupa kejang
B. KLASIFIKASI
Kejang demam dapat di klasifikasikan dalam tiga bentuk :

1. Kejang tonik

Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan
masa kehamilan kurang dari 34 minggu dengan bayi prenatal berat berlangsung 10 s/d
15 menit, bisa juga lebih.

2. Kejang klonik

Kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,biasanya berlangsung selama 1-2
menit

3. Takikardia : pada bayi frekuensi sering diatas 150-200 per menit

4. Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil yang terjasi sebagai akibat
menurunnya curah jantung

5. Gejala bendungan system vena : Hepatomegali dan peningaktan tekanan vena


jugularis.

C. ETIOLOGI

Menurut Randle-Short kejang demam dapat disebabkan oleh:


a) Demam tinggi. Demam dapat disebabkan oleh karena tonsilitis, faringitis, otitis
media, gastroentritis, bronkitis, bronchopneumonia, morbili, varisela, demam
berdarah, dan lain-lain.
b) Efek produk toksik dari mikroorganisme (kuman dan otak) terhadap otak.
c) Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal.
28 | R S N S
d) Perubahan cairan dan elektrolit.
e) Faktor predispisisi kejang deman, antara lain:
f) Riwayat keluarga dengan kejang biasanya positif, mencapai 60% kasus.
g) Diturunkan secara dominan, tapi gejala yang muncul tidak lengkap.
h) Angka kejadian adanya latar belakang kelainan masa pre-natal dan perinatal tinggi
i) Angka kejadian adanya kelainan neurologis minor sebelumnya juga tinggi, tapi
kelainan neurologis berat biasanya jarang terjadi.
D. TANDA DAN GEJALA
a. Kejang parsial ( fokal, lokal )
1. Kejang parsial sederhana :
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :
2. Tanda – tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi tubuh; umumnya
gerakan setipa kejang sama.
3. Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
4. Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa seakan
ajtuh dari udara, parestesia.
5. Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.

b. Kejang parsial kompleks


1. Terdapat gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial
simpleks
2. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap – ngecapkan
bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang berulang – ulang pada tangan dan
gerakan tangan lainnya.
3. Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku

c. Kejang umum ( konvulsi atau non konvulsi )


Kejang absens
1. Gangguan kewaspadaan dan responsivitas
2. Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik
3. Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi penuh

29 | R S N S
d. Kejang mioklonik
1. Kedutan – kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara
mendadak.
2. Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan
keduatn sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.
3. Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok
4. Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
e. Kejang tonik klonik
1. Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot
ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1 menit
2. Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih
3. Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.
4. Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal
f. Kejang atonik
1. Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata
turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.
2. Singkat dan terjadi tanpa peringatan.

E. PATOFISIOLOGI
Pada keadaan demam kenaikan suhu 10c akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan o2 akan meningkat 20%. Kenakan suhu tubuh
dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat
terjadi difusi ion k+ maupun Na+, melalui membran tersebut sehingga terjadi lepas
muatan listrik, hal ini bisa meluas ke seluruh sel maupun ke bembran sel sekitarnya
dengan bantuan neuron transmiter dan terjadilah kejang. Kejang yang berlangsung lama
disertai dengan apnea, meningkatkan kebutuhan o2 dan energi untuk kontraksi otot skelet
yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnea dll,selanjutnya menyebabkan
metabolisme otak meningkat hingga terjadi kerusakan neuron otak selama
berlangsungnya kejang lama.

30 | R S N S
F. PATHWAY

G. KOMPLIKASI
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya & tidak
menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lebih lama (>15 menit)
yaitu:
1. Kerusakan otak
2. Retardasi mental
3. Biasanya disertai apnoe, hipoksemia, hiperkapnea, asidosislaktat, hipotensi artrial,
suhu tubuh makin meningkat.

31 | R S N S
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Mansjoer (2008), beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien
dengan kejang demam adalah meliputi:
1. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah tepi lengkap elektrolit dan
glukosa darah dapat dilakukan waLaupun kadang tidak menunjukan kelainan yang
berarti
2. Elektro encephalograft (EEG)
Untuk pemeriksaan ini dirasa kurang mempunyai nilai prognostik. EEG abnormal
tidak dapat digunakan untuk menduga kemungkinan terjadinya epilepsi atau kejang
demam yang berulang dikemudian hari. Saat ini pemeriksaan EEG tidak lagi
dianjurkan untuk pasien kejang demam yang sederhana. Pemeriksaan laboratorium
rutin tidak dianjurkan dan dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi.
3. Pemeriksaan cairan cerebrospinal
Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya meningitis, terutama
pada pasien kejang demam yang pertama. Pada bayi yang masih kecil seringkali
gejala meningitis fidak jelas sehingga. harus dilakukan lumbal pungsi pada bayi
yang berumur kurang dari 6 bulan dan dianjurkan untuk yang berumur kurang dari
18 bulan.

I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan kejang demam menurut wulandari dan erawati (2016)
1. Saat terjadi seangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali adalah
ABCD (Airway Breating Circulation)
2. Setelah ABC aman .baringkan pasien ditempat yang rata untuk mencegah
terjadinya perpindahan posisi tubuh kea rah danger
3. Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus kasa
4. Singkirkan benda- benda yang ada disekitar pasien yang bisa menyebabkan
bahaya
5. lepaskan pakaian yang bisa mengganggu
6. bila suhu tinggi berikan kompres hangat

32 | R S N S
7. setelah pasien sadar dan terbngun berikan minum air hangat
8. jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit dilepaskan
2. Penatalaksanaan Medis
1. Bila pasien datang dalam keadaan kejang obat utama adalah diazepam untuk
membrantas kejang secepat mungkin yang diberi secara IV (INTRAVENA),IM
(INTRAMUSKULAR) dan rectal . Dosis sesuai BB <10 kg 0,5 ,0,75 mg/kg BB
dengan minimal dalam spuit 7,5 mg >20 kg 0,5 mg/kg BB. Dosis rata-rata dipakai
0,3 mg/kg BB/kali dengan maksimal 5 mg pada anak berumur kurang dari 5 tahun
dan 10 mg pada anak yang lebih besar
2. Untuk mencegah edema otak ,berikan kortikosteroid dengan dosis 20-30 mg/kg
BB/hari dan dibagi dalam 3 dosis atau sebaiknya glukortiroid misalnya
deksametazon 0,5- 1 ampul setiap 6 jam
3. Setelah kejang teratasi dengan diazepam selama 45-60 menit disuntikkan
antipileptik dengan daya kerja lama misalnya fenoberbital ,defenilhidation,
diberikan secara intramuscular .dosis awal neonatus 30 mg umur satu bulan satu
tahun 50 mg ,umur satu tahun keatas 75 mg

J. PENGKAJIAN
 Pengkajian Fokus
a. Demografi meliputi; nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
b. Keluhan utama
Saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia akan mengeluh sesak nafas, disertai
batuk ada secret tidak bisa keluar.
c. Riwayat penyakit sekarang
Penyakit bronchitis mulai dirasakan saat penderita mengalami batuk menetap dengan
produksi sputum setiap hari terutama pada saat bangun pagi selama minimum 3 bulan
berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun produksi sputum (hijau, putih/ kuning)
dan banyak sekali. Penderita biasanya menggunakan otot bantu pernfasan, dada
terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, bunyi nnafas krekels, warna
kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.
d. Riwayat penyakit dahulu

33 | R S N S
Biasanya penderita bronchopneumonia sebelumnya belum pernah menderita kasus
yang sama tetapi mereka mempunyai riwayat penyakit yang dapat memicu terjadinya
bronchopneumonia yaitu riwayat merokok, terpaan polusi kima dalam jangka panjang
misalnya debu/ asap.
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya penyakit bronchopneumonia dalam keluarga bukan merupakan faktor
keturunan tetapi kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat seperti merokok.

 Pola pengkajian
1. Pernafasan
 Gejala :
Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batuk menetap dengan produksi
sputum setiap hari ( terutama pada saat bangun) selama minimum 3 bulan berturut-
turut) tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (Hijau, putih/ kuning) dan
banyak sekali Riwayat pneumonia berulang, biasanya terpajan pada polusi kimia/
iritan pernafasan dalam jangka panjang (misalnya rokok sigaret), debu/ asap
(misalnya : asbes debu, batubara, room katun, serbuk gergaji) Pengunaaan oksigen
pada malam hari atau terus -menerus.
 Tanda :
Lebih memilih posisi tiga titik ( tripot) untukbernafas, penggunaan otot bantu
pernafasan (misalnya : meninggikan bahu, retraksi supra klatikula, melebarkan
hidung).
 Dada :
Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP ( bentuk barel), gerakan
difragma minimal.
 Bunyi nafas : Krekels lembab, kasar.
 Warna : Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku abu- abu keseluruhan.
2. Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan ekstremitas bawah.
Tanda :
1. Peningkatan tekanan darah

34 | R S N S
2. Peningkatan frekuensi jantung / takikardi berat, disritmia, distensi leher (penyakit
berat) edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung.Bunyi
jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP dada). Warna
kulit / membrane mukosa : normal atau abu-abu/ sianosis perifer. Pucat dapat
menunjukan anemia.
3. Makanan / cairan
Gejala :
1. Mual / muntah.
2. Nafsu makan buruk / anoreksia ( emfisema).
3. Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan.
Tanda :
1. Turgor kulit buruk.
2. Berkeringat.
3. Palpitasi abdominal dapat menyebabkan hepatomegali.
4. Aktifitas / istirahat
Gejala :
1. Keletihan, keletihan, malaise.
2. Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari- harikarena sulit bernafas.
3. Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalamposisi duduk tinggi.
4. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas atau istirahat.
Tanda :
1. Keletihan.
2. Gelisah/ insomnia.
3. Kelemahan umum / kehilangan masa otot.
5. Integritas ego
Gejala :
- Peningkatan faktor resiko.
Tanda :
- Perubahan pola hidup.
- Ansietas, ketakutan, peka rangsang.
6. Hygiene

35 | R S N S
Gejala :
- Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan
- melakukan aktifitas sehari- hari.
Tanda :
- Kebersihan buruk, bau badan.
7. Keamanan
Gejala :
- Riwayat alergi atau sensitive terhadap zat / factor lingkungan.
- Adanya infeksi berulang.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neoromuskular
2. Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh
3. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan
4. Ansietas b/d kondisi kesehatan klien
5. Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi. Tujuan : Pengetahuan
keluarga meningkat

L. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan NIC NOC
Keperawatan Kriteria Hasil (Itervensi) (Rasional)
1 Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Atur posisi tidur 1. Untuk
terhadap tindakan klien fowler memberikan rasa
inefektifnya keperawatan atau semi nyaman pada
bersihan jalan diharapkan bersihan fowler. klien
nafas b/d jalan nafas teratasi, 2. Lakukan 2. untuk
kerusakan dengan penghisapan membersihkan
neoromuskular Kriteria hasil : lendir, dan mengurangi
Jalan napas bersih 3. Kolaborasi secret
dari sumbatan, suara dengan dokter 3. kolaborasi terapi
napas vesikuler, dalam untuk
sekresi mukosa tidak pemberian memberikan
ada, RR dalam batas therapi pengobatan yang
normal tepat pada klien

2 Resiko kejang Setelah dilakukan 1. Kaji faktor 1. Untuk memberikan


berulang b/d tindakan pencetus kejang. tindakan yang

36 | R S N S
peningkatan keperawatan 2. Libatkan keluarga tepat
suhu tubuh diharapkan Resiko dalam pemberian 2. keluarga sangat
kejang berulang tindakan pada penting dalam
klien. mendukung proses
teratasi/berkurang
3. Observasi tanda- penyembuhan
dengan tanda vital. klien
Kriteria hasil : Lindungi anak dari 3. Pemantauan TTV
Kejang dapat trauma. perlu untuk
dikontrol, suhu 4. Berikan kompres mengetahui
tubuh kembali dingin pda daerah perkembangan
normal dahi dan ketiak. kondisi klien,
trauma dapat
memberikan dapak
psikologis bagi
klien
4. Untung
menurunkan suhu
tubuh klien
3 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui sejauh
mobilitas fisik tindakan mobilisasi klien. mana batas
b/d kerusakan keperawatan 2. Kaji tingkat kemampuan klien
kerusakan dalam beraktivitas
persepsi, diharapkan
mobilsasi klien. 2. Untuk mengetahui
penurunan Kerusakan mobilitas 3. Bantu klien dalam tingkat
kekuatan fisik teratasi dengan pemenuhan kemampuan otot
Kriteria hasil : kebutuhan. untuk beraktivitas
Mobilisasi fisik 4. Latih klien dalam 3. Pemenuhan
klien aktif , kejang mobilisasi sesuai kebutuhan klien
tidak ada, kebutuhan kemampuan klien. perlu untuk
klien teratasi 5. Libatkan keluarga mendukung proses
dalam pemenuhan perkembangan
kebutuhan klien. klien
4. Sebagai penilaian
atas kemampuan
klien dalam
tindakan mandiri
5. Peran keluarga
penting dalam
mendukung
pemulihan klien
4 Ansietas b/d Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Dapat mengetahui
kondisi tindakan pendidikan kemampuan klien
kesehatan klien keperawatan keluarga klien. dalam memahami
2. Kaji tingkat penyait klien
diharapkan ansietas
pengetahuan 2. untuk mengetahui
teratasi, keluarga klien. sejauh mana

37 | R S N S
keluarga klien
mengetahui
tentang penyakit
yang di derita
klien.
5 Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Dapat mengetahui
pengetahuan tindakan pendidikan kemampuan klien
keluarga b/d keperawatan keluarga klien. dalam memahami
kurangnya diharapkan Keluarga 2. Dapat mengetahui penyait klien
informasi. mengerti dengan kemampuan klien 2. untuk mengetahui
Tujuan : proses penyakit dalam memahami sejauh mana
Pengetahuan kejang penyait klien keluarga klien
keluarga demam,dengan 3. Kaji tingkat mengetahui
meningkat Kriteria hasil : pengetahuan tentang penyakit
Keluarga mengerti keluarga klien. yang di derita
dengan proses 4. untuk mengetahui klien.
penyakit kejang sejauh mana
demam, keluarga keluarga klien
klien tidak bertanya mengetahui
lagi tentang tentang penyakit
penyakit, perawatan yang di derita
dan kondisi klien. klien.

38 | R S N S
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN.N DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA (KDS)

Di RUANG MARWA RSU NURUSSYIFA JEKULO KUDUS

I. PENGKAJIAN
tanggal masuk : 10 januari 2021 (jam 20.00 wib)
tanggal pengkajian : 11 januari 2021 (jam 10.00 wib)
A. Identitas Pasien
- nama : An.N
- tgl lahir : 08 Januari 2020
- jenis kelamin : Laki-laki
- alamat : Bulung Kuon
- diagnose : KDS (Kejang Demam sederhana)
- no. RM : 060906
B. Identitas Penanggung Jawab
- nama : Ny.Z
- alamat : Bulung kulon 5/5
- hubungan : Ibu pasien An
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluarga An.N mengatakan post kejang di rumah 1x kurang lebih 5menit. demam seja
1hari, muntah, diare campur ampas, demam naik turun
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga An.N mengatakan ananya post riwayat kejang di rumah 1x selama kurang lebih
5menit. keluarga An.N mengatakan kalau suhu badannya tinggi, si anak demam disertai
kejang. kemudian karena cemas dan khawatir dengan kondisi anaknya, kemudian orang
tua An.N membawanya ke Rsu Nurussyifa untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
setelah sampai di Rsu Nurussyifa pasien dibawa ke UGD dan dilakukan pemeriksaan
TTV dengan hasil :
- SPO2 : 98%,
- N : 139x/m,
- S : 39,9C,
- RR : 26x/m,

39 | R S N S
- GCS : 8 (E2M3V3).
- Pasien mendapatkan terapi O2 : 2lpm, inf D5 ½ Ns 10tpm mikro, stesolid supp 10mg,
paracetamol 125 mg supp,
- Drip fenitoin 75mg dalam Nacl 100cc
- Paracetamol infuse 120mg
- Injeksi ceftriaxone 1 gr/24jam
- Diazepam 2mg (IV)
Kejang
Diazepam 2mg (IV)
Kejang
Kemudian pasien disarankan untuk dilaukan rawat inap dan untuk dilaukan pemeriksaan
lebih lanjut, dan pasien harus dilaukan pengawasan monitor TTV untuk mencegah An.N
kejang berulang. Pasien dipindahkan ke Ruang Inap Marwa No. 13A
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga An.n mengatakan riwayat kejang sejak si anak umur 2bulan. keluarga juga
mengatakan An.n sudah beberapa kali dirawat di Rsu Nurussyifa dengan diagnosis yang
sama yaitu Kejang Demam
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
orang tua An.n mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
menular dan orang tua An.n juga mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai
riwayat demam terus kejang.
D. Kebutuhan Dasar Manusia
1. Kebutuhan Nutrisi
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya mau minum susu formula dan tidak mau minum
asi, tetapi si anak mau minum air putih
A. Antropometri
TB : 83 cm
BB : 8,7 kg
IMT = BBI = 2n + 8
= (2 x 1,4) + 8
= 2,8 + 8
= 10,8 (normal)
B. Biokimia :
tgl 10 januari 2021
HB : 13,1 g/dL (nilai normalnya 12 – 14 g/dL)
Trombosit :144.000L mm3 (nilai normalnya 150.000 – 450.000)

40 | R S N S
C. Clinic sign : akral hangat, turgor kulit kembali agak lambat, mukosa bibir kering, KU
anak tampak lemah lemes dan rewel, CRT >2 detik
D. Diet : Bubur frekuensi 3x1
2. Kebutuhan Eliminasi
Ibu pasien mengatakan kemarin waktu dibawa ke Rsu Nurussyifa An.n mengalami diare
cair kurang lebih 4x dalam 1hari. tetapi hari ini An.n BAB nya sudah bercampur ampas
2x, untuk BAK ibu pasien mengganti pampers 3-4 kali sehari, warna kuning, jumlah urine
400cc
3. Kebutuhan Mobilitas
Semua aktivitas An.n dibantu oleh orang tuanya karena umur pasien baru 1tahun
Skala kekuatan otot :
5|5
5|5
4. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
An.n selama sakit tidurnya kurang nyenyak, banyak rewel nangis dan tidurnya kurang
lebih 6-8 jam sehari selama di rawat di rumah sakit
5. Kebutuhan rasa nyaman nyeri
Ibu pasien mengatakan An.n tidak ada keluhan nyeri, An.n hanya demam naik turun saja
6. Kebutuhan oksigenasi
An.n tidak mengalami gangguan sesak nafas, tidak menggunaan otot bantu pernafasan,
frekuensi nafas 24x/m dan tidak terpasang O2
7. Kebutuhan personal hygne
Ibu pasien mengatakan selama sakit dan dirawat di rumah sakit An.n di sibin 2x sehari
yaitu pagi dan sore. an.n tidak gosok gigi karena giginya baru tumbuh atas 2 dan bawah
2
E. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran
GCS : 15 E4V6M5
Kesadaran : composmentis
2. Penampilan : An.N terlihat rewel menangis terus saat ada perawat masuk ruangan
untuk cek TTV, lemes,
3. Vital sign :
SPO 2 : 98%
N : 126 x/m
RR : 24 x/m
S : 38.5 C

41 | R S N S
4. Kepala : bentuk kepala mesochepal, tidak terdapat jejas luka, tidak ada benjolan, ubun-
ubun baik tidak cekung
5. Mata : mata cowong, penglihatan baik tidak kero, ukuran pupil 2mm, konjungtiva tidak
anemis
6. Hidung : simtris kanan dan kiri, tidak terdapat secret, tidak ada perdarahan hidung atau
mimisan
7. Telinga ; tidak terdapat serumen, simetris kanan dan kiri, pendengaran baik dibuktikan
dengan anak mendegar apa yang dikatakan perawat dan mau merespon
8. Mulut dan tenggorokan : mukosa bibir terlihat kering, tidak ada gangguan berbicara,
tidak ada kesulitan menelan, gigi anak tumbuh atas 2, bawah 2
9. Dada
- jantung
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : teraba ictus cordis di SIC V – VI
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2
- paru-paru
- Inspeksi : Simetris, tidak terlihat tarikan dinding dada kedalam.
- Palpasi :Vokal fremitus kanan-kiri sama
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Bunyi paru normal ( vesikuler ).
- abdomen
- Inspeksi : Simetris, warna kulit sama dengan yang lainnya, tidak ada lesi, tidak ada
distensi
- Auskultasi : Suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran (bagian diafragma dari
stetoskop) terdengar setiap 13x/ menit.
- Perkusi semua kuadran : Tidak ada nyeri saat ditekan.
- Palpasi semua kuadran : Cubitan perut kembali cepat 2 detik

10. genetalia : bersih, tidak terpasang dc, tidak terdapat jejas luka lecet
11. ekstermitas
- atas : turgor kulit kembali cepat, akral hangat, CRT >2 detik, tangan kanan terpasang
infuse D5 ½ Ns 10tpm mikro
- bawah : tidak terdapat jejas luka lecet, akral hangat
12. kulit : warna kulit sawo matang, kulitnya bersih tidak ada jejas luka lecet, turgor kulit
kembali cepat, akral hangat

42 | R S N S
F. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Nama : An.N
No. RM : 060906
Tgl. Pemeriksaan : 10 januari 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Darah rutin
Hemoglobin 13.1 g/dL 12-14
Hematoktrit 38.10 % 37-43
Eritrosit 4.51 Jt/mm3 4.0 – 5.0
MCHC 34.40 g/dL 32.000 – 36.00
MCH 29.00 pg 27.00 – 31.00
MCV 84.40 fl 82.00 – 92.00
Leukosit 7.800 mm3 5.000 – 11.000
Trombosit 144.000L mm3 150.000 – 450.000
Elektrolit
Natrium 133.4 mEq/L 135-145
Calcium 1.13 mEq/L 1.10-1.35
Chloride 99.7 mEq/L
95-108
Kalium 4.75 mEq/L
3.5-5.0

Terapi Yang di Berikan :


- inf d5 ½ Ns 10tpm mikro
- drip fenitoin 75 mg dalam Nacl 100cc
- pct infuse 120mg
- stesolid supp 10mg
- pct 125mg supp
- inj. ceftriaxone 1gr/24 jam
- inj ampicilin 3x20mg

II. ANALISA DATA

Hari/tgl/jam Data Fokus Problem


Senin, DS : ibu pasien mengatakan An.n demam Hipertermi
11-01-2021 masih tinggi, sudah tidak diare, BAB 1x

43 | R S N S
(jam 10.00) sudah ada ampasnya, tidak mual tidak
muntah
DO :
- An.N sedang di kompres ibunya
dan di bedong per 2 jam sesuai
advice dr Hesti Sp.A
- akral hangat, turgor kulit kembali
cepat
- GCS : 15/composmentis
- CRT >2 detik
- TTV : ( SPO2 : 98%, S : 38.8 C, N :
126 x/m, RR : 24 x/m)
Senin , DS : ibu pasien mengatakan cemas Resiko Kejang Berulang
11-01-2021
kalau anaknya mengalami kejang,
(jam 12.15)
DO : keadaan umum pasien lemah,
rewel, badan teraba panas.
- An.N sedang di kompres ibunya
dan di bedong per 2 jam sesuai
advice dr Hesti Sp.A
- akral hangat, turgor kulit kembali
cepat
- GCS : 15/composmentis
- CRT >2 detik
- HR : 110x/mnt
- Suhu 38.40C
- RR: 20x/mnt
- Spo2 96%

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermi
2. Resiko Kejang Berulang
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnose Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan TTD


Keperawatan
Hipertermi Setelah dilakukan - monitor TTV dan KU Farida

tindakan keperawatan - anjurkan untuk bedong per 2

44 | R S N S
selama 3x24 jam jam jika anak demam

diharapkan demam - monitor atau awasi tanda-


tanda kejang berulang
turun dengan KH :
- kolaborasi dengan DPJP
 Suhu tubuh dalam
dalam pemberian
rentan normal (36.6 Paracetamol
– 37.2) - berikan edukasi pada
 TTV dalam rentan keluarga untuk kompres air

normal hangat jika suhu > 38C

 Tidak ada
perubahan warna
kulit dan pusing

Resiko Kejang Setelah dilakukan  Anjurkan pasien untuk Farida


Berulang
tindakan keperawatan menggunakan pakaian yang
selama 3x24 jam mudah menyerap keringat
diharapkan kejang tidak  Batasi aktivitas selama
berulang dengan KH: anak panas
- Tidak terjadi  Observasi kejang dan tanda
serangan kejang vital tiap 2 jam
selama hiperthermi  Kolaborasi dengan dokter
dan medis untuk pemberian
obat antipiretik, antibiotik,
antikejang

V. IMPLEMENTASI

Hari/Tgl Jam Implementasi Respon Ttd


Senin, 07.35 -Membina hubungan DS : keluarga Farida
11-01-2021
saling percaya dengan mengatakan
keluarga klien menghormati tindakan
perawat
DO : keluarga terlihat

45 | R S N S
menerima

-Observasi kejang dan


DS : Pasien
07.45 tanda-tanda vital
mengatakan bersedia,
ibu pasien mengatakan
demam masih tinggi,
BAB sudah campur
ampas
DO :
- KU cukup baik,
turgor kulit kembali
cepat, akral hangat
- GCS
15/composmentis
- CRT >2 detik
- HR 110x/menit.
- Suhu 38.5c
- RR : 20x/menit.
- SPO2 98%

DS : -
-Melakukan injeksi
DO :
08.00 kolaborasi dengan tim
Inj. ampicilin 3x20mg
medis
Infuse D5 ½ NS 10
tpm mikro

-Melakukan kompres DS: Pasien mengikuti


08.15
hangat perintah dan arahan
dari perawat

46 | R S N S
DO: Ibu pasien
membedong anak per 2
jam dan mengompres
pasien dengan air

- monitor TTV hangat dibagian ketiak


DS : -
10.00
DO :
- SPO2 : 98%
- S : 37,4 C
- N : 120 x/m
- RR : 24 x/m
- monitor TTV
DS : -
DO :
12.00
- SPO2 : 98%
- S : 37,4 C
- N : 120 x/m
- RR : 24 x/m
DS : -
- monitor TTV DO :
- SPO2 : 98%
13.45 - S : 37,4 C
- N : 120 x/m
- RR : 24 x/m
Selasa, 07.35 -Membina hubungan DS : keluarga Farida
12-01-2021
saling percaya dengan mengatakan
keluarga klien menghormati tindakan
perawat
DO : keluarga terlihat
menerima
07.45
-Observasi kejang dan DS : Pasien

tanda-tanda vital mengatakan bersedia,

47 | R S N S
ibu pasien mengatakan
demam masih tinggi,
BAB sudah campur
ampas
DO :
- KU cukup baik,
turgor kulit kembali
cepat, akral hangat
- GCS
15/composmentis
- CRT >2 detik
- HR 110x/menit.
- Suhu 38.5c
- RR : 20x/menit.
- SPO2 98%

-Melakukan injeksi
kolaborasi dengan tim DS : -
08.00
medis DO :
Inj. ampicilin 3x20mg
Infuse D5 ½ NS 10
tpm mikro

-Melakukan kompres
hangat
08.15 DS: Pasien mengikuti
perintah dan arahan
dari perawat
DO: Ibu pasien
membedong anak per 2
jam dan mengompres
pasien dengan air

48 | R S N S
- monitor TTV hangat dibagian ketiak
10.00
DS : -
DO :
- SPO2 : 98%
- S : 36,8C
- N : 120 x/m
- RR : 24 x/m
- monitor TTV
DS : -
12.00
DO :
- SPO2 : 98%
- S : 37,2 C
- N : 100 x/m
- monitor TTV - RR : 24 x/m
13.45
DS : -
DO :
- SPO2 : 98%
- S : 37 C
- N : 110 x/m
- RR : 24 x/m
Rabu, 14.30 - monitor KU dan DS : ibu pasien Farida
13-01-2021 TTV mengatakan anak sudah
tidak demam, BAB sudah
normal dalam artian
sudah tidak cair dan
sudah kempel
DO :
- KU cukup baik, turgor
kulit kembali cepat,
akral hangat
- GCS
15/composmentis
- CRT >2 detik
- TTV :

49 | R S N S
- SPO2 : 98%
- S : 36.8 C
- N : 115 x/m
- RR : 24 x/m
- Melakukan injeksi
kolaborasi dengan DS : -
tim medis DO :
Inj. ampicilin 3x20mg
Infuse D5 ½ NS 10
- monitor TTV tpm mikro
DS : -
DO :
- SPO2 : 98%
- S : 37,2 C
- N : 100 x/m
- monitor TTV
- RR : 24 x/m
DS : -
DO :
- SPO2 : 98%
- S : 36.8 C
- N : 110 x/m
- RR : 24 x/m

VI. EVALUASI HASIL

Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd


Senin, S : ibu pasien mengatakan anak demam masih naik turun+, BAB Farida
11-01-2021 cair campur ampas 2x
(jam 13.45) O:
- KU cukup baik, akral hangat, turgor kulit kembali cepat

50 | R S N S
- GCS : 15 (composmentis)
- CRT >2detik
- TTV : SPO2 : 98%, N : 120x/m, S : 38,2C, RR : 24x/m
A:
- Hipertermi
- Resiko kejang berulang
P:
- monitor KU dan TTV
- anjurkan kompres dan bedong jika suhu > 38C
- edukasi pasien untuk banyak minum air putih untuk
mengurangi resiko dehidrasi
- kolaborasi DPJP
Selasa, S : ibu pasien mengatakan demam anak masih naik turun, An.N Farida
12-01-2021 sudah dilaukan kompres air hangat dibagian lipatan-lipatan seperti
(jam 13.45) lipatan ketiak dan paha, bedong per 2jam, BAB 1x kempel
O:
- Ku cukup baik, akral hangat, turgor kulit kembali cepat
- GCS : 15 composmentis
- CRT >2detik
- TTV : SPO2 : 97%, N : 120X/m, S : 37.8 C, RR : 24x/m
A : Hipertermi
P:
- monitor Ku dan TTV
- anjurkan kompres dan bedong jika suhu > 38C
- edukasi pasien untuk banyak minum air putih untuk
mengurangi resiko dehidrasi
- kolaborasi DPJP
Rabu, S : ibu pasien mengatakan An.N demam sudah mulai turun, sehari Farida
13-01-2021 ini suhu An.N stabil 36C
(jam 20.35) O:
- Ku cukup baik, akral hangat, turgor kulit kembali cepat
- GCS : 15 composmentis
- CRT >2detik
- TTV : SPO2 : 98%, N : 120X/m, S : 36,6C, RR : 24x/m
A : Hipertermi teratasi
P:
- monitor Ku dan TTV
- anjurkan kompres dan bedong jika suhu > 38C

51 | R S N S
- edukasi pasien untuk banyak minum air putih untuk
mengurangi resiko dehidrasi
- kolaborasi DPJP
- BLPL jika besok suhu normal

52 | R S N S
PENUTUP

Berdasarkan kegiatan orientasi yang dilakukan di RSU Nurussyifa penulis telah


mendapatkan pengalaman bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya, wawasan dan
keterampilan baru yang mana pengalaman tersebut tidak didapatkan di perkuliahan. Hasil
yang telah diperoleh selama orientasi di RSU Nurussyifa yaitu:
1. Mengetahui kondisi dunia kerja di RSU Nurussyifa
2. Memahami cara kerja di unit Rawat Inap
3. Memahami arti dari tanggung jawab dan kedisiplinan dalam menyelesaikan pekerjaan
4. Meningkatkan nilai ibadah dalam hal halaqah karyawan dan adanya lembar muttabaah
yaumiyah

53 | R S N S

Anda mungkin juga menyukai